3. Musnad Ahli Bait
Musnad Ahmad 1625: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Abu Ishaq] dari [Buraid bin Abu Maryam As Saluli] dari [Abu Al Haura`] dari [Al Hasan bin Ali] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika dalam qunut shalat witir: "ALLAHUMMAHDINI FI MAN HADAIT WA 'AFINI FI MAN 'AFAIT WA TAWALLANI FIMAN TAWALLAIT WA BAARIK LI FI MAA A'THAIT WAQINI SYARRA MA QADHAIT, FA INNAKA TAQDLI WA LA YUQDLA 'ALAIK, INNAHU LA YADZILLU MAN WAALAITA TABARAKTA RABBANA WA TA'ALAIT (Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang Engkau beri perlindungan, sayangilah aku sebagaimana orang yang Engkau sayangi dan berilah berkah padaku pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah aku dari kejelekan taqdir yang Engkau tentukan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan putusan dan tidak ada orang yang memutuskan putusan kepada-Mu. Sesungguhnya tidak akan terhina orang yang Engkau bela. Maha Suci Engkau Wahai tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau.) "
Musnad Ahmad 1626: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syarik] dari [Abu Ishaq] dari [Hubairah] bahwa [Al Hasan bin Ali] berkhutbah di hadapan kami: "Sesungguhnya seorang lelaki telah meninggalkan kalian kemarin, yang mana orang-orang terdahulu tidak dapat menandinginya dalam hal ilmu dan orang-orang setelahnya tidak dapat menyainginya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutusnya untuk memegang bendera pasukan. Jibril di sebelah kanannya dan Mikail di sebelah kirinya, dan dia tidak akan bergegas pergi (meninggalakan medan perang) hingga musuh dapat ditaklukkan."
Musnad Ahmad 1627: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari ['Amru bin Hubaisy] berkata: [Al Hasan bin Ali] menyampaikan khutbah kepada kami setelah terbunuhnya Ali: Sesungguhnya seorang lelaki telah meninggalkan kalian kemarin, yang mana orang-orang terdahulu tidak dapat menandinginya dalam hal ilmu dan orang-orang setelahnya tidak dapat menyainginya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutusnya dan memberinya bendera pasukan, dan dia tidak akan bergegas pergi (meninggalakan medan perang) hingga musuh dapat ditaklukkan. Dan tidaklah dia meninggalkan Dinar ataupun Dirham kecuali hanya tujuh ratus dirham saja dari pemberiannya yang dia persiapkan untuk menggaji pelayan keluarganya." Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah memberitakan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Abu Al Haura` dari Al Hasan bin Ali bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarinya agar dia membaca pada shalat witir. lalu dia menyebutkan sebagaimana hadits Yunus.
Musnad Ahmad 1628: Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah memberitakan kepada kami [Hammad] dari [Al Hajjaj bin Arthah] dari [Muhammad bin Ali] dari [Al Hasan bin Ali] bahwa suatu ketika jenazah lewat di dekatnya, orang-orang pun berdiri sedang Al Hasan bin Ali tidak berdiri. Al Hasan bertanya: "Apa yang kalian lakukan? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri karena merasa terganggu dengan bau badan seorang Yahudi."
Musnad Ahmad 1629: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Buraidah bin Abu Maryam] dari [Abu Al Haura` As Sa'idi] berkata: Aku bertanya pada [Al Hasan bin Ali]: "Masalah apakah yang paling engkau ingat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Al Hasan menjawab: "Yang aku ingat adalah bahwa aku pernah mengambil sebutir kurma dari kurma sedekah dan aku memasukkannya ke dalam mulutku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengeluarkan kurma tersebut yang sudah bercampur dengan air liur, kemudian beliau membuangnya ke gundukan kurma lainnya." Ada seseorang yang bertanya: "Memangnya kenapa jika engkau memakan kurma tersebut?" Al Hasan menjawab: "Sesungguhnya kami (ahlul bait) tidak memakan sedekah."
Musnad Ahmad 1630: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] juga berkata: Beliau bersabda: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, sesungguhnya kejujuran itu membawa pada ketenangan dan kebohongan itu membawa pada keraguan."
Musnad Ahmad 1631: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] juga berkata: Beliau mengajari kami doa: "ALLAHUMMAHDINI FI MAN HADAIT WA 'AFANI FI MAN 'AFAIT WA TAWALLANI FIMAN TAWALLAIT WA BARIK LI FI MA A'THAIT WAQINI SYARRA MA QADHAIT, INNAHU LA YADZILLU MAN WALAIT (Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang Engkau beri perlindungan, sayangilah aku sebagaimana orang yang Engkau sayangi dan berilah berkah terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku dan jauhkan aku dari kejelekan taqdir yang kau tentukan. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina)." Terkadang beliau juga membaca: "..TABAARAKTA RABBANA WA TA'ALAIT (Maha Suci Engkau Wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau.) "
Musnad Ahmad 1632: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin 'Umarah] telah menceritakan kepada kami [Rabi'ah bin Syaiban], dia berkata kepada [Al Hasan bin Ali] radliallahu 'anhu: "Apakah yang paling engkau ingat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Al Hasan menjawab: "Beliau membawaku masuk ke dalam ruang penapungan sedekah lalu saya mengambil sebutir kurma dan memasukkannya ke dalam mulutku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Buanglah, sesungguhnya itu tidak halal bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ahli baitnya."
Musnad Ahmad 1633: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahmad] yaitu Az Zubair, telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala` bin Shalih] telah menceritakan kepadaku [Buraidah bin Abu Maryam] dari [Abu Al Haura`] berkata: ketika aku sedang bersama [Hasan bin Ali], dia ditanya: "Apakah yang paling engkau ingat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" dia menjawab: "Pada suatu hari saya berjalan bersama beliau, kemudian lewatlah di tempat pengumpulan dan pengeringan kurma sedekah. Lalu saya mengambil sebutir kurma dan memasukkannya ke dalam mulutku, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasukkan jarinya ke mulutku dan mengeluarkan kuma tersebut yang sudah bercampur dengan air liurku. Kemudian ada sebagian sahabat bertanya: "Memangnya kenapa jika engkau membiarkannya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sesungguhnya kami keluarga Muhammad, tidak halal sedekah bagi kami". Dan saya hapal dari beliau shalat lima waktu."
Musnad Ahmad 1634: Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Yazid] yaitu Ibnu Ibrahim At Tustari, telah memberitakan kepada kami [Muhammad] berkata: [diberitakan kepadaku] bahwa jenazah lewat pada Al Hasan bin Ali dan Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma. [Al Hasan] berdiri sedangkan [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma duduk, maka Al Hasan bertanya kepadanya: "Tidakkah kau lihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dilewati jenazah?" Maka Ibnu Abbas berdiri dan berkata: "Ya, namun beliau juga pernah duduk." Al Hasan tidak mengingkari apa yang dikatakan Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma.
Musnad Ahmad 1635: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: saya mendengar [Buraidah bin Abu Maryam] dari [Abu Al Haura`] berkata: Aku bertanya kepada [Al Hasan bin Ali]: "Apakah yang paling engkau ingat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" dia menjawab: "Aku ingat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa saya mengambil sebutir kurma dari kurma sedekah dan memasukkannya ke dalam mulutku." Al Hasan berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuangnya beserta dengan air ludah yang ada. Hal itu ditanyakan: "Wahai Rasulullah, memangnya kenapa dengan kurma ini pada anak kecil ini?" beliau menjawab: "Sesungguhnya kami keluarga Muhammad, tidak halal sedekah bagi kami."
Musnad Ahmad 1636: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] juga berkata: Beliau bersabda: "Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, menuju sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan kebohongan itu keraguan."
Musnad Ahmad 1637: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya, [Al Hasan] berkata: beliau mengajari kami do'a ini: "ALLAHUMMAHDINI FI MAN HADAIT WA 'AFANI FI MAN 'AFAIT WA TAWALLANI FIMAN TAWALLAIT WA BARIK LI FI MA A'THAIT WAQINI SYARRA MA QADHAIT, INNAHU LA YADZILLU MAN WALAIT (Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang Engkau beri perlindungan, sayangilah aku sebagaimana orang yang Engkau sayangi dan berilah berkah terhadap apa yang telah Engkau berikan kepadaku dan jauhkan aku dari kejelekan taqdir yang kau tentukan. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina)." Syu'bah berkata: dan menurutku beliau juga berkata: "TABAARAKTA RABBANA WA TA'ALAIT (Maha Suci Engkau, Wahai tuhan kami Maha Tinggi Engkau.) " Dan Syu'bah berkata: dan telah menceritakan kepadaku seseorang yang mendengarnya dari Al Hasan, dan saya mendengar dia meriwayatkan hadits ini pada saat dia keluar untuk menemui Al Mahdi setelah wafat ayahnya, dan Syu'bah tidak merasa ragu dengan lafazh hadits: "TABAARAKTA RABBANA WA TA'ALAIT (Maha Suci Engkau, Wahai tuhan kami Maha Tinggi Engkau.) ". Muhammad bin Ja'far bertanya kepada Syu'bah: "Apakah kamu ragu mengenai hal itu?" dia menjawab: "Tidak."
Musnad Ahmad 1638: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin]: bahwa ada jenazah yang lewat di hadapan [Ibnu Abbas] dan [Al Hasan], kemudian salah seorang dari mereka berdiri sedang yang lainnya duduk. Maka rang yang berdiri bertanya: "Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri?" sedangkan yang duduk menjawab: "Ya. dan beliau juga duduk."
Musnad Ahmad 1639: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab Ats Tsaqafi] dari [Ayyub] dari [Muhammad] bahwa [Al Hasan bin Ali] dan [Ibnu Abbas] melihat jenazah (lewat), lalu salah satu dari mereka berdiri sedang yang lainnya tetap duduk, maka orang yang berdiri bertanya: "Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri?" sedangkan yang duduk menjawab: "Ya. dan beliau juga duduk."
Musnad Ahmad 1640: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abdurrahman] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Mush'ab bin Muhammad] dari [Ya'la bin Abu Yahya] dari [Fathimah binti Husain] dari [Bapaknya], sedangkan [Abdurrahman] berkata: [Husain bin Ali] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang meminta itu mempunyai hak meskipun ia datang dengan mengendarai kuda."
Musnad Ahmad 1641: Telah memberitakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin 'Umarah] dari [Rabi'ah bin Syaiban] berkata: Aku bertanya pada [Al Husain bin Ali] radliallahu 'anhu: "Apa yang paling berkesan bagimu tentang diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Ia menjawab: Aku pernah masuk ke ruang sedekah bersama beliau, lalu aku mengambil sebutir kurma dan memasukkannya ke dalam mulutku. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Buang kurma itu, sesungguhnya sedekah itu tidak halal bagi kita (ahlul bait)."
Musnad Ahmad 1642: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dan [Ya'La], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] yaitu Ibnu Dinar Al Wasithi, dari [Syua'ib bin Khalid] dari [Husain bin Ali] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya diantara tanda baiknya keIslaman seseorang adalah sedikit berkata dalam hal yang tidak berguna baginya."
Musnad Ahmad 1643: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata: saya mendengar [Muhammad bin Ali] menyatakan dari [Husain] dan [Ibnu Abbas] atau salah satu dari keduanya, berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri karena jenazah seorang yahudi yang lewat, lalu beliau berkata: "Baunya sangat menggangguku."
Musnad Ahmad 1644: Telah menceritakan kepada kami [Yazid] dan ['Abbad bin 'Abbad] berkata: telah memberitakan kepada kami [Hisyam bin Abu Hisyam], ['Abbad] berkata: [Ibnu Ziyad] dari [ibunya] dari [Fathimah binti Al Husain] dari [Bapaknya, Al Husain bin Ali] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak seorang muslimpun baik laki-laki maupun perempuan yang tertimpa musibah dan ia mengingat (kembali musibah tersebut) walaupun sudah lama berlalu" -'Abbad berkata: "Walau sudah berlangsung lama." - kemudian dia menceritakannya dalam rangka beristirja', kecuali Allah menggantinya pada saat itu dan memberinya pahala sebagaimana yang diberikan saat ia tertimpa musibah." Telah menceritakan kepada kami Yazid telah memberitakan kepada kami Syarik bin Abdullah dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Abu Al Haura` dari Al Husain bin Ali berkata: Kakekku pernah mengajariku - atau ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengajariku- beberapa kalimat yang selalu aku ucapkan pada shalat witir…" kemudian ia memaparkan hadits tersebut.
Musnad Ahmad 1645: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru] dan [Abu Sa'id], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari ['Umarah bin Ghaziyyah] dari [Abdullah bin Ali bin Husain] dari [Bapaknya, Ali bin Husain] dari [Bapaknya], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang bakhil itu adalah orang yang jika namaku disebut di dekatnya, namun dia tidak bershalawat kepadaku." Yaitu bacaan: shallallahu 'alaihi wa sallam.
Musnad Ahmad 1646: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Daud] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar] dari [Ibnu Syihab] dari [Ali bin Husain] dari [Bapaknya] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Diantara tanda baiknya keIslaman seseorang adalah (sikapnya untuk) meninggalkan apa yang tidak ada manfaat baginya."
Musnad Ahmad 1647: Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ayyasy] dari [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Muhammad bin 'Aqil] menerangkan: ['Aqail bin Abu Thalib] menikah kemudian dia keluar menemui kami, maka kami mengucapkan: "Semoga mendapat kecocokan dan banyak keturunan." Maka dia berkata: "Diam! Jangan kalian mengatakan hal itu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kami mengucapkan hal itu, beliau bersabda: "Ucapkanlah: 'BAARAKALLAHU LAHA FIIKA WA BAARAKA LAKA FIIHA (semoga Allah memberkahimu dengannya dan semoga Allah memberkahinya denganmu) '."
Musnad Ahmad 1648: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] yaitu Ibnu 'Ulayyah, telah memberitakan kepada kami [Yunus] dari [Al Hasan] bahwa ['Aqil bin Abu Thalib] radliallahu 'anhu menikahi seorang wanita dari Bani Jusyaim, kemudian anggota kaum menemuinya dan berkata: "Semoga kamu mendapatkan kecocokan dan keturunan" maka 'Aqil berkata: "Janganlah kalian mengucapkan hal seperti itu!" mereka bertanya: "Apa yang harus kami baca Wahai Abu Yazid?" dia berkata: "Bacalah: BARAKA ALLAH LAKUM WA BARAKA 'ALAIKUM (semoga Allah memberi berkah kepada kalian dan juga memberi berkah atas kalian), demikianlah kami diperintahkan."
Musnad Ahmad 1649: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidullah bin Syihab] dari [Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam Al Makhzumi] dari [Ummu Salamah, putri Abu Umayyah bin Al Mughirah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menuturkan: Tatkala kami berada di negeri Habasyah, kami bertetangga dengan tetangga yang sangat baik, yaitu raja Najasyi. Kami merasa aman dalam menjalankan agama kami, kami beribadah kepada Allah dengan tidak diganggu dan kami tidak mendengar sesuatu yang tidak kami sukai. Tatkala hal itu sampai kepada orang Quraisy, mereka bersepakat untuk mengirim utusan kepada Raja Najasyi dengan mengirim dua orang laki-laki yang kuat untuk memberikan sejumlah hadiah kepada Raja Najasyi berupa barang-barang yang dianggap langka dari Makkah. Di antara barang yang sangat menakjubkan yang diberikankan kepada mereka adalah kulit yang samak. Mereka banyak mengumpulkan barang tersebut. Mereka tidak meninggalkan satu komandan pasukan pun kecuali memberinya satu hadiah. Mereka menugaskan Abdullah bin Rabi'ah bin Al Mughirah dan Al Makhzumi dan 'Amru bin Al 'Ash bin Wa`il As Sahmi untuk mengirim barang-barang tersebut dan memerintahkan keduanya menyampaikan misi mereka. Mereka berkata kepada keduanya: "Serahkan setiap hadiah kepada masing-masing komandan sebelum kalian berbicara dengan Najasyi. Setelah itu berikan hadiah kepada Raja Najasyi, dan mintalah agar dia menyerahkan mereka kepada kalian sebelum raja tersebut berbicara dengan mereka." Ummu Salamah kembali menuturkan: Kedua orang itu bergegas keluar (meninggalkan Makkah) untuk menemui Raja Najasyi. Keadaan kami pada saat itu berada di rumah yang paling bagus dan tetangga yang paling baik. Tidak ada satu komandanpun kecuali mereka berdua menyerahkan hadiahnya sebelum berbicara kepada Raja Najasyi. Mereka berdua berkata kepada setiap komandan dari mereka: "sesungguhnya beberapa anak-anak bangsa kami yang bodoh keluar dari kami dan pergi kepada negri kerajaan kalian, mereka telah meninggalkan agama kaum mereka dan tidak akan masuk pada agama kalian. Mereka membawa agama baru yang kami tidak mengetahuinya dan juga kalian. Para pembesar kaum mereka mengutus kami untuk mengembalikan mereka ke kaum mereka. Maka Jika kami sedang berbicara kepada Raja mengenai mereka, hendaknya kalian memberi masukan kepadanya agar menyerahkan mereka kepada kami dan tidak perlu berbicara kepada mereka. Karena kaum mereka lebih memperhatikan dan mengetahui keadaan mereka dan kekurangan-kekurangan mereka." Mereka menjawab kepada keduanya: "Ya." Setelah itu keduanya menyerahkan hadiah kepada Raja Najasyi, dan raja Najasyi menerimanya, kemudaian mereka berdua mengajak bicara Raja dan berkata: "Wahai sang raja. sesungguhnya beberapa anak-anak bangsa kami yang bodoh keluar dari kami dan pergi kepada negri kerajaan tuan, mereka telah meninggalkan agama kaum mereka dan tidak akan masuk ke agama tuan. Mereka membawa agama baru yang kami tidak mengetahuinya dan juga tuan. Para pembesar kaum mereka yang terdiri dari bapak-bapak mereka, paman-paman mereka dan keluarga mereka mengutus kami untuk menghadap tuan, agar kiranya tuan mengembalikan mereka kepada kaum kami. Karena kaum kami lebih memperhatikan mereka dan mengetahui kekurangan mereka, tetapi mereka mencela mereka." Sungguh tidak ada yang lebih membuat marah Abdullah bin Abu Rabi'ah dan 'Amru bin ash kecuali keinginan Raja Najasyi untuk mendengar pembelaan mereka. Kemudian para komandan yang berada di sekelilingnya berkata: "Mereka benar wahai Raja, kaum mereka lebih memperhatikan mereka dan mengetahui kekurangan-kekurangan mereka, maka serahkanlah kepada mereka agar mereka berdua bisa membawa kembali ke negeri dan kaum mereka." Maka Raja Najasyi marah dan berkata: "Tidak! demi Allah, demi Allah saya tidak akan menyerahkan mereka kepada mereka berdua, dan tidaklah ada seorangpun yang dapat menyuruhku memerangi suatu kaum yang bertetangga denganku, dan mereka tinggal di dalam negeriku, serta mereka memilihku dari selainku, sampai aku memanggil mereka dan menanyakan mereka apa yang dikatakan oleh kedua orang ini. Jika memang sebagaimana yang disebutkan, maka saya akan menyerahkan mereka kepada mereka berdua dan akan saya kembalikan kepada kaum mereka. Jika tidak demikian, maka saya tidak akan menyerahkan mereka dan saya akan tetap melindungi mereka selama mereka memintanya." Umu Salamah berkata: Kemudian diutuslah utusan kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memanggil mereka, ketika utusanNya menemui mereka, mereka berkumpul lalu sebagian berkata kepada yang lainnya: "Apa yang akan kalian katakan kepada sang Raja jika kamu berada di hadapannya?" Mereka menjawab: "Demi Allah, kami akan mengatakan sebagaimana yang telah di ajarkan dan diperintahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kami, apapun yang terjadi." Tatkala mereka menemui Raja, rupanya sang raja juga memanggil para pemuka agamanya, dan mereka telah menyebarkan lembaran-lembaran mereka di sekitar raja. Kemudian raja bertanya kepada mereka: "Agama apa yang menyebabkan kalian meninggalkan kaum kalian dan kalian juga tidak masuk pada agamaku atau agama umat lainnya?" Umu Salamah berkata: Yang menjawab sang raja adalah [Ja'far bin Abu Thalib], dia berkata: "Wahai sang raja! Kami adalah suatu kaum yang bodoh, kami menyembah berhala dan memakan bangkai, melakukan berbagai keburukan dan memutus tali kekerabatan, berbuat jahat terhadap tetangga, orang yang kuat di antara kami memangsa yang lemah, dan kami masih dalam keadaan seperti itu sampai Allah mengutus kepada kami seorang Rasul dari kalangan kami sendiri, kami mengetahui nasabnya dan kejujurannya, amanahnya dan kehati-hatiannya dalam menjaga kehormatannya. Dia mengajak kami kepada Allah agar kami mengesakanNya dan hanya menyembahNya, meninggalkan apa yang kami sembah dan nenek moyang kami yang berupa batu dan patung. Dia menyuruh kami agar kami berbuat jujur dalam berbicara, menunaikan amanah dan menyambung sillaturrahim, berbuat baik terhadap tetangga dan menahan dari hal-hal yang haram dan (menumpahkan) darah. Dia melarang melakukan kekejian-kekejian dan perkataan dusta, memakan harta anak yatim dan menuduh orang yang baik dengan tuduhan berzina. Dia menyuruh kami agar kami menyembah Allah saja, tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, dia menyuruh kami shalat, zakat dan puasa." dia menyebutkan berbagai hal yang berkaitan dengan perkara-perkara dalam Islam "Kami membenarkannya, beriman kepadanya dan mengikuti apa yang beliau bawa. Kami menyembah Allah saja, tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, kami mengharamkan apa yang diharamkan untuk kami dan kami menghalalkan apa yang dihalalkan untuk kami. Namun, kaum kami memusuhi kami dan menyiksa kami. Mereka memfitnah kami dalam menjalankan agama kami agar kami kembali kepada menyembah patung dari ibadah kepada Allah, dan menghalalkan apa yang dulu telah kami halalkan yang berbentuk berbagai ragam kekejian. Tatkala mereka memaksa dan menganiaya kami, membuat kami susah, menghalangi kami dengan agama kami, maka kami keluar ke negeri tuan dan kami memilih tuan daripada yang lainnya karena kami senang bertetangga dengan tuan, dan kami berharap kami tidak di zhalimi di dekat tuan, Wahai raja." Umu Salamah menuturkan kembali: Maka Raja Najasyi bertanya kepadanya: "Apakah ada sesutu yang kau bawa dari apa yang datang dari Allah?" Ja'far menjawab: "Ya." Raja Najasy berkata: "Bacakan kepadaku!" Maka Ja'far membacanya dengan memulai dari: KA HA YA 'AIN SHAD." Umu Salamah berkata: Maka Raja Najasyi, demi Allah, menangis sampai basah jenggotnya dan begitu juga para tokoh agamanya ikut menangis sampai mushaf-mushaf mereka basah ketika mendengar apa yang dibacakan di hadapan mereka, Najasyi berkata: "Demi Allah, kitab ini dan kitab yang dibawa Musa keluar dari satu sumber. Pergilah kalian berdua, demi Allah, saya tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian selamanya dan saya tidak akan terpedaya." Umu Salamah berkata: Tatkala kedua orang itu keluar dari hadapan sang raja, 'Amru bin Al 'Ash berkata: "Demi Allah, sungguh saya akan bongkar aib mereka besok, kemudian saya akan kupas kejelekan-kejelekan mereka." Abdullah bin Abu Rabi'ah, dia orang yang paling takut di antara mereka berdua, berkata kepadanya: "Jangan kau lakukan, mereka memiliki kerabat walaupun mereka telah menyelisihi kita." Dia menjawab: "Demi Allah, saya akan tetap kabarkan kepada mereka bahwa Isa bin Maryam menurut mereka adalah seorang hamba." Umu Salamah berkata: Esok harinya, dia menemui raja dan berkata kepadanya: "Wahai raja, sesungguhnya mereka berkata kepada Isa bin Maryam dengan perkataan yang berbahaya. Kirimlah kepada mereka dan tanyakan kepada mereka tentang pendapat mereka." Umu Salamah berkata: Maka raja mengirim utusan kepada mereka untuk menanyakannya. Sebelum utusan itu sampai, orang-orang muslim sudah berkumpul, sebagian berkata pada yang lain: "Apa yang akan kalian katakan mengenai Isa jika dia menanyakanya kepada kalian?" Mereka menjawab: "Demi Allah, kami akan menjawab sebagaimana yang telah Allah sebutkan dan yang telah dibawa oleh Nabi kita, apapun yang terjadi." Tatkala mereka menemui Raja, maka dia berkata kepada mereka: "Apa pendapat kalian mengenai Isa bin Maryam?" Ja'far bin Abu Thalib menjawab: "Pendapat kami adalah sebagaimana yang dibawa oleh agama kami, yaitu dia adalah hamba Allah dan RasulNya, ruhNya dan kalimatNya yang ditiupkan kepada Maryam, seorang wanita yang tidak menikah." Kemudian Raja Najasyi memukulkan tangannya ke tanah dan mengambil sebatang kayu, lalu berkata: "Itulah Isa putra Maryam, sama seperti saya mengatakan bahwa ini adalah kayu." Maka para komandan perang yang berada di sekitarnya mengucapkan perkataan yang menunjukan kemarahan, Raja berkata: "Demi Allah, walau kalian tidak suka, saya akan mengatakannya. Pergilah kalian (kaum muslimin), kalian akan aman di negeriku, barangsiapa mencela kalian, maka akan dikenai denda, barangsiapa yang mencela kalian, maka akan dikenai denda. Saya tidak suka memiliki satu gunung emas jika saya harus menyakiti salah seorang dari kalian. Dan (raja berkata kepada para komandannya:) kembalikan kepada mereka berdua hadiah-hadiah yang telah mereka berikan, kami tidak membutuhkannya. Demi Allah, Allah tidak mengambil suap dariku ketika mengembalikan kerajaanku, hingga saya harus mengambil suap dalam kekuasaanku, dan Allah pun tidak memaksa orang-orang untuk menaatiku sehingga saya menaati mereka dalam masalah itu." Kemudian dua orang tersebut keluar dari hadapannya dalam keadaan kalah dan hadiah-hadiah mereka dikembalikan lagi. Maka kami tinggal di dekat raja dengan sebaik-baik rumah dan bertetangga dengan tetangga yang baik. Demi Allah! kami dalam keadaan demikian sampai suatu saat datang seseorang yang mengkudeta kekuasannya. Demi Allah, kami tidak merasakan kesedihan yang melebihi kesedihan pada saat itu, kami khawatir jika orang itu mengalahkan Raja Najasyiy maka akan datang orang yang tidak mengakui hak kami sebagaimana yang telah dilakukan Raja Najasyi. Maka Raja Najasyi menuju orang tersebut, sedang diantara keduanya terdapat sungai Nil. Kemudian para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Siapa di antara kita yang akan menuju ke tempat berkumpulnya kaum tersebut, kemudian memperoleh kabar untuk kita." Maka Zubair bin Awwam berkata: "Saya." Zubair bin Awwam adalah orang paling muda umurnya. Mereka meniupkan kirbah untuknya, kemudian meletakannya di dadanya, sehingga dia dapat berenang dengan menggunakan kirbah tersebut sampai di tepi sungai Nil yang menjadi tempat bertemunya kaum. Kami berdoa kepada Allah untuk Raja Najasyi agar dia dapat mengalahkan musuhnya dan dia tetap berdiri kokoh diatas kerajaanya dan mendapatkan kepercayaan dalam memimpin negerinya Habasyah. (Semua itu kami lakukan) karena ketika kami berada di dekatnya kami mendapatkan tempat tinggal yang baik sampai kami menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berada di Makkah."
Musnad Ahmad 1650: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan mentimun dengan kurma basah.
Musnad Ahmad 1651: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah memberitakan kepada kami [Habib bin Asy Syahid] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] berkata: [Abdullah bin Ja'far] berkata pada Ibnu Az Zubair: "Apakah kamu ingat saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui saya, kamu dan Ibnu Abbas?" Ibnu Az Zubair menjawab: "Ya." Ibnu Az Zubair berkata: "Beliau membawa kami dan meninggalkanmu." -Ismail juga berkata: "Apakah engkau ingat saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui saya, kamu dan Ibnu Abbas." dia menjawab: "Ya." beliau membawa kami dan meninggalkanmu.
Musnad Ahmad 1652: Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami ['Ashim] dari [Muwarriq Al 'Ijli] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang dari suatu perjalanan maka beliau akan disambut oleh anak-anak kecil dari Ahli Bait beliau. Pada suatu ketika, beliau datang dari sebuah perjalanan, dan saya dibawa lebih dahulu ke hadapan beliau, maka beliau pun membawaku di depan beliau. Kemudian salah seorang anak Fathimah, Hasan atau Husain di datangkan, kemudian beliau memboncengkannya di belakang beliau." Abdullah berkata: " maka kami bertiga memasuki kota Madinah dengan menaiki satu kendaraan."
Musnad Ahmad 1653: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] telah menceritakan kepadaku seorang syaikh dari Fahm, Mis'ar menerangkan: menurutku namanya adalah [Muhammad bin Abdurrahman], dan aku kira dia berasal dari Hijjaz, bahwa dia mendengar [Abdullah bin Ja'far] menceritakan kepada Ibnu Zubair, bahwa disembelihkan seekor kambing atau seekor unta untuk suatu kaum disembelih, dan dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada saat kaum tersebut hendak memberi daging kepada beliau: "Daging yang paling baik adalah bagian punggung."
Musnad Ahmad 1654: Telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah memberitakan kepada kami [Mahdi bin Maimun] dari [Muhammad bin Ya'qub] dari [Al Hasan bin Sa'd] dari [Abdullah bin Ja'far], (menurut jalur yang lain) telah menceritakan kepada kami [Bahz] dan ['Affan], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Ya'qub] dari [Al Hasan bin Sa'd] mantan budak Al Hasan bin Ali, dari [Abdullah bin Ja'far], berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajakku naik kendaraan di belakang beliau, kemudian beliau membisiki suatu pembicaraan yang tidak akan aku beritahukan kepada seseorang selamanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika hendak membuang hajatnya, beliau menyukai untuk menutupi dirinya yaitu melindungi dirinya dengan bangunan yang tinggi atau dengan kebun kurma. Pada suatu hari beliau masuk ke dalam salah satu kebun milik orang Anshar yang ternyata di dalamnya ada seekor unta yang mendatangi beliau dalam keadaan menangis dan matanya meneteskan air mata, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap telinganya dan pangkal lehernya, maka unta tersebut menjadi tenang. Lalu beliau bertanya: "Siapa orang yang punya unta ini?" Datanglah seorang pemuda dari Anshar, dia menjawab: "Itu milikku Wahai Rasulullah." Beliau bertanya: "Tidakkah kamu bertakwa kepada Allah di dalam memelihara unta yang telah Allah kuasakan kepadamu. Unta ini mengadu kepadaku, bahwasanya kamu membiarkan dia lapar dan lelah."
Musnad Ahmad 1655: Telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah memberitakan kepada kami [Hammad bin Salamah] berkata: saya melihat [Ibnu Abu Rafi'] memakai cincin di jari kanannya, saya pun menanyakan hal itu kepadanya, maka dia menjawab: bahwa dia melihat [Abdullah bin Ja'far] memakai cincin di jari tangan kanannya, dan Abdullah bin Ja'far berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memakai cincinnya di jari tangan kanannya."
Musnad Ahmad 1656: Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Musafi'] bahwa [Mush'ab bin Syaibah] mengabarinya dari ['Uqbah bin Muhammad bin Al Harits] dari [Abdullah bin Ja'far] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa ragu-ragu dalam shalatnya, hendaklah ia sujud dua kali pada saat duduk (tasyahud)."
Musnad Ahmad 1657: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Isa] dan [Yahya bin Ishaq], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Abu Al Aswad] berkata: saya mendengar ['Ubaid bin Ummu Kilab] menceritakan dari [Abdullah bin Ja'far], menurut [Yahya bin Ishaq], dia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Ja'far], sedangkan salah satu dari keduanya berkata: Dzul Janahain, bahwa jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersin, beliau membaca hamdalah, lalu ada yang menyahut: "YARHAMUKA ALLAH (semoga Allah merahmatimu) " maka beliau menimpali: "YAHDIKUMULLAH WA YUSHLIHU BALAKUM (semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki urusanmu) ".
Musnad Ahmad 1658: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Bab] dari [Hajjaj] sesungguhnya [Qatadah] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: Sesungguhnya hal terakhir yang kulihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pada salah satu tangannya ada beberapa kurma dan di tangan yang lainnya ada buah sejenis timun, beliau memakan yang satu, dan menggigit yang lainnya. Beliau bersabda: "Sesungguhnya daging kambing yang paling baik adalah bagian punggungnya."
Musnad Ahmad 1659: Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata: saya mendengar [Muhammad bin Abu Ya'qub] menceritakan dari [Al Hasan bin Sa'd] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus sepasukan tentara dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah, lalu beliau bersabda: "Jika Zaid terbunuh atau syahid, maka pemimpin kalian adalah Ja'far. Jika ia terbunuh atau syahid, maka pemimpin kalian adalah Abdullah bin Rawahah." Ketika mereka berhadapa dengan musuh, Zaid mengambil bendera dan bertempur hingga terbunuh. Lalu Ja'far mengambil alih bendera dan bertempur hingga terbunuh. Bendera kembali dipegang oleh Abdullah bin Rawahah, dan dia bertempur hingga terbunuh. Kemudian bendera diambil oleh Khalid bin Walid, dan Allah memenangkannya. Maka sampailah kabar ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau keluar menemui orang-orang, beliau bertahmid kepada Allah dan memujinya, lalu bersabda: "Sesungguhnya saudara-saudara kalian bertempur melawan musuh. Yang (pertama kali) memegang bendera adalah Zaid bin Haritsah, dia bertempur hingga terbunuh atau syahid, kemudian bendera diambil oleh Ja'far bin Abu Thalib, dan ia bertempur hingga terbunuh atau syahid, kemudian bendera dipegang Abdullah bin Rawahah, dan ia bertempur hingga ia terbunuh atau syahid. Setelah itu bendera diambil alih oleh salah satu pedang Allah, Khalid bin Walid, dan Allah pun memenangkannya." Beliau menunda (untuk datang kepada keluarga korban), dan beliau menunda untuk datang kepada keluarga Ja'far selama tiga hari. Kemudian beliau mendatangi mereka dan berkata: "Janganlah kalian menangisi saudaraku setelah hari ini atau besok, dan panggilkanlah kedua putra saudaraku." Abdullah berkata: Kemudian kami dibawa ke hadapan beliau, seakan-akan kami anak ayam (yang kehilangan induknya). Beliau berkata: "Panggilkanlah tukang cukur untukku." Lalu didatangkanlah tukang cukur, dan dia pun mencukur rambut kami. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Muhammad (bin Ja'far) itu mirip dengan paman kami, Abu Thalib, sedang Abdullah itu mirip dengan fisikku dan kelakuanku." Lalu beliau memegang tanganku dan menengadahkannya, lalu berdoa: "Ya Allah gantikanlah Ja'far bagi keluarganya, serta berkahilah Abdullah atas janji setianya." Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. Abdullah berkata: Lalu ibu kami datang dan mengatakan kepada beliau tentang keyatiman kami, sehingga membuat beliau bersedih, kemudian beliau bersabda: "Janganlah engkau khawatir dengan kehidupan mereka, sesungguhnya aku adalah wali bagi mereka di dunia dan di akhirat."
Musnad Ahmad 1660: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Khalid] dari [Bapaknya] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: Saat datang kabar tentang kematian Ja'far, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja'far, sungguh mereka telah tertimpa suatu hal yang menyita waktu mereka atau sesuatu yang menyibukkan mereka."
Musnad Ahmad 1661: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj], berkata: [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Musafi'] bahwa [Mush'ab bin Syaibah] mengabarinya dari ['Uqbah bin Muhammad bin Al Harits] dari [Abdullah bin Ja'far], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa ragu-ragu dalam shalatnya, hendaklah ia sujud dua kali setelah salam." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq] telah memberitakan kepada kami [Abdullah] telah memberitakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Musafi'] dari ['Uqbah bin Muhammad bin Al Harits], lalu menyebutkan seperti hadits di atas dengan sanadnya.
Musnad Ahmad 1662: Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [bapakku] berkata: saya mendengar [Muhammad bin Abu Ya'qub] menceritakan dari [Al Hasan bin Sa'd] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menaiki bighal betina dan memboncengku di belakangnya. Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuang hajatnya, beliau menyukai untuk menutupi dirinya yaitu melindungi dirinya dengan bangunan yang tinggi atau di kebun kurma. Pada suatu ketika beliau masuk ke dalam sebuah kebun milik orang Anshar yang ternyata di di dalamnya ada seekor unta milik orang Anshar tersebut. Tatkala melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam unta tersebut menangis dan meneteskan air matanya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun mengusap telinganya dan pangkal lehernya, maka unta tersebut menjadi tenang. Lalu beliau bertanya: "Siapa pemilik unta ini?" Datanglah seorang pemuda dari Anshar dan menjawab: "Saya." Beliau bertanya: "Tidakkah kamu bertakwa kepada Allah dalam mengurus unta ini yang telah Allah kuasakan kepadamu. Dia mengadukanmu kepadaku dan dia menyatakan bahwa kamu membiarkan dia lapar dan lelah." Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi ke dalam kebun dan melaksanakan hajatnya kemudian berwudhu. Ketika beliau datang, air masih menetes dari jenggot ke dada beliau, dan beliau membisikkan sesuatu kepadaku yang tidak akan saya ceritakan kepada seorang pun, bahkan kami merasa berat ketika beliau menceritakannya kepada kami. Abdullah bin Ja'far berkata: "Saya tidak akan menyebarkan rahasia Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga aku bertemu Allah."
Musnad Ahmad 1663: Telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ibnu Abu Rafi'] mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa [Abdullah bin Ja'far] memakai cincin di jari kanannya dan meyakini bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memakai cincin di jari tangan kanannya.
Musnad Ahmad 1664: Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim] telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udi] telah menceritakan kepada kami [seorang syaikh yang datang dari Hijaz] berkata: saya menyaksikan Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Ja'far di Muzdalifah, saat itu Ibnu Zubair sedang memotong daging untuk Abdullah bin Ja'far. [Abdullah bin Ja'far] berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya daging yang paling baik adalah bagian punggungnya."
Musnad Ahmad 1665: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Isma'il bin Abu hakim] dari [Al Qasim] dari [Abdullah bin Ja'far] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak pantas bagi seorang Nabi untuk mengatakan 'Sungguh aku lebih baik dari Yunus bin Matta'." Abu Abdurrahman berkata: dan [Harun bin Ma'ruf] juga menceritakan hadits yang sama kepada kami.
Musnad Ahmad 1666: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] berkata: dan telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin 'Urwah bin Zubair] dari [Bapaknya, 'Urwah] dari [Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah, bahwa ia berada di sebuah rumah dari mutiara yang cekung, tidak ada suara gaduh di dalamnya dan tidak ada rasa letih."
Musnad Ahmad 1667: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepadaku [Mis'ar] dari [seorang laki-laki tua] dari penduduk Fahm, dia berkata: aku mendengar [Abdullah bin Ja'far] berkata: Sesungguhnya hal terakhir yang kulihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pada salah satu tangannya ada beberapa kurma dan di tangan yang lainnya ada buah sejenis timun, beliau memakan yang satu, dan menggigit yang lainnya. Beliau bersabda: "Sesungguhnya daging kambing yang paling baik adalah bagian punggungnya."
Musnad Ahmad 1668: Telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ja'far bin Khalid bin Sarrah] bahwa [bapaknya] mengabarinya, bahwa [Abdullah bin Ja'far] berkata: seandainya engkau melihat diriku, Qutsam bin Abbas dan Ubaidullah bin Abbas, saat kami masih kecil suka bermain-main, tiba-tiba Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lewat dengan tunggangannya. Beliau berkata padaku: "Naikkan anak itu bersamaku!" lalu beliau mendudukkanku di hadapannya, kemudian beliau berkata pada Qutsam: "Naikkan anak itu bersamaku." lalu beliau mendudukkannya di belakangnya. 'Ubaidullah adalah anak yang lebih disukai Abbas daripada Qutsam, meskipun demikian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak malu kepada pamannya untuk membawa Qutsam dan meninggalkan 'Ubaidullah. Kemudian beliau mengusap kepalaku tiga kali, dan setiap mengusap beliau menguccapkan: "Ya Allah, jadikanlah pengganti Ja'far (untuk mengurus) anaknya." Khalid bin Sarrah berkata: Saya bertanya kepada Abdullah: "Apa yang terjadi dengan Qutsam?" dia menjawab: "Dia syahid." Saya berkata: "Allah dan RasulNya lebih mengetahui tentang hal yang baik." Abdullah berkata: "Tentu."
Musnad Ahmad 1669: Telah menceritakan kepada kami [Rauh] berkata: [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Musafi'] bahwa [Mush'ab bin Syaibah] mengabarinya dari ['Uqbah bin Muhammad bin Al Harits] dari [Abdullah bin Ja'far], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa ragu-ragu dalam shalatnya, hendaklah ia sujud dua kali setelah salam."
Musnad Ahmad 1670: Telah menceritakan kepada kami [Abdushshamad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ibnu Abu Rafi'] dari [Abdullah bin Ja'far] bahwa dia menikahkan putrinya dengan Al Hajjaj bin Yusuf. Dia berkata kepada putrinya: "Jika ia masuk menemuimu maka ucapkanlah: 'LA ILAHA ILLA ALLAH AL HALIM AL KARIM SUBHANALLAH RABBIL ARSY AL ADZIM ALHAMDU LILLAHI RABBIL ALAMIN (Tiada ilah yang haq selain Allah yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Segalah puji bagi Allah Rabb 'Arsy yang Maha Mulia. Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam).'" Dan menyatakan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika tertimpa musibah membaca kalimat itu. Hammad berkata: Menurutku Abdullah bin Ja'far berkata: "sehingga Hajjaj tidak bisa menggaulinya."