6. Pembahasan Tentang Dua Hari Raya
Musnad Syafi'i 316: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Atha bin Ibrahim mantan budak Shafiyah binti Abdul Muthalib menceritakan kepadaku dari Urwah bin Zubair, dari Aisyah, dari Nabi SAW bahwa beliau pernah bersabda, “Hari raya Fitri adalah hari kalian berbuka dan hari raya Adha adalah hari kalian berkurban.”322 Musnad Syafi'i 317: Ibrahim bin Muhammad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ajlan menceritakan kepadaku dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa ia apabila berangkat ke tempat shalat pada hari raya selalu bertakbir, ia mengeraskan suaranya saat mengucapkan takbir. 323 Musnad Syafi'i 318: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Ubaidillah bin Umar mengabarkan kepadaku dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa ia berangkat menuju mushalla pada hari raya Fitri apabila matahari telah terbit, kemudian bertakbir hingga tiba di mushalla, lalu melanjutkan takbirnya di mushalla hingga imam duduk (di atas mimbar). Jika imam telah duduk, ia menghentikan takbirnya. 324 Musnad Syafi'i 319: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi' dari Ibnu Umar: Bahwa ia mandi pada hari raya sebelum ia berangkat ke mushalla 325 Musnad Syafi'i 320: Ibrahim bin Muhammad bin Abu Yahya Al Aslami mengabarkan kepada kami. Yazid bin Abu Ubaid mantan budak Salamah bin Akwa' mengabarkan kepadaku dari Salamah bin Akwa': Bahwa ia selalu mandi pada hari raya. 326 Musnad Syafi'i 321: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Ja'far bin Muhammad mengabarkan kepadaku dari ayahnya, dari kakeknya: Bahwa Nabi SAW selalu memakai baju hurdah hibarah setiap hari raya. 327 Musnad Syafi'i 322: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Ja'far bin Muhammad mengabarkan kepadaku dari ayahnya: Bahwa Ali selalu mandi pada dua hari raya, hari Jum'at dan hari Arafah, serta bila hendak melakukan ihram. 328 Musnad Syafi'i 323: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abu Al Khuwairits Al-Laitsi mengabarkan kepadaku: Bahwa Rasulullah mengirim surat kepada Amr bin Hazm yang sedang berada di Najran, “Hendaklah kamu menyegerakan penyembelihan hewan- hewan kurban, menangguhkan berbuka, dan memperingatkan manusia.”329 Musnad Syafi'i 324: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Shafwan bin Sulaim menceritakan kepadaku: Bahwa Nabi selalu makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke Al Jabban di hari Idul Fitri, dan beliau memerintahkan hal tersebut. 330 Musnad Syafi'i 325: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Khalid bin Rabah menceritakan kepada kami dari Al Muththalib bin Abdullah bin Hanthab: Bahwa Nabi berangkat pada pagi hari menuju ke tempat shalat di hari raya melalui jalan besar; dan apabila kembali, beliau mengambil jalan lain melewati rumah Ammar bin Yasir. 331 Musnad Syafi'i 326: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Mu'adz bin Abdurrahman At-Taimi menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari kakeknya: Bahwa ia pernah melihat Nabi kembali dari tempat shalat hari raya, dan beliau menempuh perkampungan petani kurma dari bagian bawah pasar. Hingga ketika beliau sampai di dekat masjid Al A'raj yang terletak di dekat Birkah yang ada di dalam pasar, maka beliau berdiri seraya menghadap ke arah jalan Bani Aslam, lalu berdoa, kemudian berlalu. 332 Musnad Syafi'i 327: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Adi bin Tsabit mengabarkan kepadaku dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas , ia berkata, “Bahwa Nabi melakukan shalat dua hari raya di tempat shalat, beliau tidak melakukan shalat lain sebelumnya, tidak pula sesudahnya. Kemudian beliau pergi ke tempat kaum wanita, lalu berkhutbah kepada mereka dengan berdiri dan memerintahkan untuk bersedekah.” Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya: Maka kaum wanita menyedekahkan anting-anting dan perhiasan lainnya yang serupa. 333 Musnad Syafi'i 328: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Amr bin Abu Amr menceritakan kepadaku dari Ibnu Umar : Bahwa ia pemah berangkat di pagi hari bersama Nabi pada hari raya menuju ke tempat shalat, kemudian beliau kembali ke rumahnya tanpa melakukan shalat lain sebelum shalat Id dan tidak pula sesudahnya. 334 Musnad Syafi'i 329: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami Sa'id bin Ishaq bin Ka'b bin Ujarah memberitakan kepada kami dari Abdul Malik bin Ka'b: Bahwa Ka'b bin Ujrah tidak pernah melakukan shalat (lain) sebelum shalat hari raya, tidak pula sesudahnya. 335 Musnad Syafi'i 330: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Aqil menceritakan kepadaku dari Muhammad bin Ali bin Al Hanafiyah, dari ayahnya , ia berkata, “Kami di zaman Nabi pada hari raya Fitri dan Adha tidak melakukan shalat apapun di dalam masjid sebelum kami tiba di tempat shalat, dan bila kami pulang lalu melewati masjid.” Musnad Syafi'i 331: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ayyub bin As-Sikhtiyani, ia mengatakan: Aku pernah mendengar Atha' bin Abu Rabah mengatakan: Aku pernah mendengar Ibnu Abbas berkata, “Aku pernah menyaksikan Rasulullah melakukan shalat sebelum khutbah hari raya, kemudian beliau berkhutbah. Beliau melihat bahwa kaum wanita tidak dapat mendengar khutbahnya, maka beliau mendatangi mereka lalu menasihati dan memperingatkan mereka serta memerintahkan mereka untuk bersedekah dengan ditemani oleh Bilal yang membentangkan kainnya seperti ini, maka kaum wanita melemparkan anting-anting dan perhiasan lainnya.” 337 Musnad Syafi'i 332: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abu Bakar bin Umar bin Abdul Aziz menceritakan kepadaku dari Salim bin Abdullah, dari Ibnu Umar: Bahwa Nabi , Abu Bakar dan Umar selalu melakukan shalat hari raya sebelum khutbah. 338 Musnad Syafi'i 333: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Umar bin Nafi' menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Ibnu Umar , dari Nabi , Abu Bakar, Ümar dan Utsman tentang redaksi hadits yang semisalnya. 339 Musnad Syafi'i 334: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Daud bin Al Hushain menceritakan kepadaku dari Abdullah bin Yazid Al Khatmi: Bahwa Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman selalu memulai shalat hari raya sebelum khutbah, hingga ketika Muawiyah berkuasa, ia mendahulukan khutbah. 340 Musnad Syafi'i 335: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ajlan menceritakan kepadaku dari Iyadh bin Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh bahwa Abu Sa'id Al Khudri pemah mengatakan: Marwan mengirim utusan kepadaku, juga kepada seorang lelaki yang namanya tidak disebutkan. Lalu Marwan berjalan bersama kami hingga sampai di tempat shalat. Kemudian Marwan bangkit untuk naik (ke atas mimbar), maka kutarik dia ke dekatku, tetapi ia berkata, “Hai Abu Sa'id, tinggalkanlah apa yang engkau ketahui!” Maka aku bergumam sebanyak 3 kali dan mengucapkan, “Demi Allah, kamu tidak mengerjakan kecuali hal yang lebih buruk darinya (Muawiyah).” 341 Musnad Syafi'i 336: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepadaku dari Iyadh bin Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh, dari Abu Sa'id Al Khudri , ia berkata, '"Nabi melaksanakan shalat hari raya Fitri dan hari raya Kurban sebelum khutbah.” 342 Musnad Syafi'i 337: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Hasan mengabarkan kepadaku dari Ibnu Sirin: Bahwa Nabi pernah berkhutbah di atas unta kendaraannya sesudah salam dari shalatnya pada hari raya Fitri dan hari raya Kurban. 343 Musnad Syafi'i 338: Ibrahim mengabarkan kepada kami, Ja'far bin Muhammad menceritakan kepadaku: Sesungguhnya Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar bertakbir dalam shalat dua hari raya dan shalat Istisqa sebanyak 7 atau 5 kali, dan mereka melakukan shalat sebelum khutbah serta mengeraskan bacaannya. 344 Musnad Syafi'i 339: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Ja'far bin Muhammad menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari Ali bin Abu Thalib : Bahwa ia melakukan takbir dalam shalat dua hari raya dan shalat Istisqa' sebanyak 7 dan S kali, serta mengeraskan bacaannya. 345 Musnad Syafi'i 340: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami bahwa Ishaq bin Abdullah menceritakan kepadaku dari Utsman bin Urwah, dari ayahnya: Abu Ayyub dan Zaid bin Tsabit memerintahkan kepada Marwan untuk melakukan takbir dalam shalat dua hari raya sebanyak 7 dan 5 kali takbir. 346 Musnad Syafi'i 341: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi mantan budak Ibnu Umar RA, ia berkata, “Aku menyaksikan (shalat) hari raya Kurban dan hari raya Fitri bersama Abu Hurairah RA, ia melakukan takbir dalam rakaat pertama sebanyak 7 kali sebelum membaca, dan dalam rakaat terakhir sebanyak 5 kali sebelum membaca.” 347 Musnad Syafi'i 342: Malik mengabarkan kepada kami dari Dhamrah bin Sa'id Al Mazini, dauri Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah: bahwa Umar bin Khaththab pernah menanyakan kepada Abu Waqid Al-Laitsi tentang surah yang dibaca oleh Nabi dalam shalat hari raya Kurban dan hari raya Fitri. Maka Abu Waqid menjawab, “Beliau membaca surah 'Qaaf wal quraanil majid' dan surah lqtarabatis-saa'ah wansyaqqal qamar'.”341 Musnad Syafi'i 343: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami. Laits menceritakan kepadaku: daei Atha'i Bahwa Rasulullah ketika berkhuthbah bersandar kepada tongkatnya dengan sebenarnya. 349 Musnad Syafi'i 344: Ibrahim bin Muhammad mengabaikan kepada kami, Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah menceritakan kepadaku dari Ibrahim bin Abdullah, dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, ia berkata, “Menurut tuntunan Sunnah, hendaknya imam melakukan khutbah dalam shalat dua hari raya sebanyak 2 kali, di antara keduanya dipisahkan dengan duduk.” 350 Musnad Syafi'i 345: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Uqbah menceritakan kepadaku dari Umar bin Abdul Aziz , ia mengatakan: Di zaman Nabi , pernah terjadi dua hari raya dalam satu hari, maka beliau bersabda, “Barangsiapa dari kalangan penduduk Aliyah ingin tetap duduk (menunggu shalat Jum 'at), hendaklah ia duduk tanpa harus bersusah payah” 351 Musnad Syafi'i 346: Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Abu Ubaid mantan budak Ibnu Azhar, ia mengatakan: Aku pernah menyaksikan (shalat) hari raya bersama Utsman bin Affan. Ia datang, lalu shalat (hari raya). Setelah salam, ia berkhutbah dan berkata (dalam khutbahnya), “Sesungguhnya telah berkumpul menjadi satu bagi kalian di hari kalian sekarang ini dua hari raya. Maka barangsiapa dari kalangan pendudk Aliyah ingin menunggu shalat Jum'at, ia boleh menunggunya. Dan barangsiapa yang lebih menyukai kembali maka kembalilah, karena sesungguhnya aku telah mengizinkannya.” 352 Musnad Syafi'i 347: Malik mengabarkan kepada kami dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Abdullah bin Abbas , ia mengatakan: Matahari mengalami gerhana, maka Rasulullah shalat bersama orang-orang. Beliau berdiri dalam waktu yang cukup lama, sama lamanya dengan membaca surah Al Baqarah. Kemudian beliau ruku cukup lama, lalu mengangkat kepala (dari ruku) dan berdiri dalam waktu yang cukup lama pula, tetapi tidak selama berdiri yang pertama tadi. Kemudian beliau ruku lagi dalam waktu yang cukup lama, tetapi tidak selama ruku yang pertama. Kemudian beliau sujud. Setelah itu beliau berdiri lagi dalam waktu yang cukup lama, tetapi tidak selama yang pertama; lalu ruku dalam waktu, yang cukup lama, tetapi tidak selama yang pertama. Kemudian beliau mengangkat (kepala dari ruku)j lalu berdiri dalam waktu yang cukup lama, tetapi tidak selama yang pertama. Setelah itu beliau ruku lagi dalam waktu yang cukup lama, tetapi tidak selama yang pertama. Setelah itu sujud, kemudian salam, sedangkan matahari telah terang kembali. Setelah itu beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena matinya seseorang, tidak pula karena hidupnya. Apabila kalian melihat hal tersebut, berdzikirlah kepada Allah” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Kami melihatmu mengambil sesuatu pada tempatmu, kemudian kami melihatmu seakan-akan mundur.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku melihat atau diperlihatkan kepadaku surga, maka aku berupaya untuk meraih setangkai anggur darinya. Seandainya aku dapat memetiknya, niscaya kalian akan memakan sebagian darinya selama dunia masih ada. Aku melihat atau diperlihatkan kepadaku neraka, maka aku belum pernah melihat suatu pemandangan yang mengerikan seperti hari ini, dan aku melihat penghuninya kebanyakan kaum wanita.” Mereka bertanya, “Mengapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena mereka kafir (ingkar).” Lalu ditanyakan, “Apakah mereka kafir terhadap Allah?” Nabi menjawab, “Mereka kafir (ingkar) terhadap suami dan ingkar terhadap kebajikannya. Seandainya engkau berbuat baik kepada seseorang dari mereka sepanjang tahun, kemudian ia melihat sesuatu (yang tidak disukainya) ada pada dirimu, niscaya ia akan mengatakan, Aku belum pernah melihat suatu kebaikan pun pada dirimu.'. ” 353 Musnad Syafi'i 348: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm menceritakan kepadaku dari Al Hasan, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: Ketika Ibnu Abbas berada di Basrah terjadi gerhana bulan, maka ia keluar dan shalat 2 rakaat bersama kami, tiap-tiap rakaat terdiri atas 2 ruku. Kemudian ia menaiki kendaraannya dan berkhutbah kepada kami, untuk itu ia berkata, “Sesungguhnya aku hanya shalat seperti apa yang pernah aku lihat Rasulullah melakukannya.” Ia berkata pula, “sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena matinya seseorang dan tidak pula karena hidupnya. Maka apabila kalian melihat salah satu darinya mengalami gerhana, hendaklah berzikir kepada Allah "354 Musnad Syafi'i 349: Malik mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Amrah, dan Aisyah , dari Nabi : Bahwa matahari mengalami gerhana, maka Rasulullah shalat (gerhana). Kemudian Aisyah menggambarkan shalat yang dilakukan Nabi SAW, yaitu 2 rakaat, tiap-tiap rakaat dengan 2 kali ruku. 355 Musnad Syafi'i 350: Malik mengabarkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah , dari Nabi tentang hadits yang semisalnya. 356 Musnad Syafi'i 351: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abu Suhail bin Nafi' menceritakan kepadaku dari Abu Qilabah, dari Abu Musa Al Asy'ari, dan Nabi dengan redaksi hadits yang semisalnya. 357 Musnad Syafi'i 352: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar Abdullah bin Shafwan menceritakan kepadaku, ia berkata, “Aku pemah melihat Ibnu Abbas shalat di dekat sumur Zamzam karena ada gerhana matahari dan gerhana bulan sebanyak 2 rakaat, masing-masing rakaat terdiri atas 2 ruku.” 358 Musnad Syafi'i 353: Malik bin Anas mengabarkan kepada kami dari Syarik bin Abdullah bin Abu Namir, dari Anas bin Malik, ia mengatakan: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Hewan ternak binasa dan jalan-jalan tertutup, maka berdoalah kepada Allah.” Lalu Rasulullah berdoa, maka kami diberi hujan mulai Jum'at itu hingga Jum'at berikutnya. Datang pula seorang lelaki lain kepada Rasulullah , ia berkata, “Wahai Rasulullah! Rumah-rumah telah runtuh, jalan-jalan terputus dan ternak binasa.” Maka Rasulullah berdiri, lalu berdoa, “Ya Allah, semoga Engkau turunkan hujan di atas puncak-puncak bukit dan dataran tinggi, serta perut-perut lembah dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.”. Maka, tersingkaplah hujan dari kota Madinah sebagaimana tersingkapnya sebuah pakaian. 359 Musnad Syafi'i 354: Orang yang tidak aku curigai (keadilan dan hafalannya) mengabarkan kepada kami dari Sulaiman bin Abdullah bin Uwaimir Al Aslami, dari Urwah bin Az-Zubair, dari Aisyah , ia mengatakan: Musim paceklik parah melanda orang-orang di zaman Rasulullah , maka ada seorang Yahudi lewat di hadapan mereka, lalu berkata, “Ingatlah, demi Allah, seandainya teman kalian (Nabi ) menghendaki, niscaya kalian akan diberi hujan sepuas kalian, tetapi dia tidak menghendakinya.” Kemudian perkataan orang Yahudi itu dilaporkan kepada Nabi , maka beliau bersabda, “Apakah benar dia telah mengatakan demikian?” Mereka menjawab, “Ya.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya aku benar-benar meminta tolong melalui paceklik ini terhadap penduduk Najd, dan sesungguhnya aku benar-benar melihat awan muncul dari sisi langit, maka aku paksakan Dia untuk menurunkan hujan kepada kalian pada hari anu.” Ketika hari itu tiba, orang-orang berangkat di pagi hari, maka sebelum mereka bubar, hujan pun turun seperti apa yang mereka kehendaki, dan hujan terus turun dari langit selama satu Jum'at. 360 Musnad Syafi'i 355: Malik mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar bin Amr bin Hazm bahwa ia pernah mendengar Abbad bin Tamim berkata, “Aku pernah mendengar Abdullah bin Zaid Al Mazini mengatakan bahwa Rasulullah berangkat menuju ke tempat shalat, lalu beliau beristisqa, maka beliau memindahkan kain selendangnya ketika menghadap ke kiblat.” 361 Musnad Syafi'i 356: Sufyan mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abu Bakar menceritakan kepada kami bahwa ia pernah mendengar Abbad bin Tamim mengabarkan hadits berikut dari pamannya yang bernama Abdullah bin Zaid Al Mazini, ia berkata, “Rasulullah berangkat menuju tempat shalat untuk melakukan shalat Istisqa, maka beliau menghadap ke arah kiblat dan memindahkan kain selendangnya, lalu shalat 2 rakaat.” 362 Musnad Syafi'i 357: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami dari Shalih mantan budak At-Tauamah, dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW melakukan shalat Istisqa di mushalla (lapangan), lalu beliau shalat dua rakaat.” Musnad Syafi'i 358: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Khalid bin Rabah mengabarkan kepadaku dari Al Muththalib bin Hanthab bahwa Nabi pernah berdoa ketika hujan turun, “Ya Allah semoga hujan rahmat, bukan hujan adzab; bukan malapetaka, bukan yang meruntuhkan, bukan pula yang menenggelamkan. Ya Allah, semoga (diturunkan) di atas bukit-bukit dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan. Ya Allah, semoga (diturunkan) di sekitar kami, bukan atas kami. ”364 Musnad Syafi'i 359: Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi mengabarkan kepada kami dari Umarah bin Ghaziyah, dari Abbad bin Tamim, ia berkata, “Rasulullah melakukan shalat Istisqa' dengan memakai baju khamishah berwarna hitam. Beliau bermaksud menarik bagian bawahnya untuk diletakkan pada bagian atasnya. Tetapi ketika pakaian itu terasa berat, maka beliau membalikkannya di atas pundaknya.” 365 Musnad Syafi'i 360: Malik mengabarkan kepada kami, dari Shalih bin Kaisan dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata, "Rasulullah pernah melakukan shalat Shubuh secara berjamaah dengan kami pada saat perjanjian Hudaibiyah, saat itu langit masih dalam suasana malam, ketika selesai shalat beliau menghadap ke kalayak ramai dan bersabda, "Apakah kalian tahu apa yang yang difirmankan oleh tuhan kalian?" mereka menjawab, "Allah dan Rasulnya yang paling tahu." Ia berkata, beliau bersabda, "Akan ada dari hamba-hambaku seorang yang mukmin dan seorang yang kafir, adapun orang yang mukmin berkata, 'Kami diberi hujan karena karunia Allah dan rahmat-Nya semata.' Sedangkan orang yang kafir berkata, 'Kami telah diberi hujan karena bintang ini adalah orang yang kufur terhadap Allah dan beriman kepada bintang'.” 366 Musnad Syafi'i 361: Orang yang tidak aku curigai keshahihannya mengabarkan kepada kami, Khalid bin Rabah mengabarkan kepadaku dari Al Muththalib bin Hanthab: Bahwa Nabi apabila langit berkilat atau berguruh, maka hal tersebut dapat diketahui pada raut wajah beliau (yakni pengaruhnya); dan apabila hujan turun, maka barulah lenyap kesusahannya. Al Asham berkata, “Aku pernah mendengar Ar-Rabi' bin Sulaiman mengatakan bahwa bila Imam Syafi'i mengatakan 'Orang yang tidak aku curigai telah menceritakan kepadaku', yang dimaksud ialah Ibrahim bin Abu Yahya. Apabila ia mengatakan 'Orang yang terpercaya telah menceritakan kepadaku', yang dimaksud adalah Yahya bin Hisan.” 367 Musnad Syafi'i 362: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami bahwa Al Miqdam bin Syuraih berkata dari ayahnya, dari Aisyah , ia berkata, “Nabi apabila kami melihat sesuatu (yakni awan) di langit, maka beliau meninggalkan pekerjaannya dan menghadap ke arah kiblat, lalu berdoa, 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang terkandung pada awan ini'. Dan apabila awan itu lenyap, maka beliau memuji kepada Allah. Tetapi bila hujan, maka beliau berdoa, "Ya Allah, semoga hujan yang bermanfaat ” 368 Musnad Syafi'i 363: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami bahwa Al Ala' bin Rasyid mengabarkan kepada kami dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Tidak sekali-kali angin bertiup melainkan Nabi duduk bersideku pada kedua lututnya, lalu berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah angin ini sebagai rahmat, janganlah Engkau jadikan sebagai adzab. Ya Allah, jadikanlah angin ini angin yang bermanfaat, dan janganlah Engkau jadikan angin yang berbahaya'” Ibnu Abbas mengatakan bahwa di dalam Kitabullah disebutkan, “Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka, dan kami meniupkan kepada mereka angin yang kering. ” Dan disebutkan pula, “Dan Kami kirimkan kepada mereka angin yang dapat mengawinkan (tumbuh-tumbuhan). Dan Kami kirimkan kepada mereka angin yang membawa berita gembira.” 369 Musnad Syafi'i 364: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Shafwan bin Sulaim mengabarkan kepadaku, ia mengatakan' Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian mencaci angin tetapi mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatannya.” 370 Musnad Syafi'i 365: Orang yang terpercaya mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Tsabit bin Qais, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Orang- orang diterpa angin yang kuat di jalan menuju Makkah ketika Umar sedang melakukan ibadah haji. Keadaan pun makin bertambah parah, lalu Umar berkata kepada orang-orang di sekitarnya, “Apakah yang sampai kepada kalian mengenai angin yang kencang?” Mereka tidak menjawab sepatah kata pun. Kemudian sampailah kepadaku pertanyaan Umar mengenai masalah angin besar itu, maka aku memacu kendaraanku hingga dapat menjumpai Umar , karena ketika itu aku berada di bagian belakang kafilah. Maka aku bertanya, “Wahai Amirul Mukminin! Aku mendapat berita bahwa engkau menanyakan tentang masalah angin kencang. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Angin itu merupakan rahmat dari Allah, datang dengan membawa rahmat dan juga adzab. Karena itu, janganlah kalian mencacinya, tetapi mintalah kepada Allah akan kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” 373 Musnad Syafi'i 366: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Salim bin Abdullah menceritakan kepadaku dari Ibnu Uwaimir Al Aslami, dari Urwah bin Az-Zubair, ia berkata, “Apabila seseorang di antara kalian melihat kilat atau hujan, maka janganlah dia menunjukkan isyarat ke arahnya melainkan sifatkan dan gambarkanlah saja.” 372 Musnad Syafi'i 367: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Amr bin Abu Amr menceritakan kepadaku dari Al Muthalib bin Hanthab, bahwa Nabi bersabda, “Tidak ada suatu saat pun di malam hari atau di siang hari melainkan langit menurunkan hujan di saat itu, Allah mengarahkkannya menurut apa yang dikehendaki-Nya.”373 Musnad Syafi'i 368: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Abu Bakar, dari ayahnya: Bahwa orang-orang mengalami hujan di suatu malam. Pada pagi harinya, Nabi keluar menemui mereka, lalu bersabda, 'Tidak ada satu daerah pun di muka bumi melainkan telah kehujanan tadi malam.” Musnad Syafi'i 369: Dan Orang yang tidak aku curigai keshahihannya mengabarkan kepada kami dari Suhail bin Abi Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah bersabda, 'Tidak termasuk paceklik jika kalian tidak diberi hujan, tetapi yang disebut paceklik adalah kalian diberi hujan dan diberi hujan, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu pun.”374 Musnad Syafi'i 370: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Abdullah menceritakan kepadaku dari Al Aswad, dari Ibnu Mas'ud bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kota Madinah terletak di antara dua awan langit, yaitu awan dari Syam dan awan dari Yaman; ia merupakan kawasan bumi yang paling jarang mengalami hujan.”375 Musnad Syafi'i 371: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Yazid atau Naufal bin Abdullah Al Hasyimi mengabarkan kepadaku bahwa Nabi bersabda, “Aku ditempatkan di suatu daerah yang jarang hujan, terletak di antara dua awan langit, yaitu awan dari negeri Syam dan awan dari negeri Yaman.”376 Musnad Syafi'i 372: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Suhail bin Abu Shalih mengabarkan kepadaku dari ayahnya, dari Abu Hurairah bahwa Nabi pernah bersabda, "Sudah dekat masanya bagi kota Madinah tertimpa suatu hujan yang rumah-rumah mereka tidak dapat melindungi penduduknya, dan tiada yang dapat menaungi mereka kecuali hanya rumah-rumah yang terbuat dari bulu."377 Musnad Syafi'i 373: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepadaku, Shafwan bin Sulaim mengabarkan kepadaku bahwa Nabi telah bersabda, “Kelak penduduk Madinah akan tertimpa hujan deras, rumah yang terbuat dari tanah liat tidak dapat melindungi penduduknya.” 378 Musnad Syafi'i 374: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Zaid bin Al Muhajir mengabarkan kepada kami, dari Shalih bin Abdullah bin Az-Zubair bahwa Ka'ab berkata kepadanya saat ia membuat pondasi di Makkah, "Keraskan dan kencangkanlah, sesungguhnya kami mendapati di dalam kitab-kitab, bahwa banjir akan semakin dahsyat di akhir zaman nanti. 379 Musnad Syafi'i 375: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar dari Sa'id bin Al Musayyib dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata, "Banjir pernah datang sekali ke Makkah hingga menggenangi di antara dua gunung. 380 Musnad Syafi'i 376: Orang yang tidak aku curigai mengabarkan kepada kami, Yunus bin Jubair menceritakan kepadaku dari Abu Umamah bin Sahi bin Hunaif, dari Yusuf bin Abdullah bin Salam, dari ayahnya, ia berkata, “Sudah dekat masanya bagi kota Madinah tertimpa hujan deras selama 40 malam, rumah yang terbuat dari tanah liat tidak dapat melindungi penduduknya.” 381 Musnad Syafi'i 377: Orang yang tidak aku curigai menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ubaid menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Amr bahwa Nabi pernah bersabda, “Aku ditolong melalui angin topan (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku), dahulu angin tersebut merupakan adzab atas orang-orang yang sebelumku.” 382 Musnad Syafi'i 378: Ibrahim bin Muhammad menceritakan kepada kami, Sulaiman mengabarkan kepada kami dari Al Minhal bin Amr bin Qais bin Sakan, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Sesungguhnya Allah mengirimkan angin, lalu angin tersebut membawa air dari langit. Setelah melewati awan, maka awan diperas bagaikan tetek unta bunting yang diperas, kemudian turunlah hujan. 383