7. Sholatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qoshor
Shahih Muslim 1105: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: Aku menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Shalih bin Kisan] dari ['Urwah bin Zubair] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya: "Dahulu shalat diwajibkan dua rakaat-dua rakaat, baik ketika mukim maupun ketika safar, lantas dua rakaat tersebut ditetapkan untuk shalat ketika safar saja, sedangkan ketika mukim ditambah."
Shahih Muslim 1106: Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan [Harmalah bin Yahya] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnuu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab], katanya: telah menceritakan kepadaku ['Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan: "Diawal mula, Allah menetapkan shalat ketika diwajibkan-Nya sebanyak dua rakaat, kemudian Allah sempurnakan (ditambah) ketika mukim, sedangkan shalat safar ditetapkan sesuai ketentuan pertama (dua rakaat)."
Shahih Muslim 1107: Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari ['Aisyah], bahwa ketika pertama kali, shalat ditetapkan sebanyak dua rakaat, lantas dua rakaat ditetapkan untuk shalat safar, sedangkan ketika bermukim, shalat disempurnakan (ditambah)." [Az Zuhri] mengatakan: "Saya tanyakan kepada ['Urwah]: "Lalu apa alasan ['Aisyah] shalat secara sempurna (tidak diringkas) ketika safar?" Jawabnya: "Ia mempunyai kesimpulan sebagaimana kesimpulan Utsman."
Shahih Muslim 1108: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] dan [Zuhair bin Harb] dan [Ishaq bin Ibrahim]. Ishaq mengatakan: telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang lainnya mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dari [Ibnu Juraij] dari [Ibnu Abu Ammar] dari [Abdullah bin Babaihi] dari [Ya'la bin 'Umayyah], katanya: "Aku berkata kepada [Umar bin Khattab] mengenai ayat yang berbunyi Tak ada dosa atasmu meng-qashar shalat, jika kamu khawatir terhadap orang-orang kafir yang hendak memberi cobaan kepadamu." QS. Annisa': 101, sementara manusia saat ini dalam kondisi aman (maksudnya tidak dalam kondisi perang)." Umar menjawab: "Sungguh aku juga pernah penasaran tentang ayat itu sebagaimana kamu penasaran, lalu aku tanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang ayat tersebut, beliau lalu menjawab: "Itu (mengqashar shalat) adalah sedekah yang Allah berikan kepada kalian. Oleh karena itu, terimalah sedekah-Nya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakr Al Muqaddami], telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Juraij] katanya: telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Abdullah bin Abu 'Ammar] dari [Abdullah bin Babaihi], dari [Ya'la bin 'Umayyah] katanya: Aku pernah bertanya kepada [Umar bin Khatthab] semisal hadis Ibnu Idris.
Shahih Muslim 1109: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Sa'id bin Manshur] dan [Abu Rabi'] dan [Qutaibah bin Sa'id]. Yahya mengatakan: telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang lainnya mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Bukair bin Al Akhnas] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas], katanya: "Allah mewajibkan shalat melalui lisan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kalian, ketika mukim sebanyak empat raka'at, dan ketika safar sebanyak dua raka'at dan ketika kondisi ketakutan sebanyak satu rakaat."
Shahih Muslim 1110: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bukair bin Abu Syaibah] dan ['Amru An Naqid] semuanya dari [Al Qasim bin Malik]. ['Amru] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Qasim bin Malik Al Muzani] telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin 'Aidz Ath Tha`i] dari [Bukair bin Al Akhnas] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas], katanya: "Allah mewajibkan shalat melalui perantaran lisan Nabi kalian bagi seorang musafir sebanyak dua raka'at, sedang untuk orang yang bermukim sebanyak empat raka'at, dan ketika kondisi ketakutan (takut) sebanyak satu raka'at."
Shahih Muslim 1111: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhamad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] katanya: aku mendengar [Qatadah] menceritakan dari [Musa bin Salamah Al Hudzali] katanya: "Aku bertanya kepada [Ibnu Abbas]: "Bagaimana aku harus shalat, jika aku di Makkah yaitu bila aku tidak shalat bersama imam?" Ibnu Abbas menjawab: "Shalatlah dua rakaat, sebagai sunnah Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Minhal Adl Dlarir] tentang hadits ini, telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Arubah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Ayahku], semuanya dari [Qatadah] dengan sanad seperti hadits di atas.
Shahih Muslim 1112: Dan telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Hafsh bin 'Ashim bin 'Umar bin Khattab] dari [Ayahnya] katanya: "Aku pernah menemani [Ibnu 'Umar] di suatu jalan di Makkah, Ayahh Isa bin 'Ashim berkata: "Dia lalu shalat zhuhur dua raka'at mengimami kami, setelah itu dia berjalan dan aku pun berjalan bersamanya hingga dia mendatangi barang-barang bawaannya. Lalu dia duduk dan aku duduk bersamanya, kemudian dia menoleh ke tempat yang sebelumnya beliau pergunakan untuk shalat. Dia melihat orang-orang berdiri, dia bertanya: "Apa yang sedang mereka lakukan?" Aku menjawab: "Mereka tengah melakukan shalat sunnah!" Ibnu Umar berkata: "Sekiranya aku melakukan shalat sunnah, niscaya aku akan menyempurnakan shalatku (maksudnya tidak diqashar -pent) wahai anak saudaraku, aku pernah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam safar, beliau tidak menambah lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, dan aku juga pernah menemani Abu Bakar, namun dia tidak pernah (mengerjakan shalat) lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, aku juga pernah menemani Umar bin Khattab, namun dia tidak pernah (mengerjakan shalat) lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, kemudian aku menemani Utsman bin Affan, namun dia tidak pernah (mengerjakan shalat) lebih dari dua rakaat hingga Allah mewafatkannya, sedangkan Allah berfirman: Sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladanan yang baik bagimu." QS. Ahzab 21.
Shahih Muslim 1113: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Yazid yaitu Ibnu Zurai'] dari [Umar bin Muhammad] dari [Hafs bin 'Ashim] katanya: "Aku pernah sakit keras sehingga [Ibnu Umar] datang mengunjungiku." Hafsh bin 'Ashim berkata: "Aku lalu bertanya kepada beliau tentang shalat sunnah ketika safar." Ibnu Umar menjawab: "Aku pernah menemani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika safar, namun aku tidak pernah melihat beliau melakukan shalat sunnah. Sekiranya aku melakukan shalat sunnah, niscaya aku akan menyempurnakan shalatku, karena Allah Ta'ala berfirman: Sungguh pada diri Rasulullah terdapat keteladanan yang baik bagimu." QS. Ahzab: 21.
Shahih Muslim 1114: Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] dan [Abu Rabi' Az Zahrani] dan [Qutaibah bin Sa'id] kata mereka, telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Ya'kub bin Ibrahim] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ismail] keduanya dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat zhuhur di Madinah sebanyak empat rakaat dan shalat Ashar di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat.
Shahih Muslim 1115: Telah menceritakan kepada kami [Said bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Munkadir] dan [Ibrahim bin Maisarah] keduanya mendengar [Anas bin Malik] mengatakan: "Aku pernah shalat Zhuhur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah sebanyak empat rakaat, dan aku juga shalat Ashar bersama beliau di Dzul Hulaifah sebanyak dua rakaat."
Shahih Muslim 1116: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Basyar] keduanya dari [Ghundar]. [Abu Bakr] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far yatiu Ghundar] dari [Syu'bah] dari [Yahya bin Zaid Al Huna'i], katanya: "Aku pernah bertanya kepada [Anas bin Malik] tentang mengqashar shalat. Dia menjawab: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar sejauh tiga mil, atau tiga farsakh -syu'bah ragu- maka beliau melakukan shalat dua rakaat."
Shahih Muslim 1117: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Basyar] semuanya dari [Ibnu Mahdi]. [Zuhair] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yazid bin Khumair] dari [Habib bin 'Ubaid] dari [Jubair bin Unfair] katanya: "Aku pernah berangkat bersama [Syurahbil bin Samth] ke suatu perkampungan sejauh tujuh belas atau delapan belas mil, lalu dia shalat dua rakaat. Aku lantas bertanya kepadanya mengenai hal itu, dia menjawab: "Aku pernah melihat [Umar], dia shalat dua raka'at di Dzul Hulaifah, lalu aku tanyakan kedua rakaat itu, Umar menjawab: "Hanyasanya aku melakukan sebagaimana aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan isnad ini, Jubair mengatakan dari Ibnu Samth dan tidak menyebutkan nama Syurahbil, dia berkata: "Ia pernah mendatangi suatu lokasi yang bernama Dumin, yaitu suatu kawasan di Hims, yang berjarak delapan belas mil."
Shahih Muslim 1118: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya At Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas bin Malik], katanya: "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Madinah ke Makkah, lalu beliau shalat dua rakaat-dua rakaat hingga beliau kembali pulang. Aku bertanya: "Berapa lama beliau bermukim di Makkah?" Dia menjawab: "Sepuluh hari." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah], semuanya dari [Yahya bin Abu Ishaq] dia berkata: "Aku mendengar [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana hadits Husyaim. Dan telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Muadz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata: telah menceritakan kepadaku, [Yahya bin Abu Ishaq] berkata: saya telah mendengar [Anas bin Malik] mengatakan: "Kami berangkat dari Madinah untuk melaksanakan haji, kemudian ia menyebutkan hadits seperti di atas. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair], telah menceritakan kepada kami [ayahku] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] semuanya dari [Ats Tsauri] dari [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas, namun ia tidak menyebutkan haji.
Shahih Muslim 1119: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yhaya] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru yaitu Ibnu Al Harits] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Ayahnya] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau pernah mengerjakan shalat musafir di Mina dan lainnya sebanyak dua rakaat, Abu Bakar, Umar dan awal pemerintahan Utsman juga dua rakaat, setelah itu dia menyempurnakannya empat rakaat." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Auza'i] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ishaq] dan ['Abd bin Humaid], keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar], semuanya dari [Az Zuhri] dengan sanad seperti ini, katanya: "Di Mina, " namun dia tidak menyebutkan yang lainnya.
Shahih Muslim 1120: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], katanya: "Ia pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Mina dua rakaat, begitu pula Abu bakar, dan Umar, dan dan di awal pemerintahan Usman, setelah itu Usman menyempurnakan shalat empat rakaat. Apabila Ibnu Umar shalat bersama Imam, maka ia shalat empat rakaat, namun jika shalat sendirian, dia shalat dua rakaat." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] dan ['Ubaidullah bin Sa'id], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya yaitu Al Qatthan] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Zaidah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami ['Uqbah bin Khalid] semuanya dari ['Ubaidullah] dengan sanad seperti ini.
Shahih Muslim 1121: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Muadz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin Abdurrahman] ia mendengar [Hafs bin 'Ashim] dari [Ibnu Umar] katanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di Mina dengan shalatnya musafir, begitu juga Abu Bakr, Umar dan Usman selama delapan tahun." -Atau mengatakan: enam tahun- [Hafs] mengatakan: [Ibnu Umar] shalat di Mina dua rakaat, kemudian ia mendatangi tempat tidurnya. Lalu aku berkata kepadanya: "Wahai paman, alangkah baiknya sekiranya engkau lakukan setelahnya dua rakaat." Dia menjawab: "Kalaulah aku lakukan dua shalat sunnah itu, niscaya kusempurnakan shalatku." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] katanya: telah menceritakan kepadaku [Abdusshamad] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan sanad seperti ini, namun dalam hadisnya, ia tidak mengatakan "Di Mina, " namun ia mengatakan: "Shalat dalam perjalanan."
Shahih Muslim 1122: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] dari [Al A'masy] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim], katanya: "Aku mendengar [Abdurrahman bin Yazid] mengatakan: "Utsman pernah shalat bersama kami di Mina sebanyak empat rakaat, lalu hal itu ditanyakan kepada [Ibnu Mas'ud], dia langsung beristirja' (mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi raaji'un) dan berkata: "Aku pernah shalat dua raka'at bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Mina, dan aku shalat dua raka'at bersama Abu Bakr As Sidiq di Mina, dan aku juga pernah shalat dua raka'at bersama Umar bin Khattab di Mina. Sekiranya yang empat rakaat itu cukup aku kerjakan dua rakaat saja." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] katanya: telah menceritakan kepada kami [Jarir] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ishaq] dan [Ibnu Husyrum], keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Isa] semuanya dari [Al A'masy] dengan sanad seperti ini.
Shahih Muslim 1123: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Qutaibah]. Yahya mengatakan: telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Qutaibah mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Abul Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Haritsah bin Wahb] katanya: "Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Mina, di saat kondisi manusia sangat banyak dan aman."
Shahih Muslim 1124: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Haritsah binti Wahb Al Khuza'i] katanya: "Aku pernah shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Mina, dan orang-orang melakukan apa yang telah berlaku, maka beliau melakukan dua rakaat ketika haji wada'." Muslim berkata: Haritsah bin Muslim Al Khuza'i adalah saudara seibu 'Ubaidullah bin Umar bin Khattab.
Shahih Muslim 1125: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya: aku menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] pernah mengumandangkan adzan shalat di malam yang sangat dingin dan berangin kencang, maka dalam adzannya ia mengucapkan: 'Alaa tusholluu fir rihaal (Tidak sebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?) kemudian katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah memerintahkan mu'adzinnya jika malam sangat dingin dan terjadi hujan lebat untuk mengucapkan: 'Alaa tushalluu rir rihaal (Tidak seebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?) "
Shahih Muslim 1126: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar], bahwa ia menyeru shalat pada malam yang sangat dingin dan hujan angin, di akhir seruannya ia berkata: 'Alaaa tushalluu fii rihaalikum, 'Alaa tushalluu fir rihaaal, (Tidak sebaiknyakah kalian di persinggahan kalian, tidak sebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?) " Kemudian katanya: "Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah menyuruh mu'adzinnya jika malam sangat dingin atau terjadi hujan, yaitu ketika safar untuk mengumandangkan 'Alaa tushalluu fii rihaalikum (Tidak sebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?)." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa ia menyerukan shalat di Dlajnan. kemudian ia menyebutkan hadits semisalnya, lalu ia menyerukan: 'Alaa tushalluu fii rihaalikum (Tidak sebaiknyakah kalian shalat di persinggahan kalian?)." Namun dia tidak mengulang untuk kedua kalinya, dan kalimat: 'Alaa tushaliii frrihaal adalah ucapan Ibnu Umar sendiri.
Shahih Muslim 1127: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Zubair] dari [Jabir] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] katanya: telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] katanya: "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, kemudian hujan mengguyur kami, lalu dia mengatakan: "Siapa diantara kalian yang hendak shalat, hendaknya dikerjakan di persinggahannya."
Shahih Muslim 1128: Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Ismail] dari [Abdul Hamid] kawan Az Ziyadi, dari [Abdulah bin Al Harits] dari [Abdullah bin Abbas] dia mengatakan kepada muadzinnya ketika turun hujan, jika engkau telah mengucapkan "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, " maka janganlah kamu mengucapkan "Hayya alash shalaah, " namun ucapkanlah shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian)." Abdullah bin Abbas berkata: "Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui hal ini, lalu ia berkata: "Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua? Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku. Shalat jum'at memang wajib, namun aku tidak suka jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan di lumpur dan comberan." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil Al Jahdari] tentang hadits tersebut, telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid] dari [Abdul Hamid], katanya: "Aku pernah mendengar [Abdullah bin Harits] mengtakan: [Abdullah bin Abbas] pernah berpidato di hadapan kami, tepatnya ketika hari turun hujan, lalu dia membawakan hadits yang semakna dengan hadits Ibnu 'Ulayyah, namun dirinya tidak menyebutkan jumat, katanya: hal ini juga pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik daripadaku, yakni Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan [Abu Kamil] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari ['Ashim] dari [Abdulah bin Harits] dengan hadits yang sama. Telah menceritakan kepadaku [Abu Rabi' Al 'Ataki yaitu Az Zahrani] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan ['Ashim Al Ahwal] dengan sanad ini, namun dia tidak menyebutkan "Yakni Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid] kawannya Az ziyadi, katanya: "Aku mendengar [Abdullah bin Al Harits] katanya: "Muadzin [Ibnu Abbas] mengumandangkan adzan pada hari jumat ketika hujan deras, " dia kemudian menyebutkan seperti haditsnya Ibnu 'Ulayyah, dia mengatakan: "Dan aku tidak suka jika kalian berjalan dalam comberan." Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Said bin Amir] dari [Syu'bah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar], keduanya dari ['Ashim Al Ahwal] dari [Abdullah bin Al Harits] bahwa [Ibnu Abbas] pernah menyuruh muadzinnya -dalam hadis Ma'mar- pada hari jumat ketika hari hujan semisal hadis mereka, dia juga menyebutkan dalam hadis Ma'mar: "Dan orang yang lebih baik dariku juga pernah melakukan hal ini, yakni Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Telah menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ishaq Al Khadhrami] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abdullah bin Al Harits]. [Wuhaib] mengatakan: "Namun Ayyub tidak mendengarnya dari Abdulah bin Al Harits." Ibnu Al Harits berkata: [Ibnu Abbas] menyuruh muadzinnya pada hari jumat ketika hari turun hujan, seperti hadits mereka.
Shahih Muslim 1129: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat sunnah kearah manapun hewan tunggangannya menghadap.
Shahih Muslim 1130: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat diatas hewan tunggangannya kearah manapun hewan tunggangannya menghadap.
Shahih Muslim 1131: Dan telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Umar Al Qawariri] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Said] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] katanya: telah menceritakan kepada kami [Said bin Jubair] dari [Ibnu Umar] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat diatas kendarannya ke arah mana saja beliau menghadap, yaitu ketika berangkat dari Makkah menuju Madinah. Dan pada saat itu diturunkan pula ayat " Kearah manapun engkau menghadap, maka engkau menghadap wajah Allah QS. Albaqarah: 115, Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dan [Ibnu Zaidah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku], semuanya dari [Abdul Malik] dengan sanad seperti ini, namun dalam hadis Ibnu Al Mubarak dan Ibnu Abi Zaidah disebutkan: "Kemudian Ibnu Umar membacakan ayat "Kearah manapun engkau menghadap, maka engkau menghadap wajah Allah. QS. Albaqarah: 115, Dia lalu berkata: "Tentang masalah inilah ayat ini diturunkan."
Shahih Muslim 1132: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: "Aku pernah menyetorkan hapalan di hadapan [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Said bin Yasar] dari [Ibnu Umar], katanya: "Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau tengah shalat diatas keledai dan menghadap ke Khaibar."
Shahih Muslim 1133: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: aku menyetorkan hapalan di hadapan [Malik] dari [Abu Bakar bin Umar bin Abdurrahman bin Abdullah bin Umar bin Khattab] dari [Sa'id bin Yasar], katanya: "Aku pernah mengadakan perjalan bersama [Ibnu Umar] lewat jalanan Makkah. Sa'id melanjutkan: "Ketika aku khawatir kehilangan waktu subuh, maka akupun singgah, aku lalu melakukan shalat witir, yang di teruskan dengan shalat shubuh. Maka Ibnu Umar berkata kepadaku: "Apa maksud dari apa yang telah kamu lakukan?" Aku menjawab: "Aku sangat khawatir kehilangan shalat shubuh, maka aku pun singgah dan kulakukan shalat witir." Abdullah bin Umar berkata: "Bukankah pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terdapat teladan yang baik?" Aku menjawab: "Demi Allah, benar." Abdullah bin Umar berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dulu juga pernah melakukan witir diatas untanya."
Shahih Muslim 1134: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: "Aku pernah menyetorkan hapalan di hadapan [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dia mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat diatas hewan tunggangannya ke arah manapun hewan tunggangannya menghadap." [Abdullah bin Dinar] berkata: Dan [Ibnu Umar] juga pernah melakukan seperti ini.
Shahih Muslim 1135: Dan telah menceritakan kepadaku [Isa bin Hammad Al Mishri] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Al Had] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan witir diatas hewan tunggangannya."
Shahih Muslim 1136: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim bin Abdullah] dari [Ayahnya] katanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan shalat sunnah diatas hewan tunggangannya, menghadap ke arah mana saja beliau menghadap, dan beliau juga melakukan witir diatas tunggangannya, namun beliau tidak melakukan shalat wajib diatas tunggangan."
Shahih Muslim 1137: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Sawwad] dan [Harmalah] katanya: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdullah bin 'Amir bin Rabiah] bahwa dia telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Ayahnya] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sunnah malam hari, ketika dalam perjalanan di atas punggung hewan tunggangannya, kearah mana saja beliau menghadap."
Shahih Muslim 1138: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Affan bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Anas bin Sirin] katanya: "Kami pernah bertemu [Anas bin Malik] ketika tiba di Syam, dan kami menemuinya di lokasi yang bernama 'Ain Tamr, aku melihat beliau shalat diatas keledai, sedangkan wajahnya menghadap ke arah tempat tersebut. Lalu Hammam mengisyaratkan ke arah kiri kiblat. Maka aku tanyakan kepadanya: "Kenapa aku melihatmu shalat ke bukan arah kiblat? Dia menjawab: "Sekiranya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya, tentu aku tidak akan melakukannya."
Shahih Muslim 1139: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya: Aku pernah menyetorkan hapalan di hadapan [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] katanya: "Ketika beliau melakukan perjalanan dengan terburu-buru, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjamak antara shalat Magrib dan Isya'."
Shahih Muslim 1140: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] katanya: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] bahwa apabila [Ibnu Umar] melakukan perjalanan antara Maghrib dan Isyak', yaitu setelah mega merah menghilang, dia akan mengatakan: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan perjalanan, maka beliau menjamak antara Maghrib dan isya'."
Shahih Muslim 1141: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Qutaibah bin Said] dan [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan ['Amru An Naqid], semuanya dari [Ibnu 'Uyainah]. ['Amru] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ayahnya], bahwa aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjamk antara Maghrib dan Isya' jika dalam perjalanannya.
Shahih Muslim 1142: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] katanya: telah mengabarkan kepadaku [Salim bin Abdullah] bahwa [Ayahnya] mengatakan: "Aku pernah melihat apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyegerakan perjalanannya, beliau akan mengakhirkan shalat maghrib hingga beliau menjamak antara shalat tersebut dengan shalat isya'."
Shahih Muslim 1143: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] Telah menceritakan kepada kami [Almufadhdhal] yakni Ibnu fadhalah dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] katanya, Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika melakukan safar (perjalanan) sebelum matahari miring, maka beliau mengakhirkan shalat zhuhur hingga waktu ashar, kemudian singgah dan beliau jamak antara keduanya. Namun jika melakukan perjalanan dan matahari telah miring, beliau lakuakn shalat zhuhur terlebih dahulu kemudian beliau naik kendarannya.
Shahih Muslim 1144: Dan telah menceritakan kepadaku ['Amru annqid] telah menceritakan kepada kami [Syababah bin Suwar Al madayini] telah menceritakan kepada kami [Laits bin Sa'd] dari [Uqail bin Khalid] dari [Az Zuhri] dari [Anas] katanya: "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak menjamak antara dua shalat ketika dalam perjalanan, beliau mengakhirkan shalat zhuhur hingga awal waktu ashar, kemudian beliau menjamak antara keduanya."
Shahih Muslim 1145: Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan ['Amru bin Sawwad] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Jabir bin Ismail] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau menyegerakan safarnya, maka beliau mengakhirkan shalat zhuhur hingga awal waktu ashar, lalu beliau menjamak antara keduanya, beliau juga akhirkan Maghrib hingga beliau menjamak dengan isya` sampai mega merah menghilang."
Shahih Muslim 1146: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: Aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Abu Zubair] dari [Said bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar."
Shahih Muslim 1147: Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] dan ['Aun bin Salam] semuanya dari [Zuhair]. [Ibnu Yunus] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Zubair] dari [Said bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Zhuhur dan Ashar sekaligus di Madinah bukan karena takut dan bukan pula karena safar." [Abu Zubair] mengatakan: "Aku bertanya kepada [Sa'id]: "Mengapa beliau melakukan hal itu? Dia menjawab: Aku bertanya kepada [Ibnu Abbas] sebagaimana kamu bertanya kepadaku, lalu dia menjawab: "Beliau ingin supaya tidak merepotkan (memberatkan) seorangpun dari umatnya."
Shahih Muslim 1148: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Qurrah] telah menceritakan kepada kami [Abu Zubair] telah menceritakan kepada kami [Said bin Jubair] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjamak shalat dalam safar ketika perang tabuk, beliau menjamak antara zhuhur dan ashar, maghrib dan isya`, " [Said] berkata: lalu aku berkata kepada [Ibnu Abbas]: "Apa yang mendorong beliau melakukan hal itu? Dia menjawab: "Beliau ingin supaya tidak memberatkan umatnya."
Shahih Muslim 1149: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Zubair] dari [Abu Thufail Amir] dari [Mu'adz] katanya: "Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika perang Tabuk, lalu beliau melakukan shalat zhuhur dan ashar sekaligus, maghrib dan isya` sekaligus."
Shahih Muslim 1150: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Zubair] telah menceritakan kepada kami ['Amir bin Watsilah Abu Thufail] telah menceritakan kepada kami [Muadz bin Jabal] katanya: "Ketika perang Tabuk, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjamak antara zhuhur dan ashar, antara maghrib dan isya'." 'Amir berkata: lalu aku bertanya kepadanya: "Apa yang mendorong beliau melakukan hal itu? Mu'adz menjawab: "Beliau ingin supaya tidak memberatkan umatnya."
Shahih Muslim 1151: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Abu Said Al Asyajj] sedangkan lafadznya milik Abu Kuraib, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'], keduanya dari [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Said bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] katanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjamak antara zhuhur dan ashar, maghrib dan isya` di Madinah, bukan karena ketakutan dan bukan pula karena hujan." Dalam hadis Waki', katanya: aku tanyakan kepada Ibnu Abbas: "Mengapa beliau lakukan hal itu?" Dia menjawab: "Beliau ingin supaya tidak memberatkan umatnya."
Shahih Muslim 1152: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amru] dari [Jabir bin Zaid] dari [Ibnu Abbas], katanya: "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam delapan rakaat sekaligus, dan tujuh raka'at sekaligus." Lalu aku bertanya: "Wahai Abu Sya'tsa', setahuku beliau mengakhirkan zhuhur dan menyegerakan ashar, dan beliau mengakhirkan maghrib dan menyegerakan isya`." Kata Abu Sya'tsa', setahuku juga seperti itu."
Shahih Muslim 1153: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Rabi' Az Zahrani] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Zaid] dari [Ibnu Abbas], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat tujuh dan delapan rakaat, zhuhur dan ashar, maghrib dan isya` ketika di Madinah."
Shahih Muslim 1154: Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Rabi' Az Zahrani] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Zubair bin Khirrit] dari [Abdullah bin Syaqiq] katanya: Suatu hari [Ibnu Abbas] pernah berpidato di hadapan kami, yaitu setelah ashar hingga matahari terbenam dan bintang-bintang mulai bermunculan, maka orang-orang berseru: "Shalat, shalat!" Tidak lama kemudian seorang laki-laki bani Tamim, seorang yang tak pernah loyo dan juga tak pernah malas datang: "Shalat, shalat." Ibnu Abbas berkata: "Apakah engkau hendak mengajariku sunnah, celaka kamu! Selanjutnya dia berkata: "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjamak antara Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya'." [Abdullah bin Syaqiq] berkata: Maka dalam hatiku ada sesuatu yang mengganjal, sehingga aku menemui [Abu Hurairah] dan kutanyakan masalah ini kepadanya, ternyata ia membenarkan ucapan Ibnu Abbas.
Shahih Muslim 1155: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Imran bin Hudair] dari [Abdullah bin Syaqiq Al 'Uqaili] katanya: "Seorang laki-laki pernah mengatakan kepada [Ibnu Abbas]: "Shalat, shalat." Ibnu Abbas pun diam. laki-laki itu berkata lagi: "Shalat!" Ibnu Abbas kembali diam. laki-laki itu berkata: "Shalat!" Ibnu Abbas kembali diam. Kemudian Ibnu Abbas berkata: "Apakah kamu hendak mengajari kami shalat? Padahal kami pernah menjamak antara dua shalat di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Shahih Muslim 1156: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bukair bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dan [Waki'] dari [Al A'masy] dari ['Umarah] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] katanya: "Janganlah salah seorang dari kalian memberi peluang sedikitpun kepada setan untuk menggangu shalatnya, bahwa tidak boleh seseorang beranjak pergi kecuali dari sebelah kanannya, dan tidaklah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak pergi dari sebelah kirinya." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] dan [Isa bin Yunus] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Isa], semuanya dari [Al A'masy] dengan sanad seperti ini.
Shahih Muslim 1157: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [As Sudi], katanya: "Aku pernah bertanya kepada [Anas]: "Bagaimana seharusnya aku melakukan ketika beranjak pergi dari shalat, aku beranjak ke sebelah kanan ataukah kiri?" dia menjawab: "Kebanyakan aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak dari sebelah kanannya."
Shahih Muslim 1158: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [As Sudi] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan shalat dari sebelah kanan."
Shahih Muslim 1159: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Zaidah] dari [Mis'ar] dari [Tsabit bin 'Ubaid] dari [Ibnu Al Barra`] dari [Al Barra`] ia berkata: "Jika kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kami menyukai jika berada di sebelah kanan beliau, sehingga beliau menghadap kami dengan wajahnya." Al Barra` mengatakan: "Aku mendengar beliau mengucapkan doa "RABBI QINII 'ADZAABAKA YAUMA TAB'ATSU AW TAJMA'U IBADAADAKA (Ya Tuhanku, jagalah aku dari siksa-Mu ketika Engkau bangkitkan atau ketika Engkau kumpulkan hamba-hamba-Mu)." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar] dengan sanad seperti ini, namun dia tidak menyebutkan redaksi "Dan beliau menghadap kami dengan wajahnya."
Shahih Muslim 1160: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Warqa'] dari ['Amru bin Dinar] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika iqamat telah dikumandangkan, maka tak ada shalat selain shalat wajib." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] dan [Ibnu Rafi'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepadaku [Warqa'] dengan sanad seperti ini.
Shahih Muslim 1161: Dan telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Rauh] telah menceritakan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Dinar] katanya: aku mendengar ['Atha` bin Yasar] mengatakan dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika iqamat telah dikumandangkan, maka tidak ada shalat selain shalat wajib." Telah menceritakan kepada kami [Abd bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] dengan sanad seperti ini. Telah menceritakan kepada kami [Hasan Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari ['Amru bin Dinar] dari [Atha` bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas. [Hammad] mengatakan: "Aku pernah menemui ['Amr], lalu dia Menceritakan kepadaku, namun dia tidak memarfu'kannya.
Shahih Muslim 1162: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Ayahnya] dari [Hafs bin 'Ashim] dari [Abdullah bin Malik bin Buhainah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam suatu kali pernah melewati seseorang yang shalat, padahal shalat subuh telah diiqamati. Maka beliau bersabda dengan ucapan yang kami tidak di mengerti. Ketika kami selesai, maka kami bertanya kepadanya: "Apa yang telah diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadamu?" Dia menjawab: "Beliau tadi mengucapkan kepadaku "Nyaris salah seorang dari kalian melakukan shalat subuh sebanyak empat rakaat." Al Qa'nabi Abdullah bin Malik bin Buhainah berkata dari ayahnya, namun Abul Hasan Muslim berkata: "Dan perkataan dari ayahnya dalam hadis ini adalah salah."
Shahih Muslim 1163: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Said bin Ibrahim] dari [Hafs bin 'Ashim] dari [Ibnu Buhainah] katanya: "Ketika shalat subuh telah diiqamati, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seseorang yang sedang shalat padahal muadzin telah qamat, maka beliau menegurnya: "Apakah kamu shalat subuh empat raka'at?"
Shahih Muslim 1164: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Kamil Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Hamid bin Umar Al Bakrawi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid yaitu Ibnu Ziyad], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah], semuanya dari ['Ashim], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] sedangkan lafadznya dari dia, telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Muawiyah Al Fizari] dari ['Ashim Al Ahwal] dari [Abdullah bin Sarjisa] katanya: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang shalat subuh, tiba-tiba seorang laki-laki masuk masjid dan melakukan shalat (sunnah) dua rakaat disamping masjid, setelah itu dia bergegas menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam, beliau bersabda: "Wahai Fulan, shalat manakah yang kamu persiapkan, apakah shalatmu dengan sendiri ataukah bersama kami?."
Shahih Muslim 1165: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Rabi'ah bin Abdurrahman] dari [Abdul Malik bin Sa'id] dari [Abu Humaid] atau dari [Abu Usaid] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "jika salah seorang diantara kalin masuk masjid, bacalah doa ALLAAHUMMAFTAH LII ABWAABA RAHMATIKA (Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu)." Dan apabila keluar, hendaknya ia membaca doa ALLAAHUMMA INNII AS`ALUKA MIN FADHLIKA (Ya Allah, aku meminta kurnia-Mu)." Muslim berkata: Aku mendengar [Yahya bin Yahya] mengatakan: "Aku menulis hadis ini dari kitab Sulaiman bin Bilal, katanya: telah sampai berita kepadaku bahwa [Yahya Al Himmani] mengatakan: dan [Abu Usaid], telah menceritakan kepada kami [Hamid bin Umar Al Bakrawi] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami ['Umarah bin Ghaziyyah] dari [Rabi'ah bin Abdurrahman] dari [Abdul Malik bin Sa'id bin Suwaid Al Anshari] dari [Abu Humaid] atau [Abu Usaid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits ini.
Shahih Muslim 1166: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab] dan [Qutaibah bin Said] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Malik] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: Aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Amir bin Abdullah bin Zubair] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] dari [Abu Qatadah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian masuk masjid, shalatlah dua rakaat sebelum duduk."
Shahih Muslim 1167: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Zaidah] katanya: telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Yahya Al Anshari] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari ['Amru bin Sulaim bin Khaldah Al Anshari] dari [Abu Qatadah] -salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- katanya: "Aku masuk masjid ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk ditengah kerumuan para sahabat. Abu Qatadah melanjutkan: "Maka aku langsung duduk. Ketika melihatku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apa yang menghalangimu untuk melakukan dua rakaat sebelum duduk?" Aku berkata: "Wahai Rasulullah, aku melihat engkau telah duduk dan orang-orang juga duduk. Beliau bersabda: "Jika salah sorang diantara kalian masuk masjid, janganlah ia duduk hingga melakukan dua raka'at."
Shahih Muslim 1168: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Jawwash Al Hanafi Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah Al Asyja'i] dari [Sufyan] dari [Muharib bin Ditsar] dari [Jabir bin Abdullah] katanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mempunyai hutang kepadaku, maka beliau melunasiku dan bahkan memberiku tambahan. Setelah aku masuk masjid menemuinya, tiba-tiba beliau bersabda: "Shalatlah dua rakaat."
Shahih Muslim 1169: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Muadz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muharib] dia mendnegar [Jabir bin Abdullah] mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membeli untaku, setibanya di Madinah, beliau menyuruhku untuk mendatangi masjid, lalu aku shalat dua rakaat."
Shahih Muslim 1170: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab yaitu Ats Tsaqafi] telah menceritakan kepada kami ['Ubidullah] dari [Wahab bin Kisan] dari [Jabir bin Abdullah] katanya: "Aku pernah berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu peperangan. Ternyata untaku berjalan sangat pelan karena keletihan. Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba sebelumku, sedang aku tiba di waktu sore, lantas aku langsung mendatangi masjid dan aku menemui beliau, ketika itu beliau berada di pintu masjid. beliau bersabda: "Apakah kamu baru datang?" Aku menjawab: "Benar." Beliau bersabda: "Tinggalkanlah untamu, masuklah ke dalam masjid, dan lakukanlah shalat dua rakaat." Jabir berkata: "Maka aku masuk masjid, lalu aku shalat dan pulang."
Shahih Muslim 1171: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Adl Dlahak yaitu Abu 'Ashim] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] bahwa [Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'b] mengabarkan kepadanya, dari ayahnya yaitu [Abdullah bin Ka'b] dan dari pamannya yaitu ['Ubaidullah bin Ka'b] dari [Ka'b bin Malik], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah tiba dari bepergian, melainkan pada siang hari ketika waktu dluha. Jika beliau tiba, maka beliau terlebih dahulu singgah di masjid dan melakukan shalat dua rakaat, kemudian beliau duduk."
Shahih Muslim 1172: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Said Al Jurairi] dari [Abdullah bin Syaqiq], katanya: "Aku berkata kepada ['Aisyah]: "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat dhuha?" Aisyah menjawab: "Tidak pernah, kecuali jika beliau tiba dari safarnya."
Shahih Muslim 1173: Dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Muadz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Kahmas bin Al Hasan Al Qaisi] dari [Abdullah bin Syaqiq] katanya: "Aku bertanya kepada ['Aisyah] "Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat dhuha? Dia menjawab: "Tidak, kecuali jika beliau pulang dari bepergian."
Shahih Muslim 1174: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya: aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah], katanya: "Sama sekali belum pernah aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat sunnah dhuha, namun aku melakukan shalat sunnah dhuha. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan amalan yang sebenarnya beliau suka melakukannya, karena beliau khawatir jangan-jangan para sahabat menirunya sehingga amalan itu diwajibkan."
Shahih Muslim 1175: Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Yazid yaitu Yazid Ar Risyk] telah menceritakan kepadaku [Ma'adzah], ia pernah bertanya kepada ['Aisyah] Radhiyallahu'anha: "Berapa raka'atkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat (sunnah) dhuha?" Aisyah menjawab: "Empat raka'at, namun terkadang beliau menambah sekehendaknya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yazid] dengan sanad seperti ini, Yazid mengatakan: "Sekehendak Allah." (bukan sekehehdaknya -pent).
Shahih Muslim 1176: Dan telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] dari [Said], telah menceritakan kepada kami [Qatadah], bahwa [Ma'adzah Al 'Adawiyah] menceritakan kepada mereka dari ['Aisyah] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan shalat dhuha sebanyak empat rakaat, dan terkadang beliau menambah sekehendak Allah." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ibnu Basyar], semuanya dari [Mu'adz bin Hisyam] katanya: telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dengan sanad seperti ini.
Shahih Muslim 1177: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Abdurrhman bin Abu Laila] katanya: "Tidak ada seorangpun yang mengabariku bahwa ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat dhuha, selain [Ummu Hani`], dialah yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk rumahnya ketika Penaklukan kota Makkah, lalu beliau shalat delapan rakaat, dan aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat yang lebih ringan daripada shalat ketika itu, beliau menyempurnakan rukuk dan sujudnya." Namun dalam haditsnya, Ibnu Basyar tidak menyebutkan ucapannya sama sekali.
Shahih Muslim 1178: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] dan [Muhammad bin Salamah Al Muradi] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] katanya: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abdullah bin Al Harits] bahwa ayahnya yatiu [Abdullah bin Al Harits bin Naufal] mengatakan: "Aku bertanya dan memang aku sangat berkehendak agar seseorang mengabariku, katanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan shalat sunnah dhuha, ternyata aku tidak mendapatkan seorang pun mengabarkan hal itu, selain [Ummu Hani` binti Abu Thalib]. Dia mengabariku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah datang ketika siang agak meninggi, yaitu ketika penaklukan kota Makkah, beliau diberi kain dan beliau pun ditutupi, kemudian beliau mandi. Setelah itu beliau berdiri dan ruku' sebanyak delapan rakaat, saya tidak tahu apakah berdirinya lebih lama ataukah ruku'nya, ataukah sujudnya, semua sepertinya hampir sama." Kata Ummu Hani selanjutnya: "Padahal sebelum dan sesudah itu, aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sunnah dhuha." Al Muradi mengatakan dari Yunus, namun Yunus tidak mengatakan: "Telah mengabariku."
Shahih Muslim 1179: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Abu Nazhr] bahwa [Abu Murrah] mantan budak Ummu Hani` binti Abu Thalib mengabarinya, bahwa ia pernah mendengar [Ummu Hani` binti Abu Thalib] mengatakan: "Aku pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika tahun penaklukan kota Makkah, lalu aku mendapatinya beliau tengah mandi, sementara Fathimah, putrid beliau menutupinya dengan sehelai kain, maka aku mengucapkan salam, beliau lalu bertanya: "Siapakah itu?" Aku menjawab: "Aku, Ummu Hani' binti Abu Thalib." Beliau bersabda: "Selamat datang wahai Ummu Hani`." Selesai mandi, beliau berdiri dan shalat delapan rakaat dengan memakai satu kain. Seusai shalat, aku berkata: "Wahai Rasulullah, Saudaraku, yaitu Ali bin Abu Thalib beranggapan bahwa ia hendak membunuh seseorang yang aku lindungi, yaitu fulan bin Hubairah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku melindungi siapa saja yang engkau lindungi wahai ummu Hani`." Kata Ummu Hani`: "Peristiwa itu terjadi ketika waktu dluha."
Shahih Muslim 1180: Dan telah menceritakan kepadaku [Hajjjaj bin Syair] telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib bin Khalid] dari [Ja'far bin Muhammad] dari [Ayahnya] dari [Abu Murah] mantan budak Aqil, dari [Ummu Hani`], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat delapan raka'at di rumahnya, yaitu ketika penaklukan kota Makkah dengan menyelempangkan kedua ujung kainnya."
Shahih Muslim 1181: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba`i] telah menceritakan kepada kami [Mahdi yaitu Ibnu Maimun] telah menceritakan kepada kami [Washil] mantan budak Abu 'Uyainah dari [Yahya bin 'Uqail] dari [Yahya bin Ya'mar] dari [Abul Aswad Ad Du`ali] dari [Abu Dzarr] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha."
Shahih Muslim 1182: Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Abu Tayyah] telah menceritakan kepadaku [Abu Utsman An Nahdi] dari [Abu Hurairah] katanya: "Sahabat akrabku shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku untuk melakukan tiga hal, puasa tiga hari tiap bulan, dua rakaat dhuha, dan melakukan shalat witir sebelum tidur." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abbas Al Jariri] dan [Abu Syimr Adl Dluba`i] keduanya berkata: Kami mendengar [Abu Utsman An Nahdi] menceritakan dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas. Dan telah menceritakan kepadaku [Sulaiman bin Ma'bad] telah menceritakan kepada kami [Mu'alla bin Asad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Mukhtar] dari [Abdullah bin Danakh] katanya: telah menceritakan kepadaku [Abu Rafi' Ash Shaigh] katanya: Aku mendengar [Abu Hurairah] mengatakan: "Sahabat akrabku Abul Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatikan kepadaku untuk melakukan tiga perkara, lantas ia menyebutkan hadis Abu Utsman dari Abu Hurairah.
Shahih Muslim 1183: Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Adl Dlahak bin Utsman] dari [Ibrahim bin Abdullah bin Hunain] dari [Abu Murrah] mantan budak Ummu Hani` dari [Abu Darda`] katanya: "Kekasihku shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan kepadaku untuk melakukan tiga hal, yaitu agar aku tidak meninggalkan selama hidupku, puasa tiga hari tiap bulan, shalat dhuha dan tidak tidur sebelum shalat witir."
Shahih Muslim 1184: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: aku pernah menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa [Hafsah Umul Mukminin] mengabarinya, bahwa jika Mu'adzin diam dari adzan shalat shubuh, dan shubuhpun telah nampak, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan shalat dua rakaat ringan sebelum shalat ditegakkan." Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Qutaibah] dan [Ibnu Rumh], dari [Al Laits bin Sa'd] (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan ['Ubaidullah bin Sa'id], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ismail] dari [Ayyub] semuanya dari [Nafi'] dengan sanad seperti ini sebagaimana yang dikatakan Malik.
Shahih Muslim 1185: Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Abdullah bin Al Hakam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Zaid bin Muhammad] katanya: aku pernah mendengar [Nafi'] menceritakan dari [Ibnu Umar] dari [Hafsah] katanya: "Jika fajar telah terbit, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melakukan shalat selain dua rakaat ringan." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [An Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan sanad seperti ini.
Shahih Muslim 1186: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abbas] Telah menceritakan kepada kami [Sofyan] dari [Amru] dari [Azzuhri] dari [Salim] dari [ayahnya] telah mengabarkan kepadaku [Hafsah], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jika fajar telah nampak terang baginya, beliau lakukan shalat dua rakaat.
Shahih Muslim 1187: Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah], katanya: "Jika mendengar adzan (shubuh), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dua rakaat fajar dengan meringankan (raka'at) keduanya." Telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Ali yaitu Ibnu Mushir], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar] dan [Abu Kuraib] dan [Ibnu Numair] dari [Abdullah bin Numair], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Waki'], semuanya dari [Hisyam] dengan sanad seperti ini, dan dalam hadis Abu Usamah disebutkan: "Jika fajar telah terbit."
Shahih Muslim 1188: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah], bahwa Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dua rakaat antara adzan dan iqamat pada waktu shalat subuh.
Shahih Muslim 1189: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab], katanya: aku mendengar [Yahya bin Said] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin Abdurrahman] bahwa ia mendengar ['Amrah] menceritakan dari ['Aisyah], bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering shalat dua rakaat fajar dan meringankan raka'atnya hingga aku berkata dalam hari: "Apakah beliau membaca Alfatihah?."
Shahih Muslim 1190: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Muadz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad bin Abdurrahman Al Anshari], ia mendengar [Amrah binti Abdurrahman] dari ['Aisyah] mengatakan: "Jika fajar terbit, maka Rasuullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dua rakaat (ringan) hingga aku membatin: "Apakah beliau membaca surat Al Fatihah?." (karena cepatnya -pent).
Shahih Muslim 1191: Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Said] dari [Ibnu Juraij] katanya: telah menceritakan kepadaku ['Atha`] dari ['Ubaid bin Umair] dari ['Aisyah], bahwa tidak ada shalat sunnah yang lebih di jaga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam daripada dua raka'at sebelum subuh."
Shahih Muslim 1192: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Hafs] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari [Ubaid bin Umair] dari ['Aisyah] katanya: "Aku belum pernah melihat shalat sunnah yang lebih disegerakan untuk dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam daripada dua rakaat sebelum fajar."
Shahih Muslim 1193: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Ghabari] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia seisinya."
Shahih Muslim 1194: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir], katanya: [Ayahku] berkata: telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Zurarah] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda tentang dua rakaat sebelum fajar: "Kedua rakaat itu lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya."
Shahih Muslim 1195: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Abbad] dan [Ibnu Abu Umar], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Muawiyah] dari [Yazid yaitu Ibnu Kaisan] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] bahwa dalam dua raka'at fajarnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Al Kafirun dan Qul Huwallahu ahad (Surat al-ikhlash).
Shahih Muslim 1196: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Fazari yaitu Marwan bin Muawiyah] dari [Utsman bin Hakim Al Anshari], katanya: telah menceritakan kepadaku [Said bin Yasar] bahwa [Ibnu Abbas] mengabarinya: bahwa dalam dua raka'at fajar, tepatnya di raka'at pertama, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca "Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." QS. Albaqarah 136, dan pada rakaat kedua membaca "Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami orang muslim." QS. Ali Imran 52.
Shahih Muslim 1197: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] dari [Utsman bin Hakim] dari [Said bin Yasar] dari [Ibnu Abbas] katanya: "Dalam dua raka'at fajarnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa membaca "Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami." QS. Albaqarah 136, dan yang terdapat dalam surat Ali Imran "Marilah kita menuju kalimat yang sama antara kami dan kalian." QS. Ali Imran: 64. Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] dari [Utsman bin Hakim] dalam sanad ini seperti haditsnya Marwan Al Fazari.
Shahih Muslim 1198: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid yaitu Sulaiman bin Hayyan] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Nu'man bin Salim] dari ['Amru bin Aus], katanya: telah menceritakan kepadaku [Anbasah bin Abu Sufyan] ketika sakitnya yang menyebabkan dia meninggal, dengan hadis yang membuatnya gembira. Katanya: aku mendengar [Ummu Habibah] mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa shalat dua belas rakaat sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga." [Ummu Habibah] berkata: Maka aku tidak akan meninggalkan dua belas rakaat itu semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan [Anbasah] juga berkata: "Maka aku tidak akan meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Ummu Habibah. Dan ['Amru bin Aus] juga berkata: "Aku tidak akan meninggalkannya semenjak aku mendnegarnya dari Anbasah. [Nu'man bin Salim] juga berkata: "Aku tidak akan meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari 'Amru bin Aus. Telah menceritakan kepadaku [Abu Ghassan Al Misma'i] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] telah menceritakan kepada kami [Dawud] dari [Nu'man bin Salim] dengan sanad seperti ini: "Siapa yang shalat sunnah dua belas raka'at dalam sehari, maka akan dibangunkan baginya rumah di dalam surga."
Shahih Muslim 1199: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Nu'man bin Salim] dari ['Amru bin Aus] dari [Anbasah bin Abu Sufyan] dari [Ummu Habibah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga." -Atau dengan redaksi lain- "Melainkan akan dibangunkan baginya rumah di surga." [Ummu Habibah] berkata: "Setelah itu, aku selalu melaksanakan kedua belas rakaat itu." ['Amru] juga berkata: "Aku tidak pernah meninggalkannya setelah itu." [Nu'man] juga mengatakan seperti itu. Dan telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Bisyr] dan [Abdullah bin Hasyim Al 'Abdi] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. [Nu'man bin Salim] mengatakan: telah menceritakan kepadaku, katanya: Aku mendengar ['Amru bin Aus] menceritakan dari [Anbasah] dari [Ummu Habibah] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba muslim berwudhu` kemudian menyempurnakan wudlu'nya, lalu shalat karena Allah setiap harinya…" lalu dia menyebutkan hadits semisalnya.
Shahih Muslim 1200: Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan ['Ubaidullah bin Said] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya yaitu Ibnu Said] dari ['Ubaidullah], katanya: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] katanya: "Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua raka'at sebelum Zhuhur dan dua raka'at setelahnya, dan dua raka'at setelah maghrib dan dua raka'at setelah isya`, dan dua raka'at setelah jumat, adapun (sunnah) maghrib dan isya` dan jumat, aku shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di rumahnya."
Shahih Muslim 1201: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Khalid] dari [Abdullah bin Syaqiq] katanya: aku bertanya kepada ['Aisyah] tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maksudnya shalat sunnahnya, maka dia menjawab: "Beliau shalat di rumahku empat raka'at sebelum zhuhur, kemudian keluar dan shalat mengimami manusia, seusai shalat, beliau melaksanakan dua raka'at sunnah, dan setelah mengimami shalat maghrib, beliau masuk dan shalat dua rakaat, kemudian mengimami sahabat untuk shalat isya`, dan masuk rumahku untuk mengerjakan shalat dua rakaat, dan beliau shalat malam sebanyak sembilan rakaat termasuk witirnya, beliau mendirikan shalat malam sekian lama sambil berdiri, dan juga shalat malam sekian lama sambil duduk, jika beliau membaca dengan berdiri, beliau ruku dan sujud dengan berdiri, jika beliau membaca sambil duduk, maka beliau ruku dan sujud dengan duduk, jika fajar telah terbit, maka beliau shalat (sunnah) dua rakaat."
Shahih Muslim 1202: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Budail] dan [Ayyub] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari ['Aisyah] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa shalat malam sekian lama, jika beliau shalat dengan berdiri, maka beliau ruku' dengan berdiri, dan jika beliau shalat dengan duduk, maka beliau ruku' dengan duduk." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Budail] dari [Abdullah bin Syaqiq], katanya: "Aku pernah mengeluhkan nyeri, maka aku shalat dengan duduk, maka aku tanyakan hal itu kepada ['Aisyah], dia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah shalat malam sekian lama sambil duduk, lalu ia menyebutkan haditnya."
Shahih Muslim 1203: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muadz bin Muadz] dari [Humaid] dari [Abdullah bin Syaqiq Al 'Uqaili] katanya: "Aku pernah bertanya kepada ['Aisyah] tentang shalat (sunnah) nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Aisyah menjawab: "Beliau biasa melakukan shalat malam sekian lama sambil berdiri, dan beliau juga biasa melakukan shalat sekian lama sambil duduk, jika beliau membaca sambil berdiri, maka beliau ruku' dengan berdiri, dan jika beliau membaca sambil duduk, maka beliau ruku' sambil duduk."
Shahih Muslim 1204: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [Hisyam bin Hassan] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abdullah bin Syaqiq Al 'Uqaili], katanya: "Aku pernah bertanya kepada ['Aisyah] tentang shalat (sunnah) nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memperbanyak shalatnya, baik dengan berdiri maupun duduk, jika beliau buka shalatnya sambil berdiri, maka beliau ruku' dengan berdiri, dan jika beliau buka shalatnya dengan duduk, maka beliau lakukan ruku'nya dengan duduk."
Shahih Muslim 1205: Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Rabi' Az Zahrani] telah mengabarkan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Zaid], katanya: (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi'] telah menceritakan kepada kami [Mahdi bin Maimun], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] semuanya dari [Hisyam bin Urwah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] sedangkan lafadz (hadits) darinya, dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam Ibn 'Urwah], katanya: telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] dari ['Aisyah] katanya: "Aku belum pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan duduk, hingga ketika beliau telah lanjut usia, beliau membaca sambil duduk, jika bacaan beliau tinggal tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau berdiri dan membaca, lalu beliau ruku'."
Shahih Muslim 1206: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya: aku menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Abdullah bin Yazid] dan [Abu Nadlr] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari ['Aisyah], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat dengan duduk, lalu beliau membaca dengan duduk, jika bacaan beliau tinggal sekitar tiga puluh atau empat puluh ayat, beliau berdiri sambil membaca dengan berdiri, kemudian beliau ruku' lalu sujud, beliau juga melakukan yang demikian pada rakaat ketiga."
Shahih Muslim 1207: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim]. [Abu Bakar] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Ismail bin 'Ulayyah] dari [Al Walid bin Abu Hisyam] dari [Abu Bakar bin Muhammad] dari ['Amrah] dari ['Aisyah] katanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (dalam shalat) dengan duduk, jika beliau hendak ruku', beliau berdiri seukuran seseorang membaca empat puluh ayat."
Shahih Muslim 1208: Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Alqamah bin Waqqash] katanya: aku berkata kepada ['Aisyah]: "Bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan (shalat) dua rakaat dengan duduk?" 'Aisyah berkata: "Beliau membaca pada keduanya, jika beliau hendak ruku', beliau berdiri kemudian ruku'."
Shahih Muslim 1209: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sa'id Al Jurairi] dari [Abdulah bin Syaqiq], katanya: saya bertanya kepada ['Aisyah]: "Pernahkah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan duduk?" 'Aisyah menjawab: "Benar, setelah beliau merasa dirinya lemah karena lanjut usia." Dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Kahmas] dari [Abdullah bin Syaqiq] katanya: Aku bertanya kepada ['Aisyah], lalu ia menyebutkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits semisal.
Shahih Muslim 1210: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] dan [Harun bin Abdullah], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] katanya: [Ibn Juraij] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Utsman bin Abu Sulaiman], bahwa [Abu Salamah bin Abdurrahman] mengabarinya, bahwa ['Aisyah] pernah mengabarinya, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak meninggal, hingga sekian banyak shalatnya beliau lakukan dengan duduk."
Shahih Muslim 1211: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] dan [Hasan Al Halwani], keduanya dari [Zaid]. [Hasan] berkata: telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Habab] telah menceritakan kepadaku [Adl Dlahak bin Utsman] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin 'Urwah] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah], katanya: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berusia lanjut dan gemuk, maka kebanyakan shalat yang beliau lakukan sambil duduk."
Shahih Muslim 1212: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya, Pernah aku menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Ibn Syihab] dari [Saib bin YAzid] dari [Muththalib bin Abi Wada'ah Assahmi] dari [Hafsah], katanya, belum pernha kulihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat sunnahnya beliau lakukan dengan duduk, hingga setahun sebelum wafatnya, beliau lakukan shalat sunnahnya dengan duduk, beliau baca sebuah surat dan beliau baca dengan tartil, hingga melebihi panjang daripada yang pernah beliau baca dengan panjang. Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Tahir] dan [Harmalah], kata keduanya, Telah mengabarkan kepada kami [Ibn Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] --Lewat jalur periwayatan lain-Dan Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abd bin humaid], kata keduanya, Telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] Telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar], kesemuanya dari [Azzuhri] dengan isnad ini semisalnya hanya keduanya katakan, setahun atau dua tahun sebelum kewafatannya.
Shahih Muslim 1213: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Hasan bin Shalih] dari [Simak], katanya: telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Samurah] bahwa tidaklah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat hingga kebanyakan shalatnya, beliau lakukan dengan duduk."
Shahih Muslim 1214: Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Abu Yahya] dari [Abdullah bin 'Amru] katanya: diceritakan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat seseorang yang dilakukanya dengan duduk, memperoleh separoh pahala shalat (dengan berdiri)." Abdullah bin 'Amru berkata: Lalu aku menemui beliau, ternyata aku mendapati beliau shalat dengan duduk, lalu aku meletakkan tanganku diatas kepalanya, maka beliau bersabda: "Apa urusanmu wahai Abdullah bin 'Amru?" Aku menjawab: "Disampaikan kepadaku wahai Rasulullah, bahwa engkau bersabda: "Shalat seseorang dengan duduk mendapat separoh pahala shalat dengan berdiri, " lalu kenapa engkau shalat dengan duduk?" Beliau menjawab: "Benar, namun aku tidak seperti kalian." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar], semuanya dari [Muhmamad bin Ja'far] dari [Syubah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnul Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan], keduanya dari [Manshur] dengan sanad ini dan dalam periwayatan Syu'bah, dari Abu Yahya Al A'raj.
Shahih Muslim 1215: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: aku setorkan hapalan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat malam sebelas rakaat, beliau akhiri dengan satu rakaat witir. Jika beliau selesai, beliau berbaring diatas lambung sebelah kanan hingga datang muadzin, lalu beliau melakukan dua rakaat (sunnah) ringan."
Shahih Muslim 1216: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ibn Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Al Harits] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari ['Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat antara habis shalat isya' yang biasa disebut 'atamah hingga waktu fajar. Beliau melakukan sebelas rakaat, setiap dua rakaat beliau salam, dan beliau juga melakukan witir satu rakaat. Jika muadzin shalat fajar telah diam, dan fajar telah jelas, sementara muadzin telah menemui beliau, maka beliau melakukan dua kali raka'at ringan, kemudian beliau berbaring diatas lambung sebelah kanan hingga datang muadzin untuk iqamat." Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dengan sanad hadits ini. Harmalah juga membawakan hadits semisalnya, hanya saja ia tidak menyebutkan redaksi "Ketika fajar telah jelas, dan muadzin menemui beliau." Dia juga tidak menyebutkan "iqamat" dan semuanya sama seperti haditsnya 'Amru.
Shahih Muslim 1217: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Ayahnya] dari ['Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa shalat malam tiga belas rakaat, dengan lima rakaat witir, beliau tidak pernah melakukan sambil duduk selain di akhir (hayatnya)." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Sulaiman], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Usamah], semuanya dari [Hisyam] dengan sanad hadits ini."
Shahih Muslim 1218: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Irak bin Malik] dari ['Urwah], bahwa ['Aisyah] mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat tiga belas rakaat dengan dua rakaat fajar.
Shahih Muslim 1219: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] katanya: aku menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Said bin Abu Said Al Maqbari] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa dia pernah bertanya kepada ['Aisyah]: "Bagaimanakah shalat (sunnah) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan?" Aisyah menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat sunnah baik ketika Ramadhan atau diluar ramadhan tak lebih dari sebelas rakaat, beliau mengerjakan empat rakaat, kamu tidak usah menanyakan kualitas dan panjangnya shalat beliau, setelah itu beliau mengerjakan empat rakaat, kamu tidak usah menanyakan kualitas dan panjangnya shalat beliau, kemudian beliau shalat tiga rakaat." Aisyah berkata: lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum witir? Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, kedua mataku memang tidur, namun hatiku tidak."
Shahih Muslim 1220: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] telah menceritakan kepada kami [Hisyam], dari [Yahya] dari [Abu Salamah] katanya: "Aku pernah bertanya kepada ['Aisyah] tentang shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aisyah menjawab: "Beliau melakukan shalat tiga belas rakaat, beliau shalat delapan rakaat kemudian witir, setelah itu beliau shalat dua rakaat dengan duduk. Jika beliau hendak ruku', maka beliau berdiri dahulu lalu ruku', setelah itu beliau shalat dua rakaat antara (adzan) dan iqamat shalat subuh." Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Syaiban] dari [Yahya] katanya: "Aku pernah mendengar [Abu Salamah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Bisyr Al Hariri] telah menceritakan kepada kami [Muawiyah yaitu Ibnu Sallam] dari [Yahya bin Abu Katsir] katanya: telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah] bahwa ia bertanya kepada ['Aisyah] tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti hadits di atas, hanya dalam hadisnya disebutkan dengan redaksi "Sembilan rakaat sambil berdiri, termasuk dengan witirnya."
Shahih Muslim 1221: Telah menceritakan kepada kami ['Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abdullah bin Abu Labid] ia mendengar [Abu Salamah], katanya: Aku pernah menemui ['Aisyah] seraya berkata: "Wahai bunda, beritahukanlah kepadaku tentang shalat (malam) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!" Dia menjawab: "Beliau biasa mengerjakan shalat (malam) baik dibulan Ramadhan atau selainnya sebanyak tiga belas rakaat, termasuk dua rakaat fajar."
Shahih Muslim 1222: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Hanzhalah] dari [Al Qasim bin Muhammad] katanya: "Aku pernah mendengar ['Aisyah] mengatakan: "Shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sepuluh rakaat, beliau melakukan witir dengan sekali sujud, dan beliau juga melakukan dua rakaat fajar, hingga jumlahnya menjadi tiga belas rakaat."
Shahih Muslim 1223: Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Ishaq] katanya: Aku bertanya kepada [Al Aswad bin Yazid] dari segala yang diceritakan oleh ['Aisyah] tentang shalat (malam) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur di awal malam, dan beliau hidupkan (beliau lakukan aktivitas) di akhir malamnya, jika beliau mempunyai hajat kepada isterinya, beliau lakukan hajatnya, kemudian beliau tidur. Jika panggilan (adzan) pertama telah diserukan, Aisyah melanjutkan: beliau langsung bergegas." Demi Allah, Aisyah tidak menggunakan menyebutkan "Sambil berdiri", setelah itu beliau mengguyurkan air. Demi Allah, Aisyah tidak menyebutkan dengan redaksi "Mandi." Dan aku mengetahui apa yang kamu inginkan, kalaulah beliau tidak junub, maka beliau berwudlu sebagaimana wudlu seseorang untuk shalat, kemudian beliau mengerjakan shalat dua rakaat."
Shahih Muslim 1224: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami ['Ammar bin Zuraiq] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari ['Aisyah], katanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa shalat malam hingga akhir shalat yang beliau lakukan adalah witir."
Shahih Muslim 1225: Telah menceritakan kepadaku [Hannad bin As Sarri] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Asy'ats] dari [Ayahnya] dari [Masruq] katanya: "Aku bertanya kepada ['Aisyah] tentang amalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aisyah menjawab: "Beliau menyukai (amalan) yang dikerjakan secara rutin." Masruq berkata: Aku bertanya: "Tepatnya kapan beliau shalat?" Aisyah menjawab: "Jika beliau telah mendengar seorang muadzin (menyerukan adzan), maka beliau bergegas berdiri dan shalat."
Shahih Muslim 1226: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Bisyr] dari [Mis'ar] dari [Sa'd] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah] dia berkata: "Aku tidak menemukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sahur pertama (akhir malam sebelum terbit fajar -pent) di rumahku -atau disisiku- selain kutemukan beliau dalam keadaan tidur."
Shahih Muslim 1227: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Nashr bin Ali] dan [Ibnu Abu Umar]. [Abu Bakar] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abu Nadlr] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah] katanya: "Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat dua rakaat fajar, dan aku sudah bangun, maka beliau akan mengajakku berbincang-bincang, jika aku belum bangun, maka beliau tidur lagi." Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ziyad bin Sa'd] dari [Ibn Abu Attab] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya.
Shahih Muslim 1228: Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Tamim bin Salamah] dari ['Urwah bin Zubair] dari ['Aisyah] katanya: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam, dan telah melaksanakan shalat witir, maka beliau berseru: "Witirlah wahai 'Aisyah!"
Shahih Muslim 1229: Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Said Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] dari [Rabi'ah bin Abu Abdurrahman] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat malam, sementara 'Aisyah melintang di depannya, jika hendak witir, Rasulullah membangunkan 'Aisyah, lantas 'Aisyah melaksanakan shalat witir.
Shahih Muslim 1230: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Abu Ya'fur, namanya adalah Waqid] dan gelarnya adalah Waqdan, (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Muawiyah] dari [Al A'masy], keduanya dari [Muslim] dari [Masruq] dari ['Aisyah] katanya: "Pada setiap malam, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan witir, dan witirnya beliau lakukan hingga tiba waktu sahur."
Shahih Muslim 1231: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Zuhair bin Harb], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Husain] dari [Yahya bin Watsab] dari [Masruq] dari ['Aisyah] katanya: "Pada setiap malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan witir di awal malam, pertengahannya dan akhir malam, dan witirnya berakhir hingga tiba waktu sahur."
Shahih Muslim 1232: Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Hujr] telah menceritakan kepada kami [Hassan Qadli Kirman] dari [Sa'id bin Masruq] dari [Abu Dluha] dari [Masruq] dari ['Aisyah] katanya: "Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan witir, dan witirnya berakhir hingga akhir malam."
Shahih Muslim 1233: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anzi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Said] dari [Qatadah] dari [Zurarah], bahwa [Sa'd bin Hisyam bin Amir] hendak berangkat berperang fi sabilillah. Ia lalu tiba di kota Madinah dan hendak menjual lahan pilihannya di Madinah untuk ia belikan senjata dan kuda perang, supaya dapat memerangi Romawi hingga mati. Seketika ia tiba di Madinah, ia menemui beberapa orang Madinah. Rupanya mereka melarang menjual lahan miliknya, mereka lalu mengabarinya bahwa pada saat Nabiyullah masih hidup, enam orang berniat seperti itu, namun Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarangnya, beliau bersabda: "Bukankah dalam diriku terdapat teladan yang baik untukmu?" Setelah mereka menceritakan hal itu kepada Sa'd, lantas Sa'd kembali merujuk isterinya yang sebelumnya telah dicerai, setelah itu ia bertanya kepada Ibnu Abbas tentang witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Abbas menjawab: "Maukah kuberitahukan kepadamu kepada orang yang paling tahu tentang witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Sa'ad bertanya: "Siapa? Ibnu Abbas menjawab: " ['Aisyah], datanglah kepadanya, dan bertanyalah, setelah itu datanglah kekadaku, dan beritahukanlah jawabannya kepadaku." Maka aku berangkat menemuinya, dan kudatangi Hakim bin Aflah, dan kuminta dia untuk menemui 'Aisyah. rupanya dia menjawab: "Saya bukan orang yang dekat dengan Aisyah, sebab aku pernah melarang beliau Aisyah untuk berkomentar terhadap sesuatu mengenai dua kubu kaum muslimin yang bertikai. Ternyata Aisyah enggan, dan terus berkomentar tentang dua kubu tersebut." Sa'ad berkata: "Aku pun bersumpah atasnya, hingga Hakim bersedia untuk menemuinya. Kami terus berangkat menuju Aisyah, kami meminta ijin dan Aisyah memberi ijin kepada kami, akhirnya kami menemui beliau. 'Aisyah bertanya: "Apa benar ini Hakim?" Rupanya Aisyah mengenalnya. Hakim menjawab: "Benar." Aisytah bertanya: "Lalu siapa yang bersamamu?" Hakim menjawab: "Dia adalah Sa'd bin Hisyam." Aisyah bertanya lagi: "Hisyam siapa?." Hakim menjawab: "Hisyam bin 'Amir." Akhirnya 'Aisyah tahu dan bersikap simpati terhadapnya sembari berujar: "Baiklah, kalau begitu." -Qatadah berkata: Hisyam bin Amir gugur ketika perang Uhud- lantas aku (Saad) bertanya: "Wahai Ummul mukminin, beritahukanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!.' 'Aisyah menjawab: "Bukankah engkau telah membaca Alquran?" Aku menjawab: "Benar, " Aisyah berkata: "Akhlak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Al Quran." Sa'd berkata: "Mendengar itu, aku hendak berdiri dan tidak akan bertanya lagi tentang sesuatu kepada seseorang hingga aku meninggal, kemudian muncul dibenakku, lalu aku bertanya: "Beritahukanlah kepadaku tentang shalat malamnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" 'Aisyah balik bertanya: "Bukankah engkau pernah membaca surat Al Muzammil? Aku menjawab: "Benar" Kata Aisyah: "Allah Azza wa Jalla pernah mewajibkan qiyamullail (shalat malam) di awal surat ini turun, sehingga Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya mendirikannya selama setahun, dan Allah menahan penutupnya di langit selama dua belas bulan hingga Allah turunkan akhir surat ini sebagai bentuk keringanan, sehingga shalat malam menjadi sunnah setelah diwajibkan. Kata Sa'ad: "Wahai Ummul mukminin, beritahukanlah kepadaku tentang witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam! Jawabnya: "Kami dulu sering mempersiapkan siwaknya dan bersucinya, setelah itu Allah membangunkannya sekehendaknya untuk bangun malam. Beliau lalu bersiwak dan berwudhu` dan shalat sembilan rakaat. Beliau tidak duduk dalam kesembilan rakaat itu selain pada rakaat kedelapan, beliau menyebut nama Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, kemudian beliau bangkit dan tidak mengucapkan salam. Setelah itu beliau berdiri dan shalat untuk rakaat ke sembilannya. Kemudian beliau berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, lalu beliau mengucapkan salam dengan nyaring agar kami mendengarnya. Setelah itu beliau shalat dua rakaat setelah salam sambil duduk, itulah sebelas rakaat wahai anakku. Ketika Nabiyullah berusia lanjut dan beliau telah merasa kegemukan, beliau berwitir dengan tujuh rakaat, dan beliau lakukan dalam dua rakaatnya sebagaimana yang beliau lakukan pada yang pertama, maka itu berarti sembilan wahai anakku. Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, maka beliau suka dikerjakan secara terus menerus (kontinyu). Jika beliau ketiduran atau sedang sakit sehingga tidak dapat melakukannya di malam hari, maka beliau shalat di waktu siangnya sebanyak dua belas rakaat, seingatku Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah membaca satu mushaf (keseluruhan Alquran) dalam satu malam, tidak pula shalat malam hingga subuh, tidak pula pula puasa sebulan penuh selain bulan Ramadhan." Kata Sa'ad: "Setelah itu aku berangkat menemui Ibnu Abbas, aku lalu menceritakan kepadanya tentang haditsnya tersebut, Ibnu Abbas lalu berkata: "Aisyah benar." Kalaulah aku mendekatinya atau menemuinya, tentu aku menemuinya hingga berhadapan satu sama lain untuk menyampaikan hadits tersebut. Sa'ad melanjutkan: Aku berkata: "Sekiranya aku tahu bahwa engkau tidak menemuinya, tentu tidak aku ceritakan kepadamu hadits tersebut." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsannana] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [Ayahku] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Abu Aufa] dari [Sa'id bin Hisyam], bahwa ia pernah mencerai isterinya, kemudian ia berangkat ke Madinah untuk menjual lahan pilihannya, lantas ia menyebutkan hadits yang serupa. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Said bin Abu Arubah] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] bahwa ia mengatakan: aku pergi menemui Abdullah bin Abbas dan bertanya kepadanya tentang shalat witir, lalu ia menyebutkan hadis beserta kisahnya, dan dalam haditsnya, dia menyebutkan: Aisyah bertanya: 'Hisyam siapa?" Aku menjawab: "Ibnu 'Amir." Kata 'Aisyah: "Dia adalah sebaik-baik orang." Amir gugur dalam perang Uhud. Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya dari [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa], bahwa [Sa'd bin Hisyam] adalah tetangganya, lantas Sa'd mengabarkan kepadanya bahwa ia telah mencerai isterinya dan ia kisahkan hadis semakna hadis Sa'id, dalam redaksinya disebutkan: Aisyah berkata: "Hisyam siapa?" Sa'd menjawab: "Hisyam bin Amir. Aisyah menjawab: "Dia adalah sebaik-baik orang, ia gugur ketika berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada perang Uhud." Dan dalam hadits tersebut disebutkan: "Maka Hakim bin Aflah berujar: "Kalaulah aku tahu bahwa engkau tidak menemuinya, tentu aku tidak menceritakan hadits ini kepadamu."
Shahih Muslim 1234: Telah menceritakan kepada kami [Said bin Manshur] dan [Qutaibah bin Said], semuanya dari [Abu 'Awanah], [Said] mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah], bahwa apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketinggalan shalat malam karena sakit atau lainnya, maka beliau melaksanakan shalat pada siangnya sebanyak dua belas rakaat.
Shahih Muslim 1235: Dan telah menceritakan kepada kami [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Isa yaitu Ibnu Yunus], dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Zurarah] dari [Sa'd bin Hisyam Al Anshari] dari ['Aisyah] katanya: "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan suatu aktivitas, maka beliau berusaha melanggengkannya (menjadikan abadi, rutin), jika beliau ketiduran malam hari atau sakit, maka beliau melaksanakan shalat dua belas raka'at di siang harinya." 'Aisyah melanjutkan: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam hingga pagi hari, dan beliau juga tidak pernah berpuasa sebulan penuh secara turut berturut selain bulan Ramadhan."
Shahih Muslim 1236: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] dan [Harmalah], keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'ib bin Yazid] dan ['Ubaidullah bin Abdillah], keduanya mengebarkan kepadanya, dari [Abdurrahman bin Abdul Qari`], katanya: aku mendengar [Umar bin Khattab] mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang ketiduran dari hizib (bacaan alquran) atau sesuatu daripadanya, lantas ia membacanya ketika diantara shalat fajar (subuh) dan shalat zhuhur, maka akan dicatat baginya sebagaimana ia membacanya ketika malam hari."
Shahih Muslim 1237: Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ibnu Numair] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ismail yaitu Ibnu 'Ulayyah] dari [Ayyub] dari [Al Qasim Asy Syaibani] bahwa [Zaid bin Arqam] pernah melihat suatu kaum yang tengah mengerjakan shalat dluha, lalu dia berkata: "Tidakkah mereka tahu bahwa shalat diluar waktu ini lebih utama? sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat awwabin (orang yang bertaubat) dikerjakan ketika anak unta mulai beranjak karena kepanasan."
Shahih Muslim 1238: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam bin Abu Abdullah] katanya: telah menceritakan kepada kami [Al Qasim Asy Syaibani] dari [Zaid bin Arqam] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berangkat menemui penduduk Quba' ketika mereka tengah mengerjakan shalat, lalu beliau bersabda: "Shalat awwabin (orang yang bertaubat) dikerjakan ketika anak unta mulai beranjak karena kepanasan."
Shahih Muslim 1239: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya], katanya: aku menyetorkan hapalan kepada [Malik] dari [Nafi'] dan [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar], bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang shalat malam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat malam dua-dua, jika salah seorang diantara kalian khawatir tibanya waktu shalat subuh, maka shalat witirlah satu raka'at."
Shahih Muslim 1240: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan ['Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb], [Zuhair] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Zuhri] dari [Salim] dari [Ayahnya] ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Abbad] dan lafadz miliknya, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami ['Amru] dari [Thawus] dari [Ibnu Umar], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ayahnya] bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang shalat malam, beliau menjawab: "Dua-dua, jika engkau khawatir tiba waktu shalat subuh, maka witirlah satu rakaat."
Shahih Muslim 1241: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahab] telah mengabarkan kepadaku ['Amru] bahwa [Ibnu Syihab], telah menceritakannya kepadanya, bahwa [Salim bin Abdullah bin Umar] dan [Humaid bin Abdurrahman bin 'Auf], keduanya menceritakan kepadanya dari [Abdullah bin Umar bin Khattab], dia mengatakan: "Seorang laki-laki berdiri dan berkata: "Wahai Rasulullah, Bagaimanakah tata cara shalat malam?" Beliau menjawab: "Shalat malam dua-dua, jika kamu khawatir tiba awaktu subuh, maka witirlah sekali (satu raka'at)."
Shahih Muslim 1242: Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Rabi' Az Zarani] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan [Budail] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Abdullah bin Umar], bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika itu aku berada diantara beliau dan penanya: "Wahai Rasulullah, bagaimanakah tata cara shalat malam?" Beliau menjawab: "Dua-dua, jika kamu khawatir tiba waktu shalat subuh, maka (witirlah) satu rakaat, dan jadikanlah akhir shalatmu witir." Tidak beberapa lama, seorang laki-laki yang telah mengakhiri masa berkabungnya bertanya kepada beliau, ketika itu aku masih disisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku tidak tahu, apakah yang bertanya laki-laki tadi ataukah laki-laki lain, dia bertanya kepada beliau seperti sebelumnya." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Kamil] telah menceritakan kepadaku [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan [Budail] dan ['Imran bin Hudair] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Ibnu Umar], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Ghubari] dan telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dan [Zubair bin Khirrit] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Ibnu Umar] katanya: "Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam..." lantas keduanya menyebutkan hadits semisalnya, dan dalam hadis keduanya tak ada kalimat "Kemudian seorang laki-laki yang telah mengakhiri masa berkabungnya bertanya kepada beliau."
Shahih Muslim 1243: Dan telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] dan [Suraij bin Yunus] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Ibnu Abu Za`idah] telah mengabarkan kepadaku [Ashim Al Ahwal] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dahuluilah subuh kalian dengan (shalat) witr."
Shahih Muslim 1244: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Said] telah menceritakan kepada kami [Laits], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibn Rumh] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] berkata: "Barangsiapa mengerjakan shalat malam, hendaknya ia menjadikan akhir shalatnya witir, sebab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh yang demikian."
Shahih Muslim 1245: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada kami [Ibn Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Ibnu Al Mutsanna] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya], semuanya dari ['Ubaidullah], dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jadikanlah akhir shalat malam kalian dengan witir."
Shahih Muslim 1246: Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] katanya: [Ibn Juraij] mengatakan: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] mengatakan: "Barangsiapa shalat malam, hendaknya ia menjadikan akhir shalatnya adalah witir sebelum (tiba waktu) subuh, demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat."
Shahih Muslim 1247: Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abu Tayyah] katanya: telah menceritakan kepadaku [Abu Mijlaz] dari [Ibnu Umar] katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Witir adalah satu rakaat yang dilakukan di akhir malam."
Shahih Muslim 1248: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basyar], kata [Ibnul Mutsanna]: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Abu Mijlaz] katanya: Aku mendengar [Ibnu Umar] menceritakan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Witir adalah satu rakaat yang dilakukan di akhir malam."
Shahih Muslim 1249: Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu Mijlaz] katanya: aku bertanya kepada [Ibnu Abbas] tentang witir, dia menjawab: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Satu rakaat dari akhir (shalat) malam."dan saya bertanya kepada [Ibnu Umar] maka beliau menjawab: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Satu rakaat dari akhir (shalat) malam."
Shahih Muslim 1250: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] dan [Harun bin Abdullah], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Al Walid bin Katsir] katanya: telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin Umar], bahwa [Ibnu Umar] menceritakan kepada mereka, bahwa seorang laki-laki menyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau berada di dalam masjid: "Wahai Rasulullah, bagaimana aku melakukan witir di shalat malam?" Beliau menjawab: "Barangsiapa shalat (malam), maka shalatlah dua raka'at-dua raka'at, jika ia khawatir akan tiba (waktu shalat) subuh, hendaklah ia bersujud sekali sujud (satu raka'at), yang berarti sujudnya (raka'atnya) sebagai witir shalat yang telah ia lakukan." Abu Kuraib menyatakan 'Ubaidullah bin Abdullah dan tidak menyandangkan lafadz Ibnu Umar.
Shahih Muslim 1251: Telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Hisyam] dan [Abu Kamil] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Anas bin Sirin] ia berkata: Saya bertanya kepada [Ibnu Umar], "Bagaimana menurutmu tentang shalat sunnah sebelum shalat Ghadat (Shubuh), apakah saya memanjangkan bacaannya?" Ibnu Umar menjawab, "Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam dua raka'at dua raka'at dan witir satu raka'at." Anas bin Sirin berkata: Saya berkata: "Bukan ini yang saya tanyakan padamu." Ibnu Umar berkata: "Kamu ini benar-bernar seorang yang besar tubuhnya, apakah kamu meninggalkanku membacakan hadits bahwasanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam dua raka'at dua raka'at dan shalat witir satu raka'at. Kemudian beliau shalat dua raka'at sebelum shalat Ghadat (Shubuh), dan sepertinya adzan telah berdengung di kedua telinganya." Khalaf berkata: "Bagaimana pendapat Anda mengenai dua raka'at sebelum Shubuh?" ia tidak menyebutkan kata Shalat. Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Anas bin Sirin] ia berkata: Saya bertanya kepada [Ibnu Umar] hadits yang semisal. Dan ia menambahkan: "Dan beliau shalat witir satu raka'at di akhir malam." Dan di dalamnya juga terdapat ungkapan: "Bah..bah.., kamu ini benar-benar seorang yang besar tubuhnya."
Shahih Muslim 1252: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata: saya mendengar [Uqbah bin Huraits] ia berkata: saya mendengar [Ibnu Umar] menceritakan bahwasanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at. Jika kamu telah merasa bahwa waktu Shubuh akan segera masuk, maka shalat witirlah dengan satu raka'at." Kemudian ditanyakanlah kepada Ibnu Umar, "Apa artinya dua-dua?" Ibnu Umar menjawab, "Yaitu, kamu mengucapkan salam setiap dua raka'at."
Shahih Muslim 1253: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la bin Abdul A'la] dari [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat witirlah kalian sebelum masuk waktu Shubuh."
Shahih Muslim 1254: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepadaku [Ubaidullah] dari [Syaiban] dari [Yahya] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Nadlrah Al 'Awaqi] bahwa [Abu Sa'id] telah mengabarkan kepada mereka, bahwa mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai shalat witir, maka beliau bersabda: "Shalat witirlah kalian sebelum Shubuh."
Shahih Muslim 1255: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hafsh] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia melakukan witir di awal malam. Dan siapa yang berharap mampu bangun di akhir malam, hendaklah ia witir di akhir malam, karena shalat di akhir malam disaksikan (oleh para malaikat) dan hal itu adalah lebih afdlal (utama)." Abu Mu'awiyah berkata: "Mahdlurah (dihadiri oleh para malaikat)."
Shahih Muslim 1256: Dan telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Syabib] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin A'yan] Telah menceritakan kepada kami [Ma'qil] ia adalah Ibnu Ubaidullah, dari [Abu Zubair] dari [Jabir] ia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia witir dan baru kemudian tidur. Dan siapa yang yakin akan terbangun di akhir malam, hendaklah ia witir di akhir malam, karena bacaan di akhir malam dihadiri (oleh para Malaikat) dan hal itu adalah lebih utama."
Shahih Muslim 1257: Telah menceritakan kepada kami [Abdu Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Ashim] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abu Zubair] dari [Jabir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat yang paling Afdlal (utama) adalah shalat yang lama berdirinya."
Shahih Muslim 1258: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abi Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya, "Shalat (malam) yang bagaimanakah yang paling utama?" beliau menjawab: "(Yaitu shalat malam) yang paling lama berdirinya." Abu Bakr berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy.
Shahih Muslim 1259: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu ia memohon kebaikan kepada Allah 'azza wajalla baik kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam."
Shahih Muslim 1260: Dan telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Syabib] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin A'yan] telah menceritakan kepada kami [Ma'qil] dari [Abu Zubair] dari [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di antara waktu malam itu terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim menemui saat itu dan memohon kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan memperkenankannya."
Shahih Muslim 1261: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Abdullah Al Agharr] dan dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rabb Tabaraka wa Ta'la turun ke langit dunia pada setiap malam, yakni saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman, 'Siapa yang berdo'a kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan dan siapa yang memohon ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.'"
Shahih Muslim 1262: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] ia dalah Ibnu Abdurrahman Al Qariy, dari [Suhail bin Abu Shalih] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Allah turun ke langit dunia pada setiap malamnya, yaitu saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman, 'Aku adalah Raja, Aku adalah Raja, Siapa yang berdo'a padaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan dan siapa yang meminta ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.' Keadaan itu berlangsung hingga tiba waktu."
Shahih Muslim 1263: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Abul Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika pertengahan malam atau sepertiga malam telah berlalu, Allah Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia dan berfirman, 'Adakah orang yang meminta hingga diberi, adakah orang yang berdo'a hingga dikabulkan, dan adakah orang yang memohon ampun hingga dosanya diampuni.' Demikian itu terjadi hingga waktu Shubuh datang."
Shahih Muslim 1264: Telah menceritakan kepadaku [Hajjaj bin Sya'ir] telah menceritakan kepada kami [Muhadlir Abul Muwarri'] Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Sa'id] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Marjanah] ia berkata: saya mendengar [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah turun ke langit dunia pada pertengahan atau sepertiga malam terakhir seraya berfirman, 'Siapa yang memohon kepadaKu, niscya akan Aku perkenankan permohonannya, atau siapa yang meminta padaKu, niscaya akan Aku beri.' Kemudian Dia berfirman, 'Siapakah yang dapat berbuat ketaatan tanpa kefakiran atau kezhaliman? '" Muslim berkata: Ibnu Marjanah adalah Sa'id bin Abdullah, dan Marjanah adalah ibunya. Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] dari [Sa'd bin Sa'id] dengan sanad-sanad ini. Dan ia menambahkan, "Kemudian (Allah) Tabaraka wa Ta'ala membentangkan kedua tanganNya seraya berfirman, 'Siapakah yang berbuat ketaatan tanpa kefakiran atau kezhaliman? '"
Shahih Muslim 1265: Telah menceritakan kepada kami [Utsman] dan [Abu Bakr] keduanya adalah anak dari Abu Syaibah dan [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] sedangkan lafazhnya dari Ibnu Abu Syaibah, [Ishaq] berkata: telah mengabarkan kepada kami -sementara dua orang yang lain- berkata: Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Ishaq] dari [Al Agharr Abu Muslim] ia meriwayatkannya dari [Abu Sa'id] dan [Abu Hurairah] keduanya berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menunda hingga sepertiga malam pertama berlalu, Dia pun turun ke langit dunia dan berfirman, 'Adalah orang yang meminta ampun? Adakah orang yang bertaubat? Adakah orang yang meminta? Adakah orang yang memohon? ' hingga fajar terbit." Dan Telah menceritakannya kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dengan sanad-sanad ini, hanya saja hadits Manshur lebih lengkap dan banyak.
Shahih Muslim 1266: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Humaid bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan shalat pada malam bulan Ramadlan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni."
Shahih Muslim 1267: Telah menceritakan kepada kami ['Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan motivasi untuk mengerjakan (shalat pada malam) Ramadlan dengan tidak mewajibkannya. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan (shalat pada malam) Ramadlan dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, sementara perkara itu tetap seperti itu. Demikian pula pada kekhilafahan Abu Bakar hingga permulaan kekhilafahan Umar.
Shahih Muslim 1268: Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Yahya bin Abu Katsir] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] telah menceritakan kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadlan dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Dan siapa yang menegakkan (shalat pada malam) Lailatul Qadr dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."
Shahih Muslim 1269: Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepadaku [Warqa`] dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang menegakkan (shalat dengan mengharap) malam Lailatul Qadr, lalu ia mendapatinya, -menurutku ia mengatakan- dengan penuh keimanan dan pengharapan (akan pahala dari Allah), maka ia akan diampuni."
Shahih Muslim 1270: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah] dari [Aisyah] bahwasanya: Pada suatu malam (di bulan Ramadlan), Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di Masjid, lalu diikuti oleh beberapa orang sahabat. Kemudian (pada malam kedua) beliau shalat lagi, dan ternyata diikuti oleh banyak orang. Dan pada malam ketiga atau keempat mereka berkumpul, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak keluar shalat bersama mereka. Maka setelah pagi, beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tahu apa yang kalian lakukan semalam. Tiada sesuatu pun yang menghalangiku untuk keluar dan shalat bersama kalian, hanya saja aku khawatir (shalat tarawih itu) akan diwajibkan atas kalian."
Shahih Muslim 1271: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] telah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar di tengah malam lalu beliau shalat di Masjid dan diikuti oleh beberapa orang, akhirnya mereka saling menceritakan tentang hal tersebut sehingga orang yang shalat bersama beliau semakin banyak. Pada malam ke dua, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menunaikan shalat dan orang-orang pun shalat bersama beliau, kemudian mereka pun menyebut-nyebut kejadian itu sehingga pada malam ketiga jama'ah masjid semakin banyak dan mereka pun shalat bersama beliau. Pada malam ke empat masjid penuh sesak dan tidak dapat menampung jama'ahnya, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak keluar hingga beliau menunaikan shalat Fajar. Usai menunaikan shalat Fajar, beliau menghadap jama'ah, membaca syahadat kemudian bersabda: "Amma ba'd, sesungguhnya tidak ada kekhawatiran yang menimpaku terkait dengan keadaan kalian semalam, akan tetapi saya hanya khawatir (shalat malam itu) akan diwajibkan atas kalian, sehingga kalian tidak sanggup melaksanakannya."
Shahih Muslim 1272: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mihran Ar Razi] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Abdah] dari [Zirr] ia berkata: saya mendengar [Ubay bin Ka'ab] berkata: dan telah dikatakan kepadanya bahwa Abdullah bin Mas'ud berkata: "Siapa yang melakukan shalat malam sepanjang tahun, niscaya ia akan menemui malam Lailatul Qadr." Ubay berkata: "Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, sesungguhnya malam itu terdapat dalam bulan Ramadlan. Dan demi Allah, sesungguhnya aku tahu malam apakah itu. Lailatul Qadr itu adalah malam, dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat di dalamnya, malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot."
Shahih Muslim 1273: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata: saya mendengar [Abdah bin Abu Lubabah] menceritakan dari [Zirr bin Hubaisy] dari [Ubay bin Ka'ab] ia berkata: Ubay berkata mengenai Lailatul Qadr, "Demi Allah, saya benar-benar mengetahuinya. Sejauh ilmu yang saya ketahui, lailatul Qadar adalah malam yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kami untuk menegakkan (shalat di dalamnya), tepatnya adalah malam ke dua puluh tujuh." Syu'bah hanya ragu terkait dengan kalimat ini, "Ia adalah malam yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan kami." Ia berkata: dan telah menceritakannya kepadaku darinya. Dan telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan isnad ini, hadits semisalnya. Namun ia tidak menyebutkan: "Syu'bah hanya ragu terkait." dan selanjutnya.
Shahih Muslim 1274: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Hasyim bin Hayyan Al 'Abdi] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] yakni Ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Saya menginap semalam di tempat bibiku Maimunah. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangun malam dan buang hajat. Setelah itu, beliau membasuh wajahnya, kedua tangannya lalu tidur kembali. Kemudian beliau bangun lagi dan langsung mendatangi qirbah (tempat air), lalu beliau membuka tutupnya. Beliau berwudlu dengan sempurna, tanpa menggunakan banyak air namun mencukupi. Sesudah itu, beliau shalat. Lantas aku bangun dan membentangkan badanku, karena aku tidak ingin beliau tahu bahwa aku memperhatikannya. Kemudian aku mengambil air wudlu lalu berdiri di sebelah kiri beliau sambil mengikutinya shalat. Namun, beliau mengambil tanganku dan memindahkanku ke sebelah kanannya. Malam itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat tiga belas raka'at. Kemudian beliau berbaring, lalu tertidur sampai beliau mendengkur. Dan memang, bila beliau tidur, beliau mendengkur. Kemudina Bilal datang dan mengumandangkan adzan untuk shalat. Maka beliau pun bangun dan langsung shalat tanpa berwudlu lagi. Dan di dalam lantunan do'anya beliau membaca: "ALLAHUMMAJ 'AL FII QALBII NUURAN WA FII BASHARII NUURAN WA FII SAM'I NUURAN WA 'AN YAMIINII NUURAN WA 'AN YASAARII NUURAN WA FAUQII NUURAN WA TAHTII NUURAN WA AMAAMII NUURAN WA KHALFII NUURAN, WA 'AZHZHIM LII NUURAN (Ya Allah berilah cahaya dalam hatiku, dalam penglihatanku, dalam pendengaranku, di kanan dan kiriku, di atas dan di bawahku, di hadapan dan di belakangku, dan bersarkanlah cahaya itu bagiku)." Kuraib berkata: Beliau menyebutkan dalam doanya tujuh kalimat (tapi saya lupa), lalu saya menjumpai sebagian dari anak Al Abbas, kemudian ia menceritakan kepadaku dengan hadits itu. Dan ia pun menyebutkan tulangku, dagingku, darahku, rambutku, kulitku, dan ia juga menyebutkan dua kebiasaan yang terpuji.
Shahih Muslim 1275: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: Aku telah membacakan kepada [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, bahwa [Ibnu Abbas] telah mengabarkan kepadanya bahwasanya: Pada suatu malam dia tidur di rumah bibinya, Maimunah, Ummul Mukminin. Dia tidur melintang kasur, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan isterinya memanjang kasur. Beliau tidur hingga lebih kurang sampai pertengan malam. Setelah itu, beliau bangun sambil menyapu kantuk dari mukanya. Kemudian beliau membaca sepuluh ayat penghabisan dari surat Ali Imran. Sesudah itu, beliau pergi ke tempat air, lalu beliau berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya, dan sesudah itu beliau shalat. Ibnu Abbas berkata: "Aku pun bangun kemudian melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian aku berdiri di samping kiri beliau. Tetapi beliau memegang kepalaku dengan tangannya dan memindahkanku ke sebelah kanannya. Mula-mula beliau shalat dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at, kemudian dua raka'at dan kemudian witir satu raka'at. Sesudah itu, beliau berbaring hingga terdengar muadzin mengumandangkan adzan Shubuh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun, lalu shalat ringkas dua raka'at, sesudah itu beliau pergi ke (masjid) untuk mengerjakan shalat Shubuh." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Iyadl bin Abdullah Al Fihri] dari [Makhramah bin Sulaiman] dengan isnad ini. dan ia menambahkan: "Kemudian beliau pergi ke tempat air, bersiwak dan berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya. Dan beliau tidaklah menggunakan air kecuali hanya sedikit. Sesudah itu, beliau menggerakkanku, hingga aku pun bangun." Semua hadits (tentang ini) menyerupai haditsnya Malik.
Shahih Muslim 1276: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] Telah menceritakan kepada kami [Amru] dari [Abdu Rabbih bin Sa'id] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata: "Saya pernah menginap di rumah Maimunah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara pada malam itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bermalam di rumahnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudlu lalu berdiri dan shalat. Maka saya pun berdiri (shalat) di samping kirinya, lalu beliau memegangku dan meletakkanku di sebelah kanannya. Pada malam itu, beliau shalat sebanyak tiga belas raka'at. Sesudah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur hingga beliau mendengkur. Memang, jika tidur beliau mendengkur. Kemudian seorang muadzin pun mendatangi beliau (untuk mengumandangkan adzan), hingga beliau keluar dan menunaikan shalat dengan tidak berwudlu lagi." [Amru] berkata: Saya menceritakannya kepada [Bukair bin Al Asyaj], ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Kuraib] dengan hadits itu.
Shahih Muslim 1277: Dan Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Fudaik] telah mengabarkan kepada kami [Adl Dlahak] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] ia berkata: "Pada suatu malam saya nginap di rumah bibiku Maimunah binti Al Harits. Saya berkata kepadanya, 'Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun (malam), maka bangunkanlah aku.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun (menunaikan shalat malam), dan aku pun ikut bangun dan shalat di sisi kirinya. Namun beliau memegang tanganku dan memindahkanku ke sebelah kanannya. Jika kantuk menyerangku, beliau memegang cuping telingaku. (pada malam itu) beliau shalat sebanyak sebelas raka'at. Sesudah itu beliau berbaring hingga saya mendengar hembusan nafasnya saat beliau tidur. Ketika waktu Fajar tiba, beliau mengerjakan shalat dua raka'at ringan.
Shahih Muslim 1278: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] dan [Muhammad bin Hatim] dari [Ibnu Uyainah] -dalam jalur lain Ibnu Abu Umar- berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Dinar] dari [Kuraib] Maula bin Abbas, dari [Ibnu Abbas] bahwa ia pernah bermalam di tempat bibinya, Maimunah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun malam lalu berwudlu dengan wudlu yang ringan dari geriba yang tergantung -lalu ia mensifati wudlu Nabi- beliau berwudlu ringan dan meringankannya. Ibnu Abbas berkata: "Maka saya pun bangun dan melakukan sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesudah itu, saya berdiri ikut shalat di sebelah kiri beliau. Namun beliau memindahkan dan meletakkanku di sebelah kanannya. Maka beliau pun shalat, lalu berbaring dan tidur hingga (aku mendengar) beliau mendengkur. Kemudian Bilal pun datang dan mengumandangkan adzan shalat. Sesudah itu, beliau keluar dan menunaikan shalat Shubuh dengan tanpa berwudlu lagi." Sufyan berkata: Dan perbuatan ini (tidak berwudlu lagi) adalah khusus bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab telah sampai kabar kepada kita bahwa kedua mata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidur, namun hatinya tidak tidur.
Shahih Muslim 1279: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad] yaitu anak Ja'far, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Salamah] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: "Saya bermalan di rumah bibiku, Maimunah. Maka saya pun ingin melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan shalat malam. (Maka pada malam itu) beliau bangun dan kencing. Kemudian beliau membasuh wajahnya, kedua tangannya dan tidur kembali. Kemudian beliau bangun dan langsung beranjak menuju qirbah (tempat air). Beliau membuka tutupnya dan menuangkannya ke dalam mangkuk kecil. Kemudian beliau menciduk dengan tangannya dan berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya. Setelah itu beliau shalat, dan saya pun ikut shalat bersama beliau dengan berdiri di sebelah kirinya. Namun beliau memegang dan memindahkanku ke sebelah kanannya. (Pada malam itu) shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sempurna tiga belas raka'at. Sesudah itu beliau tidur hingga mendengku. Dan kami tahu jika tidur beliau mendengkur. Setelah itu, beliau keluar untuk menunaikan shalat Subuh. Kemudian beliau membaca di dalam shalat atau di dalam sujudnya: "ALLAHUMMAJ'AL FII QALBII NUURAN WA FII SAM'II NUURAN WA FII BASHARII NUURAN WA 'AN YAMIINII NUURAN WA 'AN SYIMAALII NUURAN WA AMAAMII NUURAN WA KHALFII NUURAN WA FAUQII NUURAN WA TAHTII NUURAN WAJ'AL LII NUURAN -atau beliau mengatakan- WAJ'ALNII NUURAN (Ya Allah, berilah cahaya pada hatiku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dari sebelah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku, cahanya dari atasku, cahaya dari bawahku, dan berilah aku cahaya)." Dan telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [An Nadlru bin Syumail] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepada kami [Salamah bin Kuhail] dari [Bukair] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas]. [Salamah berkata]: Saya menjumpai [Kuraib] maka ia pun berkata: [Ibnu Abbas] berkata: Saya berada di rumah bibiku, Maimunah kemudian datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian ia pun menyebutkan hadits serupa dengan hadits Ghundar, dan ia mengatakan: "WAJ'ALNII NUURAN (Dan berilah aku cahaya)." Tanpa keraguan. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Hannad bin As Sariya] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ahwash] dari [Sa'id bin Masruq] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Abu Risydin] Maula Ibnu Abbas, dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Saya bermalam di rumah bibiku, Maimunah. Ia pun mengkisahkan hadits, namun ia tidak menyebutkan Ghaslul Wajh wal Kaffain (membasuh wajah dan kedua telapak tangan). Hanya saja ia mengatakan: "Kemudian beliau mendatangi qirbah dan membuka tutupnya, lalu beliau berwudlu di antara dua wudlu, kemudian beliau beranjak ke tempat tidurnya dan tidur. Setelah itu, beliau bangun kembali, lalu beranjak menuju qirbah (tempat air) lalu membuka tutupnya, kemudian berwudlu." Kemudian beliau membaca: "A'ZHIM LII NUURA (Ya Allah, perbesarlah cahaya untukku)." Dan ia tidak mengatakan: "WAJ'AlNII NUURA." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Thahir] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Abdurrahman bin Salman Al Hajri] dari [Uqail bin Khalid] bahwa [Salamah bin Kuhail] telah menceritakan kepadanya bahwa [Kuraib] telah menceritakan kepadanya bahwa [Ibnu Abbas] pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak menuju qirbah (tempat air), menuangkan air darinya dan berwudlu dengan tidak banyak menggunakan air, namun beliau juga tidak mengurangi wudlunya. Ia pun menyebutkan hadits. Kemudian di dalam hadits itu ia mengatakan: Pada malam itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a dengan sembilan belas kata. Salamah berkata: telah menceritakannya kepadaku Kuraib, dan saya menghafal darinya dua belas kata dan sisanya lupa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a: "ALLAHUMMAJ'AL LII FI QALBII NUURAN WA FII LISAANII NUURAN, WA FII SAM'II NUURAN WA FII BASHARI NUURAN WA MIN FAUQII NUURAN WA MIN TAHTII NUURAN WA 'AN YAMIINII NUURAN WA 'AN SYIMAALII NUURAN WA MIN BAINI YADAYYA NUURAN WA MIN KHALFII NUURAN WAJ'AL FII NAFSII NUURAN WA A'ZHIM LII NUURAAN (Ya Allah jadikanlah cahaya di dalam hatiku, cahaya di dalam lisanku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari arah kananku, cahaya dari sebelah kiriku, cahaya dari arah depanku, cahaya dari belakangku, dan berilah cahaya di dalam jiwaku dan perbesarlah cahaya untukku)." Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr bin Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Syarik bin Abu Namir] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] bahwa ia berkata: "Saya bermalam di rumah Maimunah, yang saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di rumahnya. Demikian itu, agar saya dapat melihat bagaimana shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berbincang-bincang bersama isterinya sejenak, kemudian beliau tidur." Ia pun menuturkan hadits. Dan di dalamnya ia mengatakan: "Kemudian beliau bangun lalu berwudlu dan bersiwak."
Shahih Muslim 1280: Telah menceritakan kepada kami [Washil bin Abdul A'la] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Hushain bin Abdurrahman] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Muhammad bin Abu 'Ali bin Abdullah bin Abbas] dari [bapaknya] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa ia pernah bermalam di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian beliau bangun dan langsung bersiwak kemudian berwudlu. Lalu beliau membaca: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." Beliau membaca ayat itu hingga selesai satu surat (Ali Imran). Kemudian beliau shalat dua raka'at dengan memanjangkannya berdirinya, ruku', dan sujudnya. Sesudah itu beliau tidur hingga terdengar hembusan nafasnya. Beliau melakukan hal itu hingga tiga kali yakni enam raka'at, dan setiap kalinya beliau mesti bersiwak dan berwudlu dan membaca ayat tadi, kemudian beliau shalat witir dengan tiga raka'at. Hingga sang muadzin mengumandangkan adzan. Maka beliau pun keluar untuk menunaikan shalat Shubuh seraya berdo'a: "ALLAHUMMAJ 'AL FII QALBII NUURAN WA FII LISAANII NUURAN WAJ'AL FII SAM'I NUURAN WAJ'AL FII BASHARII NUURAN WAJ'AL MIN KHALFII NUURAN, WA MIN AMAAMII NUURAN, WAJ'AL MIN FAUQII NUURAN, WA MIN TAHTI NUURAAN, ALLAHUMMA'THINII NUURAN (Ya Allah berilah cahaya dalam hatiku, cahaya di lisanku, berilah cahaya dalam pendengaranku, berilah cahaya dalam penglihatanku, berilah aku cahaya dari belakangku, dari arah depanku, dan berikanlah cahaya dari atasku, dan arah bawahku. Ya Allah berilah aku cahaya)."
Shahih Muslim 1281: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: "Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah. Ketika itu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangun hendak menunaikan shalat malam. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak ke qirbah (tempat air), lalu beliau berwudlu dan shalat. Ketika melihat beliau berbuat demikian, aku pun bangun dan berwudlu dari air qirbah lalu berdiri ikut shalat di sebelah kiri beliau. Namun, beliau mengambil tanganku dari arah belakangnya dan menuntunku ke sebelah kanannya." Saya bertanya, "Apakah shalat yang beliau lakukan itu merupakan shalat tathawwu' (sunnah)?" ia menjawab, "Ya."
Shahih Muslim 1282: Dan telah menceritakan kepadaku [Harun bin Abdullah] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah mengabarkan kepadaku [bapakku] ia berkata: saya mendengar [Qais bin Sa'd] ia menceritakan dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: "Al Abbas mengutusku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara beliau berada di rumah bibiku Maimunah. Maka pada malam itu aku menginap bersama beliau. Kemudian beliau bangun dan menunaikan shalat malam. Lalu saya ikut shalat di sebelah kiri beliau, namun beliau memindahkanku dari arah belakangnya dan menempatkanku di samping kanannya." Dan telah menceritakan kepadaku [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik] dari [Atha`] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Saya bermalan di rumah bibiku, Maimunah. Yakni sebagaimana hadits Ibnu Juraij dan Qais bin Sa'd.
Shahih Muslim 1283: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] -kemudian dalam jalur periwatan lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Jamrah] ia berkata: saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata: "Biasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam sebanyak tiga belas raka'at."
Shahih Muslim 1284: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] dari [Abdullah bin Abu Bakr] dari [bapaknya] bahwa [Abdullah bin Qais bin Makhramah] telah mengabarkan kepadanya dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa ia berkata: Saya benar-benar akan memperhatikan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam ini. (Maka saya melihat) beliau shalat dua raka'at ringan. Kemudian beliau shalat dua raka'at yang sangat panjang. Kemudian beliau shalat dua raka'at lagi selain dua raka'at sebelumnya. Kemudian beliau shalat dua raka'at lagi selain dua raka'at sebelumnya. Kemudian beliau shalat lagi selain dua raka'at sebelumnya. Kemudian beliau shalat dua raka'at lagi selain dua raka'at sebelumnya. Dan sesudah itu beliau shalat witir, hingga bilangan semua raka'atnya adalah tiga belas raka'at.
Shahih Muslim 1285: Dan telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Sya'ir] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ja'far Al Madaini Abu Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Warqa`] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata: Saya pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, hingga kami sampai pada jalur penyeberangan sungai. Kemudian beliau bertanya: "Tidakkah kamu mau menyeberangi sungai ini wahai Jabir?" saya menjawab, "Ya, mau." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun dan saya pun ikut menyeberang. Sesudah itu, beliau buang hajat, dan saya mempersiapkan air wudlu untuk beliau. Akhirnya beliau datang dan berwudlu lalu shalat dengan satu pakaian seraya memajukan ujung kain yang satu dan mengundurkan yang lain. Kemudian saya berdiri (ikut shalat) di belakang beliau, namun beliau memegang telingaku dan menempatkanku tepat di sebelah kanan beliau.
Shahih Muslim 1286: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] dan [Abu Bakr bin Abu Syaibah] semuanya dari [Husyaim] -Abu Bakr- berkata: telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami [Abu Hurrah] dari [Al Hasan] dari [Sa'd bin Hisyam] dari [Aisyah] ia berkata: "Bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun hendak menunaikan shalat malam, biasanya beliau memulainya dengan dua raka'at ringan."
Shahih Muslim 1287: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian bangun hendak menunaikan shalat malam, hendaklah ia memulai shalatnya dengan dua raka'at ringan."
Shahih Muslim 1288: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Malik bin Anas] dari [Abu Zubair] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika bangun untuk mengerjakan shalat di tengah malam, beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA QAYYAMUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA RABBUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WA MAN FIIHINNA ANTAL HAQQU WA WA'DUKAL HAQQU WA QAULUKAL HAQQU WA LIQAA`UKA HAQQU WAL JANNATU HAQQU WAN NAARU HAQQU WAS SAA'ATU HAQQU. ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA 'ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA AKHKHARTU WA ASRARTU WA A'LANTU ANTA ILAAHI LAA ILAAHA ILLAA ANTA (Ya Allah, untukMu segala puji: Engkau cahaya langit dan bumi: untukMu segala puji, Engkau pendiri langit dan bumi: dan untukMu segala puji, Engkau Tuhan langit dan bumi dan segala isinya. Engkau Maha Benar! JanjiMu benar, firmanMu benar, hari perjumpaan denganMu benar, surga benar, neraka benar dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepadaMulah aku berserah diri, denganMu aku beriman, kepadaMu au bertawakkal, dan kepadaMu aku kembali: karena membela agamaMu aku bermusuhan, dan kepadaMu aku bertahkim (memohon keadilan). Karena itu, ampunilah segala dosa-dosaku, yang lama dan yang baru, yang rahasia dan yang nyata: Engkaulah ilahku, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau)." Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] dan [Ibnu Numair] dan [Ibnu Abu Umar] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] keduanya dari [Sulaiman Al Ahwali] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun hadits Ibnu Juraij, maka lafazhnya sama dengan hadits Malik kecuali pada dua huruf. Kalau Ibnu Juraij kata Qayyam menjadi Qayyim. Dan ia juga menyebutkan, "WA MAA ASRARTU (dan juga dosa yang aku sembunyikan). Adapun hadits Ibnu 'Uyainah, maka di dalamnya terdapat tambahan dan menyelisihi Malik dan Ibnu Juraid pada banyak kata. Dan Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Mahdi] ia adalah Ibnu Maimun, telah menceritakan kepada kami [Imran Al Qashir] dari [Qais bin Sa'd] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan hadits ini, sedangkan lafazhnya hampir sama dengan lafazh mereka.
Shahih Muslim 1289: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Hatim] dan [Abdu bin Humaid] dan [Abu Ma'n Ar Raqasyi] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] ia berkata: saya bertanya kepada [Aisyah] Ummul mukminin, "Do'a iftitah apakah yang dibaca Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika membuka shalat malamnya?" Aisyah menjawab, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam, beliau membaca do'a iftitah sebagai berikut: "ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI 'AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA 'IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM (Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika`il, dan Israfil: Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki)."
Shahih Muslim 1290: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bukair Al Muqaddami] telah menceritakan kepada kami [Yusuf Al Majisyun] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari [Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari [Ali bin Abu Thalib] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Biasanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat, beliau membaca (do'a iftitah) sebagai berikut: "WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA 'ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA'TARAFTU BI DZANBII FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMII'AN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF 'ANNII SAYYI`AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI`AHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SA'DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas dan tidak mempersekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan berserah diri kepadaNya. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang berwenang untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Labbaik wa sa'daik (Aku patuhi segala perintahMu, dan aku tolong agamaMu). Segala kebaikan berada di tanganMu. Sedangkan kejahatan tidak datang daripadaMu. Aku berpegang teguh denganMu dan kepadaMu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dariMu dan aku bertobat kepadaMu)." Dan jika beliau ruku' beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKA RAKA'TU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU KHASYA'A LAKA SAM'II WA BASHARII WA MUKHKHII WA 'AZHMII WA 'ASHABII (Ya Allah, kepadaMu aku ruku', denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah diri, patuh dan tunduk kepadau pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulang-tulangku dan otot-ototku semuanya)." Kemudian bila beliau bangkit dari ruku' beliau membaca: "ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU MIL`AS SAMAAWAATI WA MIL`AL ARDLI WA MIL`A MAA BAINAHUMAA WA MIL`A MAAS YI`TA MIN SYAI`IN BA'DU (Ya Allah, Tuhan kami, untuk-Mulah segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh ruang antara keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu)." Kemudian apabila beliau sujud beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKA SAJADTU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU SAJADA WAJHIY LILLADZII KHALAQAHU WA SHAWWARAHU WA SYAQQA SYAM'AHU WA BASHARAHU TABAARAKALLAHU AHSANUL KHALIQIIN (Ya Allah, kepada Engkau aku sujud, dengan Engkau aku beriman, dan kepada Engkau aku berserah diri. Mukaku sujud kepada Tuhan yang menciptakan dan membentuknya, yang membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Maha pencipta)." Kemudian pada akhir tasyahud sebelum memberi salam beliau membaca: "ALLAHUMMAGH FIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WAMAA ASRARTU WA MAA A'LANTU WA ASRAFTU WA MAA ANTA A'LAMU BIHI MINNII ANTAL MUQADDiMU WA ANTAL MU`AKHKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang lama dan yang baru yang tersembunyi dan nyata, yang aku lakukan keterlaluan dan engkau lebih tahu daripadaku. Engkaulah yang memajukan dan memundurkan. Tidak ada ilah selain Engkau)." Dan telah menceritakannya kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] -dalam jalur periwayatan yang lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abu An Nadlr] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah] dari [pamannya] Al Majisyuna bin Abu Salamah dari [Al A'raj] dengan isnad ini, dan ia berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai shalat, beliau bertakbir dan membaca (do'a iftitah): "WAJJAHTU WAJHIYA." Beliau juga membaca: "WA ANA AWWALUL MUSLIMIN." Dan ketika beliau bangkit dari ruku', beliau membaca: "ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU." Beliau juga melanjutkan: "WA SHAWWARAHU FAAHSANA SHUWARAHU." Dan setelah setelah salam beliau membaca: "ALLAHUMMAGHFIR LII MAA QADAMTU." hingga akhir hadits. Dan ia tidak mengatakan: "Antara tasyahud dan salam."
Shahih Muslim 1291: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Abu Mu'awiyah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ishaq bin Ibrahim] semuanya dari [Jarir] mereka semua dari [Al A'masy] -dalam jalur lain- telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] -dan lafazh ini adalah darinya- telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Sa'id bin Ubaidah] dari [Al Mustaurid bin Al Ahnaf] dari [Shilah bin Zufar] dari [Hudzaifah] ia berkata: Pada suatu malam, saya shalat (Qiyamul Lail) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mulai membaca surat Al Baqarah. Kemudian saya pun berkata (dalam hati bahwa beliau) akan ruku' pada ayat yang ke seratus. Kemudian (seratus ayat pun) berlalu, lalu saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan shalat dengan (surat itu) dalam satu raka'at. Namun (surat Al Baqarah pun) berlalu, maka saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan segera sujud. Ternyata beliau melanjutkan dengan mulai membaca surat An Nisa` hingga selesai membacanya. Kemudian beliau melanjutkan ke surat Ali Imran hingga selesai hingga beliau selesai membacanya. Bila beliau membaca ayat tasbih, beliau bertasbih dan bila beliau membaca ayat yang memerintahkan untuk memohon, beliau memohon, dan bila beliau membaca ayat ta'awwudz (ayat yang memerintahkan untuk memohon perlindungan) beliau memohon perlindungan. Kemudian beliau ruku'. Dalam ruku', beliau membaca: "SUBHAANA RABBIYAL 'AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung)." Dan lama beliau ruku' hampir sama dengan berdirinya. Kemudian beliau membaca: "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Maha Mendengar Allah akan orang yang memuji-Nya)." Kemudian beliau berdiri dan lamanya berdiri lebih kurang sama dengan lamanya ruku'. Sesudah itu beliau sujud, dan dalam sujud beliau membaca: "SUBHAANA RABBIYAL A'LAA (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi)." Lama beliau sujud hampir sama dengan lamanya berdiri. Sementara di dalam hadits Jarir terdapat tambahan: Beliau membaca: "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH RABBANAA LAKAL HAMDU (Allah Maha Mendengar akan orang yang memuji-Nya, Ya Tuhan kami bagi-Mu segala puji)."
Shahih Muslim 1292: Dan telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] keduanya dari [Jarir] -dalam jalur lain [Utsman] berkata- telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] ia berkata: [Abdullah] berkata: "Saya pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau memanjangkannya hingga saya berkeinginan untuk berbuat sesuatu yang tidak baik." Ditanyakan kepadanya, "Perbuatan apa yang hendak kamu lakukan?" Abdullah menjawab, "Saya hendak duduk dan meninggalkannya." Dan telah menceritakannya kepada kami [Isma'il bin Khalil] dan [Suwaid bin Sa'id] dari [Ali bin Mushir] dari [Al A'masy] dengan isnad ini semisalnya.
Shahih Muslim 1293: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq] -Utsman- berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] ia berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengarkan cerita bahwa ada laki-laki yang tidur hingga pagi. Maka beliau bersabda: "Itulah laki-laki yang telah dikencingi kedua telinganya oleh syetan." Atau beliau mengatakan: "Di telinganya."
Shahih Muslim 1294: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Ali bin Husain] bahwa [Al Husain bin Ali] telah menceritakan kepadanya dari [Ali bin Abu Thalib] bahwa pada suatu malam tiba-tiba Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi rumah kami -yakni rumahku bersama Fathimah- seraya berkata: "Apakah kalian tidak shalat?" jawabku, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya jiwa kami berada di tangan Allah. Bila Dia menghendaki kami bangun, tentu kami bangun." Mendengar jawaban itu beliau pergi. Kemudian terdengarlah olehku beliau memukul pahanya sambil bersabda: "Memang, manusia itu suka membantah."
Shahih Muslim 1295: Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb] -Amru- berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Abu Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] sampai pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (bahwa beliau bersabda): "Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan. Dengan setiap ikatan ia akan membisikkan padamu bahwa malam masih panjang. Jika ia terbangun lalu berdzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan, jika ia berwudlu maka lepaslah dua ikatan. Dan jika ia melanjutkan dengan shalat, maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat. Namun jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan."
Shahih Muslim 1296: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ubaidullah] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jadikanlah sebagian shalat kalian (dilakukan) di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan."
Shahih Muslim 1297: Dan Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalatlah di rumah-rumah kalian, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan."
Shahih Muslim 1298: Dan Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian telah menunaikan shalat di Masjidnya, hendaknya ia menyisakan sebagian shalatnya untuk (dikerjakan) di rumahnya, karena dari shalatnya itu, Allah akan menjadikan kebaikan di dalam rumahnya."
Shahih Muslim 1299: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Muhammad bin Al 'Ala`] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Perumpamaan rumah yang di dalamnya selalu disebut nama Allah Ta'ala dengan rumah yang di dalamnya tidak pernah disebut nama Allah adalah sebagaimana orang hidup dan orang mati."
Shahih Muslim 1300: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman Al Qariy] dari [Suhail] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syetan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah."
Shahih Muslim 1301: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Salim Abu Nadlr] maula Umar bin Ubaidullah, dari [Busr bin Sa'id] dari [Zaid bin Tsabit] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memasang tenda dari tikar pada sebuah tempat di Masjid, sehingga merupakan sebuah kamar tempat beliau shalat (malam). Melihat hal itu, beberapa orang sahabat mendatangi tempat itu dan mereka shalat pula mengikuti Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat. Pada suatu malam mereka datang pula, tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terlambat, sehingga beliau tidak keluar sama sekali menemui mereka. Oleh karena itu, mereka mengeraskan suara dan melempar pintu dengan kerikil, untuk memberi tahu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, karena mereka menyangka kalau-kalau beliau lupa. Maka dalam keadaan marah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menemui mereka sambil bersabda: "Janganlah kalian berbuat demikian, karena aku mengira bahwa shalat malam itu akan diwajibkan kepada kalian. Karena itu, shalatlah kalian di rumah kalian masing-masing, karena sebaik-baik shalat seseorang adalah yang dilakukan di rumahnya sendiri, kecuali shalat wajib." Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Uqbah] ia berkata: saya mendengar [Abu An Nadlr] dari [Busr bin Sa'id] dari [Zaid bin Tsabit] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasang tenda dari tikar pada sebuah tempat di Masjid, sehingga merupakan sebuah kamar tempat beliau shalat (malam). Melihat hal itu, beberapa orang sahabat mendatangi tempat itu. Maka ia pun menyebutkan hadits yang serupa dengannya. Dan ia menambahkan di dalamnya: "Jika (shalat malam) itu diwajibkan atas kalian, niscaya kalian tidak akan mampu melakukannya."
Shahih Muslim 1302: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab] yakni Ats Tsaqafi, telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] bahwa ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempunyai sehelai tikar yang dibentangkannya pada malam hari, sehingga merupakan tabir sebuah kamar tempat beliau shalat. Lalu orang-orang pun shalat pula bersama beliau. Dan dibentangkannya di siang hari. Pada suatu malam mereka kembali berkumpul mengikuti beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: 'Wahai sekalian manusia, hendaklah kalian beramal menurut kemampuan kalian, sebab Allah tidak akan pernah bosan hingga kalian bosan sendiri. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya.'"
Shahih Muslim 1303: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'id bin Ibrahim] bahwa ia mendengar [Abu Salamah] menceritakan dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya, "Amal yang bagaimanakah yang paling dicintai oleh Allah?" Aisyah menjawab, "Amalan yang dikerjakan secara kontinyu meskipun sedikit."
Shahih Muslim 1304: Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Ishaq bin Ibrahim] -Zuhari berkata- telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] ia berkata: Saya bertanya kepada Ummul mukminin [Aisyah], "Wahai Ummul mukminin, bagaimanah amalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Apakah beliau mengkhususkan suatu amalan pada hari tertentu?" Aisyah menjawab, "Tidak, amalan beliau adalah terus menerus. Dan siapa pun kalian, pasti akan mampu melakukan amalan yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mampu melakukannya."
Shahih Muslim 1305: Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Sa'id] telah mengabarkan kepadaku [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit." Al Qasim berkata: Dan Aisyah, bila ia mengerjakan suatu amalan, maka ia kan menekuninya.
Shahih Muslim 1306: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ulayyah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas] ia berkata: "Suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk Masjid. Lalu beliau melihat seuntai tali yang terbentang di antara dua tiang, maka beliau pun bertanya: 'Tali apa ini? ' Mereka menjawab, 'Tali yang dibentangkan oleh Zainab dan digunakannya shalat. Bila ia malas atau letih, maka dia akan berpegangan dengan tali itu.' Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Lepaskanlah tali itu. Hendaklah salah seorang dari kalian shalat ketika kondisi semangat. Sedangkan ika ia malas atau letih, hendaklah ia duduk.'" Sedangkan dalam haditsnya Zuhair tertera: "Hendaklah ia duduk." Dan telah menceritakannya kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya.
Shahih Muslim 1307: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] dan [Muhammad bin Salamah Al Muradi] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan kepadanya bahwa Al Haula`a binti Tuwait bin Habib bin Asad bin Abdul 'Uzza melewatinya, sementara di sisinya ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aisyah pun berkata: Saya berkata: "Wanita ini adalah Al Haula` binti Tuwait, orang-orang menganggap bahwa ia tidak pernah tidur malam." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Benarkan ia tidak tidur malam? Hendaklah kalian beramal sesuai dengan kemampuan kalian, karena demi Allah, Allah tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang bosan."
Shahih Muslim 1308: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam bin Urwah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] -dan lafazh hadits darinya- telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Hisyam] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [bapakku] dari [Aisyah] ia berkata: "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku, yang saat itu saya bersama dengan seorang wanita. Maka beliau pun bertanya: 'Siapa wanita ini? ' Saya menjawab, 'Ia adalah seorang wanita yang tidak pernah tidur karena selalu menunaikan shalat sepanjang malam.' Maka beliau bersabda: 'Beribadahlah kalian sesuai dengan kemampuan kalian. Demi Allah, Dia tidak akan pernah bosan hingga kalian sendiri yang bosan. Dan amalan agama yang paling dicintai olehNya adalah yang dikerjakan dengan kontinyu oleh pelakunya.'" Dalam hadits Usamah bahwa wanita itu berasal dari Bani Asad.
Shahih Muslim 1309: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] -dalam jalur periwayatan lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] semuanya dari [Hisyam bin Urwah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] -lafazh darinya- dari [Malik bin Anas] dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang dari kalian mengantuk di dalam shalatnya, maka hendaklah ia tidur hingga rasa kantuknya hilang. Karena jika salah seorang dari kalian shalat dalam keadaan mengantuk, mungkin saja ia memohon ampunan, namun ternyata justru mencaci-maki dirinya sendiri."
Shahih Muslim 1310: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] ia berkata: ini yang diceritakan kepada kami oleh [Abu Hurairah] dari Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia pun menyebutkan hadits di antaranya adalah: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian mengerjakan shalat malam kemudian tidak mampu membaca Al Qur`an (karena ngantuk), sehingga tidak mengerti apa yang ia baca maka hendaknya ia tidur dahulu."
Shahih Muslim 1311: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwasanya: Pada suatu malam Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seroang laki-laki membaca (Al Qur`an), maka beliau pun bersabda: "Semoga Allah memberinya rahmat. Ia telah mengingatkanku ayat ini dan ini. Yakni ayat yang aku lupa dari surat ini dan surat itu."
Shahih Muslim 1312: Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Abdah] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar bacaan seorang laki-laki di Masjid, maka beliau pun bersabda: "Semoga Allah memberinya rahmat. Dia telah mengingatkanku akan suatu ayat, yang aku telah dilupakan daripadanya."
Shahih Muslim 1313: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perumpamaan orang yang hafal Al Qur`an, ialah seperti unta yang ditambatkan. Jika ia tetap diawasi, dia akan tetap tertambat, tetapi jika ia dibiarkan maka akan lepas." telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ubaidullah bin Sa'id] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya Al Qaththan] -dalam jalur lain- telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid Al Ahmar] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] semuanya dari [Ubaidullah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] yakni Ibnu Abdurrahman. -Dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq Al Musayyibi] Telah menceritakan kepada kami [Anas] yakni Ibnu Iyadl, semuanya dari [Musa bin Uqbah] mereka semua dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang semakna dengan hadits Malik. Dan ia menambahkan di dalam hadits Musa bin Uqbah: "Jika seorang penghafal Al Qur`an shalat lalu ia membacanya pada malam dan siang hari, niscaya ia akan senantiasa mengingatnya. Namun, jika ia tidak melakukan hal itu, niscaya ia akan melupakannya."
Shahih Muslim 1314: Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ishaq bin Ibrahim] -Ishaq- berkata: telah mengabarkan kepada kami -dua orang yang lain- berkata telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Wa`il] dari [Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Alangkah buruknya seorang yang berkata: 'Aku lupa ayat ini dan itu.' Akan tetapi ia telah dilupakan Allah. Sering-seringlah mengingat (membaca) Al Qur`an, karena ia lebih cepat hilangnya dari dada seseorang, daripada unta yang lepas dari ikatannya."
Shahih Muslim 1315: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dan [Abu Mu'awiyah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] -lafazh adalah miliknya- ia berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Syaqiq] ia berkata: [Abdullah] berkata: "Sering-seringlah kalian membaca Mushhaf ini -sepertinya ia juga mengatakan- Al Qur`an, karena ia lebih cepat hilangnya dari dada para penghafalnya daripada unta dari ikatannya." Abdullah berkata: Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan, 'Saya telah lupa ayat ini dan itu.' akan tetapi ia telah dilupakan."
Shahih Muslim 1316: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Abdah bin Abu Lubabah] dari [Syaqiq bin Salamah] ia berkata: saya mendengar [Ibnu Mas'ud] berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Alangkah buruknya bagi seorang yang berkata: 'Saya telah lupa surat ini dan itu atau saya lupa ayat ini dan itu.' Akan tetapi ia dilupakan."
Shahih Muslim 1317: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Barrad Al Asy'ari] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jagalah oleh kalian Al Qur`an ini (dengan banyak membacanya), karena demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, ia lebih cepat hilangnya daripada unta dari tambatannya." Lafazh hadits ini dari Ibnu Barrad.
Shahih Muslim 1318: Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] hingga sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Allah tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, seperti perhatiannya terhadap Nabi yang melagukan Al Qur`an dengan suara yang indah." Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Yunus bin Abdul A'la] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru] keduanya dari [Ibnu Syihab] dengan isnad ini. Ia mengatakan: "Sebagaimana perhatianNya terhadap Nabi saat melagukan Al Qur`an."
Shahih Muslim 1319: Telah menceritakan kepadaku [Bisyr bin Al Hakam] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Yazid] ia adalah Ibnul Hadi, dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, seperti perhatianNya terhadap Nabi ketika melagukan Al Qur`an dengan suara yang indah dan nyaring." Dan telah menceritakan kepadaku [Anak saudara Ibnu Wahab] telah menceritakan kepada kami [pamanku] Abdullah bin Wahb, telah mengabarkan kepadaku [Umar bin Malik] dan [Haiwah bin Syuraih] dari [Ibnul Hadi] dengan isnad ini semisalnya. Dan ia mengatakan: Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengatakan: "Mendengar."
Shahih Muslim 1320: Telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hiql] dari [Al Auza'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu pun seperti perhatianNya terhadap Nabi saat melagukan Al Qur`an dengan menyaringkan suaranya." Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibnu Hujr] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia adalah Ibnu Ja'far, dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti haditsnya Yahya bin Abu Katsir. Hanya saja Ayyub mengatakan dalam riwayatnya, "Seperti perhatianNya."
Shahih Muslim 1321: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Mighwal] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Abdullah bin Qais atau Al Asy'ari telah diberikan salah satu mizmar (suara yang merdu) dari mizmar yang dimiliki keluarga Dawud."
Shahih Muslim 1322: Dan telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Rusyaid] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Thalhah] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Musa: "Seandainya saja semalam kamu mengetahuiku sedang mendengarkan bacaanmu. Sungguh engkau telah diberi suara yang bagus sebagaimana yang telah diberikan kepada keluarga Daud."
Shahih Muslim 1323: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Idris] dan [Waki'] dari [Syu'bah] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] ia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Mughaffal Al Muzani] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Al Fath pada tahun Al Fath (penaklukan kota Makkah) dalam suatu perjalanan disaat beliau berada di atas kendaraannya. Kemudian beliau mengulang-mengulang bacaannya. Mu'awiyah berkata: "Sekiranya aku tidak khawatir manusia akan berkumpul mengerumuniku, niscaya akan saya ceritakan kepada kalian seperti apa bacaan beliau."
Shahih Muslim 1324: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Basysyar] -Ibnul Mutsanna- berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] ia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Mughaffal], ia berkata: Pada hari Fathu Makkah, saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas untanya membaca surat Al Fath. Ibnu Mughaffal pun membacanya dan mengulangi bacaannya kembali. Kemudian Mu'awiyah berkata: "Sekiranya bukan karena (akan berkumpulnya) manusia, niscaya saya melakukan seperti yang telah disebutkan oleh Ibnu Mughaffal dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Dan telah menceritakannya kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Harits] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan isnad ini semisalnya. Dan di dalam hadits Khalid bin Harits, ia berkata: "Di atas kendaraannya yang berjalan, sementara beliau membaca surat Al Fath."
Shahih Muslim 1325: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khaitsamah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Baraa`] ia berkata: Ada seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi, sementara di sampingnya terdapat seekor kuda yang terikat dengan dua tali ikatan. Tiba-tiba ia dinaungi oleh gumpalan awan. Awan tersebut kemudian berputar-putar dan mendekat, hingga kuda itu pun lari. Ketika pagi, laki-laki itu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan menuturkan hal itu kepada beliau, maka beliau pun bersabda: "Itulah As sakinah (ketenangan) yang turun bagi (pembaca) Al Qur`an."
Shahih Muslim 1326: Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] -sedangkan lafazh dari Ibnul Mutsanna- keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] ia berkata: saya mendengar [Al Baraa`] berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi, sementara di dalam rumahnya terdapat seekor Kuda. Tiba-tiba kuda itu lari, maka ia pun melihat dan ternyata ada awan yang menaunginya. Maka laki-laki itu pun menuturkan kejadikan itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda: "Itu adalah As Sakinah (ketenangan) yang turun saat (membaca Al Qur`an) atau untuk (pembaca) Al Qur`an." Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dan [Abu Dawud] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] ia berkata: saya mendengar [Al Baraa`] berkata. Maka ia pun menyebutkan hadits semisalnya. Hanya saja keduanya mengatakan: "(Kuda itu) meloncat lari."
Shahih Muslim 1327: Dan telah menceritakan kepadaku [Hasan bin Ali Al Hulwani] dan [Hajjaj bin Asy Sya'ir] -kedua lafazhnya hampir sama- keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Al Hadi] bahwa [Abdullah bin Khabbab] telah menceritakan kepadanya bahwa [Abu Sa'id Al Khudri] telah menceritakan kepadanya bahwasanya: Pada suatu malam, Usaid bin Hudlair membaca (surat Al Kahfi) di tempat penambatan kudanya. Tiba-tiba kudanya meloncat, ia membaca lagi, dan kuda itupun meloncat lagi. Kemudian ia membaca lagi, dan kuda itu meloncat kembali. Usaid berkata: "Saya khawatir kuda itu akan menginjak Yahya, maka aku pun berdiri ke arahnya. Ternyata (aku melihat) sepertinya ada Zhullah (sesuatu yang menaungi) di atas kepalaku, di dalamnya terdapat cahaya yang menjulang ke angkasa hingga aku tidak lagi melihatnya. Maka pada pagi harinya, aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, semalam saya membaca (Al Qur`an) di tempat penambatan kudaku namun tiba-tiba kudaku meloncat." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bacalah wahai Ibnu Hudlair." Kemudian aku pun membacanya lagi, dan kuda itu juga meloncat kembali. Beliau bersabda: "Bacalah wahai Ibnu Hudlair." Kemudian aku pun membacanya lagi, dan kuda itu juga meloncat kembali. Beliau bersabda lagi, "Bacalah wahai Ibnu Hudlair." Ibnu Hudlair berkata: Maka sesudah itu, akhirnya saya beranjak. Saat itu Yahya dekat dengan kuda, maka saya khawatir kuda itu akan menginjaknya. Kemudian saya melihat sesuatu seperti Zhullah (sesuatu yang menaungi) yang di dalamnya terdapat cahaya yang naik ke atas angkasa hingga saya tidak lagi melihatnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda: "Itu adalah Malaikat yang sedang menyimak bacaanmu, sekiranya kamu terus membaca, niscaya pada pagi harinya manusia akan melihatnya dan Malaikat itu tidak bisa menutup diri dari pandangan mereka."
Shahih Muslim 1328: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Abu Kamil Al Jahdari] keduanya dari [Abu 'Awanah] -Qutaibah- berkata telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas] dari [Abu Musa Al Asy'ari] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya juga enak. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah kurma, baunya tidak semerbak, namun rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur`an adalah laksana buah Raihanah yang baunya harum namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, baunya tidak wangi dan rasanya juga pahit." Dan telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hammam] -dan dalam jalur lain- telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] keduanya dari [Qatadah] dengan isnad ini semisalnya. Hanya saja di dalam hadits Hammam, kata munafik ia ganti dengan Fajir (orang yang berdosa).
Shahih Muslim 1329: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Muhammad bin Ubaid Al Ghubari] semuanya dari [Abu 'Awanah] - [Ibnu Ubaid] - berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala." Dalam jalur lain: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sa'id] dan diganti dengan jalur periwayatan lain, dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Hisyam Ad Dastawa`i] keduanya dari [Qatadah] dengan isnad ini. Dan ia berkata dalam haditsnya Waki': "Dan orang yang membaca Al Qur`an sedang ia kesulitan dalam membacanya, maka baginya dua pahala."
Shahih Muslim 1330: Telah menceritakan kepada kami [Haddab bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ubay: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepadaku untuk membacakan kepadamu." Ubay bertanya, "Apakah Allah menyebut namaku kepada Anda?" beliau menjawab: "Ya, Allah menyebut namamu kepadaku." Maka Ubay pun menangis karenanya.
Shahih Muslim 1331: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] ia berkata: saya mendengar [Qatadah] menceritakan dari [Anas] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ubay bin Ka'ab: "Allah memerintahkan kepadaku untuk membacakan kepadamu, 'LAM YAKUNILLADZIINA KAFARUU..' (surat Al Bayyinah)." Ubay bertanya, "Apakah Allah menyebut namaku kepada Anda?" beliau menjawab: "Ya." Maka Ubay pun menangis karenanya. Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib Al Haritsi] telah menceritakan kepada kami [Khalid] yakni Ibnul Harits, telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] ia berkata: saya mendengar [Anas] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ubay. Dengan hadits semisalnya.
Shahih Muslim 1332: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Hafsh] -[Abu Bakr]- berkata: telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Abidah] dari [Abdullah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Bacakanlah Al Qur`an kepadaku." Abdullah berkata: saya bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah saya membacakannya kepada Anda, sementara Al Qur`an diturunkan kepada Anda?" beliau bersabda: "Saya suka untuk mendengarnya dari orang lain." Maka saya pun membaca surat An Nisa`, hingga (bacaanku) sampai pada ayat: "Dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." Aku mengangkat kepalaku -atau- seorang laki-laki datang ke sampingku, dan aku pun mengangkat kepala, maka aku melihat air mata beliau menetes. Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sariy] dan [Mindab bin Harits At Tamimi] semuanya dari [Ali bin Mushir] dari [Al A'masy] dengan isnad ini. Hannad menambahkan dalam riwayatnya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku sementara beliau berada di atas mimbar: "Bacakanlah (Al Qur`an) untukku."
Shahih Muslim 1333: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] telah menceritakan kepadaku [Mis'ar] - [Abu Kuraib] - berkata: dari [Mis'ari] dari [Amru bin Murrah] dari [Ibrahim] ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada [Abdullah bin Mas'ud]: "Bacakanlah Al Qur`an kepadaku." Abdullah bertanya, "Apakah saya akan membacakannya kepada Anda, sementara Al Qur`an diturunkan kepada Anda?" beliau bersabda: "Saya suka untuk mendengarnya dari orang lain." Maka Abdullah bin Mas'ud pun membaca ayat pertama surat An Nisa` hingga ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." Maka beliau pun menangis. [Mis'ar] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ma'n] dari [Ja'far bin Amru bin Huraits] dari [bapaknya] dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada: "(Saya) menjadi saksi, selama aku hidup di tengah-tengah mereka. -atau- selama aku masih berada di tengah-tengah mereka." Mis'ar ragu (diantara dua pernyataan tersebut).
Shahih Muslim 1334: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [Abdullah] ia berkata: Saya berada di Himsh, lalu salah seorang dari suatu kaum berkata kepadaku, "Bacakanlah Al Qur`an kepada kami." Maka aku pun membacakan surat Yusuf kepada mereka. Lalu salah seorang dari mereka berkata: "Demi Allah, tidaklah seperti itu (bacaannya) ayat ini diturunkan. Abdullah berkata: Saya berkata: "Celaka kamu, demi Allah, sungguh, saya telah membacakannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau bersabda kepadaku: 'Kamu telah membacanya dengan benar.'" Di tengah-tengah pembicaraanku, saya mencium aroma khamer darinya, maka saya pun bertanya, "Apakah kamu meminum khamer lalu mendustakan kitab? Kamu tidak boleh meninggalkan tempat ini hingga saya menderamu." Akhirnya aku pun menegakkan had atasnya. Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Ali bin Khasyram] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] semuanya dari [Al A'masy] dengan isnad ini, dan di dalam hadits Mu'awiyah tidak tercantum: "Lalu beliau bersabda kepadaku: 'AHSANTA (kamu telah membacanya dengan benar).'"
Shahih Muslim 1335: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Sa'id Al Asyaj] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah salah seorang dari kalian suka, bila ia kembali kepada isterinya akan mendapatkan tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk?" kami menjawab, "Ya." Beliau bersabda: "Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu."
Shahih Muslim 1336: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Fadlu bin Dukain] dari [Musa bin Ulay] ia berkata: saya mendengar [bapakku] menceritakan dari [Uqbah bin Amir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar sementara kami sedang berada di Shuffah (tempat berteduhnya para Fuqara dari kalangan muhajirin), kemudian beliau bertanya: "Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Buthhan atau ke Aqiq, lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta yang gemuk-gemuk dengan tanpa membawa dosa dan tidak pula memutuskan silaturahmi?" Maka kami pun menjawab, "Kami semua menyukai hal itu." beliau melanjutkan sabdanya: "Sungguh, salah seorang dari kalian pergi ke masjid lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat dari kitabullah 'azza wajalla adalah lebih baik baginya daripada dua unta. Tiga (ayat) lebih baik dari tiga ekot unta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta. Dan berapa pun jumlah unta."
Shahih Muslim 1337: Telah menceritakan kepadaku [Al Hasan bin Ali Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah] ia adalah Ar Rabi' bin Nafi', telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] yakni Ibnu Sallam, dari [Zaid] bahwa ia mendengar [Abu Sallam] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Umamah Al Bahili] ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." Mu'awiyah berkata: "Telah sampai (khabar) kepadaku bahwa, Al Bathalah adalah tukang-tukang sihir." Dan telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah mengabarkan kepada kami [Yahya] yakni Ibnu Hassan, Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dengan isnad ini, hanya saja ia mentatakan: "Wa Ka`annahumaa fii Kilaihimaa." dan ia tidak menyebutkan ungkapan Mu'awiyah, "Telah sampai (khabar) padaku."
Shahih Muslim 1338: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Manshur] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Abdu Rabbih] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] dari [Muhammad bin Muhajir] dari [Al Walid bin Abdurrahman Al Jurasyi] dari [Jubair bin Nufair] ia berkata: saya mendengar [An Nawwas bin Sam'an Al Kilabi] berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Qur`an akan didatangkan pada hari kiamat bersama Ahlinya yang telah beramal dengannya, dan yang pertama kali adalah surat Al Baqarah dan Ali Imran." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan tiga permisalan terkait dengan keduanya, aku tidak akan melupakannya setelah itu. yakni: "Seperti dua tumpuk awan hitam yang diantara keduanya terdapat cahaya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya."
Shahih Muslim 1339: Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Rabi'] dan [Ahmad bin Jawwas Al Hanfi] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Ammar bin Ruzaiq] dari [Abdullah bin Isa] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Ketika malaikat Jibril sedang duduk di samping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tiba-tiba ia mendengar suara pintu dibuka dari arah atas kepalanya. Lalu malaikat Jibril berkata: "Itu adalah suara salah satu pintu langit yang dibuka, sebelumnya ia belum pernah dibuka sama sekali kecuali pada hari ini." Lalu keluarlah daripadanya malaikat. Jibril berkata: "Ini adalah malaikat yang hendak turun ke bumi, sebelumnya ia belum pernah turun ke bumi sama sekali kecuali pada hari ini saja." Lalu ia memberi salam dan berkata: "Bergembiralah atas dua cahaya yang diberikan kepadamu dan belum pernah diberikan kepada seorang Nabipun sebelummu, yaitu pembuka Al Kitab (surat Al Fatihah) dan penutup surat Al Baqarah. Tidaklah kamu membaca satu huruf dari kedua surat itu kecuali pasti akan diberikan kepadamu."
Shahih Muslim 1340: Dan telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Abdurrahman bin Yazid] ia berkata: Saya menjumpai [Abu Mas'ud] di Baitullah, maka saya pun berkata: "Ada satu hadits dari Anda yang telah sampai kepadaku tentang dua ayat yang terdapat di dalam surat Al Baqarah." Abu Mas'ud berkata: Ya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Siapa yang membaca kedua ayat itu, yakni akhir dari surat Al Baqarah, niscaya keduanya akan memeliharanya dari bencana." Dan telah menceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Jarir] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] keduanya dari [Manshur] dengan isnad ini.
Shahih Muslim 1341: Dan telah menceritakan kepada kami [Minjab bin Harits At Tamimi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Mushir] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Abdurrahman bin Yazid] dari [Alqamah bin Qais] dari [Abu Mas'ud Al Anshari] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca dua ayat ini, yakni dari akhir surat Al Baqarah di suatu malam, maka keduanya akan menjaganya dari bencana." Abdurrahman berkata: Saya menjumpai Abu Mas'ud yang sedang melakukan thawaf di Baitullah, maka saya bertanya kepadanya. Maka ia pun menceritakannya kepadaku dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan telah menceritakan kepadaku [Ali bin Khasyram] telah mengabarkan kepada kami [Isa] yakni Ibnu Yunus. -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] semuanya dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dan [Abdurrahman bin Yazid] dari [Abu Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya. -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hafsh] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Abdurrahman bin Yazid] dari [Abu Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya.
Shahih Muslim 1342: Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Qatadah] dari [Salim bin Abul Ja'd Al Ghathafani] dari [Ma'dan bin Abu Thalhah Al Ya'mari] dari [Abu Darda`] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan) Dajjall." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Hammam] semuanya dari [Qatadah] dengan isnad ini. Syu'bah berkata: "Dari akhir surat Al Kahfi." Hammam berkata: "Dari awal surat Al Kahfi." Sebagaimana yang dikatakan Hisyam.
Shahih Muslim 1343: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la bin Abdul A'la] dari [Al Jurairi] dari [Abu As Salil] dari [Abdullah bin Rabah Al Anshari] dari [Ubay bin Ka'ab] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hai Abu Mundzir! tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al Qur`an yang ada padamu yang paling utama?" Abu Mundzir berkata: saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bertanya lagi: "Hai Abu Mundzir, tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al Qur`an yang ada padamu yang paling utama?" Abu Mundzir berkata: Saya menjawab, "ALLAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM." Abu Mundzir berkata: lalu beliau menepuk dadaku seraya bersabda: "Demi Allah, semoga dadamu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir."
Shahih Muslim 1344: Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Muhammad bin Basysyar] - [Zuhair] berkata- telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Salim bin Abul Ja'd] dari [Ma'dan bin Abu Thalhah] dari [Abu Darda`] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak sanggupkah salah seorang dari kalian membaca sepertiga Al Qur`an dalam semalam?" Mereka balik bertanya, "Bagaimana cara membaca sepertiganya?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "'QUL HUWALLAHU AHAD' (surat Al Ikhlash) sama dengan sepertiga Al Qur`an." Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Bakr] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu 'Arubah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Aban Al Aththar] semuanya dari [Qatadah] dengan isnad ini. Dan di dalam hadits keduanya adalah dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla menjadikan Al Qur`an itu tiga bagian. Lalu Dia menjadikan, 'QUL HUWALLAHU AHAD.' Sebagai satu bagian dari bagian-bagian Al Qur`an."
Shahih Muslim 1345: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Hatim] dan [Ya'qub bin Ibrahim] semuanya dari [Yahya] - [Ibnu Hatim] - berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Kaisan] telah menceritakan kepada kami [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berkumpullah kamu semuanya, karena aku akan membacakan kepada kalian sepertiga Al Qur`an." Maka berkumpullah kami, yang sempat berkumpul, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dan membaca: "QUL HUWALLAHU AHAD." Setelah itu, beliau masuk kembali. Maka kami saling berkata satu sama lain."Aku mengira bahwa wahyu ini baru diturunkan dari langit, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam segera masuk ke dalam kamarnya." Tak berapa lama kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar seraya bersabda: "Tadi aku berjanji akan membacakan sepertiga Al Qur`an kepada kalian. Ketahuilah bahwa, 'QUL HUWALLAHU AHAD' adalah sama nilainya dengan sepertiga Al Qur`an."
Shahih Muslim 1346: Dan telah menceritakan kepada kami [Washil bin Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Basyir bin Abu Isma'il] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dan bersa bda: "Saya akan membacakan kepada kalian (surat yang menyamai) sepertiga Al Qur`an." Maka beliau pun membaca: "QUL HUWALLAHU AHAD." Beliau membacanya hingga selesai.
Shahih Muslim 1347: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb] telah menceritakan kepada kami pamanku yaitu [Abdullah bin Wahb], telah menceritakan kepada kami [Amru bin Harits] dari [Sa'id bin Abu Hilal] bahwa [Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman], telah menceritakan kepadanya dari ibunya [Amrah binti Abdurrahman], saat itu ia berada di rumah Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan {QUL HUWALLAHU AHAD}. Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?" Lalu merekapun menanyakan kepadanya. Ia menjawab: "Karena didalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku senang untuk selalu membacanya." Mendengar itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta'ala juga mencintainya."
Shahih Muslim 1348: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Bayan] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Uqbah bin Amir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah kalian lihat beberapa ayat yang diturunkah semalam, belum ada ayat yang serupa dengannya. Yaitu: 'QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ dan QUL A'UUDZU BIRABBINNAAS' (surat Al Falaq dan An Nas).
Shahih Muslim 1349: Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Isma'il] dari [Qais] dari [Uqbah bin Amir] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Telah diturunkan kepadaku beberapa ayat yang belum pernah ada ayat yang menyerupainya. Yaitu Al Mu'awwidzatain (surat Al Falaq dan An Nas)." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] keduanya dari [Isma'il] dengan isnad ini semisalnya. Dan dalam riwayat Abu Usamah dari Uqbah bin Amir Al Juhani. Dan ia dalah termasuk salah seorang yang 'arif dari kalangan sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Shahih Muslim 1350: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] dan [Amru An Naqid] dan [Zuhair bin Harb] semuanya dari [Ibnu Uyainah] -[Zuhair]- berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] Telah menceritakan kepada kami [Az Zuhri] dari [Salim] dari [bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Tidak boleh dengki kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al Qur`an, sehingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah), "
Shahih Muslim 1351: Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Salim bin Abdullah bin Umar] dari [bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh dengki kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al Qur`an, hingga ia membacanya siang dan malam. (Kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang dan malam (di jalan Allah), "
Shahih Muslim 1352: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isma'il] dari [Qais] ia berkata: [Abdullah bin Mas'ud] berkata: -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] dan [Muhammad bin Bisyr] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Qais] ia berkata: aku mendengar [Abdullah bin Mas'ud] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh hasad (dengki) kecuali pada dua hal. (Pertama) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran. (Dan yang kedua) kepada seorang laki-laki yang diberi Allah hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga mengajarkannya."
Shahih Muslim 1353: Dan telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepadaku [bapakku] dari [Ibnu Syihab] dari [Amir bin Watsilah] bahwasanya: Nafi' bin Abdul Harits, pada suatu ketika bertemu dengan Khalifah [Umar] di 'Usfan. Ketika itu, Nafi' bertugas sebagai pejabat di kota Makkah. Umar bertanya kepada Nafi', "Siapa yang Anda angkat sebagai kepala bagi penduduk Wadli?" Nafi' menjawab, "Ibnu Abza." Umar bertanya lagi, "Siapakah itu Ibnu Abza?" Nafi' menjawab, "Salah seorang Maula (budak yang telah dimerdekakan) di antara beberapa Maula kami." Umar bertanya, "Kenapa Maula yang diangkat?" Nafi' menjawab, "Karena ia adalah seorang yang pintar tentang Kitabullah dan pandai tentang ilmu fara`idl (ilmu tentang pembagian harta warisan)." Umar berkata: "Benar, Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: 'Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain.'" Dan telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] dan [Abu Bakar bin Ishaq] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abul Yaman] telah mengabarkan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Amir bin Watsilah Al Laitsi] bahwa Nafi' bin Abdul Harits Al Khuza'i menjumpai [Umar bin Al Khaththab] di 'Usfan. Yakni serupa dengan hadits Ibrahim bin Sa'd dari Az Zuhri.
Shahih Muslim 1354: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Urwah bin Zubair] dari [Abdurrahman bin Abdul Qari] ia berkata: saya mendengar [Umar bin Al Khaththab] berkata: Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surat Al Furqan, tidak seperti bacaan (qiraat) yang pernah Beliau bacakan kepadaku. Karena itu hampir saja aku bertindak kasar terhadapnya. Tetapi kubiarkan saja dia hingga pergi. Namun kupegang bajunya, lalu kubawa dia ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ujarku, "Wahai Rasulullah, aku mendengar orang ini membaca surat Al Furqan tidak seperti yang Anda bacakan kepadaku, bagaimana ini?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Lepaskanlah ia, suruh ia membacanya kembali." Lalu Hisyam membacakan kembali seperti yang dibacanya tadi. Setelah itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Memang seperti inilah ia diturunkan." Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruhku pula untuk membaca. Lalu kubaca seperti bacaan yang biasa kubaca. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ya, ayat itu memang diturunkan seperti itu. Sesungguhnya Al Qur`an itu diturunkan dengan tujuh huruf (tujuh dialek bahasa). Karena itu, bacalah dengan huruf yang mudah bagi kalian." Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [Urwah bin Zubair] bahwa [Miswar bin Makhramah] dan [Abdurrahman bin Abdul Qari] telah mengarbarkan kepadanya, bahwa keduanya telah mendengar [Umar bin Al Khaththab] berkata: Saya mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al Furqan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia pun menyebutkan hadits yang serupa. Dan ia menambahkan: "Dan aku hampir saja berbuat kasar terhadapnya di saat shalat. Namun aku berusaha bersabar hingga ia mengucapkan salam." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] dan [Abd bin Humaid] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] sebagaimana riwayat Yunus dengan Isnadnya.
Shahih Muslim 1355: Dan telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepadaku [Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah] bahwa [Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mula-mula Jibril membacakan Al Qur`an padaku dengan satu huruf (bacaan dengan satu lahjah) saja. Lalu saya memohon agar ditambahkan. Maka Jibril pun menambahkannya hingga menjadi tujuh huruf (lahjah bacaan)." Ibnu Syihab berkata: "Telah sampai khabar kepadaku bahwa tujuh huruf itu, dalam masalah hukum adalah satu, tidak ada pertentangan di dalamnya mengenai halal dan haram." Dan telah menceritakannya kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdur Razaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dengan Isnad ini.
Shahih Muslim 1356: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Abdullah bin Isa bin Abdurrahman bin Abu Laila] dari [kakeknya] dari [Ubay bin Ka'ab] ia berkata: Suatu ketika saya sedang berada di dalam Masjid, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dan shalat. Lalu ia membaca (Al Qur`an) dengan dengan qiraah (bacaan) yang saya ingkari. Kemudian datanglah seorang laki-laki lain dan membaca (Al Qur`an) dengan qiraah yang lain lagi. Usai menunaikan shalat, kami semua menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ujarku, "Sesungguhnya orang ini membaca (Al Qur`an) dengan qiraah yang saya ingkari. kemudian datanglah laki-laki lain lalu ia membaca (Al Qur`an) dengan qiraah yang lain lagi." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memerintahkan keduanya untuk mengulangi bacaannya masing-masing, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membenarkannya. Setelah itu, hilanglah prasangka dusta di dalam hatiku dan juga perasaan saat aku masih jahiliyah dulu. Maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat sesuatu yang telah menimpaku, beliau menepuk-nepuk dadaku, dan terbukalah bagiku suatu pengetahuan yang seakan-akan aku melihat Allah dengan penuh ketakutan. Kemudian beliau bersabda: "Wahai Ubay, (Jibril) telah diutus kepadaku agar aku membaca Al Qur`an dengan satu huruf (lahjah bacaan) saja, maka saya pun terus mendesaknya agar memberikan keringanan atas umatku. Maka ia pun kembali kepadaku agar aku membacanya dengan dua huruf. Aku masih terus mendesaknya lagi agar memberikan keringanan atas umatku. Maka ia pun kembali lagi (dan memberikan keringanan) agar aku membacanya dengan tujuh huruf. Jibril berkata: 'Begitulah setiap kamu kembali, kuperkenankan permintaanmu.' Maka aku pun berdo'a: 'ALLAHUMMAGHFIR LI UMMATII (Ya Allah ampunilah umatku).' Dan saya mengakhirkan yang ketiga untuk suatu hari, dimana seluruh makhluk mengharap padaku, hingga Ibrahim shallallahu 'alaihi wa sallam." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Abu Khalid] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Isa] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] telah mengabarkan kepadaku [Ubay bin Ka'ab] bahwa suatu ketika ia duduk di dalam masjid, tiba-tiba masuklah seorang laki-laki kemudian shalat dan membaca (Al Qur`an) dengan sebuah qiraah. Ia pun mengkisahkan hadits yang serupa dengan hadits Ibnu Numair.
Shahih Muslim 1357: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] dari [Syu'bah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakannya kepada kami [Ibnul Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] - [Ibnul Mutsanna] - berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Ubay bin Ka'ab] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di kolam air Bani Ghifar. Kemudian beliau didatangi Jibril 'Alaihis salam seraya berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al Qur`an kepada umatmu dengan satu huruf (lahjah bacaan)." Beliau pun bersabda: "Saya memohon kasih sayang dan ampunan-Nya, sesungguhnya umatku tidak akan mampu akan hal itu." kemudian Jibril datang untuk kedua kalinya dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al Qur`an kepada umatmu dengan dua huruf." Beliau pun bersabda: "Saya memohon kasih sayang dan ampunan-Nya, sesungguhnya umatku tidak akan mampu akan hal itu." Lalu Jibril mendatanginya untuk ketiga kalinya seraya berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al Qur`an kepada umatmu dengan tiga huruf." Beliau bersabda "Saya memohon kasih sayang dan ampunan-Nya, sesungguhnya umatku tidak akan mampu akan hal itu." Kemudian Jibril datang untuk yang keempat kalinya dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk membacakan Al Qur`an kepada umatmu dengan tujuh huruf. Dengan huruf yang manapun yang mereka gunakan untuk membaca, maka bacaan mereka benar." Dan telah menceritakannya kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan isnad ini semisalnya.
Shahih Muslim 1358: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Numair] semuanya dari [Waki'] - [Abu Bakar] berkata- telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] ia berkata: Seorang laki-laki yang namanya Nahik bin Sinan mendatangi [Abdullah] dan berkata: "Wahai Abu Abdurrrahman, bagaimana Anda membaca huruf ini, dengan huruf Alif ataukah Yaa`, yaitu: "MIN MAA`IN GHAIRI `AASIN" ataukah, "MIN MAA`IN GHARI YAASIN." Maka Abdullah menjawab, "Apakah setiap Al Qur`an telah kamu hitung selain ini?" Nahik berkata lagi, "Sesungguhnya aku benar-benar telah membaca Al Mufashshal dalam satu raka'at." Abdullah berkata: "Cepatnya beliau membaca adalah seperti cepatnya membaca sya'ir. Ada suatu kaum yang membaca Al Qur`an, namun bacaan mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Bacaan yang terpatri di dalam hati dan menancap kuat di dalamnya, baru akan bermanfaat. Bagian shalat yang paling utama adalah ruku' dan sujud. Aku benar-benar telah mengetahui An Nazha`ir (surat-surat yang hampir sama baik panjangnya atau pun maknanya), yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya pada setiap raka'at." Kemudian Abdullah berdiri, lalu masuklah Alqamah ke belakang kemudian keluar dan berkata: "Ia telah mengabarkannya kepadaku." Ibnu Numair berkata dalam riwayatnya: Seorang laki-laki dari Bani Bajilah datang kepada Abdullah." Ia tidak menyebutkan Nahik bin Sinan. Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] ia berkata: "Seorang laki-laki yang bernama Nahik bin Sinan datang kepada [Abdullah]." Yakni serupa dengan haditsnya Waki', hanya saja ia menyebutkan: Kemudian datanglah Alqamah untuk menemui Abdullah, maka kami pun berkata kepadanya, "Tanyakanlah padanya tentang An Nazha`ir (surat-surat yang hampir sama baik panjangnya atau pun maknanya) dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah membacanya dalam satu raka'at." Lalu ia pun masuk menemuinya dan bertanya kepadanya. Sesudah itu, ia keluar dan berkata: "Yaitu dua puluh surat dari Al Mufashshal dalam Ta`lifnya Abdullah. Dan telah meceritakannya kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dalam isnad ini sebagaimana hadits keduanya. Dan ia menyebutkan: Sungguh, saya benar-benar telah mengetahui An Nazha`ir (surat-surat yang hampir sama baik panjangnya atau pun maknanya) yang telah dibaca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua surat dalam satu raka'at, yakni dua puluh surat dalam sepuluh raka'at.
Shahih Muslim 1359: Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farrukh] telah menceritakan kepada kami [Mahdi bin Maimun] telah menceritakan kepada kami [Washil Al Ahdab] dari [Abu Wa`il] ia berkata: Pada suatu hari setelah menunaikan shalat Shubuh, kami pergi menemui [Abdullah bin Mas'ud]. Kami mengucapkan salam di depan pintu, lalu ia pun mengizinkan kami, namun kami tetap berada di dekat pintu sejenak lalu keluarlah seorang budak wanita dan berkata: "Tidakkah kalian masuk?” Maka kami segera masuk, dan ternyata kami dapati Ibnu Mas'ud sedang duduk bertasbih. Ibnu Mas'ud bertanya, "Apa yang menghalangi kalian untuk masuk, padahal kalian telah diizinkan?” Kami menjawab, "Tidak ada, melainkan kami hanya menyangka bahwa sebagian penghuni rumah masih tidur." Ibnu Mas'ud berkata: "Kalian menyangka bahwa keluarga Ibnu Ummi Abdu adalah para pemalas?” Dia kemudian meneruskan bacaan tasbihnya hingga kami mengira bahwa matahari telah terbit. Lalu ia bertanya, "Wahai Jariyah (budak wanita), lihatlah apakah matahari telah terbit?” budak wanita itu pun melihat, ternyata matahari belum terbit. Maka Ibnu Mas'ud kembali bertasbih hingga ia merasa bahwa matahari telah terbit, lalu ia pun bertanya lagi, "Wahai Jariyah, apakah matahari telah terbit?” budak wanita itu pun melihatnya, dan ternyata matahari telah terbit. Maka Ibnu Mas'ud berkata: "Segala puji bagi Allah Yang telah membangkitkan kami di hari ini." Mahdi berkata: Aku menduga bahwa ia berkata: "Dan Dia tidak membinasakan kami lantaran dosa-dosa kami." Lalu berkatalah seorang laki-laki dari kaum itu, "Semalam, saya telah membaca Al Mufashshal seluruhnya." Maka Abdullah bin Mas'ud pun berkata: "Cepatnya beliau membaca adalah seperti cepatnya membaca sya'ir. Saya telah mengetahui An Nazha`ir (surat-surat yang hampir sama baik panjangnya atau pun maknanya), yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya yaitu delapan belas surat dari Al Mufashshal dan dua surat dari Alif Lamm Hammim."
Shahih Muslim 1360: Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali Al Ju'fi] dari [Za`idah] dari [Manshur] dari [Syaqiq] ia berkata: Seorang laki-laki dari Bani Bajilah yang biada dipanggil Nahik bin Sinan datang menemui [Abdullah] dan berkata: "Saya membaca Al Mufashshal (surat-surat yang berada di antara surat Qaaf -atau Hujurat- hingga akhir mushhaf) dalam satu raka'at." Maka Abdullah pun berkata: "Engkau membaca seperti cepatnya pembacaan sya'ir. Saya telah mengetahui An Nazha`ir (surat-surat yang hampir sama baik panjangnya atau pun maknanya), yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya dua surat pada setiap raka'at."
Shahih Muslim 1361: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] -[Ibnul Mutsanna]- berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] bahwa ia mendengar [Abu wa`il] menceritakan: bahwa seorang laki-laki menemui [Ibnu Mas'ud] seraya berkata: "Tadi malam saya membaca Al Mufashshal (surat-surat yang berada di antara surat Qaaf -atau Hujurat- hingga akhir mushhaf) seluruhnya dalam satu raka'at." Maka Abdullah pun berkata: "Cepatnya beliau membaca adalah seperti pembacaan sya'ir yang jauh dari ketergesa-gesaan." Abdullah berkata: "Saya telah mengetahui An Nazha`ir (surat-surat yang hampir sama baik panjangnya atau pun maknanya), yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya." Lalu ia pun menyebutkan dua puluh surat dari Al Mufashshal. Yakni dua surat dua surat pada setiap raka'atnya.
Shahih Muslim 1362: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] ia berkata: saya melihat seorang laki-laki bertanya [Al Aswad bin Yazid] yang sedang mengajarkan Al Qur`an di masjid, "Bagaimana Anda membaca ayat ini, 'FAHAL MIM MUDDAKIR' apakah dengan huruf Dal ataukah Dzal?." Al Aswad menjawab, "Yang benar adalah dengan huruf Dal. Saya mendengar [Ibnu Mas'ud] berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: "MUDDAKIR (Yakni dengan huruf Dal)."
Shahih Muslim 1363: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] -Ibnul Mutsanna- berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau membaca huruf ini: "FAHAL MIM MUDDAKIR."
Shahih Muslim 1364: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] -sedang lafazhnya dari Abu Bakr- keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] ia berkata: Kami mendatangi negeri Syam, lalu [Abu Darda] menjumpai kami seraya bertanya, "Adakah di antara kalian yang membaca dengan qiraahnya Abdullah bin Mas'ud?" Saya menjawab, "Ya. Sayalah orangnya." Ia bertanya, "Lalu bagaimana engkau mendengar Ibnu Mas'ud membaca ayat ini: 'WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA.'?" Saya menjawab, "Saya mendengarnya membaca: 'WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA WADZDZAKARI WAL UNTSAA.'" Ia (Abu Darda') berkata: adapun saya, demi Allah, saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya seperti itu. Akan tetapi mereka menginginkan agar aku membaca: 'WA MAA KHALAQA', namun saya tidak menuruti mereka." Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Mughirah] dari [Ibrahim] ia berkata: [Alqamah] mendatangi negeri Syam, lalu ia masuk Masjid, dan shalat di dalamnya. Kemudian ia berdiri menuju Halaqah dan duduk di situ. Kemudian datanglah [seorang laki-laki] dan saya pun tahu akan reaksi dan sikap orang-orang padanya. Lalu laki-laki itu duduk di sampingku dan bertanya, "Apakah kamu hafal sebagaimana Abdullah membaca (Al Qur`an)?" maka ia pun menyebutkan hadits semisalnya.
Shahih Muslim 1365: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr As Sa'di] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Asy Sya'bi] dari [Alqamah] ia berkata: Saya berjumpa dengan [Abu Darda`], lalu ia bertanya kepadaku, "Dari manakah kamu?" Saya menjawab, "Dari penduduk Iraq." Ia bertanya lagi, "Dari daerah mana?" Saya menjawab, "Dari penduduk Kufah." Ia bertanya lagi, "Apakah kamu membaca Al Qur`an dengan qira`ahnya Abdullah bin Mas'ud?" Saya menjawab, "Ya." Ia berkata: "Kalau begitu, bacalah: 'WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA.'" Maka saya pun membacakannya, "WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA WAN NAHAARI IDZAA TAJALLAA WADZ DZAKARI WAL UNTSAA." Lalu Abu Darda` pun tertawa kemudian berkata: "Seperti inilah saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya." Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Dawud] dari [Amir] dari [Alqamah] ia berkata: Saya mendatangi negeri Syam dan bertemu dengan [Abu Darda`]. Ia pun menyebutkan hadits yang serupa dengan haditsnya Ibnu Ulayyah.
Shahih Muslim 1366: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwasanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat sesudah shalat Asar hingga matahari terbenam, dan sesudah shalat Shubuh hingga matahari terbit."
Shahih Muslim 1367: Dan telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Rusyaid] dan [Isma'il bin Salim] semuanya dari [Husyaim] -[Dawud]- berkata: telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Manshur] dari [Qatadah] ia berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abul 'Aliyah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: "Saya mendengar lebih dari seorang dari kalangan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam termasuk di ataranya adalah [Umar bin Al Khaththab] -dan ia adalah yang paling saya cintai di antara mereka- bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat sesudah shalat Shubuh hingga matahari terbit dan sesudah shalat Asar hingga matahari terbenam." Dan telah menceritakannya kepadaku [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Ghassan Al Misma'i] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] telah menceritakan kepadaku [bapakku] mereka semua dari [Qatadah] dengan isnad ini, hanya saja di dalam haditsnya Sa'id dan Hisyam: "Setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit."
Shahih Muslim 1368: Telah menceritakan kepada kami [Harmalah bin Yahya] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] bahwa [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadanya, ia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] bahwa ia mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh shalat sesudah Ashar hingga matahari terbenam dan tidak boleh shalat sesudah shalat Fajar hingga matahari terbit."
Shahih Muslim 1369: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu menunggu-nunggu waktu shalat sehingga mengerjakan shalat ketika matahari terbit, dan jangan pula pada waktu matahari terbenam."
Shahih Muslim 1370: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] dan [Muhammad bin Bisyr] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian menunda-nunda shalat sehingga mengerjakannya saat matahari terbit, dan jangan pula saat terbenamnya, karena matahari itu terbit di antara dua tanduk syetan."
Shahih Muslim 1371: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] dan [Ibnu Bisyr] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [bapaknya] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila sebagian matahari mulai terbit, maka tundalah shalat sampai matahari itu benar-benar terbit (dengan sempurna). Dan bila sebagian matahari itu mulai terbenam, maka tundalah shalat sampai matahari tersebut benar-benar terbenam."
Shahih Muslim 1372: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Khair bin Nu'aim Al Hadlrami] dari [Ibnu Hubairah] dari [Abu Tamim Al Jaisyani] dari [Abu Bashrah Al Ghifari] ia berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami shalat Ashar di Mukhammas. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya shalat Ashar ini pernah diwajibkan kepada orang-orang yang sebelum kalian, tetapi mereka sia-siakan. Karena itu, siapa yang memelihara shalat ini, dia akan mendapatkan pahala ganda. Dan tidak boleh shalat sesudahnya, hingga bintang terbit." Dan telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] Telah menceritakan kepada kami [bapakku] dari [Ibnu Ishaq] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Khair bin Nu'aim Al Hadlrami] dari [Abdullah bin Hubairah As Saba`i] -ia adalah seorang yang tsiqqah (terpercaya) - dari [Abu Tamim Al Jaisyani] dari [Abu Bashrah Al Ghifari] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Ashar bersama kami. Yakni hadits semisalnya.
Shahih Muslim 1373: Dan telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] dari [Musa bin Ali] dari [bapaknya] ia berkata: saya mendengar [Uqbah bin Amir Al Juhani] berkata: "Ada tiga waktu, yang mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang kita untuk shalat atau menguburkan jenazah pada waktu-waktu tersebut. (Pertama), saat matahari terbit hingga ia agak meninggi. (Kedua), saat matahari tepat berada di pertengahan langit (tengah hari tepat) hingga ia telah condong ke barat, (Ketiga), saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam sama sekali."
Shahih Muslim 1374: Telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Ja'far Al Ma'qiri] telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] telah menceritakan kepada kami [Syaddad bin Abdullah Abu Ammar] dan [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Umamah] - Ikrimah berkata: Syaddad telah berjumpa dengan Abu Umamah dan Watsilah, juga pernah menemani Anas ke negeri Syam, ia telah memujinya dengan keutamaan dan kebaikan- Dari Abu Umamah ia berkata: [Amru bin Abasah As Sulami] berkata: Pada masa jahiliyah dulu, saya mengira bahwa manusia ketika itu berada dalam kesesatan. Mereka tidaklah memiliki sesuatu pun (yang patut dibanggakan), mereka saat itu menyembah berhala. Lalu saya mendengar tentang sosok seorang laki-laki di Makkah yang sedang menyampaikan beberapa kabar berita. Kemudian aku duduk di atas hewan tungganganku. Saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau di 'Ukadz, lalu aku bertanya, “Siapa tuan?” Beliau menjawab: “Seorang Nabi.” Aku bertanya lagi, “Nabi yang bagimana?” Beliau menjawab: “Allah telah mengutusku.” Aku bertanya lagi, “Engkau diutus dengan apa?” Beliau menjawab: “Aku diutus untuk menyambung tali silaturahmi, menghancurkan berhala, dan agar Allah ditauhidkan dan tidak dipersekutukan.” Lalu aku bertanya lagi, "Siapakah orang yang menjadi pengikut Anda dalam perkara ini (Din Islam)?” Beliau menjawab: "Seorang yang merdeka dan juga sorang budak." Sementara saat itu beliau bersama Abu Bakar dan Bilal radliallahu 'anhuma. Kemudian beliau bersabda kepadaku: "Pulanglah kamu hingga Allah menguatkan Rasul-Nya." Setelah itu, saya mendatangi beliau dan berkata: "Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu. Ajarkanlah aku sesuatu yang Anda ketahui sementara aku tidak mengetahuinya, yaitu sesuatu yang tidak membahayakanmu dan Allah juga memberikan aku manfaat dengannya. Apakah ada suatu waktu yang lebih utama dari waktu yang lain, dan adakah suatu waktu yang harus kita waspadai?” Beliau menjawab: "Sungguh, kamu telah bertanya kepadaku tentang sesuatu yang belum pernah ditanyakan oleh seorang pun sebelummu. Sesungguhnya Allah 'azza wajalla turun pada sepertiga akhir malam, dan Dia mengampuni dosa apa saja kecuali syirik dan perbuatan yang melampaui batas. Shalat adalah suatu ibadah yang disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat) maka hendaklah kamu shalat hingga matahari terbit. Dan apabila matahari telah terbit, maka janganlah kamu shalat hingga matahari meninggi, karena matahari terbit diantara dua tanduk syetan, dan shalat pada waktu itu adalah shalatnya orang-orang kafir. Kemudian, jika matahari sudah meninggi, maka shalatlah, karena shalat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat) hingga pertengahan siang. Saat matahari berada di pertengahan langit, maka janganlah kamu shalat, karena pada waktu itu api neraka sedang dinyalahkan hingga bayangan kembali muncul. Dan apabila bayangan sudah kembali maka shalatlah kamu, karena shalat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri (oleh para malaikat) hingga matahari turun untuk terbenam. Ketika matahari hari hendak terbenam, maka janganlah kamu shalat hingga benar-benar terbenam, Karena matahari terbenam diantara dua tanduk syetan dan pada waktu itulah orang-orang kafir beribadah." Aku berkata: "Wahai Nabi Allah, beritahulah aku tentang wudlu." Beliau bersabda: "Tidaklah salah seorang dari kalian yang menyempurnakan wudlu, lalu ia berkumur-kumur dan beristinsyaq (menghirup air ke dalam hidung lalu menghembuskannya) kecuali dosa-dosa wajahnya, bibirnya dan hidungnya akan turut melebur. Kemudian, bila ia membasuh wajahnya sebagaimana yang diperintahkan Allah, niscaya dosa-dosa wajahnya akan melebur bersama air dari ujung-ujung jenggotnya. Dan tidaklah ia membasuh kedua tangannya hingga pergelangan siku kecuali dosa-dosa kedua tangannya akan melebur bersama air dari jari-jemarinya. Dan tidaklah ia membasuh kepalanya kecuali dosa-dosa kepalanya akan melebur bersama air dari ujung-ujung rambutnya. Dan tidaklah ia membasuh kedua kakinya hingga mata kaki kecuali dosa-dosa kedua kakinya juga melebur bersama air dari jari-jari kakinya. Dan bila ia berdiri dan shalat lalu memuji Allah serta menyanjung-Nya dan juga memujinya dengan sesuatu yang memang Dialah yang berhak atasnya lalu mengkhusyukkan hatinya semata-semata hanya untuk Allah, maka niscaya ia akan belepas diri dari dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya." Amru bin Habasyah menceritakan hadits ini kepada Abu Umamah salah seorang dari sahabat Rasulullallah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Abu Umamah pun berkata padanya, "Wahai Amru bin Abasah, lihatlah apa yang telah kamu katakana di tempat yang sama, 'Laki-laki ini akan diberi.'" Amru berkata: "Wahai Abu Umamah, sungguh usiaku telah lanjut dan tulang-tulangku juga telah rapuh sementara ajalku pun telah dekat, maka tidaklah aku berhajat untuk berdusta atas nama Allah dan tidak juga atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sekiranya aku tidak mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali hanya sekali atau dua kali, atau tiga kali -hingga ia menghitungnya sendiri sampai tujuh kali- niscaya aku tidak akan menceritakannya selama-lamanya. Akan tetapi aku telah mendengarnya lebih dari itu."
Shahih Muslim 1375: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Thawus] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwa ia berkata: Umar telah keliru, hanyasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang melaksanakan shalat pada disaat matahari terbit dan disaat terbenam adalah jika dikerjakan dengan sengaja dan dengan anggapan bahwa hal itu lebih baik.
Shahih Muslim 1376: Dan telah menceritakan kepada kami [Hasan Al Hulwani] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [bapaknya] dari [Aisyah] bahwa ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan dua raka'at sesudah Ashar." Thawus berkata: Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu menunggu-nunggu waktu saat matahari terbit, dan jangan pula pada waktu matahari terbenam hingga kalian shalat pada waktu itu."
Shahih Muslim 1377: Telah menceritakan kepadaku [Harmalah bin Yahya At Tujibi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru bin Harits] dari [Bukair] dari [Kuraib] Maula Ibnu Abbas, bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar dan Al Miswar bin Makhramah mereka mengutusnya agar menemui Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berpesan, "Sampaikan salam kami kepadanya dan tanyakan mengenai dua raka'at setelah Ashar kemudian katakanlah bahwa kami telah mendengar kabar bahwa Anda menunaikannya padahal telah sampai kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang dua raka'at itu." Ibnu Abbas berkata: "Saya dan Umar pernah memukul beberapa orang karena menunaikan dua raka'at setelah Ashar." Kuraib berkata: Maka saya pun menemui Aisyah dan menyampaikan pesan-pesan mereka. Lalu Aisyah pun berkata: "Tanyakanlah kepada [Ummu Salamah]." Akhirnya aku pun kembali kepada mereka, dan menyampaikan komentar Aisyah. Kemudian mereka kembali mengutusku untuk menemui Ummu Aisyah dan menanyakan pertanyaan yang sama. Ummu Salamah menjawab, "Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang shalat dua raka'at sesudah Ashar itu. Namun setelah itu, saya melihat beliau melakukannya. Dan memang sebelum menunaikannya, terlebih dahulu menunaikan shalat Ashar. Sesudah itu, beliau masuk menemuiku, sementara di sisiku terdapat beberapa orang wanita Anshar dari Bani Haram, kemudian beliau melaksanakan dua raka'at (Setelah Ashar itu). Lalu saya mengutus seorang budak wanita seraya berkata padanya, "Berdirilah kamu di samping beliau, dan katakanlah padanya, 'Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah, saya telah mendengar tuan melarang dua raka'at ini, namun saya melihat Anda melakukannya.' Dan jika ia memberi isyarat dengan tangannya, maka mundurlah." Budak wanita itu pun melakukannya, kemudian beliau memberi isyarat, maka budak wanita itu pun mundur. Usai menunaikan shalat, beliau bersabda: "Wahai binti Abu Umayyah, kamu tadi menanyakan tentang dua raka'at setelah Ashar. Sesungguhnya saya telah didatangi oleh beberapa orang dari Bani Abdul Qais dengan menyatakan keIslaman kaumnya hingga mereka menyibukkanku untuk menunaikan dua raka'at setelah Zhuhur, maka dua raka'at ini sebagai penggantinya."
Shahih Muslim 1378: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] dan [Ali bin Hujr] -Ibnu Ayyub- berkata: telah menceritakan kepada kami [Isma'il] ia adalah -Ibnu Ja'far- telah mengabarkan kepadaku [Muhammad] -ia adalah Ibnu Abu Harmalah- ia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah] bahwa ia pernah bertanya kepada [Aisyah] mengenai dua sujud yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sesudah shalat Ashar, maka ia menjawab: "Dulu beliau melakukannya sebelum Ashar, kemudian beliau tersibukkan darinya atau lupa, sehingga beliau melaksanakannya sesudah shalat Ashar kemudian beliau selalu menunaikannya. Dan biasanya, bila beliau melaksanakan suatu shalat, maka beliau menekuninya." Yahya bin Ayyub berkata: Isma'il berkata: "Yakni beliau selalu menunaikannya."
Shahih Muslim 1379: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] semuanya dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata: Menurutku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah meninggalkan dua raka'at sesudah Ashar."
Shahih Muslim 1380: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] -dengan lafazh hadits darinya- telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Mushir] telah mengabarkan kepada kami [Abu Ishaq Asy Syaibani] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [bapaknya] dari [Aisyah] ia berkata: "Ada dua shalat yang sama sekali tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di rumahku, baik secara sembunyi maupun terang-terangan, yaitu dua raka'at sebelum subuh dan dua raka'at sesudah asar."
Shahih Muslim 1381: Telah menceritakan kepada kami [Ibnul Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] -Ibnul Mutsanna- berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dan [Masruq] keduanya berkata: kami menyaksikan [Aisyah] bahwa ia berkata: "Tidak ada satu hari pun dari hari-hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang beliau habiskan di tempatku, kecuali beliau menunaikan dua raka'at itu, yakni dua raka'at sesudah asar."
Shahih Muslim 1382: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] dan [Abu Kuraib] semuanya dari [Ibnu Fudlail], [Abu Bakar] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Mukhtar bin Fulful] ia berkata: saya bertanya kepada [Anas bin Malik] mengenai shalat tathawwu' sesudah shalat asar. Maka ia menjawab, "Dulu Umar memukul tangan seseorang karena shalat sesudah Asar. Dan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kami biasa menunaikan dua raka'at setelah terbenamnya matahari dan sebelum shalat Maghrib." Saya bertanya lagi padanya, "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukannya?" Ia menjawab, "Beliau melihat kami melakukannya, namun beliau tidak memerintahkan kami dan tidak pula melarang."
Shahih Muslim 1383: Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farruh] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz] dan ia adalah Ibnu Shuhaib dari [Anas bin Malik] ia berkata: "Dulu, ketika kami di Madinah, bila sang muadzin telah mengumandangkan adzan Maghrib, maka para sahabat segera mendekati tiang-tiang masjid lalu mereka melaksanakan shalat dua rakaat-dua rakaat, sampai sekiranya ada orang asing masuk masjid, niscaya akan menyangka bahwa shalat telah ditunaikan karena banyaknya orang yang melakukannya."
Shahih Muslim 1384: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dan [Waki'] dari [Kahmas] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari [Abdullah bin Mughaffal Al Muzani] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Diantara setiap dua adzan itu ada shalat tathawwu'." Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda: "Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya." Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Al Jurairi] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Abdullah bin Mughaffal] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semisalnya. Hanya saja ia mengatakan: Pada kali yang keempat, "Bagi siapa yang mau."
Shahih Muslim 1385: Telah menceritakan kepada kami [Abdu bin Humaid] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Khauf bersama kami. Mula-mula satu kelompok pasukan mengikuti beliau shalat satu raka'at, sedangkan kelompok yang lain berjaga-jaga menghadap ke arah musuh. Setelah selesai satu raka'at, kelompok pertama pergi berjaga-jaga, menggantikan kelompok kedua, sedangkan kelompok kedua shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, masing-masing rombongan menyempurnakan shalat mereka satu raka'at lagi." Dan telah menceritakannya kepadaku [Abu Rabi' Az Zhahrani] telah menceritakan kepada kami [Fulaih] dari [Az Zuhri] dari [Salim bin Abdullah bin Umar] dari [bapaknya] bahwa ia menceritakan tentang shalat Khauf Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan ia berkata: Saya pernah shalat Khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Yakni semakna dengan ini.
Shahih Muslim 1386: Dan telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] dari [Sufyan] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata: "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengimami shalat khauf. Mula-mula beliau shalat satu raka'at dengan satu kelompok pasukan, sedangkan pasukan yang lain berjaga-jaga menghadapi musuh. Usai satu raka'at, kelompok pertama berjaga-jaga dan kelompok kedua shalat mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam satu raka'at. Sesudah itu, masing-masing kelompok menyempurnakan shalat mereka satu raka'at lagi." Ibnu Umar berkata: "Apabila situasi kemanan lebih parah dari itu, maka beliau shalat di atas kendaraan atau sambil berdiri, dengan cara menggunakan isyarat (kepala atau mata)."
Shahih Muslim 1387: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari [Atha`] dari [Jabir bin Abdullah] ia berkata: "Aku pernah ikut menunaikan shalat Khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami berbaris dua shaf di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan musuh berada tepat antara kami dan kiblat (di hadapan kami). Mula-mula Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, lalu kami semua ikut bertakbir. Kemudian beliau ruku' dan kami pun ikut ruku' semua. Kemudian beliau I'tidal (bangkit) dari ruku', maka kami bangkit pula semuanya. Sesudah itu, beliau turun untuk sujud bersama-sama dengan shaf yang pertama, sedangkan shaf kedua tetap berdiri untuk berjaga-jaga. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersama shaf pertama telah selesai sujud dan telah berdiri, barulah shaf kedua turun untuk sujud, dan mereka terus bangun kembali. Sesudah itu, shaf kedua maju ke depan, sedangkan shaf pertama mundur. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ruku' dan kami ruku' pula semuanya. Kemudian beliau bangkit dari ruku', lalu kami bangkit pula semuanya. Kemudian beliau turun untuk sujud diikuti oleh shaf yang berada di belakang beliau. Sedangkan shaf yang setelahnya (tadinya shaf pertama) tetap berdiri untuk berjaga-jaga ke arah musuh. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan shaf yang berada di belakangnya telah selesai sujud, barulah shaf yang kedua turun untuk sujud. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam, dan kami pun mengucapkan salam semuanya." Jabir berkata: Sebagaimana yang dilakukan oleh para penjaga kalian bersama para pemimpinnya.
Shahih Muslim 1388: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Zubair] dari [Jabir] ia berkata: Kami pernah berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi orang-orang Juhainah. Mereka menyerang kami dengan serangan yang dahsyat. Ketika kami menunaikan shalat Zhuhur, orang-orang musyrik itu berkata: "Seandainya kita menyerang mereka, pasti kita akan mengalahkan mereka." Maka Malaikat Jibril memberitahukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memberitakannya kepada kami. Para sahabat mengatakan bahwa akan tiba kepada mereka suatu shalat yang lebih mereka senangi daripada anak-anak. Ketika waktu Asar tiba, beliau membariskan kami untuk shalat dalam dua shaf, sementara orang-orang musyrik berada di antara kami dan kiblat. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, dan kami pun ikut bertakbir. Beliau ruku' kami pun ruku'. Kemudian beliau sujud, kami pun sujud. Lalu shaf pertama mundur dan shaf kedua maju (tukar posisi) untuk berdiri di tempat shaf pertama. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, kami ikut bertakbir, dan beliau ruku' kami pun ruku', lalu beliau sujud dengan diikuti shaf pertama sedangkan shaf kedua tetap berdiri. Setelah shaf kedua sujud, kemudian mereka semuanya duduk, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam." Abu Zubair berkata: Jabir mengkhususkan, "Sebagaimana shalaf (Khauf) yang dilakukan oleh para pemimpin kalian."
Shahih Muslim 1389: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz Al 'Anbari] telah menceritakan kepada kami [bapakku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Qasim] dari [bapaknya] dari [Shalih bin Khawwat bin Jubair] dari [Sahl bin Abu Hatsmah] bahwasanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat Khauf bersama para sahabatnya. Maka beliau membariskan mereka menjadi dua shaf di belakangnya. Kemudian beliau shalat satu raka'at bersama shaf yang tepat berada di belakang beliau. Setelah menunaikan satu raka'at, mereka pun berdiri dan terus berdiri, hingga shaf kedua selesai shalat satu raka'at. Setelah shaf kedua selesai shalat raka'at, mereka maju ke depan sementara shaf yang tadinya di depan mundur, maka beliau shalaf bersama mereka satu raka'at. Kemudian beliau duduk hingga shaf yang dibelakang shalat satu raka'at, setelah itu baru beliau salam."
Shahih Muslim 1390: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Yahya] ia berkata: saya telah membacakan kepada [Malik] dari [Yazid bin Ruman] dari [Shalih bin Khawwat] dari [seorang] yang pernah shalat Khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari Dzatur Riqa'. Bahwa satu kelompok berbaris satu shaf di belakang beliau, sementara kelompok yang lain berjaga-jaga dengan menghadap ke arah musuh. Maka beliau pun shalat satu raka'at bersama kelompok pertama, kemudian beliau berdiri dan tetap berdiri, lalu kelompok pertama tadi menyempurnakan shalatnya masing-masing dan bubar kemudian membuat shaf untuk menghadapi musuh. Setelah itu, datanglah kelompok kedua sehingga beliau shalat bersama mereka satu raka'at, kemudian beliau duduk, sementara mereka menyempurnakan shalatnya masing-masing, baru kemudian beliau salam bersama mereka.
Shahih Muslim 1391: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Aban bin Yazid] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Jabir] ia berkata: Kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hingga sampailah kami di Dzatur Riqa'. Biasanya, bila kami mendapati sebatang pohon yang bisa digunakan untuk berteduh, maka kami menjadikannya sebagai tempat peristirahatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Di kala itu, datanglah seorang laki-laki dari kaum musyrikin, sementara pedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tergantung di pohon. Maka laki-laki musyrik itu pun mengambil pedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menghunuskannya seraya berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Apakah kamu takut padaku?" beliau menjawab: "Tidak." Laki-laki itu bertanya lagi, "Lalu siapa yang akan menolongmu dari ancamanku?" beliau menjawab: "Allah-lah yang akan menolongku dari ancamanmu." Lalu para sahabat pun menakuti-nakutinya hingga ia memasukkan kembali pedang itu ke dalam sarungnya dan menggantungnya. Setelah itu, dikumandangkanlah adzan untuk mengerjakan shalat. Maka mula-mula beliau shalat dengan satu kelompok sebanyak dua raka'at, setelah itu, mereka pun mundur. Kemudian datanglah kelompok lain dan shalat bersama beliau dua raka'at. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakannya empat raka'at, sementara masing-masing kelompok dua raka'at.
Shahih Muslim 1392: Dan telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi] telah mengabarkan kepada kami [Yahya] -yaitu putranya Hassan- telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] -yaitu putranya Sallam- telah mengabarkan kepadaku [Yahya] telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Jabir] telah mengabarkan kepadanya, bahwasanya: Dia pernah shalat Khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Mula-mula beliau shalat dua rakaat bersama dengan salah satu dari dua pasukan. Kemudian beliau shalat dua raka'at pula dengan pasukan yang lain. Sehingga Beliau mengerjakan shalat empat raka'at, dimana beliau mengerjakan shalat bersama masing-masing pasukan sebanyak dua raka'at.