12. Jenazah
Shahih Bukhari 1161: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Mahdiy bin Maymun] telah menceritakan kepada kami [Washil Al Ahdab] dari [Al Ma'rur bin Suaid] dari Abu Dzar radliyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Baru saja datang kepadaku utusan dari Rabbku lalu mengabarkan kepadaku" atau Beliau bersabda: "Telah datang mengabarkan kepadaku bahwa barangsiapa yang mati dari ummatku sedang dia tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga". Aku tanyakan: "Sekalipun dia berzina atau mencuri?" Beliau menjawab: "Ya, sekalipun dia berzina atau mencuri".
Shahih Bukhari 1162: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Syaqiq] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu maka dia pasti masuk neraka". Dan aku ('Abdullah) berkata dariku sendiri: "Dan barangsiapa yang mati tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga".
Shahih Bukhari 1163: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Asy'ats] berkata: aku mendengar [Mu'awiyyah bin Suwaid bin Muqarrin] dari Al Bara' bin 'Azib radliyallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami tentang tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara pula. Beliau memerintahkan kami untuk: mengiringi jenazah, menjenguk orang yang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang didhalimi, berbuat adil dalam pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin. Dan Beliau melarang kami dari menggunakan bejana yang terbuat dari perak, memakai cincin emas, memakai kain sutera kasar, sutera halus, baju berbordir sutera dan sutera tebal".
Shahih Bukhari 1164: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Abu Salamah] dari [Al Awza'iy] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hak muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin". Hadits ini diriwayatkan pula oleh ['Abdur Razaq] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dan meriwayatkan kepadanya [Salamah bin Rauh] dari ['Uqail].
Shahih Bukhari 1165: Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Muhammad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Ma'mar] dan [Yunus] dari [Az Zuhriy] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Abu Salamah] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepadanya, katanya: Abu Bakar radliyallahu 'anhu menunggang kudanya dari suatu tempat bernama Sunih hingga sampai dan masuk ke dalam masjid dan dia tidak berbicara dengan orang-orang, lalu dia menemui 'Aisyah radliyallahu 'anha dan langsung mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang sudah ditutupi (jasadnya) dengan kain terbuat dari katun. Kemudian dia membuka tutup wajah Beliau lalu Abu Bakar bersimpuh didepan jasad Nabi, lalu menutupnya kembali. Kemudian Abu Bakar menangis dan berkata: "Demi bapak dan ibuku, wahai Nabi Allah, Allah tidak akan menjadikan kematian dua kali kepadamu. Adapun kematian pertama yang telah ditetapkan buatmu itu sudah terjadi". Berkata Abu Salamah: telah mengabarkan kepada saya Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa: Kemudian [Abu Bakar] radliallahu 'anhu keluar bertepatan 'Umar radliyallahu 'anhu sedang berbicara dengan orang banyak. Maka (Abu Bakar) berkata kepada ('Umar): "Duduklah!". Namun 'Umar tidak mempedulikannya. Lalu Abu Bakar berkata lagi: "Duduklah!". Namun 'Umar tetap tidak mempedulikannya. Akhirnya Abu Bakar bersaksi (tentang kewafatan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) sehingga orang-orang berkumpul kepadanya dan meninggalkan 'Umar, lalu Abu Bakar berkata: "Kemudian, barangsiapa dari kalian yang menyembah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sungguh Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sekarang sudah wafat dan barangsiapa dari kalian yang menyembah Allah, sungguh Allah Maha Hidup yang tidak akan pernah mati. Allah Ta'ala telah berfirman (yang artinya): {Dan Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang rasul sebagaimana telah berlalu (mati) rasul-rasul sebelum dia} seterusnya hingga akhir ayat {Allah akan memberi balasan pahala bagi orang-orang yang bersyukur} (Ali 'Imran: 165). Demi Allah, seakan-akan orang-orang belum pernah mengetahui bahwa Allah sudah menurunkan ayat tersebut sampai Abu Bakar radliyallahu 'anhu membacakannya. Akhirnya orang-orang memahaminya dan tidak ada satupun orang yang mendengarnya (wafatnya Nabi) kecuali pasti membacakannya".
Shahih Bukhari 1166: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Kharijah bin Zaid bin Tsabit] bahwa [Ummu Al 'Ala'] seorang wanita Kaum Anshar yang pernah berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkannya bahwa: Ketika Beliau sedang mengundi pembagian sahabat Muhajirin (untuk tinggal di rumah-rumah sahabat Anshar sesampainya mereka di Madinah), maka 'Utsman bin Mazh'un mendapatkan bagiannya untuk tinggal bersama kami. Akhirnya dia kami bawa ke rumah-rumah kami. Namun kemudian dia menderita sakit yang membawa kepada kematianya. Setelah dia wafat, maka dia dimandikan dan dikafani dengan baju yang dikenakannya. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang lalu aku berkata kepada Beliau: "Semoga rahmat Allah tercurah atasmu wahai Abu As-Sa'ib ('Utsman bin Mazh'un). Dan persaksianku atasmu bahwa Allah telah memuliakanmu". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Dari mana kamu tahu bahwa Allah telah memuliakannya?" Aku jawab: "Demi bapakku, wahai Rasulullah, siapakah seharusnya orang yang dimuliakan Allah itu?" Beliau menjawab: "Adapun dia, telah datang kepadanya Al Yaqin (kematian) dan aku berharap dia berada diatas kebaikan. Demi Allah meskipun aku ini Rasulullah, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan-Nya terhadapku". Dia (Ummu Al 'Ala') berkata: "Demi Allah, tidak seorangpun yang aku anggap suci setelah peristiwa itu selamanya". Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Uqair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] seperti ini. Dan berkata Nafi' bin Yazid dari ['Uqail]: "Apa yang akan dilakukan-Nya terhadapnya". Dan dikuatkan oleh [Syu'aib] dan ['Amru bin Dinar] dan [Ma'mar].
Shahih Bukhari 1167: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: Aku mendengar [Muhammad bin Al Munkadir] berkata: Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anha berkata: Ketika bapakku meninggal dunia aku menyingkap kain penutup wajahnya, maka aku menangis namun orang-orang melarangku menangis sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarangku. Hal ini membuat bibiku Fathimah ikut menangis. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dia menangis atau tidak menangis, malaikat senantiasa akan tetap menaunginya sampai kalian mengangkatnya". Hadits ini dperkuat pula oleh [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada saya [Muhammad bin Al Munkadir] bahwa dia mendengar Jabir radliyallahu 'anha.
Shahih Bukhari 1168: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada saya [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengumumkan kematian An-Najasyi pada hari kematiannya kemudian Beliau keluar menuju tempat shalat lalu Beliau membariskan shaf kemudian takbir empat kali.
Shahih Bukhari 1169: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Humaid bin Hilal] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bendera perang dipegang oleh Zaid lalu dia terbunuh kemudian dipegang oleh Ja'far lalu dia terbunuh kemudian dipegang oleh 'Abdullah bin Rawahah namun diapun terbunuh, Dan nampak kedua mata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlinang. Akhirnya bendera dipegang oleh Khalid bin Al Walid tanpa menunggu perintah, namun akhirnya kemenangan diraihnya".
Shahih Bukhari 1170: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari Abu Ishaq Asy Syaibaniy dari Asy Sya'biy dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Orang yang biasa dikunjungi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia. Ia meninggal dunia di malam hari kemudian mereka menguburkannya malam itu juga. Keesokan paginya mereka mengabarkannya kepada Nabi. Maka Beliau bersabda: "Apa yang menghalangi kalian untuk memberitahu aku?" Mereka menjawab: "Kejadiannya malam hari, kami tidak suka -sedangkan keadaan gelap gulita- untuk menyusahkan anda". Maka kemudian Beliau mendatangi kuburan orang itu lalu mengerjakan shalat untuknya.
Shahih Bukhari 1171: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Tidak seorang muslim pun yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali akan Allah masukkan dia ke dalam surga karena limpahan rahmatNya kepada mereka".
Shahih Bukhari 1172: Telah menceritakan kepada kami [Muslim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Al Ashbahaaniy] dari [Dzakwan] dari Abu Sa'id radliyallahu 'anhu bahwa Para wanita pernah berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sediakanlah satu hari untuk kami!". Maka kemudian Beliau memberikan pelajaran untuk mereka dan diantaranya bersabda: "Siapa saja dari wanita yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya melainkan mereka akan menjadi hijab (pembatas) dari api neraka". Seorang wanita berkata: "Bagaimana kalau ditinggal mati oleh dua orang anak? Beliau menjawab: "Dan juga oleh dua orang". Dan berkata: [Syarik] dari [Al Ashbahaaniy] telah menceritakan kepada saya [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id] dan Abu Hurairah radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. berkata Abu Hurairah: "Bila mereka belum baligh."
Shahih Bukhari 1173: Telah menceritakan kepada kami ['Ali] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: aku mendengar [Az Zuhriy] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya, tidak akan masuk neraka selain sebatas melakukan sumpah Allah". Berkata Abu 'Abdullah: Maksudnya melakukan sumpah Allah yang tersebut dalam Firman-Nya yang artinya: {Tidaklah dari kalian melainkan pasti akan melewatinya (neraka)}. (Maryam: 71)
Shahih Bukhari 1174: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan melewati seorang wanita yang sedang berada di kuburan dalam keadaan menangis. Maka Beliau berkata: "Bertakwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah".
Shahih Bukhari 1175: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada saya [Malik] dari Ayyub As Sakhtiyaniy dari [Muhammad bin Sirin] dari Ummu 'Athiyyah seorang wanita Anshar radliyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami saat kematian puteri kami, lalu bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis. Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Maksudnya pakaian Beliau.
Shahih Bukhari 1176: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] telah menceritakan kepada saya 'Abdul Wahhab Ats Tsaqafiy dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami ketika kami akan memandikan puterinya. Lalu Beliau bersabda: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian). Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Berkata Ayyub: telah menceritakan kepada saya [Hafshah] seperti hadits Muhammad ini dimana pada hadits Hafshah berbunyi: "Mandikanlah dengan siraman air berjumlah ganjil". Pada hadits itu juga ada disebutkan: "Tiga, lima atau tujuh kali siraman". Dan juga didalamnya ada berbunyi: "Mulailah dengan anggota badan yang kanan dan badan anggota wudlu'". Pada hadits itu juga ada disebutkan bahwa Ummu 'Athiyyah berkata: "Kami menyisir rambut puteri Beliau dengan tiga kepang".
Shahih Bukhari 1177: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Hafshah binti Sirin] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika pemandian puteri Beliau yang meninggal dunia: "Mulailah dengan anggota badan yang kanan dan anggota wudlu' dari badan".
Shahih Bukhari 1178: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Khalid Al Hadza`i] dari [Hafshah binti Sirin] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkenaan pemandian puteri Beliau yang meninggal dunia: "Mulailah dengan anggota badan yang kanan dan anggota wudlu' dari badan".
Shahih Bukhari 1179: Telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari Ummu 'Athiyyah berkata: Ketika puteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat Beliau berkata kepada kami: "Mandikanlah ia (dengan mengguyurkan air) tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai kami memberi tahu Beliau. Maka kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya".
Shahih Bukhari 1180: Telah menceritakan kepada kami [Hamid bin 'Umar] telah menceritakan kepada saya [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari Ummu 'Athiyyah berkata: Ketika salah satu puteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar seraya berkata: "Mandikanlah dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis dari kapur barus (kamper). Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Berkata Ummu 'Athiyyah: "Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau, kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Dan dari Ayyub dari Hafshah dari Ummu 'Athiyyah radliallahu 'anha dan dia berkata bahwa Beliau bersabda: "Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, tujuh kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu". Berkata Hafshah: telah berkata Ummu 'Athiyyah radliallahu 'anha: "Kami kepang rambut kepala puteri Beliau dengan tiga kepang".
Shahih Bukhari 1181: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata Ayyub: Aku mendengar [Hafshah binti Sirin] berkata: telah menceritakan kepada kami Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha: Bahwa mereka menjadikan (rambut) puteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiga ikatan kemudian mereka melepaskannya lalu aku membasuhnya kemudian mereka jadikan kembali menjadi tiga ikatan (kepang).
Shahih Bukhari 1182: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] bahwa [Ayyub] yang mengabarkan kepadanya berkata: Aku mendengar [Ibnu Sirin] berkata: Telah datang Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha seorang diantara wanita Anshar yang pernah berbai'at kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sekembalinya dari Bashrah untuk menemui anaknya disana, namun dia tidak menemukannya lalu dia menceritakan kepada kami, katanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami saat kami sedang memandikan putri Beliau yang wafat lalu berkata: "Mandikanlah ia dengan mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Berkata Ummu 'Athiyyah: "Ketika kami telah selesai, Beliau kemudian memberikan kain Beliau kepada kami seraya berkata: "Pakaikanlah ini kepadanya". Dan Beliau tidak memerintahkan lebih dari itu dan aku sendiri sudah tidak ingat puteri Beliau mana yang meninggal saat itu". Ayyub berpendapat memakaikan kain maksudnya adalah menutupi seluruh badan mayat perempuan. Dan begitu juga bahwa Ibnu Sirin memerintahkan agar untuk jenazah perempuan ditutupi seluruh bagian badannya bukan hanya bagian bawahnya.
Shahih Bukhari 1183: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari [Ummu Al Hudzail] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: "Kami menjalin (rambut) kepala putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi tiga ikatan (kepang)". Berkata Waki': berkata Sufyan: "Diikat kepang dan diletakkan di belakangnya".
Shahih Bukhari 1184: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada saya [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam bin Hassan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hafshah] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: Ketika salah satu puteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami seraya berkata: "Mandikanlah menggunakan daun bidara dengan ganjil, tiga kali, lima kali atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kafur barus (wewangian) atau yang sejenis dari kapur barus (kamper). Dan bila kalian telah selesai beritahu aku". Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau, kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada kami. Maka kami menyisir (dan menguraikan lalu mengepangnya) rambut kepalanya menjadi tiga kepang dan kami letakkan di belakangnya".
Shahih Bukhari 1185: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika wafat) dikafani jasadnya dengan tiga helai kain yang sangat putih terbuat dari katun dari negeri Yaman dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala).
Shahih Bukhari 1186: Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhum berkata: "Ada seorang laki-laki ketika sedang wukuf di 'Arafah terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga ia terinjak" atau Ibnu 'Abbas berkata: "Hingga orang itu mati seketika". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari qiyamat dalam keadaan bertalbiyyah".
Shahih Bukhari 1187: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: "Ada seorang laki-laki yang sedang wukuf di 'Arafah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu dia terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga ia terinjak" atau Ibnu 'Abbas berkata: "Hingga orang itu mati seketika". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepalanya (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari qiyamat dalam keadaan bertalbiyyah".
Shahih Bukhari 1188: Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyir] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas Radliyallahu 'anhum bahwa Ada seorang laki-laki yang sedang berihram dijatuhkan oleh untanya yang saat itu kami sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari qiyamat dalam keadaan bertalbiyyah".
Shahih Bukhari 1189: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amru] dan [Ayyub] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhum berkata: "Ada seorang laki-laki ketika sedang wukuf bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di 'Arafah terjatuh dari hewan tunggangannya". Berkata Ayyub: "Maka hewannya itu mematahkan lehernya". Dan berkata 'Amru: "Maka hewannya itu menginjaknya". Lalu orang itu meninggal. Maka Beliau berkata: "Mandikanlah dia dengan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala (serban) karena dia nanti akan dibangkitkan pada hari qiyamat. Menurut Ayyub berkata: "sedang membaca talbiyyah". Dan menurut 'Amru: "sebagai orang yang bertalbiyyah".
Shahih Bukhari 1190: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah] berkata: telah menceritakan kepada saya [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Ketika 'Abdullah bin Ubay wafat, anaknya datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: "Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berikanlah kepadaku baju anda untuk aku gunakan mengafani (ayahku) dan shalatlah untuknya serta mohonkanlah ampunan baginya". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan bajunya kepadanya lalu berkata: "Izinkanlah aku untuk menshalatkannya". Ketika Beliau hendak menshalatkannya tiba-tiba 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu datang menarik Beliau seraya berkata: "Bukankah Allah telah melarang anda untuk menshalatkan orang munafiq?" Maka Beliau bersabda: "Aku berada pada dua pilihan dari firman Allah Ta'ala: {Kamu mohonkan ampun buat mereka atau kamu tidak mohonkan ampun buat mereka (sama saja bagi mereka). Sekalipun kamu memohonkan ampun buat mereka sebanyak tujuh puluh kali, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka} (At-Taubah: 80). Maka Beliau menshalatkannya. Lalu turunlah ayat: {Janganlah kamu shalatkan seorangpun yang mati dari mereka selamanya dan janganlah kamu berdiri di atas kuburannya} (At-Taubah: 84).
Shahih Bukhari 1191: Telah menceritakan kepada kami [Malik bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari ['Amru] bahwa dia mendengar Jabir radliyallahu 'anhu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi (jenazah) 'Abdullah bin Ubay setelah dimasukkan dalam kubur lalu Beliau mengeluarkannya, memberkahi dengan ludahnya dan memakaikan dengan baju Beliau kepadanya".
Shahih Bukhari 1192: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika wafat) dikafani jasadnya dengan tiga helai kain yang sangat putih terbuat dari katun dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala).
Shahih Bukhari 1193: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika wafat) dikafani jasadnya dengan tiga helai kain dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala).
Shahih Bukhari 1194: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepada saya [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika wafat) dikafani jasadnya dengan tiga helai kain yang sangat putih terbuat dari katun dan tidak dikenakan padanya baju dan serban (tutup kepala).
Shahih Bukhari 1195: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Makkiy] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'ad] dari Sa'ad dari [bapaknya] ia berkata: Pada suatu hari ['Abdurrahman bin 'Auf] dihidangkan makanan kepadanya, lalu ia berkata: Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah orang yang lebih baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain kafan yang bisa membungkusnya kecuali hanyalah burdah (kain bergaris). Dan Hamzah terbunuh atau orang lain yang lebih baik dariku lalu tidak ada kain yang bisa dijadikan kafan untuknya kecuali burdah. Aku khawatir jika kebaikan-kebaikan kita disegerakan didunia ini. Lalu ia mulai menangis.
Shahih Bukhari 1196: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Syu'nah] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari bapaknya Ibrahim bahwa: Pada suatu hari ['Abdurrahman bin 'Auf] dihidangkan makanan kepadanya saat itu ia sedang berpuasa. Lalu ia berkata: Mus'ab bin Umair telah terbunuh. Ia adalah orang yang lebih baik dariku, namun saat (hendak dikafani) tidak ada kain kafan yang bisa membungkusnya kecuali hanyalah burdah (kain bergaris) yang apabila kepalanya akan ditutup, kakinya terbuka (karena kain yang pendek) dan bila kakinya yang hendak ditutup kepalanyalah yang terbuka. Dan aku melihat dia berkata pula: "Hamzah pun atau orang lain yang lebih baik dariku telah terbunuh. Kemudian setelah itu dunia telah dibukakan buat kami atau katanya kami telah diberi kenikmatan dunia dan sungguh kami khawatir bila kebaikan-kebaikan kami disegerakan balasannya buat kami (berupa kenikmatan dunia). Lalu ia pun mulai menangis.
Shahih Bukhari 1197: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh bin Ghiyats] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Syaqiq] telah menceritakan kepada kami Khabab radliyallahu 'anhu berkata: Kami berhijrah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan hanya mengharapkan ridha Allah dan kami telah mendapatkan pahala di sisi Allah. Lalu diantara kami ada yang meninggal lebih dahulu sebelum menikmati pahalanya sedikitpun (di dunia ini), diantaranya adalah Mus'ab bin Umair. Dan diantara kami ada yang buah (perjuangannya) sudah masak lalu dia memetiknya dengan terbunuh sebagai syahid di medan Perang Uhud namun kami tidak mendapatkan kain untuk mengafaninya kecuali burdah (kain bergaris) yang kain tersebut bila kami gunakan untuk menutup kepalanya, kakinya terbuka dan bila kakinya yang hendak kami tutup kepalanyalah yang terbuka. Maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menutup kepalanya dengan kain tersebut sedangkan kakinya kami tutup dengan dedaunan.
Shahih Bukhari 1198: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Hazim] dari [bapaknya] dari Sahal radliyallahu 'anhu bahwa Ada seorang wanita mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa burdah yang pinggirnya berjahit. (Sahal) berkata: "Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan burdah?" Mereka menjawab: "Bukankah itu kain selimut?" Dia berkata: "Ya benar". Wanita itu berkata: "Aku menjahitnya dengan tanganku sendiri, dan aku datang untuk memakaikannya kepada anda". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengambilnya karena Beliau memerlukannya. Kemudian Beliau menemui kami dengan mengenakan kain tersebut. Diantara kami ada seseorang yang tertarik dengan kain tersebut lalu berkata: "Alangkah bagusnya kain ini". Orang-orang berkata kepada orang itu: "Mengapa kamu memuji apa yang dipakai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kamu memintanya padahal kamu tahu bahwa Beliau tidak akan menolak (permintaan orang). Orang itu menjawab: "Demi Allah, sungguh aku tidak memintanya untuk aku pakai. Sesungguhnya aku memintanya untuk aku jadikan sebagai kain kafanku". Sahal berkata: "Akhirnya memang kain itu yang jadi kain kafannya".
Shahih Bukhari 1199: Telah menceritakan kepada kami [Qabishah bin 'Uqbah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Khalid Al Hadza'] dari [Ummu Al Hudzail] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: "Kami dilarang mengantar jenazah namun Beliau tidak menekankan hal tersebut kepada kami".
Shahih Bukhari 1200: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami Bisyir bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami [Salamah bin 'Alqamah] dari [Muhammad bin Sirin] berkata: Telah wafat anak Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha. Pada hari ketiga (dari kematian anaknya) dia meminta wewangian, lalu memakainya kemudian berkata: "Kami dilarang berkabung melebihi tiga hari kecuali bila ditinggal mati suaminya".
Shahih Bukhari 1201: Telah menceritakan kepada kami [Al Humaidiy] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Musa] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Humaid bin Nafi'] dari [Zainab binti Abu Salamah] berkata: Ketika kabar kematian Abu Sufyan sampai dari negeri Syam, Ummu Habibah radliyallahu 'anha meminta wewangian pada hari ketiga lalu memakainya untuk bagian sisi badannya dan lengannya dan berkata: Sungguh bagiku ini sudah cukup seandainya aku tidak mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk berkabung melebihi tiga hari kecuali bila ditinggal mati suaminya yang saat itu dia boleh berkabung sampai empat bulan sepuluh hari".
Shahih Bukhari 1202: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada saya [Malik] dari ['Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm] dari [Humaid bin Nafi'] dari [Zainab binti Abu Salamah] bahwa dia mengabarkannya, katanya: Aku pernah menemui Ummu Habibah radliyallahu 'anha, isteri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir untuk berkabung melebihi tiga hari kecuali bila ditinggal mati suaminya yang saat itu dia boleh berkabung sampai empat bulan sepuluh hari". Lalu aku menemui [Zainab binti Jahsy] ketika saudara laki-lakinya meninggal dunia. Saat itu dia meminta minyak wangi lalu memakainya kemudian berkata: "Aku sebenarnya tidak memerlukan minyak wangi seandainya aku tidak mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dari atas mimbar: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung atas mayit melebihi tiga hari selain karena kematian suaminya, boleh hingga empat bulan sepuluh hari."
Shahih Bukhari 1203: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur. Maka Beliau berkata: "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah". Wanita itu berkata: "Kamu tidak mengerti keadaan saya, karena kamu tidak mengalami mushibah seperti yang aku alami". Wanita itu tidak mengetahui jika yang menasehati itu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu diberi tahu: "Sesungguhnya orang tadi adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Spontan wanita tersebut mendatangi rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam namun dia tidak menemukannya. Setelah bertemu dia berkata: "Maaf, tadi aku tidak mengetahui anda". Maka Beliau bersabda: "Sesungguhnya sabar itu pada kesempatan pertama (saat datang mushibah)".
Shahih Bukhari 1204: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] dan [Muhammad] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami ['Ashim bin Sulaiman] dari [Abu 'Utsman] berkata: telah menceritakan kepada saya Usamah bin Zaid radliyallahu 'anhuma berkata: Putri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang untuk menemui Beliau dan mengabarkan bahwa: "Anakku telah meninggal, maka datanglah kepada kami". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyampaikan salam lalu bersabda: "Sesungguhnya milik Allah apa yang diambilNya dan apa yang diberiNya. Dan segala sesuatu disisiNya sudah ditentukan ajalnya, maka bersabarlah engkau karenanya dan mohonkanlah pahala darinya." Kemudian dia datang lagi kepada Beliau dan meminta dengan sangat agar Beliau bisa datang. Maka Beliau berangkat, bersamanya ada Sa'ad bin 'Ubadah, Mu'adz bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lain. Kemudian bayi tersebut diserahkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hati Beliau nampak berguncang (karena bersedih). Aku menduga dia berkata: Seakan dia seperti geriba yang kosong. Maka mengalirlah air mata Beliau. Sa'ad berkata: "Wahai Rasulullah, mengapakah engkau menangis?" Beliau berkata: "Inilah rahmat yang Allah berikan kepada hati hamba-hambaNya dan sesungguhnya Allah akan merahmati diantara hamba-hambaNya, mereka yang saling berkasih sayang".
Shahih Bukhari 1205: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] dari [Hilal bin 'Ali] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: "Kami menyaksikan pemakaman puteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Dia (Anas bin Malik) berkata: "Dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk disisi liang lahad. Dia (Anas bin Malik) berkata: Lalu aku melihat kedua mata Beliau mengucurkan air mata". Dia (Anas bin Malik) berkata: Maka Beliau bertanya: "Siapakah diantara kalian yang malam tadi tidak berhubungan (dengan isterinya)?". Berkata Abu Tholhah: "Aku". Beliau berkata: "Turunlah engkau ke lahad!". Dia (Anas bin Malik) berkata: "Maka Beliaupun ikut turun ke dalam kuburnya".
Shahih Bukhari 1206: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepada saya ['Abdullah bin 'Ubaidullah bin Abu Mulaikah] berkata: "Telah wafat isteri 'Utsman radliyallahu 'anha di Makkah lalu kami datang menyaksikan (pemakamannya). Hadir pula Ibnu 'Umar dan Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhum dan saat itu aku duduk diantara keduanya". Atau katanya: "Aku duduk dekat salah satu dari keduanya". Kemudian datang orang lain lalu duduk di sampingku. berkata Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma kepada 'Amru bin 'Utsman: Bukankah dilarang menangis dan sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan tangisan keluarganya kepadanya?". Maka Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: "Sungguh 'Umar radliyallahu 'anhu pernah mengatakan sebagiannya dari hal tadi". Kemudian dia menceritakan, katanya: "Aku pernah bersama 'Umar radliyallahu 'anhu dari kota Makkah hingga kami sampai di Al Baida, di tempat itu dia melihat ada orang yang menunggang hewan tunggangannya di bawah pohon. Lalu dia berkata: "Pergi dan lihatlah siapa mereka yang menunggang hewan tunggangannya itu!". Maka aku datang melihatnya yang ternyata dia adalah Shuhaib. Lalu aku kabarkan kepadanya. Dia ('Umar) berkata: "Panggillah dia kemari!". Aku kembali menemui Shuhaib lalu aku berkata: "Pergi dan temuilah Amirul Mu'minin". Kemudian hari 'Umar mendapat musibah dibunuh orang, Shuhaib mendatanginya sambil menangis sambil terisak berkata: Wahai saudaraku, wahai sahabat". Maka 'Umar berkata: "Wahai Shuhaib, mengapa kamu menangis untukku padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan sebagian tangisan keluarganya". berkata Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma: "Ketika 'Umar sudah wafat aku tanyakan masalah ini kepada 'Aisyah radliyallahu 'anha, maka dia berkata: "Semoga Allah merahmati 'Umar. Demi Allah, tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata seperti itu, bahwa Allah pasti akan menyiksa orang beriman disebabkan tangisan keluarganya kepadanya, akan tetapi yang benar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah pasti akan menambah siksaan buat orang kafir disebabkan tangisan keluarganya kepadanya". Dan cukuplah buat kalian firman Allah dalam Al Qur'an: {Dan tidaklah seseorang memikul dosa orang lain} (An Najm: 38). Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu berkata seketika itu pula: {Dan Allahlah yang menjadikan seseorang tertawa dan menangis} (An Najm: 43). Berkata Ibnu Abu Mulaikah: "Demi Allah, setelah itu Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhu tidak mengucapkan sepatah kata pun".
Shahih Bukhari 1207: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari ['Abdullah bin Abu Bakar] dari [bapaknya] dari ['Amrah binti 'Abdurrahman] ia mengabarkannya bahwasanya ia mendengar 'Aisyah radliyallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati (kubur) seorang wanita yahudi yang suaminya menangisinya, lalu Beliau bersabda: "Mereka sungguh menangisinya padahal ia sedang diadzab dikuburnya".
Shahih Bukhari 1208: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Khalil] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Mushir] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dia adalah dari suku Asy-Syaibaniy dari [Abu Burdah] dari [bapaknya] berkata: Ketika 'Umar radliyallahu 'anhu terbunuh Shuhaib berkata sambil menangis: Wahai saudaraku. Maka 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: Bukankah kamu mengetahui bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan tangisan orang yang masih hidup".
Shahih Bukhari 1209: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ubaid] dari ['Ali bin Rabi'ah] dari Al Mughirah radliyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya berdusta kepadaku tidak sama dengan orang yang berdusta kepada orang lain. Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia bersiap-siap (mendapat) tempat duduknya di neraka." Aku juga mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang meratapi mayat maka mayat itu akan disiksa disebabkan ratapan kepadanya."
Shahih Bukhari 1210: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] berkata: telah mengabarkan [bapakku] kepadaku dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Sa'id AL Musayyab] dari [Ibnu 'Umar] dari bapaknya radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mayat akan disiksa di dalam kuburnya disebabkan ratapan kepadanya." Hadits ini dikuatkan oleh ['Abdu Al A'laa] Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dan berkata: [Adam] dari [Syu'bah]: "Sesungguhnya mayat pasti akan disiksa disebabkan tangisan orang yang masih hidup kepadanya."
Shahih Bukhari 1211: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Munkadir] berkata: Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhu berkata: "Pada hari Perang Uhud, bapakku di datangkan dalam kondisi sudah terbunuh dengan bagian anggota badannya ada yang terpotong hingga diletakkan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan jasadnya sudah ditutup dengan kain. Maka aku menghampiri untuk membukanya namun kaumku mencegahku. Aku coba sekali lagi untuk membukanya namun kaumku tetap mencegahku hingga akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk diangkat (dibawa). Saat itu Beliau mendengar ada suara teriakan. Maka Beliau bertanya: "(Suara) siapakah itu?" Orang-orang menjawab: "Putri dari 'Amru." atau "Saudara perempuan 'Amru." Kemudian Beliau berkata: "Mengapa kamu menangis?" atau "Janganlah kamu menangis, karena malaikat senantiasa akan menaunginya dengan sayap-sayapnya hingga (jenazah) ini diangkat."
Shahih Bukhari 1212: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Zubaid Al Yamiy] dari [Ibrahim] dari [Masruq] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan jahiliyyah."
Shahih Bukhari 1213: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash] dari bapaknya radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengunjungiku pada hari Haji Wada' (perpisahan) saat sakitku sudah sangat parah, lalu aku berkata: "Sakitku sudah sangat parah (menjelang kematianku) dan aku banyak memiliki harta sedangkan tidak ada yang akan mewarisinya kecuali anak perempuanku. Bolehkah aku menyedekahkan sepertiga dari hartaku ini?" Beliau menjawab: "Tidak." Aku katakan lagi: "Bagaimana kalau setengahnya?" Beliau menjawab: "Tidak." Kemudian Beliau melanjutkan: "Sepertiga dan sepertiga itu sudah besar atau banyak. Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan (kaya) itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka serba kekurangan sehingga nantinya mereka meminta-minta kepada manusia. Dan kamu tidaklah menginfaqkan suatu nafaqah yang hanya kamu niatkan mencari ridla Allah kecuali kamu pasti diberi balasan pahala atasnya bahkan sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk mulut isterimu." Lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-sahabatku?" Beliau berkata: "Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang lalu kamu beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madlarat bagi kaum yang lain. Ya Allah sempurnakanlah pahala hijrah sahabat-sahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka ke belakang." Namun Sa'ad bin Khaulah membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersedih karena dia akhirnya meningal dunia di Makkah.
Shahih Bukhari 1214: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al A'masy] dari ['Abdullah bin Murrah] dari [Masruq] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan jahiliyyah."
Shahih Bukhari 1215: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari ['Abdullah bin Murrah] dari [Masruq] dari 'Abdullah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukan dari golongan kami siapa yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan jahiliyyah."
Shahih Bukhari 1216: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] berkata: aku mendengar [Yahya] berkata: telah mengabarkan kepada saya ['Amrah] berkata: Aku mendengar 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Ketika telah tiba di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jenazah Ibnu Haritsah, Ja'far dan Ibnu Rawahah, Beliau duduk dengan nampak kesedihannya sedangkan aku melihat dari lobang pintu. Lalu datang seorang laki-laki seraya berkata: "Sesungguhnya isteri-isterinya Ja'far." Lalu orang itu menceritakan tentang tangisan mereka. Maka Beliau memerintahkan laki-laki itu agar melarang mereka. Orang itu pergi namun kemudian datang untuk kedua kalinya dan belum berhasil melaksanakan perintah Beliau. Lalu Beliau berkata: "Laranglah mereka?" Orang itu datang untuk ketiga kalinya seraya berkata: "Demi Allah, mereka mengalahkan kami wahai Rasulullah." 'Aisyah radliyallahu 'anha menduga Beliau kemudian berkata: "Sumpallah mulut-mulut nereka dengan tanah." Aku berkata kepada laki-laki itu: "Semoga Allah menyumpal hidungmu karena belum melaksanakan apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perintahkan, serta kamu tidak meninggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari kondisinya yang lelah dan kesusahan."
Shahih Bukhari 1217: Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Ali telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] telah menceritakan kepada kami ['Ashim Al Ahwal] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan do'a qunut selama sebulan pada waktu terbunuhnya para Qurra' (penghafal Al Qur'an). Dan belum pernah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedemikian sedih yang melebihi kesedihannya pada waktu itu."
Shahih Bukhari 1218: Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Al Hakam] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah bahwasanya dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Anak dari Abu Thalhah dalam kondisi sakit yang parah. Katanya: "Dan akhirnya dia meninggal dunia". Saat itu Abu Thalhah sedang bepergian. Ketika isterinya melihat bahwa dia (anaknya) sudah meninggal, maka dia mengerjakan sesuatu dan meletakkannya di samping rumah. Ketika Abu Thalhah sudah datang, dia bertanya: "Bagaimana keadaan anak (kita)?" Isterinya menjawab: "Dia sudah tenang dan aku berharap dia sudah beristirahat". Abu Thalhah menganggap bahwa isterinya berkata benar adanya. Anas bin Malik berkata: Maka dia tidur pada malam itu. Pada keesokan harinya, dia mandi. Ketika dia hendak pergi keluar, isterinya memberitahu bahwa anaknya sudah meninggal dunia. Kemudian dia shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu dia menceritakan apa yang sudah terjadi antara dia berdua (dengan isterinya). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Semoga Allah memberkahi kalian berdua pada malam kalian itu". Sufyan berkata: Ada seorang dari kalangan Anshar berkata: "Kemudian setelah itu aku melihat keduanya memiliki sembilan anak yang semuanya telah hafal Al Qur'an".
Shahih Bukhari 1219: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Tsabit] berkata: Aku mendengar Anas radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya sabar itu pada kesempatan pertama (saat datang mushibah)".
Shahih Bukhari 1220: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Abdul 'Aziz] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hassan] telah menceritakan kepada kami [Quraisy] dia adalah Ibnu Hayyan dari [Tsabit] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi Abu Saif Al Qain yang (isterinya) telah mengasuh dan menyusui Ibrahim 'alaihis salam (putra Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam). Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil Ibrahim dan menciumnya. Kemudian setelah itu pada kesempatan yang lain kami mengunjunginya sedangkan Ibrahim telah meninggal. Hal ini menyebabkan kedua mata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlinang air mata. Lalu berkatalah 'Abdurrahman bin 'Auf radliyallahu 'anhu kepada Beliau: "Mengapa anda menangis, wahai Rasulullah?". Beliau menjawab: "Wahai Ibnu 'Auf, sesungguhnya ini adalah rahmat (tangisan kasih sayang)". Beliau lalu melanjutkan dengan kalimat yang lain dan bersabda: "Kedua mata boleh mencucurkan air mata, hati boleh bersedih, akan tetapi kita tidak mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Rabb kita. Dan kami dengan perpisahan ini wahai Ibrahim pastilah bersedih". Dan diriwayatkan oleh [Musa] dari [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Bukhari 1221: Telah menceritakan kepada kami [Ashbagh] dari [Ibnu Wahb] berkata: telah mengabarkan kepada saya ['Amru] dari [Sa'id bin Al Harits Al Anshariy] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: Ketika Sa'ad bin 'Ubadah sedang sakit, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguknya bersama 'Abdurrahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abu Waqqash dan 'Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhum. Ketika Beliau menemuinya, Beliau mendapatinya sedang dikerumuni keluarganya, Beliau bertanya: "Apakah ia sudah meninggal?". Mereka menjawab: "Belum, wahai Rasulullah". Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menangis. Ketika orang-orang melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menangis, mereka pun turut menangis, maka Beliau bersabda: "Tidakkah kalian mendengar bahwa Allah tidak mengadzab dengan tangisan air mata, tidak dengan hati yang bersedih, namun Dia mengadzab dengan ini." Lalu Beliau menunjuk lidahnya, atau dirahmati (karena lisan itu) dan sesungguhnya mayat itu diadzab disebabkan tangisan keluarganya kepadanya." Sambil 'Umar radliyallahu 'anhu memukul tanah dengan tongkat, melempar batu dan menumpahkan tanah.
Shahih Bukhari 1222: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Hawsyab] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata: telah mengabarkan kepada saya ['Amrah] berkata: Aku mendengar 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Ketika tiba di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jenazah Zaid bin Haritsah, Ja'far dan 'Abdullah bin Rawahah, Beliau duduk yang nampak kesedihannya sedangkan aku memandang dari lobang pintu. Lalu datang seorang laki-laki seraya berkata: "Sesungguhnya isteri-isterinya Ja'far." lalu orang itu menceritakan tentang tangisan mereka. Maka Beliau memerintahkan laki-laki itu agar melarang mereka. Maka orang itu pergi kemudian datang dan berkata: "Aku telah melarang mereka". Dan laki-laki itu menyebutkan bahwa mereka tidak menaatinya. Maka Beliau memerintahkan laki-laki itu untuk kedua kalinya agar melarang mereka. Maka laki-laki itu pun pergi kemudian datang dan berkata: "Demi Allah, mereka mengalahkan aku." atau "mereka mengalahkan kami!". Keraguan perkataan ini datang dari Muhammad bin 'Abdullah bin Hawsyab. 'Aisyah radliyallahu 'anha menduga Beliau kemudian berkata: "Bungkamlah mulut-mulut mereka dengan tanah". Aku berkata kepada laki-laki itu: "Semoga Allah menghinakanmu karena kamu tidak melaksanakan yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perintahkan, serta kamu tidak meninggalkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari kondisinya yang lelah dan kesedihannya (membiarkan Beliau dalam kesedihan)".
Shahih Bukhari 1223: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin 'Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Muhammad] dari Ummu 'Athiyyah radliyallahu 'anha berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil sumpah setia dari kami ketika kami berbai'at yaitu kami dilarang meratap. Maka tidak ada yang bisa memenuhi itu selain lima orang wanita: Ummu Sulaim, Ummu Al 'Ala`i, puteri Abu Sabrah yakni isterinya Mu'adz, dan dua orang wanita -atau puteri Abu Sabrah, isterinya Mu'adz, dan seorang wanita lain.-"
Shahih Bukhari 1224: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Az Zuhriy] dari [Salim] dari [bapaknya] dari ['Amir bin Rabi'ah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah hingga dia meninggalkan (berlalu dari) kalian." Berkata Sufyan: berkata Az Zuhriy: telah mengabarkan kepada saya [Salim] dari [bapaknya] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Amir bin Rabi'ah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. [Al Humaidiy] menambahkan: "Hingga meninggalkan kalian atau diletakkan".
Shahih Bukhari 1225: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] dari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma dari 'Amir bin Rabi'ah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang dari kalian melihat jenazah dan dia tidak sedang berjalan bersamanya maka hendaklah dia berdiri hingga dia meninggalkan jenazah tersebut, atau jenazah sudah berlalu atau diletakkan sebelum dibawa pergi".
Shahih Bukhari 1226: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dza'bi] dari [Sa'id Al Maqbariy] dari [bapaknya] berkata: Kami pernah berada dekat jenazah, ketika itu Abu Hurairah radliyallahu 'anhu memegang tangan Marwan lalu keduanya duduk sebelum diletakkan. Kemudian datang Abu Sa'id radliyallahu 'anhu lalu memegang tangan Marwan seraya berkata: "Berdirilah! Demi Allah, sungguh kamu telah tahu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kita tentang hal ini". Maka Abu Hurairah berkata: "Dia benar".
Shahih Bukhari 1227: Telah menceritakan kepada kami [Muslim] yakni putra Ibrahim telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah dan barangsiapa mengiringinya janganlah dia duduk hingga jenazah itu diletakkan".
Shahih Bukhari 1228: Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari ['Ubaidullah bin Muqsim] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Suatu hari jenazah pernah lewat di hadapan kami maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menghormatinya dan kami pun ikut berdiri. Lalu kami tanyakan: "Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah seorang Yahudi". Maka Beliau berkata: "Jika kalian melihat jenazah maka berdirilah".
Shahih Bukhari 1229: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Murrah] berkata: Aku mendengar ['Abdurrahman bin Abu Laila] berkata: "Suatu hari [Sahal bin Hunaif] dan [Qais bin Sa'ad] sedang duduk di Qadisiyah, lalu lewatlah jenazah di hadapan keduanya, maka keduanya berdiri. Kemudian dikatakan kepada keduanya bahwa jenazah itu adalah dari penduduk asli, atau dari Ahlu dzimmah. Maka keduanya berkata: "Pernah jenazah lewat di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Beliau berdiri. Kemudian dikatakan kepada Beliau bahwa itu adalah jenazah orang Yahudi. Maka Beliau bersabda: "Bukankah ia juga memiliki nyawa?" Dan berkata [Abu Hamzah] dari [Al A'masy] dari ['Amru] dari [Ibnu Abu Laila] berkata: "Aku pernah bersama [Qais] dan Sahl radliyallahu 'anhu, lalu keduanya berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan berkata Zakariya dari [Sya'biy] dari [Ibnu Abi Laila], dulu [Abu Mas'ud] dan [Qais] berdiri untuk jenazah.
Shahih Bukhari 1230: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqbariy] dari [bapaknya] bahwa dia mendengar dari Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para laki-laki di atas pundak mereka, maka jika jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka dia (jenazah tersebut) berkata: 'Bersegeralah kalian (membawa aku)'. Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia akan berkata: 'Celaka, kemana mereka akan membawanya?' Suara jenazah itu akan didengar oleh setiap makhluq kecuali manusia dan seandainya manusia mendengarnya, tentu dia jatuh pingsan".
Shahih Bukhari 1231: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: kami menghafalnya dari [Az Zuhriy] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bercepat-cepatlah membawa jenazah, karena bila jenazah itu dari orang shalih berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya dan jika tidak, berarti kalian telah menyingkirkan kejelekan dari pundak kalian".
Shahih Bukhari 1232: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id] dari [Bapaknya] bahwa dia mendengar dari Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu berkata: bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para orang-orang di atas pundak mereka, jika jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka (jenazah tersebut) akan berkata: 'Bersegeralah kalian (membawa aku)'. Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia akan berkata kepada keluarganya: 'Celaka, kemana mereka akan membawanya?' Suara jenazah itu akan didengar oleh setiap makhluq kecuali manusia dan seandainya ada manusia yang mendengarnya tentu dia akan jatuh pingsan".
Shahih Bukhari 1233: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari ['Atha'] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat jenazah sedang aku ikut shalat berdiri pada shaf kedua atau ketiga.
Shahih Bukhari 1234: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhriy] dari [Sa'id] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengumumkan kematian An Najasyi, kemudian Beliau maju dan membuat barisan shaf di belakang, lalu Beliau takbir empat kali.
Shahih Bukhari 1235: Telah menceritakan kepada kami [Muslim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami Asy Syaibaniy dari Asy Sya'biy berkata: telah mengabarkan kepada saya seorang yang menyaksikan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendatangi kuburan yang terpisah (dari kuburan lain). Maka Beliau membariskan mereka lalu bertakbir empat kali. Aku bertanya kepadanya: "Siapakah yang menceritakan ini kepadamu?". Dia menjawab: "Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu".
Shahih Bukhari 1236: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin Yusuf] bahwa [Ibnu Juraij] telah mengabarkan mereka, katanya telah mengabarkan kepada saya ['Atha'] bahwa dia mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hari ini telah wafat seorang laki-laki shalih dari Habasyah, untuk itu marilah laksanakan shalat untuknya". Dia (Jabir) berkata: Maka kami dibariskan lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat dan kami bersama Beliau shalat dalam barisan (shaf-shaf di belakang). Berkata Abu Az Zubair dari [Jabir]: "Dan aku berada pada shaf kedua".
Shahih Bukhari 1237: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami Asy Syaibaniy dari ['Amir] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati kubur yang telah dimakamkan malam hari. Maka Beliau bertanya: "Kapan dimakamkan jenazah ini?" Mereka menjawab: "Tadi malam". Beliau bertanya kembali: "Mengapa kalian tidak memberi tahu aku?" Mereka menjawab: "Kami memakamkannya pada malam yang gelap gulita dan kami sungkan untuk membangunkan anda". Maka Beliau berdiri dan membariskan kami di belakang Beliau. Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu berkata: "Dan aku hadir bersama mereka, maka kemudian Beliau melaksanakan shalat untuknya (jenazah)".
Shahih Bukhari 1238: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami Asy Syaibaniy dari Asy Sya'biy berkata: Telah mengabarkan kepada saya seorang yang bersama Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berjalan melewati kuburan yang terpisah (dari kuburan lain). Lalu Beliau membariskan kami di belakang Beliau. Kami bertanya: "Wahai Abu 'Amru, siapakah yang menceritakan ini kepadamu?". Dia menjawab: "Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu".
Shahih Bukhari 1239: Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] berkata: Aku mendengar [Nafi'] berkata: Disampaikan kepada [Ibnu 'Umar] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhum berkata: "Barangsiapa yang mengantar jenazah baginya pahala satu qirath." Maka dia (Ibnu 'Umar) berkata: "Abu Hurairah berlebihan terhadap kita." Namun kemudian pernyataan Abu Hurairah dibenarkan, yakni oleh 'Aisyah dan dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakannya." Maka Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma berkata: "Kami telah banyak meremehkan masalah dan aku telah meremehkan dan melalaikan urusan (agama) Allah."
Shahih Bukhari 1240: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] berkata: aku membacakan kepada [Ibnu Abu Dza'bi] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqbariy] dari [bapaknya] bahwasanya dia pernah bertanya kepada Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, maka ia menjawab: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan dalam riwayat lain telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Syabib bin Sa'id] berkata: telah menceritakan [bapakku] kepadaku, telah menceritakan kepada kami Yunus, Ibnu Syihab berkata: dan telah menceritakan kepada saya ['Abdurrahman Al A'raj] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga ikut mensholatkannya maka baginya pahala satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga ikut menguburkannya maka baginya pahala dua qirath". Ditanyakan kepada Beliau: "Apa yang dimaksud dengan dua qirath?" Beliau menjawab: "Seperti dua gunung yang besar".
Shahih Bukhari 1241: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Bukair] telah menceritakan kepada kami [Za'idah] telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq Asy Syaibaniy dari ['Amir] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kuburan. Mereka berkata: "Ini dikebumikan kemarin". berkata Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma: Maka Beliau membariskan kami di belakang Beliau kemudian mengerjakan shalat untuknya".
Shahih Bukhari 1242: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Al Musayyab] dan [Abu Salamah] bahwa keduanya menceritakan kepadanya dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengumumkan kepada kami kematian An Najasyi, Penguasa Negeri Habasyah pada hari kematiannya lalu berkata: "Mohonkanlah ampun untuk saudara kalian". Dan dari [Ibnu Syihab] berkata: telah menceritakan kepada saya [Sa'id bin Al Musayyab] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membariskan mereka di tanah lapang kemudian Beliau bertakbir empat kali".
Shahih Bukhari 1243: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami Abu Dlamrah telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Nafi'] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma: Orang-orang Yahudi datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan yang keduanya berzina. Maka Beliau memerintahkan untuk merajam keduanya di tempat biasa untuk menyolatkan jenazah, disamping Masjid Nabawi".
Shahih Bukhari 1244: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Syaiban] dari [Hilal] dia adalah Al Wazzan dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Beliau bersabda ketika Beliau sakit yang membawa kepada kematiannya: "Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani disebabkan mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid". 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Kalau bukan karena sabda Beliau tersebut tentu sudah mereka pindahkan kubur beliau (dari dalam rumahnya), namun aku tetap khawatir nantinya akan dijadikan masjid".
Shahih Bukhari 1245: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Husain] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Buraidah] dari Samurah bin Jundub radliyallahu 'anhu berkata: "Aku pernah di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut menshalati jenazah wanita yang meninggal pada masa nifasnya. Beliau berdiri di tengah jenazah tersebut".
Shahih Bukhari 1246: Telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Husain] dari [Ibnu Buraidah] telah menceritakan kepada kami Samurah bin Jundab radliyallahu 'anhu berkata: "Aku pernah di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut menshalati jenazah wanita yang meninggal pada masa nifasnya. Beliau berdiri di tengah jenazah tersebut".
Shahih Bukhari 1247: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyab] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengumumkan kematian An Najasyi, pada hari kematiannya lalu Beliau keluar bersama mereka menuju tanah lapang kemudian Beliau membariskan mereka dalam shaf lalu Beliau bertakbir empat kali".
Shahih Bukhari 1248: Telah menceritakan kepada kami [Mihammad bin Sinan] telah menceritakan kepada kami [Salim bin Hayyan] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Mina'] dari Jabir radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat untuk An Najasyi, maka Beliau takbir empat kali. Dan berkata Yazid bin harun dari Salim: "Ashhamah". Dan dikuatkan pula oleh 'Abdush Shamad.
Shahih Bukhari 1249: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'ad] dari [Tholhah] berkata: Aku shalat dibelakang Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma. Dan diriwayatkan pula oleh [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Sa'ad bin Ibrahim] dari Thalhah bin 'Abdullah bin 'Auf berkata: Aku shalat dibelakang Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma pada suatu jenazah, lalu ia membaca surat Al Fatihah, ia berkata: agar orang-orang tahu bahwa itu merupakan sunah".
Shahih Bukhari 1250: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada saya Sulaiman Asy Syaibaniy berkata: Aku mendengar Asy Sya'biy berkata: Telah mengabarkan kepada saya seorang yang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati kuburan yang terpisah (dari kuburan lain). Maka Beliau memimpin mereka shalat dan mereka shalat di belakang Beliau. Aku bertanya: "Wahai 'Amru, siapakah yang menceritakan ini kepadamu?". Dia menjawab: " Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu".
Shahih Bukhari 1251: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fadlal telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Abu Rafi'] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu: "Ada seorang laki-laki kulit hitam atau wanita kulit hitam yang menjadi tukang sapu masjid meninggal dunia yang tidak diketahui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kamatiannya. Suatu hari Beliau diceritakan, maka Beliau berkata: "Apa yang telah terjadi dengan orang itu?" Mereka menjawab: "Dia telah meninggal, wahai Rasulullah." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Kenapa kalian tidak memberitahu aku?" Mereka berkata: "Kejadiannya begini dan begini, seraya menjelaskan". Kemudian Beliau berkata: "Tunjukkan kepadaku kuburannya!" Maka Beliau mendatangi kuburan orang itu kemudian shalat untuknya.
Shahih Bukhari 1252: Telah menceritakan kepada kami ['Ayyasy] telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'laa] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] berkata: dan telah berkata kepadaku [Khalifah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari Anas radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika suatu jenazah sudah diletakkan didalam kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling dan pergi meninggalkannya, dia mendengar gerak langkah sandal-sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat yang keduanya akan mendudukkannya seraya keduanya berkata kepadanya: "Apa yang kamu komentari tentang laki-laki ini, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam?". Maka jenazah itu menjawab: "Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusanNya". Maka dikatakan kepadanya: "Lihatlah tempat dudukmu di neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selanjutnya berkata: "Maka dia dapat melihat keduanya". Adapun (jenazah) orang kafir atau munafiq akan menjawab: "Aku tidak tahu, aku hanya berkata mengikuti apa yang dikatakan kebanyakan orang". Maka dikatakan kepadanya: "Kamu tidak mengetahuinya dan tidak mengikuti orang yang mengerti". Maka kemudian dia dipukul dengan palu godam besar terbuat dari besi diantara kedua telinganya sehingga mengeluarkan suara teriakan yang dapat didengar oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua makhluq (jin dan manusia)".
Shahih Bukhari 1253: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud] telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: "Suatu hari malaikat maut diutus kepada Musa 'alaihissalam. Ketika menemuinya, (Nabi Musa 'alaihissalam) memukul matanya. Maka malaikat maut kembali kepada Rabbnya dan berkata: "Engkau mengutusku kepada hamba yang tidak menginginkan mati". Maka Allah membalikkan matanya kepadanya seraya berfirman: "Kembalilah dan katakan kepadanya agar dia meletakkan tangannya di atas punggung seekor lembu jantan, yang pengertiannya setiap bulu lembu yang ditutupi oleh tangannya berarti umurnya satu tahun". Nabi Musa 'alaihissalam bertanya: "Wahai Rabb, setelah itu apa?" Allah berfirman: "Kematian". Maka Nabi Musa 'alaihissalam berkata: "Sekaranglah waktunya". Kemudian Nabi Musa 'alaihissalam memohon kepada Allah agar mendekatkannya dengan tanah yang suci (Al Muqaddas) dalam jarak sejauh lemparan batu". Abu Hurairah berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya aku kesana, pasti akan aku tunjukkan kepada kalian keberadaan kuburnya yang ada di pinggir jalan dibawah tumpukan pasir merah".
Shahih Bukhari 1254: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari Asy Syaibaniy dari Asy Sya'biy dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat jenazah untuk seorang laki-laki yang telah dikebumikan pada malam hari. Beliau mengerjakannya bersama dengan para sahabatnya. Saat itu Beliau bertanya tentang jenazah tersebut: "Siapakah orang ini?". Mereka menjawab: "Si fulan, yang telah dikebumikan kemarin". Maka mereka menshalatkannya".
Shahih Bukhari 1255: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Malik] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anhu berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berbaring sakit sebagian isteri-isteri Beliau menceritakan tentang suatu gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah (Ethiopia) yang disebut dengan Mariyah. Sebelumnya Ummu Salamah dan Ummu Habibah radliyallahu 'anhuma pernah berhijrah ke negeri Habasyah, sehingga keduanya dapat menceritakan tentang keindahan gereja tersebut dan adanya gambar (patung-patung) didalamnya. Maka Beliau mengangkat kepalanya lalu bersabda: "Mereka itulah, yang apabila ada hamba shalih atau laki-laki shalih diantara mereka yang meninggal dunia, mereka bangun masjid di atas kuburannya itu dan membuatkan patung dari orang yang meninggal itu di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluq disisi Allah".
Shahih Bukhari 1256: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] telah menceritakan kepada kami [Fulaih bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Hilal bin 'Ali] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Kami menyaksikan pemakaman puteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk diatas kuburnya. Lalu aku melihat kedua mata Beliau mengucurkan air mata". Kemudian Beliau bertanya: "Siapakah diantara kalian yang malam tadi tidak berhubungan (dengan isterinya)". berkata Abu Thalhah: "Aku". Beliau berkata: "Turunlah ke dalam kuburnya!". Maka Beliau turun ke dalam kuburnya lalu menguburkannya". Berkata Ibnu Mubarak: berkata Fulaih: "Aku memahami makna Yuqarif maksudnya adalah "berbuat dosa". berkata Abu 'Abdullah Al Bukhariy tentang Firman Allah Ta'ala {Liyaqtarifuu} (Al An'am: 113), maksudnya adalah: agar mereka mengerjakan (seperti setan mengerjakannya).
Shahih Bukhari 1257: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepada saya [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menggabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain, lalu bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mempunyai hafalan Al Qur'an". Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya di dalam lahad lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat". Maka Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka, tidak dimandikan dan juga tidak dishalatkan".
Shahih Bukhari 1258: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada saya [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu hari keluar untuk menshalatkan syuhada' perang Uhud sebagaimana shalat untuk mayit. Kemudian Beliau pergi menuju mimbar lalu bersabda: "Sungguh aku ini yang terdepan dari kalian dan aku menjadi saksi atas kalian. Dan aku, demi Allah, sekarang sedang melihat telagaku (yang di surga) dan aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi (dunia). Demi Allah, sungguh aku tidak khawatir kepada kalian bahwa kalian akan menyekutukan (Allah) kembali sepeninggal aku. Namun yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah kalian akan memperebutkan (kekayaan) duniawi ini".
Shahih Bukhari 1259: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab] bahwa Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhu mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menggabungkan (dalam satu kubur) dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud.
Shahih Bukhari 1260: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari [Jabir] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kuburkanlah mereka bersama dengan darah-darah mereka". Yaitu mereka yang gugur pada perang Uhud: "Dan janganlah mereka dimandikan".
Shahih Bukhari 1261: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Laits bin Sa'ad] telah menceritakan kepada saya [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menghimpun dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dalam satu kubur dan dalam satu kain, lalu bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mengambil hafalan Al Qur'an?" Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas mereka". Maka kemudian Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka dan tidak dishalatkan dan juga tidak dimandikan". Dan telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] telah mengabarkan kepada kami [Al Awza'iy] dari [Az Zuhriy] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang mereka yang gugur dalam perang Uhud: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mengambil hafalan Al Qur'an?" Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satunya, maka Beliau mendahulukannya sebelum temannya yang lain". Berkata Jabir: "Maka bapakku dan pamanku dikafankan dalam satu kain namirah (selimut bergaris terbuat dari wol). Dan berkata Sulaiman bin Katsir telah menceritakan kepada saya [Az Zuhriy] telah menceritakan kepada saya [orang] yang telah mendengar dari Jabir radliyallahu 'anhu.
Shahih Bukhari 1262: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdullah bin Hawsyab] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahhab] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari ['Ikrimah] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah telah mengharamkan kota Makkah, maka tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelum dan sesudahku melakukan pelanggaran disana, yang sebelumnya pernah dihalalkan untukku beberapa saat dalam suatu hari. Di Makkah tidak boleh diambil rumputnya dan tidak boleh ditebang pohonnya dan tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali untuk diserahkan kepada juru pengumuman (agar dikembalikan kepada pemiliknya)". berkata Al 'Abbas radliyallahu 'anhu kecuali pohon idzkhir (pohon yang harum baunya) yang berguna untuk pengerjaan celup (pewarnaan pakaian) dan kubur-kubur kami. Maka Beliau bersabda: "Ya kecuali pohon idzkhir". Dan berkata Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Untuk kubur-kubur mereka dan rumah-rumah mereka". Dan berkata Aban bin Shalih dari [Al Hasan bin Muslim] dari [Shafiyah binti Syaibah] bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti ini. Dan berkata Mujahid dari [Thawus] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhu: "Dan untuk alat berhias mereka (parfum) dan rumah-rumah mereka".
Shahih Bukhari 1263: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: ['Amru]: Aku mendengar Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi 'Abdullah bin Ubay setelah dimasukkan ke dalam kuburnya, lalu Beliau memerintahkan untuk mengeluarkannya. Maka jenazahnya dikeluarkan dan diletakkan di kedua paha Beliau kemudian Beliau menyempratkan dengan air ludah Beliau dan memakaikan baju qamis (gamis) Beliau. Dan Allah yang lebih mengetahui. Sebelumnya Beliau pernah memakaikan (memberi) baju kepada 'Abbas. Berkata Sufyan: Dan berkata Abu Harun Yahya: "Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki dua gamis". Maka putra 'Abdullah bertanya kepada Beliau: "Wahai Rasulullah, pakaikanlah bapakku dengan gamis anda yang telah mengenai kulit anda". Sufyan berkata: "Mereka memandang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memakaikan baju Beliau kepada 'Abdullah sebagai hadiah yang sama seperti yang Beliau lakukan (terhadap 'Abbas)".
Shahih Bukhari 1264: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah mengabarkan kepada kami Bisyir bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami [Husain Al Mu'alim] dari ['Atha'] dari Jabir radliyallahu 'anhu berkata: Ketika terjadi perang Uhud, pada suatu malamnya bapakku memanggilku seraya berkata: "Tidaklah aku melihat diriku (menduga) melainkan aku akan menjadi orang yang pertama-tama gugur diantara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (dalam peperangan ini) dan aku tidak meninggalkan sesuatu yang berharga bagimu sepeninggalku melainkan diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan aku mempunyai hutang, maka lunasilah dan berilah nasehat yang baik kepada saudara-saudaramu yang perempuan". Pada pagi harinya kami dapati bapakku adalah orang yang pertama gugur dan dikuburkan bersama dengan yang lain dalam satu kubur. Setelah itu perasaanku tidak enak dengan membiarkan dia bersama yang lain, maka kemudian aku keluarkan setelah enam bulan lamanya dari hari pemakamannya dan aku dapati jenazah bapakku masih utuh sebagaimana hari dia dikebumikan dan tidak ada yang berubah padanya kecuali sedikit pada ujung bawah telinganya".
Shahih Bukhari 1265: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Amir] dari [Syu'bah] dari [Ibnu Abu Najih] dari ['Atha'] dari Jabir radliyallahu 'anhu berkata: "Seorang laki-laki dikuburkan bersama dengan bapakku namun kemudian perasaanku tidak enak hingga akhirnya aku keluarkan dan aku kuburkan dalam satu liang kubur kembali".
Shahih Bukhari 1266: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits bin Sa'ad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Syihab] dari ['Abdurrahman bin Ka'ab bin Malik] dari Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menggabungkan dalam satu kubur dua orang laki-laki yang gugur dalam perang Uhud dan dalam satu kain, lalu bersabda: "Siapakah diantara mereka yang lebih banyak mempunyai hafalan Al Qur'an". Bila Beliau telah diberi tahu kepada salah satu diantara keduanya, maka Beliau mendahulukannya didalam lahad lalu bersabda: "Aku akan menjadi saksi atas mereka pada hari qiyamat". Maka kemudian Beliau memerintahkan agar menguburkan mereka dengan darah-darah mereka dan tidak pula dimandikan".
Shahih Bukhari 1267: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] dari [Yunus] dari [Az Zuhri] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Salim bin 'Abdullah] bahwa Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma mengabarkannya bahwa 'Umar dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat bersama rombongan untuk menemui Ibnu Shayyad hingga akhirnya mereka mendapatinya sedang bermain bersama anak-anak yang lain di bangunan yang tinggi milik Bani Magholah. Ibnu Shayyad sudah mendekati baligh dan dia tidak menyadari (kedatangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menepuknya dengan tangan Beliau kemudian berkata kepada Ibnu Shayyad: "Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?". Maka Ibnu Shayyad memandang Beliau lalu berkata: "Aku bersaksi bahwa kamu utusan kaum ummiyyin (kaum yang tidak kenal baca tulis)". Kemudian Ibnu Shayyad berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apakah kamu juga bersaksi bahwa aku ini utusan Allah?". Maka Beliau menolaknya dan berkata: "Aku beriman kepada Allah dan kepada Rasul-rasulNya". Kemudian Beliau berkata: "Apa yang kamu pandang sebagai alasan (sehingga mengaku sebagai Rasul). berkata Ibnu Shayyad: "Karena telah datang kepadaku orang yang jujur dan pendusta". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Urusanmu jadi kacau". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku menyembunyikan (sesuatu dalam hatiku) coba kamu tebak?". Ibnu Shayyad berkata: "Itu adalah asap". Beliau berkata: "Hinalah kamu, dan kamu tidak akan melebihi kemampuanmu sebagai seorang dukun. Lalu 'Umar bin Al Khaththab Radliyallahu 'anhu berkata: "Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memenggal leher orang ini!". Maka Beliau berkata: "Jika dia benar, kamu tidak akan berkuasa atasnya dan bila dia benar maka tidak ada kebaikan buatmu dengan membunuhnya". berkata Salim: Aku mendengar Ibnu 'Umar Radliyallahu 'anhuma: "Setelah itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Ubay bin Ka'ab pergi menuju satu pohon kurma tempat Ibnu Shayyad sebelumnya berada di situ dengan harapan Beliau dapat mendengar sesuatu dari Ibnu Shayyad sebelum dia melihat Beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Ibnu Shayyad sedang tertidur dibalik baju tebalnya dengan mendengkur ringan. Dalam keadaan itu ibu dari Ibnu Shayyad melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang duduk di bawah pohon kurma, maka ibunya berkata kepada Ibnu Shayyad: "Wahai Shaf, (ini nama dari Ibnu Shayyad), Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam". Maka Ibnu Shayyad kembali pada keadaannya semula (berbaring). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Seandainya ibunya biarkan, pasti jelaslah persoalannya (dajjal atau bukan)". Dan [Syu'aib] berkata: 'menekannya dengan ramramah (suara halus) atau zamzamah. Sedangkan [Ishaq Al Kalbi] dan ['Uqail] berkata: "ramramah". [Ma'mar] berkata: ramzah.
Shahih Bukhari 1268: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dia adalah Ibnu Zaid dari [Tsabit] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Ada seorang anak kecil Yahudi yang bekerja membantu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menderita sakit. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguknya dan Beliau duduk di sisi kepalanya lalu bersabda: "Masuklah Islam". Anak kecil itu memandang kepada bapaknya yang berada di dekatnya, lalu bapaknya berkata: "Ta'atilah Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam". Maka anak kecil itu masuk Islam. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar sambil bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka".
Shahih Bukhari 1269: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] berkata: ['Ubaidullah bin Abu Yazid] berkata: Aku mendengar Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: "Aku dan ibuku adalah termasuk orang-orang lemah, aku dari golongan anak-anak dan ibuku dari golongan wanita".
Shahih Bukhari 1270: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, berkata Ibnu Syihab: Setiap anak yang wafat wajib dishalatkan sekalipun anak hasil zina karena dia dilahirkan dalam keadaan fithrah Islam, jika kedua orangnya mengaku beragama Islam atau hanya bapaknya yang mengaku beragama Islam meskipun ibunya tidak beragama Islam selama anak itu ketika dilahirkan mengeluarkan suara (menangis) dan tidak dishalatkan bila ketika dilahirkan anak itu tidak sempat mengeluarkan suara (menangis) karena dianggap keguguran sebelum sempurna, berdasarkan perkataan Abu Hurairah radliyallahu 'anhu yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?". Kemudian Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata (mengutip firman Allah, yang artinya): {Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu}. (Ar-Ruum: 30 )
Shahih Bukhari 1271: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhriy] telah mengabarkan kepada saya [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] bahwa Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Tidak ada seorang anak pun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya". Kemudian Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata (mengutip firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya): {Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus}. (Ar-Ruum: 30)
Shahih Bukhari 1272: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan [apakku] kepadaku dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah mengabarkan kepada saya telah mengabarkan kepada saya [Sa'id bin Al Musayyab] dari [bapaknya] bahwasanya dia mengabarkan kepadanya: "Ketika menjelang wafatnya Abu Thalib, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatanginya dan ternyata sudah ada Abu Jahal bin Hisyam dan 'Abdullah bin Abu Umayyah bin Al Mughirah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada Abu Thalib: "Wahai pamanku katakanlah laa ilaaha illallah, suatu kalimat yang dengannya aku akan menjadi saksi atasmu di sisi Allah". Maka berkata Abu Jahal dan 'Abdullah bin Abu Umayyah: "Wahai Abu Thalib, apakah kamu akan meninggalkan agama 'Abdul Muththalib?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terus menawarkan kalimat syahadat kepada Abu Thalib dan bersamaan itu pula kedua orang itu mengulang pertanyaannya yang berujung Abu Thalib pada akhir ucapannya tetap mengikuti agama 'Abdul Muththalib dan enggan untuk mengucapkan laa ilaaha illallah. Maka berkatalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Adapun aku akan tetap memintakan ampun untukmu selama aku tidak dilarang". Maka turunlah firman Allah subhanahu wa ta'ala tentang peristiwa ini: {Tidak patut bagi Nabi} (At-Taubah: 113)
Shahih Bukhari 1273: Telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dari [Thawus] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya Beliau berjalan melewati dua kuburan yang penghuninya sedang disiksa, lalu Beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena berbuat dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing sedang yang satunya lagi karena selalu mengadu domba." Kemudian Beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah daunnya lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Mereka bertanya: "Kenapa anda melakukan ini?". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Semoga diringankan (siksanya) selama batang pohon ini basah".
Shahih Bukhari 1274: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman] telah menceritakan kepada saya [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa'ad bin 'Ubaidah] dari [Abu 'Abdurrahman] dari 'Ali radliyallahu 'anhu berkata: Kami pernah berada di dekat kuburan Baqi' Al Gharqad yang kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami, lalu Beliau duduk maka kami pun ikut duduk dekat Beliau. Beliau membawa sebuah tongkat kecil yang dengan tongkat itu Beliau memukul-mukul permukaan tanah dan mengorek-ngoreknya seraya berkata: "Tidak ada seorangpun dari kalian dan juga tidak satupun jiwa yang bernafas melainkan telah ditentukan tempatnya di surga atau di neraka dan melainkan sudah ditentukan jalan sengsaranya atau bahagianya". Kemudian ada seorang yang berkata: "Wahai Rasulullah, dengan begitu apakah kita tidak pasrah saja menunggu apa yang sudah ditentukan bagi kita dan kita tidak perlu beramal?. Karena barangsiapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka pasti dia sampai kepada amalan orang yang berbahagia, sebaliknya siapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara maka pasti dia akan sampai kepada amalan orang yang sengsara". Maka Beliau bersabda: "(Tidak begitu). Akan tetapi siapa yang telah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, dia akan dimudahkan untuk beramal amalan orang yang berbahagia dan sebaliknya orang yang telah ditetapkan sebagai orang yang akan sengsara maka dia pasti akan dimudahkan beramal amalan orang yang sengsara". Kemudian Beliau membaca: {Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)}. (Al Lail: 5 - 6)
Shahih Bukhari 1275: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Abu Qalabah] dari Tsabit bin Adl Dlahhak radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah setia dengan agama selain Islam secara dusta dan sengaja, maka dia seperti apa yang dikatakannya, dan barangsiapa membunuh dirinya sendiri dengan besi, maka dia akan disiksa di dalam nereka Jahanam". Dan berkata Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim dari Al Hasan telah menceritakan kepada kami Jundab radliyallahu 'anhu: "Didalam masjid ini tidak akan kami lupakan dan kami tidak takut bahwa Jundab akan berdusta atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: "Pernah ada seorang yang terluka lalu dia bunuh diri maka Allah berfirman: "HambaKu mendahului aku dalam hal nyawanya sehingga aku haramkan baginya surga".
Shahih Bukhari 1276: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Telah bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".
Shahih Bukhari 1277: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada saya [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin 'Abdullah] dari [Ibnu 'Abbas] dari 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu bahwasanya dia berkata: Ketika 'Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diminta untuk menshalatkannya. Ketika Beliau sudah berdiri hendak shalat aku hampiri Beliau lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah anda akan menshalatkan anak Ubay padahal pada hari ini dan ini dia pernah mengatakan begini dan begini, (aku mengulang-ulang ucapan bin Ubay yang dahulu pernah dilontarkan kepada Nabi)". Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam malah tersenyum seraya berkata: "Cukupkanlah ucapanmu dariku wahai 'Umar. Ketika aku terus berbicara kepada Beliau, Beliau berkata: "Sungguh aku diberi pilihan dan aku memilih seandainya aku mengetahui bila aku menambah lebih dari tujuh puluh kali permohonan ampun baginya dia akan diampuni, pasti aku akan tambah (permohonan ampun baginya)". 'Umar berkata: "Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menshalatkannya hingga selesai, tak lama setelah Beliau terdiam, turunlah ayat dalam surat Bara'ah: {Dan janganlah kamu menshalatkan siapa yang mati dari mereka selamanya} hingga ayat {mereka mati dalam keadaan fasiq}. (At Taubah: 84) 'Umar berkata: Setelah itu aku heran atas keberanianku terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika itu. Dan hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengatahui.
Shahih Bukhari 1278: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] berkata: aku mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Mereka (para sahabat) pernah melewati satu jenazah lalu mereka menyanjungnya dengan kebaikan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pasti baginya". Kemudian mereka melewati jenazah yang lain lalu mereka menyebutnya dengan keburukan, maka Beliaupun bersabda: "Pasti baginya". Maka kemudian 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu bertanya: "Apa yang dimaksud pasti baginya?". Beliau menjawab: "Jenazah pertama kalian sanjung dengan kebaikan, maka pasti baginya masuk surga sedang jenazah kedua kalian menyebutnya dengan keburukan, berarti dia masuk neraka karena kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi".
Shahih Bukhari 1279: Telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim, dia dijuluki Ash Shaffar telah menceritakan kepada kami [Daud bin Abu Al Furat] dari ['Abdullah bin Buraidah] dari [Abu Al Aswad] berkata: "Aku pernah berkunjung ke kota Madinah saat sedang berjangkitnya penyakit. Saat aku sedang duduk dekat 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu tiba-tiba ada jenazah yang lewat di hadapan mereka lalu mereka menyanjungnya dengan kebaikan. Maka 'Umar radliyallahu 'anhu berkata: "Pasti baginya". Tak lama kemudian lewat jenazah yang lain lalu jenazah itu pun disanjung dengan kebaikan. Maka 'Umar radliyallahu 'anhu berkata lagi: "Pasti baginya". Kemudian lewat jenazah yang ketiga lalu jenazah itu disebut dengan keburukan, maka 'Umar radliyallahu 'anhu pun berkata: "Pasti baginya". berkata Abu Al Aswad: maka aku bertanya: "Apa yang dimaksud pasti baginya, wahai Amirul mu'minin?". Maka dia berkata: "Aku mengatakannya seperti yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bilamana seorang muslim (meninggal dunia) lalu disaksikan (disanjung) oleh empat orang muslim lainnya dengan kebaikan maka pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga". Maka kami bertanya kepadanya: "Bagaimana kalau tiga orang muslim?". Dia menjawab: "Juga oleh tiga orang". Kami berkata lagi: "Bagaimana kalau dua orang muslim?". Dia menjawab: "Juga oleh dua orang". Dan kami tidak menanyakannya lagi bagaimana kalau satu orang".
Shahih Bukhari 1280: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Alqamah bin Martsad] dari [Sa'ad bin 'Ubadah] dari Al Bara' bin 'Azib radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila (jenazah) seorang muslim sudah didudukkan dalam kuburnya maka dia akan dihadapkan (pertanyaan malaikat), kemudian ia bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. Itulah perkataan seorang muslim sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala: {Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu}. (Ibrahim: 27) Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] seperti riwayat ini lalu menambahkannya (firman Allah subhanahu wa ta'ala): {Allah akan meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman…} ayat ini turun berkenaan dengan masalah siksa kubur".
Shahih Bukhari 1281: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Shalih] telah menceritakan kepada saya [Nafi'] bahwa Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma mengabarkannya berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi para penghuni sumur (kaum musyrikin) yang terbunuh dalam perang Badar lalu bersabda: "Kalian telah mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb kalian adalah benar". Lalu Beliau ditanya: "Anda memanggil mereka (yang sudah mati)?". Maka Beliau menjawab: "Tidaklah kalian lebih bisa mendengar daripada mereka, hanya saja mereka tidak dapat menjawab".
Shahih Bukhari 1282: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mereka (kaum musyrikin yang terbunuh dalam perang Badar) telah mengetahui sekarang bahwa apa yang aku katakan (terbukti) benar dan Allah Ta'ala telah berfirman: {Sungguh kamu tidak akan dapat menjadikan orang yang sudah mati bisa mendengar}. (An Naml: 80)
Shahih Bukhari 1283: Telah menceritakan kepada kami ['Abdan] telah mengabarkan kepadaku bapakku dari Syu'bah: aku mendengar [Al Asy'ats] dari [Bapaknya] dari [Masruq] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha (berkata): Ada seorang wanita Yahudi menemuinya lalu menceritakan perihal siksa kubur kemudian berkata (kepada Aisyah): "Semoga Allah melindungimu dari siksa kubur". Kemudian setelah itu 'Aisyah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal siksa kubur, maka Beliau menjawab: "Ya benar, siksa kubur itu ada". Kemudian 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Maka sejak itu aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah melaksanakan shalat kecuali Beliau memohon perlindungan dari siksa kubur". [Ghundar] menambhakan: "Siksa kubur itu benar adanya".
Shahih Bukhari 1284: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] berkata: telah menceritakan kepada saya [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepada saya ['Urwah bin Az Zubair] bahwasanya dia mendengar Asma' binti Abu Bakar radliyallahu 'anhuma berkata: "Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menyampaikan khuthbah lalu menyebut perihal fitnah kubur yang setiap orang akan diuji karenanya. Ketika Beliau menyebutkan hal tersebut kaum muslimin menjadi gaduh dan berteriak".
Shahih Bukhari 1285: Telah menceritakan kepada kami ['Ayyasy bion Al Walid] telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'laa] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu bahwasanya dia menceritakan kepada mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang hamba (jenazahnya) sudah diletakkan didalam kuburnya dan teman-temannya sudah berpaling dan pergi meninggalkannya dan dia dapat mendengar gerak langkah sandal-sandal mereka, maka akan datang kepadanya dua malaikat yang keduanya akan mendudukkannya seraya keduanya berkata kepadanya: 'Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam?'. bila seorang mu'min dia akan menjawab: 'Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusanNya'. Maka dikatakan kepadanya: 'Lihatlah tempat dudukmu di neraka yang Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga'. Maka dia dapat melihat keduanya". Qatadah berkata: "Dan diceritakan kepada kami bahwa dia (hamba mu'min itu) akan dilapangkan dalam kuburnya". Kemudian dia kembali melanjutkan hadits Anas radliyallahu 'anhu: "Dan adapun (jenazah) orang kafir atau munafiq akan dikatakan kepadanya: 'Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?'. Maka dia akan menjawab: 'Aku tidak tahu, aku hanya berkata mengikuti apa yang dikatakan kebanyakan orang'. Maka dikatakan kepadanya: 'Kamu tidak mengetahuinya dan tidak mengikuti orang yang mengerti'. Kemudian dia dipukul dengan palu godam besar terbuat dari besi sehingga mengeluarkan suara teriakan yang dapat didengar oleh yang ada di sekitarnya kecuali oleh dua makhluq (jin dan manusia)".
Shahih Bukhari 1286: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepada saya ['Aun bin Abu Juhaifah] dari [Bapaknya] dari [Al Bara' bin 'Azib] dari Abu Ayyub radliyallahu 'anhum berkata: Suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar saat matahri sudah meninggi lalu Beliau mendengar suara, maka Beliau bersabda: "Orang Yahudi sedang disiksa didalam kuburnya". Dan berkata An-Nadlr telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami ['Aun] aku mendengar [Bapakku], (berkata:) Aku mendengar [Al Bara'] dari Abu Ayyub radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Bukhari 1287: Telah menceritakan kepada kami [Mu'allaa] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Musa bin 'Uqbah] berkata: telah menceritakan kepada saya dari [Khalid bin Sa'id bin Al 'Ash] bahwa Dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Beliau berlindung dari siksa kubur.
Shahih Bukhari 1288: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abu Salamah] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a: "Allahumma innii 'A'uudzu bika min 'adzaabil qabri wa min 'adzaabin naar wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal." (Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur dan dari siksa api neraka dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al Masihid Dajjal).
Shahih Bukhari 1289: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dari [Thowus] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan melewati dua kuburan lalu Beliau bersabda: "Keduanya sungguh sedang disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa disebabkan karena berbuat dosa besar. Kemudian Beliau bersabda: "Demikianlah. Adapun yang satu disiksa karena selalu mengadu domba sedang yang satunya lagi tidak bersuci setelah kencing." Ibnu 'Abbas berkata: "Kemudian Beliau mengambil sebatang dahan kurma lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut seraya berkata: "Semoga diringankan (siksanya) selama batang pohon ini masih basah".
Shahih Bukhari 1290: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Nafi'] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika seorang dari kalian meninggal dunia maka akan ditampakkan kepadanya tempat duduk (tinggal) nya setiap pagi dan petang hari. Jika dia termasuk penduduk surga, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk surga dan jika dia termasuk penduduk neraka, maka akan (melihat kedudukannya) sebagai penduduk neraka lalu dikatakan kepadanya inilah tempat duduk tinggalmu hingga nanti Allah membangkitkanmu pada hari qiyamat".
Shahih Bukhari 1291: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [bapaknya] bahwa dia mendengar Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika jenazah diletakkan lalu dibawa oleh para pemandu di atas pundak mereka, maka jika jenazah tersebut termasuk orang shalih (semasa hidupnya) maka dia akan berkata: 'Bersegeralah kalian, bersegeralah kalian (membawa aku)'. Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia akan berkata: 'Celaka, kemana mereka akan membawanya?'. Suara jenazah itu didengar oleh setiap makhluq kecuali manusia dan seandainya ada manusia yang mendengarnya tentu dia akan jatuh pingsan".
Shahih Bukhari 1292: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin Shuhaib] dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Tidak seorang muslimpun yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah memasukkannya ke dalam surga karena limpahan rahmatNya kepada mereka".
Shahih Bukhari 1293: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adiy bin Tsabit] bahwa dia mendengar Al Bara' radliyallahu 'anhu berkata: Ketika Ibrahim (putra Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) meninggal dunia, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Baginya akan ada yang menyusuinya di surga".
Shahih Bukhari 1294: Telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Musa] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyir] dari [Sa'id bin Jubair] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang anak-anak orang musyrikin (yang meninggal dunia), Beliau bersabda: "Allah subhanahu wa ta'ala ketika menciptakan mereka, lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan".
Shahih Bukhari 1295: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata: telah mengabarkan kepada saya ['Atha' bin Yazid Al Laitsiy] bahwa dia mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang keturunan orang musyrikin (yang meninggal dunia), Beliau bersabda: "Allah subhanahu wa ta'ala ketika menciptakan mereka lebih mengetahui apa yang telah mereka kerjakan".
Shahih Bukhari 1296: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dza'bi] dari [Az Zuhriy] dari [Abu Salamah bin 'Abdurrahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"
Shahih Bukhari 1297: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] dari [Samrah bin Jundab] berkata: Sudah menjadi kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila selesai melaksanakan suatu shalat, Beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu berkata: "Siapa diantara kalian yang tadi malam bermimpi". Dia (Samrah bin Jundab) berkata: "Jika ada seorang yang bermimpi maka orang itu akan menceritakan, saat itulah Beliau berkata: "Maa sya-allah" (atas kehendak Allah)". Pada suatu hari yang lain Beliau bertanya kepada kami: "Apakah ada diantara kalian yang bermimpi?". Kami menjawab: "Tidak ada". Beliau berkata: "Tetapi aku tadi malam bermimpi yaitu ada dua orang laki-laki yang mendatangiku kemudian keduanya memegang tanganku lalu membawaku ke negeri yang disucikan (Al Muqaddasah), ternyata disana ada seorang laki-laki yang sedang berdiri dan yang satunya lagi duduk yang di tangannya memegang sebatang besi yang ujungnya bengkok (biasanya untuk menggantung sesuatu). Sebagian dari sahabat kami berkata dari Musa bahwa: batang besi tersebut dimasukkan ke dalam satu sisi mulut (dari geraham) orang itu hingga menembus tengkuknya. Kemudian dilakukan hal yang sama pada sisi mulut yang satunya lagi, lalu dilepas dari mulutnya dan dimasukkan kembali dan begitu seterusnya diperlakukan. Aku bertanya: "Apa ini maksudnya?". Kedua orang yang membawaku berkata: "Berangkatlah". Maka kami berangkat ke tempat lain dan sampai kepada seorang laki-laki yang sedang berbaring bersandar pada tengkuknya, sedang ada laki-laki lain yang berdiri diatas kepalanya memegang batu atau batu besar untuk menghancurkan kepalanya. Ketika dipukulkan, batu itu menghancurkan kepala orang itu, Maka orang itu menghampirinya untuk mengambilnya dan dia tidak berhenti melakukan ini hingga kepala orang itu kembali utuh seperti semula, kemudian dipukul lagi dengan batu hingga hancur. Aku bertanya: "Siapakah orang ini?". Keduanya menjawab: "Berangkatlah". Maka kamipun berangkat hingga sampai pada suatu lubang seperti dapur api dimana bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar dan dibawahnya dinyalakan api yang apabila api itu didekatkan, mereka (penghuninya) akan terangkat dan bila dipadamkan penghuninya akan kembali kepadanya, penghuninya itu terdiri dari laki-laki dan perempuan. Aku bertanya: "Siapakah mereka itu?". Keduanya menjawab: "Berangkatlah". Maka kami pun berangkat hingga sampai di sebuah sungai yang airnya adalah darah, disana ada seorang laki-laki yang berdiri di tengah-tengah sungai". berkata Yazid dan [Wahb bin Jarir] dari [Jarir bin Hazim]: 'Dan di tepi sungai ada seorang laki-laki yang memegang batu. Ketika orang yang berada di tengah sungai menghadapnya dan bermaksud hendak keluar dari sungai maka laki-laki yang memegang batu melemparnya dengan batu kearah mulutnya hingga dia kembali ke tempatnya semula di tengah sungai, dan terjadilah seterusnya begitu, setiap dia hendak keluar dari sungai, akan dilempar dengan batu sehingga kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya: "Apa maksudnya ini?" Keduanya menjawab: "Berangkatlah". Maka kamipun berangkat hingga sampai ke suatu taman yang hijau, didalamnya penuh dengan pepohonan yang besar-besar sementara dibawahnya ada satu orang tua dan anak-anak dan ada seorang yang berada dekat dengan pohon yang memegang api, manakala dia menyalakan api maka kedua orang yang membawaku naik membawaku memanjat pohon lalu keduanya memasukkan aku ke sebuah rumah (perkampungan) yang belum pernah aku melihat seindah itu sebelumnya dan didalamnya ada para orang laki-laki, orang-orang tua, pemuda, wanita dan anak-anak lalu keduanya membawa aku keluar dari situ lalu membawaku naik lagi ke atas pohon, lalu memasukkan aku ke dalam suatu rumah yang lebih baik dan lebih indah, didalamnya ada orang-orang tua dan para pemuda. Aku berkata: "Ajaklah aku keliling malam ini dan terangkanlah tentang apa yang aku sudah lihat tadi". Maka keduanya berkata: "Baiklah. Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Al Qur'an oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Al Qur'an pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari qiyamat. Dan orang-orang yang kamu lihat berada didalam dapur api mereka adalah para pezina sedangkan orang yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah mereka yang memakan riba' sementara orang tua yang berada dibawah pohon adalah Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sedangkan anak-anak yang ada disekitarnnya adalah anak-anak kecil manusia. Adapun orang yang menyalakan api adalah malaikat penunggu neraka sedangkan rumah pertama yang kamu masuki adalah rumah bagi seluruh kaum mu'minin sedangkan rumah yang ini adalah perkampungan para syuhada' dan aku adalah Jibril dan ini adalah Mika'il, maka angkatlah kepalamu. Maka aku mengangkat kepalaku ternyata diatas kepalaku ada sesuatu seperti awan. Keduanya berkata: "Itulah tempatmu". Aku berkata: "Biarkanlah aku memasuki rumahku". Keduanya berkata: "Umurmu masih tersisa dan belum selesai dan seandainya sudah selesai waktunya kamu pasti akan memasuki rumahmu".
Shahih Bukhari 1298: Telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Aku pernah masuk menemui Abu Bakar radliyallahu 'anhu lalu dia berkata: "Berapa lembar kain kalian mengafani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?". Dia berkata: "Dalam tiga lembar kain putih buatan negeri Yaman dan tidak dipakaikan baju dan juga tidak sorban". Kemudian Abu Bakar radliyallahu 'anhu berkata kepadanya: "Hari apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat?". 'Aisyah radliyallahu 'anha menjawab: "Hari Senin". Lalu dia berkata: lagi: "Sekarang ini hari apa?". Dia 'Aisyah radliyallahu 'anha menjawab: "Sekarang hari Senin". Abu Bakar berkata: "Aku berharap umurku sampai malam ini saja". Lalu dia memandang baju yang dipakainya sejak dia menderita sakit yang ketika itu bajunya sudah kotor terkena minyak za'faran (kunyit) pada sebagiannya kemudian berkata: "Cucilah bajuku ini dan tambahkanlah dengan dua baju lain untuk mengafaniku dengannya". Aku berkata: "Baju ini sudah usang". Maka dia menjawab: "Orang yang hidup lebih pantas untuk mengenakan yang baru dari pada orang yang sudah mati. Kain itu hanya untuk mewadahi nanah mayat". Kemudian dia tidak wafat hingga menjelang malam Selasa (dimana akhirnya wafat) lalu ia dikuburkan sebelum pagi".
Shahih Bukhari 1299: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata: telah mengabarkan kepada saya [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar".
Shahih Bukhari 1300: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada saya [Sulaiman] dari [Hisyam] dan diriwayatkan pula dari jalan lain, telah menceritakan kepada saya [Muhammad bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abu Marwan Yahya bin Abu Zakariya'] dari [Hisyam] dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan sakit dan meminta udzur untuk giliran tinggal dengan isteri-isterinya (Beliau bertanya): "Dimana aku hari ini dan dimana keesokannya?", saat itu rupanya Beliau menginginkan berlama-lama berada dalam giliran 'Aisyah radliyallahu 'anha. Saat Beliau giliran di rumahku, Allah mencabut nyawa Beliau yang berada dalam dekapan dadaku dan pangkuanku, lalu Beliau dikebumikan di rumahku".
Shahih Bukhari 1301: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Hilal] dia adalah Al Wazzan dari ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika beliau sakit yang setelah itu beliau tidak bangun lagi (wafat): "Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani disebabkan mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid". ('Aisyah berkata:) "Kalau bukan karena ada sabda beliau tersebut tentu aku pindahkan kubur beliau (dari dalam rumahnya), namun aku tetap khawatir nantinya akan dijadikan masjid". Dan dari Hilal berkata: "'Urwah bin Az Zubair pernah memberikan kuniyah (nama panggilan yang dinisbatkan kepada anak) kepadaku namun aku tidak punya anak."
Shahih Bukhari 1302: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muqatil] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Abu Bakar bin 'Iyyasy] dari Sufyan At Tamar bahwa Dia melihat kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah ditinggikan tanahnya sedikit.
Shahih Bukhari 1303: Telah menceritakan kepada kami [Farwah] telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya]: Ketika tembok runtuh menimpa kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada masa kekhilafahan Al Walid bin 'Abdul Malik, orang-orang mulai membangun kembali. Saat itu mereka menemukan sebuah kaki yang terputus, mereka mengira bahwa itu adalah kaki Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka tidak menemui seseorang yang mengetahui hal itu, hingga akhirnya 'Urwah berkata kepada mereka: "Demi Allah itu bukanlah kaki Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, itu adalah kaki 'Umar radliyallahu 'anhu."
Shahih Bukhari 1304: Dan dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Ia berwasiat kepada 'Abdullah bin Az Zubair radliyallahu 'anhuma: "Janganlah kamu mengubur aku bersama mereka, namun kuburkanlah aku bersama para isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Baqi' agar aku tidak dikeramatkan seorangpun selama-lamanya".
Shahih Bukhari 1305: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin 'Abdul Hamid] telah menceritakan kepada kami [Hushain bin 'Abdurrahman] dari ['Amru bin Maimun Al Audiy] berkata: Aku melihat 'Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu berkata: "Wahai 'Abdullah bin 'Umar temuilah Ummul Mu'minin 'Aisyah radliyallahu 'anha lalu sampaikan bahwa 'Umar bin Al Khaththab menyampaikan salam kepadamu, kemudian mintalah agar aku dikubur bersama kedua temanku." 'Aisyah berkata: "Aku dulu menginginkan tempat itu untukku, namun sekarang aku lebih mengutamakannya daripada diriku." Ketika ia pulang, 'Umar berkata kepadanya: "Jawaban apa yang kamu bawa?". Ia menjawab: "Engkau telah mendapat izin wahai Amirul Mu'minin," lalu ia berkata: "Tidak ada sesuatu yang lebih aku cintai daripada tempat berbaring itu, dan jika aku sudah meninggal, bawalah aku kepadanya lalu sampaikan salam dan katakan bahwa 'Umar bin Al Khaththab telah meminta izin, dan jika diizinkan maka kuburkanlah aku disana, dan jika tidak, maka kuburlah aku dipekuburan kaum muslimin. Sebab aku tidak mengetahui seseorang yang lebih berhak pada perkara ini daripada mereka, orang-orang yang ketika beliau meninggal maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah meridlai mereka, maka barangsiapa yang menggantikan aku setelahku dialah khalifah, wajib dengar dan taatlah padanya. Lalu ia menyebut nama 'Utsman, 'Ali, Thalhah, Az Zubair, 'Abdur-Rahman bin 'Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas. Kemudian seorang pemuda Anshar datang kepadanya, ia berkata: "Wahai Amirul Mu'minin, berilah kabar gembira yang diberikan Allah kepadamu karena masuk Islam pertama kali seperti yang telah engkau ketahui, lalu engkau diangkat menjadi khalifah dan setelah ini semua engkau akan mati syahid?". Da menjawab: "Barangkali cukuplah yang engkau katakan itu wahai anak saudaraku, aku berwasiat kebaikan kepada khalifah setelahku terhadap orang-orang yang pertama-tama berhijrah, agar ia mengerti hak-hak mereka dan menjaga kehormatan mereka, dan aku berwasiat kebaikan kepadanya terhadap orang-orang Anshar, yang mereka telah menempati Madinah dan beriman kepada Allah Ta'ala, agar ia terima orang-orang yang baik diantara mereka dan memaafkan orang-orang yang berbuat buruk diantara mereka, dan aku berwasiat kepadanya akan tanggungan Allah dan RasulNya shallallahu 'alaihi wa sallam agar ia menepati perjanjian dengannya, dan ia berperang dibelakangnya, serta tidak membebani mereka dengan apa yang tidak mereka mampu".
Shahih Bukhari 1306: Telah menceritakan kepada kami [Adam] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al A'masy] dari [Mujahid] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Janganlah kalian mencela mayat karena mereka telah sampai (mendapatkan) apa yang telah mereka kerjakan". Dan diriwayatkan oleh ['Abdullah bin 'Abdul Quddus] dari [Al A'masy] dan [Muhammad bin Anas] dari [Al A'masy] yang dikuatkan oleh ['Ali bin Al Ja'di] dari [Ibnu 'Ar'arah] dari [Ibnu 'Adiy] dari [Syu'bah].
Shahih Bukhari 1307: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] telah menceritakan [bapakku] kepada kami bapakku telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] telah menceritakan kepada saya ['Amru bin Murrah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma] berkata: "Abu Lahab, laknat Allah atasnya, berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Celaka kamu sepanjang jari ini". Maka turunlah: {Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa}. (Al Lahab)