58. Adab
Shahih Bukhari 5513: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: [Al Walid bin 'Aizar] telah mengabarkan kepadaku dia berkata: saya mendengar [Abu 'Amru Asy Syaibani] berkata: telah mengabarkan kepada kami pemilik rumah ini, sambil menunjuk kerumah [Abdullah] dia berkata: saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Amalan apakah yang paling dicintai Allah? Beliau bersabda: "Shalat tepat pada waktunya." Dia bertanya lagi: "Kemudian apa?" beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." Dia bertanya: "Kemudian apa lagi?" beliau menjawab: "Berjuang di jalan Allah." Abu 'Amru berkata: "Dia (Abdullah) telah menceritakan kepadaku semuanya, sekiranya aku menambahkan niscaya dia pun akan menambahkan (amalan) tersebut kepadaku."
Shahih Bukhari 5514: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari ['Umarah bin Al Qa'qa' bin Syubrumah] dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi: "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi: "kemudian siapa lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi: "Kemudian siapa?" dia menjawab: "Kemudian ayahmu." [Ibnu Syubrumah] dan [Yahya bin Ayyub] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Zur'ah] hadits seperti di atas."
Shahih Bukhari 5515: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dan [Syu'bah] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Habib] dia berkata. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Habib] dari [Abu Al 'Abbas] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Saya hendak ikut berjihad." Beliau lalu bersabda: "Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?" dia menjawab: "Ya, masih." Beliau bersabda: "Kepada keduanya lah kamu berjihad."
Shahih Bukhari 5516: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ayahnya] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abdullah bin 'Amru] radliallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya termasuk dari dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, " beliau ditanya: "Kenapa hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Seseorang mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayah dan ibu orang yang pertama."
Shahih Bukhari 5517: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim bin 'Uqbah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Suatu ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka berlindung ke dalam suatu gua yang terdapat di gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa dan mengurung mereka di dalamnya. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain: 'lngat-ingatlah amal shalih yang pernah kalian lakukan hanya karena mengharap ridla Allah semata. Setelah itu, berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Allah dengan perantaraan amal shalih tersebut, mudah-mudahan Allah akan menghilangkan kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari mereka berkata: 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya sebelum saya berikan kepada anak-anak saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya baru pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu, seperti biasa, saya segera memerah susu. Saya berdiri di dekat keduanya karena tidak mau membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh hati hingga terbit fajar. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan perbuatan tersebut hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga kami dapat melihat langit! ' Akhirnya Allah membuka celah lubang gua tersebut, hingga mereka dapat melihat langit. Orang yang kedua dari mereka berdiri sambil berkata: 'Ya Allah, dulu saya mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang saya cintai sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap wanita. Pada suatu ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar, akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata: 'Hai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah menjadi hakmu.' Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Allah, sesungguhnya Engkau pun tahu bahwa saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ' Akhirnya Allah membukakan sedikit celah lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata: 'Ya Allah ya Tuhanku, dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil. Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata: 'Berikanlah hak saya kepada saya! ' Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya. Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak saya berikan datang kepada saya dan berkata: 'Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak orang lain! ' Lalu saya berkata kepada orang tersebut: 'Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ' Orang tersebut menjawab: 'Takutlah kepada Allah dan janganlah kamu mengolok-olok saya! ' Kemudian saya katakan lagi kepadanya: 'Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ' Akhirnya orang tersebut memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu. Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ' Akhirnya Allah pun membukakan sisanya untuk mereka."
Shahih Bukhari 5518: Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Manshur] dari [Al Musayyib] dari [Warrad] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada kedua orang tua, tidak suka memberi namun suka meminta-minta dan mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan membenci atas kalian tiga perkara, yaitu: suka desas-desus, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta."
Shahih Bukhari 5519: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Wasithi] dari [Al Jurairi] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [Ayahnya] radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar? Kami menjawab: "Tentu wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua." -ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: "Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu." Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti."
Shahih Bukhari 5520: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Abu Bakr] dia berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang dosa besar atau beliau ditanya tentang dosa besar, lalu beliau menjawab: "Menyekutukan Allah, membunuh jiwa dan durhaka kepada kedua orang tua." Lalu beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian yang termasuk dari dosa besar?" beliau bersabda: "Perkataan dusta atau beliau bersabda: "Kesaksian palsu." Syu'bah mengatakan: "Dan saya menyangka bahwa beliau mengatakan: "Kesaksian palsu."
Shahih Bukhari 5521: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] telah mengabarkan kepadaku [Asma` binti Abu Bakr] radliallahu 'anhuma dia berkata: "Ibuku datang pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku dalam keadaan mengharapkan baktiku, lalu saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apakah saya boleh berhubungan dengannya?" beliau menjawab: "Ya." Ibnu 'Uyainah lalu berkata: "Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat Allah tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangi agama kalian (QS Al Mumtahanah: 8)."
Shahih Bukhari 5522: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Abbas] telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Abu Sufyan] telah mengabarkan kepadanya bahwa Heraklius pernah mengutusnya kepada Nabi, lalu beliau yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami di perintahkan (oleh Allah) untuk menegakkan shalat, bersedekah, mema'afkan dan menjaling hubungan persaudaraan."
Shahih Bukhari 5523: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dia berkata: saya mendengar [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma berkata: "Umar pernah melihat baju sutera yang bercorak dijual, lalu dia berkata: "Wahai Rasulullah, Alangkah bagusnya seandainya Anda membelinya untuk Anda pakai berkhutbah pada hari jum'at', dan di saat menerima para utusan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: 'Yang memakai sutera ini hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat. Tidak berapa lama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diberi seseorang beberapa helai pakaian diantaranya kain sutera. Lalu beliau kirimkan sehelai kain sutera kepada 'Umar. Maka Umar bertanya: "Ya Rasulullah! Bagaimana anda menyuruhku untuk memakai baju sutera ini? Bukankah kemarin Anda telah berkata kepadaku tentang baju ini?" beliau menjawab: 'Aku tidak mengirimkannya kepadamu untuk kamu pakai, namun untuk kamu jual atau kamu pakaikan kepada orang lain' Lalu Umar memberikan kain itu kepada saudaranya yang masih musyrik di kota Makkah."
Shahih Bukhari 5524: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Utsman] dia berkata: saya mendengar [Musa bin Thalhah] dari [Abu Ayyub] dia berkata: beliau (Nabi) pernah di tanya: "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga." Dan telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Utsman bin Abdullah bin Mauhab] dan ayahnya Utsman bin Abdullah bahwa keduanya mendengar [Musa bin Thalhah] dari [Abu Ayyub Al Anshari] radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga." Orang-orang pun berkata: "Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah urusan orang ini." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya: "Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahmi." Abu Ayyub berkata: "Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya."
Shahih Bukhari 5525: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] berkata: bahwa Jubair bin Muth'im telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturrahmi."
Shahih Bukhari 5526: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'an] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa ingin dibentangkan pintu rizki untuknya dan dipanjangkan ajalnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi."
Shahih Bukhari 5527: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi."
Shahih Bukhari 5528: Telah menceritakan kepadaku [Bisyr bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Mu'awiyah bin Abu Muzarrid] dia berkata: saya mendengar pamanku [Sa'id bin Yasar] bercerita dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Setelah Allah menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berkata: 'Inikah tempat bagi yang berlindung dari terputusnya silaturahim (Menyambung silaturahim).' Allah menjawab: 'Benar. Tidakkah kamu rela bahwasanya Aku akan menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan yang memutuskanmu? ' Rahim menjawab: 'Tentu, wahai Rabb' Allah berfirman: 'ltulah yang kamu miliki.' Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Jika kamu mau, maka bacalah ayat berikut ini: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? QS Muhammad: 22.
Shahih Bukhari 5529: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya penamaan rahim itu diambil dari (nama Allah) Ar Rahman, lalu Allah berfirman: Barangsiapa menyambungmu maka Akupun menyambungnya dan barangsiapa memutuskanmu maka Akupun akan memutuskannya."
Shahih Bukhari 5530: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Mu'awiyah bin Abu Muzarrid] dari [Yazid bin Ruman] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Ar rahim (silaturahim) adalah syijnah (daun pohon yang rindang) barangsiapa menyambungnya maka aku akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskannya maka akupun akan memutuskannya."
Shahih Bukhari 5531: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Abbas] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari ['Amru bin Al 'Ash] dia berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara jelas dan terang-terangan bersabda: "Sesungguhnya keluarga Abu (fulan) -Amru berkata: di dalam kitab putihnya Muhammad bin Ja'far- bukanlah dari para waliku (penolongku), sesungguhnya waliku adalah Allah dan orang-orang shalih dari kaum Mukminin." ['Anbasah bin Abdul Wahid] menambahkan, dari [Bayan] dari [Qais] dari ['Amru bin Al 'Ash] dia berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (bersabda): "Akan tetapi mereka (keluarga Abu fulan) masih memiliki tali silaturrahmi yang aku tetap akan menyambungnya dengan tali silaturrahim itu." Abu Abdullah mengatakan: dan yang tertulis menggunakan redaksi "bibalaha (menyambungnya)." Namun yang shahih dan yang lebih pantas adalah "Bibalaaliha (menyambungnya)." Aku tidak tahu dari segimana kalimat "Bibalaha (menyambungnya) " didapatkan.
Shahih Bukhari 5532: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy], [Hasan bin 'Amru] dan [Fithr] dari [Mujahid] dari [Abdullah bin 'Amru], Sufyan mengatakan: Namun Al A'masy tidak merafa'kannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan Hasan dan Fithr merafa'kannya (menyambungkannya) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah orang yang memenuhi (kebutuhan) akan tetapi orang yang menyambung silaturrahmi adalah orang yang menyambungnya kembali ketika tali silaturrahmi itu sempat terputus."
Shahih Bukhari 5533: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Zubair] bahwa [Hakim bin Hizam] telah mengabarkan kepadanya bahwa dia berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda tentang perkara-perkara kebaikan yang pernah saya lakukan pada masa Jahiliyyah seperti menyambung tali kekerabatan, memerdekakan budak dan sedekah, apakah saya mendapatkan pahala darinya? Hakim berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setelah kamu masuk Islam, kamu akan mendapatkan pahala atas kebaikan yang pernah kamu lakukan." Dan dikatakan pula dari Abu Al Yaman dengan redaksi "Atahannatsu (telah aku kerjakan), begitu juga [Ma'mar], [Shalih] dan [Ibnu Musafir] menggunakan redaksi "atahannatsu (telah aku kerjakan)." Ibnu Ishaq mengatakan: "at tahannatsu wat tabarraru (telah aku kerjakan dan berbuat baik)." Hal ini diperkuat juga oleh [Hisyam] dari [Ayahnya]."
Shahih Bukhari 5534: Telah menceritakan kepada kami [Hibban] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] dari [Khalid bin Sa'id] dari [Ayahnya] dari [Ummu Khalid binti Khalid bin Sa'id] dia berkata: saya mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama ayahku, sedangkan aku tengah mengenakan baju berwarna kuning, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bagus, bagus." Abdullah mengatakan: "Menurut orang-orang Habsyah sanah artinya adalah hasan (bagus)." Ummu Khalid berkata: "Lalu aku beranjak untuk mempermainkan cincin kenabian beliau, maka ayahku langsung menghardikku, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah ia." Kemudian beliau bersabda: "Pakailah (kain tersebut) semoga panjang umur (tidak cepat rusak) dan pakailah semoga panjang umur dan pakailah semoga panjang umur." Abdullah berkata: "Dan pakaian tersebut masih ada bekasnya hingga ia pun menyebutkan dari sisa kain tersebut."
Shahih Bukhari 5535: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Ya'qub] dari [Ibnu Abu Nu'm] dia berkata: saya pernah menyaksikan [Ibnu Umar] bahwa dia ditanya seorang laki-laki tentang darah nyamuk, Ibnu Umar bertanya: "Dari manakah kamu?" laki-laki itu menjawab: "Dari negeri Irak." Ibnu Umar berkata: "Lihatlah kepada orang ini, dia bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka (penduduk Irak) telah membunuh cucu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "keduanya (Hasan dan Husain) adalah kebanggaanku di dunia."
Shahih Bukhari 5536: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abu Bakr] bahwa ['Urwah bin Zubair] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Aisyah isteri nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] telah menceritakan kepadanya, katanya: Seorang wanita bersama dua anaknya pernah datang kepadaku, dia meminta (makanan) kepadaku, namun aku tidak memiliki sesuatu yang dapat dimakan melainkan satu buah kurma, kemudian aku memberikan kepadanya dan membagi untuk kedua anaknya, setelah itu wanita tersebut berdiri dan beranjak keluar, tiba-tiba Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang dan aku pun memberitahukan peristiwa yang baru aku alami, beliau bersabda: "Barangsiapa yang diuji sesuatu karena anak-anak perempuannya lalu ia berlaku baik terhadap mereka maka mereka akan melindunginya dari api neraka."
Shahih Bukhari 5537: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Maqburi] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Sulaim] telah menceritakan kepada kami [Abu Qatadah] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui kami, sementara Umamah binti Abu Al 'Ash berada dipundak beliau, kemudian beliau mengerjakan shalat, apabila hendak ruku' beliau meletakkannya dan apabila bangkit dari ruku beliau pun mengangkatnya kembali."
Shahih Bukhari 5538: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mencium Al Hasan bin Ali sedangkan disamping beliau ada Al Aqra' bin Habis At Tamimi sedang duduk, lalu Aqra' berkata: "Sesungguhnya aku memiliki sepuluh orang anak, namun aku tidak pernah mencium mereka sekali pun, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandangnya dan bersabda: "Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi."
Shahih Bukhari 5539: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Kalian menciumi anak-anak kalian, padahal kami tidak pernah menciumi anak-anak kami." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah aku memiliki apa yang telah Allah hilangkan dari hatimu berupa sikap kasih sayang?"
Shahih Bukhari 5540: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Aslam] dari [Ayahnya] dari Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu (katanya): "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Ternyata dari tawanan tersebut ada seorang perempuan yang biasa menyusui anak kecil, apabila dia mendapatkan anak kecil dalam tawanan tersebut, maka ia akan mengambilnya dan menyusuinya, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami: 'Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api?' Kami menjawab: 'Sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.' Lalu beliau bersabda: 'Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.'
Shahih Bukhari 5541: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' Al Bahrani] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Al Musayyib] bahwa [Abu Hurairah] berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) seratus bagian, maka dipeganglah disisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan-Nya satu bagian ke bumi. Dari yang satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sehingga seekor kuda mengangkat kakinya karena takut anaknya akan terinjak olehnya."
Shahih Bukhari 5542: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Abu Wa`il] dari ['Amru bin Syurahbil] dari [Abdullah] dia berkata: Saya bertanya: "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?" Beliau menjawab: "Kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia adalah yang menciptakanmu." Kemudian apalagi?" beliau bersabda: "Kamu membunuh anakmu karena takut dia makan bersamamu." Dia berkata: "Kemudian apalagi?" beliau bersabda: "Kamu menzinahi isteri tetanggamu sendiri." Dan Allah telah menurunkan kebenaran sabda Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam {Dan orang-orang yang tidak menyeru Allah dengan tuhan-tuhan yang lain}. (Al Furqan: 68)
Shahih Bukhari 5543: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] dari [Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah meletakkan seorang bayi di pangkuannya kemudian beliau mentahniknya (mengunyahkan buah kurma kemudian memasukkan ke mulut bayi) lalu bayi itu ngompol, maka beliau meminta diambilkan air dan memercikinya."
Shahih Bukhari 5544: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami ['Arim] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] ia bercerita dari [Ayahnya] dia berkata: saya mendengar [Abu Tamimah] bercerita dari [Abu Utsman An Nahdi], Abu Utsman bercerita dari [Usamah bin Zaid] radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengambilku dan mendudukkanku di atas pangkuannya serta meletakkan Hasan di pangkuan beliau yang satu, lalu beliau mendekap keduanya dan berdo'a: "Ya Allah kasihilah keduanya karena aku mengasihi keduanya." Dan dari [Ali] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Abu Utsman], At Taimi berkata: "Lalu aku merasa janggal, kataku: Aku menceritakan ini dan ini namun aku sendiri tidak mendengar dari Abu Utsman, kemudian aku mengeceknya, ternyata aku mendapatinya tertulis di bukuku sebagaimana yang aku dengar."
Shahih Bukhari 5545: Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Aku tidak pernah merasa cemburu kepada siapapun melebihi kecemburuanku kepada Khadijah sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum beliau menikahiku. Menurut apa yang aku dengar beliau suka menyebut-nyebutnya. Sungguh, Rabbnya telah memerintahkan kepada beliau agar memberi kabar gembira kepadanya dengan istana dari permata di surga. Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyembelih seekor kambing, maka beliau suka menghadiahkannya kepada para sahabat-sahabatnya Khadijah dari pada dirinya."
Shahih Bukhari 5546: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Wahab] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdul Aziz bin Abu Hazim] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dia berkata: saya mendengar [Sahl bin Sa'd] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Aku dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya yaitu telunjuk dan jari tengah."
Shahih Bukhari 5547: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abdullah] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Shafwan bin Sulaim] yang merafa'kan (menyandarkannya) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad dijalan Allah atau seperti orang yang selalu berpuasa siang harinya dan selalu shalat malam pada malam harinya." Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Tsaur bin Zaid Ad Daili] dari [Abu Al Ghaits] bekas budak Ibnu Muthi' dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas.
Shahih Bukhari 5548: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Tsaur bin Zaid] dari [Abu Al Ghaits] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad dijalan Allah -aku mengira beliau juga bersabda -(Al Qa'nabi ragu) -: Dan seperti orang yang shalat malam tidak pernah istirahat- dan seperti orang puasa tidak berbuka."
Shahih Bukhari 5549: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits] dia berkata: "Kami datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sedangkan waktu itu kami adalah pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau bertanya tentang keluarga kami yang kami tinggalkan. Kami pun memberitahukannya, beliau adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat lembut. Beliau bersabda: "Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam kalian'."
Shahih Bukhari 5550: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Sumayya] bekas budak Abu Bakr, dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya: 'Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku alami.' Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu (diterima-Nya amalnya) dan diampuni-Nya dosanya.' Para sahabat bertanya: 'Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah kami bila menyayangi hewan-hewan ini? ' Jawab beliau: 'Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala."
Shahih Bukhari 5551: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam berdiri untuk shalat dan kami ikut berdiri dengannya, di tengah-tengah shalat ada seorang Badui yang berbicara: 'Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorangpun selain kami! ' Setelah salam, Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam bersabda kepada orang Badui tersebut: 'Engkau telah menyempitkan sesuatu yang luas! ' Maksudnya adalah rahmat Allah."
Shahih Bukhari 5552: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Zakariya`] dari ['Amir] dia berkata: saya mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)."
Shahih Bukhari 5553: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, lalu tanaman tersebut dimakan orang lain atau binatang ternak, melainkan baginya adalah sedekah."
Shahih Bukhari 5554: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Zaid bin Wahb] dia berkata: saya mendengar [Jarir bin Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa tidak mengasihi maka dia tidak akan di kasihi."
Shahih Bukhari 5555: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Uwais] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakr bin Muhammad] dari ['Amrah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris."
Shahih Bukhari 5556: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk berbuat baik terhadap tetangga sehingga aku mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris."
Shahih Bukhari 5557: Telah menceritakan kepada kami [Ashim bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'ib] dari [Sa'id] dari [Abu Syuraih] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman." Ditanyakan kepada beliau: "Siapa yang tidak beriman wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya." Riwayat ini dikuatkan pula oleh [Syababah] dan [Asad bin Musa]. Dan berkata [Humaid bin Al Aswad], [Utsman bin Umar], [Abu Bakr bin 'Ayyasy] dan [Syu'aib bin Ishaq] dari [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Al Maqburi] dari [Abu Hurairah]."
Shahih Bukhari 5558: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada kami [Sa'id yaitu Al Maqburi] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para wanita muslimah, janganlah antara tetangga yang satu dengan yang lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kaki kambing."
Shahih Bukhari 5559: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam."
Shahih Bukhari 5560: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Syuraih Al 'Adawi] dia berkata: "Saya telah mendengar dengan kedua telingaku dan melihat dengan kedua mataku ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan sabdanya: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan menjamunya" dia bertanya: 'Apa yang dimaksud dengan menjamunya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "yaitu pada siang dan malam harinya, bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah bagi tamu tersebut." Dan beliau bersabda: "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya dia berkata dengan baik atau diam."
Shahih Bukhari 5561: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu 'Imran] dia berkata: saya mendengar [Thalhah] dari [Aisyah] dia berkata: saya bertanya: "Wahai Rasulullah, saya memiliki dua tetangga, lalu manakah yang lebih aku beri hadiah terlebih dahulu?" beliau menjawab: "Yang lebih dekat dengan pintu rumahmu."
Shahih Bukhari 5562: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin 'Ayasy] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Setiap perbuatan baik adalah sedekah."
Shahih Bukhari 5563: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Para sahabat bertanya: "Bagaimana jika ia tidak mendapatkannya? ' Beliau bersabda:: 'Berusaha dengan tangannya, sehingga ia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah.' Mereka bertanya: 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan.' Mereka bertanya: 'Bagaimana jika ia tidak bisa melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menyuruh untuk melakukan kebaikan atau bersabda: menyuruh melakukan yang ma'ruf' dia berkata: 'Bagaimana jika ia tidak dapat melakukannya? ' Beliau bersabda: 'Menahan diri dari kejahatan, karena itu adalah sedekah baginya.'
Shahih Bukhari 5564: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dari [Khaitsamah] dari ['Adi bin Hatim] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang neraka, lalu beliau meminta berlindungan darinya sambil mengusap wajahnya, kemudian beliau menyebutkan tentang neraka lagi lalu meminta berlindungan darinya sambil mengusap wajahnya." -Syu'bah berkata: saya tidak ragu beliau melakukannya hingga dua kali- kemudian beliau bersabda: "Takutlah kalian kepada neraka walau dengan secuil kurma, jika tidak mendapatkan, hendaknya dengan perkataan yang baik."
Shahih Bukhari 5565: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Sekelompok orang Yahudi datang menemui Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam, mereka lalu berkata: "Assaamu 'alaikum (semoga kecelakaan atasmu). Aisyah berkata: "Saya memahaminya maka saya menjawab: 'wa'alaikum as saam wal la'nat (semoga kecelakaan dan laknat tertimpa atas kalian)." Aisyah berkata: "Lalu Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tenanglah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai sikap lemah lembut pada setiap perkara." Saya berkata: "Wahai Rasulullah! Apakah engkau tidak mendengar apa yang telah mereka katakan?" Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Saya telah menjawab, 'WA 'ALAIKUM (dan semoga atas kalian juga)."
Shahih Bukhari 5566: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas bin Malik] bahwa seorang Arab Badui kencing di masjid, lalu orang-orang mendatanginya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah." Kemudian beliau meminta diambilkan air lalu beliau menyiramnya."
Shahih Bukhari 5567: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Burdah Buraidah bin Abu Burdah] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku kakekku Abu Burdah dari ayahnya [Abu Musa] dari nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Seorang mukmin dengan mukmin yang lain ibarat bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain." Kemudian beliau menganyam jari-jemarinya, setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam duduk, jika ada seorang laki-laki memerlukan atau meminta suatu kebutuhan datang kepada beliau, maka beliau akan menghadapkan wajahnya kepada kami, lalu beliau bersabda: 'Berikanlah pertolongan agar kalian saling memperoleh pahala dan semoga Allah melaksanakan apa yang disenangi-Nya melalui ucapan nabi-Nya.'"
Shahih Bukhari 5568: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam "ApabiIa ada seseorang meminta atau memerlukan suatu kebutuhan datang kepada beliau, maka beliau bersabda: 'Berikanlah pertolongan agar kalian saling memperoleh pahala dan semoga Allah melaksanakan apa yang disenangi-Nya melalui ucapan Rasul-Nya.'
Shahih Bukhari 5569: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] saya mendengar [Abu Wa`il] saya mendengar [Masruq] dia berkata: [Abdullah bin 'Amru] berkata. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq bin Salamah] dari [Masruq] dia berkata: "Kami pernah menemui [Abdullah bin 'Amru] ketika kami tiba di Kufah bersama Mu'awiyah, kemudian dia ingat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Beliau tidak pernah berbuat kejelekan dan tidak menyuruh untuk berbuat kejelekan." Lalu (Abdullah bin Amru) berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian ialah yang paling bagus akhlaknya."
Shahih Bukhari 5570: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Wahhab] dari [Ayyub] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa sekelompok orang Yahudi datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Kebinasaan atasmu." Maka Aisyah berkata: "Semoga atas kalian juga, dan semoga laknat dan murka Allah juga menimpa kalian." Beliau bersabda: "Tenanglah wahai Aisyah, berlemah lembutlah dan janganlah kamu bersikeras dan janganlah kamu berkata keji." Aisyah berkata: "Apakah anda tidak mendengar apa yang mereka katakan?" beliau bersabda: "Tidakkah kamu mendengar apa yang saya ucapkan, saya telah membalasnya, adapun jawabanku akan dikabulkan sementara do'a mereka tidak akan diijabahi."
Shahih Bukhari 5571: Telah menceritakan kepada kami [Asbagh] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Abu Yahya yaitu Fulaih bin Sulaiman] dari [Hilal bin Usamah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang tidak pernah mencela, berkata keji dan melaknat, apabila beliau mencela salah satu dari kami, maka beliau akan berkata: "Mengapa dahinya berdebu (dengan sindiran)."
Shahih Bukhari 5572: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sawa`] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin Al Qasim] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari ['Urwah] dari [Aisyah] Bahwa seorang laki-laki meminta izin kepada nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam, ketika beliau melihat orang tersebut, beliau bersabda: "Amat buruklah saudara Kabilah ini atau seburuk-buruk saudara Kabilah ini." Saat orang itu duduk, beliau menampakkan wajahnya yang berseri-seri, setelah orang itu keluar 'A`isyah berkata: "Wahai Rasulullah, ketika anda melihat (kedatangan) orang tersebut, anda berkata seperti ini dan ini, namun setelah itu wajah anda nampak berseri-seri, Maka Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai 'A`isyah, kapankah kamu melihatku mengatakan perkataan keji? Sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kekejiannya."
Shahih Bukhari 5573: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang paling baik (perawakannya), orang yang paling dermawan dan pemberani, Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara, lalu orang-orang keluar ke arah datangnya suara itu. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang hendak pulang. Rupanya beliau telah mendahului mereka ke tempat datangnya suara itu. Beliau mengendarai kuda yang dipinjamnya dari Abu Thalhah, beliau tidak membawa lampu sambil menyandang pedang beliau bersabda: "Jangan takut! Jangan takut!" kata Anas: "Kami dapati beliau tengah menunggang kuda yang berjalan cepat atau sesungguhnya kudanya berlari kencang."
Shahih Bukhari 5574: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Al Munkadir] dia berkata: saya mendengar [Jabir] radliallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah dimintai sesuatu lalu beliau berkata: "Tidak."
Shahih Bukhari 5575: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Syaqiq] dari [Masruq] dia berkata: "Kami pernah duduk-duduk sambil berbincang-bincang bersama [Abdullah bin 'Amru], tiba-tiba dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya."
Shahih Bukhari 5576: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata: "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa selimut bersulam. Sahal bertanya: Apa kalian tahu selimut apakah itu? Mereka menjawab: "Ya, ia adalah mantel." Sahal berkata: Ia adalah mantel bersulam yang ada rendanya. Lalu wanita itu berkata: "Wahai Rasulullah! aku membawanya untuk mengenakannya pada anda." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengambilnya karena beliau sangat memerlukannya. Kemudian beliau mengenakan mantel tersebut ternyata salah seorang dari sahabat melihat beliau mengenakan mantel itu lalu berkata: "Alangkah bagusnya selimut ini, kenakanlah untukku wahai Rasulullah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya." Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak pergi, orang-orang pun mencela sahabat tersebut sambil berkata: "Demi Allah, kau berlaku kurang ajar. Kamu tahu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberi selimut itu saat beliau memerlukannya, malahan kau memintanya, padahal kau tahu beliau tidak pernah menolak seorang peminta pun." Sahabat itu berkata: "Aku hanya mengharap keberkahannya ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenakannya semoga kain itu menjadi kafanku pada saat aku meninggal."
Shahih Bukhari 5577: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Humaid bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Zaman semakin dekat, amalan kian berkurang, kekikiran semakin banyak dan al Harj semakin merajalela." Mereka bertanya: "Apakah al Harj itu? Beliau menjawab: "Pembunuhan, pembunuhan."
Shahih Bukhari 5578: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dia mendengar [Sallam bin Miskin] dia berkata: saya mendengar [Tsabit] berkata: telah menceritakan kepada kami [Anas] radliallahu 'anhu dia berkata: "Aku menjadi pelayan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, dan beliau sama sekali tidak pernah mengatakan "ah", apa yang kamu perbuat? Dan kenapa kamu tidak melakukannya? (maksudnya menghardik)."
Shahih Bukhari 5579: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dia berkata: saya bertanya kepada [Aisyah] "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ikut membantu pekerjaan rumah isterinya?" Aisyah menjawab: "Beliau suka membantu pekerjaan rumah isterinya, apabila tiba waktu shalat, maka beliau beranjak untuk melaksanakan shalat."
Shahih Bukhari 5580: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan menyeru Jibril: "Sesunggunya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia." Maka Jibril pun mencintai orang tersebut, lalu Jibril menyeru kepada penghuni langit: "Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah fulan" maka penduduk langit pun mencintai orang tersebut, hingga akhirnya ditetapkan bagi fulan untuk diterima di bumi."
Shahih Bukhari 5581: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan sehingga ia lebih suka dimasukkan ke dalam api dari pada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain."
Shahih Bukhari 5582: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin Zam'ah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seseorang menertawakan sesuatu yang keluar dari orang lain (maknanya mengejek orang lain)." Beliau juga bersabda: "Kenapa salah seorang dari kalian memukul isterinya sebagaimana memukul kudanya atau budaknya, semoga saja ia dapat memeluk isterinya." [Ats Tsauri], [Wuhaib] dan [Abu Mu'awiyah] mengatakan dari [Hisyam] yaitu: "Sebagaimana mencambuk budak."
Shahih Bukhari 5583: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami ['Ashim bin Muhammad bin Zaid] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika di Mina: "Apakah kalian tahu hari apakah ini?" orang-orang menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya hari ini adalah hari haram (yang dimuliakan), apakah kalian tahu negeri apakah ini?" orang-orang menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau menjawab: "Ini adalah negeri haram, apakah kalian tahu bulan apakah sekarang?"orang-orang menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda: "Ini adalah bulan haram." Beliau melanjutkan: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian darah kalian, harta benda kalian dan kehormatan kalian sebagaimana kehormatan pada hari kalian ini, bulan ini dan di negeri kalian ini."
Shahih Bukhari 5584: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dia berkata: saya mendengar [Abu Wa`il] bercerita dari [Abdullah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mencela orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran." Hal ini diperkuat juga oleh riwayat [Ghundar] dari [Syu'bah]."
Shahih Bukhari 5585: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Al Husain] dari [Abdullah bin Buraidah] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Ya'mar] bahwa [Abu Aswad Ad Diili] menceritakan kepadanya dari [Abu Dzar] radliallahu 'anhu bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seseorang melempar tuduhan kepada orang lain dengan kefasikan, dan tidak pula menuduh dengan kekufuran melainkan (tuduhan itu) akan kembali kepadanya, jika saudaranya tidak seperti itu."
Shahih Bukhari 5586: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Hilal bin Ali] dari [Anas] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berkata keji, melaknat dan mencela, apabila beliau hendak mencela, maka beliau akan berkata: "Mengapa dahinya berdebu (dengan bahasa sindiran)."
Shahih Bukhari 5587: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mubarrak] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Qilabah] bahwa [Tsabit bin Adl Dlahak] -dan dia termasuk dari Ashabus Syajarah (ikut serta dalam baiatur ridlwan) - dia menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam, maka dia bagaikan apa yang dia katakan, anak Adam tidak boleh bernadzar dengan sesuatu yang tidak dia miliki, barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di akhirat dengan sesuatu yang digunakan untuk bunuh diri, barangsiapa melaknat orang mukmin maka ia seperti membunuhnya, barangsiapa menuduh seorang muslim dengan kekafiran maka ia seperti membunuhnya."
Shahih Bukhari 5588: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Adi bin Tsabit] dia berkata: saya mendengar [Sulaiman bin Shurd] -seorang dari sahabat nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- dia berkata: "Dua orang laki-laki saling mencaci maki di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ternyata salah seorang di antara keduanya sangat marah hingga mukanya berubah menjadi merah. Lalu Rasulullah bersabda: 'Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan, maka marahnya akan hilang." Lalu orang yang mendengar ucapan beliau beranjak pergi dan mengabarkan kepadanya sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya: "Berlindunglah kepada Allah dari Syetan." laki-laki yang marah tersebut berkata: 'Apakah kamu menganggap saya ada masalah, sudah gilakah saya, pergilah?"
Shahih Bukhari 5589: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari [Humaid] dia berkata: [Anas] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubadah bin Ash Shamit] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk mengabarkan lailatul qadar kepada orang-orang, kemudian terdapat dua orang dari kalangan muslimin yang saling berselisih. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku keluar hendak mengabarkan lailatul qadar kepada kalian, namun aku mendapati perselisihan antara Fulan dan Fulan sehingga laitatul qadar diangkat kembali, bisa jadi hal itu adalah lebih baik buat kalian, maka carilah lailatul qadar pada hari kesembilan, ketujuh, dan kelima (sebelum Akhir)."
Shahih Bukhari 5590: Telah menceritakan kepadaku ['Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ma'rur yaitu Ibnu Suwaid] dari [Abu Dzar], (Ma'rur) berkata: "Saya pernah melihat Abu Dzar memakai pakaian serupa dengan sahayanya. Maka saya berkata kepadanya: "Sekiranya kamu mengambil kain tersebut untuk kamu kenakan kemudian kamu memberi kain lagi untuk sahayamu (itu akan lebih baik), Lalu Abu Dzar berkata: "Bahwa dahulu aku dengan seorang laki-laki terjadi percekcokan, sementara ibu laki-laki itu adalah orang 'ajm (non Arab) lalu aku pun menghinakannya. Kemudian laki-laki itu mengadu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda kepadaku: "Apakah kamu habis menjelekkan fulan?" jawabku: "Benar." Beliau bertanya lagi: "Apakah kamu juga menghinakan ibunya?" jawabku: "Benar." Beliau bersabda: "Sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah, " aku pun berkata: "Apakah saya masih memiliki sifat jahiliyahan padahal aku sudah tua?" beliau menjawab: "Ya, benar, mereka adalah saudaramu dan paman-pamanmu yang dititipkan Allah dibawah pengurusanmu, barangsiapa memiliki saudara yang masih dalam pengurusanya, hendaklah dia diberi makan sebagaimana yang dia makan, diberi pakaian sebagaimana ia mengenakan pakaian. Dan janganlah kamu bebaninya diluar batas kemampuannya, dan jika kamu membebaninya, maka bantulah dia dalam menyelesaikan tugasnya."
Shahih Bukhari 5591: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dari [Abu Hurairah] "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami pada waktu shalat zhuhur hanya dua raka'at kemudian salam, lalu beliau mendekat ke sebatang kayu yang tersandar di masjid sambil meletakkan tangan beliau di atas batang kayu tersebut. Pada waktu itu di antara mereka terdapat Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa segan untuk menegur Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan orang-orang segera keluar masjid sambil berkata: "Apakah shalat di Qashar (ringkas)?" Di antara mereka juga terdapat seorang laki-laki yang biasa dipanggil oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sebutan Dzul yadain, ia berkata: "Wahai Nabiyullah, apakah engkau telah lupa atau memang shalatnya diqashar (diringkas)?" Beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan shalatnya tidak pula diringkas." Para sahabat berkata: 'Bahkan anda telah lupa wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "kalau begitu benar apa kata Dzulyadain." Lalu beliau mengerjakan shalat dua raka'at kemudian salam, kemudian beliau bertakbir dan sujud sebagaimana sujudnya (waktu shalat), atau bahkan lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan bertakbir, kemudian beliau meletakkan (kepalanya) sebagaimana beliau sujud bahkan lebih lama lagi kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir."
Shahih Bukhari 5592: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dia berkata: saya mendengar [Mujahid] bercerita dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati dua kuburan lalu beliau bersabda: "Kedua penghuni kubur ini tengah disiksa dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu ini, tidak bersuci dari kencingnya, sedangkan yang ini disiksa karena selalu mengadu domba." Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua dan menancapkannya pada dua kuburan tersebut. Beliau kemudian bersabda: 'Semoga ini bisa meringankan keduanya selagi belum kering.'
Shahih Bukhari 5593: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zinnad] dari [Abu Salamah] dari [Abu Usaid As Sa'idi] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik pemukiman orang Anshar adalah pemukiman Bani Najjar."
Shahih Bukhari 5594: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadl] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] saya mendengar [Ibnu Al Munkadir] dia mendengar ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha pernah mengabarkan kepadanya, katanya: "Seorang laki-laki meminta izin kepada nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam, beliau lalu bersabda: "Izinkanlah dia masuk, amat buruklah saudara 'Asyirah (maksudnya kabilah) ini atau amat buruklah Ibnul Asyirah (maksudnya kabilah) ini." Ketika orang itu duduk, beliau berbicara kepadanya dengan suara yang lembut, lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, anda berkata seperti ini dan ini, namun setelah itu anda berbicara dengannya dengan suara yang lembut, Maka beliau bersabda: "Wahai 'A`isyah, sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kekejiannya."
Shahih Bukhari 5595: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Salam] telah mengabarkan kepada kami ['Abidah bin Humaid Abu Abdurrahman] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar dari salah satu kebun yang ada di Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang di siksa di kuburnya, setelah itu beliau bersabda: "Tidaklah keduanya di siksa karena dosa besar namun hal itu adalah perkara yang besar, salah satu darinya adalah tidak bersuci dari kencingnya sedangkan yang lain selalu mengadu domba." Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua, sepotong beliau tancapkan di kuburan yang satu dan sepotong di kuburan yang lain. Beliau kemudian bersabda: 'Semoga ini bisa meringankan siksa keduanya selagi belum kering.'
Shahih Bukhari 5596: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Hammam] dia berkata: "Kami pernah bersama [Hudzaifah], lalu di beritahukan kepadanya bahwa ada seseorang yang merafa'kan (menyandarkan) hadits kepada Utsman, lantas Hudzaifah berkata kepada orang tersebut: "Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba."
Shahih Bukhari 5597: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Al Maqburi] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan kotor, melakukan hal itu dan masa bodoh, maka Allah tidak butuh (amalannya) meskipun dia meninggalkan makanan dan minumannya (puasa)." Ahmad berkata: Seorang laki-laki memahamkanku tentang isnad hadits ini.
Shahih Bukhari 5598: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kamu akan mendapati orang yang paling jelek di sisi Allah pada hari Kiamat kelak adalah orang yang bermuka dua, yang datang dengan satu muka dan datang kepada orang lain dengan muka yang lain."
Shahih Bukhari 5599: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari [Ibnu Mas'ud] radliallahu 'anhu dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membagikan suatu bagian, lantas seorang laki-laki dari Anshar berkata: "Demi Allah, dalam hal ini Muhammad tidak mengharapkan wajah Allah." Lalu saya langsung mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau, tiba-tiba wajah beliau berubah menjadi merah dan bersabda: "Semoga Allah merahmati Musa, sungguh dia lebih banyak disakiti daripada ini lalu dia bersabar."
Shahih Bukhari 5600: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Shabbah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Zakariya'] telah menceritakan kepada kami [Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah] dari [Abu Burdah bin Abu Musa] dari Abu Musa dia berkata: "Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam pernah mendengar seseorang memuji orang lain secara berlebihan, lalu beliau bersabda: "Kalian telah binasa-atau: Kalian telah memutuskan punggung seseorang."
Shahih Bukhari 5601: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khalid] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [Ayahnya] bahwa seorang laki-laki disebut-sebut disamping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu laki-laki lain memuji kebaikan laki-laki tersebut, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Celaka kamu, kamu telah memenggal leher saudaramu." -Beliau mengatakannya hingga berkali-kali- bila salah seorang dari kalian memuji temannya -tidak mustahil- hendaklah mengucapkan: 'Aku kira fulan seperti ini dan ini, walaupun jika diperlihatkan ia memang seperti itu, dan Allah lah yang akan menilainya, supaya ia tidak menyucikan seorang pun atas Allah." [Wuhaib] mengatakan dari [Khalid]: "Wailaka (celaka kamu)."
Shahih Bukhari 5602: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Salim] dari [Ayahnya] bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang kain sarung sebagaimana yang beliau sebutkan, Abu Bakr berkata: "Wahai Rasulullah, salah satu dari kain sarungku yang sebelah selalu terjatuh, " beliau bersabda: "Sesungguhnya kamu tidak termasuk dari mereka (yang menjulurkan kain sarung sampai di bawah mata kaki)."
Shahih Bukhari 5603: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap termenung seperti ini dan ini, sehingga beliau dibuat seakan-akan telah melakukan sesuatu terhadap isterinya padahal beliau tidak melakukannya." Aisyah melanjutkan: "Sampai di suatu hari beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)? Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di kakiku dan satunya lagi di atas kepalaku. Kemudian orang yang berada di kakiku berkata kepada orang yang berada di atas kepalaku: "Kenapakah laki-laki ini?" temannya menjawab: "Dia terkena sihir.' Salah seorang darinya bertanya: "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab: "Labid bin Al A'sham." Salah satunya bertanya: "Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab: "Dengan seladang mayang kurma dan rambut yang terjatuh ketika disisir yang diletakkan di bawah batu dalam sumur Dzarwan." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya, lalu bersabda: "Inilah sumur yang diperlihatkan kepadaku, seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan dan seolah-olah airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengeluarkannya, kemudian barang tersebut pun dikeluarkan. Aisyah berkata: "aku bertanya: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda menjampinya (meruqyahnya)?" maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu." Aisyah berkata: "Labid bin A'sham adalah seorang laki-laki dari Bani Zuraiq yang memiliki hubungan dengan orang-orang Yahudi."
Shahih Bukhari 5604: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Shahih Bukhari 5605: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari."
Shahih Bukhari 5606: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling menipu dalam jual beli, saling mendengki, saling memusuhi dan janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Shahih Bukhari 5607: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Saya tidak mengira seandainya fulan dan fulan mengetahui agama kita sedikitpun." Al Laits mengatakan: "Dua orang itu adalah dari orang-orang Munafik." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dengan (sanad) ini, Aisyah mengatakan: "Pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemuiku, lalu beliau bersabda: "Wahai Aisyah, aku menyangka ternyata fulan dan fulan tidak mengetahui perkara agama yang kita berada di atasnya."
Shahih Bukhari 5608: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ibnu Akhi Ibnu Syihab] dari Ibnu Syihab dari [Salim bin Abdullah] dia berkata: saya mendengar [Abu Hurairah] berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali orang-orang menampak-nampakkannya dan sesungguhnya diantara menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya kemudian di waktu pagi dia berkata: 'Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu, ' padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah'."
Shahih Bukhari 5609: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Shafwan bin Muhriz] bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada [Ibnu Umar]: "Bagaimana anda mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang An Najwa (bisikan di hari kiamat)?" Ibnu Umar menjawab: "Yaitu salah seorang dari kalian akan mendekat kepada Rabb-nya. Kemudian Dia meletakkan naungan-Nya di atasnya, (Maksudnya menutupi kesalahannya) kemudian Dia berfirman, "Apakah kamu telah berbuat ini dan ini?" hamba itu menjawab, "Ya, benar." Dia berfirman lagi "Apakah kamu telah melakukan ini dan ini?". Hamba itu menjawab: "Ya, benar." Dia pun mengulang-ulang pertanyannya, kemudian berfirman: "Sesungguhnya Aku telah menutupinya (merahasiakannya) di dunia dan pada hari ini aku telah mengampuninya bagimu."
Shahih Bukhari 5610: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Ma'bad bin Khalid Al Qaisi] dari [Haritsah bin Wahb Al Khuza'i] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu penduduk surga? Yaitu setiap orang yang lemah dan diperlemah. Sekiranya ia bersumpah atas nama Allah pasti Allah akan mengabulkannya, Maukah kalian aku beritahu penghuni neraka? Yaitu Setiap orang yang keras (hati), congkak dan sombong." [Muhammad bin Isa] berkata: telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Humaid At Thawil] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] dia berkata: "Sekiranya ada seorang budak dari budak penduduk Madinah menggandeng tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sungguh beliau akan beranjak bersamanya kemana budak itu pergi."
Shahih Bukhari 5611: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Auf bin Malik bin Ath Thufail] -yaitu Ibnu Al Harits ia adalah anak saudara seibu Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- mendapatkan kabar bahwa Abdullah bin Zubair berkata tentang penjualan (rumah) atau pemberian yang di berikan Aisyah kepadanya, Kata Abdullah: "Demi Allah, Aisyah segera membatalkan penjualan (rumah) atau aku akan menjauhi dirinya." Aisyah berkata: "Apakah dia (Ibnu Zubair) mengatakan seperti itu?" mereka berkata: "Ya." Aisyah berkata: "Demi Allah, saya bernadzar untuk tidak berbicara kepada Ibnu Zubair selamanya." Maka Ibnu Zubair pun meminta ma'af kepada Aisyah ketika Aisyah lama mendiamkannya. Namun Aisyah tetap berkata: "Tidak, demi Allah, aku tidak akan mema'afkannya dan tidak pula menghentikan nadzarku." Katika hal itu dirasakan Ibnu Zubair cukup lama, maka Ibnu Zubair berkata kepada Miswar bin Makhramah dan Abdurrahman bin Al Aswad bin Abd Yaghuts keduanya dari Kabilah Zuhrah: "Aku bersumpah atas nama Allah, ketika kalian berdua memasukkanku ke rumah Aisyah, sesungguhnya tidak halal baginya bernadzar untuk memutuskan tali silaturrahmi." Lantas Al Miswar dan Abdurrahman pergi menemui Aisyah dengan mengenakan mantelnya, kemudian keduanya meminta izin kepada Aisyah, katanya: "Assalamu 'alaiki warahmatullahi wabarakutuh, apakah aku boleh masuk?" Aisyah menjawab: "Masuklah kalian." Mereka berkata: "Kami semua." Aisyah menjawab: "Ya, kalian semua." Aisyah tidak tahu kalau Ibnu Zubair juga ada bersama mereka berdua, ketika mereka masuk rumah, Ibnu Zubair pun masuk ke dalam ruangan Aisyah, dan langsung memeluknya. Setelah itu Ibnu Zubair pun menasihati Aisyah sambil menangis, kemudian Al Miswar dan Abdurrahman juga ikut menasihatinya. Keduanya berkata: "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang untuk mendiamkan orang lain sebagaimana yang telah engkau ketahui, sesungguhnya tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari." Ketika nasehat itu mengalir terus kepada Aisyah, Aisyah segera ingat mengenai nadzarnya dan menangis, katanya: "Sesungguhnya aku telah bernadzar, dan nadzar tersebut sangatlah berat, dan keduanya masih saja seperti itu hingga Aisyah berkata kepada Ibnu Zubair. Setelah itu Aisyah membebaskan empat puluh budak karena nadzarnya, dan setelah Aisyah ingat nadzarnya, iapun menangis sehingga air matanya membasahi jilbabnya."
Shahih Bukhari 5612: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam."
Shahih Bukhari 5613: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Ayyub Al Anshari] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam."
Shahih Bukhari 5614: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abdah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku mengetahui bila kamu ridla dan ketika kamu sedang marah." Aisyah berkata: "Bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu wahai Rasulullah?" beliau bersabda: "Sesungguhnya jika kamu sedang ridla maka kamu akan mengatakan: "Tentu, demi Rabb Muhammad, " sementara bila kamu sedang marah, maka kamu akan mengatakan: "Tidak, demi Rabb Ibrahim." Aisyah berkata: lalu kataku: "Benar, aku tidak merasa jengkel kecuali dengan namamu."
Shahih Bukhari 5615: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam] dari [Ma'mar]. [Al Laits] mengatakan: telah menceritakan kepadaku ['Uqail], [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] berkata: "Saya tidak menyadari bahwa kedua orang tuaku telah memeluk suatu agama, tidak ada hari yang kami lalui kecuali Rasulullah shallaallahu 'alaihi wa sallam pasti berkunjung ke rumah kami pada pagi maupun sore hari. Dan ketika kami tengah duduk-duduk di rumah Abu Bakr pada siang hari, tiba-tiba ada seseorang berkata: "Ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, datang di waktu yang belum pernah datang kepada kami pada saat seperti ini." Abu Bakr berkata: "Tidaklah beliau datang pada saat seperti ini kecuali ada perkara (yang sangat penting), beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya aku telah di izinkan untuk keluar (berhijrah)."
Shahih Bukhari 5616: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Wahhab] dari [Khalid Al Khaddza`] dari [Anas bin Sirin] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengunjungi rumah milik orang Anshar, lalu beliau makan bersama mereka, ketika beliau hendak keluar, beliau diminta supaya tetap tinggal di rumah tersebut, lalu beliau memercikkan air di atas tikar setelah itu beliau shalat dan mengajak mereka shalat (berjama'ah)."
Shahih Bukhari 5617: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abdush Shamad] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Ishaq] dia berkata: [Salim bin Abdullah] berkata kepadaku: "Apakah istabraq itu?" aku menjawab: "yaitu kain sutera yang agak tebal dan kasar." Salim berkata: saya mendengar Abdullah berkata: "Umar pernah melihat seorang laki-laki mengenakan baju sutera dari istabraq (sutera tebal), lalu dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, Alangkah bagusnya jika Anda membelinya untuk Anda pakai saat menerima para utusan yang datang kepada Anda." Maka beliau menjawab: 'Yang memakai sutera ini hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat. Tidak berapa lama dari peristiwa itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seseorang untuk memberi kain sutera tersebut kepada Umar, lalu Umar mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa kain tersebut sambil berkata: ""Ya Rasulullah! Bagaimana anda mengutus seseorang untuk memberiku kain sutera ini, padahal Anda telah berkata kepadaku tentang baju ini?" beliau menjawab: 'Aku tidak mengirimkannya kepadamu kecuali supaya kamu mendapatkan hasil (menjualnya)." Sedangkan Ibnu Umar sangat membenci corak yang terdapat dalam baju karena hadits ini."
Shahih Bukhari 5618: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata: Abdurrahman datang kepada kami, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mempersaudarakan antara dia dengan Sa'd bin Ar Rabi'. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Adakanlah walimah walau dengan seekor domba."
Shahih Bukhari 5619: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Shabbah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Zakariya`] telah menceritakan kepada kami ['Ashim] dia berkata: saya bertanya kepada [Anas bin Malik]: "Apakah telah sampai kepadamu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada perjanjian menjalin persahabatan dalam Islam?" Anas menjawab: "Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjalin persahabatan antara orang Quraisy dan orang-orang Anshar di rumahku."
Shahih Bukhari 5620: Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Rifa'ah Al Qaradli telah menceraikan isterinya setelah perceraiannya berlalu, Abdurrahman bin Zubair menikahi isterinya Rifa'ah. Lalu isterinya Rifa'ah datang kepada Nabi shallaallahu'alaihi wa sallam, Aisyah melanjutkan: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya wanita tersebut adalah isterinya Rifa'ah, Rifa'ah menceraikannya hingga jatuh talak tiga. Setelah itu, isterinya Rifa'ah menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair. Dan dia, demi Allah wahai Raulullah, tidaklah bersamanya melainkan seperti ujung kain yang ini." -sambil mengambil ujung jilbabnya- Urwah melanjutkan: "waktu itu Abu Bakar duduk di sisi Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam sementara Khalid bin Sa'id duduk di depan pintu kamar, supaya ia diizinkan masuk, segera ia memanggil Abu Bakar dan berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah kamu tidak menghardik apa yang telah ia katakan dengan lancang di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam tersenyum seraya bersabda: "Sepertinya engkau hendak kembali kepada Rifa'ah. Tidak, hingga engkau merasakan madunya Abdurrahman bin Az Zubair dan dia merasakan madumu."
Shahih Bukhari 5621: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dari [Shalih bin Kaisan] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khatthab] dari [Muhammad bin Sa'd] dari [Ayahnya] dia berkata: "Umar bin Khatthab radliallahu 'anhu pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, (saat itu) di dekat beliau ada beberapa wanita Quraisy yang sedang berbicara panjang lebar dan bertanya kepada beliau dengan suara yang lantang. Ketika Umar meminta izin kepada beliau, mereka segera berhijab (bersembunyi di balik tabir), lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mempersilahkan Umar untuk masuk. Ketika Umar masuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa sehingga Umar berkata: "Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Aku heran dengan mereka yang ada di sisiku, ketika mendengar suaramu mereka segera berhijab." Umar berkata: "Anda adalah orang yang lebih patut untuk disegani wahai Rasulullah!. Kemudian Umar menghadapkan ke arah wanita tersebut dan berkata: "Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi hawa nafsunya sendiri, apakah kalian segan denganku sementara kalian tidak segan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Kami pun menjawab: "Karena kamu adalah orang yang lebih keras dan lebih kaku dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarlah wahai Ibnul Khatthab, demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, selamanya syetan tidak akan bertemu denganmu di satu jalan yang kamu lewati melainkan syetan akan melewati jalan selain jalanmu."
Shahih Bukhari 5622: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Abu 'Abbas] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di Tha`if (mengepung penduduk Tha`if), beliau bersabda: "Insya Allah besok kita akan kembali pulang." Para sahabat bertanya: "Kami tidak akan berhenti (mengepung) atau kita akan menaklukkannya?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalau begitu, pergilah kalian besok pagi untuk memerangi mereka." Keesokan harinya mereka berangkat dan berperang dengan peperangan yang dahsyat sehingga mereka banyak yang terluka. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Besok kita akan kembali pulang." Abdullah bin 'Amru berkata: "Merekapun diam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa." [Al Humaidi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dengan semua cerita hadits tersebut."
Shahih Bukhari 5623: Telah menceritakan kepada kami [Musa] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Celaka aku, aku telah menyetubuhi isteriku di (siang) bulan Ramadhan." Beliau lalu bersabda: "Merdekakanlah seorang budak." Laki-laki itu berkata: "Aku tidak mampu untuk itu." Beliau bersabda: "Berpuasalah dua bulan berturut-turut." Ia berkata: "Aku tidak sanggup, " beliau bersabda: "Berilah makan enam puluh orang miskin." Ia berkata: "Aku tidak mampu, " lalu beliau memberinya keranjang yang berisi kurma." -Ibrahim berkata: Al Araq adalah al Miktal (sebanding antara lima belas hingga dua puluh sha') - Beliau lalu bersabda: "Dimanakah laki-laki yang bertanya tadi? Pergi dan bersedekahlah dengan ini." Ia menjawab, "Demi Allah, antara dua lembah ini tidak ada keluarga yang lebih membutuhkan ini kecuali kami." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum hingga kelihatan gigi gerahamnya, beliau lalu bersabda: "Kalau begitu, berilah makan kepada keluargamu."
Shahih Bukhari 5624: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah Al Uwaisi] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: "Saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran yang tebal ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang menemui beliau. Langsung ditariknya Rasulullah dengan kuat, Anas melanjutkan: "Hingga saya melihat permukaan bahu beliau membekas lantaran ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar. Arab badui tersebut berkata: "Wahai Muhammad berikan kepadaku dari harta yang diberikan Allah padamu", maka beliau menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya."
Shahih Bukhari 5625: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Isma'il] dari [Qais] dari [Jarir] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menghalangiku semenjak aku memeluk Islam dan tidaklah dia melihatku kecuali tersenyum. Aku telah mengadukan kepadanya, bahwa aku tidak kokoh berada di atas kuda, maka beliau menepukkan tangannya ke dadaku seraya berdoa: "Ya Allah, kokohkan dia dan jadikanlah dia petunjuk lagi pemberi petunjuk."
Shahih Bukhari 5626: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] dari [Zainab binti Ummu Salamah] dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu sedikitpun dari kebenaran, apakah seorang wanita wajib mandi jika ia ihtilam (mimpi basah atau bersenggama)?" beliau menjawab: "Ya, jika ia melihat cairan (keluar)." Maka Ummu Salamah tersenyum dan berkata: "Apakah wanita juga ihtilam (mimpi basah)?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Darimanakah seorang anak itu mirip (dengan orang tuanya)?"
Shahih Bukhari 5627: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami ['Amru] bahwa [Abu Nadlr] telah menceritakan kepadanya, dari [Sulaiman bin Yasar] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit dalam mulutnya, beliau hanya biasa tersenyum."
Shahih Bukhari 5628: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas]. Dan di riwayatkan dari jalur lain, [Khalifah] pernah berkata kepadaku: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika beliau tengah berkhutbah Jum'at di Madinah, laki-laki itu berkata: "Sudah sekian lama hujan tidak turun, maka mintalah hujan kepada Rabbmu!" lalu Nabi Shallallahu'alaihi wasallam melihat ke langit, dan tidak terlihat banyak awan. Lalu beliau beristisqa' (meminta hujan turun), tiba-tiba awan bermunculan dan saling menyatu antara satu dengan yang lain, hingga hujan pun turun dan mengalirlah aliran-aliran air di Madinah. Hal ini berlangsung sampai Jumat berikutnya dan tidak terhenti. Kemudian laki-laki tersebut atau yang lainnya berdiri saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah berkhutbah, katanya: "Kami semua telah kebanjiran, maka berdo'alah kepada Rabbmu supaya menahan hujan dari kami". Beliaupun tersenyum kemudian berdo'a: "Ya Allah, turunkanlah (hujan) di sekitar kami dan bukan pada kami". Hingga dua atau tiga kali, maka awan-awan pun bergeser dari Madinah ke arah kanan dan kiri, menghujani di sekitarnya dan tidak turun di Madinah sedikitpun, ternyata Allah hendak memperlihatkan karomah kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabulkan do'anya."
Shahih Bukhari 5629: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."
Shahih Bukhari 5630: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Abu Suhail Nafi' bin Malik bin Abu 'Amir] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu: jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari dan jika dipercaya berkhianat."
Shahih Bukhari 5631: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Jarir] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja`] dari [Samurah bin Jundab] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku tadi malam bermimpi ada dua orang yang membawaku, keduanya berkata: "Dan yang kamu lihat seseorang yang dirobek-robek mulutnya adalah seorang pendusta yang selalu berbicara dengan kedustaannya hingga dibawanya sampai ke ufuk (cakrawala) sana, dan ia selalu seperti itu hingga datang hari Kiamat."
Shahih Bukhari 5632: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dia berkata: saya berkata kepada [Abu Usamah]: Apakah [Al A'masy] pernah menceritakan kepada kalian? Yaitu: saya mendengar [Syaqiq] dia berkata: saya mendengar [Hudzaifah] berkata: "Orang yang paling mirip Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari perilaku dan sifatnya adalah Ibnu Ummi 'Abd (Ibnu Mas'ud), semenjak dia keluar dari rumahnya sampai dia kembali (ke rumahnya) hingga kami tidak mengetahui apa yang diperbuat bersama isterinya."
Shahih Bukhari 5633: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhariq] saya mendengar [Thariq] berkata: [Abdullah] berkata: "Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."
Shahih Bukhari 5634: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Sufyan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Al A'masy] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Abu Musa] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidak ada siapa pun atau tidak ada sesuatu pun yang lebih bersabar atas gangguan yang ia dengar melebihi Allah, Sesungguhnya mereka menganggap Dia punya anak namun Dia memaafkan dan memberi mereka rizki."
Shahih Bukhari 5635: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: saya mendengar [Syaqiq] berkata: [Abdullah] berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membagikan sesuatu sebagaimana sebagian (mendapatkan) pembagian dari beliau, tiba-tiba seorang laki-laki dari Anshar berkata: "Demi Allah, sepertinya pembagian ini tidak untuk mencari ridla Allah." maka aku pun berkata (dalam hati): "Sungguh aku akan melaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku mendatangi beliau ketika beliau berada bersama para sahabatnya, kemudian aku mengatakannya dengan suara pelan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun merasa berat hati hingga wajahnya berubah karena marah, sampai aku berharap jika tadi aku tidak jadi memberitahukan kepada beliau, kemudian belaiu bersabda: "Sungguh Musa juga pernah disakiti lebih daripada ini namun dia tetap bersabar."
Shahih Bukhari 5636: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Muslim] dari [Masruq], [Aisyah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membuat sesuatu yang diperbolehkan bagi beliau, namun anehnya ada beberapa orang sahabat yang mengingkarinya (tidak mau menerimanya). Ketika berita itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Maka beliau berkhutbah, setelah memuji Allah beliau bersabda: "Apa alasan mereka itu mengingkari sesuatu yang aku buat, demi Allah, aku adalah manusia yang paling mengenal Allah dan paling takut kepada-Nya."
Shahih Bukhari 5637: Telah menceritakan kepada kami [Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] saya mendengar [Abdullah yaitu Ibnu Abu 'Utbah] bekas budak Anas, dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang lebih pemalu daripada seorang gadis yang dipingit dalam rumah, apabila beliau melihat sesuatu yang tidak disukainya, maka kami akan mengetahui dari raut muka beliau."
Shahih Bukhari 5638: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] dan [Ahmad bin Sa'id] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Utsman bin Umar] telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Mubarrak] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seseorang berkata kepada saudaranya: "Wahai kafir" maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu dari keduanya." [Ikrimah bin 'Ammar] berkata: dari [Yahya] dari [Abdullah bin Yazid] dia mendengar [Abu Salamah] mendengar [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Shahih Bukhari 5639: Telah menceritakan kepada kami [Ismail] katanya: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa saja yang berkata kepada saudaranya: "Wahai Kafir" maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu dari keduanya."
Shahih Bukhari 5640: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Tsabit bin Adl Dlahak] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa bersumpah dengan selain agama Islam secara dusta, maka dia seperti apa yang dia katakan, barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di neraka Jahannam dengan sesuatu yang ia pergunakan untuk bunuh diri, barangsiapa melaknat seorang muslim maka ia seperti membunuhnya dan barangsiapa menuduh seorang muslim dengan kekafiran maka ia seperti membunuhnya."
Shahih Bukhari 5641: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdah] telah mengabarkan kepada kami [Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Salim] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] telah menceritakan kepada kami [Jabir bin Abdullah] bahwa Mu'adz bin Jabal radliallahu 'anhu pernah shalat (dibelakang) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia kembali ke kaumnya untuk mengimami shalat bersama mereka dengan membaca surat Al Baqarah, Jabir melanjutkan: "Maka seorang laki-laki pun keluar (dari shaf) lalu ia shalat dengan shalat yang agak ringan, ternyata hal itu sampai kepada Mu'adz, ia pun berkata: "Sesungguhnya dia adalah seorang munafik." Ketika ucapan Mu'adz sampai ke laki-laki tersebut, laki-laki itu langsung mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah kaum yang memiliki pekerjaan untuk menyiram ladang, sementara semalam Mu'adz shalat mengimami kami dengan membaca surat Al Baqarah, hingga saya keluar dari shaf, lalu dia mengiraku seorang munafik." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Mu'adz, apakah kamu hendak membuat fitnah." -Beliau mengucapkannya hingga tiga kali- bacalah Was syamsi wadluhaaha dan wasabbih bismirabbikal a'la atau yang serupa dengannya."
Shahih Bukhari 5642: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Humaid] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa salah seorang dari kalian bersumpah, dan dalam sumpahnya berkata demi Lata dan Uzza, hendaknya ia segera mengatakan: "Laa ilaaha illallah (tiada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah), dan barangsiapa berkata kepada saudaranya: "kemarilah kita main judi" hendaknya ia segera bersedekah."
Shahih Bukhari 5643: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma bahwa dia pernah mendapati Umar ketika di atas tunggangannya bersumpah dengan nenek moyangnya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru kepada orang-orang: "Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian, barangsiapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau kalau tidak, lebih baik ia diam."
Shahih Bukhari 5644: Telah menceritakan kepada kami [Yasrah bin Shafwan] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim] dari [Az Zuhri] dari [Al Qasim] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemuiku, sementara di dalam rumah terdapat kain pembatas (satir) yang bergambar, maka rona wajah beliau berubah, beliau langsung mengambil satir tersebut dan memotongnya." Aisyah melanjutkan: "Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksaannya pada hari Kiamat adalah orang yang menggambar gambar seperti ini."
Shahih Bukhari 5645: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Isma'il bin Abu Khalid] telah menceritakan kepada kami [Qais bin Abu Hazim] dari [Abu Mas'ud] radliallahu 'anhu dia berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Sesungguhnya aku akan mengakhirkan shalat shubuh karena fulan yang memanjangkan (bacaannya)." Abu Mas'ud berkata: "Maka aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat marah dalam menyampaikan nasihatnya melebihi marahnya beliau pada hari itu, Abu Mas'ud melanjutkan: "Lalu beliau bersbada: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya di antara kalian ada yang menjadikan orang-orang lari (dari keta'atan), barangsiapa di antara kalian shalat dengan orang banyak, hendaklah ia memperingan shalatnya, sebab di antara mereka ada orang yang lemah, orang yang sudah lanjut usia dan orang yang mempunyai keperluan."
Shahih Bukhari 5646: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Juwairiyah] dari [Nafi'] dari [Abdullah] radliallahu 'anhu dia berkata: "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat, beliau melihat ludah di arah Qiblat Masjid, kemudian beliau mengeruknya dan menutupinya, lalu beliau bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian sedang shalat, maka sesungguhnya Allah berada di hadapannya, karena itu janganlah ia meludah ke hadapannya ketika mengerjakan shalat."
Shahih Bukhari 5647: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] telah mengabarkan kepada kami [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Yazid] bekas budak Al Munba'its, dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang barang temuan, beliau menjawab: "Umumkanlah selama setahun, lalu kenalilah wadah dan talinya, (sementara waktu) kamu boleh memanfa'atkannya, apabila pemiliknya datang, maka berikanlah barang tersebut kepadanya." Orang itu bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kambing yang hilang?". Beliau menjawab: "Ambillah, mungkin ia dapat menjadi milikmu atau milik saudaramu atau bahkan menjadi milik serigala." Dia bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan temuan unta?" Zaid bin Khalid berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam marah hingga wajahnya memerah atau rona wajahnya menjadi merah, kemudian beliau bersabda: "Apa urusanmu dengan unta yang hilang?, biarkanlah ia, karena ia telah membawa sepatu dan wadah airnya sendiri hingga bertemu pemiliknya."
Shahih Bukhari 5648: Dan berkata [Al Makki]: telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id]. diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Salim bin Abu An Nadlr] bekas budak Umar bin 'Ubaidullah, dari [Busr bin Sa'id] dari [Zaid bin Tsabit] radliallahu 'anhu dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membuat ruangan yang dibatasi dengan sehelai kain atau tikar di masjid, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dan melakukan shalat. kemudian orang-orang pun ikut melakukan shalat bersama beliau. Di malam berikutnya merekapun datang, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak kunjung keluar, sambil mengeraskan suara, mereka melempar pintu beliau dengan kerikil. Tidak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui mereka dalam keadaan marah seraya bersabda: "Masih saja kalian mengerjakannya (dengan berjama'ah), hingga aku mengira shalat tersebut akan diwajibkan atas kalian, hendaknya kalian melakukan shalat di rumah kalian, sesungguhnya sebaik-baik shalat seseorang adalah dirumahnya kecuali shalat wajib."
Shahih Bukhari 5649: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Musayyib] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah."
Shahih Bukhari 5650: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Adi bin Tsabit] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Shurd] dia berkata: "Ada dua orang yang saling mencerca di samping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara kami duduk-duduk di samping beliau, salah seorang darinya mencerca temannya sambil marah, hingga wajahnya memerah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya saya mengetahui suatu kalimat yang apabila ia membacanya, niscaya kemarahannya akan hilang, sekiranya ia mengatakan: "A'uudzubillahi minasy syaithaanir rajiim." Lalu orang-orang berkata kepada laki-laki itu: "Apakah kamu tidak mendengar apa yang di katakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Justru laki-laki itu menimpali: "Sesungguhnya aku tidaklah gila."
Shahih Bukhari 5651: Telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakr yaitu Ibnu Ayyasy] dari [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Berilah aku wasiat?" beliau bersabda: "Janganlah kamu marah." Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: "Janganlah kamu marah."
Shahih Bukhari 5652: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu As Sawwar Al 'Adawi] dia berkata: saya mendengar ['Imran bin Hushain] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sifat malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan." Maka Busyair bin Ka'b berkata: "Telah tertulis dalam hikmah, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketenangan, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketentraman." Maka Imran berkata kepadanya: "Aku menceritakan kepadamu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara kamu menceritakan kepadaku dari catatanmu."
Shahih Bukhari 5653: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Salamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari [Salim] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati seorang laki-laki yang tengah mencela saudaranya karena malu, kata laki-laki itu: "Sesungguhnya kamu selalu malu hingga hal itu akan membahayakan bagimu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Biarkanlah ia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari iman."
Shahih Bukhari 5654: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Ja'ad] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Bekas budak Anas], Abu Abdullah berkata: namanya adalah Abdullah bin Abu 'Utbah dia berkata: saya mendengar [Abu Sa'id] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lebih pemalu daripada seorang gadis pingitan yang dipingit di kamarnya."
Shahih Bukhari 5655: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Rib'i bin Hirasy] telah menceritakan kepada kami [Abu Mas'ud] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya yang diperoleh manusia dari ucapan kenabian yang pertama adalah jika kamu tidak mempunyai rasa malu, maka berbuatlah sesukamu."
Shahih Bukhari 5656: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Zainab binti Abu Salamah] dari [Ummu Salamah] radliallahu 'anha dia berkata: "Ummu Sulaim datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dari kebenaran, apakah seorang wanita wajib mandi jika ia ihtilam (mimpi basah)? Beliau bersabda: "Ya, jika ia melihat air."
Shahih Bukhari 5657: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Muharib bin Ditsar] dia berkata: saya mendengar [Ibnu Umar] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perumpamaan seorang muslim bagaikan pohon hijau, daunnya tidak pernah berjatuhan dan berguguran." orang-orang pun menjawab: "Ia adalah pohon ini, ia adalah pohon ini." Dan aku hendak menjawab: "Itu adalah pohon kurma, karena waktu itu aku masih sangat muda, maka akupun malu menjawabnya." Kemudian beliau bersabda: "Ia adalah pohon kurma." Dan dari [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Khubaib bin Abdurrahman] dari [Hafsh bin 'Ashim] dari [Ibnu Umar] seperti hadits di atas, dia menambahkan: "Lalu aku sampaikan kepada Umar (ayahnya), Umar pun berkata: "Sekiranya kamu mengatakan hal itu, niscaya lebih aku sukai dari pada ini dan ini."
Shahih Bukhari 5658: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Marhum] saya mendengar [Tsabit] bahwa dia mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata: "Seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menawarkan dirinya, katanya: "Apakah engkau membutuhkanku?" maka anak perempuan (Anas bin Malik) berkata: "Alangkah sedikit malunya perempuan itu." Anas bin Malik berkata: "Ia lebih baik darimu, dia tawarkan dirinya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Shahih Bukhari 5659: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [An Nadlr] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata: "Ketika beliau mengutusnya bersama Mu'adz bin Jabal, beliau bersabda kepada keduanya: "Mudahkanlah setiap urusan dan janganlah kamu mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kamu membuatnya lari, dan bersatu padulah! Lantas Abu Musa berkata: "Wahai Rasulullah, di daerah kami sering dibuat minuman dari rendaman madu yang biasa di sebut dengan Al Bit'u dan minuman dari rendaman gandum yang biasa di seut Al Mizru. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Setiap yang memabukkan adalah haram."
Shahih Bukhari 5660: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu At Tayyah] dia berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mudahkanlah setiap urusan dan janganlah kalian mempersulitnya, buatlah mereka tenang dan jangan membuat mereka lari."
Shahih Bukhari 5661: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa dia berkata: "Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merasa bingung terhadap dua pilihan melainkan beliau akan memilih perkara yang lebih mudah (ringan) selama hal itu tidak mengandung dosa. Jika perkara itu mengandung dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri dari padanya. Dan tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam marah terhadap suatu perkara, melainkan bila beliau melihat larangan Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah."
Shahih Bukhari 5662: Telah menceritakan kepada kami [Abu An Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Al Azraq bin Qais] dia berkata: "Kami pernah berada di tepi sungai di Ahwaz yang airnya sedikit mengering, tiba-tiba [Abu Barzah Al Aslami] datang dengan mengendarai kuda, lalu dia mengerjakan shalat dengan membiarkan kudanya, tiba-tiba kudanya kabur, dia pun membatalkan shalatnya untuk mengejar kudanya yang kabur hingga ia dapat menangkapnya lagi, kemudian dia kembali untuk mengqadla' shalatnya. Ternyata di antara kami ada seorang laki-laki yang memiliki pikiran (lain), ia lalu menghadap dan berkata: "Lihatlah orang tua ini, ia meninggalkan (membatalkan) shalatnya karena seekor kuda." Setelah itu Abu Barzah menemuinya dan berkata: "Tidak ada seorang pun yang sangat mencelaku semenjak saya berpisah dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, " katanya selanjutnya: "Sesungguhnya tempat tinggalku sangatlah jauh, sekiranya aku shalat dan membiarkan kudaku, niscaya aku pulang ke keluarga sampai larut malam." Dan Al Azraq menyebutkan bahwa dia telah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ikut berperang bersama beliau."
Shahih Bukhari 5663: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri], [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Abu Hurairah] telah mengabarkan kepadanya: Seorang Arab badui kencing di Masjid, maka orang-orang pun segera menuju kepadanya dan menghardiknya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka: "Biarkanlah dia, dan guyurlah air kencingnya dengan seember air, hanyasanya kalian diutus untuk memudahkan bukan untuk mempersulit."
Shahih Bukhari 5664: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abu At Tayyah] dia berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa bergaul dengan kami, hingga beliau bersabda kepada saudaraku yang kecil: "Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh Nughair (nama burung)?"
Shahih Bukhari 5665: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Aku pernah bermain bersama anak-anak perempuan di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku juga mempunyai teman-teman yang biasa bermain denganku, apabila Rasulullah shallaallahu'alaihi wa sallam masuk, mereka bersembunyi dari beliau. Sehingga beliau memanggil mereka supaya bermain bersamaku."
Shahih Bukhari 5666: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu Al Munkadir] dia menceritakan dari ['Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] telah mengabarkan kepadanya, bahwa seorang laki-laki meminta izin kepada Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam, beliau lalu bersabda: "Izinkanlah dia masuk, amat buruklah Ibnu 'Asyirah (maksudnya kabilah) atau amat buruklah Suadara 'Asyirah (maksudnya kabilah)." Ketika orang itu masuk, beliau berbicara kepadanya dengan suara yang lembut, lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, anda berkata seperti ini dan ini, namun setelah itu anda berbicara dengannya dengan suara yang lembut, Maka beliau bersabda: "Wahai 'A`isyah, sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kejahatannya."
Shahih Bukhari 5667: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Wahhab] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah diberi hadiah beberapa potong baju yang terbuat dari sutera dan berkancing emas lalu beliau membagi-bagikannya kepada para shahabat dan menyisakan satu potong untuk Makhramah. Ketika Makhramah datang beliau bersabda: "Aku telah menyimpannya untukmu." Lalu Ayyub memperagakan bagaimana beliau memberikan kain tersebut kepada Makhramah, sedangkan dalam perangainya tersebut ada suatu (pelajaran)." Hadits ini juga di riwayatkan [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub]. Dan [Hatim bin Wardan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Miswar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah di beri aqbiyah (sejenis mantel)..."
Shahih Bukhari 5668: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Orang mukmin tidak akan terperosok dua kali pada satu lobang."
Shahih Bukhari 5669: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin 'Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Husain] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku, lalu beliau bersabda: "Aku memperoleh berita bahwa kamu bangun di malam hari dan berpuasa di siang hari, benarkah itu?" Aku menjawab: "Benar." Beliau bersabda: "Jangan kamu lakukannya: namun tidur dan bangunlah, berpuasa dan berbukalah. Karena tubuhmu memiliki hak atas dirimu, kedua matamu memiliki hak atas dirimu, tamumu memiliki hak atas dirimu, istrimu memiliki hak atas dirimu. Sungguh, semoga panjang umur dan cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dan suatu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya, itulah puasa Dahr." Abdullah bin 'Amru berkata: "Aku bersikap keras dan beliau pun bersikap keras kepadaku, lalu kataku: "Sungguh aku masih kuat melakukan lebih dari itu?". Beliau bersabda: "Berpuasalah tiga hari setiap Jum'at." Abdullah bin 'Amru berkata: "Aku bersikap keras dan beliau pun bersikap keras kepadaku, lalu kataku: "Sungguh aku masih kuat melakukan lebih dari itu?" Beliau bersabda: "Kalau begitu, berpuasalah seperti puasanya Nabiyullah Daud." Aku bertanya: "Bagaimana puasa Nabiyullah Daud?" Beliau bersabda: "Yaitu puasa setengah zaman (sehari puasa sehari berbuka)."
Shahih Bukhari 5670: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Suraih Al Ka'bi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, dan tidak halal bagi tamu tinggal (berlama-lama) sehingga memberatkannya." Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] seperti hadits di atas, dia menambahkan: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya berkata baik atau diam."
Shahih Bukhari 5671: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam."
Shahih Bukhari 5672: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] radliallahu 'anhu bahwa dia berkata: "Kami bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda mengutus kami, lalu kami singgah di suatu kaum, namun mereka tidak melayani kami, bagaimana menurut anda?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami: "Jika kalian singgah di suatu kaum, lalu mereka melayani kalian sebagaimana layaknya seorang tamu, maka terimalah layanan mereka. Jika mereka tidak melayani kalian, maka kalian boleh mengambil dari mereka hak tamu yang pantas mereka berikan."
Shahih Bukhari 5673: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam."
Shahih Bukhari 5674: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Aun] telah menceritakan kepada kami [Abu Al 'Umais] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] dari [Ayahnya] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mempersaudarakan antara Salman dengan Abu Darda`, lalu Salman mengunjungi Abu Darda` dan melihat Ummu Darda' berpenampilan kusam, Salman pun bertanya: "Kenapa denganmu?" Ummu Darda` menjawab: "Sesungguhnya saudaramu yaitu Abu Darda' tidak membutuhkan terhadap dunia sedikitpun, " Ketika Abu Darda` tiba, dia membuatkan makanan untuk Salman lalu berkata: "Makanlah karena aku sedang berpuasa." Salman menjawab: "Saya tidak ingin makan hingga kamu ikut makan." Akhirnya Abu Darda' pun makan. Ketika tiba waktu malam, Abu Darda' beranjak untuk melaksanakan shalat namun Salman berkata kepadanya: "Tidurlah." Abu Darda` pun tidur, tidak berapa lama kemudian dia beranjak untuk mengerjakan shalat, namun Salman tetap berkata: "Tidurlah." akhirnya dia tidur." Ketika di akhir malam, Salman berkata kepadanya: "Sekarang bangunlah, " Abu Juhaifah berkata: "Keduanya pun bangun dan melaksanakan shalat, setelah itu Salman berkata: "Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak atas dirimu, dan badanmu memiliki hak atas dirimu, isterimu memiliki hak atas dirimu, maka berikanlah haknya setiap yang memiliki hak." Selang beberapa saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang, lalu hal itu diberitahukan kepada beliau, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Salman benar." Abu Juhaifah Wahb As Suwa`i biasa di sebut dengan Wahb Al Khair.
Shahih Bukhari 5675: Telah menceritakan kepada kami [Ayyasy bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Jurairi] dari [Abu Utsman] dari [Abdurrahman bin Abu Bakr] radliallahu 'anhuma bahwa Abu Bakar kedatangan tamu beberapa orang, lalu dia berkata kepada Abdurrahman: "Layani tamu-tamumu dengan baik, karena aku hendak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, pergilah untuk menjamu mereka sebelum aku kembali." Lantas Abdurrahman beranjak dan menjamu apa yang dia miliki kepada mereka, lalu dia berkata: "Silahkan makan." Namun mereka berkata: "Kemanakah tuan rumah?" Abdurrahman berkata: "Makanlah." Mereka tetap berkata: "Kami tidak akan menyantap makanan sampai tuan rumah datang." Abdurrahman berkata: "Terimalah jamuan kalian ini, karena bila ia datang, sedangkan kalian belum memakannya, dia akan membuangnya." Namun mereka tetap menolaknya, maka akupun tahu kalau Abu Bakr akan memarahiku, ketika dia datang, aku langsung menghidar darinya, Abu Bakr berkata: "Apakah kalian telah memakannya?" maka mereka mengabarinya (bahwa mereka belum menjamahnya), maka Abu Bakr menyeru: "Wahai Abdurrahman?" aku pun terdiam, kemudian dia berkata lagi: "Wahai Abdurrahman?" aku tetap diam, lalu dia berkata: "Wahai Ghuntsar (sebutan untuk Abdurrahman), aku bersumpah kepadamu, jika kamu mendengar suaraku." Ketika aku datang dan keluar, aku langsung berkata: "Tanyalah kepada para tamumu." Mereka pun menjawab: "Dia benar, dia telah menyodorkannya kepada kami." Abu Bakr berkata: "Apakah kalian menungguku?, demi Allah aku tidak akan makan malam ini." Dan yang lain pun menimpali: "Demi Allah, kami tidak akan memakannya hingga kamu memakannya lebih dulu." Abu Bakr berkata: "Aku sama sekali tidak pernah melihat keburukan seperti yang terjadi malam ini.' Celakalah kalian kenapa kalian tidak mau menerima hidangan kami? Berikanlah makananmu kepadaku, " lalu disodorkanlah makanan tersebut kepadanya kemudian dia meletakkan di tangannya dan berkata: "Dengan nama Allah, (sumpah) yang pertama adalah untuk syetan." Lalu Abu Bakr memakannya dan mereka pun ikut makan."
Shahih Bukhari 5676: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sulaiman] dari [Abu Utsman]. [Abdurrahman bin Abu Bakr] radliallahu 'anhu berkata: "Abu Bakr kedatangan tamu atau kedatangan para tamu, sementara dia bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga larut malam, ketika dia kembali pulang, ibuku berkata kepadanya: "Apa yang menghalangimu tidak menemui tamumu atau para tamumu semalam?" dia berkata: "Apakah kamu telah menjamu mereka?" ibuku menjawab: "Aku telah berusaha menjamunya atau menjamu mereka, namun mereka tetap menolaknya atau dia menolaknya." Abu Bakr pun marah, mencela dan mencaci serta bersumpah untuk tidak memberinya makan." Lalu aku pergi dan bersembunyi, dia berkata: "Wahai Ghuntsar!" maka isterinya pun bersumpah untuk tidak memakannya begitu juga dengan tamu atau para tamu yang bersumpah untuk tidak memakannya." Maka Abu Bakr berkata: "Seakan-akan hal ini dari syetan." Abu Bakr pun meminta diambilkan makanan, lalu dia memakannya dan mereka juga ikut menyantapnya, anehnya tidaklah mereka mengambil sesuap (makanan) melainkan dari bawah makanan tersebut bertambah semakin banyak, maka Abu Bakr berkata: "Wahai saudari Bani Firas, ada apa dengan ini?" isterinya menjawab: "Sungguh menjadi kesejukan pada hatiku, bahwa makanan tersebut sekarang lebih banyak sebelum kita memakannya." Maka para tamu pun ikut menyantapnya dan sebagiannya di kirimkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Abdurrahman menyebutkan bahwa beliau juga ikut memakannya."
Shahih Bukhari 5677: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] yaitu Ibnu Zaid dari [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] bekas budak Anshar, dari [Rafi' bin Khadij] dan [Sahal bin Abu Hatsmah] bahwa keduanya menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Sahal dan Muhayishah bin Mas'ud pergi ke Khaibar, kemudian keduanya berpisah di suatu kebun kurma, tiba-tiba Abdullah bin Sahal terbunuh, lantas Abdurrahman bin Sahl Huwayishah dan Muhayishah bin Mas'ud pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk melapor mengenai perkara saudaranya, Abdurrahman angkat bicara padahal dia adalah orang yang paling muda di antara mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang lebih tua, yang lebih tua." Yahya berkata: "Maksudnya hendaknya yang paling tua yang lebih dulu angkat bicara." Lalu mereka melaporkan mengenai perkara saudaranya, lantas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hendaknya lima puluh orang dari kalian bersumpah atas satu orang dari mereka (Yahudi), maka kalian berhak menuntut darah sahabatmu." Mereka berkata: "Perkara ini sama sekali belum pernah kami alami, bagaimana kami akan bersumpah?" beliau bersabda: "Jika demikian, orang-orang Yahudi telah terbebas dari tuduhanmu, dengan lima puluh orang dari mereka yang bersumpah." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, mereka adalah orang-orang kafir." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membayar diyat dari diri beliau sendiri kepada mereka." Sahal berkata: "Maka saya dapati seekor unta dari unta-unta tersebut, lalu saya masukkan ke kandang unta mereka, tiba-tiba saya di tendang oleh kaki unta itu." [Laits] berkata: Telah menceritakan kepadaku [Yahya] dari [Busyair] dari [Sahal]. Yahya berkata: Aku mengira dia berkata bersama dengan Rafi' bin Khadij. [Ibnu 'Uyainah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Busyair] dari [Sahal] saja.
Shahih Bukhari 5678: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Beritahukanlah kepadaku suatu pohon yang perumpamaannya mirip seorang muslim, berbuah setiap saat dengan izin pemiliknya dan daunnya pun tidak pernah berguguran." Hatiku mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon kurma, namun aku tidak berani mengatakannya apalagi disana terdapat Abu Bakr dan Umar, ketika keduanya tidak angkat bicara, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pohon itu adalah pohon kurma." Ketika aku keluar bersama ayahku, aku berkata: "Wahai ayahku, tadi dalam hatiku mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon kurma." Ayahku berkata: "Kenapa kamu tidak menjawabnya! Sekiranya kamu menjawabnya, maka hal itu lebih aku sukai daripada ini dan ini." Abdullah berkata: "Sebenarnya tidak ada yang mencegahku untuk menjawabnya melainkan aku melihatmu dan Abu Bakr tidak juga angkat bicara, maka aku tidak suka (mendahulinya)."
Shahih Bukhari 5679: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakr bin Abdurrahman] bahwa [Marwan bin Hakam] telah mengabarkan kepadanya bahwa [Abdurrahman bin Al Aswad bin Abdu Yaghuts] telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Ubay bin Ka'b] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya dalam sya'ir itu terkandung hikmah."
Shahih Bukhari 5680: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al Aswad bin Qais] saya mendengar [Jundub] berkata: "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan, tiba-tiba beliau tersandung batu kemudian beliau terjatuh hingga menyebabkan jari (kakinya) berdarah, lalu beliau bersabda: "Bukankah engkau hanya sebatang jari yang berdarah? Dan ini terjadi ketika engkau ikut berjihad fi sabilillah."
Shahih Bukhari 5681: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalimat sya'ir paling benar yang pernah diucapkan oleh seorang penya'ir adalah kalimat Labid: Alaa, kullu syaiin maa khalallaha bathil (Ketahuilah, segala sesuatu selain Allah itu pasti binasa). Dan hampir saja Umayyah bin Abu Shalt masuk Islam."
Shahih Bukhari 5682: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] dia berkata: "Aku pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju Khaibar, maka kami mengadakan perjalanan di malam hari, seorang anggota pasukan dari suatu Kaum berkata kepada 'Amir bin Al Akwa': "Tidakkah kamu mau memperdengarkan kepada kami sajak-sajakmu? Salamah berkata: 'Amir memang seorang penyair, kemudian dia turun sambil menghalau unta dan berkata: "Ya Allah, kalau bukan karena (Hidayah-Mu) maka tidaklah kami akan mendapat petunjuk, kami tidak akan bersedekah, dan tidak akan mendirikan shalat. Oleh karena itu, ampunilah kami, sebagai tebusan Engkau atas kesalahan kami. Dan teguhkanlah pendirian kami jika bertemu dengan musuh. Tanamkanlah ketenangan di hati kami, apabila di teriaki kami kan datang. Dan dengan teriakan, mereka kan menangis kepada kami." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapakah orang yang menghalau unta sambil bersyair itu?" mereka menjawab: "Amir bin Al Akwa'." Beliau bersabda: "Semoga Allah merahmatinya." Lalu seorang anggota pasukan bertanya: "Betulkah begitu ya Rasulullah?, alangkah baiknya sekiranya anda menyuruhnya supaya menghibur kami terus." Salamah berkata: "Kiranya saat itu kami telah sampai di Khaibar, kemudian kami mengepung penduduknya, sehingga perut kami terasa sangat lapar, kemudian Allah menaklukkan negeri itu atas mereka (kaum Muslimin)." Setelah hari mulai petang di hari penaklukan Khaibar, mereka mulai menyalakan api, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Nyala api apakah itu? Dan untuk apakah mereka menyalakan api?" mereka menjawab: "Untuk memasak daging." Beliau bertanya: "Daging apa?" mereka menjawab: "Daging keledai jinak." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tumpahkanlah dan pecahkanlah." Lantas ada seorang laki-laki berkata: "Wahai Rasulullah, atau tumpahkan kemudian di cuci." Beliau menjawab: "atau seperti itu." Tatkala dua pasukan saling berhadapan, ternyata 'Amir hanya mempunyai pedang pendek. Dengan pedang itu maka ia menikamnya di betis orang Yahudi, tetapi malang baginya, ujung pedang itu terus meluncur hingga berbalik mengenai lutut 'Amir, dan 'Amir pun gugur karenanya." Setelah mereka kembali pulang, Salamah mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatku murung, lalu beliau bersabda kepadaku: "Kenapa denganmu?" Aku menjawab: "Ayah dan ibuku menjadi tebusan anda, orang-orang menganggap pahala 'Amir telah terhapus." Beliau bertanya: "Siapa yang mengatakannya?" jawabku: "Fulan, fulan, fulan dan Usaid bin Hudlair Al Anshari." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dusta orang yang mengatakannya, sesungguhnya dia memperoleh pahala ganda -sambil beliau menggabungkan kedua jemarinya- dialah pejuang sesungguhnya, dan sedikit sekali orang Arab yang pergi berperang seperti dia."
Shahih Bukhari 5683: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemui sebagian isterinya, sementara Ummu Sulaim bersama mereka, maka beliau bersabda: 'Hati-hati wahai Anjasyah, pelan-pelanlah jika mengawal sesuatu yang diibaratkan dengan barang yang mudah pecah (maksudnya para wanita). Abu Qilabah berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berbicara dengan kalimat yang seandainya sebagian dari kalian mengucapkannya, niscaya kalian akan mempermainkan orang yang mengucapkannya.' (karena jarang yang melakukannya). Yaitu sabda beliau: "Kamu mengawal sesuatu yang diibaratkan dengan barang yang mudah pecah (maksudnya adalah para wanita)."
Shahih Bukhari 5684: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Hasan bin Tsabit pernah meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengejek kaum Musyrikin (Quraisy), lalu beliau bersabda: "Tapi bagaimana dengan nasab (keturunan) ku?" Hasan berkata: "Aku pasti akan mengeluarkan (menyelamatkan) tuan dari mereka sebagaimana rambut dikeluarkan dari adonan tepung." Dan dari Hisyam bin 'Urwah dari Ayahnya dia berkata: "Aku pernah pergi untuk mencela Hasan di hadapan Aisyah, maka dia berkata: "Jangan kamu mencelanya, karena dia pernah menyelamatkan (melindungi) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Shahih Bukhari 5685: Telah menceritakan kepada kami [Asbagh] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Wahb] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Al Haitsam bin Abu Sinan] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar [Abu Hurairah] dalam kisahnya menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: bahwa saudara kalian (maksudnya Ibnu Rawahah) pernah mengucapkan perkataan jelek, bahkan dia mengatakan: "Di antara kita ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang membaca kitabnya, saat fajar merekah terang. Beliau memperlihatkan petunjuk kepada kita. Yang karenanya hati kita menjadi yakin, setelah nyata apa yang diucapkannya musti terjadi. Beliau bermalam dengan menjauhkan punggungnya dari tempat tidurnya, saat tempat tidur terasa berat bagi orang-orang kafir." Hadits ini juga diperkuat ['Uqail] dari [Az Zuhri], [Az Zubuaidi] mengatakan dari [Az Zuhri] dari [Sa'id], dan [Al A'raj] dari [Abu Hurairah]."
Shahih Bukhari 5686: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Muhammad bin Abu 'Atiq] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] bahwa dia mendengar [Hasan bin Tsabit Al Anshari] meminta persaksian kepada [Abu Hurairah], seraya berkata: "Saya bersumpah kepadamu dengan nama Allah wahai Abu Hurairah, pernahkah kamu mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Hasan, balaslah (sya'ir orang-orang kafir itu) untuk membela Rasulullah! Ya Allah, dukunglah Hasan dengan ruhul Quds (Jibril)." Abu Hurairah menjawab: "Ya, pernah."
Shahih Bukhari 5687: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi bin Tsabit] dari [Al Barra`] radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Hasan: "Seranglah mereka atau beliau bersabda balaslah serangan mereka dan Jibril bersamamu."
Shahih Bukhari 5688: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hanzhalah] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Perut salah seorang dari kalian penuh dengan nanah itu lebih baik daripada penuh dengan bait-bait sya'ir."
Shahih Bukhari 5689: Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dia berkata: saya mendengar [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perut seseorang penuh dengan nanah yang berbau busuk itu lebih daripada penuh dengan bait-bait sya'ir."
Shahih Bukhari 5690: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] sesungguhnya Aflah saudara Abu Al Qu'ais pernah meminta izin untuk menemuiku setelah turun (ayat) hijab, maka aku berkata: "Demi Allah, aku tidak akan mengizinkannya (masuk) sebelum aku meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena saudara Abu Al Qu'ais bukanlah orang yang menyusuiku, akan tetapi yang menyusuiku adalah isterinya." Beberapa saat kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya laki-laki itu bukanlah orang yang menyusuiku, akan tetapi yang menyusuiku adalah isterinya, beliau bersabda: "Izinkanlah ia (masuk) karena dia adalah pamanmu, semoga kamu beruntung!."
Shahih Bukhari 5691: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak bepergian, tiba-tiba beliau melihat Shafiyyah berdiri di depan pintu tendanya dengan penuh kesedihan karena dirinya sedang haidl. Beliau pun bersabda padanya: "Oo…(dengan bahasa Quraisy), sesungguhnya kamu benar-benar menyebabkan kami tertahan." Kemudian beliau bersabda: "Apakah kamu telah melaksanakan ifadlah di hari Nahr (kurban)? Maksudnya adalah thawaf." Shafiyah menjawab: "Ya." Beliau bersabda: "Kalau begitu, berangkatlah."
Shahih Bukhari 5692: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu An Nadlr] bekas budak Umar bin 'Ubaidullah, bahwa [Abu Murrah] bekas budak Ummu Hani` binti Abu Thalib telah mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar Ummu Hani` binti Abu Thalib berkata: "Aku pernah pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu Fathu Makkah, Saya mendapati beliau sedang mandi sedangkan Fathimah, anak perempuannya, menutupinya dengan selembar kain. Lalu saya mengucapkan salam kepadanya." Beliau bertanya: "Siapa itu?" saya menjawab: "Saya Ummu Hani` binti Abu Thalib" beliau bersabda: "Selamat datang, Ummu Hani`." Seusai mandi, beliau berdiri dan shalat delapan rakaat dengan memakai sehelai baju. Saat beliau selesai, saya menuturkan: "Wahai Rasulullah! saudaraku Ali hendak membunuh seorang laki-laki yang telah saya beri perlindungan, dia adalah fulan bin Hubairah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kami telah memberi perlindungan terhadap orang yang telah kamu lindungi, wahai Ummu Hani`." Ummu Hani` berkata: "Demikian itu terjadi pada waktu dluha."
Shahih Bukhari 5693: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas] radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang menuntun unta, lalu beliau bersabda: "Naikilah" laki-laki tersebut menjawab: "Ia hanya seekor unta?" beliau bersabda: "Naikilah." Laki-laki itu tetap berkata: "Sesungguhnya ia hanya seekor unta." Beliau bersabda: "Naikilah, celaka kamu."
Shahih Bukhari 5694: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang menuntun unta, lalu beliau bersabda: "Naikilah." Laki-laki itu berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia hanya seekor unta." Beliau bersabda: "Naikilah, celaka kamu, " beliau mengucapkan itu di kali yang kedua atau ketiga"
Shahih Bukhari 5695: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik], sedangkan [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dalam suatu perjalanan, sementara bersama beliau ada seorang budak laki-laki hitam yang bernama Anjasyah sebagai pengawal, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Celaka kamu wahai Anjsyah, hati-hatilah kamu jika mengawal sesuatu yang mudah pecah (maksudnya adalah wanita karena lemahnya)."
Shahih Bukhari 5696: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Khalid] dari [Abdurrahman bin Abu Bakrah] dari [Ayahnya] dia berkata: "Ada seorang laki-laki yang menyanjung kebaikan laki-laki lain di depan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Celaka kamu, kamu telah memenggal leher saudaramu." -Beliau mengatakannya hingga tiga kali- bila salah seorang dari kalian memuji temannya -tidak mustahil- hendaklah mengucapkan: 'Aku kira fulan seperti ini dan ini, dan Allah lah yang akan menilainya, dan aku tidak menyucikan seorang pun atas Allah walaupun Dia mengetahuinya."
Shahih Bukhari 5697: Telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dan [Adl Dlahak] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Pada suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membagi pembagian, tiba-tiba Dzul Huwaishirah seorang laki-laki dari Bani Tamim berkata: "Wahai Rasulullah, hendaknya engkau berbuat adil! Spontan beliau menjawab: "Siapa lagi bisa berbuat adil jika aku tak bisa berbuat adil? 'Umar kemudian mengatakan 'Izinkanlah aku yang memenggal lehernya! Beliau menjawab: 'Biarkan saja dia, sesungguhnya dia mempunyai beberapa kawan yang salah seorang diantara kalian meremehkan shalatnya sekalipun dia shalat, dan meremehkan puasanya sekalipun dia puasa, mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah keluar dari busur, ia melihat mata panahnya namun tak ada apa-apa, kemudian memperhatikan kain panahnya namun tidak ditemukan apa-apa, kemudian melihat anak panahnya namun tidak didapatkan apa-apa, kemudian melihat pada bulu anak panahnya namun tidak didapatkan apa-apa, rupanya telah didahulu oleh kotoran dan darah. Mereka muncul ketika manusia mengalami perpecahan. Ciri mereka adalah seorang laki-laki yang salah satu diantara kedua tangannya seperti dada kaum perempuan atau ia seperti daging yang bergerak-gerak." Abu Sa'id mengatakan: "Aku bersaksi bahwa aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku bersaksi bahwa 'Ali membunuh mereka dan aku bersamanya ketika didatangkan seseorang yang cirinya seperti yang dicirikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Shahih Bukhari 5698: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil Abu Al Hasan] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Al Auza'i] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Wahai Rasulullah, celaka aku!." Beliau menanggapi: "Ada apa denganmu?" laki-laki itu berkata: "Aku telah menggauli isteri di (siang) bulan Ramadhan." Beliau bersabda: "Kalau begitu, bebaskanlah budak." Laki-laki itu berkata: "Aku tidak mampu." Beliau bersabda: "Berpuasalah dua bulan berturut-turut." Laki-laki itu berkata: "Aku tidak mampu." Beliau bersabda: "Berilah makan enam puluh orang miskin." Laki-laki itu berkata: "Aku tidak mampu." Lalu beliau memberinya segantang makanan, dan bersabda: "Ambillah dan bersedekahlah dengannya." Laki-laki itu berkata: "Wahai Rasulullah, apakah ini untuk selain keluargaku? Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada seorang pun di antara dua lembah ini (maksudnya Madinah) yang lebih membutuhkan daripada (keluargaku)." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum hingga terlihat giginya, lalu beliau bersabda: "Kalau begitu ambilah untukmu." Hadits ini juga di perkuat oleh [Yunus] dari [Az Zuhri]. [Abdurrahman bin Khalid] berkata: dari [Az Zuhri] dengan redaksi "wailaka (celaka kamu)."
Shahih Bukhari 5699: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amru Al Auza'i] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Syihab Az Zuhri] dari ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu bahwa seorang Arab Badui berkata: "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang Hijrah!." Beliau bersabda: "Sayang sekali, hijrah itu sangat berat. Apakah kamu mempunyai unta?" Jawab orang itu: "Ada!" beliau bertanya: "Sudahkah kamu membayar zakatnya?" dia menjawab: "Ya!" beliau bersabda: "Kalau begitu beramallah di negerimu, sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan menyia-nyiakan pahala amalmu sedikitpun juga."
Shahih Bukhari 5700: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Waqid bin Muhammad bin Zaid] saya mendengar [Ayahku] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Celakalah kalian -atau binasalah kalian-Syu'bah mengatakan: "Ada keraguan pada Waqid"- janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku yaitu dengan saling berperang di antara kalian." dan berkata [An Nadlar] dari [Syu'bah] dengan lafadz waihakum (celakalah kalian), dan [Umar bin Muhammad] berkata dari [ayahnya] dengan lafadz wailakum atau waihakum (celakalah kalian).
Shahih Bukhari 5701: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa seorang laki-laki dari penduduk kampung datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Wahai Rasulullah, kapankah hari Kiamat akan terjadi?" beliau menjawab: "Celaka kamu, apa yang telah kau persiapkan?" laki-laki itu berkata: "Aku belum mempersiapkan bekal kecuali aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya." Beliau bersabda: "Kalau begitu, kamu bersama dengan orang yang kamu cintai." Maka kami pun berkata: "Apakah kami juga seperti itu?" beliau menjawab: "Ya." Maka pada hari itu kami sangat bahagia, tiba-tiba pelayan Mughirah lewat -sedangkan dia termasuk dari teman dekatku- beliau lalu bersabda: "Jika (ajalnya) ini diakhirkan, pasti dia tidak akan mendapati penyakit tua sampai kiamat tiba." [Syu'bah] meringkasnya, dari [Qatadah] saya mendengar [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Bukhari 5702: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya."
Shahih Bukhari 5703: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dia berkata: [Abdullah bin Mas'ud] radliallahu 'anhu berkata: "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana anda mengatakan mengenai seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia sendiri belum pernah bertemu dengan kaum tersebut?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang akan bersama dengan yang di cintainya." Hadits ini juga diperkuat oleh [Jarir bin Hazim] dan [Sulaiman bin Qarm] serta [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Bukhari 5704: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari [Abu Musa] dia berkata: diberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia sendiri belum pernah berjumpa dengan kaum tersebut, beliau bersabda: "Seseorang akan bersama dengan orang yang di cintainya." Hadits ini di perkuat juga oleh [Abu Mu'awiyah] dan [Muhammad bin 'Ubaid].
Shahih Bukhari 5705: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Ayahku] dari [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Anas bin Malik] bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Kapankah hari Kiamat terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Apa yang telah kau persiapkan untuknya?" laki-laki itu menjawab: "Aku belum mempersiapkan banyak, baik itu shalat, puasa ataupun sedekah, namun aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya." Belaiu bersabda: "Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai."
Shahih Bukhari 5706: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Salm bin Zarir] saya mendengar [Abu Roja'] saya mendengar [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ibnu Sha`id: "Sungguh aku meminta kepadamu agar mengira (apa yang aku sembunyikan dalam hatiku) ". Ibnu Shayyad berkata: "Aku kira asap". Nabi bersabda: "Celaka kamu."
Shahih Bukhari 5707: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Salim bin Abdullah] bahwa [Abdullah bin Umar] telah mengabarkan kepadanya, bahwa Umar bin Khatthab pernah pergi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan beberapa orang dari para sahabat beliau untuk menemui Ibnu Shayyad. Beliau mendapatinya tengah bermain bersama dua anak kecil di dekat benteng Bani Maghalah. Ibnu Shayyad waktu itu sudah hampir baligh namun dia tidak menyadari sesuatupun (kedatangan rombongan) hingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memukul punggungnya dengan tangan beliau, kemudian beliau bersabda: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?". Maka Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa engkau utusan bagi ummat yang ummiy" (khusus bangsa 'Arab). Kemudian Ibnu Shayyad berkata: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun menolaknya sambil bersabda: "Aku beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya." Setelah itu beliau bersabda kepada Ibnu Shayyad: "Bagaimana pendapatmu?". Ibnu Shayyad menjawab: "Telah datang kepadaku orang yang jujur dan pendusta". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Urusanmu kacau balau." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: "Sungguh aku meminta kepadamu agar mengira (apa yang aku sembunyikan dalam hatiku) ". Ibnu Shayyad berkata: "Aku kira asap." Beliau bersabda: "Celaka kamu. Kamu tidak akan mempunyai kemampuan (untuk mengetahuinya) ". Spontanitas Umar berkata: "Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memenggal lehernya". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika dia benar (Dajjal), maka kamu tidak akan dapat menguasainya dan jika dia bukan (Dajjal) maka tidak ada kebaikannya membunuhnya". Salim berkata: "Aku mendengar Abdullah bin Umar berkata: "Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak meninggalkannya, Salim berkata: Aku mendengar Abdullah bin Umar bekata: "Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Ubai bin Ka'ab Al Anshari pergi menuju kebun kurma dimana Ibnu Shayyad berada, dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki kebun, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam segera menjaga dirinya dengan pelepah kurma agar tidak mendengar apa pun yang dikatakan Ibnu Shayyad sebelum ia melihat beliau. Sementara Ibnu Shayyad tengah berbaring di atas hamparan kain beludru miliknya, yang terdengar suara tikar bila diduduki. Ketika Ibu Ibnu Shayyad melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah menjaga diri dengan pelepah kurma, maka ibunya berkata pada Ibnu Shayyad: Hai Shaf -nama Ibnu Shayyad- ini Muhammad." Ibnu Shayyad langsung terbangun, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Andai dia (ibu Ibnu Shayyad) membiarkannya maka akan tampak jelas olehnya." Salim berkata: Abdullah bin Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri ditengah orang-orang, beliau memuja dan memuji dengan pujian yang layak baginya, setelah itu beliau menyebut Dajjal, beliau bersabda: "Sesungguhnya aku mengingatkan kalian darinya. Dan tidak ada seorang nabi pun melainkan ia akan mengingatkan kaumnya dari Dajjal. Nuh telah mengingatkan kaumnya, namun aku akan menyebutkan suatu hal pada kalian yang belum pernah dikemukakan oleh seorang nabi pun kepada kaumnya, ketahuilah oleh kalian bahwa ia (Dajjal) buta sebelah matanya sedangkan Allah tidak buta sebelah mata-Nya." Abu Abdullah mengatakan: "Aku menghalau anjing maksudnya menjauhkannya, sedangkan kata "Khasi`iin" QS Al Baqarah: 65, maknanya adalah terusirlah dengan hina.
Shahih Bukhari 5708: Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Abu At Tayyah] dari [Abu Jamrah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dia berkata: "Ketika utusan Abdul Qais datang kepada nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: "Selamat datang wahai utusan yang datang dengan tanpa kehinaan dan penyesalan." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami tinggal di perkampungan Rabi'ah, sedangkan antara kami dengan anda terdapat kabilah Mudlar, hingga kami tidak dapat menjumpai anda kecuali pada Bulan Haram, oleh karena itu perintahkanlah kepada kami suatu amalan yang ringkas yang dapat memasukkan kami ke dalam surga. dan dapat kami tinggalkan untuk orang-orang setelah kami." Maka beliau bersabda: "(Aku perintahkan) empat perkara dan (aku melarang dari) empat perkara, yaitu: tegakkanlah shalat, bayarlah zakat, berpuasalah pada bulan Ramadhan serta tunaikanlah kepadaku seperlima dari rampasan perang yang kalian dapatkan, dan janganlah kalian minum dari duba` (labu yang dilubangi dan dijadikan untuk merendam buah hingga menjadi khamr), hantam (bejana yang dibuat dari tanah, rambut dan darah), Naqir (bejana yang terbuat dari batang pohon yang dilubangi) dan Muzaffat (bejana yang dilapisi dengan ter atau aspal)."
Shahih Bukhari 5709: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya akan di kibarkan bendera untuk para penghianat pada hari Kiamat kelak, dan dikatakan: "Ini adalah bendera penghianatan fulan bin fulan."
Shahih Bukhari 5710: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya akan dikibarkan bendera untuk para penghianat pada hari Kiamat kelak, maka akan dikatakan: Ini adalah bendera penghiantan fulan bin fulan."
Shahih Bukhari 5711: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "janganlah salah seorang dari kalian mengatakan: "Khabutsat nafsi (diriku sangat buruk), akan tetapi hendaknya ia mengatakan "laqishat nafsi (diriku ada kekurangan)."
Shahih Bukhari 5712: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] dari [Abu Umamah bin Sahl] dari [Ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: “Jangan sekali-kali kalian mengatakan'Khabutsat nafsi' (diriku sangat buruk), akan tetapi hendaknya ia mengatakan 'laqishat nafsi (diriku ada kekurangan)'." Hadits ini juga diperkuat oleh ['Uqail].
Shahih Bukhari 5713: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah] dia berkata: [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah berfirman: "Anak Adam mencela masa, padahal Aku adalah masa, di tangan-Ku lah siang dan malam berada."
Shahih Bukhari 5714: Telah menceritakan kepada kami ['Ayyasy bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Janganlah kalian menamakan 'inab (anggur) sebagai karam (kemuliaan), dan janganlah kalian mengatakan "alangkah sialnya masa" karena sesungguhnya Allah adalah masa."
Shahih Bukhari 5715: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang-orang banyak menyebut (anggur) "al karmu (kemuliaan) " padahal alkarmu (kemuliaan) adalah hatinya orang mukmin."
Shahih Bukhari 5716: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Sa'd bin Ibrahim] dari [Abdullah bin Syaddad] dari [Ali] radliallahu 'anhu dia berkata: "Saya belum pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan tebusan kepada salah seorang pun melainkan kepada Sa'd, beliau bersabda: "Lemparlah, demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu." Aku mengira peristiwa itu terjadi pada waktu perang Uhud.
Shahih Bukhari 5717: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas bin Malik] bahwa dia dan Abu Thalhah pernah kembali bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan Shafiyah membonceng Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas hewan tunggangannya, ketika berada di tengah jalan, hewan tunggangan beliau terjatuh, hingga menyebabkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan wanita (Shafiyah) jatuh tersungkur, -Saya kira Yahya berkata: Bahwa Abu Thalhah segera lompat dari untanya dan langsung mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: "Wahai Nabiyullah, biarkanlah Allah menjadikanku sebagai tebusan anda, apakah anda terkena sesuatu?" beliau bersabda: "Tidak, tetapi coba kamu tolong wanita (Shafiyah) itu". Maka Abu Thalhah menutup wajahnya dengan selembar kainnya karena dia mengerti apa yang dikehendaki Shafiyah, maka dia melempar kainnya untuk Shafiyah, lalu wanita itu (Shafiyah) berdiri. Setelah itu Abu Thalhah memperbaiki pelana hewan tungangan beliau hingga keduanya dapat mengendarai kembali. Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga ketika kota Madinah telah nampak -atau (perawi) berkata- sudah hampir mendekati kota Madinah, Beliau berdo'a: "AAYIBUUNA TAA'IBUUNA 'AABIDUUNA LI RABBINAA HAAMIDUUNA. (Kita kembali sebagai hamba yang bertaubat, ber'ibadah kepada Rabb kita dan memuji-Nya"). Beliau terus saja membaca do'a itu hingga memasuki kota Madinah.
Shahih Bukhari 5718: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadl] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Munkadir] dari [Jabir] radliallahu 'anhu dia berkata: "Seorang laki-laki di antara kami ada yang memiliki anak, kemudian dia memberi nama "Al Qasim." Maka kami berkata: "Kami tidak akan menjuluki kamu dengan Abu Al Qasim dan kami tidak akan memuliakannya. Lalu orang tersebut memberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda: "Berilah anakmu nama Abdurrahman."
Shahih Bukhari 5719: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hushain] dari [Salim] dari [Jabir] radliallahu 'anhu dia berkata: "Seorang laki-laki di antara kami ada yang memiliki anak, kemudian dia memberi nama "Al Qasim." Maka orang-orang berkata: "Kami tidak akan menjulukinya hingga kami bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda: "Berilah nama dengan namaku dan janganlah kalian memberi julukan dengan julukanku."
Shahih Bukhari 5720: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin] saya mendengar [Abu Hurairah] bahwa Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berilah nama dengan namaku dan jangan kalian menjuluki dengan julukanku."
Shahih Bukhari 5721: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dia berkata: saya mendengar [Ibnu Al Munkadir] berkata: saya mendengar [Jabir bin Abdullah] radliallahu 'anhuma bahwa seorang laki-laki dari kami memiliki seorang anak, lalu dia memberi nama Al Qasim, maka orang-orang berkata: "Kami tidak akan menjulukinya dengan "Abu Qasim" dan kami tidak akan memuliakanmu dengan itu sedikitpun, lalu orang itu datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukan tentang hal itu, maka beliau bersabda: "Namailah anakmu dengan Abdurrahman."
Shahih Bukhari 5722: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Nashr] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Musayyib] dari [Ayahnya] bahwa ayahnya pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya: "Siapakah namamu?" ayahku menjawab: "(namaku) Hazn (sedih)." Beliau bersabda: "(namamu) adalah Sahl (mudah)." Ayahku berkata: "Tidak, aku tidak akan merubah nama yang pernah diberikan oleh ayahku." Ibnu Musayyib berkata: "Maka ia masih saja terlihat sedih ketika bersama kami, setelah peristiwa itu." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] dan [Mahmud] yaitu Ibnu Ghailan keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Musayyab] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dengan hadits ini."
Shahih Bukhari 5723: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Abu Ghassan] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] dari [Sahl] dia berkata: "Al Mundzir bin Abu Usaid di bawa ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ia baru dilahirkan, lalu beliau meletakkannya di pangkuan beliau, sementara Abu Usaid duduk di dekat beliau, tampaknya perhatian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tercurah penuh kepada sesuatu yang berada di hadapannya. Kemudian Abu Usaid menyuruh seorang untuk mengangkat anaknya dari atas paha nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan memindahkannya. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai dari urusannya, beliau bertanya: 'Mana bayi itu? 'Abu Usaid menjawab: 'Kami telah memulangkannya, wahai Rasulullah.' Beliau bertanya: 'Siapa namanya? ' Abu Usaid menjawab: 'Fulan.' Lalu beliau bersabda: 'Tidak, tetapi namanya adalah Al Mundzir! ' Dengan demikian, beliau telah memberinya nama Al Mundzir pada hari itu."
Shahih Bukhari 5724: Telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Al Fadl] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari ['Atha` bin Abu Maimunah] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] bahwa Zainab nama (aslinya) adalah Barrah, maka dikatakan kepadanya: "Apakah kamu hendak mensucikankan dirinya?" setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menamainya Zainab."
Shahih Bukhari 5725: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] bahwa [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada orang-orang, katanya: telah mengabarkan kepadaku [Abdul Hamid bin Jubair bin Syaibah] dia berkata: saya duduk di hadapan [Sa'id bin Musayyab] maka dia menceritakan kepadaku, bahwa kakeknya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan sedih, lalu beliau bertanya: "Siapakah namamu?" dia menjawab: "Namaku Hazn (sedih), " beliau bersabda: "Bahkan namamu adalah Sahl." Namun dia berkata: "Tidak, aku tidak akan merubah nama yang pernah di berikan oleh ayahku." Ibnu Musayyib berkata: "Maka dia masih saja terlihat sedih setelah peristiwa itu."
Shahih Bukhari 5726: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] saya berkata kepada [Ibnu Abu Aufa]: "Apakah kamu mengetahui Ibrahim putra Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Ibnu Abu Aufa menjawab: "Ibrahim meninggal ketika masih kecil, sekiranya ia ditetapkan sebagai Nabi setelah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia akan tetap hidup, namun tidak ada Nabi setelah beliau."
Shahih Bukhari 5727: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi bin Tsabit] dia berkata: saya mendengar [Al Barra`] berkata: "Ketika Ibrahim 'alaihis salam meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya akan ada orang yang menyusuinya di surga."
Shahih Bukhari 5728: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Hushain bin Abdurrahman] dari [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Jabir bin Abdullah Al Anshari] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Namailah dengan namaku dan janganlah kalian memberikan julukan dengan julukanku, sesungguhnya aku adalah Qasim, yang akan membagi-bagikan (rahmat Allah) di antara kalian."
Shahih Bukhari 5729: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] telah menceritakan kepada kami [Abu Hashin] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Namailah dengan namaku dan jangan kalian menjuluki dengan julukanku, barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sesungguhnya ia telah melihatku, karena syetan tidak dapat menyerupaiku, dan barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaknya ia mempersiapkan tempatnya di neraka."
Shahih Bukhari 5730: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah] dari Abu Burdah dari [Abu Musa] dia berkata: "Aku pernah memliki seorang anak yang baru lahir, lalu aku serahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya (mengunyahkan kurma kemudian menyuapkan ke mulut bayi) dengan kurma, setelah itu beliau mendo'akannya dengan keberkahan, lalu beliau mengembalikannya kepadaku." Dan dia (anak tersebut) adalah anak yang paling besar dari anaknya Abu Musa."
Shahih Bukhari 5731: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al walid] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin 'Ilaqah] saya mendengar [Al Mughirah bin Syu'bah] berkata: "Terjadi gerhana pada hari meninggalnya Ibrahim." Di riwayatkan oleh Abu Bakrah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Bukhari 5732: Telah mengabarkan kepada kami [Abu Nu'aim Fadl bin Dukain] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kepala dari ruku', beliau berdo'a: "Ya Allah, selamatkanlah Al Walid bin Al Walid dan Salamah bin Hisyam serta 'Ayyasy bin Abu Rabi'ah dan golongan yang lemah di Makkah. Ya Allah, timpakanlah kerasnya siksa-Mu kepada Mudlar dan jadikanlah siksa-Mu untuk mereka berupa paceklik seperti paceklik yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf."
Shahih Bukhari 5733: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai 'Aisy (sebutan untuk Aisyah), Ini adalah Jibril, ia menitipkan salam untukmu." Lalu aku menjawab: "Wa'alaihis salam warahmatullah." Aisyah berkata: "Dia (Jibril) melihat sesuatu yang tidak kami lihat."
Shahih Bukhari 5734: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] radliallahu 'anhu dia berkata: "Ummu Sulaim dalam rombongan wanita, sementara Anjasyah yaitu hamba sahaya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengawal mereka, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Anjasy, pelan-pelanlah kamu kalau mengawal kaca-kaca (maksudnya wanita)."
Shahih Bukhari 5735: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang paling mulia akhlaknya, aku memiliki saudara yang bernama Abu 'Umair -Perawi mengatakan: aku mengira Anas juga berkata: 'Kala itu ia habis disapih."- Dan apabila beliau datang, maka beliau akan bertanya: 'Hai Abu Umar, bagaimana kabar si nughair (burung pipitnya). Abu Umair memang senang bermain dengannya, dan ketika waktu shalat telah tiba, sedangkan beliau masih berada di rumah kami, maka beliau meminta dihamparkan tikar dengan menyapu bawahnya dan memercikinya, lalu kami berdiri di belakang beliau, dan beliau pun shalat mengimami kami."
Shahih Bukhari 5736: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata: "Bahwa di antara nama-nama yang paling disukai oleh Ali adalah Abu Turab, dan dia lebih suka apabila dipanggil dengan sebutan Abu Turab. Dan tidaklah ia dijuluki Abu Turab melainkan suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (mengetahui) bahwa antara dia dengan Fathimah ada sedikit permasalahan, lalu dia keluar dan tidur di masjid, ternyata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membuntutinya dan hendak menemuinya, lalu beliau bersabda: "ini dia sedang berbaring di masjid." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemuinya sementara dirinya tengah berbaring hingga banyak debu menempel di punggungnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membersihkan debu dari punggungnya dan bersabda: "Duduklah wahai Abu Turab."
Shahih Bukhari 5737: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sehina-hinanya nama di sisi Allah pada hari Kiamat kelak adalah seseorang yang bernama Malikil Amlak (raja diraja)."
Shahih Bukhari 5738: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] secara periwayatan, dia berkata: "Sehina-hinanya nama di sisi Allah -Sufyan mengatakan tidak cuma sekali- sehina-hinanya nama di sisi Allah adalah seseorang yang bernama Malikil Amalak (raja diraja)." Sufyan berkata: yang lain mengatakan: sedangkan tafsirnya adalah syahan syah (sebutan untuk raja dari segala raja).
Shahih Bukhari 5739: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Muhammad bin Abu 'Atiq] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Usamah bin Zaid] radliallahu 'anhuma telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengendarai seekor keledai, dilengkapi dengan pelana yang terbuat dari kain Fadak, sementara Usamah berada di belakang beliau. Beliau pergi untuk menjenguk Sa'ad bin 'Ubadah di Bani Al Harits bin Al Khazraj: kejadian ini berlangsung sebelum perang Badar. Kemudian beliau berangkat hingga melewati suatu majlis, yang di dalamnya terdapat 'Abdullah bin 'Ubay bin Salul. Itu terjadi sebelum 'Abdullah bin 'Ubay masuk Islam. Di dalam majlis itu berkumpul pula orang-orang dari kaum Muslimin, orang-orang Musyrik, para penyembah berhala, dan orang-orang Yahudi. Di kalangan kaum Muslimin terdapat 'Abdullah bin Rawahah. Ketika majlis tersebut di kepuli oleh debu yang ditimbulkan dari hewan tunggangan, 'Abdullah bin 'Ubay langsung menutup hidungnya sambil berkata: "Hei, jangan kamu kepuli kami dengan debu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam kepada mereka, lalu beliau berhenti, turun dan mengajak mereka kepada Allah (memeluk agama Islam) dan membacakan kepada mereka Al Qur'an. Mendengar hal itu 'Abdullah bin 'Ubay berkata: 'Hei..! apa tak ada yang lebih baik dari yang engkau ucapkan! jika itu benar, jangan ganggu di pertemuan kami. Kembalilah! Dan bacakan saja kepada orang-orang yang datang kepadamu! ' Mendengar itu 'Abdullah bin Rawahah berkata: 'Ya Rasulullah! sampaikan saja kepada kami dalam pertemuan ini, karena kami menyukai hal itu.' Maka Kaum Muslimin, orang-orang kafir, dan Yahudi saling mencaci-maki satu sama lain hingga hampir saja mereka berkelahi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak henti-hentinya menenangkan mereka hingga mereka semua kembali tenang. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menaiki kembali keledainya dan melanjutkan perjalanan hingga sampai di kediaman Sa'ad bin 'Ubadah. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Sa'ad: 'Wahai Sa'd, tidakkah engkau mendengar apa yang diucapkan Abu Hubab? ' -yang beliau maksudkan adalah 'Abdullah bin 'Ubay- 'Dia telah berkata ini dan itu.' Mendengar itu Sa'ad bin 'Ubadah berkata: Demi ayahku, maafkan dia wahai Rasulullah dan berlapang dadalah kepadanya. Demi dzat yang menurunkan kitab kepada anda, Allah telah datang dengan kebenaran yang diturunkan kepada anda. (dahulu) Penduduk telaga ini (penduduk Madinah -red) bersepakat untuk memilihnya dan mengangkatnya, namun karena kebenaran yang diberikan kepada anda itu muncul, sehingga menghalanginya (Abdullah bin Ubay) menjabat sebagai pemimpin, maka seperti itulah perbuatannya sebagaimana yang anda lihat." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memaafkannya, karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya memaafkan orang-orang kafir dan para Ahli Kitab sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan mereka bersabar terhadap gangguan mereka. Allah Ta'ala berfirman: (…kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab…) QS Ali Imran: 186. dan firman Allah (…Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu…) QS Al Baqarah: 109. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menafsirkan (ayat di atas) suatu prinsip memberikan ampunan kepada mereka selama Allah memerintahkannya demikian hingga Allah memberikan izin untuk memerangi mereka. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerangi mereka dalam Perang Badar dan Allah membinasakan orang-orang terkemuka Quraisy, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya pun kembali dengan membawa kemenangan, baik harta ghanimah maupun para tawanan dari pembesar-pembesar Qurasy, Abdullah bin Ubay bin Salul dan orang-orang kafir dari para penyembah berhala yang bersamanya berkata: 'Perkara ini (Islam) telah muncul.' Lalu mereka berbaiat atas Islam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, akhirnya mereka masuk Islam.
Shahih Bukhari 5740: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik] dari [Abdullah bin Al Harits bin Naufal] dari [Abbas bin Abdul Mutthalib] dia berkata: "Wahai Rasulullah, apakah anda dapat memberi manfa'at kepada Abu Thalib, karena dia telah mengasuhmu dan terkadang marah (untuk memberikan pembelaan) kepadamu." Beliau menjawab: "Ya. ia berada di bagian neraka yang dangkal, dan kalaulah bukan karena diriku, niscaya berada di dasar neraka."
Shahih Bukhari 5741: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dalam berada di suatu perjalanan, dan di kawal oleh seorang pengawal, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pelan-pelanlah wahai Anjasyah jika mengawal para wanita."
Shahih Bukhari 5742: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Anas] dan [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dalam suatu perjalanan, sementara seorang hamba sahayanya bernama Anjasyah mengawal para wanita, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pelan-pelanlah wahai Anjasyah, karena kamu tengah mengawal sesuatu yang mudah pecah." Abu Qilabah mengatakan: maksudnya adalah (mengawal) para wanita."
Shahih Bukhari 5743: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki seorang pengawal yang bernama Anjasyah, dan beliau adalah sosok yang suaranya merdu, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Pelan-pelanlah wahai Anjasyah, janganlah kamu memecahkan sesuatu yang mudah pecah (wanita)." Qatadah mengatakan: Maksudnya adalah wanita, karena lemahnya diri mereka."
Shahih Bukhari 5744: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: "Suatu ketika di Madinah dikejutkan oleh suatu suara, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung naik kuda milik Abu Thalhah, lalu beliau bersabda: "Kami tidak melihat suatu yang mengejutkan, yang kami dapati hanya seekor kuda yang berlari kencang."
Shahih Bukhari 5745: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salam] telah mengabarkan kepada kami [Makhlad bin Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij], [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin 'Urwah] bahwa dia mendengar Urwah berkata: [Aisyah] berkata: "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai paranormal (dukun), maka beliau bersabda kepada mereka: "Sesungguhnya mereka tidak (mengetahui) apa-apa." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, terkadang pembicaraan mereka benar." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ucapan yang benar itu adalah hasil curian jin, kemudian ia perdengarkan ke telinga para wali-walinya sebagaimana ayam betina bersuara, kemudian mereka menambah-nambahi dengan seratus kebohongan."
Shahih Bukhari 5746: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: saya mendengar [Abu Salamah bin Abdurrahman] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Abdullah] bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kemudian wahyu terhenti dariku, ketika aku berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, aku langsung memandang ke arah langit, ternyata malaikat yang datang kepadaku ketika di go'a hira' tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi."
Shahih Bukhari 5747: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Syarik] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] radliallahu 'anhuma dia berkata: "Aku pernah bermalam di rumah Maimunah, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di sisinya, tatkala di sepertiga malam terakhir atau sebagian malam, beliau duduk dan memandang ke arah langit sambil membaca: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." QS Ali Imran: 190.
Shahih Bukhari 5748: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Utsman bin Ghiyats] telah menceritakan kepada kami [Abu Utsman] dari [Abu Musa] bahwa dia pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di suatu kebun di antara kebun-kebun yang ada di Madinah, ketika itu beliau tengah membawa dahan dan memukul-mukulkan antara air dan tanah, tiba-tiba datang seorang laki-laki meminta izin, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukakanlah dan berilah kabar gembira kepadanya dengan surga". Maka aku pergi, ternyata laki-laki itu adalah Abu Bakr, lalu aku pun membukakan pintu untuknya dan kusampaikan kabar gembira dengan surga. Kemudian datang lagi laki-laki lain meminta dibukakan pintu, maka beliau bersabda: "Bukakanlah dan sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga." Ternyata dia adalah Umar, maka aku membukakan pintu dan aku sampaikan kabar gembira dengan surga. Kemudian datang lagi laki-laki lain meminta dibukakan pintu, ketika itu beliau tengah berbaring, kemudian beliau duduk dan bersabda: "Bukakanlah dan sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga atas ujian yang menimpanya atau yang akan menimpanya." Lalu aku beranjak pergi, ternyata laki-laki itu adalah 'Utsman lalu aku berdiri dan membukakan pintu untuknya, dan menyampaikan kepadanya kabar gembira dengan surga serta memberitahukan sebagaimana yang di sabdakan beliau. 'Utsman lalu berkata: "Allah sajalah dzat yang dimintai pertolongan-Nya."
Shahih Bukhari 5749: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dan [Manshur] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman As Sulami] dari [Ali] radliallahu 'anhu dia berkata: "Kami pernah pergi bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di suatu Jenazah, kemudian beliau mengambil ranting yang ada di atas tanah dan bersabda: "Tidaklah seorangpun di antara kalian kecuali telah ditulis tempatnya, di neraka atau di surga." Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, kalau begitu kita bertawakkal saja." Beliau bersabda: "Beramallah! Karena semuanya akan dimudahkan. (Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa)." QS Al Lail: 5.
Shahih Bukhari 5750: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] telah menceritakan kepadaku [Hindun binti Al Harits] bahwa [Ummu Salamah] radliallahu 'anha berkata: "Tiba-tiba Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terbangun, lalu beliau mengucapkan: "Subhanallah, perbendaharaan apa lagi yang Allah turunkan? Dan fitnah apa lagi yang Allah turunkan? Siapa yang mau membangunkan penghuni kamar-kamar -maksudnya isterinya- untuk menegakkan shalat? Betapa banyak orang berpakaian di dunia namun di akherat telanjang." Ibnu Abu Tsaur berkata: dari Ibnu Abbas dari Umar dia berkata: saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apakah anda mentalak isteri anda?" beliau menjawab: "Tidak." Maka saya berkata: "Allahu Akbar."
Shahih Bukhari 5751: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Saudaraku] dari [Sulaiman] dari [Muhammad bin Abu 'Atiq] dari [Ibnu Syihab] dari [Ali bin Al Hasan] bahwa [Shafiyah binti Huyay isteri Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah datang mengunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau tengah beri'tikaf di Masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan. Lalu dia berbincang-bincang dengan Nabi hingga menjelang Isya', setelah itu dia beranjak untuk kembali pulang, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut pergi bersamanya hingga ketika sampai agak jauh dari pintu masjid dan dekat rumah Ummu Salamah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dua orang laki-laki kaum Anshar lewat dan keduanya memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian bergegas pergi. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada keduanya: "Kenapa terburu-buru? sesungguhnya dia adalah Shafiyah binti Huyay." Kedua orang itu berkata: "Maha suci Allah, wahai Rasulullah." Maka dengan ucapan dua orang tersebut, beliau jadi tercengang. (sabdanya): "Sesungguhnya syetan masuk kepada manusia lewat aliran darah dan aku khawatir bila syetan telah membisikkan sesuatu dalam hati kalian berdua."
Shahih Bukhari 5752: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dia berkata: saya mendengar ['Uqbah bin Shahban Al Azdi] bercerita dari [Abdullah bin Mughaffal Al Muzanni] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melempar (berburu binatang dengan melempar batu). Lalu beliau bersabda: "Karena hal itu tidak akan mematikan buruan dan tidak pula mengalahkan musuh, akan tetapi hal itu hanya bisa mematahkan gigi dan membutakan mata."
Shahih Bukhari 5753: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu dia berkata: "Dua orang laki-laki tengah bersin di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mendo'akan yang satu dan membiarkan yang lain, maka ditanyakan kepada beliau, beliau pun menjawab: "Orang ini memuji Allah, (maka aku mendo'akannya) dan yang ini tidak memuji Allah."
Shahih Bukhari 5754: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Asy'ats bin Sulaim] dia berkata: saya mendengar [Mu'awiyah bin Suwaid bin Muqarrin] dari [Al Barra`] radliallahu 'anhu dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami tujuh perkara dan melarang tujuh perkara, beliau memerintahkan menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendo'akan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjawab salam dan menolong orang yang terzhalimi serta melaksanakan sumpah, dan beliau melarang tujuh perkara, yaitu: mengenakan cincin emas, atau bersabda: kalung emas, mengenakan sutera, dibaj (sejenis sutera), Sundus (kain yang terbuat dari sutera) dan mayasir (mantel yang bertutup kepala yang terbuat dari sutera)."
Shahih Bukhari 5755: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Iyas] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Maqburi] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap, apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang muslim yang mendengarnya untuk mendo'akan, sedangkan menguap datangnya dari syetan, hendaknya ia menahan semampunya, jika ia sampai mengucapkan haaah, maka syetan akan tertawa karenanya."
Shahih Bukhari 5756: Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Salamah] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Dinar] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya ia mengucapkan "Al Hamdulillah" sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan "Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), dan hendaknya ia membalas: "Yahdikumullah wa yushlih baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu)."
Shahih Bukhari 5757: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyasy] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman At Taimi] dia berkata: saya mendengar [Anas] radliallahu 'anhu berkata: "Dua orang laki-laki sedang bersin di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mendo'akan yang satu dan membiarkan yang lain, maka laki-laki (yang tidak dido'akan) berkata: "Wahai Rasulullah, kenapa anda mendo'akan yang ini, namun tidak mendo'akanku?" beliau menjawab: "Sesungguhnya orang ini memuji Allah, sedangkan kamu tidak memujinya (ketika bersin)."
Shahih Bukhari 5758: Telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap, apabila salah seorang dari kalian bersin, lalu memuji Allah, maka kewajiban setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan: "Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu), sedangkan menguap datangnya dari syetan, dan apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaknya ia menahan semampunya, karena jika salah seorang menguap, maka syetan tertawa karenanya."