39. Adab
Shahih Muslim 3974: Telah menceritakan kepadaku [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'llaa'] dan [Ibnu Abu 'Umar] [Abu Kuraib] berkata: Telah mengabarkan kepada kami, dan berkata [Ibnu Abu 'Umar]: Telah menceritakan kepada kami dan lafazh ini miliknya ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Marwan] yaitu Al Fazari dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata: "Ada seseorang memanggil-manggil (orang lain) di Baqi', katanya: 'Ya Abal Qasim! ' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepadanya. Kata orang itu: 'Ya Rasulullah! Bukan Anda yang ku maksud. Sesungguhnya aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Silahkan kalian memberi nama dengan namaku, tetapi jangan kalian memberi gelar dengan gelaranku! '
Shahih Muslim 3975: Telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Ziyad] dan dia di juluki dengan nama Sabalan, Telah mengabarkan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad] dari ['Ubaidullah bin 'Umar] dan saudara laki-lakinya ['Abdullah] yang dia dengar dari keduanya sejak tahun 144H, keduanya menceritakan dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya nama-nama yang paling disukai Allah Ta'ala ialah nama-nama seperti: 'Abdullah, 'Abdurrahman."
Shahih Muslim 3976: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim], ['Utsman] berkata: 'Telah menceritakan kepada kami.' Dan [Ishaq] bekata: 'Telah mengabarkan kepada kami' [Jarir] dari [Manshur] dari [Salim bin Abu Al Ja'di] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: "(Isteri) seseorang di antara kami melahirkan anak laki-laki, lalu diberi nama 'Muhammad'." Maka famili orang itu berkata: 'Kami tidak membolehkan Anda menamai anakmu dengan nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Maka dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sambil menggendong anaknya seraya berkata: 'Ya Rasulullah! Anakku lahir seorang laki-laki, lalu kuberi nama 'Muhammad'. Familiku mengatakan tidak boleh memberi nama dengan nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bagaimana itu? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Namailah dengan namaku, tetapi jangan menggelari dengan gelarku. Aku bergelar 'Qasim' (yang membagi). Karena aku membagi-bagikan rahmat Allah di antara kamu sekalian.'
Shahih Muslim 3977: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri]: Telah menceritakan kepada kami ['Abtsar] dari [Hushain] dari [Salim bin Abu Al Ja'di] dari [Jabir bin 'Abdillah] ia berkata: Suatu ketika seseorang diantara kami mempunyai anak, lalu dia memberinya nama Muhammad. Maka kami berkata: 'Kami tidak akan memberikan julukan kepada kamu dengan nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga kita mendapat persetujuan beliau terlebih dahulu. Lalu orang itu datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: 'Sesungguhnya aku telah memiliki seorang anak laki-laki, dan aku memberinya nama Muhammad, namun kaumku menolak untuk memanggilnya dengan nama tersebut sehingga mendapat persetujuan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda: "Namailah dengan namaku, tetapi janganlah kalian menjulukinya dengan julukanku. Karena aku diutus sebagai Qasim (orang yang membagi) yang akan membagi di antara kalian. Telah menceritakan kepada kami [Rifa'ah bin Al Haitsam Al Wasithi] Telah menceritakan kepada kami [Khalid] yaitu Ath Thahhan dari [Hushain] melalui jalur ini juga, namun dia tidak menyebutkan: 'Karena aku diutus sebagai Qasim (orang yang membagi) yang akan membagi di antara kalian.'
Shahih Muslim 3978: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy]: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Sa'id Al Asyaj]: Telah menceritakan kepada kami [Waki']: Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Salim bin Abu Ja'di] dari [Jabir bin 'Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Namailah dengan namaku, tetapi janganlah menjulukinya dengan julukanku, sesungguhnya aku adalah Abu Al Qasim yang akan membagi di antara kalian. Dalam riwayat [Abu Kuraib] menggunakan lafazh 'wa laa taktanuu' (jangan kalian menjuluki). Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] melalui jalur ini, dia berkata dengan lafazh: 'Karena aku dijadikan sebagai Al Qosim yang akan membagi di antara kalian.'
Shahih Muslim 3979: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basyar] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]: Aku mendengar [Qatadah] dari [Salim] dari [Jabir bin 'Abdillah] bahwa seorang laki-laki dari Anshar istrinya baru melahirkan seorang anak laki-laki, dan dia ingin memberinya nama Muhammad. Maka dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan menanyakan hal itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sungguh baik orang-orang Anshar, namailah dengan namaku tetapi jangan menjulukinya dengan julukanku. Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] keduanya dari [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Manshur]: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amru bin Jabalah]: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad] yaitu Ibnu Ja'far. Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain, dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna]: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] keduanya dari [Syu'bah] dari [Hushain]: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepadaku [Bisyr bin Khalid]: Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad] yaitu Ibnu Ja'far: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] seluruhnya dari [Salim bin Abu Al Ja'ad] dari [Jabir bin 'Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Handzali] dan [Ishaq bin Manshur] keduanya berkata: Telah mengabarkan kepada kami [An Nadhr bin Syumail]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dan [Manshur], [Sulaiman] dan [Hushain bin 'Abdur Rahman] mereka berkata: kami mendengar [Salim bin Abu Al Ja'd] dari [Jabir bin 'Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti Hadits yang telah kami sebutkan sebelumnya. Dan didalam Hadits An Nadhr dari Syu'bah ia berkata: di dalamnya Hushain dan Sulaiman menambahkan, Hushain berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku diutus sebagai Qasim, yang membagi di antara kalian." Sedangkan Sulaiman berkata: 'Sesungguhnya aku Qasim yang membagi di antara kalian.'
Shahih Muslim 3980: Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] dan [Muhammad bin 'Abdillah bin Numair] seluruhnya dari [Sufyan]. ['Amru] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Munkadir]: bahwa dia mendengar [Jabir bin 'Abdullah] berkata: Suatu ketika seseorang diantara kami mempunyai anak, lalu dia memberinya nama Al Qasim. Maka kami berkata: Kami tidak akan menjuluki kamu dengan Abu Al Qasim dan kami tidak senang dengan nama anakmu itu. Kemudian orang tersebut menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan melaporkan hal itu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berilah anakmu nama Abdurrahman." Dan telah menceritakan kepadaku [Umayyah bin Bistham]: Telah menceritakan kepada kami [Yazid] yaitu Ibnu Zurai': Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Hujr]: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] yaitu Ibnu 'Ulayyah seluruhnya dari [Rauh bin Al Qasim] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] seperti Hadits Ibnu Uyainah, namun dia tidak menyebutkan: 'dan kami tidak senang dengan nama anakmu itu.'
Shahih Muslim 3981: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah], ['Amru An Naqid], [Zuhair bin Harb] dan [Ibnu Numair] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Ayyub] dari [Muhammad bin Sirin] ia berkata: aku mendengar [Abu Hurairah] berkata: Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Boleh memberi nama dengan namaku, tetapi jangan memberi gelar dengan gelaranku! ' Amru berkata: dia berkata: 'dari Abu Hurairah', bukan dengan lafazh 'Aku mendengar.'
Shahih Muslim 3982: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin 'Abdillah bin Numair] dan [Abu Sa'id Al Asyaj] dan [Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anazi]: Dan lafazh ini miliknya Numair ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Bapaknya] dari [Simak bin Harb] dari ['Alqamah bin Wail] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] ia berkata: Ketika aku mendatangi kota Najran, para penduduknya bertanya kepadaku: Sesungguhnya kalian membaca "wahai saudara Harun", padahal Musa hidup sebelum Isa berjarak beberapa tahun.' Maka ketika aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku menanyakan hal itu kepada beliau, dan beliaupun menjawab: 'Dulu mereka memberi nama dengan nama-nama para Nabi mereka dan orang-orang shaleh dari kaum sebelum mereka.'
Shahih Muslim 3983: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah], Abu Bakr berkata: Telah menceritakan kepada kami: [Mu'tamir bin Sulaiman] dari [Ar Rukain] dari [Bapaknya] dari [Samurah]. Dan [Yahya] berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Al Mu'tamir bin Sulaiman] ia berkata: Aku mendengar [Ar Rukain] bercerita dari [Bapaknya] dari [Samurah bin Jundab] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kami memberi nama pada anak-anak kami dengan empat nama: Aflah, Rabah, Yasar, dan Nafi'.
Shahih Muslim 3984: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]: Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Ar Rukain bin Ar Rabi'] dari [Bapaknya] dari [Samurah bin Jundab] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu memberi nama anakmu dengan 'Rabah' (beruntung), 'Yasar' (Mudah), Aflah (paling beruntung), dan Nafi' (bermanfaat).
Shahih Muslim 3985: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdullah bin Yunus]: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair]: Telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Rabi' bin 'Umailah] dari [Samurah bin Jundab] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala: 1) Subhanallah, 2) Al Hamdulillah, 3) Laa ilaaha illallah, 3) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai. Selain itu, janganlah kamu memberi nama anakmu dengan nama: Yasar, Rabah, Najih, atau Aflah. Karena, jika kamu bertanya: 'Apakah memang demikian (keadaanmu sesuai dengan namamu)?' dan ternyata tidak seperti itu, maka ia akan menjawab: 'Tidak.' Hanya empat itulah kalimat yang saya dengar maka janganlah sekali-kali kamu menambahkannya atas namaku.' Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]: Telah mengabarkan kepadaku [Jarir]: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami [Umayyah bin Bistham]: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai']: Telah menceritakan kepada kami [Rauh] yaitu Ibnu Al Qasim: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] seluruhnya dari [Manshur] dari jalur Zuhair. Adapun Hadits Jarir dan Rauh isinya sebagaimana Hadits Zuhair. Sedangkan Hadits Syu'bah isinya hanya menyebutkan empat nama yang dilarang, tanpa menyebutkan empat kalimat yang disukai Allah.
Shahih Muslim 3986: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ahmad bin Abu Khalaf]: Telah menceritakan kepada kami [Rauh]: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij]: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwa dia mendengar [Jabir bin 'Abdullah] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ingin melarang menamai seseorang dengan nama: Ya'la, Barakah, Aflah, Yasar, dan Nafi serta nama lain yang serupa dengan itu. Namun setelah itu aku melihat beliau berdiam, tanpa mengatakan sesuatupun. Hingga kemudian Rasulullah wafat dan beliau masih belum melarang menggunakan nama-nama tersebut. Begitu pula Umar ingin melarang menggunakan nama-nama tersebut, namun dia tidak jadi melarangnya.
Shahih Muslim 3987: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Zuhair bin Harb], [Muhammad bin Al Mutsanna], ['Ubaidullah bin Sa'id] dan [Muhammad bin Basysyar] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah]: Telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengganti nama 'Ashiyah seraya berkata: "Nama kamu adalah Jamilah." Ahmad berkata dengan lafazh: 'Dari Nafi', bukan: 'Telah mengabarkan kepadaku.'
Shahih Muslim 3988: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa]: Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar] bahwa Dulu anak perempuan 'Umar bernama 'Ashiyah (Durhaka). Maka kemudian diganti oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan nama 'Jamilah' (Cantik).
Shahih Muslim 3989: Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] dan [Ibnu Abu 'Umar]: Dan lafazh ini milik 'Amru keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Muhammad bin 'Abdur Rahman] budak keluarga Thalhah dari [Kuraib] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata: "Juwairiyah mula-mula bernama 'Barrah' (si Baik atau si Suci). Kemudian diganti oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan 'Juwairiyah', karena beliau tidak suka (apabila beliau keluar dari rumah Juwairiyah) dikatakan keluar dari Barrah (keluar dari kebaikan atau keluar dari kesucian)." Sedangkan di dalam Hadits Ibnu Abu Umar dari Kuraib dia berkata: Aku mendengar Ibnu Abbas.
Shahih Muslim 3990: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] serta [Muhammad bin Basysyar] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Atha bin Abu Maimunah], Aku mendengar [Abu Rafi'] berkata: dari [Abu Hurairah]. Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain, Dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz]: Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Atha bin Abu Maimunah] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] bahwa Dulu Zainab bernama 'Barrah', lalu di katakan kepadanya: "Apakah kamu mau menganggap dirimu telah suci?" maka kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menggantinya dengan nama Zainab. Lafazh Hadits mereka ini tidak menyebutkan Ibnu Basyar, dan Ibnu Abu Syaibah berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dari Syubah.
Shahih Muslim 3991: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim]: Telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus]: Demikian juga telah diriwayatkan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib]: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Katsir]: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha]: Telah menceritakan kepadaku [Zainab binti Ummu Salamah] dia berkata: "Dahulu namaku adalah 'Barrah', lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggantiku dengan nama 'Zainab'. Dia juga berkata: 'Suatu hari Zainab binti Jahsy -yang waktu itu namanya adalah 'Barrah'-, menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau menggantinya dengan nama Zainab pula.
Shahih Muslim 3992: Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid]: Telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim]: Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha] dia berkata: "Aku menamai anak perempuanku 'Barrah'. Maka [Zainab binti Abu Salamah] berkata kepadaku: 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang memberi nama anak dengan nama ini. Dahulu namaku pun Barrah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Janganlah kamu menganggap dirimu telah suci, Allah Ta'ala-lah yang lebih tahu siapa saja sesungguhnya orang yang baik atau suci di antara kamu.' Para sahabat bertanya: 'Lalu nama apakah yang harus kami berikan kepadanya?' beliau menjawab: 'Namai dia Zainab.'
Shahih Muslim 3993: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin 'Amru Al Asy'atsi] dan [Ahmad bin Hanbal] serta [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Dan lafazh ini milik Ahmad. [Al Asy'atsi] berkata: Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya nama yang terburuk di sisi Allah Ta'ala ialah nama "Malikul Amlak" (Maha Raja Diraja): Ibnu Abu Syaibah menambahkan dalam riwayatnya: Tidak ada Raja selain Allah Azza wa Jalla. Al Asy'atsi berkata: Sufyan berkata seperti 'Syahan Syah' (Raja Diraja, persia). Dan Ahmad bin Hanbal berkata: Aku bertanya kepada Abu Amru mengenai arti 'Akhna' dia menjawab: Artinya adalah 'Audha' (paling buruk, paling rendahan, paling jorok).
Shahih Muslim 3994: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi']: Telah menceritakan kepada kami ['Abdur Razaq]: Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabih] ia berkata: Inilah yang telah di ceritakan oleh [Abu Hurairah] kepada kami, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam -lalu dia menyebutkan beberapa Hadits- yang diantaranya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sejelek-jelek dan seburuk-buruk laki-laki di sisi Allah adalah seseorang yang bernama Malikul Amlak (Raja Diraja), karena sesungguhnya tidak ada Raja selain Allah."
Shahih Muslim 3995: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul A'la bin Hammad]: Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] ia berkata: "Saya pergi bersama Abdullah Bin Abu Thalhah al Anshari menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dia baru dilahirkan. Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang ketika itu beliau sedang di 'ab'ah (kandang unta) memberi minum untanya. Maka (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) bertanya padaku: "Apakah kamu membawa kurma?". Saya menjawab: "ya." Beliau kemudian mengambil beberapa kurma lalu dimasukkan ke dalam mulut beliau dan melembutkannya. Setelah itu beliau membuka mulut bayi dan disuapkan padanya, bayi itu mulai menjilatinya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kesukaan orang Anshar adalah kurma." kemudian (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) memberinya nama Abdullah.
Shahih Muslim 3996: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun]: Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Ibnu Sirin] dari [Anas bin Malik] ia berkata: Suatu ketika bayi milik Abu Thalhah jatuh sakit. Bayi tersebut kemudian meninggal tatkala Abu Thalhah sedang keluar rumah. Saat Abu Thalhah kembali kerumah dia bertanya kepada Ummu Sulaim: "Bagaimana keadaan anakku? Dia menjawab: "Aku lihat dia sekarang lebih tenang dari sebelumnya." Kemudian, seperti biasa, Ummu Sulaim menghidangkan makan malam untuk suaminya. Selesai makan malam, keduanya tidur dan melakukan hubungan suami istri. Tak lama setelah itu, Ummu Sulaim mulai menceritakan keadaan anaknya yang sebenarnya, bahwa dia telah dikuburkan. Keesokan harinya, Abu Thalhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya menceritakan hal itu. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Apakah kalian sudah menjadi pengantin semalaman?" Abu Thalhah menjawab: "Ya." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan: "Ya Allah berkatilah mereka berdua." Ketika Ummu Sulaim melahirkan seorang anak, Abu Thalhah berkata kepadaku (Anas): "Bawalah anak ini ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!" Maka anak itu aku bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan beberapa buah kurma. Lalu beliau mengambil anak itu sambil bertanya: "Adakah sesuatu yang di bawa bersamanya?" Para sahabat menjawab: "Ya ini ada beberapa buah kurma." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil kurma itu dan langsung mengunyahnya. Setelah itu, beliau ambil kurma yang telah dikunyahnya itu dan memasukannya ke dalam mulut bayi tersebut, beliau menggerak-gerakan mulut bayi tersebut dan memberinya nama Abdullah. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar]: Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Mas'adah]: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Anas] dengan cerita ini sebagaimana Hadits Yazid.
Shahih Muslim 3997: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan ['Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Abu Kuraib] ia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia berkata: Aku melahirkan seorang anak laki-laki, lalu aku bawa kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau menamainya dengan nama 'Ibrahim' dan beliau mengunyahkan kurma untuknya.
Shahih Muslim 3998: Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Musa Abu Shalih]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] yaitu Ibnu Ishaq: Telah mengabarkan kepadaku [Hisyam bin 'Urwah]: Telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dan [Fathimah binti Al Mundzir bin Az Zubair] keduanya berkata: "Pada suatu hari ketika Asma' binti Abu Bakar keluar untuk berhijrah. Kebetulan saat itu ia sedang mengandung Abdullah bin Zubair. Sesampainya di Quba' ia pun melahirkan bayinya di sana. Setelah melahirkan, ia pun pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar beliau berkenan mentahnik bayi laki-lakinya itu. Lalu beliau mengambil bayi tersebut dan meletakkannya dalam pangkuan beliau. Setelah itu, beliau meminta kurma. [Aisyah] berkata: 'Kami harus mencarinya beberapa saat sebelum akhirnya kami temukan.' Tak lama kemudian Rasulullah mulai mengunyah kurma itu dan meludahkannya ke dalam si mulut bayi, hingga yang pertama-tama masuk ke dalam perutnya adalah ludah beliau. Selanjutnya, [Asma] berkata: 'Kemudian Rasulullah mengusap, mendoakan, dan memberinya nama 'Abdullah.' Kemudian ketika berumur tujuh atau delapan tahun, anak lelaki itu datang untuk berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ayah anak tersebutlah, yaitu Zubair, yang telah menganjurkannya seperti itu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum bangga saat melihat anak itu datang menghadap beliau untuk berbai'at, maka kemudian beliau membai'atnya."
Shahih Muslim 3999: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib Muhammad bin Al A'la]: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari [Asma'], Ketika dia mengandung anaknya 'Abdullah bin Zubair, dia masih berada di Mekkah. Dia berkata: "Kemudian aku hijrah ke Madinah, padahal aku sudah hamil tua. Kemudian aku berhenti di Quba, dan aku melahirkan di sana. Lalu aku bawa anakku kepada Rasulullah dan meletakkannya di pangkuan beliau. Rasulullah meminta sebuah kurma lalu dikunyahnya. Sesudah itu disuapkannya ke mulut bayiku. Itulah makanan yang pertama kali masuk ke mulut bayi itu, kurma yang telah bercampur dengan air ludah beliau. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan keberkahan baginya. Dialah bayi yang pertama-tama lahir dalam Islam." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] dari ['Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Bapaknya] dari [A'sma binti Abu Bakr] bahwa dia berhijrah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah sedangkan dia sedang hamil anaknya 'Abdullah bin Jubair'…kemudian dia menyebutkan Hadits seperti Hadits Abu Usamah.
Shahih Muslim 4000: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Numair]: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] yaitu Ibnu 'Urwah dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] bahwa beberapa bayi di bawa kehadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau mengunyahkan makanan untuk mereka dan mendo'akannya.
Shahih Muslim 4001: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Hisyam] dari [Bapaknya] dari ['Aisyah] ia berkata: 'Aku bersama Abdullah bin Jubair menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mentahniknya (mengunyahkan makanan untuk bayi), lalu beliau meminta kepada kami sebuah kurma. Pada waktu itu permintaan beliau tersebut sangat sulit didapatkan.'
Shahih Muslim 4002: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Sahl At Tamimi] dan [Abu Bakr bin Ishaq] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam]: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad]: yaitu Ibnu Mutharrif Abu Ghassan: Telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] ia berkata: "Ketika baru dilahirkan, Al Mundzir bin Abu Usaid pernah di bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau meletakkannya di pangkuan beliau, sedangkan Abu Usaid duduk di samping beliau. Tampaknya perhatian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tercurah penuh kepada sesuatu yang berada di hadapannya. Kemudian Abu Usaid menyuruh seorang sahabat untuk mengangkat anaknya dari atas paha Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memindahkannya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: 'Mana bayi itu? ' Abu Usaid menjawab: 'Kami telah memindahkannya dari atas paha engkau, ya Rasulullah? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: 'Siapa nama bayi itu? ' Abu Usaid menjawab: 'Fulan ya Rasulullah.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: 'Janganlah beri nama itu. Tetapi berilah nama Al Mundzir! ' Dengan demikian, Rasulullah telah memberinya nama Al Mundzir pada hari itu."
Shahih Muslim 4003: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Sulaiman bin Dawud Al 'Ataki]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits]: Telah menceritakan kepada kami [Abu At Tayah]: Telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik]: Demikian juga telah menceritakan dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh]: Dan lafazh ini miliknya: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Warits] dari [Abu At Tayah] dari [Anas bin Malik] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Aku mempunyai saudara laki-laki yang bernama Abu Umair. Perawi mengatakan: aku mengira Anas juga berkata: 'Kala itu ia masih disapih." Biasanya, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang dan melihatnya, maka beliau akan menyapa: 'Hai Abu Umair, bagaimana kabar si nughair (burung pipit). Abu Umair memang senang bermain dengan burung tersebut.
Shahih Muslim 4004: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Ghubari]: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu 'Utsman] dari [Anas bin Malik]: dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilku dengan kalimat: 'Wahai anakku.'
Shahih Muslim 4005: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Abu 'Umar]: lafazh ini milik Ibnu Abu 'Umar dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] dia berkata: "Tidak ada orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal Dajjal yang lebih banyak dari pertanyaanku." Karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: 'Hai anakku! Engkau tak usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak akan mencelakakanmu! ' Kataku: 'Orang-orang menganggap bahwa Dajjal itu mempunyai sungai yang mengalir dan bukit roti.' Beliau bersabda: 'Itu sangat mudah bagi Allah Ta'ala menciptakannya.' Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Waki']: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya: Dan telah menceritakan kepada kami [Suraij bin Yunus]: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim]: Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]: Telah mengabarkan kepada kami [Jarir]: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi']: Telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] seluruhnya dari [Isma'il] melalui jalur ini. Dan di semua Hadits mereka tidak ada ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Al Mughirah: 'Wahai anakku.' Kecuali pada Hadits Yazid saja.
Shahih Muslim 4006: Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Muhammad bin Bukair An Naqid]: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khushaifah] dari [Busr bin Sa'id] dia berkata: Aku mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: "Ketika aku duduk di suatu majelis Anshar di Madinah, tiba-tiba Abu Musa datang tergopoh-gopoh dalam keadaan takut. Lalu kami tanyai dia: "Ada apa dengan anda?" Jawab [Abu Musa]: "Umar (bin Al Khaththab) memanggilku supaya aku datang menemuinya. Setelah aku tiba di depan pintu, aku memberi salam sampai tiga kali, tetapi tidak ada jawaban. Karena itu aku pulang lagi. Kemudian 'Umar menanyaiku: "Mengapa engkau tidak datang, apa yang menghalangimu?" Jawabku: "Aku telah mendatangi anda dan memberi salam di muka pintu rumah Anda tiga kali, tetapi tidak ada jawaban. Karena itu aku pulang saja kembali. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila kamu telah minta izin (memberi salam) tiga kali tetapi tidak dijawab, maka kembalilah!" 'Umar berkata: "Berikan aku saksi atas keteranganmu itu. Kalau tidak aku akan menghukumimu!" maka Ubay bin Ka'ab berkata: Hendaklah yang menjadi saksi baginya adalah orang yang paling muda. [Abu Sa'id] berkata: 'Akulah orang yang paling muda.' Ubay berkata: 'Berangkatlah bersamanya menemui Umar! ' Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibnu Abu 'Umar] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid bin Khushaifah] melalui jalur ini. Ibnu Abu 'Umar menambahkan dalam Haditsnya: 'Abu Sa'id berkata: 'Maka kemudian aku berdiri dan berangkat bersamanya menemui Umar untuk bersaksi.'
Shahih Muslim 4007: Telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir]: Telah mengabarkan kepadaku ['Abdullah bin Wahb]: Telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Al Harits] dari [Bukair bin Al Asyaj] bahwa [Busr bin Sa'id]: Telah menceritakan kepadanya, dia mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Suatu ketika kami sedang berada di Majlis Ubay bin Ka'ab, tiba-tiba Abu Musa Al Asy'ari datang dalam keadaan marah, lalu beliau berdiri seraya berkata: Demi Allah, apakah di antara kalian ada yang pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berbunyi: "Meminta izin itu hanya tiga kali, apabila di izinkan, kalian boleh masuk, jika setelah tiga kali tidak ada jawaban, maka pulanglah." Ubay berkata: memang ada apa dengan Hadits tersebut? [Abu Musa] menjawab: 'Kemarin aku telah meminta izin kepada Umar sebanyak tiga kali, namun tidak ada jawaban, maka akupun pulang kembali. Lalu pada hari ini aku mendatanginya lagi dan aku kabarkan kepadanya bahwa aku telah menemuinya kemarin dan sudah aku ucapkan salam sebanyak tiga kali, namun tidak ada jawaban akhirnya aku pulang kembali. Dan Umar menjawab: kami telah mendengarmu, yang pada waktu itu kami memang sedang sibuk hingga tidak sempat mengizinkanmu, tetapi kenapa kamu tidak menungguku sampai aku mengizinkanmu? Abu Musa menjawab: Aku meminta izin sebagaimana yang telah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Umar berkata: Demi Allah, aku akan menghukum kamu hingga kamu mendatangkan saksi ke hadapanku mengenai hadits itu. Kemudian Ubay bin Ka'ab berkata: Demi Allah, tidak akan ada yang menjadi saksi atasmu kecuali orang yang paling muda di antara kami. Berdirilah wahai [Abu Sa'id]! lalu akupun berdiri hingga aku menemui Umar, dan aku katakan kepadanya: Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mengenai Hadits tersebut.
Shahih Muslim 4008: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin 'Ali Al Jahdhami]: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr] yaitu Ibnu Mufadhdhal: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Yazid] dari [Abu Nadhrah] dari [Abu Sa'id] bahwa [Abu Musa] suatu ketika datang ke rumah 'Umar, lalu dia meminta izin hingga tiga kali, dan setiap dia meminta izin, Umar menghitungnya seraya berkata: 'satu, dua, tiga. Akhirnya Abu Musa pulang kembali, karena tidak ada jawaban dari Umar. Lalu Umar memanggilnya, dan Abu Musa pun menjawabnya dengan menyampaikan Hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian Umar berkata: kalau memang kamu mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka datangkanlah kepadaku saksinya. Jika tidak, maka aku akan memberikan pelajaran kepadamu (hukuman)! Abu Sa'id berkata: kemudian Abu Musa menemui kami (para sahabat) seraya berkata: 'Bukankah kalian juga sudah pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Meminta izin itu hanya tiga kali.' Lalu para sahabat pada tertawa melihat ke anehan yang menimpa Abu Musa. Abu Sa'id berkata: aku katakan kepada mereka: kenapa kalian pada tertawa, padahal telah datang saudara kalian sesama muslim yang sedang susah? Lalu berkata: 'Berangkatlah wahai Abu Musa, aku akan bersamamu menerima hukuman dari Umar ini, jika ternyata kamu bersalah. Kemudian Abu Musa kembali kepada Umar bersama Abu Sa'id dan mengatakan kepadanya: 'Inilah [Abu Sa'id] sebagai saksi.' Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Maslamah] dari [Abu Nadhrah] dari [Abu Sa'id]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya: Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hasan bin Khirasy]: Telah menceritakan kepada kami [Syababah]: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Jurairi] dan [Sa'id bin Yazid] keduanya dari [Abu Nadhrah] mereka berkata: kami mendengarnya bercerita dari [Abu Sa'id Al Khudri] yang semakna dengan Hadits Bisyr bin Mufadhal dari Abu Maslamah.
Shahih Muslim 4009: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim]: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id Al Qaththan] dari [Ibnu Juraij]: Telah menceritakan kepada kami ['Atha] dari ['Ubaid bin 'Umair] bahwa [Abu Musa] pernah meminta izin kepada Umar bin Khaththab sebanyak tiga kali. Namun sepertinya dia mendapati Umar lagi sibuk hingga akhirnya dia pulang kembali. Kemudian Umar berkata kepada sahabat yang lain: apakah kamu mendengar suara Abdullah bin Qais? Izinkanlah ia untuk masuk. Maka kemudian Abu Musa dipanggil lagi. Umar berkata kepadanya: kenapa kamu melakukan hal itu (pulang kembali)? Abu Musa menjawab: kami melakukan itu sesuai dengan perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Umar berkata: Sungguh kamu harus membawakan saksi atas Hadits ini, jika tidak, saya akan menghukummu! Maka Abu Musa pergi ke salah satu majlis orang-orang Anshar dan menceritakan kejadian itu kepada mereka. Lalu mereka berkata kepada Abu Musa: Tidak akan bersaksi mengenai Hadits ini kecuali orang yang paling muda di antara kita. Kemudian berangkatlah [Abu Sa'id] kepada Umar dan mengatakan: Kami memang diperintahkan Rasulullah seperti itu. Umar berkata: Ternyata saya tidak mengetahui hal ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' Berdagang di pasar-pasar telah melalaikanku dari Hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar]: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya: Dan telah menceritakan kepada kami [Husain bin Huraits]: Telah menceritakan kepada kami [An Nadhr bin Syumail] keduanya berkata secara keseluruhan: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa, namun di dalam Hadits An Nadhr tidak menyebutkan lafazh: 'Berdagang di pasar-pasar telah melalaikanku dari Hadits tersebut.'
Shahih Muslim 4010: Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Huraits Abu 'Ammar]: Telah menceritakan kepada kami [Al Fadhl bin Musa]: Telah mengabarkan kepada kami [Thalhah bin Yahya] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa Al Asy'ari] dia berkata: Abu datang menemui 'Umar bin Khaththab. Lalu dia memberi salam, "Assalamu'alaikum, saya 'Abdullah bin Qais (nama Abu Musa)." Tetapi tidak ada yang menjawab salamnya. Kemudian diulangnya memberi salam sampai tiga kali, tetapi tetap tidak ada yang menyahut. Karena itu dia pulang saja kembali. Kata 'Umar sesudah itu: "panggil, panggil dia ke mari." Setelah Abu Musa datang, 'Umar berkata: "Wahai Abu Musa, kenapa anda pulang? Engkau kan maklum, bahwa kami sedang sibuk." Kata Abu Musa: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Minta izin (memberi salam) hanya tiga kali. Jika diizinkan silakan masuk. Jika tidak, maka kembalilah." Kata 'Umar: "Engkau harus mandatangkan saksi ke hadapanku mengenai hadits itu. Jika tidak, aku akan menghukum kamu." Lalu pergilah Abu Musa. Kata 'Umar, "Jika dia mendapatkan saksi, kalian akan menemuinya sore nanti dekat mimbar. Jika tidak, kalian tidak akan menemuinya." Tatkala hari telah petang, mereka mendatangi 'Umar, kata 'Umar: "Bagaimana, hai Abu Musa? Apakah kamu sudah mendapatkan saksi?" kata Abu Musa, "Sudah! Yaitu Ubay bin Ka'ab!" kata 'Umar: "Boleh! Dia adalah saksi yang adil. Hai, Abu Thufail! Bagaimana pendapatmu (kesaksianmu) mengenai masalah ini?" Jawab [Ubay bin Ka'ab]: "Memang, aku pun telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti yang dikatakan Abu Musa. Karena itu janganlah Anda sekali-kali menjatuhkan hukuman terhadap para sahabat Rasulullah!" jawab 'Umar: "Subhanallah! Sesungguhnya jika aku mendengar sesuatu yang baru, aku lebih suka menyelidiki kebenarannya." Dan telah menceritakannya kepada kami ['Abdullah bin 'Umar bin Muhammad bin Aban]: Telah menceritakan kepada kami ['Ali bin Hasyim] dari [Thalhah bin Yahya] melalui jalur ini. Namun dia berkata di dalam Haditsnya: 'Wahai Abu Mundzir, apakah kamu mendengar Hadits ini dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Dia menjawab: 'Ya.' Oleh karena itu anda wahai Ibnu Khattab jangan menjatuhkan hukuman pada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.' (dia tidak menyebutkan perkataan Umar: 'Subhaanallah dan seterusnya.'
Shahih Muslim 4011: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abdillah bin Numair]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Idris] dari [Syu'bah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin 'Abdullah] dia berkata: "Aku datang ke rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kupanggil beliau. Rasulullah menyahut sambil bertanya, "siapa itu?" jawabku: "Saya!" lalu beliau keluar sambil berkata: "Saya...! Saya...!
Shahih Muslim 4012: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] lafazh ini miliknya Abu Bakr. [Yahya] berkata: Telah mengabarkan kepada kami dan berkata [Abu Bakr]: Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin 'Abdullah] dia berkata: "Aku datang ke rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kupanggil beliau. Rasulullah menyahut sambil bertanya, "Siapa ini?" jawabku: "Saya!" lalu beliau berkata: "Saya...! Saya...! Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim]: Telah menceritakan kepada kami [An Nadhr bin Syumail] serta [Abu 'Amir Al 'Aqadi]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna]: Telah menceritakan kepadaku [Wahb bin Jarir]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku ['Abdurrahman bin Bisyr]: Telah menceritakan kepada kami [Bahz] seluruhnya dari [Syu'bah] melalui jalur ini, di dalam Hadits mereka di sebutkan: 'Sepertinya beliau membenci hal itu.'
Shahih Muslim 4013: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Muhammad bin Rumh] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dan lafazh ini miliknya [Yahya]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]: Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd As Sa'idi]: Telah mengabarkan kepada nya: Seorang laki-laki mengintip ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui lubang pintu. Ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menyisir rambut dengan sebuah sisir besi. Tatkala beliau mengetahui ada orang mengintip. Beliau berkata: "Kalau aku tahu engkau mengintip, pasti aku tusuk matamu." Lalu beliau bersabda: 'Sesunggunya disyari'atkannya izin (memberi salam) agar menjaga penglihatan.'
Shahih Muslim 4014: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya]: Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]: Telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Sahl bin Sa'd Al Anshari]: Telah mengabarkan kepadanya: bahwa seorang laki-laki mengintip ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui lubang pintu. Ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang menyisir rambut dengan sebuah sisir besi. Maka Beliau berkata: "Kalau aku tahu engkau mengintip, aku tusuk matamu. Sesunggunyah Allah mensyari'atkan Izin (memberi salam) demi menjaga pandangan." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaib ah], ['Amru An Naqid], [Zuhair bin Harb] dan [Ibnu Abu 'Umar] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah]: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari]: Telah menceritakan kepada kami ['Abdul Wahid bin Ziyad]: Telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] keduanya dari [Az Zuhair] dari [Sahl bin Sa'd] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang serupa dengan Hadits Al Laits dan Yunus.
Shahih Muslim 4015: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], [Abu Kamil Fudhail bin Husain] dan [Qutaibah bin Sa'id] lafazh ini miliknya [Yahya] dan [Abu Kamil] berkata [Yahya]: Telah mengabarkan kepada kami. dan yang lainnya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ubaidillah bin Abu Bakr] dari [Anas bin Malik] bahwa seorang laki-laki mengintip ke dalam rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari salah satu kamar beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menghampirinya sambil membawa busur panah yang tajam atau beberapa busur panah. Seakan-akan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan tipu daya hendak menusuknya.
Shahih Muslim 4016: Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb]: Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Suhail] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barang siapa menengok ke dalam rumah seseorang tanpa izin pemiliknya, maka sungguh mereka boleh mencongkel mata orang itu."
Shahih Muslim 4017: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar]: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Az Ziyad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Seandainya seseorang mengintip ke dalam rumahmu tanpa izin, maka tidak berdosa bagaimu sekiranya kamu melempar dia dengan kerikil dan mencongkel matanya."
Shahih Muslim 4018: Telah menceritakan kepadaku [Qutaibah bin Sa'id]: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai']: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah]: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] keduanya dari [Yunus] Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] Telah mengabarkan kepada kami [Yunus] dari [Amru bin Sa'id] dari [Abu Zur'ah] dari [Jarir bin Abdullah] dia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai penglihatan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan penglihatanku." Dan Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] Telah mengabarkan kepada kami [Abdul A'la]. [Ishaq] berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Waki'] Telah menceritakan kepada kami [Sufyan], keduanya dari [Yunus] melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa.