29. Fitnah dan Peperangan Besar
Sunan Abu Daud 3702: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wail] dari [Hudzaifah] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami (khutbah), tidak meninggalkan sesuatu pun yang akan terjadi sampai datangnya hari kiamat kecuali beliau jelaskan saat itu. Maka hafallah orang yang hafal dan lupalah orang yang lupa, dan para sahabatnya telah mengetahui hal itu. Sungguh, aku dapat mengingat apa yang disampaikan saat itu, sebagaimana seorang laki-laki yang mengingat wajah orang yang pergi kemudian bertemu lagi."
Sunan Abu Daud 3703: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Al Hafari] dari [Badr bin Utsman] dari [Amir] dari [seorang laki-laki] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Pada umatku akan terjadi empat macam fitnah, dan yang terakhir adalah kebinasaan."
Sunan Abu Daud 3704: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Utsman bin Sa'id Al Himshi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Salim] berkata: telah menceritakan kepadaku [Al 'Ala bin Utbah] dari [Umair bin Hani Al 'Ansi] ia berkata: Aku mendengar [Abdullah bin Umar] berkata: "Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bercerita tentang fitnah, panjang lebar beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al Ahlas." Seorang laki-laki lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, apa itu fitnah Al Ahlas?" beliau menjawab: "Adanya permusuhan dan peperangan, kemudian fitnah kesenangan yang asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang laki-laki ahli baitku. Ia mengaku berasal dari keturunanku, padahal bukan. Wali-waliku hanya orang-orang yang bertakwa. Kemudian orang-orang akan berdamai pada seorang laki-laki layaknya pangkal paha yang bertumpuk di tulang rusuk (kesepakatan yang semu). Kemudian akan muncul fitnah seorang yang buta (dengan kekuasaan), tidak seorang pun dari umat ini kecuali ia akan mendapat satu tamparan di mukanya (bencana kerusakan darinya). Ketika fitnah itu telah dianggap usai, namun fitnah tersebut justru berkelanjutan. Seorang laki-laki yang paginya beriman menjadi kafir di waktu sore, sehingga manusia akan menjadi dua kelompok: sekelompok orang yang beriman dan tidak ada kemunafikan dalam keimanannya, dan sekelompok orang yang penuh kemunafikan dan tidak ada keimanan padanya. Jika kondisi kalian sudah begitu, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya."
Sunan Abu Daud 3705: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Farrukh] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Usamah bin Zaid] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Qabishah bin Dzuaib] dari [Bapaknya] ia berkata: [Hudzaifah bin Yaman] berkata: "Demi Allah, aku tidak tahu apakah para sahabatku lupa atau pura-pura lupa. Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan penyeru fitnah hingga berakhirnya masa kehidupan dunia, yang jumlahnya lebih dari tiga ratus orang melainkan beliau menyebutkan kepada kami akan namanya, nama bapak dan kabilahnya."
Sunan Abu Daud 3706: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Qatadah] dari [Nashr bin Ashim] dari [Subai' bin Khalid] ia berkata: "Aku pernah datang ke Kufah saat penaklukan kota Tustar untuk mengambil bighal. Lalu aku masuk ke sebuah masjid, orang-orang banyak berkumpul, dan ternyata di sana ada seorang lelaki -jika kamu melihat, kamu akan tahu bahwa ia dari wilayah Hijaz: Makkah dan Madinah-. Aku bertanya: "Siapakah lelaki ini?" orang-orang memandangiku dengan sorotan tajam, mereka berkata: "Engkau tidak tahu orang ini! ini adalah [Hudzaifah Ibnul Yaman], seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Hudzaifah lalu berkata: "Orang-orang banyak bertanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan, sementara aku bertanya kepada beliau tentang keburukan." Orang-orang sepontan memperhatikan Hudzaifah dengan pandangan tajam, Hudzaifah melanjutkan: "Aku tahu apa yang kalian ingkari (cemaskan). Aku pernah bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan yang Allah berikan kepada kita ini, akan muncul keburukan setelahnya seperti masa-masa sebelumnya?" Beliau menjawab: "Benar." Aku bertanya lagi: "Bagaimana bisa selamat dari hal itu?" beliau menjawab: "Dengan pedang." Aku bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, lantas apa yang bakal terjadi?" Beliau menjawab: "Jika Allah mempunyai Khalifah di muka bumi, lalu ia memukul punggung dan mengambil hartamu, maka taatilah ia. Jika tidak begitu, maka matilah kamu dalam keadaan menggigit akar pohon (tidak taat dan pergi menyepi)." Aku bertanya lagi: "Lalu apa yang akan terjadi?" beliau menjawab: "Akan muncul Dajjal dengan membawa sungai dan api. Siapa yang jatuh ke dalam apinya, maka ia akan mendapatkan pahala dan akan dihapus dosanya. Dan siapa yang jatuh ke dalam sungainya, maka ia akan mendapat dosa dan digugurkan pahalanya." Aku bertanya lagi: "Lalu apa lagi?" beliau menjawab: "Kiamat akan datang." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Qatadah] dari [Nashr bin Ashim] dari [Khalid bin Khalid Al Yasykuri] dengan hadits yang sama. Ia (Hudzaifah) berkata: "Setelah pedang apa lagi?" beliau menjawab: "Akan tersisa kotoran mata (keburukan) dan kerisuhan yang berkedok kedamaian." Lalu ia menyebutkan hadits selengkapnya. Ia (perawi) berkata: "Qatadah menganalogikan 'kotoran mata' adalah peristiwa riddah (pemurtadan) yang ada di masa Abu Bakr. Dan 'kerisuhan yang berkedok kedamaian' adalah upaya damai yang semu." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sulaiman] -maksudnya Sulaiman bin Al Mughirah- dari [Humaid] dari [Nashr bin Ashim Al Laitsi] ia berkata: "Kami pernah mendatangi [Al Yasykuri] dalam sebuah rombongan bani Laits, ia bertanya: "Siapakah orang-orang itu?" kami menjawab: "Mereka adalah orang-orang bani Laits. Kami mendatangimu untuk menanyakan seputar hadits Hudzaifah. lalu ia menyebutkan hadits tersebut. Hudzaifah berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?" beliau menjawab: "Fitnah dan keburukan." Aku bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah setelah keburukan ini akan muncul kebaikan?" beliau menjawab: "Wahai Hudzaifah, pelajarilah Al Qur'an dan ikuti apa yang ada di dalamnya." Beliau ulangi kata-kata itu hingga tiga kali. Aku bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah setelah keburukan ini ada kebaikan?" beliau menjawab: "Kericuhan berkedok kedamaian, dan kelompok yang diselimuti oleh kekufuran." Aku berkata: "Wahai Rasulullah, maksud kerisuhan berkedok kedamaian itu apa?" beliau menjawab: "Jika hati orang-orang tidak lagi sebagaimana fitrahnya." Aku bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan ini akan muncul keburukan?" beliau menjawab: "Fitnahnya orang yang buta dan tuli (dari kebenaran), mereka mempunyai penyeru-penyeru yang berada di pintu neraka. Wahai Hudzaifah, jika engkau mati dalam keadaan menggigit akar pohon (pergi menjauh), maka itu lebih baik dari pada kamu mengikuti mereka." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu At Tayyah] dari [Shakhr bin Badr Al 'Ijli] dari [Subai' bin Khalid] dengan hadits ini, dari [Hudzaifah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika pada hari itu engkau tidak mendapatkan seorang khalifah (yang adil), maka menjauhlah hingga engkau mendapati kematian, meskipun engkau mati dalam keadaan menggigit akar pohon." Dan pada penghujung hadits Hudzaifah berkata: Aku bertanya: "Apa yang akan terjadi setelah itu?" beliau menjawab: "Andai, kala itu ada seorang laki-laki yang mengawinkan kuda, maka ia tidak akan mendapatkan hasil hingga datang kiamat."
Sunan Abu Daud 3707: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Zaid bin Wahb] dari ['Abdurrahman bin Abdu Rabbil Ka'bah] dari [Abdullah bin Amru] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa membaiat seorang imam, ia jabat tangannya dan menyerahkan keikhlasan hatinya (untuk setia), maka hendaklah ia berikan hak ketaatan padanya semampu mungkin. Jika ada pihak lain yang ingin mengambil kekuasaannya hendaklah ia penggal lehernya." Aku (perawi) bertanya: "Apakah engkau benar-benar mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Abdullah bin Amru menjawab: "Kedua telingaku mendengarnya dan hatiku mengingatnya." Aku berkata: "Sepupumu ini (Mu'awiyah), memerintahkan kami untuk melakukan begini dan begini?" ia menjawab: "Taatilah ia dalam ketaatan kepada Allah, dan ingkarilah dalam kemaksiatan kepada-Nya."
Sunan Abu Daud 3708: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Syaiban] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Celakalah orang-orang Arab dari keburukan yang kian mendekat, dan beruntunglah orang yang dapat menahan tangannya."
Sunan Abu Daud 3709: Abu Dawud berkata: aku mendapat cerita dari [Ibnu Wahb] ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hampir-hampir kaum muslimin terkepung hingga Madinah, sampai-sampai batas akhir pertahanan mereka adalah Silah (tempat dekat Khaibar)." Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dari Anbasah dari Yunus dari Az Zuhri ia berkata: "Silah adalah nama tempat yang dekat dengan Khaibar."
Sunan Abu Daud 3710: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Muhammad bin Isa] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Asma] dari [Tsauban] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah telah mendekatkan bumi ini untukku, atau beliau mengatakan: "Rabbku telah mendekatkan bumi ini untukku, sehingga aku dapat melihat antara timur dan baratnya. Sungguh, kekuasaan umatku akan sampai pada jarak yang diperlihatkan kepadaku tersebut. Aku telah diberi dua harta simpanan: harta berwarna merah (emas) dan harta berwarna putih (perak). Aku meminta kepada Allah untuk umatku, agar Allah tidak membinasakan mereka dengan paceklik secara global, serta tidak dikuasakan kepada mereka musuh dari selain mereka hingga merampas suluruh harta dan rumah-rumah mereka. Rabbku telah berfirman kepadaku: 'Wahai Muhammad, jika Aku telah memberi satu ketetapan maka tidak akan dapat ditolak. Aku tidak akan membinasakan mereka dengan paceklik secara global, serta tidak menguasakan kepada mereka musuh dari selain mereka hingga merampas seluruh harta dan rumah-rumah mereka. meskipun musuh berkumpul dari berbagai penjuru, atau beliau menyebutkan: "segala penjuru", hingga sebagian mereka membunuh sebagian yang lain (umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), serta menawan sebagian yang lain.' Yang aku kawatirkan atas umatku hanyalah imam-imam yang sesat, jika sebuah pedang diletakkan di hadapan umatku, maka pedang tersebut tidak terangkat (digunakan untuk jihad) hingga kiamat datang. Tidak akan datang kiamat hingga kabilah-kabilah dari ummatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan kabilah-kabilah dari ummatku menyembah berhala, sesungguhnya akan ada para pendusta dalam umatku, jumlah mereka tiga puluh orang, semuanya mengaku bahwa dirinya adalah Nabi. (padahal) aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku. Dan akan senantiasa ada dari umatku yang berada di atas kebenaran." Ibnu Isa menyebutkan: "mereka eksis." lalu keduanya sepakat menyebutkan: "tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihinya hingga datang perkara Allah (kiamat)."
Sunan Abu Daud 3711: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Auf Ath Tha`i] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] berkata: telah menceritakan kepadaku [Bapakku]. [Ibnu Auf] berkata: Aku membaca dalam buku Isma'il: ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Dhamdham] dari [Syuraih] dari [Abu Malik] -maksudnya Abul Malik Al Asy'ari- ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah melindungi kalian dari tiga hal: jangan sampai Nabi kalian mendoakan (keburukan) hingga kalian mendapat kecelakaan, jangan sampai pendukung kebatilan (orang-orang kafir) mengalahkan pendukung kebenaran, dan jangan sampai kalian berkumpul dalam kesesatan."
Sunan Abu Daud 3712: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] dari [Sufyan] dari [Manshur] dari [rib'I bin Hirasy] dari [Al Bara bin Najiah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Roda Islam akan berputar (berlangsung) selama tiga puluh lima, atau tiga puluh enam, atau tiga puluh tujuh (tahun). Jika mereka binasa maka itulah jalan orang-orang yang binasa (sebelum mereka), namun jika mereka menegakkan agama, maka mereka akan tetap ada hingga tujuh puluh tahun." Ibnu Mas'ud berkata: Aku lalu bertanya: "Dihitung dari pasca tiga puluh lima tahun, atau mulai dari awal berdirinya daulah Islam (di masa kenabian)?" beliau menjawab: "Dihitung dari awal." Abu Dawud berkata: "Siapa yang mengatakan (Rib'ie bin) Khirasy, ia telah keliru."
Sunan Abu Daud 3713: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] berkata: telah menceritakan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Humaid bin 'Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Zaman akan semakin dekat (waktu seakan singkat), ilmu semakin berkurang, fitnah bermunculan, banyak sifat kikir dan menyebar Al harj." Dikatakan kepada beliau: "Wahai Rasulullah, apa itu (Al harj)?" beliau menjawab: "Pembunuhan, pembunuhan."
Sunan Abu Daud 3714: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Utsman Asy Syahham] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Muslim bin Abu Bakrah] dari [Bapaknya] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan muncul fitnah, saat itu orang yang berbaring lebih baik dari orang yang duduk, orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik dari orang yang lari (jalan cepat)." Ia (Abu Bakrah) berkata: "Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku?" beliau menjawab: "Barangsiapa memiliki unta hendaklah ia membawanya (pergi mengasingkan diri, jauh dari manusia pada saat itu), barangsiapa memiliki kambing hendaklah ia membawanya (pergi mengasingkan diri), barangsiapa memiliki tanah (yang jauh dari manusia) hendaklah ia pergi menujunya." Abu Bakrah berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki sesuatu?" beliau menjawab: "Hendaklah ia menancapkan pedangnya pada tanah berbatu dan berpegangan dengannya, setelah itu hendaklah ia berusaha mencari perlindungan untuk keselamatan dirinya." Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid Ar Ramli] berkata: telah menceritakan kepada kami Mufadldlil dari [Ayyasy] dari [Bukair] dari [Busr bin Sa'id] dari [Husain bin 'Abdurrahman Al Asyja'i] Bahwasanya ia mendengar [Sa'd bin Abu Waqash] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits ini. Sa'd berkata: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika ada seseorang masuk ke dalam rumahku dan mengacungkan tangannya untuk membunuhku?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Jadilah engkau sebagaimana dua anak Adam." Yazid lalu membaca firman Allah: {Sungguh, kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku} (Al Maidah: 28). Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Utsman] berkata: telah menceritakan kepada kami [Bapakku] berkata: telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Khirasy] dari [Al Qasim bin Ghazwan] dari [Ishaq bin Rasyid Al Jazari] dari [Salim] berkata: telah menceritakan kepadaku [Amru bin Wabishah Al Asadi] dari bapaknya Wabishah dari [Ibnu Mas'ud] ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, lalu ia menyebutkan sebagian hadits Abu Bakrah. Ibnu Mas'ud berkata: "Semua korban pembunuhan (pada masa fitnah karena pertikaian dan perebutan kekuasaan serta harta) akan masuk neraka." Aku bertanya: "Wahai Ibnu Mas'ud, kapan itu terjadi?" Ibnu Mas'ud menjawab: "Itu terjadi pada hari-hari tersebarnya Al Harj (pembunuhan), seorang laki-laki tidak lagi bisa mempercayai teman duduknya." Aku berkata: "Lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku jika menemui masa itu?" Ibnu Mas'ud menjawab: "Engkau jaga lisan dan tanganmu, lalu jadilah permadani bagi rumahmu (berdiam diri dan tidak keluar)." (Wabishah) berkata: "Maka saat Utsman dibunuh, hatiku melayang karena kepergiannya. Lantas aku pergi dengan kendaraan hingga aku memasuki Damaskus, lalu aku bertemu dengan [Khuraim bin Fatik] dan aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka ia bersumpah atas nama Allah Yang tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Dia, bahwa ia juga pernah mendengar hadits itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana Ibnu Mas'ud menceritakannya kepadaku."
Sunan Abu Daud 3715: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Muhammad bin Juhadah] dari ['Abdurrahman bin Tsarwan] dari [Huzail] dari [Abu Musa Al Asy'ari] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Menjelang datangnya hari kiamat akan muncul fitnah seperti malam yang gelam gulita, seorang laki-laki beriman di pagi hari lalu kafir di sore hari, sore hari beriman lalu pagi hari kafir. Pada waktu itu orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, dan orang yang berjalan lebih baik dari orang yang berlari (jalan cepat). Patahkanlah anak panah kalian dan potonglah tali busur kalian, serta tancapkanlah pedang kalian di bebatuan. Jika ada seseorang yang masuk pada salah seorang dari kalian (untuk membunuh), maka berlakulah seperti sebaik-baik dari kedua anak Adam (Qabil dan Habil)."
Sunan Abu Daud 3716: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Raqabah bin Mashqalah] dari [Aun bin Abu Juhaifah] dari ['Abdurrahman] -maksudnya Abdur Rahman bin Samurah- ia berkata: "Aku meraih tangan [Ibnu Umar] saat berada di jalanan kota Madinah: yakni saat mendatangi kepala yang ditancapkan (kepala Abdullah bin Az Zubair), ia berkata: "Celakalah orang yang telah membunuh orang ini!" Ketika telah berlalu ia berkata lagi: Aku tidak melihat kecuali orang ini telah celaka. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendatangi seorang laki-laki dari umatku untuk membunuhnya, hendaklah ia mengatakan begini; 'orang yang membunuh di neraka dan yang dibunuh di surga.'" Abu Daud berkata: [At Tsauri] telah meriwayatkannya dari [Aun] dari [Abdurrahman bin Sumair atau Sumairah] serta [Laits bin Abu Sulaim] meriwayatkannya dari [Aun] dari [Abdurrahman bin Sumairah]. Abu Daud berkata: "Al Hasan bin Ali berkata kepadaku, telah menceritakan kepadaku [Abu Walid] -maksudnya menceritakan hadits ini-: dari [Abu Awanah] dan ia (Abu Walid) berkata: "Dia (Abdurrahman) di dalam kitab saya (bernama Abdurrahman) bin Sabarah, dan mereka berkata: Samurah, dan mereka juga berkata: Sumairah, ini adalah perkataannya Abu Walid."
Sunan Abu Daud 3717: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abu Imran Al Jauni] dari [Musya'ats bin Tharif] dari [Abdullah bin Ash Shamit] dari [Abu Dzar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Wahai Abu Dzar!" Aku menjawab: "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu dan kebahagiaan semoga bersamamu." -lalu ia menyebutkan hadits secara lengkap-. Dalam hadits tersebut beliau bertanya: "Apa yang akan kamu lakukan jika datang kematian kepada manusia, kemudian rumahnya pindah ke kuburan?" Aku menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Atau ia menyebutkan: "(Aku akan melakukan) apa yang Allah dan Rasul-Nya kehendaki (pilih)." Beliau bersabda: "Hendaklah engkau sabar" atau beliau mengatakan: "Bersabarlah." Kemudian beliau berkata lagi kepadaku: "Wahai Abu Dzar!" aku menjawab: "Aku penuhi panggilanmu dan kebahagiaan semoga bersamamu." "Apa pendapatmu jika Ahjar Az Zait (nama suatu tempat di Madinah) berlumuran darah?" Aku menjawab: "(Aku akan melakukan) apa yang Allah dan Rasul-Nya kehendaki untukku." Beliau bersabda: "Hendaklah engkau bergabung bersama orang terdekatmu (keluarga, atau Imam yang kamu berbaiat kepadanya)." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apa tidak lebih baik jika aku ambil pedangku, lalu aku letakkan di atas pundakku?" beliau menjawab: "Kalau begitu kamu telah ikut serta bersama orang-orang (dalam dosa)." Lalu aku bertanya lagi: "Lantas apa yang engkau perintahkan untukku?" beliau menjawab: "Berdiamlah engkau di rumahmu." Aku bertanya: "Bagaimana jika ada seseorang yang masuk ke dalam rumahku!" beliau menjawab: "Jika engkau merasa takut dengan kilauan pedang musuh, maka letakkanlah kain baju di mukamu (pasrah), maka ia akan menanggung dosamu dan dosanya sendiri." Abu Dawud berkata: "Al Musya'ats dalam hadits ini tidak menyebutkan selain Hammad bin Zaid."
Sunan Abu Daud 3718: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Farits] berkata: telah menceritakan kepada kami [Affan bin Muslim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ashim Al Ahwal] dari [Abu Kabsyah] ia berkata: Aku mendengar [Abu Musa] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan datang kepada kalian fitnah sebagaimana malam yang gelap gulita, pada masa itu seorang beriman di pagi hari lalu kafir di sore hari, orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik dari orang yang berlari." Para sahabat bertanya: "Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab: "Tetaplah kalian di rumah-rumah kalian."
Sunan Abu Daud 3719: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim Ibnul Hasan Al Misshishi] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] -maksudnya Hajjaj bin Muhammad- ia berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa'd] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Mu'awiyah bin Shalih] bahwa ['Abdurrahman bin Jubair] menceritakan kepadanya dari [Bapaknya] dari [Al Miqdad Ibnul Aswad] ia berkata: Demi Allah, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang bahagia adalah orang yang menjauh dari fitnah, orang yang bahagia adalah orang yang menjauh dari fitnah, orang yang bahagia adalah orang yang menjauh dari fitnah dan orang yang tertimpa musibah lalu bersabar, alangkah bahagianya ia."
Sunan Abu Daud 3720: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ibnu Wahb] berkata: telah menceritakan kepadaku [Al Laits] dari [Yahya bin Sa'id] ia berkata: [Khalid bin Abu Imran] berkata dari ['Abdurrahman Ibnil Bailamani] dari ['Abdurrahman bin Hurmuz] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan terjadi fitnah, orang-orang tidak lagi dapat mendengar, bisu dan tuli dari kebenaran, barang siapa yang mencoba untuk mendekati fitnah tersebut maka ia akan tertarik ke dalamnya, dan ikut serta dalam mengumbar lisan di dalamnya seperti memukulkan pedang (dalam mengakibatkan bahaya dan luka)."
Sunan Abu Daud 3721: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] berkata: telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Thawus] dari seorang laki-laki yang bernama [Ziyad] dari [Abdullah bin Amru] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan terjadi fitnah, yang akan membersihkan bangsa Arab, orang-orang yang terbunuh akan masuk ke dalam neraka (karena perebutan harta dan kekuasaan), dan lisan pada hari itu lebih tajam dari sabetan pedang." Abu Dawud berkata: "Diriwayatkan oleh [Ats Tsauri] dari [Laits], dari [Thawus], dari [Al A'jam]." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa bin Ath Thaba'. Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdul Qudus] berkata: "Ziyad adalah seorang laki-laki yang berkuping putih."
Sunan Abu Daud 3722: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari ['Abdurrahman bin Abdullah bin 'Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah] dari [Bapaknya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hampir-hampir (tiba masanya) harta seorang muslim adalah seekor kambing, ia giring ke puncak gunung dan tempat turunnya hujan, ia pergi menyelamatkan agamanya dari fitnah."
Sunan Abu Daud 3723: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dan [Yunus] dari [Al Hasan] dari [Al Ahnaf bin Qais] ia berkata: Saat aku keluar -yakni untuk perang-, [Abu bakrah] menemuiku seraya berkata: Kembalilah pulang! Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika dua orang muslim saling berhadapan dengan pedang terhunus, maka baik yang membunuh atau yang terbunuh akan masuk neraka." Ditanyakan kepada beliau: "Wahai Rasulullah, ini masuk akal bagi orang yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?" beliau bersabda: "Sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad Ibnul Mutawakkil Al Asqalani] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] berkata: telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Al Hasan] dengan sanad dan maknanya secara ringkas.
Sunan Abu Daud 3724: Telah menceritakan kepada kami [Muammal Ibnul Fadhl Al Harrani] berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib] dari [Khalid bin Dihqan] ia berkata: "Saat kami sedang berada dalam peperangan Qastantiniyah di daerah Dzuluqyah, Maka datanglah seorang laki-laki terpandang dan paling baik dari penduduk Palestina, orang-orang biasa memanggilnya dengan nama Hani bin Kultsum bin Syarik Al Kinani, datang seraya mengucapkan salam kepada [Abullah bin Abu Zakariya]. Orang yang tahu akan kedudukannya -Hani-. lalu Khalid berkata kepada kami: Abdullah bin Abu Zakariya telah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar [Ummu Darda] berkata: Aku mendengar [Abu Darda] berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap dosa masih mungkin diampuni oleh Allah kecuali seseorang yang meninggal dalam keadaan musyrik, atau seorang mukmin yang membunuh mukmin lainnya dengan sengaja." [Hani bin Kultsum] berkata: "Aku mendengar [Mahmud bin Ar Rabi'] menceritakan dari [Ubadah bin Ash Shamit], Bahwasanya ia pernah mendengarnya menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan dhalim, maka Allah tidak akan menerima taubat atau ibadah sunnahnya." [Khalid] lantas berkata lagi kepada kami: [Ibnu Abu Zakariya] menceritakan kepadaku dari [Ummu Darda], dari [Abu Darda], dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Seorang mukmin akan senantiasa dalam keshalihan selama ia tidak terlumuri darah yang haram (membunuh), jika berlumuran maka ia telah terjerumus dalam kehancuran." Hani bin Kultsum juga menceritakan dari Mahmud bin Ar Rabi', dari Ubadah bin Ash Shamit, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, persis sebagaimana hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Amru dari Muhammad bin Mubarak berkata: telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid atau selainnya, ia berkata: Khalid bin Dihqan berkata: Aku bertanya kepada Yahya bin Yahya Al Ghassani tentang sabda beliau: "Membunuhnya dengan dhalim" ia menjawab: "(Yaitu) orang-orang yang saling bunuh dalam fitnah hingga salah seorang dari mereka terbunuh, namun ia melihat bahwa dirinya di atas petunjuk dan tidak meminta ampun kepada Allah -yaitu dari dosa membunuh tersebut-." Abu Dawud berkata: "Makna kata I'tabatha adalah menumpahkan darah."
Sunan Abu Daud 3725: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad] berkata: telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrahman bin Ishaq] dari [Abu Az Zinad] dari [Mujalid bin Auf] bahwa [Kharijah bin Zaid] berkata: Aku mendengar [Zaid bin Tsabit] berkata di tempat ini "Firman Allah ini: {Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya} (An Nisa: 93) diturunkan setelah ayat Allah yang ada dalam surat Al Furqan: {Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar} (Al Furqan: 68) jaraknya adalah enam bulan."
Sunan Abu Daud 3726: Telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Musa] berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa'id bin Jubair] atau ia mengatakan: telah menceritakan kepadaku [Al hakam] dari [Sa'id bin Jubair] ia berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abbas kemudian ia berkata: "Ketika ayat dalam surat Al Furqan ini turun: {Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar} (Al Furqan: 68), orang-orang musyrik Makkah berkata: "Kami telah membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah dan berbuat syirik kepada-Nya serta melakukan perbuatan keji." Allah pun menurunkan ayat: {Kecuali orang-orang yang bertaubat dan, beriman dan beramal shalih, maka kejahatan mereka akan diganti Allah dengan kebajikan} (Al Furqan: 70), maka ayat ini untuk orang-orang musyrik Quraisy tersebut. Ibnu Abbas melanjutkan: "Sedangkan ayat yang ada dalam surat An Nisa: {Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam} (An Nisa: 93) ia mengatakan: "Seorang laki-laki yang mengetahui hukum-hukum Islam, kemudian ia membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka jahannam dan tidak ada lagi taubat untuknya." Perkataan ini lalu aku sebutkan kepada Mujahid, ia berkomentar: "Kecuali jika ia (pembunuh) merasa menyesal." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim] berkata: telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] berkata: telah menceritakan kepadaku [Ya'la] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] -sebagaimana kisah dalam hadits tersebut- tentang firman Allah: {Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain berserta Allah} (Al Furqan: 53) yakni orang-orang musyrik. Ibnu Abbas berkata: Lalu turun ayat: {Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah} (Az Zumar: 53)
Sunan Abu Daud 3727: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] berkata: telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman] berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Al Mughirah bin Nu'man] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: "Firman Allah: {Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja} (An Nisa: 94), tidak pernah dihapus oleh ayat manapun."
Sunan Abu Daud 3728: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Syihab] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Abu Mijlaz] Tentang firman Allah: {Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam} (An Nisa: 93) ia berkata: "Itu adalah ganjaran baginya, jika Allah akan mengampuninya, maka Allah akan melakukannya."
Sunan Abu Daud 3729: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash Salam bin Sulaim] dari [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Sa'id bin Zaid] ia berkata: Saat kami berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau menyebutkan tentang fitnah dan memperbesar masalahnya. Lalu kami berkata atau mereka mengatakan: "Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpa kami, maka hancurlah kami." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bersabda: "Tidak, itu bergantung kalian dalam menjaga dari pembunuhan." Sa'id berkata: "Aku melihat saudara-saudaraku terbunuh."
Sunan Abu Daud 3730: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata: telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Hisyam] berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [Bapaknya] dari [Abu Musa] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Umatku adalah umat yang terhormat, di akhirat tidak akan mendapatkan siksa, siksa mereka adalah di dunia, yakni dengan adanya fitnah, gempa bumi dan peperangan."