29. Perbuatan-perbuatan Zalim dan Merampok
Shahih Bukhari 2260: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Qatadah] dari Abu Al Mutawakkil An Naajiy dari Abu Sa'id Al Khudriy radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika orang-orang beriman telah melewati neraka, mereka akan ditahan di suatu jembatan yang disebut Qantharah yang terletak antara surga dan neraka, lalu disana mereka akan diqishas (dibalas) atas kezhaliman yang terjadi sesama mereka di dunia, sehingga apabila telah tidak ada lagi dosa barulah mereka diizinkan untuk memasuki surga. Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangaNya, sungguh seseorang dari mereka lebih hafal tempat tinggalnya di surga ketimbang tempat tinggalnya di dunia." Dan berkata Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Qatadah] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mutawakkil].
Shahih Bukhari 2261: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Qatadah] dari [Shafwan bin Muhriz Al Maziniy] berkata: Ketika aku sedang berjalan bersama Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma, ada seorang yang memegang tangannya ketika menyodorkannya lalu berkata: "Bagaimana kamu mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata tentang An Najwaa (pembicaraan rahasia antara Allah dengan hambaNya pada hari Qiyamat)?" Maka dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesunggunnya Allah ketika orang beriman didekatkan lalu bagian sisi badannya diletakkan kemudian ditutup, Allah berfirman: "Apakah kamu mengenal dosamu yang begini?, apakah kamu mengenal dosamu yang begini?" Orang beriman itu berkata: "Ya, Tuhanku." Hingga ketika sudah diakui dosa-dosanya dan dia melihat bahwa dirinya akan celaka, Allah berfirman: "Aku telah merahasiakannya bagimu di dunia dan Aku mengampuninya buatmu hari ini." Maka orang beriman itu diberikan kitab catatan kebaikannya. Adapun orang kafir dan munafiqin, maka para saksi akan berkata: {HAA-ULAA-IL LADZIINA KADZABUU 'ALAA RABBIHIM ALAA LA'NATULLAAHI 'ALADH DHAALIMIIN} (Itulah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Maka laknat Allah untuk orang-orang yang zhalim)" (Huud: 18).
Shahih Bukhari 2262: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Salim] mengabarkannya bahwa 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma mengabarkannya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari qiyamat."
Shahih Bukhari 2263: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah bin Abi Bakar bin Anas] dan Humaid Ath Thawil dia mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim (aniaya) dan yang dizhalimi."
Shahih Bukhari 2264: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir] dari [Humaid] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tolonglah saudaramu yang berbuat zhalim (aniaya) dan yang dizhalimi." Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, jelas kami faham menolong orang yang dizhalimi tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zhalim?" Beliau bersabda: "Pegang tangannya (agar tidak berbuat zhalim)."
Shahih Bukhari 2265: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Ar Rabi'] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Asy'ats bin Sulaim] berkata: aku mendengar [Mu'awiyah bin Suwaid] aku mendengar Al Bara' bin 'Azib radliyallahu 'anhuma berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara pula. Maka Beliau menyebutkan: "Menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang yang bersin, membalas salam, menolong orang yang dizholimi, memenuhi undangan dan melaksanakan sumpah."
Shahih Bukhari 2266: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Alaa'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari Abu Musa radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang beriman terhadap orang beriman lainnya bagaikan satu bangunan yang satu sama lain saling menguatkan." Dan Beliau mendemontrasikannya dengan cara mengepalkan jari jemari Beliau.
Shahih Bukhari 2267: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad binYunus] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz Al Majisyun] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah bin Dinar] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kezhaliman adalah mendatangkan kegelapan hari qiyamat."
Shahih Bukhari 2268: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Zakariyya' bin Ishaq Al Makkiy] dari [Yahya bin 'Abdullah bin Shaifiy] dari [Abu Ma'bad, maula Ibnu 'Abbas] dari Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman lalu bersabda: "Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allah tidak ada penghalangnya."
Shahih Bukhari 2269: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abi Iyas] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Dza'bi] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Maqburiy] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari qiyamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizholiminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya." Abu 'Abdullah (Al Bukhariy) berkata: Isma'il bin Abi Uwais berkata: "Sa'id dipanggil namanya dengan Al Maqburiy karena dia pernah tinggal di pinggiran maqabir (kuburan). Abu 'Abdullah (Al Bukhariy) berkata: Dan Sa'id Al Maqburiy adalah maula Bani Laits yang nama aslinya adalah Sa'id bin Abi Sa'id sedangkan nama Abu Sa'id adalah Kaisan."
Shahih Bukhari 2270: Telah menceritakan kepada kami [Muhamamad] telah mengabarkan kepada kami ['Abdullah] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [bapaknya] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha Tentang ayat ini: {WA INIMRA-ATUN KHAAFAT MIN BA'LIHAA NUSYUUZAN AU I'RAADHAN} (Apabila seorang isteri takut suaminya akan berbuat nusyuz (tidak mau menggaulinya) atau berlaku kasar terhadapnya) (QS An-Nisaa: 128), 'Aisyah berkata: "Yaitu jika seorang suami yang memiliki isteri namun dia tidak lagi mencintai dan menggaulinya serta berkehendak untuk menceraikanya lalu isterinya berkata: 'Aku persilakan kamu meninggalkan aku namun jangan ceraikan aku', maka turunlah ayat ini."
Shahih Bukhari 2271: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Hazim bin Dinar] dari Sahal bin Sa'ad As Sa'idiy radliyallahu 'anhu bahwa Disuguhkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam minuman, lalu Beliau meminumnya sementara disamping kanan Beliau ada seorang anak kecil sedangkan di sebelah kiri Beliau ada orang-orang tua. Maka Beliau berkata kepada anak kecil itu: "Apakah kamu mengizinkan aku untuk memberi minuman ini kepada mereka?" Anak kecil itu berkata: "Demi Allah, tidak wahai Rasulullah, aku tidak akan mendahulukan seorangpun daripadaku selain anda." Maka Beliau memberikan kepadanya.
Shahih Bukhari 2272: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] berkata: telah menceritakan kepadaku Thalhah bin 'Abdullah bahwa ['Abdurrahman bin 'Amru bin Sahal] mengabarkan kepadanya bahwa Sa'id bin Zaid radliyallahu 'anhu berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang pernah berbuat aniaya terhadap sebidang tanah (di muka bumi ini) maka nanti dia akan dibebani (dikalungkan pada lehernya) tanah dari tujuh bumi."
Shahih Bukhari 2273: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Husain] dari [Yahya bin Abi Katsir] berkata: telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim] bahwa [Abu Salamah] menceritakan kepadanya bahwa Dia pernah bertengkar dengan seseorang lalu diceritakan hal ini kepada 'Aisyah radliyallahu 'anha, maka 'Aisyah berkata: "Wahai Abu Salamah hindarkanlah bertengkar dalam urusan tanah karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Siapa yang pernah berbuat aniaya sejengkal saja (dalam perkara tanah) maka nanti dia akan dibebani (dikalungkan pada lehernya) tanah dari tujuh petala bumi."
Shahih Bukhari 2274: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Al Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Salim] dari bapaknya radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang mengambil sesuatu (sebidang tanah) dari bumi yang bukan haknya maka pada hari qiyamat nanti dia akan dibenamkan sampai tujuh bumi."
Shahih Bukhari 2275: Telah menceritakan kepada kami [Hafzh bin 'Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Jabalah]: Kami pernah tinggal di Madinah bersama orang-orang dari penduduk 'Iraq selama setahun yang Ibnu Az Zubair memberi kami rezeki berupa kurma. Suatu hari Ibnu 'Umar radliyallahu 'anhuma berjalan melewati kami lalu dia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang qiran (mengambil dua kurma sekaligus ketika memakannya) kecuali bila seseorang dari kalian meminta izin kepada saudaranya."
Shahih Bukhari 2276: Telah menceritakan kepada kami [Abu An-Nu'man] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa'il] dari Abu Mas'ud: Ada seorang Kaum Anshar yang biasa dipanggil dengan Abu Syu'aib memiliki pembantu sebagai tukang potong hewan (jagal). Berkata Abu Syu'aib kepadanya: "Buatkan aku makanan untuk lima orang, karena aku ingin mengundang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai tamu kelimaku." Dia melihat rasa lapar dari raut muka Beliau. Lalu ia mengundang Beliau namun ada seseorang yang tidak diundang ikut bersama mereka, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang ini mengikuti kami, apakah kamu mengizinkannya?" Dia menjawab: "Iya."
Shahih Bukhari 2277: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abi Mulaikah] dari 'Aisyah radlyiallahu 'anha dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling dimurkai Allah adalah orang paling keras (gemar) dalam berbantah-bantahan."
Shahih Bukhari 2278: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz bin 'Abdullah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'ad] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] bahwa [Zainab bunti Ummu Salamah] mengabarkan kepadanya bahwa ibunya, Ummu Salamah radliyallahu 'anha, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan kepadanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau mendengar dari balik pintu rumah Beliau ada pertengkaran lalu Beliau keluar menemui mereka kemudian bersabda: "Aku ini hanyalah manusia biasa dan sesungguhnya pertengkaran seringkali dilaporkan kepadaku. Dan bisa saja salah seorang diantara kalian lebih pandai bersilat lidah daripada lainnya, lalu aku menganggap dia benar kemudian aku berikan kepadanya sesuai pengakuannya itu. Maka siapa yang aku putuskan menang dengan mencederai hak seorang muslim, berarti itu adalah potongan dari api neraka. Karena itu hendaklah dia ambil atau ditinggalkannya."
Shahih Bukhari 2279: Telah menceritakan kepada kami [Bisyir bin Khalid] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari [Abdullah bin Murrah] dari [Masruq] dari 'Abdullah bin 'Umar radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada empat hal yang bila ada pada seseorang berarti dia adalah munafiq atau siapa yang memiliki empat kebiasaan (tabi'at) berarti itu tabiat munafiq sampai dia meninggalkannya, yaitu jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, jika membuat kesepakatan khiyanat dan jika bertengkar (ada perselisihan) maka dia curang."
Shahih Bukhari 2280: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhriy] telah menceritakan kepadaku ['Urwah] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha berkata: Hindun binti 'Utbah datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: "Abu Sufyan adalah seorang yang kikir, apakah aku berdosa bila aku ambil dari hartanya untuk memberi makan keluarga kami?" Maka Beliau bersabda: "Tidak dosa atasmu jika kamu beri makan mereka dengan cara yang ma'ruf (wajar)."
Shahih Bukhari 2281: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] berkata: telah menceritakan kepadaku [Yazid] dari [Abu Al Khair] dari ['Uqbah bin 'Amir] berkata: Kami bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bila anda mengutus kami dalam suatu perjalanan lalu kami singgah di suatu kaum (kampung) namun mereka tidak melayani kami (memberikan hak tamu) apa pendapat anda dalam masalah ini?" Maka Beliau bersabda: "Bagi kita, bila kalian singgah di suatu kaum diperintahkan bagi kalian untuk mendapatkan apa yang seharusnya didapat sebagai tamu, maka mintalah kepada mereka. Bila mereka tidak menunaikannya ambillah dari mereka sebatas hak tamu."
Shahih Bukhari 2282: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sulaiman] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] berkata: telah menceritakan kepadaku [Malik] telah menceritakan kapadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kapadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Ibnu 'Abbas] mengabarkan kepadanya dari 'Umar radliyallahu 'anhum berkata: Ketika Allah subhanahu wa ta'ala mewafatkan NabiNya shallallahu 'alaihi wa sallam, orang-orang Anshar berkumpul di aula pertemuan Bani Sa'idah. Maka aku katakan kepada Abu Bakar: "Mari kita kesana." Maka kami pun mendatangi mereka di aula pertemuan Bani Sa'idah itu.
Shahih Bukhari 2283: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Al A'raj] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seseorang melarang tetangganya untuk menyandarkan kayunya di dinding rumahnya." Kemudian Abu Hurairah berkata: "Jangan sampai aku lihat kalian menolak ketentuan hukum ini. Demi Allah, kalau sampai terjadi, akan aku lempar kayu-kayu itu menimpa samping kalian."
Shahih Bukhari 2284: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdur Rahim Abu Yahya] telah mengabarkan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari Anas radliyallahu 'anhu: Aku pernah menjamu suatu kaum dengan minuman di rumah Abu Thalhah. Saat itu khamer (arak, minuman keras) mereka adalah Al Fadhikh (arak terbuat dari buah kurma). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan seorang penyeru untuk menyerukan bahwa khamer telah diharamkan. Anas berkata: "Maka Abu Thalhah berkata kepadaku: "Keluar dan tumpahkanlah." Maka aku keluar lalu aku tumpahkan. Maka khamer mengalir di jalan-jalan kota Madinah. Kemudian sebagian kaum berkata: "Telah wafat sebagian orang sedangkan di perut mereka masih ada khamer, maka Allah menurunkan firmanNya: {LAISA 'ALAL LADZIINA AAMANUU WA 'AMILUSH SHAALIHAATI JUNAAHUN FIIMAA THA'IMUU} (Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu.) (Alu 'Imran: 93)
Shahih Bukhari 2285: Telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Fadhalah] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha' bin Yasar] dari Abu Sa'id AL Khudriy radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan." Mereka bertanya: "Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama." Beliau bersabda: "Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut!" Mereka bertanya: "Apa hak jalan itu?" Beliau menjawab: "Menundukkan pandangan, menyingkirkan halangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahiy munkar."
Shahih Bukhari 2286: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Sumayya, maula Abu Bakar] dari Abu Shalih As Samman dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan, lalu dia merasakan kehausan yang sangat. Kemudian dia dapatkan sebuah sumur lalu dia turun ke sumur itu lalu minum dari air sumur tersebut. Kemudian dia keluar ternyata didapatkannya seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata: 'Anjing ini sedang kehausan seperti yang aku alami tadi'. Maka dia (turun kembali ke dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air dan sambil menggigit sepatunya dengan mulutnya dia naik ke atas lalu memberi anjing itu minum. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya." Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik kepada hewan?" Beliau menjawab: "Terhadap setiap makhluq bernyawa diberi pahala."
Shahih Bukhari 2287: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhriy] dari ['Urwah] aku mendengar 'Usamah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke atas salah satu dari benteng-benteng Madinah lalu bersabda: "Apakah kalian melihat sebagaimana aku melihat? Sungguh aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di sela-sela rumah kalian seperti tempat jatuhnya tetesan (air hujan)."
Shahih Bukhari 2288: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin Abu Tsaur] dari 'Abdullah bin 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata: Aku selalu antusias untuk bertanya kepada ['Umar] tentang dua wanita diantara isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang Allah berfirman kepada keduanya: (Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan)) (At Tahrim: 4). Maka aku kunjungi dia namun dia menghindar dan aku susul dia dengan membawa kantong terbuat dari kulit berisi air hingga dia datang, lalu aku tuangkan air dari kantong air tadi ke atas kedua tangannya hingga dia berwudhu' lalu aku tanya: "Wahai amirul mu'minin, siapakah dua wanita dari isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang Allah berfirman kepadanya (Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan))?", maka dia menjawab: "Aku heran kepadamu wahai Ibnu 'Abbas!, dia adalah 'Aisyah dan Hafshah." Kemudian 'Umar menyebutkan hadits, katanya: "Aku dan tetanggaku dari Anshar berada di desa Banu Umayyah bin Zaid, termasuk suku kepercayaan di Madinah dan kami saling bergantian menemui Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. Sehari aku yang menemui Beliau, hari lain dia yang menemui Beliau. Jika giliranku menemui Beliau, aku menanyakan seputar wahyu yang turun hari itu dan perkara lainnya. Dan jika giliran tetanggaku itu, ia pun melakukan hal sama. Kami adalah kaum Quraisy yang bisa menundukkan para isteri, hingga ketika kami mendatangi Kaum Anshar, ternyata mereka adalah sebuah kaum yang ditundukkan oleh isteri-isteri mereka. Lalu isteri-isteri kami segera saja meniru kebiasaan wanita Anshar tersebut. Suatu hari aku nasehati isteriku tapi dia membantahku dan aku larang dia membantahku tapi dia berkata: "Kenapa kamu melarang aku membantahmu? Demi Allah, sesungguhnya hari ini isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah membantah Beliau bahkan seorang dari mereka tidak berbicara kepada Beliau hingga malam hari." Aku terkejut mendengar itu lalu aku katakan: "Sangat celakalah diantara kalian orang yang berbuat hal seperti ini." Kemudian aku bergegas untuk menemui Hafshah lalu aku bertanya: "Wahai Hafshah, apakah salah seorang dari kalian hari ini telah membantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga malam hari?" Dia menjawab: "Iya." Aku katakan: "Celaka dan rugilah. Apakah kalian merasa aman dari murka Allah disebabkan RasulNya shallallahu 'alaihi wa sallam marah lalu kalian menjadi binasa? Janganlah kalian menuntut terlalu banyak kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan jangan kalian membantahnya tentang suatu apapun dan jangan pula kalian menghindar untuk berbicara dengan Beliau. Mintalah kepadaku apa yang menjadi keperluanmu dan jangan kamu cemburu bila ada (isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), madu kamu, yang lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Yang dimaksudkannya adalah 'Aisyah radliyallahu 'anha. Suatu hari kami membicarakan suku Ghassan sebagai tukang sepatu yang biasanya menyiapkan sepatu kami untuk perang. Maka sahabatku pergi (menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) pada hari gilirannya lalu dia kembali pada waktu 'Isya dengan mengetuk rumahku dengan sangat keras seraya berkata: "Apakah dia sudah tidur?" Aku kaget lalu keluar menemuinya. Dia berkata: "Telah terjadi masalah besar." Aku bertanya: "Masalah apa itu? Apakah suku Ghassan sudah datang?" Dia menjawab: "Bukan, bahkan urusannya lebih penting dan lebih panjang dari masalah itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menceraikan isteri-isteri Beliau." 'Umar berkata: "Sungguh celaka dan rugilah Hafshah. Aku mengira hal ini tidak akan terjadi. Maka aku lipat pakaianku kemudian aku shalat Shubuh bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Beliau memasuki bilik yang tinggi dan mengasingkan diri disana. Maka aku menemui Hafshah yang ternyata sedang menangis lalu aku bertanya: "Apa yang membuatmu menangis, bukankah aku sudah peringatkan kamu? Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menceraikan kalian?" Dia menjawab: "Aku tidak tahu, sekarang Beliau berada di tempat pengasingannya." Maka aku keluar lalu mendatangi mimbar ternyata di sekelilingnya ada sejumlah orang (kurang dari sepuluh) yang sedang berkumpul diantaranya ada yang menangis. Maka aku duduk bersama mereka sebentar lalu aku sangat ingin mendatangi tempat pengasingan Beliau berdiam disana. Aku katakan kepada Aswad, anak kecil pembantu Beliau: "Mintakanlah izin untuk 'Umar?" Maka dia masuk dan berbicara dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu keluar dan berkata: "Aku sudah sampaikan tentang maksudmu namun Beliau diam saja." Maka kemudian aku kembali dan berkumpul bersama orang-orang yang berada dekat mimbar. Sesaat kemudian timbul lagi keinginanku maka aku temui anak kecil itu lalu aku sampaikan maksudku seperti tadi dan diapun menjawab seperti tadi pula. Maka aku kembali duduk bersama orang-orang yang berada dekat mimbar. Ternyata timbul lagi keinginanku, maka aku datangi lagi anak kecil itu dan aku katakan: "Mintakanlah izin untuk 'Umar?" Maka dia menjawab seperti tadi pula. Ketika aku hendak kembali, anak kecil itu memanggilku dan berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan kamu masuk." Maka aku masuk menemui Beliau yang ketika itu Beliau sedang berbaring diatas pasir sebagai kasurnya, dan tidak ada kasur yang menengahi antara pasir dan beliau sehingga pasir itu membekas pada sisi badan Beliau, Beliau bersandar diatas bantal yang terbuat dari kulit yang isinya sabut. Aku memberi salam kepada Beliau lalu aku berkata dalam posisi tetap berdiri: "Apakah anda telah menceraikan isteri-isteri anda." Maka Beliau memandang ke arahku lalu berkata: "Tidak." Kemudian aku katakan: "Apakah anda merasa tidak enak karena melihat aku?" Kami ini adalah orang Quraisy yang biasa menundukkan isteri-isteri. Ketika kami datang disini bertemu dengan Kaum yang mereka ditundukkan oleh isteri-isteri mereka." Maka 'Umar menceritakan. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum. Kemudian aku katakan: "Bagaimana seandainya anda melihatku menemui Hafshah dan aku katakan kepadanya: "Jangan kamu cemburu bila ada (isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), madu kamu, yang lebih cantik dan lebih dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Yang dimaksudkan 'Umar adalah 'Aisyah radliyallahu 'anha. Maka Beliau tersenyum lagi. Lalu aku duduk ketika melihat Beliau tersenyum lalu aku memandang ke rumah Beliau. Demi Allah, aku tidak melihat apapun disana, karena mataku bolak balik melihat tidak kurang dari tiga kali. Lalu aku katakan: "Mintalah kepada Allah agar melapangkan dunia buat ummat anda karena bangsa Persia dan Ramawi saja dilapangkan dan diberikan dunia padahal mereka tidak menyembah Allah." Saat itu Beliau sedang berbaring lalu berkata: "Apakah kamu ragu wahai Ibnu Al Khaththab? Mereka itulah kaum yang telah disegerakan kebaikan mereka dalam kehidupan dunia ini." Aku katakan: "Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampun buatku." Ternyata disebabkan kalimatku seperti tadilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengasingkan diri ketika Hafshah menyampaikannya kepada 'Aisyah. Sebelumnya Beliau telah berkata: Aku tidak akan tinggal bersama mereka selama satu bulan karena disebabkan kesalnya Beliau terhadap mereka setelah Allah menegur Beliau. Ketika telah berlalu masa selama dua puluh sembilan hari, yang pertama kali Beliau datangi adalah 'Aisyah. Maka 'Aisyah berkata kepada Beliau: "Anda sudah bersumpah untuk tidak mendatangi kami selama satu bulan, sedangkan hari ini kita baru melewati malam kedua puluh sembilan, aku sudah menghitungnya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Bulan ini berjumlah dua puluh sembilan hari." Pada bulan itu memang berjumlah dua puluh sembilan hari. Kemudian 'Aisyah berkata: "Maka turunlah ayat takhyiir (pilihan). Maka Beliau memulainya dari aku sebagai yang pertama dari isteri-isteri Beliau. Beliau berkata: "Sesungguhnya aku mengingatkan kamu pada suatu urusan yaitu janganlah kamu tergesa-gesa hingga kamu meminta pendapat kedua orang tuamu." 'Aisyah berkata: "Aku sudah mengetahui bahwa kedua orang tuaku tidaklah menyuruh aku untuk bercerai dari anda." Kemudian Beliau berkata: "Sesungguhnya Allah telah berfirman: (Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu -hingga sampai pada firmanNya- pahala yang besar) (Al Ahzab: 28-29). Aisyah berkata: "Apakah begitu kedua orang tuaku memerintahkannya? Sungguh aku lebih memilih Allah, RasulNya dan kehidupan akhirat." Kemudian para isteri Beliau memilih hal yang sama lalu mereka berkata seperti yang diucapkan 'Aisyah.
Shahih Bukhari 2289: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Salam] telah menceritakan kepada kami [Al Fazariy] dari [Humaid Ath Thawil] dari Anas radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan isteri-isteri Beliau selama satu bulan dan melepaskan kedua kaki Beliau (tidak turun) lalu tinggal di ruangan khusus Beliau (tempat pengasingan). Lalu datang 'Umar seraya berkata: "Apakah anda telah menceraikan isteri-isri anda?" Beliau menjawab: "Tidak, tetapi aku berpaling dari mereka selama satu bulan." Beliau berdiam disana selama dua puluh sembilah hari kemudian turun dan menemui isteri-isteri Beliau.
Shahih Bukhari 2290: Telah menceritakan kepada kami [Muslim] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Aqil] telah menceritakan kepada kami Abu Al Mutawakkil An Najiy berkata: Aku menemui Jabir bin 'Abdullah radliyallahu 'anhuma yang berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki masjid lalu aku ikut masuk menemui Beliau sementara unta aku ikat pada batu di depan masjid lalu aku katakan: "Ini unta anda." Maka Beliau keluar lalu mendekati unta kemudian bersabda: "Unta dan uang jualnya buat kamu."
Shahih Bukhari 2291: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dari [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Abu Wa'il] dari Hudzaifah radliyallahu 'anhu berkata: Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. atau katanya: Sungguh aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kencing di tempat pembuangan kotoran sambil berdiri.
Shahih Bukhari 2292: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Sumayya] dari [Abu Shalih] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu menemukan potongan duri di jalan lalu diambilnya. Kemudian dia bersyukur kepada Allah maka Allah mengampuninya."
Shahih Bukhari 2293: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Az Zubair bin Khirrit] dari ['Ikrimah] aku mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan jika kalian berselisih tentang jalan supaya membaginya sepanjang tujuh hasta.
Shahih Bukhari 2294: Telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abi Iyas] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami ['Adiy bin Tsabit] aku mendengar ['Abdullah bin Yazid Al Anshariy] dan 'Abdullah ini adalah kakeknya 'Adiy dari pihak ibunya, berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang merampas harta orang dan membuat gambar.
Shahih Bukhari 2295: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Ufair] berkata: telah menceritakan kepadaku [Al Laits] telah menceritakan kepada kami ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Bakar bin 'Abdurrahman] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang pezina tidak sempurna imannya ketika sedang berzina, dan seorang peminum khamer tidak sempurna imannya ketika sedang minum-minum dan seorang pencuri tidak sempurna imannya ketika sedang mencuri dan seorang yang merampas hak orang agar pandangan manusia tertuju kepadanya tidak sempurna imannya ketika dia merampasnya." Dan dari [Sa'id] dan [Abu Salamah] dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits ini juga kecuali tentang An Nublah (merampas hak orang).
Shahih Bukhari 2296: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Az Zuhriy] berkata: telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Al Musayyab] dia mendengar Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan terjadi qiyamat hingga Isa bin Maryam turun sebagai hakim yang adil yang dia menghancurkan salib, membunuh babi, membebaskan jizyah dan harta melimpa ruah sampai tidak ada seorang pun yang mau menerimanya."
Shahih Bukhari 2297: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Adh-Dhohhak bin Makhlad] dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari Salamah bin Al Akwa' radliyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat api yang dinyalakan pada perang Khaibar. Beliau bertanya: "Untuk apa api itu dinyalakan?" Mereka menjawab: "Untuk daging keledai piaraan manusia." Beliau berkata: "Hancurkan dan bakarlah!" Mereka bertanya: "Apakah kita bakar lalu kita cuci (bersihkan)?" Beliau berkata: "Bersihkanlah!" Abu 'Abdullah (Al Bukhariy) berkata: Ibnu Abu Uwais berkata: Al Humur Al Insiyah dengan huruf alif dan nun manshub.
Shahih Bukhari 2298: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin 'Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Najih] dari [Mujahid] dari [Abu Ma'mar] dari 'Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke Ka'bah yang ketika itu berisi tiga ratus enam puluh patung, lalu Beliau menusuk dan menghancurkannya dengan menggunakan tongkat yang ada di tangan Beliau seraya berkata: "{JAA-AL HAQQU WAZAHAQAL BAATIL} (Telah datang kebenaran dan sirnalah kebathilan)" (Al Isra': 81).
Shahih Bukhari 2299: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Mundzir] telah menceritakan kepada kami [Anas bin 'Iyadh] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dari ['Abdurrahman bin Al Qasim] dari [bapaknya, Al Qasim] dari 'Aisyah radliyallahu 'anha bahwa Dia tanpa sengaja memiliki tabir yang padanya ada gambar. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam merobeknya. Kemudian dia ('Aisyah) mengambil dan membuatnya menjadi dua bantal yang dipakai dirumah sebagai alas duduk Beliau.
Shahih Bukhari 2300: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yazid] telah menceritakan kepada kami [Sa'id, dia adalah anak dari Abu Ayyub] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Al Aswad] dari ['Ikrimah] dari 'Abdullah bin 'Amru radliyallahu 'anhuma berkata: aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid."
Shahih Bukhari 2301: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Humaid] dari Anas radliyallahu 'anhu bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang bersama sebagian isteri-isteri Beliau datang salah seorang Ummahatul Mu'minin bersama seorang pembantu membawa nampan besar berisi makanan lalu nampan itu dipukul oleh saorang isteri Beliau tersebut hingga pecah. Maka Beliau membereskan nampan pecah tersebut lalu meletakkan kembali makanan tersebut ke dalam nampan kemudian berkata: "Makanlah!" Lalu Beliau membiarkan pembantu dan nampan itu hingga mereka selesai makan kemudian datang mengganti nampan dengan nampan yang baru lalu membawa masuk nampan yang pecah." Dan [Ibnu Abi Maryam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Humaid] telah menceritakan kepada kami [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Bukhari 2302: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin HAzim] dari [Muhammad bin Sirin] dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada seorang laki-laki Bani Isra'il, yang dipanggil dengan nama Juraij, sedang melaksanakan shalat lalu ibunya datang memanggilnya, namun laki-laki itu enggan menjawabnya. Dia berkata: 'Apakah aku penuhi panggilannya atau aku teruskan shalat?' Akhirnya ibunya itu mendekatinya seraya berkata: 'Ya Allah, janganlah Engkau matikan dia kecuali setelah dia memperoleh ujian.' Suatu hari Juraij sedang berada di biaranya lalu ada seorang wanita berkata: 'Aku akan goda si Juraij.' Lalu wanita ini menawarkan dirinya tapi Juraij menolaknya. Kemudian wanita ini mendatangi seorang penggembala lalu wanita ini tinggal bersamanya hingga melahirkan seorang bayi. Lalu wanita itu berkata: 'Ini anaknya Juraij.' Maka orang-orang mendatangi Juraij dan menghancurkan biaranya dan memaksanya keluar lalu memaki-makinya. Juraij berwudhu' lalu shalat. Kemudian dia mendatangi bayi lalu bertanya: 'Siapakah bapakmu wahai anak?' Bayi itu menjawab: 'Seorang penggembala.' Orang-orang berkata: 'Kami akan bangun biaramu terbuat dari emas.' Juraij berkata: 'Tidak, dari tanah saja.'"