2. Sholat
Sunan Abu Daud 331: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari pamannya yaitu [Abu Suhail bin Malik] dari [Bapaknya] bahwa dia mendengar [Thalhah bin Ubaidullah] berkata: Seseorang yang rambutnya acak-acakan -dari penduduk Najed- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami mendengar logat suaranya, tetapi kami tidak paham dengan perkataannya hingga dia mendekat dan ternyata dia bertanya tentang Islam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Shalat lima kali sehari semalam." Dia bertanya lagi: "Apakah ada kewajiban bagiku selainnya?" Rasulullah menjawab: "Tidak ada kecuali kamu mau melakukan sunnah-sunnahnya." Rasulullah menambahkan puasa bulan Ramadhan, Dia bertanya lagi: "Apakah ada kewajiban lain bagiku?" Rasulullah menjawab: "Tidak ada kecuali kamu mau melakukannya secara suka rela (puasa sunah)." Selanjutnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan tentang zakat. Dia bertanya lagi: "Apakah ada kewajiban yang lain bagiku?" Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tidak, kecuali kamu mau melakukannya secara suka rela." Kemudian dia mundur ke belakang sambil berkata: "Demi Allah aku tidak akan menambah atau mengurangi hal tersebut." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dia beruntung jika dia jujur." Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud] Telah menceritakan kepada kami [Ismail bin Ja'far Al Madani] dari [Abu Suhail, Nafi'] dari [Malik bin Abu 'Amir] dengan sanadnya mengenai Hadits ini. Beliau bersabda: "Sungguh ia dan bapaknya beruntung akan masuk surga jika ia jujur."
Sunan Abu Daud 332: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Fulan bin Abu Rabi'ah] dari [Hakim bin Hakim] dari [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jibril 'Alaihis salam telah mengimamiku di sisi Baitullah dua kali. Dia shalat Dhuhur bersamaku tatkala matahari tergelincir (condong) ke barat sepanjang tali sandal, kemudian shalat Ashar denganku tatkala panjang bayangan suatu benda sama dengannya, lalu shalat Maghrib bersamaku tatkala orang yang berpuasa berbuka, kemudian shalat Isya bersamaku tatkala awan merah telah hilang, dan shalat Shubuh bersamaku tatkala orang yang berpuasa dilarang makan dan minum. Besok harinya, dia shalat Dhuhur bersamaku tatkala bayangan suatu benda sama dengannya, lalu shalat Ashar bersamaku tatkala bayangan suatu benda sepanjang dua kali benda itu, kemudian shalat Maghrib bersamaku tatkala orang yang berpuasa berbuka, lalu shalat Isya bersamaku hingga sepertiga malam, dan shalat Shubuh bersamaku tatkala waktu pagi mulai bercahaya. Kemudian Jibril menoleh kapadaku seraya berkata: 'Wahai Muhammad, inilah waktu shalat para nabi sebelum kamu, dan jarak waktu untuk shalat adalah antara dua waktu ini'."
Sunan Abu Daud 333: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Usamah bin Zaid Al Laitsi] dari [Ibnu Syihab] dia telah mengabarkan kepadanya bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah duduk berkhutbah di atas mimbar hingga mengakhirkan sedikit waktu Ashar. Maka Urwah bin Az Zubair berkata kepadanya: Ketahuilah, sesungguhnya Jibril Alaihis Salam telah mengabarkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tentang waktu shalat. Maka Umar berkata kepadanya: Ketahuilah apa yang kamu katakan. Urwah mengatakan: Saya mendengar [Basyir bin Abu Mas'ud] berkata: Saya telah mendengar [Abu Mas'ud Al Anshari] berkata: Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jibril 'Alaihis Salam turun lalu mengabarkan kepadaku tentang waktu shalat. Saya shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya, kemudian shalat bersamanya", beliau menghitung sampai lima kali shalat dengan jari-jarinya, lalu saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Dhuhur tatkala matahari tergelincir, dan terkadang mengakhirkannya hingga panas semakin menjadi, dan saya melihat beliau shalat Ashar sedangkan matahari tinggi berwarna putih sebelum warna kuning memasukinya, seseorang pergi dari shalat kemudian ke Dzul Hulaifah sebelum matahari tenggelam. Kemudian beliau shalat Maghrib ketika matahari tenggelam, dan shalat Isya tatkala ufuk berwarna hitam, dan terkadang mengakhirkannya hingga orang-orang berkumpul. Dan beliau shalat Shubuh terkadang tatkala ghalas (kegelapan akhir malam telah bercampur dengan cahaya pagi) dan pada kesempatan yang lain tatkala cahaya telah terang. Setelah itu shalatnya adalah pada saat ghalas hingga beliau wafat dan tidak pernah mengulangi shalat Shubuh hingga cahaya telah terang. Abu Dawud berkata: Telah meriwayatkan hadits ini dari [Az Zuhri], [Ma'mar] dan [Malik] dan [Ibnu Uyainah] dan [Syu'aib bin Abu Hamzah] dan [Al Laits bin bin Sa'd] dan selain mereka, tidak menyebutkan waktu yang beliau shalat padanya dan tidak menafsirkannya. Demikian pula diriwayatkan oleh [Hisyam bin Urwah] dan [Habib bin Abu Marzuq] dari [Urwah] semisal riwayat Ma'mar dan para sahabatnya, hanya saja Habib tidak menyebutkan Basyir. Dan [Wahb bin Kaisan] meriwayatkan dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang waktu Maghrib, dia mengatakan: kemudian Jibril mendatangi Rasulullah untuk shalat Maghrib, yakni tatkala esok harinya dengan waktu yang sama. Demikian pula diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Kemudian Jibril shalat bersamaku, yakni pada esok harinya dengan waktu yang sama." Demikian pula diriwayatkan dari [Abdullah bin Amru bin Al Ash] dari hadits [Hassan bin 'Athiyyah] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 334: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Dawud] telah menceritakan kepada kami [Badr bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Musa] dari Abu Musa bahwasanya Ada seorang penanya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (tentang waktu shalat), namun beliau tidak menjawab sesuatu pun padanya hingga beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah shalat Fajar tatkala fajar telah merekah. Beliau shalat tatkala seseorang tidak mengetahui (melihat) wajah saudaranya, atau seseorang tidak tahu siapa yang ada di sampingnya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah shalat Dhuhur tatkala matahari tergelincir, hingga orang mengatakan: "Apakah telah sampai pertengahan siang?", dan dia lebih tahu. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah shalat Ashar sedangkan matahari berwarna putih meninggi. Lalu memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah shalat Maghrib tatkala matahari tenggelam. Dan beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah shalat Isya tatkala sinar merah matahari telah hilang. Tatkala keesokan harinya, beliau shalat Shubuh dan setelah selesai beliau beranjak, lalu kami katakan: "Apakah matahari telah terbit?". Lalu beliau mendirikan shalat Dhuhur pada waktu Ashar ketika hari sebelumnya, dan shalat Ashar tatkala matahari telah menguning atau dia mengatakan telah sore. Dan shalat Maghrib sebelum tenggelamnya sinar benang merah, serta shalat 'Isya hingga sepertiga malam. Kemudian beliau bertanya: "Di mana orang yang bertanya tentang waktu shalat? Waktu tersebut adalah di antara kedua waktu ini." Abu Dawud berkata: [Sulaiman bin Musa] meriwayatkan dari ['Atha`] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat Maghrib seperti lafadh di atas, dia berkata: kemudian shalat Isya, sebagian mereka mengatakan hingga sepertiga malam, sedangkan yang lainnya mengatakan hingga pertengahan malam. Demikian pula diriwayatkan oleh [Ibnu Buraidah] dari [Ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 335: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dia mendengar [Abu Ayyub] dari [Abdullah bin Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda: "Waktu Dhuhur adalah selama belum datang waktu Ashar, waktu Ashar selama matahari belum menguning, waktu Maghrib selama sinar merah belum tenggelam, waktu Isya hingga pertengahan malam, dan waktu shalat Shubuh selama matahari belum terbit."
Sunan Abu Daud 336: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari [Muhammad bin Amru, yaitu Ibnu Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib] dia berkata: Kami bertanya kepada [Jabir] tentang waktu shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dia menjawab: Beliau shalat Dhuhur tatkala matahari sangat panas, dan shalat Ashar ketika cahaya matahari masih jernih, dan shalat Maghrib tatkala matahari tenggelam, dan shalat Isya tatkala orang-orang sudah banyak (berkumpul) maka beliau menyegerakan, dan apabila orang-orang masih sedikit, maka beliau mengakhirkan, dan shalat Shubuh tatkala ghalas (kegelapan di akhir malam).
Sunan Abu Daud 337: Telah menceritakan kepada kami [Hafzh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Al Minhal] dari [Abu Barzah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuhur apabila matahari tergelincir, dan shalat Ashar sementara salah seorang dari kami pergi ke tempat di Madinah paling jauh dan kembali sedangkan matahari masih bercahaya jernih, dan saya lupa waktu beliau shalat Maghrib. Beliau tidak mempedulikan untuk mengakhirkan shalat Isya hingga sepertiga malam. Dia berkata: kemudian Abu Minhal berkata: hingga pertengahan malam. perawi berkata: Dan beliau tidak suka tidur sebelumnya dan berbincang-bincang setelahnya, dan beliau shalat Shubuh sementara salah seorang dari kami tidak tahu siapa yang duduk bersamanya yang pada awalnya dia mengetahuinya, dan beliau membaca enam puluh hingga seratus ayat.
Sunan Abu Daud 338: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Musaddad] mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin 'Abbad] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Sa'id bin Al Harits Al Anshari] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: Saya pernah shalat Dhuhur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tatkala itu saya mengambil segenggam kerikil agar menjadi dingin pada telapak tanganku kemudian saya letakkan di keningku dan saya sujud padanya karena panas yang sangat.
Sunan Abu Daud 339: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abidah bin Humaid] dari [Abu Malik Al Asyja'i, Sa'd bin Thariq] dari [Katsir bin Mudrik] dari [Al Aswad] bahwasanya [Abdullah bin Mas'ud] berkata: bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Dhuhur pada musim dingin disaat sekitar panjang bayangan tiga kaki hingga lima kaki, dan apabila musim panas sekitar lima kaki hingga tujuh kaki.
Sunan Abu Daud 340: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepadaku [Abu Al Hasan], Abu Dawud berkata: Abu Al Hasan yaitu Muhajir berkata: Saya telah mendengar [Zaid bin Wahb] berkata: Saya telah mendengar [Abu Dzar] berkata: Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian muadzin hendak mengumandangkan adzan Dhuhur, maka beliau bersabda: "Tunggulah hingga cuaca panas menurun (menjadi dingin)!" kemudian muadzin hendak mengumandangkan adzan, maka beliau bersabda: "Tunggulah hingga cuaca panas menurun (menjadi dingin)!" beliau mengucapkannya dua atau tiga kali sampai kami melihat bayangan anak bukit, kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya panas yang sangat merupakan hembusan api jahannam, maka apabila panas sangat menyengat, dinginlah dengan mendirikan shalat."
Sunan Abu Daud 341: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Mauhib Al Hamdani] dan [Qutaibah bin Sa'id Ats Tsaqafi] bahwa [Al Laits] telah menceritakan kepada mereka dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dan [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila cuaca panas sangat menyengat maka tunggulah hingga agak mendingin, karena panas yang menyengat merupakan hembusan api jahannam."
Sunan Abu Daud 342: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] bahwasanya Bilal mengumandangkan adzan (Dhuhur) apabila matahari telah tergelincir.
Sunan Abu Daud 343: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia memberitahukannya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat Ashar ketika matahari masih cerah dan tinggi serta belum berubah dari kecerahannya, setelah itu seseorang dapat pergi ke Awali dan kembali lagi sementara matahari tetap masih di atas. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dia berkata: Awali jaraknya dari Madinah sekitar dua sampai tiga mil, -dia berkata- aku mengira dia juga mengatakan: Bahkan hingga empat mil. Telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Musa telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Manshur, dari Khaitsamah dia berkata: hayyaatuhaa maksudnya adalah masih dapat dirasakan panasnya.
Sunan Abu Daud 344: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dia berkata: Saya telah membaca di hadapan [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] berkata [Urwah]: sungguh telah menceritakan kepadaku [Aisyah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Ashar sementara sinar matahari masih berada di dalam kamarnya dan belum beranjak.
Sunan Abu Daud 345: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abu Al Wazir] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yazid Al Yamami] telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abdurrahman bin Ali bin Syaiban] dari [bapaknya] dari kakeknya, yaitu [Ali bin Syaiban] dia berkata: Kami datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di Madinah, dan ketika itu beliau mengakhirkan pelaksanaan shalat Ashar selama matahari masih cerah terang.
Sunan Abu Daud 346: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariyya bin Abu Za`idah] dan [Yazid bin Harun] dari [Hisyam bin Hassan] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abidah] dari Ali radliyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda pada hari perang Khandak: "Mereka telah menahan kita dari shalat Wustha yaitu Shalat Ashar, semoga Allah memenuhi rumah-rumah dan kubur-kubur mereka dengan api."
Sunan Abu Daud 347: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari [Al Qa'qa' bin Hakim] dari [Abu Yunus] mantan sahaya Aisyah radliallahu 'anha, bahwasanya dia mengatakan: Aisyah pernah menyuruhku untuk menulis mushaf, kemudian dia berkata: Apabila engkau sampai pada ayat: {Peliharalah semua shalat dan shalat Wushtha} beritahu saya. Maka tatkala saya telah sampai pada ayat tersebut, saya memberitahunya, lantas dia mendiktekan kepadaku: "Peliharalah semua shalat dan shalat Wushtha dan shalat Ashar, dan laksanakanlah shalat karena Allah dengan khusyuk." Kemudian dia berkata: Saya telah mendengarnya dari Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 348: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Amru bin Abu Hakim] dia berkata: Saya telah mendengar [Az Zibriqan] menceritakan dari [Urwah bin Az Zubair] dari [Zaid bin Tsabit] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah shalat Dhuhur pada siang hari yang sangat panas, dan beliau belum pernah melaksanakan shalat yang paling berat bagi para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selain daripadanya, maka turunlah Firman Allah Ta'ala: {Peliharalah semua shalat dan shalat Wustha} dan beliau bersabda: "Sesungguhnya ada dua shalat sebelumnya dan dua shalat setelahnya."
Sunan Abu Daud 349: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ar Rabi'] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Al Mubarak] dari [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [Ayahnya] dari [Ibnu Abbas] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat dari shalat Ashar sebelum matahari tenggelam maka dia telah mendapatkannya, dan barangsiapa yang mendapatkan satu rakaat dari shalat Fajar sebelum matahari terbit maka dia telah mendapatkannya.
Sunan Abu Daud 350: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Al 'Ala`bin Abdurrahman] bahwasanya dia berkata: Kami pernah menemui [Anas bin Malik] setelah Dhuhur, lalu beliau bangkit dan shalat Ashar. Setelah selesai dari shalatnya, kami menyebutkan tentang tergesa-gesa dalam shalat, atau menceritakannya, maka dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan, maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan), dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit."
Sunan Abu Daud 351: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang terlewatkan shalat Ashar, maka seakan-akan dia kehilangan keluarga dan hartanya." Abu Dawud berkata: [Ubaidullah bin Umar] menyebutkan dengan lafadh 'utira': dan telah diperselisihkan riwayat Ayyub (dari Nafi') dalam hadits ini. [Az Zuhri] berkata dari [Salim] dari [Ayahnya] dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda dengan lafadh 'wutira'. Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid telah menceritakan kepada kami Al Walid dia berkata Abu Amru Al Auza'i berkata: Dan yang demikian itu (terlewatkannya shalat Ashar), jika engkau melihat sinar matahari di atas bumi berwarna kekuning-kuningan.
Sunan Abu Daud 352: Telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Syabib] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Kami pernah shalat Maghrib bersama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kemudian kami memanah, ketika itu salah seorang dari kami masih dapat melihat tempat anak panahnya.
Sunan Abu Daud 353: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Ali] dari [Shafwan bin Isa] dari [Yazid bin Abu Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] dia berkata: Nabi Shallallahu alaihi wa sallam shalat Maghrib pada saat matahari tenggelam ketika penghalangnya telah menghilang.
Sunan Abu Daud 354: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Abu Habib] dari [Martsad bin Abdullah] dia berkata: Tatkala [Abu Ayyub] mendatangi kami sebagai tentara perang, dan pada saat itu Uqbah bin Amir menjadi gubernur Mesir. Dia mengakhirkan shalat Maghrib. Maka Abu Ayyub mendatanginya dan berkata: Shalat apa ini wahai Uqbah? Dia menjawab: Kami disibukkan. Lantas Abu Ayyub berkata: Tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Umatku akan senantiasa dalam kebaikan atau di atas fithrah selama mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga semua bintang-bintang nampak."
Sunan Abu Daud 355: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Abu Bisyr] dari [Basyir bin Tsabit] dari [Habib bin Salim] dari [An Nu'man bin Basyir] dia berkata: Saya adalah orang yang paling tahu tentang waktu shalat ini, yaitu shalat Isya yang terakhir, di mana Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melaksanakannya tatkala rembulan tenggelam pada malam ketiga.
Sunan Abu Daud 356: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Al Hakam] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata: Pernah pada suatu malam kami menunggu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk shalat Isya. Kemudian beliau keluar menemui kami tatkala telah berlalu sepertiga malam. Kami tidak tahu apakah ada sesuatu yang menyibukkannya atau karena sebab lainnya. Tatkala keluar beliau bersabda: "Apakah kalian menunggu shalat ini. Kalau saja tidak memberatkan umatku, niscaya saya akan shalat bersama mereka pada waktu ini." Kemudian beliau memerintahkan muadzin untuk mengumandangkan iqamah shalat.
Sunan Abu Daud 357: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Utsman Al Himshi] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Hariz] dari [Rasyid bin Sa'd] dari [Ashim bin Humaid As Sakuni] bahwasanya dia pernah mendengar [Mu'adz bin Jabal] berkata: Kami pernah menunggu Nabi Shallallahu alaihi wasallah dalam shalat 'Atamah (Isya yang terakhir). Beliau lama datang sehingga orang menyangka bahwa beliau tidak akan ke masjid, dan di antara kita juga ada yang mengatakan bahwa beliau telah shalat. Kami pun demikian, sampai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar (menemui kami), maka mereka (para sahabat) pun mengatakan banyak hal kepada beliau. Maka beliau bersabda: "Laksanakanlah Shalat 'Atamah, karena sesungguhnya kalian telah diberi keutaman dengannya daripada seluruh umat, dan tidak pernah dilaksanakan oleh suatu ummat pun sebelum kalian."
Sunan Abu Daud 358: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu An Nadlrah] dari [Abu Said Al Khudlri] dia berkata: Kami melaksanakan shalat 'atamah (mengakhirkan shalat isya) bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam hingga setengah malam sudah berlalu, lalu beliau bersabda: "Carilah tempat duduk kalian masing-masing!" Maka masing-masing kami mengambil posisi duduk. Lalu beliau bersabda lagi: "Sesungguhnya orang-orang lain telah melaksanakan shalat dan beranjak tidur, sementara kalian masih saja dalam (mendapatkan pahala) shalat selagi kalian menunggu pelaksanaannya, kalau bukanlah karena orang yang lemah atau orang yang sakit pasti aku akan mengakhirkan shalat isya ini hingga pertengahan malam."
Sunan Abu Daud 359: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdirrahman] dari Aisyah radliyallahu 'anha bahwasanya dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallah shalat Shubuh, sementara para wanita pergi ke masjid dengan menutupi wajah dan badan mereka dengan kain dari bulu domba, mereka tidak diketahui karena masih gelap.
Sunan Abu Daud 360: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibnu 'Ajlan] dari ['Ashim bin Umar bin Qatadah bin An Nu'man] dari [Mahmud bin Labid] dari [Rafi' bin Khadij] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Laksanakanlah shalat Shubuh ketika pagi telah tiba, karena itu lebih besar pahalanya bagi kalian, atau lebih agung pahalanya."
Sunan Abu Daud 361: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb Al Wasithi] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mutharrif] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abdullah bin Ash Shunabihi] dia berkata: Abu Muhammad beranggapan bahwa shalat witir itu wajib. Maka [Ubadah bin Ash Shamit] berkata: Abu Muhammad telah dusta, saya bersaksi bahwa saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Lima shalat yang telah diwajibkan oleh Allah Ta'ala, barangsiapa yang membaguskan wudlu` dan shalatnya sesuai dengan waktunya serta menyempurnakan rukuk dan kekhusyu'annya, maka dia berhak mendapatkan janji dari Allah bahwa Dia akan mengampuninya, dan barangsiapa yang tidak melakukannya maka dia tidak memiliki janji atas Allah Jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuninya, dan jika berkehendak, Dia akan mengadzabnya."
Sunan Abu Daud 362: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Khuza'i] dan [Abdullah bin Maslamah] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar] dari [Al Qasim bin Ghannam] dari [sebagian ibunya] dari [Ummu Farwah] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ditanya: "Amalan apakah yang paling utama?" Beliau menjawab: "Shalat di awal waktu!" Al Khuza'i berkata dalam haditsnya dari bibinya yang bernama Ummu Farwah yang telah berbai'at kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ditanya.
Sunan Abu Daud 363: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Isma'il bin Abu Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Umarah bin Ru`aibah] dari [Ayahnya] dia berkata: Ada seorang lelaki dari penduduk Bashrah yang bertanya kepadanya: dia berkata: Kabarkanlah kepadaku apa yang telah engkau dengar dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Saya berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk neraka seseorang yang menunaikan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya." Dia bertanya: Apakah engkau benar-benar telah mendengarnya dari beliau? (dia ditanya tiga kali) Dia menjawab: Ya, setiap kali menjawab dia mengatakan: Kedua telingaku telah mendengarnya dan hatiku memahaminya. Maka laki-laki tersebut berkata: Saya juga telah mendengar Beliau bersabda demikian.
Sunan Abu Daud 364: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Dawud bin Abu Hind] dari [Abu Harb bin Abu Al Aswad] dari Abdullah bin Fadlalah dari [Ayahnya] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mengajariku, dan di antara yang beliau ajarkan kepadaku adalah: "Dan peliharalah shalat lima waktu." Dia berkata: Saya berkata: "Sesungguhnya ini adalah saat-saat saya memiliki banyak kesibukan, maka dari itu perintahkanlah saya dengan suatu perkara yang mencakup, apabila saya melaksanakannya maka sudah mencukupiku." Maka beliau bersabda: "Peliharalah dua shalat Ashar." Dan itu bukanlah termasuk bahasa kami (sehingga kami tidak paham), maka saya bertanya: "Apa itu dua shalat Ashar?" Beliau menjawab: "Shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya."
Sunan Abu Daud 365: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Abu Ali Al Hanafi, Ubaidullah bin Abdul Majid] telah menceritakan kepada kami ['Imran Al Qaththan] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dan [Aban] keduanya dari [Khulaid Al 'Ashari] dari [Abu Ad Darda`] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Lima perkara yang apabila dikerjakan oleh seseorang dengan keimanan, maka dia akan masuk surga: barangsiapa yang menjaga shalat lima waktu beserta wudlunya, ruku'nya, sujudnya dan waktu-waktunya, melaksanakan puasa ramadlan, haji ke baitullah jika mampu menunaikannya, menunaikan zakat dengan kesadaran jiwa, serta menunaikan amanat." Mereka bertanya: "Wahai Abu Ad Darda, Apakah yang dimaksud dengan menunaikan amanat?" Dia menjawab: "Mandi janabah."
Sunan Abu Daud 366: Telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih Al Mishri] telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dari [Dlubarah bin Abdullah bin Sulaik Al Alhani] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Nafi'] dari [Ibnu Syihab Az Zuhri] dia berkata: [Sa'id bin Al Musayyib] berkata bahwa [Abu Qatadah bin Rib'iy] mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: 'Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan.'"
Sunan Abu Daud 367: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abu Imran Al Jauni] dari [Abdullah bin Ash Shamit] dari [Abu Dzarr] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Wahai Abu Dzarr, apa yang engkau lakukan apabila memiliki para pemimpin yang mematikan shalat?" atau beliau bersabda: "mengakhirkan shalat?" Saya menjawab: "Wahai Rasulullah, lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku?" Beliau menjawab: "Shalatlah pada waktunya, dan apabila engkau mendapati shalat bersama mereka, maka laksanakanlah, karena ia menjadi pahala shalat nafilah bagimu."
Sunan Abu Daud 368: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim, Duhaim Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Hassan bin 'Athiyyah] dari [Abdurrahman bin Sabith] dari [Amru bin Maimun Al Audi] dia berkata: Mu'adz bin Jabal mendatangi kami sebagai utusan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dia berkata: Saya mendengar takbirnya ketika shalat fajar, dia adalah orang yang bersuara lantang. Lalu saya pun suka padanya, maka saya tidak meninggalkannya (selalu melaziminya) hingga saya menguburkannya di Syam ketika dia meninggal dunia. Kemudian saya mencari orang yang paling faqih setelahnya, maka saya mendatangi [Ibnu Mas'ud], dan saya pun melaziminya hingga dia meninggal dunia. Dia pernah berkata kepadaku: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallah pernah bersabda kepadaku: "Apa yang akan kalian lakukan apabila pemimpin kalian nanti melaksanakan shalat bukan pada waktunya?" Saya berkata: "Apa yang engkau perintahkan kepadaku apabila aku mendapatinya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Shalatlah pada waktunya, dan jadikanlah shalat kamu bersama mereka sebagai nafilah."
Sunan Abu Daud 369: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Qudamah bin A'yan] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Abu Al Mutsanna] dari [Anak saudara perempuannya Ubadah bin Ash Shamit] dari Ubadah bin Ash Shamit (demikian juga diriwayatkan dari jalur lain), Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] secara makna dari [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Abu Al Mutsanna Al Himshi] dari [Abu Ubay bin Imra`ah Ubadah bin Ash Shamit] dari Ubadah bin Ash Shamit dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin kalian yang disibukkan oleh urusan dunia dari melaksanakan shalat pada waktunya hingga waktunya pergi. Maka laksanakanlah shalat pada waktunya." Ada seorang lelaki bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah kami juga shalat bersama mereka?" Beliau menjawab: "Ya, jika engkau mau." Sufyan menyebutkan: "Jika saya mendapati shalat bersama mereka, apakah saya juga shalat bersama mereka?" Beliau menjawab: "Ya, jika engkau mau."
Sunan Abu Daud 370: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Abu Hasyim Az Za'farani] telah menceritakan kepadaku [Shalih bin Ubaid] dari [Qabishah bin Waqqash] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan datang suatu masa setelahku di mana para pemimpin kalian mengakhirkan shalat, maka bagi kalian (tetap) mendapatkan pahala sementara mereka mendapatkan dosa, maka tetaplah shalat di belakang mereka selama mereka menghadap kiblat."
Sunan Abu Daud 371: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pulang dari perang khaibar, beliau terus berjalan pada malam hari, hingga tatkala kami diserang rasa kantuk, beliau kemudian berhenti untuk istirahat. Beliau bersabda kepada Bilal: "Berjaga-jagalah kamu untuk kami malam ini!" Namun ternyata rasa kantuk mengalahkan Bilal sehingga dia tertidur sementara dia bersandar pada kendaraannya. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak terbangun dari tidurnya, tidak juga Bilal, dan tidak juga seorang pun dari sahabat beliau, sehingga sinar matahari menyengat mereka, dan yang pertama kali bangun adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sangat kaget lalu bersabda: "Wahai Bilal!" Bilal menjawab: "Rasa kantuk mengalahkanku sebagaimana ia mengalahkanmu wahai Rasusullah!" Maka mereka mengarahkan kendaraan mereka bergeser dari tempat mereka tidur, kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berwudlu lalu beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Iqamah kemudian beliau shalat Shubuh berjamaah bersama mereka. Setelah selesai melaksanakan shalat, beliau bersabda: "Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya pada waktu dia ingat, karena Allah Ta'ala berfirman: {Dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu}." Yunus berkata: Begitulah Ibnu Syihab membacanya. Ahmad berkata: [Anbasah] yakni dari [Yunus] di dalam hadits ini membaca: 'lidzikri'. Ahmad berkata: 'alkara' artinya kantuk. Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari Az Zuhri dari [Sa'id bin Al Musayyib] dari [Abu Hurairah] dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Pindahlah kalian dari tempat di mana kalian lalai dalam melaksanakan shalat ke tempat yang lain!" Dan beliau memerintahkan Bilal, maka dia adzan lalu iqamah setelah itu shalat. Abu Dawud berkata: Diriwayatkan oleh [Malik], [Sufyan bin Uyainah], [Al Auzai'i] dan [Abdurrazzaq] dari [Ma'mar] dan [Ibnu Ishaq], dan mereka semuanya tidak menyebutkan adanya adzan dalam hadits Az Zuhri, dan tidak seorang pun dari mereka berisnad kecuali [Al Auza'iy] dan [Aban Al 'Aththar] dari Ma'mar.
Sunan Abu Daud 372: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Abdullah bin Rabah Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Abu Qatadah] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melakukan suatu safar, tiba-tiba beliau menyimpang dari jalan dan aku pun mengikuti beliau. Beliau bersabda: "Lihatlah (apakah engkau melihat seseorang)?" Saya berkata: Ada seorang penunggang kuda, dua, dan tiga. Hingga kami berjalan bertujuh. Lalu beliau bersabda: "Jagalah shalat kita, yakni shalat Fajar. Lalu telinga-telinga mereka tertutupi (tidak mendengar apa-apa karena tertidur pulas), sehingga tidak ada yang membangunkan mereka kecuali panasnya matahari. Mereka berjalan sebentar, kemudian singgah di suatu tempat dan berwudlu. Bilal mengumandangkan adzan, kemudian mereka shalat sunnah dua rakaat sebelum fajar, lalu shalat fajar dan berjalan kembali. Sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: Kita telah lalai dalam shalat kita. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada sikap lalai dalam tidur, sesungguhnya kelalaian itu hanya ada ketika terjaga. Apabila salah seorang di antara kalian lupa shalat, maka shalatlah ketika dia ingat pada waktu yang sama di keesokan harinya. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Syaiban] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Sumair] dia berkata: [Abdullah bin Rabah Al Anshari] datang kepada kami dari Madinah, orang-orang Anshar menganggapnya sebagai orang yang faqih. Lalu dia menceritakan kepada kami, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Qatadah Al Anshari], penunggang kuda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah mengutus pasukan para pemimpin (Jaisy Al Umara`) dengan kisah ini. Dia berkata: Tidak ada yang membangunkan kami kecuali matahari yang telah terbit tinggi. Maka kami pun bangun sangat kaget dan takut karena belum shalat. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Pelan-pelanlah." Hingga tatkala matahari telah meninggi, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa di antara kalian yang mau shalat sunnah dua rakaat fajar silahkan melakukannya." Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan adzan shalat, lalu beliau shalat mengimami kami. Seusai shalat beliau bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya kita bersyukur kepada Allah karena tidak sedang berada pada urusan dunia yang menyibukkan kita dari shalat, akan tetapi ruh-ruh kita ada di tangan Allah Azza wa Jalla, Dia membebaskannya kapan Dia mau. Barangsiapa di antara kalian yang mendapatkan shalat shubuh di esok hari, maka qadla`lah ia bersamanya. Telah menceritakan kepada kami [Amr bin Aun] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Hushain] dari [Ibnu Abu Qatadah] dari Abu Qatadah dalam hadits ini. Dia menyebutkan: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah menggenggam ruh-ruh kalian sesuai dengan KehendakNya dan melepaskannya sesuai dengan kehendakNya. Bangkit dan kumandangkanlah adzan shalat." Maka mereka pun bangkit dan bersuci, hingga tatkala matahari telah meninggi, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berdiri dan shalat mengimami para sahabat. Telah menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami ['Abtsar] dari [Hushain] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [Ayahnya] dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dengan makna yang sama. Dia menyebutkan: Lalu beliau berwudlu tatkala matahari telah meninggi kemudian shalat mengimami mereka.
Sunan Abu Daud 373: Telah menceritakan kepada kami [Al Abbas Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Al Mughirah] dari [Tsabit] dari [Abdullah bin Rabah] dari [Abu Qatadah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain."
Sunan Abu Daud 374: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang lupa mengerjakan suatu shalat, maka hendaknya dia mengerjakannya ketika dia ingat, tidak ada kafarat baginya kecuali demikian."
Sunan Abu Daud 375: Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyyah] dari [Khalid] dari [Yunus bin Ubaid] dari [Al Hasan] dari [Imran bin Hushain] bahwasanya Pernah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan bersama para sahabat, mereka semua tertidur dari melaksanakan shalat fajar, mereka bangun karena panasnya sinar matahari. Maka mereka berpindah tempat sedikit agar terhindar dari sinar matahari, lalu seseorang diperintahkan untuk mengumandangkan adzan, maka dia pun adzan lalu melaksanakan shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat fajar, kemudian dia mengumandangkan iqamat setelah itu beliau baru melaksanakan shalat fajar.
Sunan Abu Daud 376: Telah menceritakan kepada kami [Abbas Al Anbari], (Demikian juga diriwayatkan dari jalur lain), Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] dan ini adalah lafazh Abbas bahwasanya [Abdullah bin Yazid] telah menceritakan kepada mereka dari [Haiwah bin Syuraih] dari [Ayyasy bin Abbas Al Qitbani] bahwasanya [Kulaib bin Shubh] telah menceritakan kepada mereka bahwasanya [Az Zibriqan] telah menceritakan kepadanya, dari [pamannya, Amru bin Umayyah Adl Dlamri] dia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di sebagian safarnya. Suatu kali beliau tertidur dari shalat Shubuh hingga matahari terbit. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bangun dan bersabda kepada mereka: "Berpindahlah dari tempat ini." Dia melanjutkan: Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan, lalu mereka berwudlu dan shalat dua rakaat sunnah fajar. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah, dan beliau pun shalat Shubuh mengimami mereka. Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Hasan] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Hariz]. (Demikian juga diriwayatkan dari jalur lain), Telah menceritakan kepada kami [Ubaid bin Abi Al Wazir] telah menceritakan kepada kami [Mubasysyir Al Halabi] telah menceritakan kepada kami [Hariz bin Utsman] telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Shalih] dari [Dzu Mikhbar Al Habasyi], dia menjadi pelayan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam khabar ini. Dia menyebutkan: Lalu beliau, yakni Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berwudlu dan tidak terkena debu sedikit pun. Kemudian memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan, lalu berdiri dan shalat sunnah dua rakaat fajar tanpa tergesa-gesa. Kemudian bersabda kepada Bilal: "Kumandangkanlah iqamah." Lalu beliau shalat fardlu (Shubuh) tanpa tergesa-gesa. Dia berkata dari [Hajjaj] dari [Yazid bin Shulaih] telah menceritakan kepadaku [Dzu Mikhbar] seorang lelaki dari Habasyah. Dan [Ubaid] berkata Yazid bin Shalih. Telah menceritakan kepada kami [Mu`amal bin Al Fadll] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Hariz bin Utsman] dari [Yazid bin Shalih] dari [Dzu Mikhbar, anak saudara lelaki An Najasyi] dalam hadits ini. Dia menyebutkan: Bilal mengumandangkan adzan tanpa tergesa-gesa.
Sunan Abu Daud 377: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Jami' bin Syaddad] saya telah mendengar [Abdurrahman bin Abu Alqamah] saya telah mendengar [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata: Kami datang bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika perang Hudaibiyah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang akan menjaga kita?" Bilal menjawab: "Saya." Mereka pun tidur hingga matahari terbit. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bangun dan bersabda: "Lakukanlah (shalat sbubuh) sebagaimana biasa kalian lakukan." Dia berkata: Maka kami pun melakukannya. Beliau bersabda: "Dan lakukanlah demikian bagi siapa saja yang tertidur atau lupa (dari shalat)."
Sunan Abu Daud 378: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ash Shabbah bin Sufyan] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Abu Fazarah] dari [Yazid bin Al Ashamm] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Saya tidaklah diperintahkan untuk menghiasi masjid-masjid." Ibnu Abbas berkata: Sungguh kalian akan menghiasi Masjid-masjid sebagaimana orang-orang yahudi dan nasrani menghiasi (tempat ibadah mereka).
Sunan Abu Daud 379: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah Al Khuza'i] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] dan [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan tiba Hari Kiamat sampai manusia bermegah-megahan dalam membangun Masjid."
Sunan Abu Daud 380: Telah menceritakan kepada kami [Raja` bin Al Murajja] telah menceritakan kepada kami [Abu Hammam Ad Dallal, Muhammad bin Muhabbab] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin As Sa`ib] dari [Muhammad bin Abdullah bin 'Iyadl] dari [Utsman bin Abu Al Ash] bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah memerintahkannya untuk menjadikan masjid bagi penduduk Thaif di tempat yang dahulunya (untuk menyimpan) patung-patung mereka.
Sunan Abu Daud 381: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] dan [Mujahid bin Musa] dan ia lebih sempurna, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] telah menceritakan kepada kami [Nafi'] bahwasanya [Abdullah bin Umar] mengabarkannya kepadanya bahwa Masjid dahulunya pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam terbuat dari tanah liat dan pelepah kurma. Mujahid berkata: Tiangnya dari batang pohon kurma. Abu Bakar tidak menambahkannya sedikit pun, sementara Umar menambahkan bangunan tersebut, dia membangunnya dengan bahan yang sama seperti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yaitu dengan tanah liat dan pelepah kurma dan memakai ulang tiangnya. Mujahid berkata: Tiangnya terbuat dari kayu, kemudian Utsman menggantinya, dia menambahkan dengan tambahan yang banyak, dia membangun temboknya dan tiang-tiangnya dengan batu pahat dan batu kapur serta membuatkan atapnya dari kayu jati. Mujahid berkata: Utsman membuatkannya atap dari kayu jati. Abu Dawud berkata: Al Qashshah artinya batu kapur.
Sunan Abu Daud 382: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Musa] dari [Syaiban] dari [Firas] dari ['Athiyyah] dari [Ibnu Umar] Bahwasanya Masjid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tiang-tiang penyangganya adalah dari batang pohon kurma, bagian atasnya dibuat naungan dengan pelepah pohon kurma. Kemudian ia menjadi usang pada masa khilafah Abu Bakar, maka beliau merenovasinya dengan batang pohon dan pelepah kurma. Kemudian ia usang kembali pada masa khilafah Utsman, maka beliau merenovasinya dengan batu bata, maka ia masih tetap kokoh hingga sekarang.
Sunan Abu Daud 383: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau singgah di dataran tinggi Madinah di suatu perkampungan yang penduduknya bernama Bani Amru bin Auf. Beliau tinggal dengan mereka selama empat belas malam. Kemudian mengirimkan surat kepada Bani Najjar agar datang kepada beliau, lalu mereka pun datang dalam keadaan memikul pedang-pedang mereka. Anas berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas untanya dan Abu Bakar dibelakangnya, sedangkan pembesar-pembesar Bani Najjar di sekitar beliau, hingga singgah di halaman rumah Abu Ayyub, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat tatkala datang waktu shalat, beliau shalat di tempat peristirahatan kambing. Lalu beliau memerintahkan para sahabat untuk membangun Masjid. Beliau mengirim utusan kepada Bani Najjar dengan mengatakan: "Wahai Bani Najjar, juallah kebun kalian?" Mereka menjawab: Kami tidak akan meminta harganya kecuali kepada Allah Azza wa jalla. Anas berkata: Di dalam kebun itu ada sesuatu yang telah saya katakan kepada kalian, di dalamnya terdapat kuburan orang-orang musyrik, reruntuhan-reruntuhan bangunan, dan pohon kurma. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar kuburan orang-orang musyrik dibongkar, reruntuhan-reruntuhan bangunan diratakan, dan pohon kurma ditebang. Lalu mereka menjadikan pohon kurma di arah kiblat dan menjadikan temboknya dengan bebatuan. Mereka memindahkan batu-batu besar sembari menyenandungkan syair, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersama mereka, beliau bersabda: "Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat, maka menangkanlah kaum Anshar dan Muhajirin." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abu At Tayyah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Tempat Masjid ketika itu adalah sebuah kebun milik Bani Najjar, yang di dalamnya terdapat tanah pertanian, pohon kurma, dan kuburan orang-orang musyrik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Juallah kebun ini." Maka mereka menjawab: Kami tidak mengharapkan harganya. Lalu pohon kurma ditebang, tanah pertanian diratakan, dan kuburan orang-orang musyrik dibongkar. Dia menyebutkan haditsnya serta menyebutkan kata "Ampunilah" sebagai ganti kata: "menangkanlah". [Musa] berkata: Dan telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dengan lafazh semisalnya, dan Abdul Warits menyebutkan reruntuhan-reruntuhan bangunan. Dan dia mengklaim telah menceritakan hadits ini kepada Hammad.
Sunan Abu Daud 384: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Za`idah] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk membangun masjid di tempat yang banyak rumahnya, dan juga memerintahkan untuk membersihkan serta memberikan wewangian padanya.
Sunan Abu Daud 385: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Dawud bin Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hassan] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sa'd bin Samurah] telah menceritakan kepadaku [Khubaib bin Sulaiman] dari [Ayahnya, Sulaiman bin Samurah] dari [Ayahnya, Samurah] bahwasanya dia pernah menulis surat kepada anaknya (yang berisi): Amma ba'du, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kami untuk mendirikan masjid-masjid di rumah-rumah kami, memperbaiki bangunannya dan membersihkannya.
Sunan Abu Daud 386: Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Miskin] dari [Sa'id bin Abdul Aziz] dari [Ziyad bin Abu Saudah] dari [Maimunah, mantan sahaya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwasanya Dia pernah berkata: "Wahai Rasulullah, berilah fatwa kepada kami tentang Baitul Maqdis." Maka beliau bersabda: "Datangilah ia dan shalatlah di dalamnya, -ketika itu di negeri tersebut terdapat peperangan-, jika kalian tidak dapat shalat di dalamnya, maka utuslah seseorang dengan minyak untuk dinyalakan di tempat-tempat lampunya."
Sunan Abu Daud 387: Telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Tammam bin Bazi'] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Sulaim Al Bahili] dari [Abu Al Walid], Saya pernah bertanya kepada [Ibnu Umar] tentang kerikil yang berada di masjid. Dia menjawab: Pada suatu malam hujan turun kepada kami sehingga membuat tanah masjid basah (becek), maka ada seorang lelaki membawa kerikil dengan pakaiannya lalu menghamparkannya di bawahnya. Kemudian ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai melaksanakan shalat, beliau bersabda: "Alangkah bagusnya ini."
Sunan Abu Daud 388: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dan [Waki'] mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dia berkata: Bahwasanya Seseorang apabila mengeluarkan kerikil dari Masjid, maka kerikil memohon (dengan Nama Allah) kepada orang tersebut (agar tidak dikeluarkan).
Sunan Abu Daud 389: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq Abu Bakar Ash Shaghani] telah menceritakan kepada kami [Abu Badr Syuja' bin Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Syarik] telah menceritakan kepada kami [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah]. Abu Badr berkata: saya mengira dia memarfu'kan hadits ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya kerikil-kerikil itu akan meminta (dengan Nama Allah) kepada orang yang mengeluarkannya dari Masjid (agar tidak dikeluarkan)."
Sunan Abu Daud 390: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin Abdul Hakam Al Khazzaz] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abu Rawwad] dari [Ibnu Juraij] dari [Al Muththalib bin Abdullah bin Hanthab] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Telah diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku hingga perbuatan seseorang yang mengeluarkan kotoran dari masjid, dan juga diperlihatkan kepadaku dosa-dosa umatku, dan saya tidak mendapatkan dosa yang lebih besar yang dikerjakan umatku daripada dosa seorang yang telah menghafal suatu surat atau ayat dari Al Quran yang kemudian dia melupakannya."
Sunan Abu Daud 391: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Amru] dan [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekiranya kita menyisakan pintu ini (seraya beliau menunjuk kepada salah satu pintu Masjid) untuk para wanita (adalah lebih baik)." [Nafi'] berkata: Maka [Ibnu Umar] tidak pernah masuk dari pintu tersebut hingga dia meninggal. Selain Abdul Warits mengatakan: Umar (bukan Ibnu Umar), dan itulah yang lebih shahih. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Qudamah bin A'yan] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dia berkata: [Umar bin Al Khattab] radliallahu 'anhu berkata dengan yang semakna, dan inilah yang lebih shahih.
Sunan Abu Daud 392: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Mudlar] dari [Amru bin Al Harits] dari [Bukair] dari [Nafi'] bahwasanya Umar bin Al Khaththab melarang laki-laki untuk masuk masjid nabawi melalui pintu masuk wanita.
Sunan Abu Daud 393: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Utsman Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz Ad Darawardi] dari [Rabi'ah bin Abu Abdirrahman] dari [Abdul Malik bin Sa'id bin Suwaid] dia berkata: Saya telah mendengar [Abu Humaid] atau [Abu Usaid Al Anshari] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian masuk Masjid, maka bershalawatlah untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian ucapkanlah: 'Allahummaftahli Abwaba Rahmatika (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu)' dan apabila keluar maka ucapkanlah: 'Alahumma Inni As`aluka min Fadllika (Ya Allah, sesungguhnya saya memohon karunia kepada-Mu)."
Sunan Abu Daud 394: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Bisyr bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Abdullah bin Al Mubarak] dari [Haiwah bin Syuraih] dia berkata: Saya pernah bertemu dengan [Uqbah bin Muslim], lalu saya bertanya kepadanya: Telah sampai kepadaku bahwa engkau menceritakan hadits dari Abdullah bin Amru bin Al 'Ash dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya Beliau apabila masuk ke masjid mengucapkan: "A'uudzu billahil Adhim wa bi Wajhihil Karim wa Shulthanihil Qadim minasy syaithanirrajim (aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung dan kepada Wajah-Nya yang Maha Mulia dan kepada kekuasaan-Nya yang Qadim, dari gangguan setan yang terkutuk)." Dia bertanya: "Apakah itu saja?" Aku menjawab: "Ya." Dia kemudian meneruskan: Barangsiapa membaca itu, maka setan akan berkata kepadanya: Dia terjaga dariku sehari ini penuh.
Sunan Abu Daud 395: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Amir bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Amru bin Sulaim Az Zuraqi] dari [Abu Qatadah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian datang ke Masjid, maka shalatlah dua rakaat sebelum dia duduk." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Umais, Utbah bin Abdillah] dari [Amir bin Abdullah bin Az Zubair] dari [seorang lelaki dari Bani Zuraiq] dari [Abu Qatadah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan lafazh semisal di atas, (dengan tambahan): "Setelah itu silahkan duduk atau menunaikan kebutuhannya."
Sunan Abu Daud 396: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Para malaikat bershalawat (mendoakan ampunan) kepada salah seorang dari kalian selama dia berada di tempat shalat yang dia shalat padanya, selama dia tidak berhadats atau berdiri. Mereka (para malaikat) mengucapkan: 'Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah, rahmatilah dia'."
Sunan Abu Daud 397: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Salah seorang dari kalian akan senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama shalat menahannya (tetap berada di tempat shalatnya), tidak ada yang menahannya untuk pulang ke keluarganya kecuali shalat."
Sunan Abu Daud 398: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang hamba akan senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia berada di tempat shalatnya menuggu shalat, malaikat berdoa: 'Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah, rahmatilah dia' hingga dia pergi atau berhadats." Ada yang bertanya: "Apa yang membuatnya berhadats?" Beliau menjawab: "Dia kentut, mengeluarkan bunyi atau pun tidak."
Sunan Abu Daud 399: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] telah menceritakan kepada kami [Shadaqah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Al Atikah Al Azdi dari [Umair bin Hani` Al Ansi] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendatangi masjid dengan tujuan tertentu, maka dia hanya akan mendapatkan apa yang menjadi tujuannya."
Sunan Abu Daud 400: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar Al Jusyami] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yazid] telah menceritakan kepada kami [Haiwah bin Syuraih] dia berkata: Saya telah mendengar [Abu Al Asawd, yakni Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Abdullah, mantan sahaya Syaddad] bahwasanya dia telah mendengar [Abu Hurairah] berkata: Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mengumumkan barang hilang di Masjid, maka katakanlah: 'Semoga Allah tidak mengembalikan barang itu kepadamu', karena sesungguhnya Masjid itu tidak dibangun untuk ini."
Sunan Abu Daud 401: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dan [Syu'bah] dan [Aban] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Meludah di Masjid adalah suatu kesalahan dan kafaratnya adalah dengan menutupinya."
Sunan Abu Daud 402: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Meludah di Masjid adalah suatu kesalahan dan kafaratnya adalah dengan memendamnya." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Berdahak di Masjid." Kemudian dia menyebutkan hadits semisalnya.
Sunan Abu Daud 403: Telah menceritakan kepada kami [Al-Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Abu Maudud] dari Abdurrahman bin Abi Hadrad Al Aslami saya mendengar [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang masuk Masjid ini dan meludah padanya atau berdahak, maka hendaklah dia gali lubang kemudian pendamlah ludah atau dahak itu. Apabila dia tidak melakukan demikian maka meludahlah di pakaiannya kemudian keluarlah dengannya."
Sunan Abu Daud 404: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As-Sariy] dari Abu Al Ahwash dari [Manshur] dari [Rib'i] dari Thariq bin Abdillah Al Muharibi dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang laki-laki shalat atau apabila salah seorang dari kalian shalat, maka janganlah dia meludah ke depannya atau ke kanannya, akan tetapi meludahlah ke sebelah kirinya jika di situ kosong (tidak ada orang lain), atau ke bawah kaki kirinya kemudian gosoklah ia."
Sunan Abu Daud 405: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Tatkala suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah, tiba-tiba beliau melihat dahak di arah kiblat Masjid, maka beliau marah kepada jama'ah lalu menggaruk dahak tersebut. Perawi berkata: Saya kira dia (Ibnu Umar) berkata: Kemudian beliau meminta minyak za'faran, lalu melumurinya dan bersabda: "Sesungguhnya Allah di arah wajah salah seorang dari kalian apabila dia shalat, maka janganlah dia meludah ke depannya". Abu Dawud berkata: Diriwayatkan oleh [Isma'il] dan [Abdul Warits] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dan [Malik] dan [Ubaidullah] dan [Musa bin Uqbah] dari [Nafi'] seperti hadits Hammad, hanya saja mereka tidak menyebutkan perihal za'faran. Dan diriwayatkan oleh [Ma'mar] dari [Ayyub] dan dia menetapkan perihal za'faran pada hadits ini. [Yahya bin Sulaim] menyebutkan dari [Ubaidullah] dari [Nafi']: Minyak khaluq.
Sunan Abu Daud 406: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hubaib bin Arabi] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al-Harits] dari [Muhammad bin 'Ajlan] dari ['Iyadl bin Abdullah] dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam suka membawa tandan kurma, beliau memegangnya dan masuk Masjid, tiba-tiba dia mendapati dahak di arah kiblat Masjid, maka beliau menggosoknya, kemudian beliau menghadap kepada jama'ah dengan marah seraya bersabda: "Apakah salah seorang di antara kalian suka diludahi mukanya? Sesungguhnya seseorang apabila sedang menghadap kiblat, maka sebenarnya dia sedang menghadap Rabbnya Azza wa Jalla, sedangkan malaikat ada di sebelah kanannya. Karena itu, janganlah berludah ke arah kanannya dan jangan pula ke depannya, akan tetapi berludahlah ke kirinya atau ke bawah kakinya, jika ada sesuatu yang mengharuskannya segera meludah, maka lakukanlah seperti ini." Ibnu Ajlan mempraktekannya, yaitu: beliau meludah ke kainnya, kemudian menggosok-gosokkan sebagiannya terhadap bagian yang lain.
Sunan Abu Daud 407: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Amru] dari [Bakr bin Sawadah Al-Judzami] dari [Shalih bin Khaiwan] dari [Abu Sahlah As-Sa`ib bin Khallad] berkata Ahmad, dari salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Ada seorang laki-laki menjadi imam shalat suatu kaum, lalu orang itu meludah ke arah kiblat, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda setelah selesai shalat: "Orang itu tidak boleh shalat (menjadi imam) untuk kalian." Setelah itu, orang tersebut hendak mengerjakan shalat sebagai imam mereka, lalu mereka mencegahnya dan memberitahukan kepadanya tentang larangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut. Maka orang tersebut menyampaikan peristiwa itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Ya, benar." Dan seingatku beliau bersabda: "Sesungguhnya engkau telah menyakiti Allah dan RasulNya."
Sunan Abu Daud 408: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id Al-Jurairi] dari [Abu Al-'Ala`] dari [Mutharrif] dari [Ayahnya] dia berkata: Aku pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu beliau sedang shalat, lalu beliau meludah di bawah kaki kirinya. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Sa'id Al-Jurairi] dari [Abu Al-'Ala`] dari [Ayahnya] semakna dengannya, dia menambahkan: kemudian beliau menggosoknya dengan sandalnya.
Sunan Abu Daud 409: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al-Faraj bin Fadlalah] dari [Abu Sa'id] dia berkata: Saya pernah melihat [Watsilah bin Al-Asqa'] di Masjid Damaskus, meludah pada tikar sejenis alburiyy, kemudian dia mengusapnya dengan kakinya. Lalu ditanyakan kepadanya: Mengapa kamu melakukan ini? Maka dia menjawab: Karena saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya.
Sunan Abu Daud 410: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Al-Fadll As-Sijistani] dan [Hisyam bin Ammar Ad-Dimasyqi] dan [Sulaiman bin Abdirrahman Ad-Dimasyqi] dengan hadits ini, dan ini adalah lafazh Yahya bin al-Fadll As-Sijistani, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Mujahid, Abu Harzah] dari [Ubadah bin Al-Walid bin Ubadah bin Ash-Shamit]: Kami pernah datang kepada [Jabir bin Abdullah] sewaktu beliau berada di dalam masjidnya. Maka Jabir berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menemui kami di masjid kami ini, sedangkan beliau memegang tandan kurma Ibnu Thab. Kemudian beliau melihat dan mendapat dahak di arah kiblat Masjid. Maka beliau mendatanginya dan menggosoknya dengan tandan kurma itu, kemudian bersabda: "Siapa di antara kalian yang suka kalau Allah memalingkan wajah-Nya daripadanya?" Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya salah di antara kalian apabila mengerjakan shalat, maka Allah di depannya, sebab itu janganlah sekali-kali meludah ke arah depannya dan jangan pula ke arah kanannya. Akan tetapi meludahlah ke sebelah kirinya di bawah telapak kaki kirinya. Jika ada sesuatu yang membuatnya harus segera meludah, maka meludahlah ke kainnya seperti ini." Lalu beliau meletakkan kain ke mulutnya, kemudian menggosok-gosokkannya, lalu bersabda: "Bawakanlah kepadaku minyak wangi." Maka berdirilah seorang pemuda dari suatu kampung dengan segera pergi menuju keluarganya, lalu datang membawa minyak wangi di telapak tangannya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil minyak wangi itu dan menaruhnya di ujung tandan kurma kemudian dioleskannya pada bekas dahak itu. Jabir berkata: Dari situlah kalian membuat wewangian itu di Masjid-Masjid kalian.
Sunan Abu Daud 411: Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad] telah menceritakan kepada kami [Al-Laits] dari [Sa'id Al-Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abi Namr] bahwasanya dia telah mendengar [Anas bin Malik] berkata: Ada seorang laki-laki (musyrik) menunggang onta masuk ke Masjid, kemudian dia menderumkan untanya dan mengikatnya, lalu berkata: "Siapakah di antara kalian yang bernama Muhammad?" Sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang bersandar di antara para sahabat. Maka kami katakana: "Ini, orang putih yang sedang bersandar." Lalu laki-laki tersebut berkata kepada beliau: "Wahai Ibnu Abdil Muththalib!" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyahut kepadanya: "Ya, saya mendengarmu." Laki-laki itu lantas berkata kepada beliau: "Sesungguhnya saya bertanya kepadamu." Lalu dia pun menyebutkan hadits itu. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Salamah] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Salamah bin Kuhail] dan Muhammad bin Al Walid bin Nuwaifi' dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Bani Sa'd bin Bakr mengutus Dlimam bin Tsa'labah untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia menemui beliau dan menderumkan untanya di depan pintu Masjid dan mengikatnya, kemudian dia masuk. Lalu perawi menyebutkan lafazh semisal dengan di atas. Perawi berkata: Laki-laki itu bertanya: Siapakah di antara kalian yang bernama Ibnu Abdil Muththalib? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyahut: "Sayalah Ibnu Abdil Muththalib." Laki-laki itu berkata: "Wahai Ibnu Abdil Muththalib." Kemudian dia menyebutkan hadits itu.
Sunan Abu Daud 412: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari Az Zuhri telah menceritakan kepada kami [seorang laki-laki dari Muzainah] dan tatkala itu kami sedang bersama Sa'id bin Al Musayyib dari [Abu Hurairah], dia berkata: Orang-orang yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau sedang duduk-duduk di tengah-tengah para sahabatnya di masjid, mereka berkata: "Wahai Abul Qasim, apakah hukum seorang laki-laki dan seorang wanita yang berzina dari kalangan mereka?"
Sunan Abu Daud 413: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al-A'masy] dari [Mujahid] dari [Ubaid bin Umair] dari [Abu Dzar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Telah dijadikan bumi ini sebagai tempat suci dan Masjid untukku."
Sunan Abu Daud 414: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ibnu Lahi'ah] dan [Yahya bin Azhar] dari Ammar bin Sa'd Al Muradi dari Abu Shalih Al Ghifari bahwasanya Ali radliyallahu 'anhu melewati negeri Babilonia dalam sebuah perjalanannya, kemudian seorang muadzin mengumandangkan adzan shalat Ashar, maka ketika dia telah keluar dari negeri tersebut, dia memerintahkan seseorang untuk mengumandangkan adzan lalu dilaksanakanlah shalat, ketika dia selesai melaksanakan shalat, dia berkata: "Sesungguhnya kekasihku shallallahu 'alaihi wa sallam melarangku untuk melaksanakan shalat di kuburan dan melarangku juga untuk melaksanakan shalat di negeri Babilonia, karena negeri ini terlaknat." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Azhar] dan [Ibnu Lahi'ah] dari Al Hajjaj bin Syaddad dari Abu Shalih Al Ghifari dari Ali yang maknanya sama dengan hadits Sulaiman bin Dawud dengan menyebutkan kata "kharaja" sebagai ganti kata "baraza".
Sunan Abu Daud 415: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] -dari jalun lainnya- Dan telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] dari [Amru bin Yahya] dari [Ayahnya] dari [Abu Sa'id] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. Dan Musa berkata di dalam hadits riwayatnya, yang ia taksir hadits Amru bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semua tempat di bumi ini adalah Masjid (dapat digunakan untuk shalat atau bersujud) kecuali kamar mandi dan kuburan."
Sunan Abu Daud 416: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al-A'masy] dari [Abdullah bin Abdillah Ar-Razi] dari [Abdurrahman bin Abi Laila] dari [Al-Bara` bin Azib] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang shalat di tempat peristirahatan unta, maka beliau menjawab: "Janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan unta, karena ia dari setan." Kemudian beliau ditanya tentang shalat di tempat peristirahatan kambing, maka beliau menjawab: "Silahkan shalat padanya, karena ia adalah berkah."
Sunan Abu Daud 417: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi Thalib-Thabba'] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya."
Sunan Abu Daud 418: Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Sawwar Abu Hamzah] berkata Abu Dawud: Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al Muzani Ash Shairafi dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya." Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepadaku Dawud bin Sawwar Al Muzani dengan isnadnya dan maknanya dan dia menambahkan: (sabda beliau): "Dan apabila salah seorang di antara kalian menikahkan sahaya perempuannya dengan sahaya laki-lakinya atau pembantunya, maka janganlah dia melihat apa yang berada di bawah pusar dan di atas paha." Abu Dawud berkata: Waki' wahm dalam hal nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh [Abu Dawud Ath-Thayalisi], dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah Sawwar Ash Shairafi.
Sunan Abu Daud 419: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Al Mahri telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] telah menceritakan kepada saya Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib Al Juhani dia (Hisyam bin Sa'd) berkata: Kami pernah masuk ke rumah (Mu'adz bin Abdullah), kemudian dia bertanya kepada [istrinya]: Kapankah seorang anak diperintahkan untuk shalat? Istrinya menjawab: [Salah seorang dari kami] menyebutkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau pernah ditanya tentang hal tersebut, maka beliau menjawab: "Apabila dia sudah mengetahui mana yang kanan dan mana yang kiri, maka perintahkanlah dia untuk shalat."
Sunan Abu Daud 420: Telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Musa Al-Khuttaliy] dan [Ziyad bin Ayyub] namun hadits riwayat Abbad lebih sempurna. Mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Bisyr] berkata Ziyad: Telah mengabarkan kepada kami Abu Bisyr dari [Abu Umair bin Anas] dari [sebagian pamannya] dari kaum Anshar, dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat memperhatikan shalat, bagaimana cara mengumpulkan orang banyak untuk mengerjakan shalat. Maka dikatakan kepada beliau: Pancangkanlah bendera ketika waktu shalat telah tiba. Apabila mereka melihatnya, maka sebagian memberitahukan yang lainnya. Namun usulan itu tidak disukai beliau. Lalu disebutkan juga kepada beliau, terompet, kata Ziyad: Terompet Yahudi, pendapat ini juga tidak disenangi beliau, dan beliau bersabda: "Itu termasuk perbuatan orang-orang yahudi." Disebutkan pula kepada beliau, supaya memakai lonceng, beliau bersabda: "Itu perbuatan orang-orang Nasrani." Lalu Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih pulang, dia seorang yang sangat peduli terhadap kepedulian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia bermimpi adzan, katanya: Maka hari esoknya Abdullah pergi menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu menyampaikan hal mimpinya itu. Maka dia berkata kepada beliau: Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya di antara tidur dan terjaga, tiba-tiba datang kepadaku seseorang lalu memberitahukan adzan. Katanya: Umar bin Al Khaththab juga bermimpi demikian sebelum itu, namun beliau menyembunyikannya selama dua puluh hari. Kata perawi: Kemudian Umar memberitahukannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda kepadanya: "Apa yang menghalangimu untuk menyampaikan kepadaku?" Dia menjawab: Abdullah bin Zaid telah mendahuluiku, sebab itu saya merasa malu. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Bilal, berdirilah, lalu apa yang diperintahkan oleh Abdullah bin Zaid kepadamu itu, maka laksanakanlah!" Maka Bilal pun mengumandangkan adzan. Abu Bisyr berkata: Abu Umair mengabarkan kepadaku bahwasanya orang-orang Anshar beranggapan, seandainya Abdullah bin Zaid pada hari itu tidak sedang sakit, tentulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikannya sebagai muadzin.
Sunan Abu Daud 421: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Manshur Ath Thusi telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi dari [Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Ayahku, Abdullah bin Zaid] dia berkata: Sewaktu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak memerintahkan supaya memakai lonceng yang dipukul untuk mengumpulkan orang-orang yang mengerjakan shalat, ada seorang laki-laki berkeliling bertemu denganku, sedang saya dalam keadaan tidur. Ia membawa lonceng di tangannya, maka saya berkata: Wahai hamba Allah, apakah kamu mau menjual lonceng ini? Dia bertanya: Apa yang akan kamu lakukan dengannya? Saya menjawab: Saya akan pakai untuk memanggil orang-orang mengerjakan shalat. Kata orang itu: Maukah saya tunjukan kepadamu yang lebih baik dari itu? Saya katakan kepadanya: Tentu. Orang itu berkata: Engkau ucapkan: "Allaahu Akbar Allaahu Akbar, Allaahu Akbar Allaahu Akbar (Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar), Asyhadu an laa ilaaha Illallah, Asyhadu an laa ilaaha Illallah (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), Ayshadu anna Muhammadar Rasuulullah, Ayshadu anna Muhammadar Rasuulullah (Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah), Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alash shalaah (Marilah kita shalat, Marilah kita shalat). Hayya 'alal falah, Hayya 'alal falah (Marilah meraih kemenangan, marilah meraih kemenangan). Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar). Laailaaha illallah (Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Abdullah berkata: Kemudian orang itu mundur tidak jauh dariku, lalu berkata: Apabila kamu membaca iqamah shalat, ucapkanlah: Allahu Akbar Allahu Akbar, (Allah Maha Besar Allah Maha Besar). Asyhadu an laa ilaaha Illallah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Ayshadu anna Muhammadar Rasuulullah (Aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah), Hayya 'alash shalaah (Marlilah kita shalat). Hayya 'alal falah (Marilah meraih kemenangan). Qad qaamatish shalah Qad qaamatish shalat (Sungguh shalat telah mulai didirikan Sungguh shalat telah mulai didirikan). Allahu Akbar Allahu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar). Laailaaha illallah (Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Maka keesokan harinya, saya pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukan kejadian mimpiku itu, maka beliau bersabda: "Sesungguhnya mimpimu itu adalah mimpi yang benar Insya Allah. Karena itu berdirilah bersama Bilal dan ajarkan kepadanya mimpimu itu, dan hendaklah dia yang adzan, karena suaranya lebih lantang dari suaramu." Maka saya pun berdiri bersama Bilal, lalu saya ajarkan kepadanya bacaan-bacaan itu, sementara dia menyerukan adzan itu. Dia berkata: Kemudian Umar bin Al Khaththab mendengar seruan adzan itu ketika dia sedang berada di rumahnya, lalu dia keluar sambil menarik pakaiannya dan berkata: Demi Dzat yang mengutusmu dengan Al Haq, wahai Rasulullah, sungguh saya telah bermimpi seperti mimpi Abdullah itu. Maka Rasulullah bersabda: "Maka segala puji hanya bagi Allah." Abu Dawud berkata: Demikian riwayat Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyib dari Abdullah bin Zaid, dan disebutkan oleh [Ibnu Ishaq] dari Az Zuhri: Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar. Dan [Ma'mar] dan [Yunus] dari Az Zuhri menyebutkan: Allahu akbar Allahu akbar, tanpa diulangi dua kali.
Sunan Abu Daud 422: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Al-Harits bin Ubaid] dari [Muhammad bin Abdul Malik bin Abu Mahzhurah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata: Saya berkata: Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sunnah (tata cara) adzan. Katanya: Maka beliau mengusap bagian depan kepalaku dan bersabda: "Kamu ucapkan: Allahu akbar Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar (Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Allah Maha Besar), kamu angkat suaramu ketika mengucapkannya, kemudian kamu ucapkan, Asyhadu an laa ilaaha illallaah Asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna muhammadar Rasuulullah (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) Kamu rendahkan suaramu tatkala mengucapkannya, setelah itu kamu angkat suaramu ketika mengucapkan syahadat, Asyhadu an laa ilaaha illallah, asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Aku bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah), Asyhadu anna Muhammadar rasulullah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah) Hayya 'Alash shalaah, hayya 'alas shalaah (Mari mendirikan shalat, mari mendirikan shalat) Hayya 'Alal falaah, hayya 'alal falaah (Mari menuju kemenangan, Mari menuju kemenangan). Kalau adzan untuk shalat Subuh, ucapkanlah, Ash shalaatu khairun minan nauum, Ash shalaatu khairun minan nauum (shalat itu lebih baik daripada tidur, shalat itu lebih baik daripada tidur), Allaahu akbar, Allaahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar) Laa ilaaha illallah (Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah)." Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dan [Abdur Razzaq] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Utsman bin As Sa`ib Telah mengabarkan kepadaku [Ayahku] dan Ummu Abdil Malik bin Abi Mahdzurah dari Abu Mahdzurah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti lafazh hadits ini, dan di dalamnya disebutkan ucapan kalimat: Ash shalaatu khairun minan nauum, Ash shalaatu khairun minan nauum (shalat itu lebih baik daripada tidur, shalat itu lebih baik daripada tidur) pada Shubuh yang pertama. Abu Dawud berkata: Hadits Musaddad lebih jelas. Dia menyebutkan padanya: dia berkata: Beliau mengajarkanku tata cara iqamah dengan dua kali dua kali: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallah, Asyhadu an laa ilaaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar rasulullah, Hayya 'alash Shalah, Hayya 'alash Shalah, Hayya 'alal Falah, Hayya 'alal Falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah. Dan Abdur Razzaq menyebutkan: Apabila kamu mengumandangkan iqamah, maka ucapkanlah dua kali: yakni Qad qaamatish Shalah, Qad qaamatish Shalah, apakah kamu telah mendengarnya? Katanya: Maka Abu Mahdzurah tidak pernah mencukur ubun ubunnya, dan tidak pernah membelahnya, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengusapnya.
Sunan Abu Daud 423: Telah menceritakan kepada kami [Al-Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Affan] dan [Sa'id bin Amir] dan [Hajjaj] dengan makna yang sama, mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami Amir Al Ahwal telah menceritakan kepadaku [Makhul] bahwasanya [Ibnu Muhairiz] telah menceritakan kepadanya bahwasanya [Abu Mahdzurah] telah menceritakan kepadanya bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarinya lafazh adzan sembilan belas kalimat, dan lafazh iqamah tujuh belas kalimat. Adzan: Allaahu akbar Allaahu akbar, Allaahu akbar Allaahu akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah, Allaahu akbar Allaahu Akbar, Laa ilaaha illallaah. Sedangkan lafazh iqamah: Allaahu Akbar Allaahu akbar, Allaahu akbar Allaahu akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallah, asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, hayya 'alash shalaah Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah, Qad qaamatish shalaah, qad qaamatish shalaah, Allaahu akbar Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaah. Demikianlah dalam kitabnya tentang Hadits Abu Mahdzurah.
Sunan Abu Daud 424: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abdil Malik bin Abi Mahdzurah, yakni Abdul Aziz] dari [Ibnu Muhairiz] dari [Abu Mahdzurah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan cara adzan kepadaku, langsung dari beliau sendiri, beliau bersabda: "Ucapkanlah: Allaahu akbar Allaahu akbar, Allaahu akbar Allaahu akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Dua kali dua kali. beliau meneruskan: Kemudian ulangilah, lalu panjangkan suaramu, Asyhadu an laa ilaaha Illallaah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash shalaah hayya 'alash shalaah, hayya 'alal falaah, Hayya 'alal falaah, Allaahu akbar Allaahu akbar, Laa ilaa illallaah."
Sunan Abu Daud 425: Telah menceritakan kepada kami [An-Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Isma'il bin Abdil Malik bin Abi Mahdzurah] dia berkata: Saya telah mendengar [kakekku, Abdul Malik bin Abi Mahdzurah] menyebutkan bahwasanya dia telah mendengar [Abu Mahdzurah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepadaku cara adzan, huruf demi huruf, yaitu: Allahu Akbar Allaahu akbar, Allahu Akbar Allaahu Akbar, Asyhadu an laa ilaaha' illallaah, Asyhadu an laa ilaaha' illallaah, Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah, asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya 'alas shalaah, hayya 'alas shalaah, hayya 'alal falaah, hayya 'alal falaah. Kata Abu Mahdzurah: Pada adzan shalat subuh beliau mengucapkan: Asshalaatu khairun minan nauum. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Dawud Al-Iskandari] telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Yunus] dari [Nafi' bin Umar Al-Jumahi] dari [Abdul Malik bin Abu Mahdzurah] dia telah mengabarkan kepadanya dari [Abdullah bin Muhairiz Al-Jumahi] dari [Abu Mahdzurah] bahwasanya Rasululah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarinya adzan, beliau mengucapkan: Allaahu akbar Allaahu akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu an laa ilaaha illailaah..., kemudian dia menyebutkan seperti tata cara adzan yang disebutkan dalam hadits Ibnu Juraij dari Abdul Aziz bin Abdul Malik dan maknanya. Abu Dawud berkata: Dan di dalam hadits [Malik bin Dinar] dia berkata: Saya telah bertanya kepada [Ibnu Abi Mahdzurah], saya katakan: Ceritakan kepadaku tata cara adzan [ayahmu] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka dia menyebutkan: lalu berkata: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar saja. Demikian juga hadits [Ja'far bin Sulaiman] dari [Ibnu Abi Mahdzurah] dari [pamannya] dari [kakeknya] hanya saja dia menyebutkan: beliau bersabda: "Kemudian kamu ulangi dengan mengangkat suaramu, Allahu Akbar Allahu Akbar. (Dla'if)
Sunan Abu Daud 426: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Marzuq] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] dia berkata: Saya telah mendengar [Ibnu Abi Laila] -dari jalur lainnya- Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] saya telah mendengar [Ibnu Abi Laila] berkata: Pelaksanaan shalat itu telah mengalami tiga kali perubahan. Dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sahabat sahabat kami], bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh saya sangat senang, sekiranya pelaksanaan shalat kaum Muslimin atau Mukminin dapat dijadikan satu (Jama'ah), sehingga saya mempunyai keinginan yang besar untuk menyebarkan orang-orang ke kampung-kampung menyerukan waktu shalat kepada orang banyak. Dan saya mempunyai keinginan besar untuk memerintahkan beberapa orang berdiri di atas bangunan-bangunan tinggi menyerukan waktu shalat kepada kaum Muslimin, sehingga mereka memukul atau hampir saja memukul kentongan." Dia berkata: Maka datang seorang laki-laki dari kaum Anshar, lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika saya pulang, karena sedemikian besar perhatianku terhadap perhatianmu (tentang cara pelaksanaan shalat), saya melihat seorang laki-laki seakan-akan memakai dua kain hijau. Lalu orang tersebut berdiri di atas masjid dan mengumandangkan adzan. Kemudian dia duduk sebentar, lalu berdiri lagi mengucapkan yang diucapkan sebelumnya, hanya saja dia mengucapkan (untuk yang kedua kalinya) Qad qaamatish shalaah (sholat telah di kerjakan), seandainya bukan karena takut nanti orang-orang akan mengatakan (saya berdusta), Ibnu Al Mutsanna menyebutkan: seandainya bukan karena takut nanti kalian akan mengatakan (saya berdusta), tentu saya mengatakan bahwa sungguh saya ketika itu dalam keadaan terjaga, tidak tidur. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, -Ibnu Al Mutsanna menyebutkan: beliau bersabda:- "Sungguh Allah telah memperlihatkan kepadamu suatu kebaikan -Sedangkan Amru tidak menyebutkan sabda beliau: Allah telah memperlihatkan kepadamu suatu kebaikan-, maka suruhlah Bilal untuk mengumandangkan adzan itu. Katanya: Lalu Umar berkata: Sungguh saya telah bermimpi seperti yang diimpikannya, tetapi karena saya didahului (untuk melaporkan kepada Rasulullah), maka saya merasa malu. Dan telah menceritakan kepada kami para sahabat kami: Biasanya seseorang jika dia datang (terlambat), bertanya kepada sebagian jama'ah itu, maka beritahukan kepadanya raka'at yang telah lewat (tertinggal). Sedangkan waktu itu, jama'ah yang bersama Rasulullah, ada yang berdiri, ada yang ruku, ada yang duduk, dan ada pula yang shalat bersama Rasulullah. Berkata Ibnu Al Mutssanna berkata Amru telah menceritakan kepadaku [Hushain] dari [Ibnu Abi Laila] hingga datang Mu'adz. Berkata [Syu'bah] saya telah mendengarnya dari [Hushain], lalu perawi berkata: "Saya tidak melihatnya pada keadaan..." hingga ucapan: "Demikian, maka lakukanlah itu." Abu Dawud berkata: Kemudian saya kembali pada hadits Amru bin Marzuq dia berkata: Mu'adz datang, kemudian mereka mengisyaratkan kepadanya. Syu'bah berkata: Ini saya dengar dari Hushain, dia berkata: Mu'adz berkata: Saya tidak melihatnya dalam satu kedaan melainkan saya padanya. Mu'adz berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Mu'adz telah menunjukkan satu sunnah kepada kalian, maka lakukanlah yang demikian." Dia Ibnu Abi Lailah berkata: Sahabat-sahabat kami telah menceritakan kepada kami, bahwasanya ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau memerintahkan berpuasa tiga hari (tiap bulan), lalu turun perintah puasa pada bulan Ramadlan, sedangkan mereka adalah kaum yang tidak terbiasa berpuasa, sehingga puasa terasa amat berat bagi mereka. Maka mereka yang tidak berpuasa memberi makan orang miskin. Lalu turunlah ayat ini (yang artinya): {Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu} (Al Baqarah: 185). Di dalam ayat ini disebutkan bahwa keringanan itu untuk orang sakit dan musafir. Karena itu, mereka diwajibkan berpuasa. Kata Ibnu Abi Lahi'ah: Para sahabat kami telah menceritakan kepada kami, katanya: Kebiasaan saat itu, apabila seseorang memasuki waktu berbuka, lalu tidur sebelum makan, maka dia tidak makan malam itu sampai pagi. Dia berkata: Lalu Umar bin Al Khaththab datang kepada istrinya hendak menggaulinya, namun istrinya berkata: Sesungguhnya saya telah tidur sebelum makan (berbuka), namun Umar menyangka bahwa istrinya itu hanya beralasan untuk menghindar darinya, karena itu Umar tetap mengumpulinya. Kemudian datang pula seorang laki-laki yang berpuasa dari golongan Anshar, lalu dia hendak makan (berbuka), maka keluarganya berkata: Tunggu, kami akan menghangatkan makanan untukmu, Ialu laki-laki itu tidur. Maka ketika pagi harinya, turunlah ayat kepada Beliau tentang peristiwa ini, ayat tersebut (artinya): {Dihalalkan bagi kamu pada malam puasa menggauli istri-istri kamu} (Al Baqarah: 187).
Sunan Abu Daud 427: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al-Mutsanna] dari [Abu Dawud] Al-Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami Nashr bin Al Muhajir telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari Al Mas'udi dari [Amru bin Murrah] dari [Ibnu Abi Laila] dari [Mu'adz bin Jabbal] dia berkata: Pelaksanaan shalat telah mengalami perubahan tiga kali, dan demikian pula pelaksanaan puasa, kemudian Nashr melanjutkan Hadits ini secara panjang lebar. Sedangkan Ibnu Al Mutsanna hanya menyebutkan kisah shalat mereka yang menghadap Baitul Maqdis. Dia berkata: Cara pelaksanaan shalat yang ketiga bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika datang ke Madinah, beliau mengerjakan shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama tiga belas bulan, lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat ini (yang artinya), {Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya.} (Al Baqarah: 144). Maka Allah Ta'ala memalingkan Beliau ke Ka'bah. Sampai di sini hadits riwayat Ibnu Al Mutsanna. Nashr menyebutkan nama orang yang bermimpi, dia berkata: Maka datang Abdullah bin Zaid, seorang laki laki dari golongan Anshar, dalam haditsnya itu dia berkata: Maka laki-laki itu menghadap kiblat seraya mengucapkan: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Asyhadu an laa ilaaha illallah, Asyhadu an laa ilaaha illallaah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya 'alash shalaah, hayya 'alash shalaah, hayya 'alal falaah, hayya 'alal falaah, Allaahu akbar, Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaah. Setelah itu dia berhenti sebentar, lalu berdiri mengucapkan kalimat seperti sebelumnya, hanya saja dia menambahkan setelah mengucapkan: Hayya 'alal falaah, dengan ucapan: Qad Qamatish shalaah, qad qamatish shalaah. Mu'adz bin Jabal berkata: Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ajarkanlah (kalimat adzan itu) kepada Bilal". Maka Bilal pun mengumandangkan adzan dengan kalimat-kalimat itu. Kemudian Nasr bin Muhajir menyebutkan tentang perubahan-perubahan perintah puasa. Muadz bin Jabal berkata: Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan puasa tiga hari setiap bulan, dan pada hari Asyura', kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat (yang artinya): {Telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu} sampai dengan FirmanNya: {(yaitu) memberi makan seorang miskin} (Al Baqarah: 183-184). Karena itu siapa yang hendak berpuasa, silahkan berpuasa, dan siapa yang tidak mau berpuasa dan mau memberi makan seorang miskin setiap harinya, maka telah memadai baginya. Dan inilah salah satu keadaan puasa. Lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat (yang artinya): {Bulan Ramadlan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran} sampai FirmanNya: {pada hari-hari yang lain.} (Al Baqarah: 185). Maka berlakulah ketetapan hukum puasa itu wajib atas orang yang mendapatkan bulan Ramadlan, sedangkan orang yang sedang musafir, wajib mengqadla'nya. Dan ditetapkan pula hukum kewajiban memberi makan orang miskin bagi orang tua berusia lanjut dan orang yang lemah, yang tidak mampu lagi berpuasa. Dan datang pula Shirmah, sedangkan dia telah bekerja sehari penuh. Selanjutnya dia (Nashr) menyebutkan Hadits itu.
Sunan Abu Daud 428: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan Abdurrahman bin Al Mubarak mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Simak bin 'Athiyyah] -dari jalur lain-, Dan telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] semuanya dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Anas] dia berkata: "Bilal diperintahkan supaya menggenapkan kalimat adzan dan mengganjilkan kalimat iqamah." Hammad menambahkan di dalam hadits riwayatnya: "Kecuali iqamah." Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari Khalid Al Hadzdza` dari [Abu Qilabah] dari [Anas] semisal hadits riwayat Wuhaib, Isma'il berkata: Saya telah menceritakan hadits ini kepada Ayyub, maka dia mengatakan: Kecuali iqamah.
Sunan Abu Daud 429: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] saya telah mendengar [Abu Ja'far] telah menceritakan dari [Muslim, Abu Al-Mutsanna] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Bahwasanya Adzan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dua kali dua kali (genap), dan iqamah satu kali satu kali (ganjil), hanya saja dia (muadzin) itu mengucapkan (pada saat iqamah): Qad qamatish shalaah qad qaamatish shalaah. Apabila kami mendengarkan iqamah, maka kami berwudlu kemudian melakukan shalat. Syu'bah berkata: Saya tidak mendengar hadits dari Ja'far kecuali hadits ini. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi, Abdul Malik bin Amru telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari Abu Ja'far, muadzdzin Masjid Al Uryan dia berkata: Saya telah mendengar Abu Al Mutsanna, muadzdzin Masjid Al Akbar berkata: Saya telah mendengar [Ibnu Umar], kemudian dia menyebutkan hadits ini.
Sunan Abu Daud 430: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] dari [Muhammad bin Abdullah] dari [Pamannya, Abdullah bin Zaid] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak menentukan kalimat adzan dengan beberapa alternatif, yang akhirnya beliau tidak melakukan sesuatu pun. Dia (Muhammad bin Abdullah) berkata: Lalu Abdullah bin Zaid diperlihatkan tentang kalimat-kalimat adzan dalam mimpi, kemudian dia mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengabarkan kepada beliau tentang mimpinya tersebut. Maka beliau bersabda: "Ajarkanlah kepada Bilal." Maka Dia pun mengajarkannya dan Bilal pun mengumandangkan adzan dengannya. Kemudian Abdullah berkata: Saya yang melihatnya dalam mimpi, dan saya ingin mengumandangkannya. Maka beliau bersabda: "Kalau begitu kumandangkanlah iqamah." Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar Al Qawariri telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Amru] seorang syaikh dari penduduk Madinah dari kalangan Anshar, dia berkata: Saya telah mendengar [Abdullah bin Muhammad] berkata: [Kakekku, Abdullah bin Zaid] menceritakan hadits dengan lafazh ini. Dia berkata: Maka kakekku mengumandangkan adzan.
Sunan Abu Daud 431: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar bin Ghanim] dari Abdurrahman bin Ziyad Al Afriqi bahwasanya dia telah mendengar Ziyad bin Nu'aim Al Hadlrami bahwasanya dia telah mendengar Ziyad bin Al Harits Ash Shuda`iy dia berkata: Tatkala pertama kali dikumandangkan adzan Shubuh, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruhku untuk adzan, maka saya pun mengumandangkannya. Kemudian saya berkata: "Apakah saya kumandangkan iqamah sekarang wahai Rasulullah?" Maka beliau melihat ke ujung timur ke arah terbitnya fajar, lalu beliau berkata: "Belum." Hingga tatkala fajar telah terbit, beliau turun dan berwudlu kemudian mendekatiku, dan para sahabat juga berwudlu. Lalu Bilal hendak mengumandangkan iqamah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Saudara kita dari Shuda` telah adzan, dan barangsiapa yang adzan maka dialah yang iqamah." Dia berkata: Maka saya pun mengumandangkan iqamah.
Sunan Abu Daud 432: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Musa bin Abi Utsman] dari [Abu Yahya] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Muadzin itu mendapat ampunan sejauh suaranya itu (terdengar), dan semua makhluk hidup dan benda mati akan menjadi saksi baginya, dan orang yang menghadiri shalat tersebut (ikut berjamaah) dicatat baginya ganjaran dua puluh lima shalat, dan dihapus dari dosanya antara kedua shalat itu."
Sunan Abu Daud 433: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari [Malik] dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari [Abu Hurairah], bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila telah diserukan panggilan (adzan) untuk shalat, maka setan mundur seraya mengeluarkan kentutnya hingga ia tidak mendengar suara adzan. Apabila panggilan adzan itu telah selesai, ia datang lagi. Ketika dibacakan iqamah shalat, ia membelakang lagi, sampai ketika pembacaan iqamah selesai, baru ia datang lagi, sehingga melintas (mengganggu) hati orang yang sedang shalat, dan ia berkata: Ingatlah ini, ingatlah ini!, ia mengingatkan sesuatu yang tidak di ingat ingatnya sebelum dia shalat, sampai orang itu keliru dan dia tidak tahu, sudah berapa rakaatkah shalat yang telah dia kerjakan."
Sunan Abu Daud 434: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari [seorang lelaki] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Imam itu menjamin (bertanggung jawab terhadap shalat makmumnya), sedangkan muadzin orang yang dipercaya. Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam dan ampunilah para muadzin." Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari Al A'masy dia berkata: Telah [diberitakan] kepadaku dari [Abu Shalih] dia berkata: Dan saya tidak beranggapan kecuali saya mendengarnya darinya dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dengan lafadh semisal di atas.
Sunan Abu Daud 435: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Muhammad bin Ishaq] dari Muhammad bin Ja'far bin Az Zubair dari Urwah bin Az Zubair dari [seorang wanita dari Bani Najjar] dia berkata: Rumahku adalah rumah yang paling tinggi di antara rumah-rumah yang lain di sekitar Masjid, dan Bilal mengumandangkan adzan subuh di atasnya, dia datang pada waktu sahur lalu duduk di atas rumah untuk melihat fajar, apabila dia telah melihatnya, dia menggeliat kemudian berkata: Ya Allah, sesungguhnya saya memujiMu dan memohon pertolongan kepadaMu untuk kaum Quraisy, agar mereka menegakkan agamaMu. Wanita tersebut berkata: Kemudian Bilal mengumandangkan adzan. Katanya: Demi Allah, saya tidak melihat Bilal meninggalkannya satu malam pun, yakni kalimat-kalimat adzan ini.
Sunan Abu Daud 436: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami Qais bin Ar Rabi' Al Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Anbari telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] semuanya dari ['Aun bin Abi Juhaifah] dari [Ayahnya] dia berkata: Saya pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Mekkah, dan beliau sedang berada dalam suatu Qubah berwarna merah dari kulit, lalu Bilal keluar, lalu adzan, sedang aku memperhatikan mulutnya yang mengarah ke kanan dan ke kiri. Abu Juhaifah berkata: Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dengan memakai pakaian merah, yaitu kain bergaris Yaman jenis buatan Qitr (kain ini biasanya diselimutkan untuk badan). Musa berkata: Saya pernah melihat Bilal keluar ke Abthah, lalu mengumandangkan adzan. Tatkala dia sampai pada kalimat hayya 'alash shalah, hayya 'alal falah, dia membelokkan lehernya ke kanan dan ke kiri, dan dia tidak memutar, kemudian dia masuk ke rumahnya dan keluar dengan tongkat. Lalu Musa menyebutkan hadits lengkapnya.
Sunan Abu Daud 437: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Zaid Al-'Ammi] dari [Abu Iyas] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan tertolak doa antara adzan dan iqamah."
Sunan Abu Daud 438: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari 'Atha` bin Yazid Al Laitsi dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin."
Sunan Abu Daud 439: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wuhaib] dari [Ibnu Lahi'ah] dan [Haiwah] dan [Sa'id bin Abi Ayyub] dari [Ka'b bin Alqamah] dari [Abdurrahman bin Jubair] dari [Abdullah bin Amru bin Al-'Ash], bahwasanya dia pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian mendengar muadzin mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya kemudian bacalah shalawat untukku, karena sesungguhnya orang yang membaca shalawat sekali untukku, maka Allah akan menganugerahkan sepuluh shalawat (rahmat) kepadanya, lalu mohonlah kepada Allah Azza wa Jalla Washilah (kedudukan yang tinggi) untukku. Karena washilah itu suatu kedudukan yang tinggi dalam surga, yang tidak pantas kecuali bagi seseorang di antara hamba-hamba Allah Ta'ala, dan saya berharap semoga sayalah yang akan menempatinya. Barangsiapa yang memohonkan wasilah kepada Allah untukku, niscaya dia akan mendapat syafaat.
Sunan Abu Daud 440: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As-Sarj] dan [Muhammad bin Salamah] mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Huyay] dari [Abu Abdirrahman Al-Hubuli] dari [Abdulllah bin Amru], bahwasanya Ada seorang laki laki berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin itu mempunyai keutamaan dibandingkan kami. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ucapkanlah seperti apa yang mereka ucapkan. Jika telah selesai, maka mohonlah kepada Allah, niscaya (permohonanmu) akan dikabulkanNya."
Sunan Abu Daud 441: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al-Laits] dari [Al-Hukaim bin Abdillah bin Qais] dari [Amir bin Sa'd bin Abi Waqqash] dari Sa'd bin Abi Waqqash dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa ketika mendengar Adzan mengucapkan: "Wa ana asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahuu, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu wa rasuuluh. Radliitu billaahi Rabba wa bimuhammadir Rasuulaa, wa bil islaami diinaa" (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan UtusanNya. Aku rela Allah sebagai Rabb, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agama), maka diampunilah dosanya."
Sunan Abu Daud 442: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Mushir] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila mendengarkan muadzdzin mengucapkan syahadat, beliau mengatakan: "Saya juga, saya juga".
Sunan Abu Daud 443: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Jahdlam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Umarah bin Ghaziyyah] dari [Habib bin Abdurrahman bin Isaf] dari [Hafsh bin Ashim bin Umar] dari [Ayahnya] dari Kakeknya, Umar bin Al Khaththab radliyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Apabila muadzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengucapkan juga Allahu Akbar, Allahu Akbar, kemudian apabila muadzin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illallah, maka hendaklah dia mengucapkan asyhadu alla ilaha illallah. Kemudian Apabila muadzin mengucapkan Asyhadu anna Muhammadar rasulullah, maka hendaklah dia mengucapkan asyhadu anna Muhammadar rasulullah. Kemudian Apabila muadzin mengucapkan hayya 'alash shalah, maka hendaklah dia mengucapkan la haula wala quwwata illa billah. Kemudian Apabila muadzin mengucapkan hayya 'alal falah, maka hendaklah dia mengatakan la haula wala quwwata illa billah. Kemudian Apabila muadizn mengucapkan Allahu akbar Allahu akbar, maka hendaklah dia mengucapkan Allahu Akbar Allahu akbar. Kemudian apabila muadizn mengucapkan la ilaha illallah, maka hendaklah dia mengucapkan la ilaha illallah dari dalam hatinya, niscaya dia akan masuk surga."
Sunan Abu Daud 444: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Dawud Al-Ataki] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Tsabit] telah menceritakan kepadaku [seorang lelaki dari ahli Syam] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Abu Umamah] atau dari sebagian sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya Bilal mengumandangkan iqamah, maka ketika sampai pada kalimat qad qamatish shalah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aqamahallahu wa adamaha" (mudah-mudahan Allah menegakkannya dan mengekalkannya), dan beliau jawab dalam keseluruhan iqamahnya sebagaimana hadits Umar Radliyallahu 'anhu dalam masalah adzan.
Sunan Abu Daud 445: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ayyasy] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Abi Hamzah] dari Muhammad bin Al Munkadir dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan doa ketika mendengar panggilan adzan: 'Allaahumma Rabba haadzihid da'watit taammah wash shalaatil Qaaimah, aati Muhammadanil wasiilata wal fadliilah, wab'atshu maqaaman mahmuudanilladzii wa 'adtah' (Ya Allah, Rabb panggilan adzan yang sempurna ini dan shalat yang didirikan. Anugerahkanlah kepada Muhammad kedudukan yang tinggi dan keutamaan, dan anugerahkan kepadanya kedudukan yang terpuji yang telah engkau janjikan kepadanya), melainkan dia akan mendapatkan syafa'at pada hari kiamat."
Sunan Abu Daud 446: Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal bin Ihab] telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Walid Al 'Adani telah menceritakan kepada kami Al Qasim bin Ma'n telah menceritakan kepada kami Al Mas'udi dari [Abu Katsir, mantan sahaya Ummu Salamah] dari Ummu Salamah dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan aku untuk mengucapkan setelah adzan maghrib: "Allahumma inna hadza iqbalu lailika wa idbaru naharika wa-ashwaatu du'atika, faghfirli (Ya Allah, ini adalah permulaan malamMu dan akhir siangMu serta suara penyeruMu, maka ampunilah aku)."
Sunan Abu Daud 447: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami Sa'id Al Jurairi dari Abu Al 'ala` dari [Mutharrif bin Abdullah] dari Utsman bin Abi Al 'Ash dia berkata: "Wahai Rasulullah, jadikanlah saya sebagai imam kaumku!" Beliau bersabda: "Kamu adalah imam mereka, dan jadikanlah makmum yang terlemah di antara mereka sebagai pertimbangan (ketika mengimami shalat), dan jadikanlah muadzin dari orang yang tidak mengambil upah adzannya."
Sunan Abu Daud 448: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dan [Dawud bin Syabib] secara makna, mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya Bilal adzan sebelum terbit fajar, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkannya untuk kembali dan mengumandangkan: Alaa innal 'abda qad naama, alaa innal 'abda qad naama" (Ingatlah, bahwa hamba benar-benar telah tidur, ingatlah, bahwa hamba benar-benar telah tidur). Musa menambahkan: Maka dia kembali dan mengumandangkan: Alaa innal 'abda qad naama (Ingatlah, bahwa hamba benar-benar telah tidur. Abu Dawud berkata: Hadits ini tidak ada yang meriwayatkannya dari Ayyub kecuali Hammad bin Salamah. Telah menceritakan kepada kami [Ayyub bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib bin Harb] dari [Abdul Aziz bin Abi Rawwad] telah mengabarkan kepada kami [Nafi'] tentang seorang muadzin Umar yang dikenal dengan panggilan [Masruh] yang adzan sebelum Shubuh, maka [Umar] memerintahkannya, kemudian perawi menyebutkan seperti hadits di atas. Abu Dawud berkata: Dan [Hammad bin Zaid] telah meriwayatkan dari [Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] atau yang lainnya, bahwasanya seorang muadzin pada zaman Umar yang disebut namanya [Masruh] atau yang lainnya. Abu Dawud berkata: [Ad Darawardi] telah meriwayatkannya dari [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Umar mempunyai seorang muadzin yang disebut namanya Mas'ud, kemudian dia menyebutkan seperti di atas, dan hadits ini lebih shahih dari yang lainnya.
Sunan Abu Daud 449: Telah menceritakan kepada kami [Zuhari bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Burqan] dari [Syaddad, mantan sahaya 'Iyadl bin Amir] dari [Bilal] bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Janganlah kamu mengumandangkan adzan sehingga nampak jelas bagimu fajar seperti ini" seraya beliau membentangkan tangannya ke samping. Abu Daud berkata: Syaddad, mantan sahaya 'Iyadl tidak bertemu dengan Bilal.
Sunan Abu Daud 450: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yahya bin Abdullah bin Salim bin Abdullah bin Umar] dan [Sa'id bin Abdurrahman] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] bahwasanya Ibnu Ummi Maktum adalah seorang muadzdzin Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, padahal dia adalah seorang yang buta.
Sunan Abu Daud 451: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ibrahim bin Muhajir] dari [Abu Sy-Sya'tsa`] dia berkata: Kami pernah berada di masjid bersama Abu Hurairah, lalu ada seorang laki-laki keluar ketika Muadzin telah mengumandangkan adzan shalat Ashar. Maka Abu Hurairah berkata: Adapun orang ini, maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 452: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syababah] dari [Isra`il] dari [Simak] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: Biasanya Bilal setelah mengumandangkan adzan, dia menunggu sejenak, apabila telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, maka dia mengumandangkan iqamah shalat.
Sunan Abu Daud 453: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Al Qattat dari [Mujahid] dia berkata: Saya pernah bersama [Ibnu Umar], lalu ada seseorang yang mengumandangkan adzan dengan menambah tatswib (kalimat Ash shalatu khairun minannaum) pada waktu Dhuhur atau Ashar, maka Ibnu Umar berkata: Keluarlah dengan kami, sesungguhnya ini perbuatan bid'ah.
Sunan Abu Daud 454: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] dan [Musa bin Isma'il] mereka berdua berkata: telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Yahya] dari [Abdullah bin Abi Qatadah] dari [Ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila telah dikumandangkan iqamah untuk shalat, maka janganlah kalian berdiri sehingga melihatku (datang)." Abu Dawud berkata: Demikianlah diriwayatkan oleh [Ayyub] dan Hajjaj Ash Shawwaf dari [Yahya] dan Hisyam Ad Dastuwa`i dia berkata: Yahya menuliskan kepadaku, dan diriwayatkan oleh [Mu'awiyah bin Sallam] dan Ali bin Al Mubarak dari [Yahya] dan mereka berdua menyebutkan padanya: (beliau bersabda): "Hingga kalian melihatku (datang) dan kalian harap tenang." Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Isa] dari [Ma'mar] dari [Yahya] dengan isnadnya semisanya, dia meyebutkan: (beliau bersabda): "Hingga kalian melihatku telah keluar (dari rumah ke Masjid)." Abu Dawud berkata: Tidak meyebutkan lafadh "telah keluar" kecuali Ma'mar. Dan diriwayatkan oleh [Ibnu 'Uyainah] dari [Ma'mar], dia tidak menyebutkan padanya lafadh: "telah keluar".
Sunan Abu Daud 455: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami Al Walid dia berkata: [Abu Amru] berkata: -dari jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Dawud bin Rusyaid] telah menceritakan kepada kami Al Walid dan ini adalah lafazh riwayatnya dari Al Auza'i dari Az Zuhri dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Iqamah shalat dikumandangkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu orang-orang (para sahabat) segera mengambil tempat (pada shaf), sebelum Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil tempat shalat.
Sunan Abu Daud 456: Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] dari [Humaid] dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Tsabit Al Bunani tentang seseorang yang berbicara setelah dibacakan iqamah. Maka Tsabit menceritakan kepadaku sebuah Hadits dari [Anas bin Malik], dia berkata: Pernah ketika dibacakan iqamah, datang seorang laki laki kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau tertahan olehnya, padahal shalat telah dikumandangkan iqamah.
Sunan Abu Daud 457: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ali bin Suwaid bin Manjuf As Sadusi] telah menceritakan kepada kami ['Aun bin Kahmas] dari [Ayahnya, Kahmas] dia berkata: Kami telah berdiri untuk melaksanakan shalat pada waktu di Mina sementara imam belum keluar, maka sebagian dari kami duduk lagi, lalu [seorang syaikh] dari kufah berkata kepadaku: "Apa yang membuatmu duduk?" Saya menjawab: "Ibnu Buraidah." Dia berkata: "Ini adalah suatu kelalaian (kebingungan)." Lalu dia berkata: Telah berkata kepadaku [Abdurrahman bin Ausajah] dari [Al Bara` bin Azib] dia berkata: Kami pernah berdiri lama sekali pada shaf shalat pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (dalam rangka menunggu beliau) sebelum shalat dilaksanakan, dan beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para Malaikatnya bershalawat bagi orang-orang yang berada pada shaf shaf pertama, dan tidak ada suatu langkah yang lebih Allah sukai daripada langkah seseorang untuk menuju shaf yang paling depan."
Sunan Abu Daud 458: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas] dia berkata: Iqamah shalat telah dikumandangkan, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berbisik-bisik dengan seseorang, beliau tidak beranjak untuk melaksanakan shalat hingga orang-orang tertidur.
Sunan Abu Daud 459: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ishaq Al Jauhari] telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Musa bin Uqbah] dari [Salim, Abu An Nadlr] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ketika shalat akan didirikan di Masjid, beliau melihat para jama'ah, apabila masih sedikit maka beliau duduk, dan apabila beliau melihatnya sudah banyak, beliau segera melaksanakan shalat. Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi' bin Jubair] dari [Abu Mas'ud Az Zuraqiy] dari [Ali Bin Abi Thalib] radliyallahu 'anhu semisalnya.
Sunan Abu Daud 460: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] telah menceritakan kepada kami As Sa`ib bin Huaisy dari Ma'dan bin Abi Thalhah Al Ya'muri dari Abu Ad Darda` dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian berjamaah, karena sesungguhnya serigala itu hanya akan memangsa kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya)." As Sa`ib berkata: Maksud berjamaah adalah shalat secara berjamaah.
Sunan Abu Daud 461: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari Al A'masy dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh saya ingin sekali menyuruh shalat, lalu dikumandangkan iqamah, kemudian saya menyuruh seseorang mengimami shalat berjamaah (menggantikan saya), lalu saya pergi bersama beberapa orang yang membawa tumpukan-tumpukan kayu bakar ke rumah orang-orang yang tidak mengerjakan shalat berjamaah, kemudian saya bakar rumah-rumah mereka dengan api."
Sunan Abu Daud 462: Telah menceritakan kepada kami An Nufaili telah menceritakan kepada kami Abu Al Malih telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Yazid] telah menceritakan kepadaku Yazid bin Al Asham dia berkata: Saya telah mendengar [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh saya ingin sekali memerintahkan para pemudaku untuk mengumpulkan tumpukan-tumpukan kayu bakar, kemudian saya pergi mendatangi kaum yang mengerjakan shalat di rumah-rumah mereka tanpa udzur, lalu saya membakar rumah-rumah mereka." Kata Yazid bin Yazid: Saya katakan kepada Yazid bin Asham: "Wahai Abu Auf, apakah Shalat Jumat yang dimaksud Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ataukah lainnya?" Dia menjawab: "Kedua telingaku tersumbat, sekiranya saya tidak mendengar Abu Hurairah meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sama sekali beliau tidak menyebutkan shalat Jumat dan juga shalat yang lain."
Sunan Abu Daud 463: Telah menceritakan kepada kami Harun bin 'Abbad Al Azdi telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari Al Mas'udi dari Ali bin Al Aqmar dari Abu Al Ahwash dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata: Peliharalah dengan baik lima shalat ini ketika dikumandangkan adzan, karena sesungguhnya lima shalat jamaah itu termasuk di antara sunnah (jalan) hidayah dan sesungguhnya Allah telah mensyari'atkan jalan-jalan petunjuk kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sungguh kami menganggap, bahwa tidak seorang pun yang meninggalkan shalat berjamaah, kecuali orang munafiq yang jelas kemunafiqannya. Seingatku, dahulu seseorang (diantara kami) biasa dituntun (dipapah) antara dua orang di kanan kirinya, sampai dia diberdirikan di shaf shalat. Tidak ada seorang pun di antara kalian, kecuali mempunyai masjid (tempat shalat) di dalam rumahnya. Seandainya kalian mengerjakan shalat di rumah kalian dan meninggalkan masjid-masjid kalian, berarti kalian telah meninggalkan sunah-sunah Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam, dan jika kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian telah kafir.
Sunan Abu Daud 464: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Abu Janab] dari Maghra` Al 'Abdi dari ['Adi bin Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendengar panggilan adzan, sementara tidak ada udzur yang menghalanginya untuk memenuhi panggilan adzan tersebut". Para sahabat bertanya: "Apakah udzur itu?" Beliau menjawab: "Takut atau sakit, maka tidaklah diterima dari padanya shalat yang telah dikerjakannya." Abu Dawud berkata: Abu Ishaq meriwayatkan dari Maghra`.
Sunan Abu Daud 465: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ashim bin Bahdalah] dari [Abu Razin] dari [Ibnu Ummi Maktum] bahwasanya Dia pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dia berkata: "Ya Rasulullah, saya adalah seorang yang buta dan rumahku jauh, sedangkan saya mempunyai orang yang menuntunku tapi dia tidak membantuku, maka apakah saya mendapatkan keringanan untuk melaksanakan shalat di rumahku?" Beliau bersabda: "Apakah kamu mendengar adzan?" Dia menjawab: "Ya." Beliau bersabda: "Saya tidak mendapatkan keringanan untukmu!"
Sunan Abu Daud 466: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Zaid bin ABi Az Zarqa` telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin Abis] dari [Abdurrahman bin Abi Laila] dari [Ibnu Ummi Maktum] dia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya di kota Madinah banyak binatang berbisa dan binatang buasnya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah kamu mendengar seruan adzan 'Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alal falaah?' Karena itu, penuhilah!" Abu Dawud berkata: Dan demikian pula diriwayatkan oleh Al Qasim Al Jarmi dari [Sufyan] tidak ada di dalam hadits riwayatnya lafadh: "Karena itu, penuhilah!"
Sunan Abu Daud 467: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Bashir] dari [Ubay bin Ka'ab] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau bersabda: "Apakah si fulan hadir?" Mereka (para sahabat) menjawab: "Tidak." Beliau bersabda: "Apakah si fulan hadir?" Para sahabat menjawab: "Tidak." Beliau bersabda: "Dua shalat ini (Shubuh dan Isya) adalah shalat yang paling berat bagi orang-orang munafiq. Andai kata kalian mengetahui apa (keutamaan) yang ada pada keduanya, niscaya kalian akan menghadirinya sekalipun dengan merangkak, dan sesungguhnya shaf pertama adalah seperti shaf para malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaan shaf pertama, niscaya kalian akan memperebutkannya. Sesungguhnya shalat seseorang yang berjama'ah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada shalat sendirian. Dan shalatnya bersama dua orang jama'ah, adalah lebih baik daripada shalat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama'ahnya, maka semakin dicintai oleh Allah Ta'ala."
Sunan Abu Daud 468: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Sahl, yakni Utsman bin Hakim] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu 'Amrah] dari [Utsman bin Affan] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya secara berjamaah, itu seperti beribadah setengah malam dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya dan Subuh secara berjamaah, maka ia seperti beribadah semalam."
Sunan Abu Daud 469: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Abi Dzi`b] dari [Abdurrahman bin Mihran] dari [Abdurrahman bin Sa'd] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Semakin jauh perjalanan seorang untuk berjama'ah ke masjid, maka semakin besar pahalanya."
Sunan Abu Daud 470: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad An Nufaili telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami Sulaiman At Taimi bahwasanya [Abu Utsman] telah menceritakan kepadanya dari [Ubay bin Ka'ab] dia berkata: Ada seseorang yang menurut pengetahuan saya, tidak ada seorang pun di antara penduduk Madinah yang mengerjakan shalat menghadap kiblat, yang paling jauh rumahnya dari masjid, daripada orang itu. Dia tidak pernah ketinggalan satu shalat pun di masjid. Saya berkata: (Alangkah baiknya) seandainya kamu membeli seekor keledai, yang dapat kamu tunggangi ketika matahari terik dan gelap. Maka orang itu berkata: "Saya tidak suka kalau rumahku berada di dekat masjid." Lalu hal ini sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya kepada orang itu tentang perkataannya itu. Maka orang itu menjawab: "Wahai Rasulullah, saya menginginkan supaya dicatat pahala kepergian saya ke masjid dan pahala kepulangan saya kepada keluarga setelah saya pulang." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah memberikan semua itu kepadamu, semoga Allah memberi semuanya itu kepadamu sesuai keikhlasanmu."
Sunan Abu Daud 471: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami Al Haitsam bin Humaid dari Yahya bin Al Harits dari Al Qasim, Abu Abdurrahman dari [Abu Umamah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang haji yang sedang ihram, dan barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat Dluha, dia tidak mempunyai niat kecuali itu, maka pahalanya seperti orang yang sedang umrah. Dan menunggu shalat hingga datang waktu shalat yang lain yang tidak ada main-main di antara keduanya, maka pahalanya ditulis di 'Iliyyin."
Sunan Abu Daud 472: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari Al A'masy dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Pahala shalat seseorang dengan berjama'ah melebihi pahala shalatnya di rumah dan di pasar sebanyak dua puluh lima derajat. Hal tersebut, karena apabila seseorang di antara kalian berwudlu, lalu memperbagus wudlunya, kemudian pergi ke masjid semata-mata karena untuk mengerjakan shalat, dan kesempatan itu hanya dipergunakan untuk shalat, maka orang tersebut tidak melangkahkan satu langkah, kecuali setiap langkahnya itu diangkat baginya satu derajat, dan dihapus darinya satu dosa, sampai dia masuk ke dalam masjid. Apabila dia telah masuk masjid, maka dia dihitung dalam keadaan shalat selama tertahan karena shalat (tidak keluar dari masjid karena menunggu shalat), dan para malaikat akan bershalawat (memohonkan rahmat dan ampunan) kepada seseorang di antara kalian, selama dia tetap berada di tempat dia mengerjakan shalatnya, mereka (para malaikat) berdoa: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia dan terimalah taubatnya. Para malaikat itu berdoa demikian selama orang itu tidak mengganggu orang lain di tempat itu atau berhadats."
Sunan Abu Daud 473: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Hilal bin Maimun] dari ['Atha` bin Yazid] dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat yang dikerjakan secara berjamaah menyamai dua puluh lima kali shalat (secara sendirian). Apabila dia mengerjakannya di tanah lapang, lalu dia menyempurnakan ruku dan sujudnya, maka shalatnya sampai lima puluh kali pahala shalat". Abu Dawud berkata: [Abdul Wahid bin Ziyad] menyebutkan di dalam hadits ini: "Shalat seseorang yang dikerjakan di tanah lapang, dilipat gandakan pahalanya daripada shalatnya secara berjamaah", selanjutnya dia menyebutkan Hadits itu secara lengkap.
Sunan Abu Daud 474: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidah Al Haddad telah menceritakan kepada kami Isma'il, Abu Sulaiman Al Kahhal dari [Abdullah bin Aus] dari [Buraidah dari] dar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan pada malam gelap gulita menuju masjid (untuk shalat berjama'ah) bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti."
Sunan Abu Daud 475: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Anbari bahwasanya [Abdul Malik bin Amru] telah menceritakan kepada mereka, dari [Dawud bin Qais] dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Sa'd bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku Abu Tsumamah Al Hannath bahwasanya [Ka'ab bin 'Ujrah] pernah menjumpainya hendak pergi ke masjid. Salah satunya bertemu dengan temannya. Abu Tsumamah berkata: Ka'ab mendapatiku sedang menjalin kedua tanganku, maka dia melarangku berbuat demikian dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu dia membaguskan wudlunya, kemudian pergi dengan sengaja ke masjid, maka janganlah dia menjalin kedua tangannya, karena perbuatan itu dianggap himpunan ibadah shalat."
Sunan Abu Daud 476: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mu'adz bin 'Abbad Al Anbari telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Ya'la bin 'Atha`] dari [Ma'bad bin Hurmuz] dari Sa'id bin Al Musayyib dia berkata: Ada [seorang dari sahabat Anshar] sedang menghadapi sakaratul maut dan dia berkata: Sesungguhnya saya akan menceritakan kepada kalian (suatu hadits) yang saya tidak mengharapkan apa-apa kecuali pahala. Saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian berwudlu dan dia membaguskan wudlunya, kemudian keluar untuk melaksanakan shalat, maka tidaklah dia mengangkat kaki kanannya kecuali Allah Azza wa Jalla menulis baginya suatu kebajikan, dan tidaklah dia mengangkat kaki kirinya kecuali Allah Azza wa Jalla menghapus satu kesalahannya darinya. Maka silahkanlah kalian mendekatkan langkah atau menjauhkannya. Dan apabila dia datang ke masjid lalu shalat dengan berjama'ah, maka dosanya akan diampuni, jika dia sampai di masjid sementara jama'ah bersama imam telah mengerjakan sebagian shalat dan tinggal sebagian, maka hendaklah dia melaksanakan yang tersisa dan menyempurnakan yang lainnya, maka dia pun akan diampuni, dan begitu juga jika dia sampai di masjid dan dia mendapatkan shalat telah dilaksanakan semuanya, maka baginya juga akan diampuni."
Sunan Abu Daud 477: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Muhammad bin Thahla`] dari [Muhshin bin Ali] dari Auf bin Al Harits dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang berwudlu, lalu memperbagus wudlunya, kemudian pergi ke masjid, sementara dia mendapati jama'ah telah selesai mengerjakan shalat, maka Allah Azza wa Jalla akan memberinya pahala, seperti pahala orang yang telah mengerjakan (shalat jama'ah) dan menghadirinya, tidak kurang sedikit pun dari pahala mereka."
Sunan Abu Daud 478: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'i] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian menghalangi kaum wanita itu pergi ke masjid-masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka itu pergi tanpa memakai wangi-wangian."
Sunan Abu Daud 479: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian melarang kaum wanita pergi ke masjid-masjid Allah."
Sunan Abu Daud 480: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami Al 'Awwam bin Hausyab telah menceritakan kepadaku [Habib bin Abu Tsabit] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian melarang kaum wanita pergi ke masjid, akan tetapi sebenarnya rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka."
Sunan Abu Daud 481: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan [Abu Mu'awiyah] dari Al A'masy dari [Mujahid] dia berkata: [Abdullah bin Umar] berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Izinkanlah kaum wanita untuk pergi ke masjid-masjid pada malam hari." Lalu seorang anak lelaki Ibnu Umar berkata: "Demi Allah, kami tidak akan memberi izin kepada mereka, karena mereka akan membuatnya sebagai tipuan. Demi Allah, kami tidak akan memberi izin kepada mereka." Mujahid berkata: Maka Abdullah memakinya dan memarahinya seraya berkata: Saya katakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Izinkanlah mereka", namun mengapa malah kamu katakan: "Kami tidak akan mengizinkan mereka"?
Sunan Abu Daud 482: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah binti Abdurrahman] bahwasanya dia telah mengabarkan kepadanya bahwasanya [Aisyah], istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Seandainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendapati apa yang terjadi pada kaum wanita saat ini, niscaya beliau akan melarang mereka pergi ke masjid, sebagaimana kaum wanita bani Israil dilarang. Berkata Yahya: Saya bertanya kepada Amrah: Apakah kaum wanita bani Israil dilarang ke masjid? Dia menjawab: Ya.
Sunan Abu Daud 483: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mutsanna bahwasanya [Amru bin 'Ashim] telah menceritakan kepada mereka, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Muwarriq] dari Abu Al Ahwash dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di kamarnya, dan shalat seorang wanita di rumahnya yang kecil lebih utama baginya daripada dirumahnya."
Sunan Abu Daud 484: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaiknya pintu ini kita peruntukkan bagi kaum wanita." Nafi' berkata: Maka Ibnu Umar tidak pernah lagi masuk lewat pintu itu sampai beliau meninggal dunia. Abu Dawud berkata: Diriwayatkan oleh [Isma'il bin Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dia berkata: [Umar] berkata. dan ini lebih shahih.
Sunan Abu Daud 485: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyib dan [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwasanya [Abu Hurairah] berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila shalat telah dibacakan iqamah, maka janganlah kalian mendatanginya dengan berlari, akan tetapi datangilah dalam keadaan berjalan biasa, dan hendaklah kalian tenang. Apa pun yang kalian dapatkan dengan jama'ah maka lakukanlah, dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah." Abu Dawud berkata: Demikian yang dikatakan oleh Az Zubaidi dan [Ibnu Abi Dzi`b] dan [Ibrahim bin Sa'd] dan [Ma'mar] dan [Syu'aib bin Abu Hamzah] dari Az-Zuhri: "Dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah." Dan Ibnu Uyainah menyebutkan dari [Zuhri] sendirian (dengan lafazh): "Maka selesaikanlah." Dan berkata [Muhammad bin Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah], dan [Ja'far bin Rabi'ah] dari Al A'raj dari [Abu Hurairah] dengan lafadh: "Maka sempurnakanlah." Dan riwayat Ibnu Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Qatadah dan Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, semuanya menyebutkan dengan lafadh: "Maka sempurnakanlah."
Sunan Abu Daud 486: Telah menceritakan kepada kami Abul Walid Ath Thayalisi telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dia berkata: Saya pernah mendengar [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Datangilah shalat berjama'ah dan hendaklah kalian tenang, lalu kerjakanlah apa yang kalian dapatkan dengan jamaah dan genapilah yang tertinggal." Abu Dawud berkata: Dan demikian pula disebutkan oleh [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] dengan lafazh: "Dan beresilah." Dan demikian pula disebutkan oleh [Abu Rafi'] dari [Abu Hurairah]. Sedangkan Abu Dzarr meriwayatkan dari beliau dengan lafadh: "Maka sempurnakanlah dan beresilah." Namun itu diperselisihkan.
Sunan Abu Daud 487: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] dari Sulaiman Al Aswad dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang laki-laki sedang mengerjakan shalat sendirian, maka beliau bersabda: "Adakah seseorang yang mau bersedekah kepada orang ini dengan mengerjakan shalat bersamanya?"
Sunan Abu Daud 488: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepadaku [Ya'la bin 'Atha`] dari Jabir bin Yazid bin Al Aswad dari [Ayahnya] bahwasanya Dia pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sementara ketika itu dia masih muda. Tatkala shalat telah selesai dilaksanakan, ada dua orang laki-laki yang berada di salah satu sudut masjid tidak melaksanakan shalat, maka beliau memanggil keduanya dan keduanya pun didatangkan dalam kondisi merinding bulu kuduknya, lalu beliau bersabda: "Apakah yang menghalangi kalian berdua untuk melaksanakan shalat bersama kami?" Mereka menjawab: "Kami sudah melaksanakannya di rumah kami." Beliau bersabda: "Janganlah kalian melakukannya lagi, apabila seseorang di antara kalian sudah melaksanakan shalat di rumahnya, lalu mendapatkan imam sedang shalat, maka shalatlah bersamanya, karena yang ini baginya adalah nafilah (sholat sunnah)." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin 'Atha`] dari [Jabir bin Yazid] dari [Ayahnya] dia berkata: Saya pernah shalat Shubuh bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Mina, lalu dia melanjutkan hadits semakan dengan di atas.
Sunan Abu Daud 489: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ma'n bin Isa] dari Sa'id bin As Sa`ib dari [Nuh bin Sha'sha'ah] dari [Yazid bin Amir] dia berkata: Saya pernah datang ke Masjid sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan shalat. Saya lalu duduk dan tidak shalat bersama mereka. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi dan melihat Yazid sedang duduk. Beliau bersabda: "Apakah kamu belum masuk Islam wahai Yazid." Dia menjawab: "Tentu wahai Rasulullah, saya telah masuk Islam." Beliau bersabda: "Lalu apa yang menghalangimu untuk shalat bersama jama'ah?" Dia menjawab: "Saya telah shalat di rumahku dan saya menyangka kalian telah selesai shalat." Maka beliau bersabda: "Apabila kamu datang ke shalat jama'ah, lalu kamu mendapati orang-orang sedang shalat, maka shalatlah bersama mereka, meskipun kamu telah shalat, shalatmu itu sebagai nafilah (shalat sunnah) bagimu, dan yang ini menjadi yang wajib."
Sunan Abu Daud 490: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] dia berkata: Saya telah membaca hadits pada [Ibnu Wahb] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Amru] dari [Bukair] bahwasanya dia telah mendengar Afif bin Amru bin Al Musayyib dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Seorang lelaki dari Bani Asad bin Khuzaimah] bahwasanya Dia pernah bertanya kepada Abu Ayyub Al Anshari, dia berkata: Seseorang di antara kami telah shalat di rumahnya, kemudian dia datang ke masjid dan iqamah shalat baru saja dikumandangkan, lalu saya shalat bersama mereka, tapi saya mendapatkan dalam diriku suatu ganjalan. Maka Abu Ayyub berkata: Kami pernah bertanya tentang itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau menjawab: "Shalat itu baginya sebagai saham pahala berjama'ah."
Sunan Abu Daud 491: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Husain] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Sulaiman bin Yasar, mantan sahaya Maimunah] dia berkata: Saya pernah datang kepada [lbnu Umar] sewaktu dia sedang duduk di atas lantai, sementara keluarganya tengah mengerjakan shalat (berjama'ah). Saya berkata: Kenapa kamu tidak ikut shalat bersama mereka? Ibnu Umar mejawab: Saya telah mengerjakan shalat, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mengerjakan satu shalat itu dua kali dalam sehari."
Sunan Abu Daud 492: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Al Mahri telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ayyub] dari [Abdurrahman bin Harmalah] dari Abu 'Ali Al Hamdani dia berkata: Saya telah mendengar [Uqbah bin Amir] berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengimami shalat orang banyak dan tepat pada waktunya, maka baginya dan bagi mereka pahala. Barangsiapa (di antara imam) yang mengurangi waktu meski sedikit, maka dosanya baginya dan tidak bagi mereka (para makmun)."
Sunan Abu Daud 493: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Abbad Al Azdi telah menceritakan kepada kami [Marwan] telah menceritakan kepadaku [Thalhah, Ummu Ghurab] dari ['Aqilah], seorang wanita dari Bani Fazarah, maula mereka dari Salamah binti Al Hurr, saudara wanita Kharasyah bin Al Hurr Al Fazari dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Diantara tanda-tanda Hari Kiamat, jama'ah Masjid saling dorong karena mereka tidak mendapatkan imam yang bisa mengimami mereka shalat."
Sunan Abu Daud 494: Telah menceritakan kepada kami Abul Walid Ath Thayalisi telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepadaku [Isma'il bin Raja`] Saya telah mendengar [Aus bin Dlam'aj] telah menceritakan dari Abu Mas'ud Al Badri berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang paling berhak menjadi imam shalat suatu kaum adalah yang paling pandai dalam Kitabullah (Al Quran) dan lebih dahulu membacanya. Jika dalam hal bacaan mereka sama, maka hendaklah yang menjadi imam orang yang lebih dahulu hijrah. Jika dalam hal hijrah mereka sama, maka hendaklah yang menjadi imam yang lebih tua, dan janganlah seseorang menjadi imam di rumah orang lain dan jangan pula ketika dalam kekuasaan orang lain, serta jangan pula dia duduk di tempat yang khusus untuk tuan rumah kecuali dengan izinnya." Syu'bah berkata: Saya katakan kepada Isma'il: "Apakah tempat yang khusus itu?" Dia menjawab: "Yaitu kasurnya." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dengan hadits ini dan dia menyebutkan di dalamnya: Dan janganlah seseorang mengimami orang lain pada daerah kekuasaannya (wewenangnya). Abu Daud berkata: Dan begitu juga [Yahya Al Qathan] dari [Syu'bah]: Yang lebih dahulu bacaannya. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari Al A'masy dari [Isma'il bin Raja`] dari Aus bin Dlam'aj Al Hadlrami dia berkata: Saya telah mendengar [Abu Mas'ud] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan hadits ini, beliau bersabda: "Apabila mereka dalam hal bacaan sama, maka hendaklah yang paling mengetahui tentang sunnah. Dan apabila mereka dalam hal sunnah sama, maka hendaklah yang lebih dahulu hijrah." Dalam riwayat ini dia tidak menyebutkan: "Yang paling dahulu bacaannya." Abu Dawud berkata: Hadits ini juga diriwayatkan oleh [Hajjaj bin Arthaah] dari [Isma'il] dia menyebutkan: Dan janganlah dia duduk di tempat yang khusus bagi tuan rumah kecuali atas idzinnya.
Sunan Abu Daud 495: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Amru bin Salamah] dia berkata: Kami pernah berada di suatu tempat yang sering dilewati oleh orang-orang yang datang menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apabila mereka pulang, mereka melewati kami, lalu mereka memberitahukan kepada kami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda begini dan begini. Saya adalah seorang pemuda yang kuat hafalannya, karena itu saya telah mampu menghafal banyak ayat-ayat Al Quran. Ayahku pernah datang menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama beberapa orang sebagai utusan kaumnya. Lalu beliau mengajarkan kepada mereka tentang shalat, beliau bersabda: "Yang berhak menjadi imam kalian (dalam shalat) adalah yang paling ahli dalam membaca Al Quran." (Pada saat itu) sayalah yang paling ahli dalam membaca Al Quran di antara mereka, karena saya sudah dapat menghafalnya, lalu mereka mengajukanku (untuk menjadi imam). Maka saya pun menjadi imam mereka dengan memakai kain yang kecil berwarna kuning, sehingga kalau saya sujud, terbuka auratku sedikit Lalu seorang wanita di antara mereka berkata: Tutupilah dari kami aurat ahli Al Quran (yang jadi imam) kalian. Lalu mereka pun membelikan untukku baju buatan Oman, sehingga tidak pernah saya bahagia setelah masuk Islam seperti bahagiaku dengannya. Saya menjadi imam mereka, sedang usiaku baru tujuh atau delapan tahun. Telah menceritakan kepada kami An Nufaili telah menceritakan kepada kami Zuhair telah menceritakan kepada kami 'Ashim Al Ahwal dari Amru bin Salamah dengan hadits ini, dia berkata: Saya mengimami mereka dengan hanya memakai pakaian tambalan yang sobek, sehingga apabila saya bersujud, pantatku terlihat.
Sunan Abu Daud 496: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari Mis'ar bin Habib Al Jarmi telah menceritakan kepada kami [Amru bin Salamah] dari [Ayahnya] bahwasanya Mereka pergi menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai utusan kaumnya. Tatkala mereka hendak pulang, mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah (yang lebih berhak) untuk menjadi imam bagi kami?" Beliau bersabda: "Orang yang paling banyak menghafal Al Quran." Amru bin Salamah berkata: Ternyata tidak ada seorang pun dari kaum kami yang menghafal Al Quran sepertiku. Kata Amru: Karena itu mereka mengajukanku (untuk menjadi imam), padahal saya masih kanak kanak yang sedang memakai kain toga (sejenis jubah). Maka tidaklah saya menghadiri suatu perkumpulan di Jarm, melainkan saya pasti yang menjadi imam mereka, dan saya pula yang menyalati jenazah mereka (menjadi imam) sampai hari ini. Abu Dawud berkata: Dan diriwayatkan oleh [Yazid bin Harun] dari Mis'ar bin Habib Al Jarmi dari [Amru bin Salamah] dia berkata: Tatkala kaumku mengirim utusan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tanpa menyebut dari ayahnya.
Sunan Abu Daud 497: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi telah menceritakan kepada kami Anas bin 'Iyadl Al Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami Al Haitsam bin Khalid Al Juhani secara makna. Mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya dia berkata: Tatkala kaum muhajirin yang pertama-tama datang, mereka singgah di Ushbah (suatu kampung di Madinah) sebelum datangnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan yang menjadi imam bagi mereka tatkala itu adalah Salim, mantan sahaya Abu Hudzaifah dan dia adalah orang yang paling banyak hafalan Al Qurannya. Al Haitsami menambahkan: Dan di antara mereka ada Umar bin Al Khaththab dan Abu Salamah bin Abdul Asad.
Sunan Abu Daud 498: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami Isma'il Al Hadits. Dan telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Maslamah bin Muhammad] dengan makna yang sama, dari [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari Malik bin Al Huwairits bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepadanya atau kepada temannya: "Apabila waktu shalat telah tiba, maka adzanlah, kemudian kumandangkanlah iqamah, lalu hendaklah yang lebih tua dari kalian berdua yang menjadi imam." Dan di dalam hadits Maslamah disebutkan, dia berkata: Dan ketika itu kami memiliki ilmu yang tidak jauh berbeda. Dia berkata di dalam hadits Isma'il, Khalid berkata: Saya bertanya kepada Abu Qilabah: "Lalu siapakah (yang lebih ahli) Al Quran?" Dia menjawab: "Sesungguhnya keduanya itu hampir sama dalam ilmu pegetahuan."
Sunan Abu Daud 499: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami Husain bin Isa Al Hanafi telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin Aban dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Yang mengumandangkan adzan hendaknya adalah orang yang terpilih di antara kalian dan yang menjadi imam hendaknya yang lebih ahli bacaan Al Qurannya."
Sunan Abu Daud 500: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami Waki' bin Al Jarrah telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Abdullah bin Jumai' dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Nenekku] dan Abdurrahman bin Khallad Al Anshari dari Ummu Waraqah binti Abdillah bin Naufal Al Anshariyah bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menuju ke pertempuran Badr, dia berkata: saya bertanya kepada beliau: Ya Rasulullah, izinkanlah saya ikut serta dalam peperangan bersamamu untuk merawat prajurit-prajurit yang sakit, mudah mudahan Allah menganugerahkan kepadaku mati syahid. Beliau bersabda: "Tetaplah di rumahmu, sesungguhnya Allah Ta'ala akan menganugerahkan kepadamu mati syahid." Perawi Hadits ini berkata: Karena itulah dia disebut Asy Syahidah (wanita yang mati syahid). Kata perawi: Dia adalah ahli Al Quran, lalu dia meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam supaya diperbolehkan mengambil seorang muadzin di rumahnya. Lalu beliau mengizinkannya. Katanya: Dia membuat kedua budaknya yang laki-laki dan perempuan sebagai budak Mudabbar (budak yang dijanjikan merdeka sepeninggal tuannya). Pada suatu malam, kedua budak itu bangun dan pergi kepadanya, Ialu menyelubungkan sehelai kain tutup mukanya ke wajahnya sampai wanita itu meninggal, sementara kedua budak itu melarikan diri. Pada keesokan harinya, Umar berdiri di hadapan orang banyak, lalu berkata: "Barangsiapa yang mengetahui kedua atau melihat kedua budak ini, hendaklah membawanya kemari!" Setelah tertangkap, maka keduanya diperintahkan untuk disalib. Kedua budak inilah orang yang pertama kali disalib di kota Madinah. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Hammad Al Hadlrami telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari Al Walid bin Jumai' dari [Abdurrahman bin Khallad] dari Ummu Waraqah binti Abdullah bin Al Harits dengan hadits ini, namun yang pertama lebih lengkap. Dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkunjung ke rumahnya dan beliau mengangkat seorang muadzin yang menyerukan adzan untuknya dan beliau mengizinkan Ummu Waraqah menjadi imam keluarganya. Abdurrahman berkata: Saya melihat muadzinnya adalah seorang laki-laki yang sudah tua.
Sunan Abu Daud 501: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Umar bin Ghanim] dari [Abdurrahman bin Ziyad] dari Imran bin Abd Al Ma'afiri dari [Abdullah bin Amru] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga orang yang Allah tidak menerima shalat dari mereka, yaitu: orang yang menjadi imam di tengah-tengah masyarakat yang membencinya, orang yang selalu melaksanakan shalat setelah waktunya habis, dan orang yang memperbudak orang yang telah dimerdekakannya."
Sunan Abu Daud 502: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada saya [Mu'awiyah bin Shalih] dari Al 'Ala` bin Al Harits dari [Makhul] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat yang telah ditetapkan (shalat fardlu) wajib dilakukan di belakang setiap Muslim, baik dia orang baik ataupun orang jahat, meskipun dia melakukan dosa besar."
Sunan Abu Daud 503: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahman Al 'Anbari Abu Abdillah telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mahdi] telah menceritakan kepada kami 'Imran Al Qaththan dari [Qatadah] dari [Anas] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyuruh Ibnu Ummi Maktum menggantikan beliau untuk mengimami manusia sedangkan dia adalah orang yang buta.
Sunan Abu Daud 504: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Budail] telah menceritakan kepada saya [Abu 'Athiyyah mantan sahaya kami] dia berkata: [Malik bin Huwairits] pernah mengunjungi kami di mushalla kami ini, lalu tatkala iqamat shalat telah dikumandangkan, kami berkata kepadanya: "Maju dan jadilah imam shalat." Namun dia berkata kepada kami: Pilihlah salah seorang dari kalian untuk shalat mengimami kalian dan saya akan menceritakan kepada kalian mengapa saya tidak mau mengimami kalian, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengunjungi suatu kaum maka janganlah dia mengimami mereka, akan tetapi hendaklah yang mengimami mereka adalah salah seorang dari mereka."
Sunan Abu Daud 505: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sinan] dan Ahmad bin Al Furat Abu Mas'ud Ar Razi dengan makna. Dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ya'la] telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari [Ibrahim] dari [Hammam] bahwasanya [Hudzaifah] sedang mengimami masyarakat Mada`in di atas tempat duduk panjang, maka Abu Mas'ud menarik bajunya, dan ketika selesai melaksanakan shalat, Abu Mas'ud berkata: "Tidakkah kamu tahu bahwa mereka dilarang untuk melaksanakan hal demikian?" Dia menjawab: "Ya, aku ingat ketika kamu menarik bajuku."
Sunan Abu Daud 506: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada saya [Abu Khalid] dari Adi bin Tsabit Al Anshari telah menceritakan kepada saya Seorang laki-laki Bahwasanya dia pernah bersama 'Ammar bin Yasir sewaktu di Mada`in. Ketika dikumandangkan iqamah untuk shalat, 'Ammar maju untuk menjadi imam dan dia berdiri di atas sebuah tempat duduk panjang, lalu ia mengerjakan shalat sementara para makmum berada ditempat yang lebih rendah darinya. Maka Hudzaifah maju lalu menarik tangan 'Ammar dan 'Ammar pun mengikutinya hingga Hudzaifah membawanya turun. Setelah 'Ammar selesai mengerjakan shalatnya, Hudzaifah berkata kepadanya: Apakah kamu belum pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seseorang mengimami suatu kaum, maka janganlah dia berdiri di tempat yang lebih tinggi dari tempat mereka." Atau semisal ucapan tersebut. 'Ammar berkata: Karena itulah saya mengikutimu tatkala kamu menarik tanganku.
Sunan Abu Daud 507: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin 'Ajlan] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Miqsam] dari [Jabir bin Abdullah] bahwasanya Mu'adz bin Jabal pernah shalat Isya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia pergi kepada kaumnya dan mengimami mereka shalat tersebut.
Sunan Abu Daud 508: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Dinar] dia pernah mendengar [Jabir bin Abdullah] berkata: Mu'adz pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia pulang dan mengimami kaumnya.
Sunan Abu Daud 509: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menaiki seekor kuda, lalu beliau terpelanting darinya hingga sisi kanannya terkoyak, lalu beliau melaksanakan salah satu shalat wajib dengan duduk dan kami pun shalat di belakang beliau dengan duduk. Tatkala selesai, beliau bersabda: "Sesungguhnya imam itu dijadikan hanyalah untuk diikuti, apabila dia shalat dengan berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri, apabila dia rukuk maka rukuklah, apabila dia bangkit maka bangkitlah, apabila dia mengucapkan, 'Sami'allaahu liman hamidah' (Allah mendengar kepada orang yang memujiNya), maka ucapkanlah, 'Rabbanaa Walakal Hamdu' (Wahai Rabb Kami, segala puji hanya bagiMu), dan apabila dia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk."
Sunan Abu Daud 510: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan [Waki'] dari Al A'masy dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menaiki seekor kuda di Madinah, lalu kuda itu menjatuhkan beliau pada akar pohon kurma hingga kakinya keseleo. Maka kami menjenguk beliau, kami mendapati beliau di kamar 'Aisyah sedang melaksanakan shalat sunnah dalam keadaan duduk. Dia (perawi) berkata: Maka kami pun berdiri di belakang beliau, namun beliau tidak berbicara dengan kami. Kemudian kami menjenguk beliau kembali (pada waktu yang lain), lalu beliau shalat wajib dengan duduk, sedangkan kami berdiri di belakang beliau, kemudian beliau memberikan isyarat kepada kami agar duduk, maka kami pun duduk. Dia (perawi) berkata: Tatkala selesai shalat, beliau bersabda: "Apabila imam shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk, dan apabila imam shalat dengan berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri, dan janganlah kalian melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Persia kepada para pemimpin mereka."
Sunan Abu Daud 511: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Muslim dan Ibrahim] dengan makna, dari [Wuhaib] dari [Mush'ab bin Muhammad] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Imam itu dijadikan hanyalah untuk diikuti, apabila dia bertakbir maka bertakbirlah kalian dan janganlah kalian bertakbir hingga dia bertakbir, apabila dia rukuk maka rukuklah kalian dan janganlah kalian rukuk hingga dia rukuk, apabila dia mengucapkan, 'Sami'allaahu liman hamidah' (Allah mendengar kepada orang yang memujiNya), maka ucapkanlah, 'Allahumma Rabbanaa Lakal Hamdu' (Ya Allah, wahai Rabb Kami, segala puji hanya bagiMu). Muslim menyebutkan (dengan lafazh): 'Walakalhamdu.' Apabila dia sujud maka sujudlah kalian dan janganlah kalian sujud hingga dia sujud, apabila dia shalat dengan berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri dan apabila dia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian semua dengan duduk." Abu Dawud menyebutkan: Allahumma Rabbana Lakalhamdu, telah memahamkan saya sebagian sahabat kami, dari Sulaiman. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Adam Al Mishshishi telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Zaid bin Aslam] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya imam itu dijadikan hanyalah untuk diikuti." dengan hadits ini, dan dia menambahkan: "Dan apabila dia (imam) membaca (Al Quran) maka diamlah kalian." Abu Dawud berkata: Tambahan ini, yakni, "Dan apabila dia (imam) membaca (Al Quran) maka diamlah kalian", tidaklah terhafal, dan kesalahan menurut kami dari Abu Khalid.
Sunan Abu Daud 512: Telah menceritakan kepada kami [Al-Qa'nabi] dari [Malik] dari [Hisyam bin Urwah] dari [Ayahnya] dari [Aisyah] istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di rumahnya dengan duduk, kemudian orang-orang shalat di belakang beliau dengan berdiri, maka beliau mengisyaratkan kepada mereka untuk duduk. Tatkala selesai, beliau bersabda: "Imam itu dijadikan hanyalah untuk diikuti, apabila dia rukuk maka rukuklah kalian, apabila dia bangkit maka bangkitlah kalian, dan apabila dia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Yazid bin Khalid bin Mauhib] dengan makna. Bahwasanya Al Laits telah menceritakan kepada mereka dari Abu Az Zubair dari [Jabir] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sakit, maka kami shalat di belakang beliau sedangkan beliau dalam keadaan duduk dan Abu Bakar bertakbir untuk memperdengarkan takbir beliau kepada para makmum, kemudian dia menyebutkan hadits secara lengkap.
Sunan Abu Daud 513: Telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Abdullah] telah mengabarkan kepada kami Zaid, yakni Ibnu Al Hubab dari [Muhammad bin Shalih] telah menceritakan kepada saya [Hushain] dari anaknya Sa'ad bin Mu'adz dari Usaid bin Hudlair bahwa Dia mengimami mereka (kaumnya), lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang untuk menjenguknya, mereka (kaumnya) berkata: "Wahai Rasulallah, sesungguhnya imam kami (Usaid bin Hudlair) sedang sakit!" Maka beliau bersabda: "Apabila imam kalian shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk." Abu Dawud berkata: Hadits ini tidak muttashil (bersambung sanadnya).
Sunan Abu Daud 514: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengunjungi Ummu Haram, kemudian mereka memberikan beliau samin dan kurma, maka beliau bersabda: "Kembalikan ini ke tempatnya dan ini ke tempatnya, sesungguhnya aku sedang berpuasa." Kemudian beliau shalat sunnah dua rakaat bersama kami. Ummu Sulaim dan Ummu Haram berdiri di belakang kami. Tsabit berkata: Saya tidak mengetahuinya kecuali mengatakan: Beliau memberdirikanku di sebelah kanannya di atas permadani.
Sunan Abu Daud 515: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari Abdullah bin Al Mukhtar dari [Musa bin Anas] dia menceritakan dari Anas bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengimaminya dan seorang wanita dari mereka, maka beliau menjadikan Anas di sebelah kanannya dan wanita tersebut di belakang mereka.
Sunan Abu Daud 516: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Saya pernah bermalam di rumah bibi, Maimunah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun di malam hari, beliau membuka geriba (kantong air dari kulit) dan berwudlu, kemudian menutup kembali geriba tersebut dan berdiri untuk shalat. Lalu saya bangun dan berwudlu sebagaimana beliau berwudlu, kemudian saya menghampiri beliau dan berdiri di sisi kiri beliau, namun kemudian beliau memegang tanganku dan memindahkanku lewat belakang beliau hingga aku ditempatkan di sisi kanan beliau, lalu aku pun shalat dengan beliau. Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari [Abu Bisyr] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dalam kisah ini dia berkata: Beliau memegang kepalaku atau rambut kepalaku kemudian menempatkanku di sebelah kanan beliau.
Sunan Abu Daud 517: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari [Malik] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Anas bin Malik] bahwa Neneknya, Mulaikah pernah mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk suatu jamuan makan yang telah dibuatnya. Beliau makan darinya kemudian bersabda: "Bangkitlah, saya akan mengerjakan shalat untuk kalian." Kata Anas: Saya bangkit untuk mengambil tikar kami yang telah menghitam karena lamanya dipakai, lalu saya memercikinya dengan air, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di atasnya. Saya dan seorang yatim berbaris membuat shaf di belakang beliau, sedangkan nenekku berdiri di belakang kami. Beliau mengerjakan shalat dua rakaat untuk kami, kemudian Beliau pergi.
Sunan Abu Daud 518: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Harun bin 'Antarah] dari Abdurrahman bin Al Aswad dari [Ayahnya] dia berkata: Alqamah dan Al Aswad pernah meminta izin untuk berkunjung ke rumah [Abdullah bin Mas'ud], kami telah lama duduk menunggu di depan pintunya. Tidak lama kemudian keluar seorang gadis, lalu memohonkan izin untuk kedua orang ini, maka beliau (Abdullah) mengizinkan keduanya. Kemudian Abdullah berdiri mengerjakan shalat antara saya dan Alqamah, setelah itu dia berkata: Demikianlah saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakannya.
Sunan Abu Daud 519: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Ya'la bin 'Atha`] dari Jabir bin Yazid Al Aswad dari [Ayahnya] dia berkata: Saya pernah shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau apabila selesai melaksanakan shalat, beliau merubah posisi duduk.
Sunan Abu Daud 520: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Tsabit bin Ubaid] dari [Ubaid bin Al Barra'] dari Al Bara` bin 'Azib dia berkata: Kami apabila mengerjakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kami suka berada di sebelah kanan beliau, karena beliau menghadap kepada kami dengan wajahnya shallallahu 'alaihi wa sallam (setelah salam).
Sunan Abu Daud 521: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah, Ar-Rabi' bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdul Malik Al Qurasyi telah menceritakan kepada kami 'Atha` Al Khurasani dari [Mughirah bin Syu'bah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan seorang imam shalat di tempat yang semula dipergunakannya untuk shalat wajib, hingga dia bergeser." Abu Dawud berkata: 'Atha` Al Khurasani tidak bertemu dengan Al Mughirah bin Syu'bah.
Sunan Abu Daud 522: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ziyad bin An'um] dari [Abdurrahman bin Rafi'] dan [Bakr bin Sawadah] dari [Abdurrahman bin Amru] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang imam telah selesai melaksanakan shalat, lalu duduk sejenak lalu batal wudlunya sebelum dia berbicara, maka shalatnya sudah sempurna walaupun di belakangnya masih ada orang yang belum selesai melaksanakanya."
Sunan Abu Daud 523: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Ibnu 'Aqil] dari Muhammad bin Al Hanafiyyah dari [Ali radliallahu 'anhu] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kunci shalat adalah bersuci, sedangkan yang mengharamkan (segala aktivitas di luar shalat) adalah takbir, dan yang menghalalkannya kembali adalah salam."
Sunan Abu Daud 524: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu 'Ajlan] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz] dari [Mu'awiyah bin Abi Sufyan] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mendahuluiku dengan ruku' dan sujud, karena meskipun saya mendahului kalian tatkala ruku', niscaya kalian akan mendapatkanku tatkala saya mengangkat kepalaku (i'tidal), karena saya telah berumur dan badanku berat."
Sunan Abu Daud 525: Telah menceritakan kepada kami [Hafs bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] mengatakan, aku mendengar 'Abdullah bin Yazid Al Khathmi berpidato didepan orang-orang dengan mengatakan, Telah menceritakan kepada kami [Al Barra'] yang dia bukan pendusta: "Jika para sahabat mengangkat kepala mereka dari ruku' bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berdiri hingga betul-betul telah berdiri, dan jika mereka telah melihat beliau sujud, mereka bersujud."
Sunan Abu Daud 526: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] dan [Harun bin Ma'ruf] secara makna, mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Aban bin Taghlab], berkata [Zuhair]: Telah menceritakan kepada kami Al Kufiyyun [Aban dan selainnya], dari Al Hakam dari [Abdurrahman bin Abi Laila] dari Al Bara` dia berkata: Kami shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka tidak ada seorang pun dari kami yang ruku' sampai melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ruku'.
Sunan Abu Daud 527: Telah menceritakan kepada kami Ar Rabi' bin Nafi' telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq Al Fazari dari Abu Ishaq dari [Muharib bin Ditsar] dia berkata: Saya pernah mendengar [Abdullah bin Yazid] berkhubtah di atas mimbar, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Al Bara` bahwasanya Mereka (para sahabat) shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau ruku', mereka pun ruku', dan apabila beliau mengucapkan: Sami'allahu liman hamidah (tatkala I'tidal), mereka pun berdiri dan tetap demikian hingga mereka melihat beliau meletakkan keningnya di tanah (sujud) kemudian mereka pun mengikuti Beliau.
Sunan Abu Daud 528: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad bin Ziyad] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah takut seseorang di antara kalian apabila mengangkat kepalanya, sementara imamnya masih bersujud, Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala keledai atau rupanya menjadi rupa keledai?"
Sunan Abu Daud 529: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Bughail Al Murhibi telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dari Al Mukhtar bin Fulful dari [Anas] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memotivasi mereka untuk mengerjakan shalat (berjamaah) dan melarang mereka pergi (meninggalkan tempat) sebelum imam pergi.
Sunan Abu Daud 530: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi' dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari Sa'id bin Al Musayyib dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shalat dengan memakai sehelai kain, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah setiap kalian memiliki dua kain (pakain luar dan pakaian dalam)?"
Sunan Abu Daud 531: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat dengan hanya memakai sehelai kain, sedang tidak ada sesuatu yang menutupi bagian atas kedua pundaknya."
Sunan Abu Daud 532: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] -dari jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] secara makna, dari [Hisyam bin Abi Abdullah] dari [Yahya bin Abi Katsir] dari [Ikrimah] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat dengan memakai sehelai kain, maka silangkanlah kedua ujungnya pada kedua pundaknya."
Sunan Abu Daud 533: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami Al Laits dari [Yahya bin Sa'id] dari [Abu Umamah bin Sahl] dari [Umar bin Abu Salamah] dia berkata: Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat memakai sehelai kain dengan cara berselimut. Beliau silangkan kedua ujungnya di atas kedua pundak beliau.
Sunan Abu Daud 534: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami Mulazim bin Amru Al Hanafi telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Badr] dari [Qais bin Thalq] dari [Ayahnya] dia berkata: Kami pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu datang seorang laki-laki seraya berkata: Wahai Nabi Allah, bagaimana pendapat Anda tentang shalat dengan memakai sehelai kain? Katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu melepaskan kain selimut beliau kemudian dipergunakannya untuk berselimut, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri mengerjakan shalat bersama kami, setelah mengerjakan shalat, beliau bersabda: "Apakah setiap kalian mempunyai dua pakaian?"
Sunan Abu Daud 535: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Anbari telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata: Sungguh saya melihat kaum lelaki yang mengikat kain selimutnya di leher mereka karena sempit sedang mengerjakan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti anak kecil. Lalu ada seseorang berkata: Wahai kaum wanita, janganlah kalian mengangkat kepala sehingga kaum pria (terlebih dahulu) mengangkat kepala.
Sunan Abu Daud 536: Telah menceritakan kepada kami Abul Walid Ath Thayalisi telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Aisyah radliallahu 'anha] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat dengan memakai sehelai kain, sementara sebagiannya mengenaiku.
Sunan Abu Daud 537: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi' telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Musa bin Ibrahim] dari Salamah bin Al Akwa' dia berkata: Saya pernah bertanya: "Wahai Rasulullah, saya sedang berburu, apakah saya boleh shalat dengan menggunakan sehelai baju?" Beliau menjawab: "Ya, dan ikatlah dia walau hanya dengan duri."
Sunan Abu Daud 538: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi'] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abi Bukair] dari [Isra`il] dari Abu Haumal Al 'Amiri, Abu Dawud berkata: demikian dia mengatakan, sedangkan yang benar adalah Abu Harmal dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Abu Bakar] dari [Ayahnya] dia berkata: [Jabir bin Abdullah] pernah mengimami kami dengan mengenakan baju yang tidak berselendang. Tatkala selesai, dia berkata: Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan mengenakan baju.
Sunan Abu Daud 539: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Ammar] dan Sulaiman bin Abdurrahman Ad Dimasyqi dan Yahya bin Al Fadll As Sijistani mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Ya`qub bin Mujahid, Abu Hazrah] dari Ubadah bin Al Walid bin Ubadah bin Ash Shamit dia berkata: Kami pernah mengunjungi [Jabir bin Abdullah], dia berkata: Saya pernah pergi bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu peperangan. Lalu beliau berdiri mengerjakan shalat, sementara saya memakai kain selimut yang saya silangkan kedua ujungnya, namun tidak memadai untukku. Kain itu berumbai bagian bawahnya, maka saya membaliknya, lalu saya silangkan kedua ujungnya, kemudian saya apit (dengan leher) supaya tidak jatuh. Lalu saya datang sehingga saya berdiri di sebelah kiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau memegang tanganku, dan memindahkanku sehingga saya ditempatkan di sebelah kanan beliau, tiba-tiba datang Ibnu Sakhr langsung berdiri di sebelah kiri beliau, maka beliau memegang kami berdua dengan kedua tangannya, sampai beliau menempatkan kami di belakang. Kata Jabir: Rasulullah menatapku, sedangkan saya tidak merasa, akhirnya saya juga dapat memahaminya. Beliau kemudian memberi isyarat kepadaku supaya saya memakai kain tersebut sebagai sarung. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, beliau bersabda: "Wahai Jabir." Kata Jabir: "Aku penuhi panggilanmu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Apabila kain itu longgar, maka silangkanlah kedua ujungnya, dan apabila sempit, ikatlah pada pinggangmu."
Sunan Abu Daud 540: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, atau Ibnu Umar berkata: Umar radliyallahu 'anhu berkata: "Apabila salah seorang di antara kalian mempunyai dua kain pakaian, maka shalatlah dengan keduanya. Apabila dia mempunyai sehelai kain pakaian saja, hendaklah dia mengenakannya seperti kain sarung dan janganlah dia berselubung seperti orang-orang yahudi."
Sunan Abu Daud 541: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya bin Faris Adz Dzuhli telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Abu Tumailah, Yahya bin Wadlih] telah menceritakan kepada kami Abu Al Munib, Ubaidullah Al 'Ataki dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Ayahnya] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang seseorang shalat dengan menggunakan selimut yang tidak ada pengikatnya untuk pundak, dan beliau juga melarang seseorang yang lain yang shalat menggunakan celana tanpa melapisi badannya dengan selendang.
Sunan Abu Daud 542: Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Akhzam] telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud] dari [Abu 'Awanah] dari ['Ashim] dari [Abu Utsman] dari [Ibnu Mas'ud] dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang isbal (memanjangkan) pakaiannya (hingga melewati mata kaki) dalam shalat karena sombong, maka Allah tidak menghalalkan baginya surga dan tidak mengharamkan neraka untuknya." Abu Dawud berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Jama'ah dari ['Ashim] mauquf terhadap [Ibnu Mas'ud], di antara mereka adalah [Hammad bin Salamah] dan [Hammad bin Zaid] dan [Abul Ahwash] dan Abu Mu'awiyah.
Sunan Abu Daud 543: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abi Ja'far] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Ketika ada seseorang melaksanakan shalat dengan memanjangkan pakaiannya (hingga melewati mata kaki), Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Pergilah dan ulangi wudlumu!" Maka orang tersebut pergi dan berwudlu lagi, kemudian datang lagi, lalu beliau bersabda lagi kepadanya: "Pergilah dan ulangi wudlumu!" Maka dia pergi lagi dan mengulangi wudlunya lalu kembali, dan ada seseorang berkata: "Wahai Rasulullah, kenapa engkau memerintahkannya untuk berwudlu lagi kemudian engkau mendiamkannya?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya orang tersebut shalat dengan memanjangkan pakaiannya (melewati mata kaki), dan sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menerima shalat seseorang yang memanjangkan pakaiannya (hingga melewati mata kaki)."
Sunan Abu Daud 544: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi' dari [Malik] dari [Muhammad bin Zaid bin Qunfudz] dari [Ibunya] bahwasanya Dia pernah bertanya kepada Ummu Salamah: "Pakaian apakah yang boleh digunakan wanita untuk shalat?" Dia menjawab: "Wanita shalat dengan menggunakan jilbab yang panjang dan gamis yang menutupi telapak kakinya."
Sunan Abu Daud 545: Telah menceritakan kepada kami [Mujahid bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abdullah bin Dinar] dari [Muhammad bin Zaid] dengan hadits ini, dia berkata dari [Ummu Salamah] bahwasanya Dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bolehkah wanita shalat memakai gamis dan jilbab tanpa memakai kain sarung?" Beliau menjawab: "Boleh apabila gamisnya itu longgar yang dapat menutupi punggung kakinya." Abu Dawud berkata: Hadits ini telah diriwayatkan oleh [Malik bin Anas] dan [Bakr bin Mudlar] dan Hafsh bin Ghiyats dan [Isma'il bin Ja'far] dan [Ibnu Abi Dzi`b] dan [Ibnu Ishaq] dari [Muhammad bin Zaid] dari [Ibunya] dari [Ummu Salamah], salah satu dari mereka tidak menyebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka hanya menyebutkan Ummu Salamah radliyallahu 'anha.
Sunan Abu Daud 546: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Qatadah] dari [Muhammad bin Sirin] dari Shafiyyah binti Al Harits dari [Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda: "Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah haidl (baligh), kecuali dengan memakai tutup kepala." Abu Dawud berkata: Diriwayatkan oleh [Sa'id bin Abi 'Arubah] dari [Qatadah] dari Al Hasan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 547: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] bahwasanya [Aisyah] singgah di rumah Shafiyyah, Ummu Thalhah Ath Thalahat lalu dia melihat putri-putrinya, maka dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk, sedangkan di kamarku ada seorang gadis kecil. Maka beliau memberikan kain penutup badan kepadaku dan bersabda: "Robeklah menjadi dua bagian, kemudian berilah setengahnya untuk gadis ini dan setengah lagi untuk gadis yang berada di Ummu Salamah, karena sesungguhnya saya memandangnya telah baligh." atau beliau bersabda: "Saya tidak memandang keduanya kecuali telah baligh." Abu Dawud berkata: Dan demikian pula diriwayatkan oleh [Hisyam] dari [Ibnu Sirin].
Sunan Abu Daud 548: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` dan [Ibrahim bin Musa] dari Ibnu Al Mubarak dari Al Hasan bin Dzakwan dari Sulaiman Al Ahwal dari ['Atha`] berkata Ibrahim dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menjulurkan pakaian dalam shalat dan melarang seseorang menutupi mulutnya (dengan kain). Abu Dawud berkata: Diriwayatkan oleh ['isl] dari ['Atha`] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang menjulurkan pakaian ketika shalat.
Sunan Abu Daud 549: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa bin Ath Thabba' telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: Sering saya melihat ['Atha`] shalat dengan menjulurkan pakaian. Abu Dawud berkata: Hadits ini melemahkan hadits sebelumnya.
Sunan Abu Daud 550: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami Al Asy'ats dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Aisyah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak biasa mengerjakan shalat dengan memakai pakaian atau selimut kami. Ubaidullah berkata: Ayahku ragu-ragu.
Sunan Abu Daud 551: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] dari [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku ['Imran bin Musa] dari Sa'id bin Abi Sa'id Al Maqburi dia menceritakan dari [Ayahnya] bahwasanya Dia pernah melihat Abu Rafi', mantan sahaya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertemu dengan Hasan bin Ali radliyallahu 'anhuma yang sedang shalat dalam keadaan berdiri dengan menyanggulkan rambutnya pada tengkuknya. Abu Rafi' melepasnya, sehingga Hasan menoleh kepadanya dengan marah, lalu Abu Rafi' berkata: Perhatikan shalatmu dan jangan marah, karena sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Itu adalah tempat duduk setan."
Sunan Abu Daud 552: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari Amru bin Al Harits bahwasanya [Bukair] menceritakan kepadanya bahwa [Kuraib, mantan sahaya Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya bahwasanya [Abdullah bin Abbas] pernah melihat Abdullah bin Al Harits sedang mengerjakan shalat, sementara rambutnya disanggul. Maka Abdullah bin Abbas berdiri di belakangnya, lalu melepasnya, namun Abdullah bin Al Harits diam saja tidak bergerak. Setelah selesai shalat, dia menghampiri Ibnu Abbas dan berkata: "Ada apa denganmu dan rambutku?" Ibnu Abbas menjawab: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya penampilan seperti ini laksana orang yang mengerjakan shalat, sementara kedua tangannya diikat ke belakang pundaknya."
Sunan Abu Daud 553: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abbad bin Ja'far] dari [Ibnu Sufyan] dari Abdullah bin As Sa`ib dia berkata: Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat pada hari Fathu Makkah, sementara kedua sandalnya diletakkan di sisi kirinya.
Sunan Abu Daud 554: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] dan [Abu 'Ashim] mereka berdua berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] dia berkata: Saya telah mendengar [Muhammad bin 'Abbad bin Ja'far] berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Sufyan] dan Abdullah bin Al Musayyib Al 'Abidi dan [Abdullah bin Amru] dari Abdullah bin As Sa`ib dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Shubuh bersama kami di Makkah. Beliau membaca surat Al Mu'minuun, ketika beliau sampai pada ayat tentang cerita Musa dan Harun, atau cerita tentang Musa dan Isa, -Ibnu Abbad ragu-ragu atau mereka berselisih pendapat-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengalami batuk-batuk, lalu beliau berhenti membaca, kemudian ruku'. Dan Abdullah bin As Sa`ib turut hadir ketika kejadian itu.
Sunan Abu Daud 555: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari Abu Na'amah As Sa'di dari [Abu Nadlrah] dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata: Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat bersama para sahabatnya, tiba-tiba beliau melepaskan kedua sandalnya lalu meletakkannya di sebelah kirinya. Sewaktu para sahabat melihat tindakan beliau tersebut, mereka ikut pula melepas sandal mereka. Maka tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, beliau bersabda: "Apa gerangan yang membuat kalian melepas sandal-sandal kalian?" Mereka menjawab: "Kami melihat engkau melepas sandal, sehingga kami pun melepaskan sandal-sandal kami." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Malaikat Jibril 'Alaihis Salam telah datang kepadaku, lalu memberitahukan kepadaku bahwa di sepasang sandal itu ada najisnya." Selanjutnya beliau bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian datang ke masjid, maka perhatikanlah, jika dia melihat di sepasang sandalnya terdapat najis atau kotoran maka bersihkan, dan shalatlah dengan sepasang sandalnya itu." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] telah menceritakan kepadaku [Bakr bin Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti Hadits ini, beliau bersabda: "Pada keduanya terdapat kotoran."
Sunan Abu Daud 556: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari dari Hilal bin Maimun Ar Ramli dari [Ya'la bin Syaddad bin Aus] dari [Ayahnya] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Selisihilah orang-orang yahudi, yang mereka beribadah dengan tidak mengenakan sandal-sandal dan juga khuf (sepatu) mereka."
Sunan Abu Daud 557: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Mubarak dari Husain Al Mu'allim dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata: Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat dengan kaki telanjang dan memakai sandal.
Sunan Abu Daud 558: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Shalih bin Rustum, Ab 'Amir] dari [Abdurrahman bin Qais] dari [Yusuf bin Mahak] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian melaksanakan shalat, janganlah dia meletakkan sandalnya di sisi kanan atau kirinya sehingga menjadi di sisi kanan orang lain, kecuali di sisi kirinya tidak ada orang lain, dan hendaklah dia meletakkannya di antara kedua kakinya."
Sunan Abu Daud 559: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin Najdah] telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dan [Syu'aib bin Ishaq] dari Al Auza'i telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Walid dari [Sa'id bin Abi Sa'id] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian shalat dengan melepaskan kedua sandalnya, janganlah mengganggu orang lain dengannya, hendaklah dia meletakkan kedua sandalnya di antara kedua kakinya atau dia shalat dengan menggunakan keduanya."
Sunan Abu Daud 560: Telah menceritakan kepada kami [Amru bin Aun] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari Asy Syaibani dari [Abdullah bin Syaddad] telah menceritakan kepadaku Maimunah binti Al Harits dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat, sementara saya berada dekat kaki beliau dan saya sedang haidl. Terkadang pakaian beliau mengenaiku ketika beliau sujud, beliau itu mengerjakan shalat di atas tikar kecil.
Sunan Abu Daud 561: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Anas bin Sirin] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Ada seorang laki laki dari golongan Anshar berkata: "Wahai Rasulullah, saya seorang laki laki yang sangat gemuk -dia memang sangat gemuk-, saya tidak mampu shalat bersamamu." Laki laki itu membuat makanan untuk beliau, lalu mengundang beliau ke rumahnya. Laki-laki itu berkata: "Maka Shalatlah, sehingga saya dapat melihat bagaimana cara engkau mengerjakan shalat, dan saya mengikuti gerakanmu. Mereka kemudian memerciki ujung tikar mereka dengan air untuk beliau, lalu beliau berdiri mengerjakan shalat dua rakaat. Berkata Fulan bin Al Jarud kepada Anas bin Malik: Apakah beliau itu shalat Dluha? Kata Anas: Saya belum pernah melihat beliau shalat kecuali pada hari itu.
Sunan Abu Daud 562: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami Al Mutsanna bin Sa'id Adz Dzira' telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Anas bin Malik] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengunjungi Ummu Sulaim dan terkadang sampai (waktu) shalat tiba, maka beliau mengerjakan shalat di atas hamparan kami, yaitu tikar yang kami perciki dengan air.
Sunan Abu Daud 563: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] dan [Utsman bin Abi Syaibah] dengan makna yang sama dalam isnad dan lafadh hadits. Mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi dari Yunus bin Al Harits dari [Abu 'Aun] dari [Ayahnya] dari Al Mughirah bin Syu'bah dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat di atas tikar dan kulit yang telah disamak.
Sunan Abu Daud 564: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami [Ghalib] dari [Bakr bin Abdullah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Kami pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di waktu yang sangat panas, apabila salah seorang dari kami tidak sanggup menempelkan dahinya di tanah, dia menghamparkan kainnya lalu bersujud di atasnya.
Sunan Abu Daud 565: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad An Nufaili telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dia berkata: Saya pernah bertanya kepada Sulaiman Al A'masy tentang hadits Jabir bin Samurah dalam hal shaf terdepan, maka dia menceritakan kepada kami dari Al Musayyab bin Rafi' dari [Tamim bin Tharafah] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidakkah kalian ingin berbaris sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka Azza wa Jalla?" Kami berkata: "Bagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka?" Baliau bersabda: "Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang terdepan, dan mereka saling merapatkan shaf."
Sunan Abu Daud 566: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Zakariyya bin Abi Za`idah] dari Abul Qasim Al Judali dia berkata: Saya telah mendengar An Numan bin Basyir berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menghadap kepada jama'ah, lalu bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf kalian! -beliau mengucapkannya tiga kali- Demi Allah, hendaklah kalian benar-benar meluruskan shaf-shaf kalian, atau Allah benar-benar akan membuat hati kalian saling berselisih." Kata Nu'man: Maka saya melihat seseorang melekatkan (merapatkan) pundaknya dengan pundak temannya (orang di sampingnya), demikian pula antara lutut dan mata kakinya dengan lutut dan mata kaki temannya.
Sunan Abu Daud 567: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Simak bin Harb] dia berkata: Saya telah mendengar An Nu'man bin Basyir berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan shaf kami, sebagaimana beliau meluruskan anak panah, sehingga setelah beliau merasa bahwa kami telah memenuhi perintahnya dan memahami benar-benar, tiba-tiba pada suatu hari beliau menghadapkan wajahnya kepada kami dan melihat masih ada seseorang yang menonjolkan dadanya ke depan, maka beliau bersabda: "Hendaklah kalian meratakan shaf, atau (kalau tidak), maka Allah akan merubah wajah-wajah kalian."
Sunan Abu Daud 568: Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sariy dan Abu 'Ashim bin Jawwas Al Hanafi dari Abu Al Ahwash dari [Manshur] dari Thalhah Al Yamiy dari [Abdurrahman bin Ausajah] dari Al Bara` bin 'Azib dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memasuki celah-celah shaf, dari ujung ke ujung lainnya seraya mengusap dada dan pundak kami, lalu bersabda: "Janganlah kalian berselisih, sehingga akan membuat hati kalian berselisih juga." Beliau juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada shaf-shaf pertama."
Sunan Abu Daud 569: Telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al-Harits] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Abi Shaghirah] dari [Simak] dia berkata: Saya telah mendengar An Nu'man bin Basyir berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa meluruskan shaf-shaf kami apabila kami berdiri untuk shalat. Apabila barisan kami telah lurus, maka beliau bertakbir.
Sunan Abu Daud 570: Telah menceritakan kepada kami Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] -dari jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami Al Laits dan hadits riwayat Ibnu Wahb lebih sempurna, dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari Abu Az Zahiriyyah dari [Katsir bin Murrah] dari [Abdullah bin Umar], Qutaibah berkata: dari Az Zahiriyah dari Abi Syajarah tanpa menyebutkan Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tegakkanlah shaf-shaf, sejajarkanlah antara pundak-pundak, tutuplah celah-celah dan lemah lembutlah terhadap kedua tangan saudara kalian, -[Isa] tidak menyebutkan: tangan saudara kalian- dan janganlah kalian membiarkan celah-celah itu untuk setan, barangsiapa yang menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa yang memutusnya maka Allah akan memutusnya." Abu Dawud berkata: Abu Syajarah adalah Katsir bin Murrah. Abu Dawud berkata: Makna dari kalimat lemah lembutlah kalian terhadap tangan saudara kalian adalah, apabila ada seseorang yang baru datang dan masuk ke dalam shaf, maka yang lain hendaknya melemaskan pundaknya hingga dia dapat masuk ke dalam shaf.
Sunan Abu Daud 571: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Rapatkan shaf-shaf kalian, dekatkanlah jarak antara keduanya, dan sejajarkanlah antara leher-leher. Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, sesungguhnya saya melihat setan masuk ke dalam celah-celah shaf itu, tak ubahnya bagai anak kambing kecil."
Sunan Abu Daud 572: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid Ath Thayalisi dan [Sulaiman bin Harb] mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat (berjama'ah)."
Sunan Abu Daud 573: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma'il] dari Mush'ab bin Tsabit bin Abdullah bin Az Zubair dari Muhammad bin Muslim bin As Sa`ib dia berkata: Pada suatu hari saya pernah shalat di samping [Anas bin Malik], lalu dia berkata: Tahukah kamu apa yang dilakukan dengan kayu ini? Saya katakan: Tidak tahu, demi Allah. Dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memegangnya dan bersabda: "Luruskan dan tegakkan shaf-shaf kalian." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami Humaid bin Al Aswad telah menceritakan kepada kami [Mush'ab bin Tsabit] dari [Muhammad bin Muslim] dari [Anas] dengan hadits ini, dia berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila bangkit untuk shalat, beliau mengambilnya dengan tangan kanannya, kemudian menoleh dan bersabda: "Tegaklah, luruskanlah shaf-shaf kalian." Lalu beliau mengambilnya dengan tangan kirinya dan bersabda: "Luruskanlah shaf-shaf kalian."
Sunan Abu Daud 574: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Anbari telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahhab bin 'Atha`] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sempurnakanlah shaf yang pertama, kemudian yang berikutnya. Kalaupun ada shaf yang kurang, maka hendaklah dia shaf belakang."
Sunan Abu Daud 575: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Yahya bin Tsauban] dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku [Umarah bin Tsauban] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling berlaku lunak menyentuh bahu-bahu temannya (ketika meratakan shaf shalat). Abu Dawud berkata: Ja'far bin Yahya termasuk penduduk Makkah.
Sunan Abu Daud 576: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Hani`] dari [Abdul Hamid bin Mahmud] dia berkata: Saya pernah shalat di belakang Anas bin Malik pada Hari Jum'at, kami didorong untuk tidak shalat di antara kedua tiang hingga ada di antara kami yang maju ke depan dan ada yang mundur ke belakang. Lalu Anas berkata: Kami pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu menghindari tempat (tiang) tersebut ketika shalat.
Sunan Abu Daud 577: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari Al A'masy dari ['Umarah bin 'Umair] dari [Abu Ma'mar] dari [Abu Mas'ud] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hendaklah yang menempati shaf di belakangku adalah orang-orang dewasa dan cerdik pandai, kemudian orang-orang yang (kualitas dan umurnya) setelah mereka, kemudian orang-orang yang (kualitas dan umurnya) setelah mereka." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Khalid] dari [Abu Ma'syar] dari [Ibrahim] dari [Alqamah] dari [Abdullah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, semisal dengannya, dan menambahkan lafadh: "Dan janganlah kalian berselisih sehingga menyebabkan hati kalian saling berselisih. Dan jauhilah olehmu suara ribut seperti di tengah pasar."
Sunan Abu Daud 578: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Usamah bin Zaid] dari [Utsman bin Urwah] dari Urwah dari [Aisyah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya mengucapkan shalawat untuk orang-orang yang berada di shaf kanan."
Sunan Abu Daud 579: Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Syadzan] telah menceritakan kepada kami 'Ayyasy Ar Raqqam telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Qurrah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Budail] telah menceritakan kepada kami [Syahr bin Hausyab] dari [Abdurrahman bin Ghanm] dia berkata: Abu Malik Al Asy'ari berkata: Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Dia melanjutkan: Beliau mendirikan shalat, beliau membariskan shaf laki-laki dewasa dan di belakang mereka anak-anak muda, lalu beliau shalat bersama mereka. Abu Malik kemudian menyebutkan shalat beliau, lalu beliau bersabda: "Inilah shalat." Abdul A'la berkata: Saya tidak menyangka Abu Malik kecuali dia menyebutkan sabda beliau: "Inilah shalat umatku."
Sunan Abu Daud 580: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz telah menceritakan kepada kami [Khalid] dan [Isma'il bin Zakariyya] dari [Suhail bin Abi Shalih] dari [Ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik baik shaf laki laki adalah shaf yang pertama dan sejelek jeleknya adalah shaf yang terakhir. Sebaik baik shaf wanita adalah yang terakhir dan sejelek jeleknya adalah shaf yang pertama."
Sunan Abu Daud 581: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] dari [Ikrimah bin Ammar] dari [Yahya bin Abi Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] dia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Akan ada suatu kaum yang suka melambat-lambatkan diri dari shaf pertama, hingga Allah melambatkan mereka (keluar dari) neraka."
Sunan Abu Daud 582: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dan Muhammad bin Abdullah Al Khuza'i dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Asyhab dari [Abu Nadlrah] dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat pada sahabat-sahabatnya saling bersikap lamban (untuk maju ke depan), maka beliau bersabda kepada mereka: "Majulah dan ikutilah aku, dan hendaklah orang yang di belakang kalian mengikuti kalian. Suatu kaum masih saja bersikap lamban, sehingga Allah azza wa jalla juga akan memperlamban mereka (dari RahmatNya)."
Sunan Abu Daud 583: Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Musafir] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Fudaik] dari [Yahya bin Basyir bin Khallad] dari [Ibunya] bahwasanya dia pernah menemui Muhammad bin Ka'b Al Qurazhi lalu dia mendengarnya berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadikanlah imam berada di tengah-tengah kalian dan tutuplah celah-celah shaf."
Sunan Abu Daud 584: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Hafsh bin Umar] dia berkata: Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Amru bin Murrah] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Amru bin Rasyid] dari [Wabishah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang laki laki mengerjakan shalat sendirian di belakang shaf, maka beliau memerintahkannya untuk mengulangi kembali shalatnya. Sulaiman bin Harb menyebutkan: (mengulangi) shalatnya.
Sunan Abu Daud 585: Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Mas'adah] bahwasanya [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada mereka, Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abi 'Arubah] dari Ziyad Al A'lam telah menceritakan kepada kami Al Hasan bahwasanya [Abu Bakrah] telah menceritakan kepadanya bahwa Dia pernah masuk ke dalam masjid, sedangkan Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang ruku'. Kata Abu Bakrah: Maka saya ruku' di luar shaf, lalu setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, beliau bersabda: "Semoga Allah menambahkan untukmu semangat melakukan kebaikan, dan janganlah kamu mengulanginya lagi."
Sunan Abu Daud 586: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami Ziyad Al A'lam dari Al Hasan bahwasanya [Abu Bakrah] datang, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan ruku', lalu dia ruku' di luar shaf, kemudian berjalan menuju shaf. Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang ruku di luar shaf kemudian berjalan masuk ke shaf?" Abu Bakrah menjawab: "Saya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah menambahkan semangat untukmu melakukan kebaikan, dan jangan kamu mengulanginya lagi." Abu Dawud berkata: Ziyad Al A'lam adalah Ziyad bin Fulan bin Qurrah, dan dia adalah anak bibinya Yunus bin Ubaid.
Sunan Abu Daud 587: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir Al 'Abdi telah menceritakan kepada kami [Isra`il] dari [Simak] dari [Musa bin Thahah] dari [Ayahnya, Thahah bin Ubaidillah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kamu memasang sutrah (pembatas) di depanmu seperti kayu di belakang binatang kendaraan, maka tidak akan memudlaratkanmu orang yang lewat di depanmu."
Sunan Abu Daud 588: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Abdur Razzaq] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dia berkata: Tinggi kayu yang di letakkan di belakang hewan kendaraan adalah sehasta lebih.
Sunan Abu Daud 589: Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak pergi melakukan shalat pada Hari Raya, beliau memerintahkan untuk membawa tombak, lalu ditancapkannya di depan beliau. lalu beliau shalat menghadap kepadanya, sementara orang-orang berdiri di belakang beliau. Hal itu juga dilakukan beliau sewaktu dalam perjalanan, yang kemudian dicontoh oleh para pemimpin.
Sunan Abu Daud 590: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Aun bin Abi Juhaifah] dari [Ayahnya] bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat bersama mereka di Bathha`, sementara di depan beliau ada tongkat, beliau mengerjakan shalat Dhuhur dua rakaat dan Ashar dua rakaat, dan di belakang tongkat itu lewat seorang wanita dan seekor keledai.
Sunan Abu Daud 591: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Umayyah] telah menceritakan kepadaku [Abu Amru bin Muhammad bin Huraits] bahwasanya dia telah mendengar [Kakeknya, Huraits] menceritakan kepadanya dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat, maka hendaklah dia meletakkan sesuatu di depannya. Jika dia tidak menemukan, hendaklah dia menancapkan sebuah tongkat. Jika dia tidak membawa tongkat, hendaklah dia membuat garis, kemudian tidak memudharatkannya sekalipun ada yang lewat depannya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Madini dari [Sufyan] dari [Isma'il bin Umayyah] dari [Abu Muhammad bin Amru bin Huraits] dari [Kakeknya, Huraits] seorang laki-laki dari Bani 'Udzrah, dari [Abu Hurairah] dari Abul Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: kemudian dia menyebutkan hadits tentang garis untuk sutrah. Sufyan berkata: Kami tidak mendapat satu riwayat pun yang dapat menguatkan hadits ini, dan ia tidak diriwayatkan kecuali dari sanad ini. dia berkata: Saya berkata kepada Sufyan: Sesungguhnya mereka berselisih tentangnya. Maka dia berpikir sesaat, kemudian berkata: Saya tidak hafal kecuali Abu Muhammad bin Amru. Sufyan berkata: Ada seorang laki-laki datang ke sini setelah Isma'il bin Umayyah meninggal dunia. Syaikh ini mencari Abu Muhammad hingga dia menemukannya, maka dia bertanya kepadanya tentang hadits ini, namuan hadits ini rancu atasnya. Abu Dawud berkata: Saya mendengar Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang garis untuk sutrah shalat tidak hanya sekali, maka dia menjawab: Begini, dengan memanjang seperti bentuk hilal (bulan sabit). Abu Dawud berkata: Dan saya telah mendengar Musaddad berkata: Ibnu Dawud berkata: Garis untuk sutrah shalat itu memanjang. Abu Dawud berkata: Dan saya telah mendengar Ahmad bin Hanbal mensifati garis tersebut lebih dari sekali, dia berkata: Begini, yakni dengan memanjang melengkung seperti hilal.
Sunan Abu Daud 592: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Az Zuhri telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dia berkata: Saya pernah melihat [Syarik] shalat janazah menjadi imam kami pada waktu Ashar, lalu dia meletakkan pecinya di depannya, yakni ketika dia melaksanakan shalat wajib.
Sunan Abu Daud 593: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] dan [Wahb bin Baqiyyah] dan [Ibnu Abi Khalaf] dan [Abdullah bin Sa'id] berkata Utsman: Telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat dengan menghadap onta.
Sunan Abu Daud 594: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid Ad-Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Ali bin 'Ayyasy] telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidah Al Walid bin Kamil dari Al Muhallab bin Hujr Al Bahrani dari Dluba'ah binti Al Miqdad bin Al Aswad dari [Ayahnya] dia berkata: "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat menghadap kayu, tiang, dan tidak pula pohon, kecuali beliau menjadikannya di depan sebelah kanannya atau kirinya, dan beliau tidak menghadapnya."
Sunan Abu Daud 595: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman] dari [Abdullah bin Ya'qub bin Ishaq] dari [orang yang telah menceritakan kepadanya] dari Muhammad bin Ka'ab Al Quradhi dia berkata: Saya katakan kepada Umar bin Abdul Aziz bahwa [Abdullah bin Abbas] telah menceritakan kepadaku, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian shalat di belakang orang yang sedang tidur atau orang yang sedang berhadats."
Sunan Abu Daud 596: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah bin Sufyan telah mengabarkan kepada kami Sufyan -dari jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] dan [Hamid bin Yahya] dan Ibnu As Sarj mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Shafwan bin Sulaim] dari [Nafi' bin Jubair] dari [Sahl bin Abi Hatsmah] yang menyampaikan haditsnya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian shalat dengan sutrah, hendaklah dia mendekat darinya hingga setan tidak dapat memutus shalatnya." Abu Dawud berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh [Waqid bin Muhammad] dari [Shafwan] dari [Muhammad bin Sahl] dari [Ayahnya] atau dari [Muhammad bin Sahl] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagian mereka berkata dari [Nafi' bin Jubair] dari [Sahl bin Sa'ad] dan sanadnya diperselisihkan.
Sunan Abu Daud 597: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dan An Nufaili mereka berdua berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Ayahku dari Sahl dia berkata: Jarak antara tempat berdiri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan antara kiblat (sutrah) adalah sekitar tempat lewat domba. Abu Dawud berkata: Hadits ini adalah riwayat An-Nufaili.
Sunan Abu Daud 598: Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari Abdurrahman bin Abi Sa'id Al Khudri dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat, maka janganlah dia membiarkan orang lewat di depannya, dan hendaklah dia mencegahnya semampunya. Jika dia menolak, maka lawanlah, sesungguhnya dia itu setan." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Zaid bin Aslam] dari Abdurrahman bin Abu Sa'id Al Khudri dari [Ayahnya] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian shalat, maka hendaklah dia menghadap sutrah dan mendekatlah padanya,..." kemudian dia melanjutkan hadits itu secara makna.
Sunan Abu Daud 599: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abi Suraij Ar Razi telah mengabarkan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah mengabarkan kepada kami Masarrah bin Ma'bad Al Lakhmi Saya bertemu dengannya di Kufah, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Ubaid, seorang penjaga Sulaiman] dia berkata: Saya pernah melihat 'Atha bin Zaid Al Laitsi sedang berdiri shalat. Saya lewat di depannya, lalu beliau mencegahku. Setelah selesai shalat dia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Sa'id Al-Khudri] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa di antara kalian yang sanggup supaya seseorang tidak dapat lewat antara dia dengan kiblatnya, maka kerjakanlah."
Sunan Abu Daud 600: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Al Mughirah dari [Humaid bin Hilal] dia berkata: [Abu Shalih] berkata: Saya ceritakan kepadamu dari apa yang telah saya lihat dari [Abu Sa'id] dan saya dengar darinya. Abu Sa'id pernah berkunjung kepada Marwan lalu berkata: Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian mengerjakan shalat dengan bersutrahkan sesuatu, lalu ada seseorang yang hendak lewat di depannya, maka cegahlah (doronglah) dadanya, apabila dia enggan, maka lawanlah, karena sesungguhnya ia itu setan." Abu Dawud berkata: Sufyan Ats Tsauri berkata: Pernah ada seorang laki-laki lewat di depanku dengan sombong, sementara saya sedang shalat, maka saya mencegahnya. Kemudian ada orang lemah lewat di depanku, maka saya tidak mencegahnya.
Sunan Abu Daud 601: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Nadlr bekas budak Umar bin Ubaidillah] dari [Busr bin Sa'id] bahwa Zaid bin Khalid Al Juhani mengutusnya menemui Abu Juhaim untuk menanyakan sesuatu yang pernah dia dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai seseorang yang lewat di depan orang yang shalat, maka Abu Juhaim berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekiranya orang yang lewat di depan orang yang shalat mengetahui (dosa) yang akan di pikulnya, niscaya lebih baik baginya berdiri yang lamanya selama empat puluh, daripada lewat di depan orang yang shalat." Abu Nadlr berkata: "Aku tidak tahu apakah yang di maksud empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun."
Sunan Abu Daud 602: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abdussaalam bin Mutthahir] dan [Ibnu Katsir] sedangkan maksud haditsnya sama, bahwa [Sulaiman bin Mughirah] telah mengabarkan kepada mereka, dari [Humaid bin Hilal] dari [Abdullah bin bin Ash Shamit] dari [Abu Dzar] dia berkata: Hafsh berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang dapat memutuskan shalat seseorang apabila di hadapannya tidak terdapat tabir sepanjang ujung pelana unta yaitu, keledai, anjing hitam dan wanita." Kataku: "Apa bedanya warna hitam dengan warna merah, kuning atau putih?" Abu Dzar menjawab: "Wahai anak saudaraku, aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang kamu tanyakan, beliau bersabda: "Anjing hitam adalah setan."
Sunan Abu Daud 603: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dia berkata: saya mendengar [Jabir bin Zaid] bercerita dari [Ibnu Abbas] yang di rafa'kan (bersambung hingga Nabi) oleh Syu'bah dia berkata: "Yang dapat memutus (membatalkan) shalat seseorang adalah wanita haidl dan anjing." Abu Daud berkata: [Sa'id], [Hisyam] dan [Hammam] memauqufkan (riwayat tersebut) dari [Jabir bin Zaid] atas riwayat [ibnu Abbas].
Sunan Abu Daud 604: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] bekas budak Bani Hasyim Al Bashri, telah menceritakan kepada kami [Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: saya kira (hadits ini) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian shalat tanpa ada sutrah (pembatas), maka anjing, keledai, babi, orang Yahudi dan wanita dapat memutuskan shalatnya (apabila lewat di depannya), dan cukuplah baginya (apabila mereka hendak lewat di hadapannya) untuk melempar dengan batu." Abu Daud mengatakan: "Menurutku hadits ini ada masalah, ketika aku menyebutkan hadits tersebut kepada Ibrahim dan yang lainnya, maka ia tidak pernah tahu seorang pun yang datang (meriwayatkan) dari Hisyam dan dia juga tidak mengetahuinya, begitu juga aku tidak pernah melihat seorang pun yang pernah meriwayatkan dari Hisyam, saya kira Ibnu Abu Saminah yaitu Muhammad bin Isma'il Al Bashri bekas budak Bani Hasyim, terdapat keraguan (dalam riwayatnya) dan kemungkaran, karena ia menyebutkan: "Orang Majusi" dan "Melemparnya dengan batu" (dalam riwayatnya pula) dia menyebutkan "babi" sehingga (riwayatnya) munkar. Abu Daud berkata: "Aku tidak pernah mendengar hadits ini kecuali dari Muhammad bin Isma'il bin Abu Saminah, dan saya kira dia banyak keraguan karena dia meriwayatkan kepada kami dari hafalannya sendiri."
Sunan Abu Daud 605: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sa'id bin Abdul Aziz] dari [Bekas budak Yazid bin Nimran] dari Yazid bin Nimran dia berkata: Aku bertemu [seorang lumpuh] di Tabuk, lalu dia bercerita: "Aku pernah lewat di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Salam dengan mengendarai keledai ketika beliau sedang shalat, maka beliau bersabda: "Ya Allah, potonglah jejaknya." Setelah itu aku tidak dapat berjalan." Telah menceritakan kepada kami Katsir bin Ubaid yaitu Al Madzhiji telah menceritakan kepada kami [Abu Haiwah] dari [Sa'id] dengan isnad dan maknanya, dia menambahkan: "Dia telah memotong shalat kami, semoga Allah memotong jejaknya." Abu Daud berkata: sedangkan [Abu Mushir] meriwayatkan dari [Sa'id] dia berkata: "Dia telah memotong shalat kami."
Sunan Abu Daud 606: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Al Hamdani] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Mu'awiyah] dari [Sa'id bin Ghazwan] dari [ayahnya] bahwa Dia singgah di Tabuk ketika berhaji, tiba-tiba dia bertemu [seorang laki-laki yang lumpuh], lantas dia bertanya sebab kelumpuhannya, maka laki-laki itu berkata kepadanya: "Aku akan ceritakan kepadamu suatu cerita, namun kamu jangan ceritakan kepada siapapun yang kamu dengar selagi aku masih hidup, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah singgah di Tabuk yaitu di bawah pohon kurma, maka beliau bersabda: "Ini adalah kiblat kami." Kemudian beliau shalat menghadap pohon kurma, lalu aku berusaha menemui beliau -waktu itu usiaku masih kecil- sehingga aku lewat antara beliau dengan pohon kurma tersebut, maka beliau bersabda: "Dia telah memotong shalat kami, semoga Allah memotong jejaknya." Maka saya tidak dapat berdiri sampai hari ini."
Sunan Abu Daud 607: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Al Ghaz] dari ['amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dia berkata: "Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menuruni bukit Adzakhir, kemudian tibalah waktu shalat, lantas beliau mengerjakan shalat dengan menjadikan dinding sebagai arah kiblat, sedangkan kami berada di belakang beliau, tiba-tiba ada seekor anak kambing yang lewat di depan beliau, namun beliau selalu mencegahnya, sehingga perut beliau hampir menempel di dinding, akhirnya anak kambing tersebut lewat di belakang dinding." Atau sebagaimana kata Musaddad.
Sunan Abu Daud 608: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Hafsh bin Umar] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Yahya bin Al Jazzar] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau pernah shalat, lalu seekor anak kambing hendak lewat di depan beliau, maka beliau berusaha menahannya.
Sunan Abu Daud 609: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata: "Aku pernah berada di antara Nabi dan Kiblat." Syu'bah berkata: Aku mengira 'Aisyah mengatakan: "Padahal aku sedang haidl." Abu Daud berkata: Hadits ini di riwayatkan pula oleh [Az Zuhri], ['Atha`], [Abu Bakar bin Hafsh], [Hisyam bin 'Urwah], ['Irak bin Malik], [Abu Al Aswad] dan [Tamim bin Salamah], mereka semuanya dari ['Urwah] dari [Aisyah]. Sedangkan [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah], dan [Abu Dluha] dari [Masruq] dari [Aisyah], sedangkan [Al Qasim bin Muhammad] dan [Abu Salamah] dari [Aisyah], namun mereka tidak menyebutkan: "Padahal aku sedang haidl."
Sunan Abu Daud 610: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari 'Urwah dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam, sedangkan Aisyah melintang antara beliau dengan Kiblat, berbaring di atas tempat tidur yang biasa di tempati oleh beliau, hingga apabila beliau hendak mengerjakan shalat witir, beliau membangunkan Aisyah, untuk shalat witir.
Sunan Abu Daud 611: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] dia berkata: saya mendengar [Al Qasim] bercerita dari [Aisyah] dia berkata: Alangkah jeleknya kalian yang menyetarakan kami dengan keledai dan anjing, sungguh aku telah melihat Rasulullah mengerjakan shalat sedangkan saya melintang antara diri beliau dengan kiblat, apabila beliau hendak sujud, beliau meraba kakiku, sebab itu aku menarik kakiku lalu beliau sujud.
Sunan Abu Daud 612: Telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin An Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Abu An Nadlr] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] bahwa dia berkata: "Aku pernah tidur dan kedua kakiku berada di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam padahal beliau sedang mengerjakan shalat malam, apabila beliau hendak sujud, beliau menepuk kakiku, sebab itu aku menarik kedua kakiku, kemudian beliau sujud."
Sunan Abu Daud 613: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisysr] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, Abu Daud mengatakan: dan telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] yaitu Ibnu Muhammad, dan ini adalah lafadznya dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] bahwa dia berkata: "Aku tidur melintang di antara kiblat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat sementara aku berada di hadapan beliau, apabila beliau hendak mengerjakan witir -Utsman menambahkan: "beliau meraba (kakiku)" -lalu riwayatnya Utsman dengan Al Qa'nabi menyatu lagi- Lalu beliau bersabda: "Pindahlah! (wahai Aisyah)."
Sunan Abu Daud 614: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Aku datang dengan mengendarai seekor keledai." Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Aku datang sambil menaiki seekor keledai, pada saat itu aku sudah hampir usia baligh, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat bersama orang-orang di Mina, lalu aku lewat di depan sebagian shaf, lalu aku turun. Setelah itu aku melepas keledaiku untuk merumput, lalu aku masuk ke dalam shaf, tapi tidak ada satupun orang yang menegur perbuatanku." Abu Daud berkata: Ini redaksi dari Al Qa'nabi dan lebih lengkap, Malik mengatakan: "Dan aku melihat hal itu merupakan kemudahan apabila shalat telah di tegakkan."
Sunan Abu Daud 615: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Manshur] dari [Al Hakam] dari [Yahya bin Al Jazzar] dari [Abu As Shahba`] dia berkata: Kami membicarakan mengenai sesuatu yang dapat memutuskan shalat di samping Ibnu Abbas, maka Ibnu Abbas berkata: "Aku pernah datang bersama seorang budak dari Bani Abdul Muththalib dengan mengendarai seekor keledai, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sedang melaksanakan shalat, maka budak itu turun, aku pun ikut turun lalu aku biarkan keledai tersebut di depan shaf, namun beliau tidak menghiraukannya. Setelah itu datang pula dua orang budak wanita dari Bani Abdul Muththalib, lalu keduanya masuk ke dalam shaf, namun beliau tetap tidak menghiraukannya." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Daud bin Mihraq Al Firyabi] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dengan hadits ini dengan isnadnya dia mengatakan: "Kemudian datang pula dua budak wanita dari Bani Abdul Muththalib yang sedang bertikai, maka beliau memegang keduanya." Utsman mengatakan: "Kemudian beliau melerai keduanya." Sedangkan Daud mengatakan: "Lalu beliau melerai salah satu dari keduanya, dan beliau tidak memperdulikan hal itu."
Sunan Abu Daud 616: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [kakekku] dari [Yahya bin Ayyub] dari [Muhammad bin Umar bin Ali] dari ['Abbas bin 'Ubaidullah bin 'Abbas] dari [Al Fadl bin 'Abbas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi kami ketika kami berada di kampung, beliau bersama Abbas, lalu beliau shalat di tanah lapang tanpa ada sutrah (pembatas jarak dalam shalat) sementara keledai kami dan seekor anjing berada di sekitar beliau sedang bermain, namun beliau tidak menghiraukannya.
Sunan Abu Daud 617: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Mujalid] dari [Abu Al Waddak] dari [Abu Sa'id] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jangan sampai ada sesuatu yang dapat memutuskan shalat kalian, dan cegahlah semampu kalian, karena ia adalah setan."
Sunan Abu Daud 618: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Mujalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Waddak] dia berkata: Seorang pemuda Quraisy lewat di hadapan Abu Sa'id Al Khudri yang sedang melaksanakan shalat, kemudian Abu Sa'id mencegahnya (supaya tidak lewat di hadapannya), namun pemuda tersebut mengulanginya lagi, Abu Sa'id tetap mencegahnya dan peristiwa itu berulang-ulang hingga tiga kali, ketika Abu Sa'id telah selesai dia berkata: Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dapat memutuskan shalat, akan tetapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Cegahlah semampu kalian, karena ia adalah setan." Abu Daud mengatakan: Apabila ada dua hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bertentangan, maka di lihat hadits yang di amalkan oleh sahabat setelahnya.
Sunan Abu Daud 619: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [ayahnya] dia berkata: "Saya pernah melihat apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga setara dengan kedua bahunya, demikian juga apabila hendak ruku' yaitu setelah mengangkat kepalanya dari ruku'." Di kali yang lain, Sufyan mengatakan: "Apabila beliau mengangkat kepalanya." Dan lafadz yang sering dia pergunakan adalah: "Yaitu setelah beliau mengangkat kepalanya dari ruku' dan tidak mengangkat kedua tangannya antara dua sujud."
Sunan Abu Daud 620: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa Al Himshi] telah menceritakan kepada kami [Baqiyah] telah menceritakan kepada kami [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak melaksanakan shalat, maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir, dan kedua tangannya juga masih seperti itu, lalu beliau ruku'. Dan apabila beliau hendak mengangkat tulang sulbinya (punggung), beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah" (Allah Maha mendengar terhadap siapa saja yang memuji-Nya). Beliau tidak mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud, namun beliau selalu mengangkat kedua tangannya di setiap takbir yang beliau ucapkan sebelum ruku' sampai selesai shalat."
Sunan Abu Daud 621: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah Al Jusyami] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] telah menceritakan kepadaku [Abdul Jabbar bin Wa`il bin Hujr] dia berkata: "Aku adalah seorang anak yang belum mengerti shalat yang di kerjakan ayahku, katanya: maka ["Wa'il bin 'Alqamah] telah menceritakan kepadaku, dari ayahku [Wa'il bin Hujr] dia berkata: "Aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau hendak bertakbir, maka beliau mengangkat kedua tangannya." Katanya: "Kemudian beliau melipatkan pakaiannya, lalu tangan kanannya memegang tangan kirinya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam pakaian beliau." dia melanjutkan: "Apabila beliau hendak ruku', beliau mengeluarkan kedua tangannya dan mengangkatnya, dan apabila beliau hendak mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal), beliau mengangkat kedua tangannya, barulah beliau sujud dengan meletakkan wajahnya sejajar dengan kedua telapak tangannya, apabila beliau hendak mengangkat kepalanya dari sujud, maka beliau juga mengangkat kedua tangannya lagi sampai selesai shalat." Muhammad mengatakan: "Lalu aku menyebutkan hal itu kepada Al Hasan bin Abu Al Hasan, maka dia berkata: "Itu adalah shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang di kerjakan oleh orang yang suka mengerjakan dan di tinggalkan oleh orang yang suka meninggalkannya." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini di riwayatkan juga oleh [Hammam] dari [Ibnu Juhadah], namun dia tidak menyebutkan 'juga mengangkat tangan ketika bangkit dari sujud'.
Sunan Abu Daud 622: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahim bin Sulaiman] dari [Al Hasan bin 'Ubaidulah An Nakha'i] dari [Abdul Jabbar bin Wa`il] dari [ayahnya] bahwa dia memperhatikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau mengerjakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya di atas kedua bahunya dan kedua jempol jarinya hampir menempel di kedua telinganya, kemudian beliau bertakbir."
Sunan Abu Daud 623: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid yaitu Ibnu Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Al Mas'udi] telah menceritakan kepadaku [Abdul Jabbar bin Wa'il] telah menceritakan kepadaku [keluargaku] dari [ayahku] bahwa dia menceritakan kepada mereka (ahli baitku) bahwa dia (ayahku) pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir."
Sunan Abu Daud 624: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [wa'il bin Hujr] dia berkata: kataku: "Sungguh aku benar-benar akan melihat shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan melihat bagaimana tata cara beliau shalat." Wa'il berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menghadap kiblat, kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, kemudian tangan kanannya memegang tangan kirinya, ketika beliau hendak ruku', beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi, kemudian beliau meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya, ketika beliau hendak mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal) beliau mengangkat kedua tangannya lagi seperti tadi, dan ketika sujud, beliau meletakkan kepalanya di tempat tersebut yaitu di antara kedua tangannya kemudian beliau duduk dengan bertumpu di atas kaki yang kiri dan meletakkan tangan kiri di atas paha kiri dan merenggangkan siku yang kanan pada paha yang kanan, menggenggam kedua jarinya dengan membentuk seperti lingkaran, aku melihat beliau memberi tanda demikian -Bisyr memperagakan dengan membentuk seperti lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah- Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dari ['Ashim bin Kulaib] dengan isnad dan maknanya, (dalam haditsnya) dia mengatakan: "Kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan pergelangan tangan kirinya." Dia juga mengatakan: "Setelah itu aku datang ketika musim dingin tiba, maka aku melihat orang-orang berselimutkan pakaian dan tangan-tangan mereka bergerak di bawah pakaian tersebut."
Sunan Abu Daud 625: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [Wa`il bin Hujr] dia berkata: saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, katanya: kemudian aku datang kepada mereka (para sahabat), maka aku melihat mereka mengangkat kedua tangan sampai ke dada mereka ketika memulai shalat, sementara mereka ada yang mengenakan mantel yang menutupi kepala dan ada juga yang mengenakan pakaian."
Sunan Abu Daud 626: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Syarik] dari ['Ashim bin Kulaib] dari ['Alqamah bin Wa'il] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata: "Aku datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di musim dingin, maka aku melihat para sahabat beliau mengangkat tangan di dalam pakaian mereka ketika sedang shalat."
Sunan Abu Daud 627: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim Ad Dlahhak bin Makhlad dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dan ini adalah hadits (riwayat) Ahmad, dia berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdul Hamid yaitu Ibnu Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Muhammad bin 'Umar bin 'Atha`] dia berkata: saya mendengar [Abu Humaid As Sa'idi] berkata di tengah-tengah sepuluh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di antaranya adalah [Abu Qatadah], Abu Humaid berkata: "Aku lebih mengetahui tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Mereka berkata: "Kenapa demikian, demi Allah, padahal kamu bukanlah orang yang sering menyertai beliau dan bukan pula orang yang paling dahulu menjadi sahabat beliau daripada kami." Dia berkata: "Ya, benar." Mereka berkata: "Jika demikian, jelaskanlah." Abu Humaid berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak memulai shalatnya, beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian beliau bertakbir sehingga semua tulang beliau kembali pada tempat semula dengan lurus, lalu beliau membaca (bacaan shalat) kemudian beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, lalu ruku' dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, kemudian meluruskan (punggung dan kepala) tidak menundukkan kepala dan juga tidak menengadah. Setelah itu beliau mengangkat kepala sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian beliau mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua bahu sampai lurus, lalu mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu beliau turun ke lantai, lalu merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya, kemudian beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya dan mendudukinya, dengan membuka kedua jari-jari kakinya apabila bersujud, kemudian mengucapkan: "Allahu akbar." Setelah itu, beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya serta mendudukinya, sehingga tulang beliau kembali ke posisinya, kemudian beliau mengerjakan seperti itu di raka'at yang lain. Apabila beliau berdiri setelah dua rakaat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua bahu, sebagaimana beliau bertakbir ketika memulai shalat, beliau melakukan cara seperti itu pada shalat-shalat yang lain, dan ketika beliau duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan)." Setelah itu sepuluh sahabat tersebut berkata: "Benar kamu, demikianlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Yazid yaitu Ibnu Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin 'Amru Al 'Amiri] dia berkata: "Aku berada di majlis para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mereka membicarakan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Abu Humaid mengatakan: "Kemudian ia menyebutkan sebagian dari hadits ini." Kata Abu Humaid selanjutnya: "Apabila ruku', beliau merapatkan kedua telapak tangan pada kedua lututnya, merenggangkan jari jemarinya lalu membungkukkan punggung (secara rata), tidak menengadah dan tidak pula menundukkan kepalanya." Abu Humaid melanjutkan: "Apabila beliau duduk dalam dua raka'at, beliau duduk di atas punggung telapak kaki kiri, dan menegakkan telapak kaki kanan. Sedangkan pada raka'at yang ke empat, beliau merapatkan pangkal paha yang kiri ke lantai, dan mengeluarkan kedua telapak kakinya menuju satu arah (yaitu di sebelah kanan)." Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Ibrahim Al Mishri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Al Laits bin Sa'd] dari [Yazid bin Muhammad Al Qurasyi] dan [Yazid bin Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] seperti hadits ini, dia mengatakan: "Apabila beliau sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menghamparkan dan tidak pula merapatkan dan beliau menghadapkan jari-jari (kakinya) ke arah kiblat." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Husain bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu Badr] telah menceritakan kepadaku [Zuhair Abu Khaitsamah] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Al Hurr] telah menceritakan kepadaku [Isa bin Abdullah bin Malik] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] salah seorang dari Bani Malik, dari [Abbas atau 'Ayyasy bin Sahl As Sa'idi] bahwa dia menghadiri majlis yang terdapat ayahnya dan beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, di dalam majlis itu pula terdapat Abu Hurairah, Abu Humaid As Sa'idi serta Abu Usaid dengan khabar (hadits) ini, dengan adanya penambahan atau pengurangan, dalam (riwayat itu), dia mengatakan: "Kemudian beliau mengangkat kepalanya yaitu dari ruku' sambil mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah, Allaumma rabbani walakal hamdu (Allah Maha mendengar terhadap siapa saja yang memuji-Nya, wahai rabb kami, hanya kepada-Mu lah segala puji-pujian)." Dan mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan: "Allahu akbar." Kemudian beliau sujud sambil menegakkan di atas telapak tangan dan kedua lututnya serta kedua telapak kakinya ketika beliau sedang sujud. Kemudian beliau bertakbir dan duduk tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) dan menegakkan telapak kakinya yang satu, kemudian beliau bertakbir lantas bersujud, lalu takbir yang di lanjutkan dengan berdiri, tidak duduk tawaruk (sebagaimana di awal)." kemudian dia melanjutkan redaksi haditsnya, dia melanjutkan: "Kemudian beliau duduk setelah dua raka'at, sehingga ketika beliau hendak berdiri, beliau bertakbir terlebih dahulu, kemudian beliau menyempurnakan dua raka'at yang terakhir, dan tidak menyebutkan duduk tawaruk dalam tasyahud." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru] telah mengabarkan kepadaku Fulaih telah menceritakan kepadaku ['Abbas bin Sahl] dia berkata: "Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah bermajlis dan menyebutkan tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Humaid mengatakan: "Aku adalah orang yang paling mengetahui tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." lalu dia menyebutkan sebagian dari hadits ini, katanya: "Kemudian beliau ruku' dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, dan mengikatkan kedua tangannya seperti tali lalu merenggangkannya dari kedua lambungnya." Selanjutnya dia berkata: "kemudian beliau sujud, dengan merapatkan hidung dan dahinya (ke lantai), dan merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua pundak. Setelah itu beliau mengangkat kepalanya (duduk di antara dua sujud) sehingga tulang beliau kembali ke posisi semula, seusainya (sujud) beliau duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri) dengan menghadapkan punggung kaki kanan ke arah kiblat, dan meletakkan telapak tangan kanan di atas lutut kanan, dan telapak tangan kiri di atas lutut kiri, sambil menunjuk dengan jari (telunjuk) nya." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini di riwayatkan oleh ['Utbah bin Abu Hakim] dari [Abdullah bin Isa] dari ['Abbas bin Sahl], namun dia tidak menyebutkan (duduk) tawaruk, lalu dia menyebutkan sebagaimana hadits (riwayat) Fulaih." Sedangkan Al Hasan bin Al Hur menyebutkan posisi duduk sebagaimana hadits (riwayatnya) Fulaih dan 'Utbah." Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Baqiyah] telah menceritakan kepadaku [Utbah] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Isa] dari [Al 'Abbas bin Sahl As Sa'idi] dari [Abu Humaid] dengan hadits seperti ini, katanya: "Apabila beliau sujud, beliau merenggangkan kedua pahanya tanpa memikul beban perutnya." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini juga di riwayatka oleh [Ibnu Mubarrak], telah menceritakan kepada kami [Fulaih] saya mendengar ['Abbas bin Sahl] menceritakan (hadits ini), namun aku tidak hafal. Dan telah menceritakan kepadaku sepertinya ia menyebut Isa bin Abdullah bahwa dia pernah mendengar dari Abbas bin Sahl dia berkata: "Aku memaparkan hadits ini kepada Abu Humaid As Sa'idi. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] dari [Abdul Jabbar bin Wa`il] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai hadits ini, katanya: "Ketika beliau sujud, beliau menempelkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya (ke lantai), katanya lagi: "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan mukanya di antara kedua telapak tangannya dan merenggangkan kedua ketiaknya." Telah berkata [Hajjaj]: [Hammam] berkata: dan telah menceritakan kepada kami [Syaqiq] telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti (hadits) ini, dan di antara salah satu dari hadits tersebut yang lebih aku yakini adalah hadits Muhammad bin Juhadah yaitu: "Apabila beliau hendak bangkit (untuk berdiri), beliau bangkit di atas kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya."
Sunan Abu Daud 628: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari [Fithr] dari [Abdul Jabbar bin Wa'il] dari [ayahnya] dia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua jempol jarinya sejajar dengan kedua telinga ketika shalat."
Sunan Abu Daud 629: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [kakekku] dari [Yahya bin Ayyub] dari [Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Bakar bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir untuk melaksanakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, begitu juga ketika hendak ruku', beliau juga melakukan seperti itu apabila hendak sujud (setelah ruku'), juga apabila berdiri dari raka'at kedua, beliau juga melakukan seperti itu."
Sunan Abu Daud 630: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Abu Hubairah] dari [Maimun Al Makki] bahwa Dia melihat Maimun bin Zubair mengerjakan shalat bersama mereka (orang-orang) seraya mengangkat kedua tangannya ketika berdiri, ruku', sujud, lalu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Lalu aku menemui Ibnu Abbas, kataku: "Aku pernah melihat Ibnu Zubair mengerjakan shalat yang aku belum pernah melihat seseorang mengerjakan shalat seperti dirinya." Sambil mengisyaratkan dengan mengangkat tangan ini kepada Ibnu Abbas, maka Ibnu Abbas menjawab: "Jika kamu ingin melihat tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ikutilah tata cara shalat Abdullah bin Zubair."
Sunan Abu Daud 631: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Muhammad bin Aban] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Katsir yaitu As Sa'di] dia berkata: Abdullah bin Thawus shalat di sampingku di masjid Khaif, apabila dia sujud pada sujud pertama, lalu bangkit dari sujudnya, dia mengangkat kedua tangannya ke depan mukanya, lalu aku pun mengingkari perbuatannya, setelah itu aku adukan hal tersebut kepada Wuhaib bin Khalid, maka Wuhaib bin khalid berkata kepadanya: "Kamu telah melakukan sesuatu yang belum pernah aku melihat seorangpun melakukannya." [Ibnu Thawus] menjawab: "Aku pernah melihat ayahku melakukannya, kata ayahku: "Aku melihat [Ibnu Abbas] melakukan hal itu, namun aku tidak mengetahui kecuali dia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga melakukan hal itu."
Sunan Abu Daud 632: Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Abdul A'laa] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Apabila dia hendak melaksanakan shalat, dia bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya, (begitu juga) ketika ruku', ketika mengucapkan sami'allahu liman hamidah, ketika berdiri dari raka'at kedua beliau juga mengangkat kedua tangannya. Dia merafa'kan (mengangkat hadits ini) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Daud mengatakan: Yang shahih adalah perkataannya Ibnu Umar, bukan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Daud mengatakan: Sedangkan di awal-awal hadits (yaitu tanpa menyebutkan: "Apabila berdiri dari raka'at kedua" -pent) telah di riwayatkan oleh [Baqiyyah] dari ['Ubaidullah] dan ia merafa'kannya (bersambung sampai kepada Nabi -pent) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan di riwayatkan pula oleh [Ats Tsaqafi] dari ['Ubaidullah], namun ia hanya mewaqafkan sampai kepada [Ibnu Umar], katanya: "Apabila beliau hendak berdiri di raka'at kedua, beliau mengangkat kedua tangannya sampai kedua susunya (dadanya), inilah (di antara riwayat) yang shahih." Abu Daud berkata: Dan di riwayatkan pula oleh [Al Laits bin Sa'd], [Malik], [Ayyub] serta [Ibnu Juraij] secara mauquf, namun [Hammad bin Salamah] saja yang menyambungnya (hingga kepada Nabi) dari [Ayyub], sedangkan Malik dan Ayyub tidak merafa'kan lafadz: "Apabila beliau hendak bangkit dari sujud kedua." Al Laits juga menyebutkan dalam haditsnya seperti ini. Ibnu Juraij juga mengatakan: kataku kepada Nafi': "Apakah ibnu Umar mengangkat (kedua tangannya) lebih tinggi (dari dada)?" jawabnya: "Tidak, namun sejajar (dengan dada)." Kataku: "Jelaskanlah padaku!" Kemudian Nafi' memberi isyarat pada kedua susunya (dadanya) atau lebih rendah darinya.
Sunan Abu Daud 633: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] bahwa: "Apabila [Ibnu Umar] hendak memulai shalatnya, dia mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, apabila mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal), dia juga mengangkat kedua tangannya lebih rendah dari itu." Abu Daud mengatakan: 'yang saya ketahui, tidak ada Perawi satu pun yang menyebutkan: "Mengangkat keduanya lebih rendah dari itu" selain Malik."
Sunan Abu Daud 634: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Muhammad bin 'Ubaid Al Muharibi] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [Muharib bin Ditsar] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dari raka'at kedua, beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya."
Sunan Abu Daud 635: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Hasyimi] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Az Zinnad] dari [Musa bin 'Uqbah] dari Abdullah bin Al Fadl bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Muththalib dari [Abdurrahman bin Al A'raj] dari ['Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari Ali bin Abu Thalib radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Apabila beliau berdiri untuk melaksanakan shalat wajib, beliau bertakbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, beliau melakukan seperti itu apabila selesai membaca surat dan hendak ruku', demikian juga apabila bangkit dari ruku'. Beliau tidak pernah sama sekali mengangkat kedua tangannya ketika mengerjakan shalat dengan posisi duduk. Apabila bangkit dari sujud kedua, beliau mengangkat kedua tangannya lagi sambil mengucapkan takbir. Abu Daud berkata: Dalam hadits Abu Humaid As Sa'idi ketika dia mensifati sifat shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu: "Apabila beliau berdiri dari raka'at kedua, beliau bertakbir sambil mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya, sebagaimana beliau takbir ketika memulai shalat."
Sunan Abu Daud 636: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Nashr bin 'Ashim] dari [Malik bin Al Huwairits] dia berkata: "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir, ruku', dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal) hingga mencapai kedua ujung telinganya."
Sunan Abu Daud 637: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musa bin Marwan] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib yaitu Ibnu Ishaq] sedangkan ma'na haditsnya dari ['Imran] dari [Lahiq] dari [Basyir bin Nahik] dia berkata: [Abu Hurairah] berkata: "Sekiranya aku berada di depan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (sewaktu mengangkat kedua tangan), niscaya ketiak beliau akan terlihat olehku." 'Ubaidullah bin Mu'adz menambahkan: Lahiq berkata: "Tidakkah kamu tahu bahwa dia itu sedang shalat, oleh karena itu dia tidak bisa berada di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Marwan bin Ar Raqi menambahkan: "Yang di maksud ketika beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya."
Sunan Abu Daud 638: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari ['Alqamah] dia berkata: [Abdullah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajari kami shalat, beliau takbir sambil mengangkat kedua tangannya, dan ketika ruku', beliau mencengkramkan kedua tangannya pada kedua lututnya." Kata 'Alqamah: Ternyata hal itu sampai kepada Sa'd, maka dia berkata: "Saudaraku benar, kami memang melakukan hal itu, kemudian kami diperintahkan untuk mengerjakannya yaitu memegang kedua lutut."
Sunan Abu Daud 639: Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari ['Ashim yaitu Ibnu Kuliab] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari ['Alqamah] dia berkata: [Abdullah bin Mas'ud] berkata: "Maukah kalian aku ajarkan bersama kalian shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" lalu dia shalat dan tidak mengangkat kedua tangannya kecuali hanya sekali saja." Abu Daud berkata: "Hadits ini adalah ringkasan dari hadits yang panjang dan di pandang tidak shahih dari redaksi tersebut."
Sunan Abu Daud 640: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin As Shabah Al Bazzaz] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Al Barra`] bahwa: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai mendekati kedua telinganya, dan tidak mengulanginya lagi (hanya sekali). Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Yazid] seperti haditsnya Syarik, namun dia tidak mengatakan: "Dan beliau tidak mengulanginya lagi." Sufyan mengatakan: "Setelah itu dia mengatakan kepada kami: "Dan beliau tidak mengulanginya lagi" ketika berada di Kufah." Abu Daud mengatakan: Hadits ini di riwayatkan pula oleh [Husyaim], [Khalid] dan Ibnu Idris dari [Yazid], namun mereka tidak menyebutkan: "Dan beliau tidak mengulanginya lagi." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah] dan [Khalid bin 'Amru] serta [Abu Hudzaifah] mereka mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dengan isnad seperti ini, katanya: "Beliau mengangkat kedua tangannya di awal kali." sebagian yang lain mengatakan: "Satu kali."
Sunan Abu Daud 641: Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Saudaranya yaitu Isa] dari [Al Hakam] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Al Barra` bin 'Azib] dia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika memulai shalat, kemudian beliau tidak mengangkatnya hingga selesai shalat." Abu Daud mengakata: "Hadits ini tidak shahih."
Sunan Abu Daud 642: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abu Dzi`b] dari [Sa'id bin Sam'an] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah masuk shalat, beliau mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya."
Sunan Abu Daud 643: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Abu Ahmad] dari [Al 'Ala` bin Shalih] dari [Zur'ah bin Abdurrahman] dia berkata: aku mendengar [Ibnu Zubair] berkata: "Meluruskan kedua kaki dan meletakkan tangan (kanan) diatas tangan yang lain (kiri) adalah bagian dari sunnah."
Sunan Abu Daud 644: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakkar bin Ar Rayyan] dari [Husyaim bin Basyir] dari [Al Hajjaj bin Abu Zainab] dari [Abu Utsman An Nahdi] dari [Ibnu Mas'ud] bahwa Dia shalat dengan meletakkan tangan kirinya diatas tangan kanannya, ternyata dia dilihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kontan beliau meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya.
Sunan Abu Daud 645: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Ziyad bin Zaid] dari [Abu Juhaifah] bahwa Ali radliyallahu 'anhu berkata: "Termasuk dari sunnah adalah meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan yang lain di bawah pusar dalam shalat."
Sunan Abu Daud 646: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Qudamah yaitu Ibnu A'yan] dari [Abu Badr] dari [Abu Thalut Abdussalam] dari Ibnu Jarir Ad Dlabbi dari [ayahnya] dia berkata: "Aku melihat tangan kanan Ali radliyallahu 'anhu memegang tangan kirinya pada pergelangannya diatas pusar." Abu Daud berkata: Dan diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair "diatas pusar". Abu Mijlaz mengatakan: "dibawah pusar". Dan di riwayatkan dari Abu Hurairah, namun sanadnya tidak kuat.
Sunan Abu Daud 647: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] dari [Abdurrahman bin Ishaq Al Kuffi] dari [Sayyar Abu Al Hakam] dari [Abu Wa'il] dia berkata: [Abu Hurairah] berkata: "Letakkanlah telapak tangan di atas telapak tangan yang lain di bawah pusar ketika shalat." Abu Daud berkata: "Aku mendengar Ahmad bin Hambal melemahkan Abdurrahman bin Ishak Al Kufi."
Sunan Abu Daud 648: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami [Al Haitsam yaitu Ibnu Humaid] dari [Tsaur] dari [Sulaiman bin Musa] dari [Thawus] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya diatas tangan kiri, kemudian menarik keduanya diatas dada ketika shalat."
Sunan Abu Daud 649: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Abu Salamah] dari [pamannya yaitu Al Majisun bin Abu Salamah] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari ['Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari [Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak mengerjakan shalat, beliau bertakbir kemudian membaca: "WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLI HANIIFAM MUSLIMA WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIN, INNA SHALAATI WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATI LILLAHI RABBIL 'AALAMIN, LAA SYARIIKALAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA AWWALUL MUSLIMIN. ALLAHUMMA ANTAL MALIK LAAILAAHA ILLA ANTA, ANTA RABBI WA ANAA 'ABDUKA DLALAMTU NAFSII WA'TARAFTU BIDZANBII FAGHFIRLII DZUNUUBI JAMII'A INNAHU LAA YAGHFIRUD DZUNUUBA ILLA ANTA WAHDINII LIAHSANIL AHLAAQI LAA YAHDII LI AHSANIHAA ILLA ANTA WASHRIF 'ANNI SAYYI`AHAA LAA YASHRIF SAYYI`AHAA ILLA ANTA. LABBAIKA WA SA'DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA WASS SYARRU LAISA ILAIKA ANA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA." (Aku hadapkan muka-Ku ke hadirat Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan tunduk dan menyerahkan diri, dan tidaklah aku termasuk golongan orang-orang Musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah untuk Allah Penguasa seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan demikian aku di perintah, dan aku adalah dari golongan orang-orang Islam (yang menyerah diri). Ya Allah, Enkau adalah Rabbku dan aku dalah hamba-Mu, aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dan mengakui kesalahanku, maka amnpunilah dosaku semuanya, dan tiadalah yang dapat mengampuni dosaku itu melainkan Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang baik, dan tak ada yang dapat menunjuki kepada akhlak yang terbaik melainkan Engkau. Dan jauhkanlah aku dari akhlak yang tercela, karena tidak ada yang dapat menjauhkanku dari akhlak yang tercela melainkan Engkau, Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku patuhi perintah-Mu, kebaikan seluruhnya berada dalam kekuasaan-Mu, sedangkan kejahatan tidak dapat di pakai untuk mendekatkan diri kepada-Mu. Aku ini hanya dapat hidup dengan-Mu dan akan kembali kepada-Mu, Maha Berkah Engakau dan Maha Tinggi, aku meohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu). Apabila ruku', beliau membaca: "ALLAHUMMA LAKA RAKA'TU WABIKA AAMANTU WALAKA ASLAMTU KHASYA'A LAKA SAM'II WA BASHARII WA MUKHHII WA 'IDZAAMII WA 'ASHABII." (Ya Allah, kepada-Mu lah aku ruku', kepada-Mu lah aku beriman, kepada-Mu lah aku tunduk, dan kepada-Mu lah pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulang belulangku dan urat sarafku tunduk). Apabila i'tidal beliau mengucapkan: "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA WALAKAL HAMDU MIL`US SAMAAWAATI WAL ARDLI WA MIL`U MAA BAINAHUMAA WAMIL`U MAA SYI`TA MIN SYAI`IN BA'DU." (Maha Mendengar Allah terhadap siapa saja yang memuji-Nya, Wahai Rabb kami, hanya bagi Engkau jua segala pujian, sepenuh langit, bumi, dan sepenuh isi langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu). Apabila sujud, beliau mengucapkan: "ALLAHUMMA LAKA SAJADTU WA BIKA AAMANTU WALAKA ASLAMTU, SAJADA WAJHIYA LILLADZII KHALAQAHU WA SHAWWARAHU FA AHSANA SHUURATAHU WA SYAQQA SAM'AHU WA BASHARAHU WA TABAARAKALLAHU AHSANUL KHAALIQIN." (Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, kepada-Mu lah aku beriman, kepada-Mu lah aku tunduk, wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakannya dan membentuknya dengan sebaik-baik bentuk, membuat pendengaran dan penglihatannya, dan Maha Barakah Allah, sebaik-baik pencipta). Apabila selesai salam, beliau mengucapkan: "ALLAHUMMAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHHARTU WAMAA ASRARTU WAMAA A'LANTU WAMAA ASRAFTU WAMAA ANTA A'LAMU BIHI MINNI ANTAL MUQADDIM WAL MU`AKHHIR LAA ILAAHA ILLA ANTA." (Ya Allah, ampunilah daku, dan dosa-dosa yang telah lalu, dosa yang akan datang, dosa yang samar dan dosa yang jelas, serta dosa yang hanya Engkau saja yang mengetahuinya, Engkau lah yang mendahulukan dan mengundurkan, tiada ilah selain Engkau). Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Hasyimi] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrahman bin Abu Az Zinnad] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Abdullah bin Al Fadl bin Rabi'ah bin Al Harits bin Abdul Mutthalib] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari ['Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari [Ali bin Abu Thalib] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa: "Apabila beliau hendak mengerjakan shalat wajib, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, beliau melakukan semacam itu ketika telah usai dari membaca (surat Al Qur'an) yaitu ketika hendak ruku', beliau mengerjakan seperti itu pula ketika bangun dari ruku' (i'tidal), dan beliau tidak pernah mengangkat kedua tangannya waktu duduk dalam shalat, ketika beliau hendak bangkit dari sujud kedua, beliau juga mengangkat kedua tangannya dan bertakbir lalu berdo'a sebagaimana hadits (riwayat) Abdul Aziz. Dalam do'anya terdapat penambahan dan pengurangan, namun tidak menyebutkan: "WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA WAS SYARRU LAISA ILAIKA." pada lafadznya ada tambahan: "Ketika telah selesai, beliau mengucapkan: "ALLAHUMMAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHHARTU WAMAA ASRARTU WAMAA A'LANTU ANTA ILAAHI LAAILAAHA ILLA ANTA." (Ya Allah, ampunilah daku, dan dosa-dosa yang telah lalu, dosa yang akan datang, dosa yang samar dan dosa yang jelas, serta dosa yang hanya Engkau saja yang mengetahuinya, Engkau lah yang mendahulukan dan mengundurkan, tiada ilah selain Engkau). Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Utsman telah menceritakan kepada kami Syuraih bin Yazid telah menceritakan kepadaku Syu'aib bin Abu Hamzah dia berkata: Muhammad bin Al Munkadir, Ibnu Abu Farwah dan yang lain dari fuqaha' Madinah telah berkata kepadaku: "Jika kamu mengucapkan (do'a iftitah) tersebut, maka ucapkanlah "WA ANA MINAL MUSLIMIN yaitu (sebagai pengganti) pada lafadz "WA ANA AWWALUL MUSLIMIN."
Sunan Abu Daud 650: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Hammad] dari [Qatadah], [tsabit] dan [Humaid] dari [Anas bin Malik] bahwa Seorang laki-laki datang untuk menunaikan shalat, sedangkan lafadznya terengah-engah sambil mengucapkan: "ALLAHU AKBAR, AL HAMDU LILLAHI HAMDAN KATSIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI." (Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, baik dan penuh berkah). Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai mengerjakan shalat, beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang mengucapkan beberapa kalimat tadi? Sungguh dia telah mengucapkan kalimat yang tidak di larang." Laki-laki itu menjawab: "Saya wahai Rasulullah, aku datang dengan tergesa-gesa, sehingga nafasku terengah-engah, lalu saya ucapkan do'a seperti tadi." Beliau bersabda: "Sungguh, saya melihat dua belas Malaikat yang masing-masing dari mereka berlomba-lomba untuk mengangkat (kalimat tersebut)." Dalam riwayatnya Humaid menambahkan: "Apabila salah seorang dari kalian datang, hendaknya ia berjalan seperti biasa, lalu mengerjakan shalat sesuai raka'at yang ia dapat, dan mengganti raka'at yang tertinggal."
Sunan Abu Daud 651: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Marzuq] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari ['Ashim Al 'Anazi] dari [Ibnu Jubair bin Muth'im] dari [ayahnya] bahwa Dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, -'Amru mengatakan: Aku tidak tahu shalat apa yang sedang di kerjakan beliau- beliau mengucapkan: "ALLAHU AKBAR KABIIRA, ALLAHU AKBAR KABIIRA, ALLAHU AKBAR KABIIRAW WAL HAMDU LILLAAHI KATSIRA WAL HAMDU LILLAHI KATSIIRA WAL HAMDU LILLAHI KATSIRA WA SUBHAANALLAHI BUKRATA WA ASHIILA -tiga kali- A'UUDZU BILLAHI MINAS SYAITHAANI MIN NAFKHIHI WA NAFTSIHI WA HAMZIHI (Allah Maha Besar sungguh Maha Besar, Allah Maha Besar sungguh Maha Besar, Allah Maha Besar sungguh Maha Besar, dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha suci Allah pada pagi hari dan sore -sebanyak tiga kali- Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan, dari nafkh-nya, nafts-nya serta hamz-nya." Perawi berkata: Nafts adalah syairnya, An Nafkh adalah kesombongannya sedangkan Hamz adalah kegilaan." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Mis'ar] dari Mis'ar dari ['Amru bin Murrah] dari [seorang laki-laki] dari [Nafi' bin Jubair] dari [ayahnya] dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan dalam shalat sunnahnya." kemudian dia menyebutkan hadits yang serupa.
Sunan Abu Daud 652: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubbab] telah mengabarkan kepadaku [Mu'awiyah bin Shalih] telah mengabarkan kepadaku [Azhar bin Sa'id Al Harazi] dari ['Ashim bin Humaid] dia berkata: Aku bertanya kepada [Aisyah]: "Dengan apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai shalat malamnya?" Aisyah menjawab: "Sungguh kamu telah menanyakan kepadaku sesuatu yang belum pernah di tanyakan seseorang sebelummu, apabila beliau mengerjakan (shalat malam) beliau memulai dengan takbir sepuluh kali, memuji Allah sepuluh kali, bertasbih sepuluh kali, lalu beliau mengucapkan: "ALLAHUMMAGHFIRLII WAHDINII WARZUQNII WA'AAFINII" (Ya Allah, ampunilah daku, berilah aku petunjuk, berilah aku rizki dan anugerahkanlah kesehatan padaku), kemudian beliau juga berlindung dari sempitnya kedudukan pada hari Kiamat." Abu Daud mengatakan: Dan di riwayatkan pula oleh [Khalid bin Ma'dan] dari [Rabi'ah Al Jurasyi] dari [Aisyah] seperti hadits di atas.
Sunan Abu Daud 653: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman bin 'Auf] dia berkata: Saya bertanya kepada Aisyah: "Dengan apakah Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a sebagai pembukaan shalat malam?" Aisyah menjawab: "Sebagai pembukaan shalat malamnya, beliau memulai dengan do'a: "ALLAHUMMA RABBA JIBRIIL WA MIIKAAIIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAWAATI WAL ARDLI 'AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA 'IBAADIKA FIIMA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN, IHDINII LIMAKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BI IDZNIKA INNAKA ANTA TAHDI MANTASYAA`U ILAA SHIRAATHIM MUSTAQIIM" (Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika`il dan Israfil yang telah menciptakan langit dan bumi, yang mengetahui hal yang ghaib maupun yang nyata. Engkau lah dzat yang akan mengadili hamba-hamba-Mu mengenai apa yang mereka perselisihkan. Berilah aku petunjuk dengan keizinan-Mu terhadap kebenaran yang diperselisihkan, sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus)." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Abu Nuh Qurad] telah menceritakan kepada kami ['Ikrimah] dengan isnad dan makna yang sama tanpa adanya pengabaran (telah mengabarkan kepada kami), katanya: "Apabila beliau hendak mengerjakan shalat malam, beliau bertakbir dan mengucapkan." Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi dari Malik dia berkata: "Tidak mengapa mengucapkan do'a dalam shalat, apakah di awal shalat, pertengahan ataupun di akhir shalat, baik shalat wajib atau sunnah."
Sunan Abu Daud 654: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nu'aim bin Abdullah Al Mujmir] dari [Ali bi Yahya Az Zuraqi] dari [ayahnya] dari [Rifa'ah bin Rafi' Az Zuraqi] dia berkata: Suatu hari kami pernah shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal), tiba-tiba seorang laki-laki di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan: "ALLAHUMMA RABBANA WALAKAL HAMDU HAMDAN KATSIIRA THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIH" (Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, baik dan penuh berkah)." Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai menunaikan shalat, beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang mengucapkan beberapa kalimat tadi?" laki-laki itu menjawab: "Saya wahai Rasulullah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh aku telah melihat lebih dari tiga puluh malaikat yang berlomba-lomba untuk mencatat kalimat tersebut lebih dulu."
Sunan Abu Daud 655: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak mengerjakan shalat malam, beliau berdo'a: "ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA QAYYAMUS SAMAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA RABBUS SAMAWAATI WAL ARDLI WAMAN FIIHINNA, ANTAL HAQQU WAQAULUKAL HAQQU WAWA'DUKAL HAQQU WA LIQAA-UKA HAQQUN WAL JANNATU HAQQUN WANNAARU HAQQUN, WAS SAA'ATU HAQQUN, ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WABIKA AAMANTU WA'ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WABIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU, FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA AKHKHARTU WA ASRARTU WA A'LANTU ANTA ILAAHI LAA ILAAHA ILLA ANTA" (Ya Allah, hanya untuk Engkau segala pujian, Engkau lah cahaya langit dan bumi, hanya untuk Engkau lah segala pujian, Engkau lah pemelihara langit dan bumi, dan hanya untuk Engkau-lah segala pujian, Engkau Maha pengatur langit dan bumi serta segala isinya, Engkau lah Al Haq, firman-Mu juga Haq, surga itu haq, janji Engkau juga haq, hari kiamat itu haq, Ya Allah, kepada Engkau lah aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku akan kembali, dan aku berjuang bersama-Mu, dan aku berpedoman kepada hukum-hukum-Mu, maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, baik yang samar maupun yang terang, Engkau lah Rabb ku tidak ada ilah selain Engkau)." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Khalid yaitu Ibnu Al Harits] telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Muslim] bahwa [Qais bin Sa'd] telah menceritakan kepadanya, katanya: telah menceritakan kepada kami [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat tahajjud, yaitu setelah mengucapkan "Allahu akbar" beliau biasa mengucapkan do'a." kemudian dia menyebutkan makna haditsnya.
Sunan Abu Daud 656: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Sa'id bin Abdul Jabbar] seperti sanad semisal. Qutaibah berkata: telah menceritakan kepada kami [Rifa'ah bin Yahya bin Abdullah bin Rifa'ah bin Rafi'] dari [paman ayahnya Mu'adz bin Rifa'ah bin Rafi'] dari ayahnya dia berkata: Saya shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Rifa'ah bersin -namun Qutaibah tidak menyebutkan "Rifa'ah"- maka aku mengucapkan: "ALHAMDULILLAAHI HAMDAN KATSIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI MUBAARAKAN 'ALAIHI KAMAA YUHIBBU RABBUNA WAYARDLAA" (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik lagi penuh berkah, seperti yang di cintai dan di ridlai oleh Rabb kami). Selesai shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa tadi yang mengucapkan (do'a) dalam shalat?" Kemudian dia menyebutkan seperti hadits Malik dan yang lebih sempurna dari hadits di atas.
Sunan Abu Daud 657: Telah menceritakan kepada kami [Al 'Abbas bin Abdul 'Adzim] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Syarik] dari ['Ashim bin 'Ubaidullah] dari ['Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah] dari [ayahnya] dia berkata: Seorang pemuda dari Anshar bersin dalam shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia mengucapkan: "ALHAMDULILLAHI HAMDAN KATSIRAN THAYYIBAN MUBARAKAN FIIH HATTA YARDLA RABBUNA WA BA'DA MA YARDLA MIN AMRID DUN-YAA WAL AKHIRAH" (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, lagi penuh berkah. hingga Rabb kami ridla setelah Dia ridla terhadap urusan dunia dan akhirat). Selesai shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?" Pemuda itu terdiam, lalu beliau bertanya lagi: "Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi? Sesungguhnya dia tidak mengatakan sesuatu yang salah!" Maka laki-laki itu menjawab: "Akulah yang mengatakannya wahai Rasulullah! Aku tidak bermaksud kecuali hanya kebaikan." Beliau bersabda: "Tidak ada yang dapat menghalangi kalimat tersebut untuk sampai ke Arsy Ar Rahman Tabaraka wa Ta'ala."
Sunan Abu Daud 658: Telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Mutthahir] telah menceritakan kepada kami [Ja'far] dari [Ali bin Ali Ar Rifa'i] dari [Abu Al Mutawakkil An Naji] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangun untuk shalat malam, beliau bertakbir kemudian mengucapkan: "SUBHAANAKA ALLAHUMMA WABIHAMDIKA WA TABAARAKASMUKA WA TA'AALA JADDUKA WALAA ILAAHA GHAIRAKA" (Maha suci Engkau, ya Allah, aku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu, Maha berkah nama-Mu, Maha luhur keluhuran-Mu dan tidak ada ilah selain Engkau) kemudian membaca: "LAA ILAAHA ILLALLAH" (tidak ada ilah selain Allah) sebanyak tiga kali, kemudian membaca: "ALLAHU AKBAR KABIIRA" (Allah Maha besar benar-benar Maha besar) sebanyak tiga kali -(kemudian membaca):- A'UUDZU BILLAHIS SAMII'IL 'ALIIM MINAS SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMZIHII WA NAFKHIHI WA NAFTSIHI" (Aku berlindung kepada Allah, dzat yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari goda'an setan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya dan syairnya yang jelek) kemudian beliau membaca (surat Al Qur'an). Abu Daud berkata: Mereka (para perawi) mengatakan: Hadits ini dari Ali bin Ali dari Al Hasan secara mursal, dan wahm (keraguan) dari Ja'far.
Sunan Abu Daud 659: Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Harb Al Mula`i] dari [Budail bin Maisarah] dari [Abu Jauza`] dari [Aisyah] dia berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak memulai shalat, beliau mengucapkan: "SUBHANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA WA TABARAKAS-MUKA WA TA'ALA JADDUKA WA LA ILAHA GHAIRAKA" (Maha suci Engkau, ya Allah, aku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu, Maha berkah nama-Mu, Maha luhur keluhuran-Mu dan tidak ada ilah selain Engkau). Abu Daud berkata: Hadits ini tidak masyhur (di kenal) dari Abdullah bin Salam bin Harb, dan tidak ada yang meriwayatkan hadits ini kecuali Thalq bin Ghannam, namun dia telah meriwayatkan hadits tentang kisah shalat dari Budair, sedangkan para pakar hadits tidak menyebutkan sedikitpun hadits seperti ini.
Sunan Abu Daud 660: Telah menceritakan kepada kami [Ya'kub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Yunus] dari [Al Hasan] dia berkata: [Samurah] berkata: "Aku hafal dua tempat diam sejenaknya beliau dalam shalat, pertama ketika imam bertakbir sampai membaca (Al Fatihah) dan diamnya yang kedua apabila selesai membaca surat Al Fatihah dan surat Al Qur'an sebelum ruku'." Al Hasan mengatakan: "Ternyata hal itu di ingkari oleh 'Imran bin Hushain." Kata Al Hasan selanjutnya: "Lantas mereka (orang-orang) menulis surat mengenai hal itu kepada [Ubay] di Madinah, namun Ubay membenarkan Samurah." Abu Daud mengatakan: Demikianlah kata Humaid dalam hadits ini, yaitu: "Diam sejenaknya beliau ketika selesai membaca (surat Al Qur'an)." Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Khallad] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] dari [Asy'ats] dari [Al Hasan] dari [Samurah bin Jundab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau diam sejenak di dua tempat, yaitu: Ketika mulai (shalat, yaitu setelah takbir -pent) dan ketika selesai membaca (surat)." Kemudian perawi menyebutkan makna hadits Yunus.
Sunan Abu Daud 661: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Al Hasan] bahwa Samurah bin Jundab dan 'Imran bin Hushain saling mengingatkan (sesuatu), maka Samurah bin Jundab menceritakan bahwa dirinya hafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua tempat diam sejenaknya beliau (dalam shalat), pertama setelah takbir dan yang satunya ketika selesai dari membaca "GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLAALLIN", Samurah hafal yang demikian itu, namun Imran bin Hushain mengingkarinya, lantas keduanya menulis surat kepada Ubay bin Ka'b, maka Ubay membalas suratnya atau balasan dari surat mereka berdua bahwa Samurah memang telah hafal (dari Nabi).
Sunan Abu Daud 662: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dengan redaksi ini, katanya: dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah] dia berkata: "Dua tempat pemberhentian sejenak yang pernah saya hafal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, (Abdul A'la) mengatakan dalam hadits tersebut, Sa'id berkata: kami berkata kepada Qatadah: "Di manakah dua tempat pemberhentian sejenak tersebut?" jawabnya: "Apabila telah masuk shalat (setelah takbir -pent) dan ketika selesai dari membaca (surat Al Qur'an)." Setelah itu Qatadah mengatakan: "Ketika selesai membaca: "GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALADL DLAALLIN."
Sunan Abu Daud 663: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari ['Umarah]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] dari ['Umarah] sedangkan ma'na haditsnya dari [Abu Zur'ah] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan takbir dalam shalat, maka beliau akan diam sejenak antara takbir dan qira'ah (membaca surat Al Fatihah), maka aku berkata kepadanya: "Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, beritahukanlah kepadaku, apa yang anda baca sewaktu anda diam antara takbir dan membaca Al Fatihah?" beiau menjawab: "ALLAHUMMA BAA'ID BAINI WA BAINA KHATHAAYAYA KAMAA BAA'ATTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB, ALLAHUMMA ANQINII MIN KHATHAAYAAYA KATSTSAUBIL ABYADLI MINAD DANAS, ALLAHUMMAGH SILNII BITSTSALJI WAL MAA`I WAL BARAD" (Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau jauhkan jarak antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah kesalahan-kesalahanku sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran, ya Allah cucilah diriku dengan salju, air dan embun).
Sunan Abu Daud 664: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman, mereka semua memulai bacaannya dengan {ALHAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIN}.
Sunan Abu Daud 665: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Husain Al Mu'allim] dari [Budail bin Maisarah] dari [Abu Al Jauza`] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai shalatnya dengan takbir dan membaca {AL HAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN}, dan apabila hendak ruku', beliau tidak menengadah dan tidak pula terlalu menunduk, akan tetapi pertengahan antara keduanya. Apabila mengangkat kepala dari ruku' (i'tidal), beliau tidak langsung sujud sehingga tubuh beliau berdiri tegap, dan di setiap dua raka'at beliau biasa membaca: "AT TAHIYYAT." Apabila duduk, beliau duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanannya, beliau juga melarang duduknya setan (yaitu duduk di atas tumit) dan melarang menghamparkan kedua telapak tangan dan hasta seperti binatang buas (ketika sujud), beliau menutup shalatnya dengan salam."
Sunan Abu Daud 666: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Al Mukhtar bin Fulful] dia berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tadi telah di turunkan suatu surat kepadaku." Lalu beliau membaca: BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM, {INNAA A'THAINAAKAL KAUTSAR} hingga akhir ayat. Beliau bersabda: "Apakah kalian tahu Al Kautsar?" para sahabat menjawab: "Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Ia adalah sungai di dalam surga yang telah di janjikan oleh Rabbku kepadaku kelak."
Sunan Abu Daud 667: Telah menceritakan kepada kami [Qathn bin Nusair] telah menceritakan kepada kami [Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Humaid Al A'raj Al Makki] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] -kemudian 'Urwah menyebutkan tentang haditsul ifki (berita kebohongan terhadap diri Aisyah)- Aisyah berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dan mengusap wajahnya sambil mengucapkan: "A'UUDZU BILLAHIS-SAMI'IL 'ALIM MINASY-SYAITHANIR RAJIM, {INNAL LADZINA JAA-U BIL IFKI 'USHBATUM MINKUM}" (Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga) (An Nur: 11) Abu Daud berkata: Ini adalah hadits munkar, dan hadits ini juga di riwayatkan oleh beberapa orang dari Az Zuhri, namun mereka tidak menyebutkan perkataan ini sebagai penjelas, dan aku khawatir "isti'adzah" pada redaksi ini dari perkataan Humaid.
Sunan Abu Daud 668: Telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Husyaim] dari ['Auf] dari [Yazid Al Farisi] dia berkata: saya mendengar [Ibnu Abbas] berkata: Aku bertanya kepada Utsman bin 'Affan: "Apa yang menyebabkan kalian sengaja meletakkan surat Bara'ah (At Taubah) padahal dia termasuk dari mi`in (surat yang ayatnya sampai seratus) dan surat Al Anfal padahal dia termasuk dari al matsani (surat yang ayatnya kurang dari seratus) kemudian kalian menyatukan keduanya termasuk dari tujuh surat panjang, dan belum kalian tulis antara keduanya dengan batas "bismillaahir rahmaanir rahim?" Utsman berkata: "Ketika beberapa ayat turun kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau memanggil beberapa orang yang akan menuliskan di sisinya, kemudian beliau bersabda kepadanya: "Letakkan ayat ini dalam surat yang disebutkan di dalamnya begini dan begini!" Ketika turun kepada beliau satu ayat atau dua ayat, maka beliau akan mengatakan seperti itu. Surat Al Anfal termasuk dari surat yang pertama diturunkan di Madinah, sedangkan Bara'ah (At Taubah) termasuk dari surat yang terakhir diturunkan di Madinah, sementara kandungannya mirip dengan kandungan yang ada dalam surat Al Anfal, maka perkiraanku, surat Al Bara'ah bagian dari surat Al Anfal, oleh karena itu aku meletakkan surat tersebut termasuk dari tujuh surat yang panjang, sehingga aku tidak menulis dengan batasan "Bismillahir rahmanir rahim." Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Marwan yaitu Ibnu Mu'awiyah] telah mengabarkan kepada kami 'Auf Al A'Rabiy dari Yazid Al Farisi telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abbas] semakna dengan hadits di atas, dalam hadits tersebut dia mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah wafat, namun beliau belum menjelaskan kepada kami jika surat Al Anfal bagian dari surat Al Bara'ah." Abu Daud berkata: As Sya'bi, Abu Malik, Qatadah dan Tsabit bin 'Umarah mengatakan: "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menulis "Bismillahir rahmaanir rahim" hingga turun surat An Naml, demikian makna dari hadits tersebut.
Sunan Abu Daud 669: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ahmad bin Muhammad Al Marwazi] serta [Ibnu Sarh] mereka mengatakan telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Sa'id bin Jubair] -Qutaibah mengatakan dalam riwayat tersebut- dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengetahui pemisah antar surat hingga diturunkan kepada beliau "Bismillahir Rahmanir Rahim" (dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang)." Lafadz ini dari Ibnu As Sarh.
Sunan Abu Daud 670: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Umar bin Abdul Wahid] dan [Bisr bin Bakr] dari [Al Auza'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [ayahnya] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku hendak memanjangkan (bacaan) ketika aku mengerjakan shalat, lalu aku mendengar tangisan anak kecil, maka aku mempersingkat (bacaan shalat) karena aku tidak ingin memberatkan (hati) ibunya."
Sunan Abu Daud 671: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dan dia mendengarnya dari [Jabir] dia berkata: Mu'adz biasa shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia kembali dan menjadi imam (shalat) bagi kami -di lain kali Jabir mengatakan: Kemudian dia kembali dan menjadi imam (shalat) bagi kaumnya-, pada suatu malam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengakhirkan shalat -di lain kali Jabir mengatakan: shalat Isya'- Mu'adz mengerjakan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kembali (ke kaumnya) menjadi imam (shalat) bagi kaumnya dengan membaca surat Al Baqarah, (karena panjangnya) maka salah seorang laki-laki memisahkan diri dari Jama'ah dan mengerjakan shalat sendirian, hingga di katakan kepadanya: "Kamu telah berbuat nifaq wahai fulan." Laki-laki itu menimpali: "Aku tidak munafiq." Lantas laki-laki itu pergi menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Sesungguhnya Mu'adz biasa mengerjakan shalat bersama anda, kemudian ia kembali (ke kaumnya) dan menjadi imam (shalat) bagi kami, wahai Rasulullah, kami hanya pemilik unta pengangkut air dan kami harus bekerja keras, sesungguhnya dia datang mengimami kami dengan membaca surat Al Baqarah." Maka beliau bersabda: "Wahai Mu'adz, apakah kamu hendak menyebarkan fitnah, apakah kamu hendak menyebarkan fitnah, bacalah surat ini, bacalah surat ini." Abu Zubair mengatakan: "(Cukup) dengan membaca 'sabbihisma rabbikal a'la" dan "wallaili idzaa yaghsyaa." Kemudian aku sebutkan perkara itu kepada 'Amru, maka dia berkata: "Aku telah melihat Jabir telah menyebutkan hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Thalib bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Jabir] dia menceritakan dari [Hazm bin Ubay bin Ka'b] bahwa dia menemui Mu'adz bin Jabal yang sedang mengerjakan shalat Maghrib (menjadi imam) bersama kaumnya." dalam hadits ini perawi mengatakan: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Mu'adz, janganlah kamu menjadi penyebar fitnah, karena yang mengerjakan shalat di belakangmu terdapat orang tua, orang yang lemah, orang yang memiliki keperluan dan musafir."
Sunan Abu Daud 672: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Za`idah] dari [Sulaiman] dari [Abu Shalih] dari [sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] katanya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepada seorang laki-laki: "Bagaimana kamu berdo'a dalam shalat?" laki-laki tersebut menjawab: "Aku membaca tasyahud dan mengucapkan: "ALLAHUMMA INNI AS`ALUKAL JANNATA WA A'UUDZUBIKA MINANNAAR (Ya Allah, aku memohon kepada Engkau surga dan berlindung kepada Engkau dari api neraka). (Ma'af) kami tidak dapat memahami dengan baik gumam anda dan gumam Mu'adz (ketika berdo'a)." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seputar itulah kami bergumam (ketika berdo'a)." Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Habib] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Al Harits] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ajlan] dari ['Ubaidullah bin Miqsam] dari [Jabir] -dia menyebutkan kisahnya Mu'adz- katanya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada seorang pemuda: "Wahai anak saudaraku, apa yang kamu perbuat (baca) ketika mengerjakan shalat?" pemuda itu menjawab: "Aku membaca surat Al Fatihah dan memohon surga-Nya Allah dan berlindung dari api nerakanya Allah, sesungguhnya aku tidak dapat mendengar gumam anda begitu juga dengan gumam Mu'adz." Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku dan Mu'adz (juga berdo'a) seputar dua hal itu atau seperti itu."
Sunan Abu Daud 673: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian mengerjakan shalat dengan orang banyak, maka peringanlah, karena di antara mereka terdapat orang yang lemah, sakit dan lanjut usia, namun apabila dia shalat sendirian, maka ia boleh memanjangkan sesuka hati."
Sunan Abu Daud 674: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Ibnu Musayyib] dan [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian shalat bersama orang banyak, hendaknya ia meringankannya, karena di antara mereka ada orang yang sakit, usia lanjut dan orang yang memiliki keperluan."
Sunan Abu Daud 675: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dari [Bakr yaitu ibnu mudlar] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari ['Umar bin Hakam] dari [Abdullah bin 'Anamah Al Muzanni] dari ['Ammar bin Yasir] dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang yang benar-benar mengerjakan shalat, namun pahala shalat yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh (dari) shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepetujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja."
Sunan Abu Daud 676: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Qais bin Sa'd] dan ['Umarah bin Maimun] serta [Habib] dari ['Atha` bin Abu Rabah] bahwa [Abu Hurairah] berkata: "Di dalam shalat itu ada yang di baca, dan apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami, maka kami pun akan perdengarkan kepada kalian, dan apa yang beliau samarkan (dalam bacaan) kepada kami, maka kami pun akan menyamarkan kepada kalian."
Sunan Abu Daud 677: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam bin Abu Abdullah], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Al Hajjaj] -dan ini adalah lafadh hadits darinya- dari [Yahya] dari [Abdullah bin Abu Qatadah], berkata [Ibnu Al Mutsanna] dan [Abu Salamah], kemudian keduanya sepakat dari Abu Qatadah dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat mengimami kami, beliau membaca Al Fatihah dan dua surat pada dua raka'at pertama dalam shalat Dhuhur dan Ashar. Kadang-kadang beliau memperdengarkan bacaan ayat kepada kami, dan biasanya beliau memanjangkan raka'at pertama pada shalat Dhuhur dan memperpendek pada raka'at keduanya, begitu juga pada waktu shalat subuh." Abu Daud berkata: Musaddad tidak menyebutkan Al Fatihah dan surat. Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] dan [Aban bin Yazid Al 'Atthar] dari [Yahya] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [ayahnya] dengan menambahkan pada sebagian hadits ini: "Pada dua raka'at terakhir dengan membaca Al Fatihah" Dan dia menambahkan dari Hammam katanya: "Dan beliau memanjangkan berdirinya pada raka'at pertama, tidak sepanjang pada raka'at kedua, demikian juga pada shalat Ashar dan shalat subuh". Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Yahya] dari [Abdullah bin Abu Qatadah] dari [ayahnya] dia berkata: "Hingga kami menyangka beliau memanjangkan bacaannya karena ingin menunggu supaya orang-orang mendapatkan raka'at pertama."
Sunan Abu Daud 678: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] dari [Al A'masy] dari ['Umarah bin 'Umair] dari [Abu Ma'mar] dia berkata: Kami bertanya kepada [Khabbab]: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (surat al Fatihah) dalam shalat Dhuhur dan Ashar?" jawabnya: "Ya, benar." Kami bertanya: "Dengan apa kalian mengetahuinya?" jawabnya: "Dengan gerakan jenggot beliau."
Sunan Abu Daud 679: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] dari [seorang laki-laki] dari [Abdullah bin Abu Aufa] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri pada raka'at pertama dalam shalat Dhuhur hingga tidak terdengar suara pijakan kaki.
Sunan Abu Daud 680: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Muhammad bin 'Ubaidullah Abu 'Aun] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: Umar berkata kepada Sa'd: "Orang-orang mengadukan segala sesuatu kepadamu sampai dalam masalah shalat." Sa'd menjawab: "Aku suka memanjangkan shalatku pada dua raka'at pertama dan memendekkannya pada dua raka'at yang terakhir, aku tidak akan mengurangi sedikitpun apa yang telah aku dapatkan dari tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Umar berkata: "Demikianlah dugaan saya tentang dirimu."
Sunan Abu Daud 681: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad yaitu An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Manshur] dari [Al Walid bin Muslim Al Hujaimi] dari [Abu As Shiddiq An Najji] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: "Kami pernah memperkirakan berapa lama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri ketika shalat Dhuhur dan Ashar, yaitu perkiraan kami pada dua raka'at pertama shalat Dhuhur seperti lamanya membaca kira-kira tiga puluh ayat, seperti membaca: "Alif Lam Mim Tanziilul (surat as Sajadah), dan kami memperkirakan lama berdiri beliau pada dua raka'at terakhir, seperti setengah dari dua raka'at yang pertama. Lalu kami memperkirakan lama berdiri beliau dalam dua raka'at pertama shalat Ashar, sama dengan lama berdiri beliau dalam dua raka'at terakhir shalat Dhuhur, dan kami memperkirakan lama berdiri beliau dalam dua raka'at yang terakhir dalam shalat Ashar seperti separuh dari lamanya pada dua raka'at pertama."
Sunan Abu Daud 682: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] bahwa Pada waktu shalat Dhuhur dan Ashar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (surat) "WAS SAMAA`I WAT THAARIQ dan WAS SAMAA`I DZAATIL BURUUJ serta surat-surat seperti itu."
Sunan Abu Daud 683: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Simak] dia mendengar [Jabir bin Samurah] berkata: "Apabila matahari telah condong ke barat, beliau melaksanakan shalat Dhuhur dan membaca (surat) seperti surat WALLAILI IDZAA YAGHSYAA, demikian juga dalam shalat-shalat yang lain kecuali shalat subuh, beliau memanjangkan bacaannya."
Sunan Abu Daud 684: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] dan [Yazid bin Harun] serta [Husyaim] dari [Sulaiman At Taimi] dari [Umayyah] dari [Abu Mijlas] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sujud pada waktu shalat Dhuhur, kemudian beliau berdiri (dari sujud) lalu ruku', maka kami mengetahui bahwa beliau membaca surat As Sajdah." Ibnu Isa mengatakan: "Umayyah tidak menyebutkan seorang pun kecuali hanya menyebutkan Mu'tamir."
Sunan Abu Daud 685: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Musa bin Salim] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Ubaidullah] dia berkata: Aku menemui Ibnu Abbas ketika dia berada di tengah-tengah pemuda Bani Hasyim, lalu kami berkata kepada seorang pemuda di antara kami: "Tanyakanlah kepada Ibnu Abbas, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (surat) dalam shalat Dhuhur dan Ashar?" Ibnu Abbas menjawab: "Tidak, tidak membaca." Maka dikatakan kepadanya lagi: "Barangkali dia membaca dalam hati." Maka Ibnu Abbas berkata: "Sungguh ini lebih jelek dari (dugaan) yang pertama, beliau adalah seorang hamba yang di perintahkan untuk menyampaikan apa yang di tugaskan kepada beliau, beliau tidak pernah mengistimewakan kami dengan sesuatu pun di banding orang lain, kecuali tiga perkara, beliau memerintahkan kami untuk menyempurnakan wudlu`, kami tidak boleh makan uang zakat dan tidak boleh menjadikan keledai untuk menjantani kuda."
Sunan Abu Daud 686: Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Aku tidak tahu, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca (surat Al Qur'an) pada waktu shalat Dluhur dan Ashar ataukah tidak."
Sunan Abu Daud 687: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Ummu Fadl binti Al Harits mendengarnya ketika dia membaca surat "WAL MURSALAATI 'URFAA" maka Ummu Fadl berkata: "Wahai anakku, kamu telah mengingatkanku dengan bacaan suratmu itu, yaitu akhir bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah aku dengar pada shalat Maghrib."
Sunan Abu Daud 688: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Muhammad bin Jubair bin Muth'im] dari [ayahnya] bahwa dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat At Thur pada waktu shalat Maghrib."
Sunan Abu Daud 689: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Abu Mulaikah] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Marwan bin Al Hakam] dia berkata: [Zaid bin Tsabit] berkata kepadaku: "Kenapa anda biasa membaca surat-surat pendek pada saat shalat Maghrib? Padahal aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca dua surat panjang dari surat-surat panjang dalam shalat Maghrib?" Ibnu Abu Mulaikah berkata: Kataku: "Apakah dua surat panjang dari surat-surat panjang tersebut?" Urwah menjawab: "Yaitu Al A'raf dan Al An'am." Ibnu Juraij berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abu Mulaikah, lalu menurut dirinya adalah surat Al Maidah dan Al A'raf."
Sunan Abu Daud 690: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] bahwa Dalam shalat Maghrib ayahnya (Urwah) biasa membaca (surat) sebatas kalian membaca surat "WAL 'ADIYAT" dan surat semisalnya. Abu Daud berkata: Ini menunjukkan bahwa hadits yang diatas terhapus, sedangkan hadits ini lebih shahih.
Sunan Abu Daud 691: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id As Sarkhasi] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dia berkata: saya mendengar [Muhammad bin Ishaq] menceritakan dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa dia berkata: "Tidak ada suatu surat yang pendek ataupun yang panjang melainkan aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacanya ketika mengimami orang-orang dalam shalat wajib."
Sunan Abu Daud 692: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Qurrah] dari [An Nazal bin 'Ammar] dari [Abu Utsman An Nahdi] bahwa Dia shalat Maghrib di belakang Ibnu Mas'ud, maka Ibnu Mas'ud membaca surat Al Ikhlash "Qul Huwallahu Ahad."
Sunan Abu Daud 693: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dari [Ibnu Abu Hilal] dari [Mu'adz bin Abdullah Al Juhani] bahwa [Seseorang laki-laki dari Juhainah] memberitahukan kepadanya bahwa dirinya telah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat subuh "IDZA ZULZILATIL ARDHU ZILZALAHA" di kedua rakaatnya, aku tidak tahu apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lupa ataukah beliau memang sengaja."
Sunan Abu Daud 694: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi] telah mengabarkan kepada kami [Isa yaitu Ibnu Yunus] dari [Isma'il] dari [Asbagh bekas budak 'Amru bin Huraits] dari Amru bin Huraits dia berkata: Pada waktu shalat shubuh, seakan-akan aku mendengar suara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: "FALAA UQSIMU BIL KHUNNAS, AL JAWAARIL KUNNAS." (At Takwir)
Sunan Abu Daud 695: Telah menceritakan kepada kami [Abu Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id] dia berkata: "Kami di perintahkan untuk membaca surat Al Fatihah dan surat yang mudah (kami baca)."
Sunan Abu Daud 696: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi] telah mengabarkan kepada kami [Isa] dari [Ja'far bin Maimun Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Abu Utsman An Nahdi] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Keluarlah dan serukan di (penjuru) Madinah bahwa tidak sah shalat seseorang, kecuali dengan bacaan Al Quran sekalipun Fatihatul Kitab (Al Fatihah) dan selebihnya."
Sunan Abu Daud 697: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ja'far] dari [Abu Utsman] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkanku supaya aku menyerukan bahwa tidak sah shalat seseorang kecuali dengan membaca Al Fatihah dan selebihnya."
Sunan Abu Daud 698: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] bahwa dia mendengar [Abu As Sa`ib bekas budak Hisyam bin Zahrah] berkata: saya mendengar [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur'an (Al Fatihah) maka shalatnya kurang, kurang, kurang dan tidak sempurna."
Sunan Abu Daud 699: Abu As Sa'ib berkata: Aku berkata: "Wahai Abu Hurairah, terkadang aku (shalat) berada di belakang imam." Abu As Sa'ib berkata: Lalu Abu Hurairah memegang hastaku seraya berkata: Bacalah dengan suara lirih wahai Farisi, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: "Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku setengah-setengah, setengahnya untuk-Ku dan setengahnya lagi untuk hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa yang ia mohon." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bacalah oleh kalian, (ketika) hamba itu membaca: {Al hamdu lillaahi rabbiil 'aalamin} Allah Azza wa Jalla akan menjawab: "Hamba-Ku telah memuji-Ku." (ketika) seorang hamba membaca: {Ar Rahmaanir rahiim} Allah Azza wa Jalla berfirman: "Hamba-Ku telah menyanjung-Ku." (ketika) seorang hamba membaca: {Maaliki yaumid diin} Allah Azza wa Jalla berfirman: "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku." (ketika) seorang hamba membaca: {Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin} Allah Azza wa Jalla berfirman: "Inilah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, sedangkan bagi hamba-Ku apa yang di mintanya." (ketika) seorang hamba membaca: {Ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdluubi 'alaihim waladl dlaalliin.} Allah Azza wa Jalla berfirman: "Inilah bagian dari hamba-Ku, dan baginya apa yang di minta."
Sunan Abu Daud 700: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ibnu Sarh] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Ubadah bin As Shamit] yang sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (sabdanya): "Tidak sah shalat bagi siapa yang tidak membaca fatihatul kitab (surat Al Fatihah) dan selebihnya." Sufyan berkata: "Bagi siapa yang shalat sendirian."
Sunan Abu Daud 701: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Makhul] dari [Mahmud bin Ar Rabi'] dari ['Ubadah bin As Shamit] dia berkata: "Kami shalat shubuh di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sepertinya bacaan beliau terasa berat. Seusai shalat, beliau bersabda: "Sepengetahuanku, kalian membaca di belakang imam kalian." Mereka menjawab: "Ya, wahai Rasulullah! (hingga) Kami menyusul bacaanmu dengan cepat." Beliau bersabda: "Jangan kalian lakukan kecuali Fatihatul Kitab (Al Fatihah) karena tidak sah shalat seseorang yang tidak membacanya."
Sunan Abu Daud 702: Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi'ah' bin Sulaiman Al Azdi] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Haitsam bin Humaid] telah mengabarkan kepadaku [Zaid bin Waqid] dari [Makhul] dari [Nafi' bin Mahmud bin Ar Rabi'ah' Al Anshari], Nafi' berkata: 'Ubadah bin Ash Shamit terlambat dari shalat shubuh, maka Abu Nu'aim seorang Mu'adzin mengumandangkan adzan untuk shalat, lalu Abu Nu'aim mengimami shalat orang banyak, tidak lama kemudian Ubadah datang bersamaku hingga kami mengambil shaf di belakang Abu Nu'aim, sedangkan Abu Nu'aim mengeraskan bacaannya, sementara 'Ubadah membaca Al Fatihah. Ketika shalat selesai, aku bertanya kepada 'Ubadah: "Aku mendengar kamu membaca Al Fatihah ketika Abu Nu'aim mengeraskan bacaannya." Dia menjawab: "Ya, kami juga pernah melakukan ketika shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di sebagian shalat yang bacaannya di keraskan." Katanya melanjutkan: "Hingga bacaannya bercampur, selepas shalat, beliau menghadap kami sambil bersabda: "Apakah kalian juga ikut membaca ketika aku mengeraskan bacaanku?" sebagian kami menjawab: "Kami melakukan hal itu." Beliau bersabda: "Oleh karenanya aku berkata (dalam hati), kenapa ada yang membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?, janganlah kalian membaca sesuatu pun ketika aku mengeraskan bacaan, kecuali bacaan Al Fatihah." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Sahl Ar Ramli] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Ibnu Jabir] dan [Sa'id bin Abdul Aziz] dan [Abdullah bin Al 'Ala`] dari [Makhul] dari ['Ubadah] seperti haditsnya Ar Rabi'ah' bin Sulaiman, mereka berkata: "Makhul biasa membaca Al Fatihah dengan suara lirih pada waktu shalat Maghrib, Isya' dan Shubuh, di setiap raka'atnya. Kata Makhul: "Bacalah Al Fatihah dengan suara lirih (pelan) ketika imam mengeraskan bacaannya ketika berhenti dari membaca Al Fatihah, apabila imam tidak berhenti (diam), maka bacalah sebelum imam membaca atau membaca bersamanya atau setelah imam membacanya, yang penting, janganlah kamu meninggalkannya (tidak membaca Al Fatihah)."
Sunan Abu Daud 703: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Ibnu Ukaimah Al Laitsi] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai dari shalat yang di baca Jahr (jelas), lalu beliau bersabda: "Apakah ada seseorang yang membaca (ayat) bersamaku tadi?" seorang laki-laki berkata: "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sungguh, aku berkata (dalam hati) kenapa ia membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?" Az Zuhri berkata: "Seketika itu orang-orang yang membaca bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat-shalat yang di baca keras pun berhenti, setelah mendengar hal itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Abu Daud berkata: "Hadits Ibnu Ukaimah ini juga telah di riwayatkan pula oleh [Ma'mar] dan [Yunus] serta [Usamah bin Zaid] dari [Az Zuhri] dengan makna haditsnya Malik. Telah menceritakan kepada kami [Musaddad], [Ahmad bin Muhammad Al Marwazi], [Muhammad bin Ahmad bin Abu Khalaf], [Abdullah bin Muhammad Az Zuhri] dan [Ibnu Sarh], mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] saya mendengar [Ibnu Ukaimah] menceritakan kepada Sa'id bin Musayyib katanya: saya mendengar [Abu Hurairah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat bersama kami -kami mengira shalat tersebut adalah shalat shubuh- semakna dengan hadits di atas, sampai pada sabdanya: "Kenapa ia membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?" Musaddad berkata dalam haditsnya: Ma'mar mengatakan: "Seketika itu orang-orang berhenti dari membaca dalam shalat yang bacaannya di baca jahr (jelas, keras) oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Ibnu As Sarh mengatakan dalam haditsnya: Ma'mar berkata dari Az Zuhri, Abu Hurairah berkata: "Orang-orang pun berhenti." Sedangkan Abdullah bin Muhammad Az Zuhri di antara mereka juga Sufyan berkata: lalu Az Zuhri mengatakan suatu perkataan yang tidak aku dengar." Ma'mar mengatakan: Bahwa az Zuhri mengatakan: "Orang-orang berhenti." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini juga di riwayatkan [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dan haditsnya berhenti sampai sabdanya: "Kenapa ia membaca bersamaku dan mendahuluiku dalam membaca Al Qur'an?" Dan di riwayatkan pula oleh [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dia mengatakan dalam masalah itu: "Maka kaum Muslimin pun mengambil pelajaran dari hal itu, sehingga mereka tidak lagi membaca bersama Beliau dalam shalat yang bacaannya di baca jahr." Abu Daud mengatakan: "Saya mendengar Muhammad bin Yahya bin Faris berkata: "Mengenai perkataannya "Orang-orang pun berhenti" merupakan perkataan Az Zuhri."
Sunan Abu Daud 704: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir Al 'Abdi] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] sedangkan ma'na haditsnya dari [Qatadah] dari [Zurarah] dari ['Imran bin Hushain] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuhur, tiba-tiba seorang laki-laki datang sambil membaca "Sabbihisma rabbikal a'la." di belakang beliau, ketika selesai shalat, beliau bersabda: "Siapakah tadi yang membaca (surat)?" para sahabat menjawab: "Laki-laki ini." beliau bersabda: "Sungguh aku telah mengetahui, bahwa sebagian dari kalian telah mengalahkan bacaanku." Abu Daud berkata: Al Walid berkata dalam haditsnya, Syu'bah berkata: Aku berkata kepada Qatadah: Tidakkah perkataannya Sa'id: "Diamlah (untuk mendengarkan) bacaan Al Qur'an (imam)." Qatadah berkata: "Hal itu jika (imam) mengeraskan bacaannya." Ibnu Katsir berkata dalam haditsnya: dia berkata: kataku kepada Qatadah: "Sepertinya beliau hanya membenci." Qatadah menimpali: "Jika beliau membencinya, berarti beliau melarang yang demikian."
Sunan Abu Daud 705: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Zurarah] dari ['Imran bin Hushain] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Dhuhur bersama mereka, setelah selesai shalat beliau bersabda: "Siapakah di antara kalian yang membaca "sabbihisma rabbikal a'la?" maka laki-laki itu menjawab: "Saya." Beliau bersabda: "Aku tahu, bahwa sebagian dari kalian telah mengalahkan bacaanku."
Sunan Abu Daud 706: Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Humaid Al A'raj] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami, ketika itu kami sedang membaca Al Qur'an, sedangkan di antara kami ada seorang arab Badui dan orang Asing, maka beliau bersabda: "Bacalah oleh kalian dengan bacaan yang baik, akan datang suatu kaum yang membaca dengan melurus-luruskannya (benar) sebagaimana anak panah di luruskan, namun mereka hanyalah mengharap-harap balasan yang disegerakan (materi-duniawi) dan mereka tidak mengharap pahala yang ditangguhkan (di akhirat)."
Sunan Abu Daud 707: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dan [Ibnu Lahi'ah] dari [Bakr bin Sawadah] dari [Wafa' bin Syuraikh Ash Shadafi] dari [Sahl bin Sa'ad As Sa'idi] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami, sementara kami sedang membaca Al Qur'an, maka beliau bersabda: "Segala puji bagi Allah kitab Allah hanya satu, padahal di antara kalian ada bangsa yang berkulit merah, putih dan hitam, bacalah Al Qur'an tersebut, sebelum di baca oleh suatu kaum, mereka membacanya dengan lurus sebagaimana meluruskan anak panah, mereka mengharap pahalanya yang disegerakan di dunia, dan tidak mengharap pahala yang ditangguhkan di akhirat."
Sunan Abu Daud 708: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki' bin Al Jarrah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan Ats Tsauri] dari [Abu Khalid Ad Dalani] dari [Ibrahim As Saksaki] dari [Abdullah bin Abu Aufa] dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seraya berkata: "Sesungguhnya aku tidak dapat mempelajari Al Qur'an sedikit pun, maka ajarilah aku sesuatu yang dapat memadai untukku sebagai gantinya." Beliau bersabda: "Ucapkanlah: "SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAH WALAA ILAAHA ILLALLAH WALLAAHU AKBAR WALAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYIL 'ADHIIM" (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah yang hak kecuali Allah dan Allah Maha besar, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung). Laki-laki itu berkata: "Wahai Rasulullah, ungkapan ini untuk Allah azza wa jalla, lantas (ungkapan) manakah yang untuk saya?" beliau bersabda: "Katakanlah: "ALLAHUMMARHAMNII WARZUQNII WA'AAFINII WAHDINII (Ya Allah, rahmatilah aku, berilah aku rizki, kesejahteraan, dan petunjuk." Ketika orang itu berdiri (shalat), maka dia memberi isyarat dengan tangannya seperti ini (yaitu membaca sambil menghitungnya) maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang ini tangannya telah di penuhi dengan kebaikan."
Sunan Abu Daud 709: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'] telah mengabarkan kepada kami [Abu Ishaq yaitu Al Fazari] dari [Humaid] dari [Al Hasan] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: "Kami shalat sunnah dengan membaca do'a baik ketika berdiri ataupun duduk, dan kami mengucapkan tasbih pada waktu ruku' dan sujud." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Humaid] seperti hadits tersebut dengan tidak menyebutkan shalat sunnah. Humiad berkata: "Al Hasan membaca Al Fatihah dalam shalat Dhuhur dan Ashar baik ketika menjadi Imam atau di belakang imam dan bertasbih, bertakbir, serta bertahlil sepanjang membaca surat Qaaf dan Adz Dzariyat."
Sunan Abu Daud 710: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ghailan bin Jarir] dari [Mutharif] dia berkata: "Aku dan Imran bin Hushain shalat di belakang Ali bin Abu Thalib radliyallahu 'anhu, dia bertakbir ketika sujud, ruku' dan bangkit dari raka'at kedua. Ketika kami selesai melaksanakan shalat, Imran bin Hushain memegang tanganku dan berkata: "Sungguh sebelum ini, dia juga melaksanakan shalat seperti ini -atau dia berkata- sungguh dia telah melaksanakan shalat bersama kami seperti ini sebelumnya, maksudnya seperti shalatnya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 711: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Ubay] dan [Baqiyah] dari [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Bakar bin Abdurrahman] dan [Abu Salamah] bahwa [Abu Hurairah] selalu bertakbir di setiap shalat wajib maupun shalat sunnah, dia bertakbir ketika berdiri, bertakbir ketika ruku' kemudian mengucapkan: "SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH" Lalu mengucapkan: "RABBANA WALAKAL HAMDU" (wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian) yaitu sebelum sujud, setelah itu dia mengucapkan: "Allahu akbar" ketika tersungkur sujud, bertakbir ketika bangun dari sujud, bertakbir ketika sujud (kedua), bertakbir ketika bangun dari sujud, bertakbir ketika bangun dari duduknya pada raka'at kedua, yang demikian itu dilakukannya pada setiap raka'at hingga selesai shalat. Seusai shalat dia mengucapkan: "Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya shalatku lah yang paling menyerupai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Sesungguhnya shalat yang seperti ini merupakan shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga beliau meninggal dunia." Abu Daud berkata: "Ini adalah perkataan terakhir yang di jadikan oleh [Malik] dan [Zubaidi] serta yang lain sebagai (perkataannya) Az Zuhri dari [Ali bin Husain] yang di sepakati oleh [Abdul A'la] dari [Ma'mar Syu'aib bin Abu Hamzah] dari Az Zuhri.
Sunan Abu Daud 712: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dan [Ibnu Al Mutsanna] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hasan bin 'Imran] dia berkata: Ibnu Basyar As Syami berkata: Abu Daud Abu Abdullah Al 'Asqalani berkata dari [Ibnu Abdurrahman bin Abza] dari [ayahnya] bahwa Dia shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau tidak menyempurnakan takbir. Abu Daud mengatakan: maknanya: "Apabila mengangkat kepalanya dari ruku' (I'tidal) dan hendak sujud, maka beliau tidak bertakbir, begitu juga ketika bangkit dari sujud, beliau tidak bertakbir."
Sunan Abu Daud 713: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Husain bin Isa] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Syarik] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata: Saya melihat apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, beliau meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan apabila bangkit, beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Juhadah] dari [Abdul Jabbar bin Wa`il] dari [ayahnya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian dia melanjutkan hadits tentang shalat. katanya: "Ketika beliau sujud, beliau meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua telapak tangannya." Hammam mengatakan: telah menceritakan kepadaku [Syaqiq] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits ini. Sedangkan dalam hadits salah satu dari keduanya (Muhammad bin Juhadah dan Syaqiq) yang lebih tahu daripadaku adalah hadits yang (diriwayatkan) oleh Muhammad bin Juhadah: "Apabila beliau bangkit, maka beliau bangkit dengan menumpu kedua lututnya dengan bersandarkan pada kedua pahanya."
Sunan Abu Daud 714: Telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Hasan] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian sujud, maka janganlah menderum sebagaimana unta menderum, akan tetapi hendaknya ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya."
Sunan Abu Daud 715: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Nafi'] dari [Muhammad bin Abdullah bin Hasan] dari [Abu Az Zinnad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Apakah) salah seorang dari kalian sengaja dalam shalatnya menderum sebagaimana unta menderum (ketika hendak sujud -pent)?"
Sunan Abu Daud 716: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il yaitu Ibnu Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dia berkata: [Abu Sulaiman Malik bin Al Huraits] datang menemui kami di masjid, dia berkata: "Demi Allah, sungguh aku akan mengerjakan shalat bersama kalian, sebenarnya aku tidak bermaksud untuk shalat (bersama kalian), namun aku hendak memperlihatkan kepada kalian bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat." Abu Ayyub berkata: Kataku kepada Abu Qilabah: "Bagaimana dia (Malik) mengerjakan shalat?" jawabnya: "Seperti cara shalatnya syaikh kita yaitu 'Amru bin Salamah, imam mereka. Abu Qilabah menyebutkan: "Apabila Malik bin Huwairits bangkit dari sujud terakhir pada raka'at pertama, dia duduk sesaat kemudian berdiri."
Sunan Abu Daud 717: Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dia berkata: [Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits] datang ke masjid kami seraya berkata: "Sesungguhnya aku akan shalat, dan sebenarnya aku tidak bermaksud untuk shalat (bersama kalian), akan tetapi aku hendak memperlihatkan kepada kalian bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat." Abu Qilabah berkata: "Maka (Malik) duduk sejenak di raka'at pertama setelah mengangkat kepala dari sujud kedua."
Sunan Abu Daud 718: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Khalid] dari [Abu Qilabah] dari [Malik bin Al Huwairits] bahwa Dia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika mengerjakan shalat witir, beliau tidak bangkit hingga beliau benar-benar dalam keadaan duduk sejenak."
Sunan Abu Daud 719: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abu Az Zubair] bahwa dia mendengar [Thawus] berkata: Kami bertanya kepada [Ibnu Abbas] mengenai duduk iq'a (duduk bersimpuh) di atas kedua tumit di antara sujud." Ibnu Abbas menjawab: "Itu termasuk sunnah." Kata Thawus: kami berkata: "Sesungguhnya kami melihatnya kurang sopan." Ibnu Abbas menjawab: "Itu adalah sunnah Nabimu shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 720: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dan [Abu Mu'awiyah], [Waki'], dan [Muhammad bin 'Ubaid] semuanya dari [Al A'masy] dari ['Ubaid bin Al Hasan] dia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Abu Aufa] berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dari ruku' (i'tidal) beliau mengucapkan: "SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH, ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU MIL`US SAMAAWATI WAMIL`UL ARDLI WAMIL`U MAASYI`TA MIN SYAI`IN BA'DU (Maha mendengar Allah kepada siapa saja yang memuji-Nya, Ya Allah Rabb kami, hanya untuk Engkau lah segala pujian sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki)." Abu Daud mengatakan: Setelah itu [Sufyan Ats Tsauri] dan [Syu'bah bin Al Hajjaj] mengatakan dari ['Ubaid Abu Al Hasan], tanpa menyebutkan: "Setelah ruku'." Abu Daud mengatakan: Sedangkan (hadits) yang telah di riwayatkan [Syu'bah] dari [Abu 'Ishmah] dari [Al A'masy] dari ['Ubaid] dia berkata: "Setelah ruku'."
Sunan Abu Daud 721: Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal bin Al Fadl Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Al Walid]. dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abu Mushir]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Bakr]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Mush'ab] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] semuanya dari [Sa'id bin Abdul Aziz] dari ['Athiyah bin Qais] dari [Qaza'ah bin Yahya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan: "Sami'allaahu liman hamidah" maka beliau melanjutkan dengan "RABBANAA LAKAL HAMDU MIL`US SAMAA`I -Mu`ammil mengatakan: MIL`US SAMAWAATI- WAMIL`UL ARDLI WAMIL`U MAASYI`TA MIN SYAI`IN BA'DU AHLUTS TSANAA`I WAL MAJDI AHAQQU MAA QAALAL 'ABDU WA KULLANAA MAA QAALAL 'ABDU WA KULLANAA LAKAL 'ABDU LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA (Ya Allah Rabb kami, hanya untuk Engkau lah segala pujian sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki, wahai Allah yang berhak menerima sanjungan dan kehormatan, Ucapan yang paling pantas di ucapkan oleh seorang hamba, dan kami semua adalah hamba-Mu, tak seorang pun yang dapat melarang apa yang telah Engkau berikan)." -Mahmud menambahkan- WALAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA (begitu pula tak seorang pun yang dapat memberikan apa yang Engkau cegah)." -kemudian riwayat mereka bersambung lagi- WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (dan sekali-kali tidak bermanfa'at bagi orang yang mempunyai kebesaran, dari Engkau lah kebesaran itu)." Bisyr mengatakan: "RABBANAA LAKAL HAMDU" (Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian) tidak menyebutkan: "ALLAHUMMA." Begitu juga dalam riwayatnya Mahmud, dia tidak mengatakan: "ALLAHUMMA" namun hanya mengatakan: "RABBANAA WA LAKAL HAMDU."
Sunan Abu Daud 722: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Sumayyi] dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila imam mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" maka ucapkanlah oleh kalian: "ALLAHUMMA RABBANA LAKAL HAMDU" (Ya Allah Rabb kami, hanya untuk Engkau lah segala pujian), barangsiapa ucapannya bersamaan dengan ucapan Mala'ikat, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan terampuni."
Sunan Abu Daud 723: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Asbath] dari [Mutharrif] dari ['Amir] dia berkata: "Makmum tidak mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" dibelakang imam, akan tetapi hendaknya ia mengucapkan "Rabbana lakal hamdu" (Wahai Rabb kami, hanya untuk Engkau lah segala pujian).
Sunan Abu Daud 724: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mas'ud] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Khubbab] telah menceritakan kepada kami [Kamil Abu Al 'Ala`] telah menceritakan kepadaku [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan diantara dua sujudnya "ALLAHUMMAGHFIR LI WARHAMNI WA'AFINI WAHDINI WARZUQNI" (ya Allah anugerahkanlah untukku ampunan, rahmat, kesejahteraan, petunjuk dan rizki).
Sunan Abu Daud 725: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutawakkil Al 'Asqalani] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah memberitakan kepada kami [Ma'mar] dari [Abdullah bin Muslim saudaranya Az Zuhri] dari [Bekas budaknya Asma` binti Abu Bakar] dari Asma` binti Abu Bakar dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa di antara kalian (para wanita) beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah mengangkat kepalanya terlebih dahulu sehingga kaum laki-laki mengangkat kepala mereka, karena di khawatirkan mereka melihat aurat kaum laki-laki."
Sunan Abu Daud 726: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Al Barra`] bahwa Lama sujud, ruku' dan duduk di antara dua sujudnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hampir sama.
Sunan Abu Daud 727: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dan [Humaid] dari [Anas bin Malik] dia berkata: Aku tidak pernah shalat di belakang seseorang yang paling singkat dan paling sempurna shalatnya daripada shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah" beliau berdiri (agak lama) sampai kami menyangka beliau lupa, kemudian beliau bertakbir dan sujud, beliau duduk di antara dua sujud sehingga kami menyangka bahwa beliau lupa.
Sunan Abu Daud 728: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Kamil], hadits riwayat mereka berdua saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Hilal bin Abu Humaid] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [Al Barra` bin 'Azib] dia berkata: "Aku memperhatikan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam -Abu Kamil mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam"- ketika beliau shalat, maka aku mendapati (lama) berdirinya seperti ketika ruku', dan sujudnya, dan aku dapati i'tidal dari ruku' sujud dan duduk di antara dua sujud serta duduk beliau antara salam dan selesai shalat hampir sama lamanya." Abu Daud mengatakan: Musaddad mengatakan: "Maka ruku'nya, i'tidal beliau antara dua raka'at, sujudnya, duduk di antara dua sujud, sujudnya, dan duduk antara salam dan selesai dari shalat (lamanya) hampir sama."
Sunan Abu Daud 729: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar An Namari] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari ['Umarah bin Umair] dari [Abu Ma'mar] dari [Abu Mas'ud Al Badri] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sempurna shalat seseorang sehingga ia meluruskan punggungnya ketika ruku' dan sujud."
Sunan Abu Daud 730: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Anas yaitu Ibnu 'Ayyadl]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari ['Ubaidullah] sedangkan lafadz hadits ini berasal dari Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk masjid, bersamaan dengan itu seorang laki-laki masuk masjid lalu shalat, seusai shalat, dia datang sambil memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: "Kembali dan shalatlah, karena kamu belum mengerjakan shalat." laki-laki itu kembali mengerjakan shalat sebagaimana ia shalat, kemudian dia datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberi salam kepada beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab salamnya, sabdanya: "Alaikas salam." kemudian bersabda: "Shalatlah kamu, sesungguhnya kamu belum mengerjakan shalat." hal itu di ulanginya sampai tiga kali. Laki-laki itu berkata: "Demi dzat yang telah mengutus-Mu dengan kebenaran, aku tidak dapat mengerjakan yang lebih baik selain cara ini, oleh karena itu ajarilah aku." Beliau bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah, kemudian bacalah ayat Al Qur'an yang mudah bagimu, lalu ruku'lah hingga kamu benar-benar (tenang) dalam posisi ruku', setelah itu bangkitlah sampai berdiri lurus kembali, kemudian sujudlah hingga benar-benar dalam posisi sujud, lalu duduklah hingga benar-benar dalam posisi duduk, lalu sujud kembali hingga benar-benar sujud, kemudian lakukanlah hal itu di setiap shalatmu." [Al Qa'nabi] mengatakan: dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari Abu Hurairah, di akhir haditsnya ia mengatakan: "Jika kamu melakukan seperti ini, maka shalatmu menjadi sempurna, dan apabila kamu mengurangi dari cara ini, berarti kesempurnaan shalatmu juga akan terkurangi." Dalam hadits ini juga di sebutkan: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu'mu." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [pamannya] bahwa "Seorang laki-laki masuk masjid…" Selanjutnya dia melanjutkan seperti hadits di atas, lalu dia berkata: Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya tidak sempurna shalat seseorang sehingga dia berwudlu' yaitu membasuh anggota wudlu'nya (dengan sempurna) kemudian bertakbir, memuji Allah Jalla wa 'Azza, menyanjung-Nya dan membaca Al Qur'an yang mudah baginya. Setelah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian ruku' sampai tenang semua persendiannya, lalu mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" sampai berdiri lurus, kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud sehingga semua persendiannya tenang. Setelah itu mengangkat kepalanya sambil bertakbir. Apabila dia telah mengerjakan seperti demikian, maka shalatnya menjadi sempurna." Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abdul Malik] dan [Hajjaj bin Minhal] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah] dari [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [ayahnya] dari [pamannya yaitu Rifa'ah bin Rafi'] dengan makna yang sama, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sempurna shalat salah seorang dari kalian sehingga dirinya menyempurnakan wudlu' sebagaimana yang di perintahkan Allah Azza wa Jalla, yaitu membasuh mukanya dan kedua tangannya sampai kedua sikunya, dan membasuh kepalanya dan kedua kakinya hingga kedua mata kakinya, kemudian mengucapkan takbir, memuji Allah dan membaca Al Qur'an yang mudah baginya…" Kemudian ia menyebutkan seperti haditsnya Hammad, katanya: "…Kemudian bertakbir, bersujud dengan meletakkan muka -Hammam mengatakan: Sepertinya dia mengatakan:- atau keningnya ke tanah, sehingga semua persendiannya tenang dan menjadi rileks, lalu bertakbir dan duduk pada tempat duduknya hingga lurus tulang punggungnya, maka beliau mempraktekkan cara shalat tersebut hingga empat kali sampai selesai, tidak sempurna shalat seseorang di antara kalian, sehingga ia mengerjakan cara shalat yang seperti ini." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] dari [Khalid] dari [Muhammad yaitu Ibnu 'Amru] dari [Ali bin Yahya bin Khallad] dari [ayahnya] dari [Rifa'ah bin Rafi'] dengan kisah seperti ini, sabdanya: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, dan wajahmu telah menghadap ke arah kiblat, maka bertakbirlah lalu bacalah Ummul Qur'an dan surat sesuka hatimu, dan sesuai kehendak Allah untuk kamu baca, apabila kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu dan hamparkanlah punggungmu." Setelah itu beliau bersabda: "Apabila kamu hendak sujud, maka kuatkanlah (kedua tangan) untuk menyangga sujudmu, dan apabila kamu mengangkat (kepala dari sujud) maka duduklah di atas pahamu yang kiri." Telah menceritakan kepada kami [Mu'ammal bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Muhammad bin ishaq] telah menceritakan kepadaku [Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi'] dari [ayahnya] dari [pamannya yaitu Rifa'ah bin Rafi'] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kisah seperti ini, beliau bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah kepada Allah Ta'ala, kemudian bacalah Al Qur'an yang mudah bagimu." -dalam hadits tersebut beliau juga bersabda- "Apabila kamu duduk di tengah mengerjakan shalat, maka tenangkanlah dirimu dan duduklah di atas paha kirimu, kemudian bacalah tasyahud. Setelah itu, apabila kamu berdiri, kerjakanlah seperti itu pula, sehingga kamu selesai dari shalat." Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Musa Al Khuttali] telah menceritakan kepada kami [Isma'il yaitu Ibnu Ja'far] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi' Az Zuraqi] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dari [Rifa'ah bin Rafi'] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu di ceritakannya hadits tersebut, di antaranya beliau bersabda: "Maka berwudlu'lah sebagaimana yang di perintahkan oleh Allah Jalla wa Azza kepadamu, kemudian bacalah Tasyahud (setelah wudlu), dan dirikanlah (shalat) kemudian bertakbirlah, jika kamu bisa membaca (hafal) dari surat Al Qur'an, maka bacalah, jika tidak (bisa membaca), maka bertahmid (membaca Al Hamdulillah), bertakbir (membaca Allahu Akbar) dan bertahlil (membaca Laa ilaaha illallah) lah kepada Allah." -dalam hadits itu pula beliau bersabda:- "Jika kamu mengurangi sedikit dari cara tersebut, berarti kamu mengurangi (kesempurnaan) shalatmu."
Sunan Abu Daud 731: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Ja'far bin Al Hakam]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ja'far bin Abdullah Al Anshari] dari [Tamim bin Mahmud] dari [Abdurrahman bin Syibl] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang (sujud dengan cepat) seperti burung gagak mematuk dan (menghamparkan lengan ketika sujud) seperti binatang buas yang sedang membentangkan kakinya dan melarang seseorang mengambil lokasi khusus di Masjid (untuk ibadahnya) sebagaimana unta menempati tempat berderumnya." Ini adalah lafadh yang berasal dari Qutaibah.
Sunan Abu Daud 732: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari ['Atha` bin As Sa`ib] dari [Salim Al Barrad] dia berkata: Aku menemui ['Uqbah bin 'Amru Al Anshari yaitu Abu Mas'ud] maka kau berkata kepadanya: "Jelaskanlah kepada kami tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!" maka dia berdiri di depan kami di masjid, lalu bertakbir. Ketika ruku', dia meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan meletakkan jemarinya lebih rendah dari itu, sedangkan kedua sikunya di renggangkan, sehingga semua anggota tubuhnya tenang (thuma'ninah), kemudian bertakbir dan sujud, setelah itu ia meletakkan kedua telapak tangannya ke tanah, dan merenggangkan antara kedua sikunya sampai semua anggota tubuhnya tenang (thuma'ninah). Dia mengerjakan yang demikian itu, dan shalat empat raka'at sebagaimana raka'at ini, setelah mengerjakan shalatnya, dia berkata: "Demikianlah kami pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat."
Sunan Abu Daud 733: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Al Hasan] dari [Anas bin Hakim Adl Dlabbi] dia berkata: "Dia pernah takut kepada Ziyad atau Ibnu Ziyad kemudian pergi ke Madinah, di sana ia bertemu dengan Abu Hurairah, katanya: dia menasabkan aku kepadanya dan aku pun menyatakan nasab kepadanya." Abu Hurairah berkata: "Wahai anak muda, maukah kamu aku ceritakan suatu hadits?" kata Anas: kataku: "Ya, semoga Allah merahmati anda." Yunus berkata: "Aku kira dia menyebutkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya yang pertama kali akan di hisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya, Rabb kita Jalla wa 'Azza berfirman kepada MalaikatNya -Dan Dia lebih mengetahui (amalan seseorang)-: "Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna, dan jika terdapat suatu kekurangan, Allah berfirman: "Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman: "Cukupkanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya." Selanjutnya semua amal manusia di hisab dengan cara demikian." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Humaid] dari [Al Hasan] dari [seorang laki-laki dari Bani Salith] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas. Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Daud bin Abu Hind] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Tamim Ad Dari] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan makna seperti ini, beliau bersabda: "Kemudian zakat, (di hisab) seperti itu juga, kemudian semua amalan di hisab seperti itu."
Sunan Abu Daud 734: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ya'fur]. Abu Daud mengatakan: namanya adalah Waqdan, dari [Mush'ab bin Sa'd] dia berkata: "Aku mengerjakan shalat di samping ayahku, lalu aku meletakkan kedua tanganku antara kedua lututku, maka dia melarangku mengerjakan cara yang demikian, lalu saya mengulanginya, maka ayahku berkata: "Janganlah kamu melakukan cara yang seperti ini, karena sesungguhnya kami pernah melakukan cara seperti ini, lalu kami dilarang melakukannya dan kami di perintahkan supaya meletakkan tangan di atas lutut."
Sunan Abu Daud 735: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dan [Al Aswad] dari [Abdullah] dia berkata: "Apabila salah seorang dari kalian ruku', maka hamparkanlah kedua hastanya di atas pahanya dan ratakanlah antara kedua telapak tangannya, seakan-akan aku melihat jemari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersilang."
Sunan Abu Daud 736: Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Nafi' Abu Tsaubah] dan [Musa bin Isma'il] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mubarrak] dari [Musa], Abu Salamah Musa bin Ayyub mengatakan: dari [pamannya] dari ['Uqbah bin 'Amir] dia berkata: Ketika turun: {FASABBIH BISMIRABBIKAL 'ADHIIM} (maka sucikanlah dengan nama Rabbmu yang Maha Agung). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadikanlah ia sebagai bacaan ruku' kalian." dan ketika turun: {SABBIHISMA RABBIKAL A'LA} (Sucikanlah dengan nama Rabbmu yang Maha tinggi). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadikanlah ia sebagai bacaan sujud kalian." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Al Laits yaitu Ibnu Sa'd] dari [Ayyub bin Musa atau Musa bin Ayyub] dari [Seorang laki-laki dari Kaumnya] dari ['Uqbah bin 'Amir] dengan makna yang sama, dia menambahkan: Uqbah berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ruku' beliau mengucapkan: "Subhaana rabbiyal 'adhiimi wa bihamdihi" (Maha suci Rabbku yang Maha Agung dengan pujian-Nya) sebanyak tiga kali, dan apabila sujud beliau mengucapkan: "Subhaana rabbiyal a'la wa bihamdih" (Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi dengan segala pujian-Nya) sebanyak tiga kali. Abu Daud mengatakan: "Saya khawatir tambahan ini tidak dari tambahan yang benar-benar terjaga (kebenarannya)." Abu Daud mengatakan: "Penduduk Mesir meriwayatkan dengan periwayatan tunggal mengenai dua isnad hadits ini yaitu hadits Rabi' dan hadits Ahmad bin Yunus.
Sunan Abu Daud 737: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: saya berkata kepada Sulaiman: "Apabila aku membaca ayat yang mengandung ketakutan apakah aku harus berdoa dalam shalat?" Maka Sulaiman menceritakan kepadaku dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Mustaurid] dari [Shilah bin Zufar] dari [Hudzaifah] bahwa dia shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika ruku' beliau membaca: "Subhaana rabbiyal 'adhiimi" (Maha suci Rabbku yang Maha Agung) dan ketika sujud beliau membaca: "Subhaana Rabbiyal a'la" (Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi). Dan beliau tidak melewati ayat tentang rahmat melainkan beliau akan berhenti pada ayat tersebut, lalu berdo'a. dan tidaklah beliau melewati ayat tentang adzab (siksa) melainkan beliau akan berhenti pada ayat tersebut lalu memohon perlindungan.
Sunan Abu Daud 738: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Mutharif] dari [Aisyah] bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ruku' dan sujudnya, beliau mengucapkan: "Subbuhun quddusun rabbul Malaaikati war ruuhi" (Maha suci (Allah), Rabb kami, para Malaikat dan Jibril).
Sunan Abu Daud 739: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari ['Amru bin Qais] dari ['Ashim bin Humaid] dari ['Auf bin Malik Al Asyja'i] dia berkata: "Di suatu malam, aku mengerjakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau kemudian berdiri dan membaca surat Al Baqarah, tidaklah beliau melewati ayat tentang rahmat, pasti beliau berhenti dan memohon kepada-Nya, dan tidaklah melewati ayat tentang adzab, melainkan beliau berhenti dan meminta perlindungan darinya." katanya melanjutkan: "Kemudian beliau ruku' yang lamanya seperti beliau berdiri, dalam ruku'nya beliau mengucapkan: "subahaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaa`i wal 'adhamati" (Maha suci dzat yang memiliki sifat kekuasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan). Kemudian beliau sujud yang lamanya seperti beliau berdiri, dalam sujudnya beliau mengucapkan seperti itu juga, sesudah itu beliau berdiri, lalu membaca surat Ali Imran, kemudian membaca surat demi surat."
Sunan Abu Daud 740: Telah menceritakan kepada kami [Abu Walid Ath Thayalisi] dan [Ali bin Al Ja'd] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Abu Hamzah bekas budak Al Anshari] dari [seorang laki-laki dari Bani 'Absi] dari [Hudzaifah] bahwa Dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat malam, dalam shalatnya beliau mengucapkan: "Allahu Akbar -tiga kali- dzul malakuuti wal Jabaruuri wal kibriyaa`i wal 'adzamati" (Maha suci dzat yang memiliki kerajaan, kekuasaan, kebesaran dan keagungan). Kemudian beliau membaca do'a iftitah, lalu membaca surat Al Baqarah, kemudian beliau ruku, lama beliau ruku' hampir sama ketika beliau berdiri, dalam ruku'nya beliau mengucapkan: "Subhaana rabbiyal 'adhiimi, Subhaana rabbiyal 'adhiimi" (Maha suci Rabbku yang Maha Agung, Maha suci Rabbku yang Maha Agung). Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari ruku', sedangkan lamanya beliau berdiri (i'tidal) seperti ketika beliau ruku', beliau mengucapkan: "Lirabbiyal hamdu" (Bagi rabbku segala puji-pujian). Kemudian beliau sujud, sedangkan lamanya beliau sujud seperti ketika beliau berdiri, dalam sujudnya beliau mengucapkan: "Subhaana rabbiyal a'la" (Maha suci Rabbku yang Maha tinggi). Kemudian beliau mengangkat kepalanya dari sujud, lama beliau duduk di antara dua sujud seperti ketika beliau sujud, dan dalam duduk di antara dua sujudnya beliau mengucapkan: "Rabbighfirlii, Rabbighfirlii" kemudian beliau shalat empat raka'at, dalam shalatnya itu beliau membaca surat Al Baqarah, Ali Imran, An Nisa', Al Maidah atau Al An'am." -Syu'bah ragu (dalam lafadznya)-
Sunan Abu Daud 741: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih], [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh] dan [Muhammad bin Salamah] mereka mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami ['Amru yaitu Ibnu Al Harits] dari ['Umarah bin Ghaziyah] dari [Sumayya bekas budak Abu Bakr] bahwa dia mendengar [Abu Shalih Dzakwan] menceritakan dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Saat paling dekat bagi seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sujud, karena itu perbanyaklah berdo'a ketika sujud."
Sunan Abu Daud 742: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Sulaiman bin Suhaim] dari [Ibrahim bin Abdullah bin Ma'bad] dari [ayahnya] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyingkap tirai (kamarnya) sementara orang-orang sedang berbaris di belakang Abu Bakar, maka beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya berita gembira kenabian telah tiada, kecuali mimpi yang shalih (benar) yang di mimpikan oleh seorang muslim atau yang di perlihatkan kepadanya, ketahuilah aku di larang membaca Al Qur'an ketika ruku' dan sujud, oleh karena itu, ketika ruku', hendaklah kalian mengagungkan Rabb (Allah), sedangkan ketika sujud, hendaklah kalian bersungguh-sungguh dalam berdo'a, karena besar kemungkinan do'a kalian akan di kabulkan oleh Allah."
Sunan Abu Daud 743: telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Aisyah] dia berkata: "Dalam ruku' dan sujudnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering memperbanyak bacaan "Subhaanaka Allahumma Rabbana wa bihamdika Allahummaghfir li" (Maha suci Engkau ya Allah wahai Rabb kami segala puji bagi-Mu, ya Allah ampunilah aku) beliau menta'wilkan Al Qur'an.
Sunan Abu Daud 744: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ayyub] dari ['Umarah bin Ghaziyah] dari [Sumayya bekas budak Abu Bakar] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sujudnya membaca: "Allahummaghfir li dzanbi kulluhu diqqahu wa jillahu wa awwalahu wa akhirahu" (ya Allah ampunilah dosaku semuanya, baik yang kecil maupun yang besar, dan dari yang pertama sampai yang terakhir). Ibnu Sarh menambahkan: "Alaniyatahu wa sirrahu" (baik yang nampak ataupun yang tersembunyi).
Sunan Abu Daud 745: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari ['Ubaidullah] dari [Muhammad Ibnu Yahya bin Habban] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari [Abu Huraiah] dari Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: "Suatu malam aku kehilangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka tersentuhlah beliau olehku di masjid, ternyata beliau sedang sujud dengan kedua telapak kakinya yang tegak ke atas, dan beliau mengucapkan: "A'uudzu biridlaaka min sukhatika wa a'uudzu bi mu'aafatika min 'uquubatika wa a'uudzubika minka laa uhshii tsanaa'an 'alaika anta kamaa atsnaita 'alaa nafsika" (Aku berlindung dengan keridlaan-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari pada-Mu, tidaklah terhitung puji-pujianku kepada-Mu, engkau adalah Dzat sebagaimana di pujikan oleh diri-Mu sendiri).
Sunan Abu Daud 746: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Baqiyah] telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] bahwa [Aisyah] telah mengabarkan kepadanya bahwa Dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering berdo'a: "Allahumma inni 'auudzubika min 'adzaabil qabri wa a'uudzubika min fitnatil masiihid dajjal wa a'uudzubika min fitnatil mahya wal mamaati, allahumma inni a'uudzubika minal ma`tsmi wal maghrami (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang)." Maka seseorang bertanya kepada beliau: "alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang." Beliau bersabda: "Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari."
Sunan Abu Daud 747: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Tsabit Al Banani] dari [Abdurrahman bin Abu Laila] dari [ayahnya] dia berkata: "Aku shalat sunnah di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terdengar olehku beliau memohon perlindungan kepada Allah dari api neraka dan kesengsaraan penduduk Neraka."
Sunan Abu Daud 748: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk mengerjakan shalat, lantas kami pun berdiri bersama beliau, tiba-tiba seorang arab badui berkata dalam shalatnya: "Allahummar hamnii wa muhammadan walaa tarham ma'anaa ahadan" (Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad dan janganlah Engkau merahmati seorang pun bersama kami). Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam salam, beliau bersabda kepada arab badui tersebut: "Kamu telah mempersempit sesuatu yang luas." Maksud beliau adalah rahmat Allah Azza Wa Jalla.
Sunan Abu Daud 749: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin harb] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: {Sabbihisma rabbikal a'la} Maka beliau mengucapkan: "Subhaana rabbiyal a'la (Maha suci Rabbku yang Maha tinggi." Abu Daud mengatakan: Riwayat Waki' di perselisihkan dalam hadits ini, hadits ini juga di riwayatkan oleh [Abu Waki'] dan [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] secara mauquf.
Sunan Abu Daud 750: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Musa bin Abu Aisyah] dia berkata: Seseorang shalat diatas rumahnya, apabila ia selesai membaca ayat {Alaisa dzaalika bi qaadirin 'ala an yuhyiyal mauta} (Bukankah Dzat yang demikian itu lebih mampu untuk menghidupkan yang mati)? maka dia mengucapkan "subhanaka" lalu menangis. Mereka bertanya kepada laki-laki tersebut tentang perbuatannya itu, dia menjawab bahwa dirinya pernah mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Daud berkata: Ahmad berkata: "Aku lebih suka dalam shalat wajib membaca do'a-do'a yang ada dalam Al Qur'an."
Sunan Abu Daud 751: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Sa'id Al Jurairi] dari [As Sa'di] dari [ayahnya] atau dari [pamannya] dia berkata: Aku memperhatikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu shalat, maka beliau tenang dalam ruku' dan sujudnya sebatas membaca: "Subhanallah wa bihamdihi" (Maha suci Allah dengan segala puji-pujian-Nya). sebanyak tiga kali.
Sunan Abu Daud 752: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Marwan Al Ahwazi] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Amir] dan [Abu Daud] dari [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Ishaq bin Yazid Al Hudzali] dari ['Aun bin Abdullah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian ruku' maka ucapkanlah "Subhaana Rabbiyal 'adziim" sebanyak tiga kali. Apabila sujud, maka ucapkanlah "Subhaana Rabbiyal a'la" sebanyak tiga kali." Abu Daud berkata: "Ini adalah hadits mursal, sebab 'Aun tidak pernah bertemu dengan Abdullah.
Sunan Abu Daud 753: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad Az Zuhri] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Umayyah] saya mendengar [seorang arab badui] berkata: saya mendengar [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa di antara kalian membaca: {WAT TIINI WAZ ZAITUN} (Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun) sampai akhir ayat {ALAISALLAHU BI AHKAMIL HAAKIMIIN} (Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) hendaknya ia mengucapkan: "Benar, dan kami menjadi saksi untuk itu." Dan barangsiapa membaca: {LAA UQSIMU BIYAUMIL QIYAAMAH} (Aku bersumpah demi hari kiamat), hingga akhir ayat {ALAISA DZAALIKA BI QAADIRIN `ALAA AYYUHYIYAL MAUTA} (Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?) maka hendaklah ia mengatakan: "Benar." Dan barangsiapa membaca: {WAL MURSALAATI `URFA} (Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan) sampai dengan: {FA BI AYYI HADITSIN BA`DAHU YU`MINUN} (Maka kepada perkataan apakah sesudah Al Quraan ini mereka akan beriman?) maka hendaknya ia mengatakan: "Aku beriman kepada Allah." Isma'il berkata: Aku pergi untuk melihat apakah dia menjaganya, Dan dia adalah seorang badui, dia berkata: "Wahai saudaraku, apakah kamu mengira bahwa aku tidak menjaganya, sungguh aku telah berhaji sebanyak enam puluh kali, tidaklah ada pada satu tahun pun kecuali aku mengetahui unta yang dulu aku pakai untuk berhaji."
Sunan Abu Daud 754: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] dan [Ibnu Rafi'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ibrahim bin Umar bin Kaisan] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Wahb bin Manus] dia berkata: saya mendengar [Sa'id bin Jubair] berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] berkata: Saya tidak pernah shalat di belakang seorang pun setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang shalatnya menyerupai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selain pemuda ini -yaitu Umar bin Abdul Aziz- Anas mengatakan: Kami memperkirakan dalam ruku'nya beliau mengucapkan sepuluh kali tasbih. Abu Daud mengatakan: Ahmad bin Shalih mengatakan: kataku kepada Manus atau Mabus -perawi berkata: Abdurrazaq mengatakan "Mabus" sedangkan yang ku hafal adalah Manus, ini adalah lafadhnya Ibnu Rafi'. Ahmad mengatakan: dari Sa'id bin Jubair dari Anas bin Malik.
Sunan Abu Daud 755: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Sulaiman bin Harb] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amru bin Dinar] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Aku di perintah" -sedangkan Hammad mengatakan: Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam di perintah- supaya melakukan sujud atas tujuh anggota badan, dan supaya seseorang tidak menahan rambut dan kainnya ketika sujud."
Sunan Abu Daud 756: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Dinar] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Aku di perintah" atau sepertinya bersabda: "Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam telah di perintahkan supaya melakukan sujud atas tujuh macam anggota badan."
Sunan Abu Daud 757: telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Bakr yaitu Ibnu Mudlar] dari [Ibnu Al Hadi] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Amir bin Sa'd] dari Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang hamba melakukan sujud, hendaknya ia sujud bersama tujuh anggota badannya, yaitu: keningnya (wajahnya), kedua telapak tangannya, kedua lututnya dan kedua kakinya."
Sunan Abu Daud 758: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Isma'il yuitu Ibnu Ibrahim] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] yang ia marfu'kan kepada Nabi, "Sesungguhnya kedua tangan bersujud sebagaimana wajah bersujud, apabila salah seorang dari kalian meletakkan wajah, hendaklah dia meletakkan kedua (telapak) tangannya dan apabila mengangkat wajahnya, hendaklah dia mengangkat kedua (telapak) tangannya."
Sunan Abu Daud 759: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] bahwa [Sa'id bin Al Hakam] telah menceritakan kepada mereka, telah mengabarkan kepada kami [Nafi' bin Yazid] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Sulaiman] dari [Zaid bin Abu Al 'Attab] dan [Ibnu Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jika kalian datang untuk menunaikan shalat, sedangkan kami dalam keadaan sujud, maka ikutlah bersujud, dan janganlah kalian menghitungnya satu raka'at, dan barangsiapa mendapatkan ruku', berarti dia telah mendapatkan shalat (satu raka'at -pent)."
Sunan Abu Daud 760: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Sufwan bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terlihat pada dahi dan ujung hidung beliau terdapat bekas tanah dari mengerjakan shalat bersama orang-orang." Telah menceritakan kepada kami [Muhamad bin Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] seperti hadits di atas."
Sunan Abu Daud 761: Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi'ah' bin Nafi' Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Abu Ishaq] dia berkata: [Al Barra` bin 'Azib] menjelaskan sujud kepada kami, maka ia meletakkan kedua tangannya dan mengangkat perutnya dari menempel tanah. Al Barra berkata: Beginilah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sujud."
Sunan Abu Daud 762: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sempurnakanlah ketika kalian sujud dan janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua lengannya seperti seekor anjing."
Sunan Abu Daud 763: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [pamannya Yazid bin Al Asham] dari [Maimunah] bahwa Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, beliau merenggangkan antara kedua tangannya sehingga seandainya ada seekor anak kambing yang hendak lewat di bawah kedua tangan beliau, tentu ia akan melewatinya."
Sunan Abu Daud 764: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [At Taimi] yang menceritakan dengan tafsir, dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Saya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari belakang beliau, lalu aku melihat putih ketiaknya ketika beliau menungging (sujud), beliau merenggangkan antara kedua tangannya."
Sunan Abu Daud 765: telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Rasyid] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan] telah menceritakan kepada kami [Ahmar bin Juz`in] salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, beliau merenggangkan kedua lengannya dari kedua rusuk beliau sehingga kami amat kasihan terhadap beliau.
Sunan Abu Daud 766: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Darraj] dari [Ibnu Hujairah] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian sujud, janganlah ia membentangkan kedua tangannya ke lantai sebagaimana seekor anjing, dan hendaklah ia meletakkan di kedua pahanya."
Sunan Abu Daud 767: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sumayy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengadu kepada beliau tentang sulitnya sujud mereka jika harus menjauhkan kedua tangan dari kedua rusuk dan menjauhkan perut dari kedua paha, maka beliau bersabda: "Gunakanklah lutut-lutut kalian."
Sunan Abu Daud 768: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] dari [Waki'] dari [Sa'id bin Ziyad] dari [Ziyad bin Shabih Al Hanafi] dia berkata: Saya shalat di samping [Ibnu Umar], lalu aku meletakkan kedua tanganku pada kedua lambungku (bertolak pinggang), seusainya shalat, dia berkata: "Ini adalah salib dalam shalat, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang perbuatan seperti ini."
Sunan Abu Daud 769: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Muhammad bin Salam] telah menceritakan kepada kami [Yazid yaitu Ibnu Harun] telah mengabarkan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Salamah] dari [Tsabit] dari [Mutharif] dari [ayahnya] dia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, sedang dalam dada beliau terdengar bunyi seperti batu penggiling gandum karena tangisan Beliau."
Sunan Abu Daud 770: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Hisyam yaitu Ibnu Sa'd] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu dan menyempurnakan wudlunya, kemudian shalat dua raka'at, tidak berbuat lalai, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan terampuni."
Sunan Abu Daud 771: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Rabi'ah bin Yazid] dari [Abu Idris Al Khaulani] dari [Jubair bin Nufair Al Hadlrami] dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah salah seorang dari kalian yang berwudlu, dan menyempurnakan wudlunya kemudian shalat (sunnah) dua raka'at dengan menghadapkan hati dan mukanya (khusyu' dan ikhlas) melainkan ia berhak mendapatkan surga."
Sunan Abu Daud 772: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dan [Sulaiman bin Abdurrahman Ad Dimasyqi] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] dari [Yahya Al Kahili] dari [Al Musawwir bin Yazid Al Asadi Al Maliki] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam -Yahya mengatakan: Dan sepertinya Musawir mengatakan:- "Aku menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Al Qur'an dalam shalat, kemudian beliau meninggalkan suatu ayat, dan tidak di bacanya. Maka ada seseorang berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, Anda telah meninggalkan ayat ini dan ini." Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mengapa kamu tidak mengingatkan aku tentang ayat itu?" Sulaiman berkata dalam haditsnya: Pendapatku bahwa ayat tersebut telah di nasakh (di hapus). Sulaiman mengatakan: Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Katsir Al Azdi dia berkata: telah menceritakan kepada kami Al Musawwar bin Yazid Al Asadi Al Maliki.
Sunan Abu Daud 773: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Muhammad Ad Dimasyqi] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Al 'Ala` bin Zabr] dari [Salim bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat dan membaca (beberapa ayat Al Qur'an) dalam shalatnya, dan beliau terbalik-balik dalam bacaannya, seusai shalat beliau bersabda kepada Ubay: "Apakah kamu tadi ikut shalat bersama kami?" Ubay menjawab: "Ya." Sabda beliau: "Apa yang mencegahmu (untuk membenarkan bacaan ayat tadi)?"
Sunan Abu Daud 774: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab bin Najdah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yusuf Al Firyabi] dari [Yunus bin Abu Ishaq] dari Abu Ishaq dari [Al Harits] dari [Ali radliallahu 'anhu] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Ali, janganlah kamu mendahului imam dalam shalat." Abu Daud mengatakan: "Abu Ishaq belum pernah mendengar dari Al Harits kecuali hanya empat hadits, padahal hadits ini tidak termasuk dari yang empat itu."
Sunan Abu Daud 775: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: saya mendengar [Abu Al Ahwash] telah menceritakan kepada kami ketika di Majlis Ibnu Al Musayyab, dia berkata: [Abu Dzar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah Azza wa Jalla senantiasa menghadap kepada seorang hamba dalam shalatnya selama dia tidak menoleh, apabila ia menoleh, maka Allah pun berpaling darinya."
Sunan Abu Daud 776: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Al Asy'ats yaitu Ibnu Sulaim] dari [ayahnya] dari [Masruq] dari [Aisyah radliallahu 'anha] dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal menolehnya seseorang dalam shalatnya, beliau menjawab: "Itu merupakan suatu bentuk perampasaan yang di kerjakan setan terhadap shalat seorang hamba."
Sunan Abu Daud 777: Telah menceritakan kepada kami [Mu'ammal bin Al Fadl] telah menceritakan kepada kami [Isa] dari [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terlihat pada dahi dan ujung hidung beliau ada bekas tanah, setelah mengerjakan shalat bersama orang-orang." Abu Ali mengatakan: "Hadits ini tidak di baca oleh Abu Daud di pemaparan yang ke empat."
Sunan Abu Daud 778: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan ini merupakan hadits darinya dan lebih sempurna, dari [Al A'masy] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Tamim bin Tharafah Ath Tha`i] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: 'Utsman berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk masjid, lalu beliau melihat orang-orang tengah mengerjakan shalat sambil mengangkat tangan mereka (menengadah) ke langit, -kemudian riwayat Utsman dan Musaddad bersambung- beliau bersabda: "Hendaklah orang-orang berhenti mengangkat pandangan mereka ke langit pada waktu shalat." Musaddad menambahkan: "Ataukah (mereka) ingin penglihatan mereka tidak dikembalikan lagi?"
Sunan Abu Daud 779: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sa'id bin Abu 'Arubah] dari [Qatdah] bahwa [Anas bin Malik] telah menceritakan kepada mereka, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mengapa orang-orang masih saja mengangkat pandangan mereka (ke atas) pada waktu shalat?" dan ucapan beliau (terdengar) sangat mengecam perbuatan tersebut, lalu beliau bersabda: "Hendaklah mereka berhenti melakukan hal itu atau mereka ingin penglihatan mereka di hilangkan?"
Sunan Abu Daud 780: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu syaibah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat dengan memakai pakaian bergambar, kemudian beliau bersabda: "Gambar-gambar pada pakaian ini telah mengganggu perhatianku, kembalikanlah ia kepada Abu Jahm dan tukarlah dengan pakaian bulu kasar yang tidak bergambar." Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman yaitu Ibnu Abu Az Zannad] dia berkata: saya mendengar [Hisyam] menceritakan dari [ayahnya] dari [Aisyah] dengan hadits seperti ini, katanya: "Dan beliau mengambil kain Kurdi milik Abu Jahm, lalu di katakan: "Wahai Rasulullah, kain yang bergambar tadi lebih bagus dari kain Kurdi."
Sunan Abu Daud 781: Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin nafi'] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah yaitu Ibnu Sallam] dari [Zaid] bahwa dia mendengar [Abu Salam] berkata: telah menceritakan kepadaku [As Saluli yaitu Abu Kabsyah] dari [Sahl bin Handzaliyah] dia berkata: "Iqamat shalat subuh telah di kumandangkan, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk melaksanakan shalat, (dalam shalatnya) beliau menoleh ke arah jalan setapak di bukit." Abu Daud berkata: Waktu itu beliau mengutus pasukan penunggang kuda ke jalan setapak di bukit untuk berjaga-jaga pada malam hari.
Sunan Abu Daud 782: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari ['Amir bin Abdullah bin Az Zubair] dari ['Amru bin Sulaim] dari [Abu Qatadah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau sujud, beliau menaruh Umamah, dan apabila berdiri beliau menggendongnya.
Sunan Abu Daud 783: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah yaitu Ibnu Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] bahwa dia mendengar [Abu Qatadah] berkata: "Ketika kami duduk-duduk di Masjid, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam muncul menemui kami sambil menggendong Umamah binti Abu Al 'Ash bin Ar Rabi' -ibunya adalah Zainab binti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- ketika itu Umamah masih kacil, beliau menggendongnya di atas pundak, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, sedangkan Umamah masih di atas pundak beliau, apabila ruku' beliau meletakkan Umamah, jika berdiri, beliau menggendongnya kembali, beliau melakukan yang demikian itu hingga selesai shalat."
Sunan Abu Daud 784: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Makhramah] dari [ayahnya] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] dia berkata: saya mendengar [Abu Qatadah Al Anshari] berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat bersama orang-orang, sedangkan Umamah binti Abu Al 'Ash berada di tengkuk beliau, apabila sujud, beliau meletakkannya. Abu Daud berkata: Al Makhramah tidak pernah mendengar hadits dari Ayahnya kecuali hanya satu hadits.
Sunan Abu Daud 785: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Muhammad yakni Ibnu Ishaq] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] dari [Abu Qatadah] salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya: "Ketika kami menunggu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengerjakan shalat Dhuhur atau shalat Ashar (berjama'ah), dan Bilal pun telah mengumandangkan iqamah untuk shalat, tiba-tiba beliau muncul menggendong Umamah anak putrinya (Zainab) di tengkuk beliau, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat sedangkan kami berada di belakang beliau, sementara Umamah masih dalam posisinya semula." Abu Qatadah berkata: "Kamudian beliau bertakbir, kami pun bertakbir, sehingga ketika beliau hendak ruku', beliau mengambil dari tengkuknya dan meletakkannya, lalu beliau ruku' dan sujud, seusainya sujud dan hendak berdiri, beliau mengambilnya lagi dan meletakkan kembali di posisi semula, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan yang demikian itu di setiap raka'atnya hingga selesai dari shalatnya shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 786: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Mubarrak] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Dlamdlam bin Jaus] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bunuhlah dua binatang hitam dalam shalat, yaitu ular dan kalajengking."
Sunan Abu Daud 787: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Musaddad] sedangkan ini adalah lafadznya Musaddad, katanya: telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Burd] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam -Ahmad berkata- sedang mengerjakan shalat, sementara pintu dalam keadaan tertutup, ketika aku datang, aku minta dibukakan pintu -Ahmad berkata- maka beliau berjalan dan membukakan pintu untukku lalu beliau kembali lagi ketempat shalatnya." Disebutkan ketika itu pintu berada di arah kiblatnya.
Sunan Abu Daud 788: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] dari [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dia berkata: "Kami memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau sedang shalat, lalu beliau menjawab salam kami, ketika kami tiba dari negeri Najasyi, kami memberi salam kepada beliau, namun beliau tidak menjawab salam kami, setelah itu beliau bersabda: "Sesunggunya dalam shalat benar-benar ada kesibukan."
Sunan Abu Daud 789: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami ['Ashim] dari [Abu Wa'il] dari [Abdullah] dia berkata: Kami pernah memberi salam dalam shalat dan memerintahkan supaya hajat kami di penuhi, kemudian kami datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika itu beliau sedang mengerjakan shalat, lantas aku pun memberi salam kepadanya, namun beliau tidak menjawab salamku, sehingga aku teringat dengan masa laluku dan masa sekarang. Ketika shalat selesai, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah menetapkan perintah-Nya sesuai kehendak-Nya, dan Allah jalla wa 'azza telah menetapkan perintah-Nya yaitu janganlah kamu berbicara ketika sedang shalat." kemudian beliau menjawab salamku.
Sunan Abu Daud 790: telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Mauhab] dan [Qutaibah bin Sa'id] bahwa [Al Laitsi] telah menceritakan kepada meeka dari [Bukair] dari [Nabil sahabatnya 'Aba`] dari [Ibnu Umar] dari [Suhaib] dia berkata: "Aku melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara beliau dalam keadaan shalat, lalu aku mengucapkan salam kepadanya, dan beliau menjawabnya dengan isyarat." Nabil berkata: Aku tidak mengetahui kecuali Ibnu Umar berkata: "Isyarat beliau dengan menggunakan jari jemarinya." Lafadh hadits ini dari Qutaibah.
Sunan Abu Daud 791: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata: Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutusku menuju (perkampungan) Bani Mushthaliq, lalu aku menemui beliau, sedangkan beliau tengah mengerjakan shalat di atas kendaraannya, aku pun berbicara kepadanya, maka beliau memberi isyarat dengan tangannya seperti ini, aku berbicara lagi, namun beliau hanya memberi isyarat dengan tangannya seperti ini, sedangkan aku mendengar bacaan shalat beliau, dan beliau menganggukkan kepalanya. Seusai shalat, beliau bersabda: "Bagaimana dengan tugas yang telah aku tugaskan kepadamu? sebenarnya tidak ada halangan buatku untuk membalas perkataanmu itu, hanya saja waktu itu aku sedang mengerjakan shalat."
Sunan Abu Daud 792: Telah menceritakan kepada kami [Al Husain bin Isa Al Khurasani Ad Damighani] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin 'Aun] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [Nafi'] dia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Umar] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat menuju Quba` dan shalat di sana, lantas orang-orang Anshar datang menemui beliau sambil mengucapkan salam, sedangkan beliau tengah mengerjakan shalat." Abdullah berkata: "Aku bertanya kepada Bilal: "Bagaimana kamu melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab salam ketika mereka memberi salam kepada beliau yang sedang shalat?" Bilal menjawab: "Seperti ini, sambil membuka telapak tangannya. dan Ja'far bin 'Aun membuka telapak tangannya dengan menjadikan bagian dalamnya di bawah dan bagian luarnya di atas."
Sunan Abu Daud 793: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Sufyan] dari [Abu Malik Al Asyja'i] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidak boleh ada pengurangan dalam hal shalat maupun salam." Ahmad berkata: "Menurutku baik anda mengucap salam maupun menjawab salam. Dan maksud seseorang mengurangi shalatnya, adalah ia berhenti, padahal dia masih ragu (sudah sempurna ataukah belum)."
Sunan Abu Daud 794: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah mengabarkan kepada kami [Mu'awiyah bin Hisyam] dari [Sufyan] dari [Abu Malik] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] dia berkata: -sepertinya Sufyan merafa'kan hadits ini kepada Nabi- beliau bersabda: "Tidak boleh ada ghirar (pengurangan) dalam hal salam, maupun shalat." Abu Daud mengatakan: Hadits ini di riwayatkan pula oleh [Ibnu Fudlail] dengan lafadh Ibnu Mahdi, namun dia tidak merafa'kan kepada Nabi.
Sunan Abu Daud 795: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya], dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] sedangkan makna haditsnya dari [Hajjaj Ash Shawaf] telah menceritakan kepadaku [Yahya bi Abu Katsir] dari [Hilal bi Abu Maimunah] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Mu'awiyah bin Al Hakam As Sulami] dia berkata: Saya shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ada seseorang yang bersin, maka aku mengucapkan: "Yarhamukallah" (semoga Allah merahmatimu) karena itu orang-rang mengalihkan pandangannya kepadaku, maka aku berkata: "Celaka, kenapa kalian memandang kepadaku?" kemudian mereka menepukkan tangan ke paha mereka, sehingga aku tahu bahwa mereka bermaksud menyuruh aku diam. Utsman mengatakan: "Ketika aku tahu mereka menyuruhku diam, maka aku pun diam." Kata Mu'awiyah: "Demi ayah dan ibuku, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, beliau tidak memukulku dan tidak pula membentakku serta tidak memakiku." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya shalat ini, tidak halal di dalamnya bercampur dengan sesuatu perkataan manusia, akan tetapi yang ada hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al Qur'an atau sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Aku berkata: "Wahai Rasulullah, kami adalah suatu kaum yang baru keluar dari kejahiliyahan, lalu Allah menganugerahkan kepada kami agama Islam, namun di antara kami masih ada yang suka mendatangi para normal." Beliau menjawab: "Janganlah kalian mendatangi mereka." Mu'awiyah berkata: kataku: "Dan di antara kami masih ada yang suka tathayyur (meramal nasib dengan burung dan yang lain)." Beliau bersabda: "Itu hanya ilustrasi hati saja, karena itu janganlah mereka di halangi oleh hal itu." Aku bertanya: "Di antara kami ada juga beberapa yang meramal nasib dengan membuat garis (tharq)." Beliau bersabda: "Ada di antara para Nabi yang mempraktekkan cara itu, maka siapa saja yang garisnya tepat dengan garis nabi itu, tepatlah ia." Mu'awiyah berkata: aku berkata: "Aku memiliki seorang budak perempuan yang menggembalakan beberapa ekor kambingku ke arah Uhud dan Jawaniyah, suatu ketika aku pergi menemuinya, tiba-tiba waktu itu ada seekor serigala yang menerkam dan membawa lari seekor kambingku, sebenarnya aku adalah anak Adam yang memiliki belas kasihan kepada orang lain sebagaimana mereka (orang lain). Akan tetapi aku (tidak mampu lagi menahan diri) dan memukul budak perempuan itu, ternyata kejadian itu terasa berat bagiku, akhirnya aku mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu aku berkata: "Tidakkah aku memerdekakannya saja?" beliau bersabda: "Bawalah ia kepadaku." Mu'awiyah berkata: "Lalu aku bawa dia menghadap beliau, kemudian beliau bersabda: "Siapakah saya?" Budak wanita itu menjawab: "Anda adalah Rasulullah." Beliau bersabda: "Merdekakanlah dia, karena dia wanita yang beriman."
Sunan Abu Daud 796: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yunus An Nasa`i] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Fulaih] dari [Hilal bin Ali] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Mu'awiyah bin Al Hakam As Sulami] dia berkata: Ketika aku tiba datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka aku tahu beberapa perkara Islam, di antara yang aku ketahui adalah, beliau bersabda kepadaku: "Apabila kamu bersin, maka ucapkanlah "Al hamdulillah" dan apabila seseorang bersin, kemudian ia mengucapkan "Al hamdulillah" maka katakanlah "Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu) " Mu'awiyah melanjutkan: "Ketika kami mengerjakan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba seseorang bersin dan mengucapkan "Al Hamdulillah", maka sambil mengeraskan suaraku, aku berkata: "Yarhamukallah." Dengan itu, orang-orang mengalihkan pandangan ke arahku, sehingga aku gugup karenanya, kataku: "Kenapa kalian memandangku dengan pandangan marah." Katanya: "Bertasbihlah kalian." ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai dari shalatnya, beliau bersabda: "Siapakah yang berbicara tadi?" di jawab: "Orang arab badui ini." lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilku dan bersabda: "Sesungguhnya shalat itu untuk membaca Al Qur'an dan berdzikir kepada Allah Jalla wa 'Azza, apabila kamu sedang shalat, maka kamu harus seperti itu (membaca Al Qur'an dan berdzikir)." Maka aku belum pernah melihat seorang pengajar yang lebih lembut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 797: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Salamah] dari [Hujr Abu Al 'Anbas Al Hadlrami] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: {Walaadl dlaallin.} beliau mengucapkan: "Amiin." Sambil mengangkat suaranya."
Sunan Abu Daud 798: Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid As Sya'iri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Shalih] dari [Salamah bin Kuhail] dari [Hujr bin 'Anbas] dari [Wa`il bin Hujr] bahwa Dia shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mengeraskan suara bacaan "Amin." dan memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga aku melihat putihnya pipi beliau."
Sunan Abu Daud 799: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Shafwan bin Isa] dari [Bisyr bin Rafi'] dari [Abu Abdullah anak paman Abu Hurairah] dari Abu Hurairah dia berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca: {Ghairil maghdluubi 'alaihim waladl dlaallin.} beliau mengucapkan: "Amin." sehingga orang yang berada di belakang beliau di shaf pertama mendengar ucapan beliau."
Sunan Abu Daud 800: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Sumayy bekas budak Abu Bakar] dari [Abu Shalih As Saman] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila imam mengucapkan: {Ghairil maghdluubi 'alaihim waladl dlaallin.} maka ucapkanlah: "Amiin." karena barangsiapa bacaan aminnya bersamaan dengan Malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan terampuni."
Sunan Abu Daud 801: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dan [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa keduanya telah mengabarkan dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang imam mengucapkan "Amin" maka ucapkanlah "Amin" barangsiapa yang bacaan aminnya bersamaan dengan Malaikat, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan terampuni." Ibnu Syihab mengatakan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengucapkan amiin."
Sunan Abu Daud 802: Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim bin Rahawaih] telah mengabarkan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari ['Ashim] dari [Abu Utsman] dari [Bilal] bahwa dia berkata: "Wahai Rasulullah, janganlah anda mendahului kami dengan ucapan amin."
Sunan Abu Daud 803: Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin 'Utbah Ad Dimasyqi] dan [Mahmud bin Khalid] keduanya berkata: telah menceritakan kepadaku [Al Firyabi] dari [Shubaih bin Muhriz Al Himshi] telah menceritakan kepadaku [Abu Mushabbih Al Maqra`i] dia berkata: "Kami bermajlis kepada [Abu Zuhair An Numairi] -dia termasuk salah seorang sahabat-, dia berbicara kepada kami dengan pembicaraan yang bagus, apabila seseorang dari kami berdo'a maka dia berkata: "Tutuplah dengan "Amiin" karena "Amiin" seperti setempel pada lembaran." Abu Zuhair berkata: aku beritahukan kalian tentang itu: "Pada suatu malam, kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kami menemui seseorang yang bersungguh-sungguh dalam meminta (berdo'a), maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berhenti untuk mendengarkan ucapan orang tersebut, lalu beliau bersabda: "(Do'anya) akan dikabulkan apabila ditutup." Seseorang betanya: "Dengan apa ia menutupnya?" Beliau menjawab: "Dengan "amiin" sesungguhnya apabila dia menutupnya dengan "amiin" pasti (do'anya) akan dikabulkan." Orang yang bertanya tadi pergi dan bergegas menemui orang yang berdo'a tadi sambil mengatakan: "Wahai fulan, tutuplah do'a kamu dengan "amiin" ini adalah kabar gembira!" Lafdz hadits ini dari Mahmud. Abu Daud berkata: Al Maqra` merupakan salah satu kabilah Himyar.
Sunan Abu Daud 804: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tasbih (mengucapkan subhanallah) untuk laki-laki dan tepuk tangan untuk wanita."
Sunan Abu Daud 805: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Hazim bin Dinar] dari [Sahl bin Sa'd] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkunjung kepada Bani 'Amr bin 'Auf untuk mendamaikan perselisihan yang terjadi di antara mereka, sementara waktu shalat telah tiba. Mu'adzin datang menemui Abu Bakar radliyallahu 'anhu, lalu berkata: "Inginkah anda mengimami orang-orang, nanti aku akan kumandangkan iqamah." Abu Bakar menjawab: "Ya." Abu Bakar mengerjakan shalat, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, dan orang-orang pun tengah mengerjakan shalat, lalu beliau menelusuri shaf sampai-sampai beliau berdiri dalam shaf, lalu orang-orang bertepuk tangan, tapi Abu Bakar tetap saja tidak menoleh dalam shalat. Setelah banyak orang yang bertepuk tangan, baru dia menoleh dan langsung melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi isyarat kepadanya supaya tetap di tempat, namun Abu Bakar mengangkat kedua tangannya (sebagai isyarat untuk menolak), seraya memuji kepada Allah atas apa yang di perintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepadanya. Setelah itu Abu Bakar mundur, sampai berdiri lurus dengan shaf, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam maju (sebagai imam). Selesai shalat, beliau bersabda: "Apakah yang menghalangimu tidak mau tetap berada di tempat (jadi imam) sewaktu aku perintahkan?" Abu Bakar menjawab: "Tidak layak bagi anak Abu Quhafah mengerjakan shalat di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kenapa aku melihat kalian bertepuk tangan? Barangsiapa terjadi sesuatu (kesalahan) pada dirinya dalam shalat, maka bacalah tasbih, sebab apabila dia telah membaca tasbih, orang lain akan menoleh kepadanya, dan tepuk tangan hanya bagi kaum wanita." Abu Daud berkata: "Ini kalau dalam shalat fardlu." Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata: "Pernah terjadi suatu persengketaan di kalangan Bani 'Amru bin 'Auf, lalu berita itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas beliau menemui mereka setelah shalat Dzuhur untuk mendamaikan mereka. beliau bersabda kepada Bilal: "Apabila waktu shalat Ashar telah tiba, sedang aku belum datang kepadamu, maka suruhlah Abu Bakar mengerjakan shalat bersama orang-orang." Setelah waktu Ashar tiba, Bilal mengumandangkan adzan dan menyerukan iqamah, setelah itu menyuruh Abu Bakar untuk maju (jadi imam)." Pada akhir hadits ini, beliau bersabda: "Apabila terjadi sesuatu padamu dalam shalat, hendaklah kaum laki-laki membaca tasbih dan kaum wanita bertepuk tangan." Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid telah menceritakan kepada kami Al Walid dari Isa bin Ayyub dia berkata: sabdanya: "Bertepuk tangan bagi kaum wanita." yaitu menepukan dua jari-jarinya yang sebelah kanan di atas telapak tangan kirinya.
Sunan Abu Daud 806: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Syubawaih al Marwazi] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberi isyarat dalam shalat.
Sunan Abu Daud 807: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Bukair] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Ya'qub bin 'Utbah bin Al Akhnas] dari [Abu Ghathafan] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tasbih (mengucapkan Subhanallah) untuk kaum laki-laki, dan bertepuk tangan untuk kaum wanita, dan barangsiapa memberi isyarat dalam shalatnya sedangkan ia faham isyarat tersebut, hendaklah ia mengulanginya yakni shalat." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini adalah hadits wahm (tidak jelas)."
Sunan Abu Daud 808: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Al Ahwash] -seorang syaikh dari penduduk Madinah- bahwa dia mendengar [Abu Dzar] meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Apabila salah seseorang dari kalian sedang mengerjakan shalat, sesungguhnya rahmat berada di hadapannya, oleh karena itu janganlah ia menyingkirkan kerikil (yang ada di hadapannya)."
Sunan Abu Daud 809: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Mu'aiqib] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu mengusap (kerikil) sementara kamu sedang shalat, namun apabila kamu terpaksa melakukan hal itu, maka cukuplah kamu meratakannya sekali."
Sunan Abu Daud 810: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Ka'b] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Hisyam] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang bertolak pinggang dalam shalat. Abu Daud mengatakan: "Maksudnya meletakkan tangan di pinggangnya."
Sunan Abu Daud 811: Telah menceritakan kepada kami [Abdussalam bin Abdurrahman al wabishi] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Syaiban] dari [Hushain bin Abdurrahman] dari [Hilal bin Yasaf] dia berkata: Aku pergi ke negeri Raqqah, lalu sebagian sahabatku berkata kepadaku: "Apakah kamu mempunyai keinginan untuk bertemu salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Hilal berkata: jawabku: "ya, ini suatu keberuntungan." Lalu kami menuju [Wabishah] (seorang sahabat Rasulullah), aku berkata kepada sahabatku: "Kita mulai pandangi dulu karakternya, ternyata dia mengenakan peci bertelinga dua yang selalu melekat dan mengenakan jubah yang bertopi yang terbuat dari bahan sutera berwarna abu-abu, dan dia tengah mengerjakan shalat sambil bersandar kepada tongkatnya. Kami tanyakan hal itu kepadanya setelah kami memberi salam, dia menjawab: "Ummu Qais binti Mihshan pernah menyampaikan kepadaku, bahwa setelah berusia lanjut dan lemah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuat tiang di tempat shalatnya untuk bersandar."
Sunan Abu Daud 812: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Abu Khalid] dari [Al Harits bin Syubail] dari [Abu 'Amru As Syaibani] dari [Zaid bin Arqam] dia berkata: "Salah seorang dari kami pernah mengajak bicara kepada orang yang ada di sampingnya ketika shalat, lalu turunlah ayat: WA QUUMUU LILLAAHI QAANITIIN {berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'} (Al Baqarah: 238) maka kami di perintahkan untuk diam dan di larang untuk berbicara."
Sunan Abu Daud 813: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Qudamah bin A'yan] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Hilal yaitu Ibnu Yasaf] dari [Abu Yahya] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: pernah di sampaikan kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalatnya seseorang dengan duduk itu mendapatkan pahala separuh shalat." Maka aku pergi menemui beliau dan aku dapati beliau tengah mengerjakan shalat dengan duduk, maka aku meletakkan kedua tangan di atas kepalaku, maka beliau bersabda: "Kenapa denganmu wahai Abdullah bin 'Amru?" jawabku: "Telah sampai kepadaku wahai Rasulullah, bahwa anda bersabda: 'Shalatnya seseorang dengan duduk itu mendapatkan pahala separuh shalat' sementara anda mengerjakan shalat dengan posisi duduk." Beliau bersabda: "Benar, akan tetapi aku tidak sebagaimana salah seorang dari kalian."
Sunan Abu Daud 814: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Husain Al Mu'allim] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Imran bin Hushain] bahwa Dia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai shalatnya seseorang dengan duduk. beliau bersabda: "Shalatnya seseorang dengan berdiri itu lebih utama dari shalatnya seseorang dengan duduk, dan shalatnya seseorang dengan duduk itu mendapatkan separuh pahala dari shalat dengan berdiri, dan shalatnya seseorang dengan tidur itu mendapatkan pahala separuh dari shalat dengan duduk."
Sunan Abu Daud 815: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibrahim bin Thahman] dari [Husain Al Mu'allim] dari [Ibnu Buraidah] dari [Imran bin Hushain] dia berkata: Aku menderita penyakit wasir, lalu aku tanyakan hal itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: "Shalatlah dengan berdiri, dan apabila kamu tidak mampu, maka dengan duduk, jika tidak mampu, maka dengan berbaring."
Sunan Abu Daud 816: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abdullah bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari 'Urwah dari [Aisyah] dia berkata: "Aku tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat malam sambil duduk sehingga beliau memasuki usia lanjut, di masa itu, barulah beliau membaca sambil duduk, apabila ayat yang belum di baca tinggal sekitar empat puluh atau tiga puluh ayat, beliau membacanya sambil berdiri kemudian sujud."
Sunan Abu Daud 817: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdullah bin Yazid] dan [Abu An Nadlr] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan duduk, beliau membaca sambil duduk. Dan apabila bacaan beliau tinggal sekitar tiga puluh atau empat puluh ayat, maka beliau berdiri dan membacanya sambil berdiri, kemudian beliau ruku' lalu sujud, beliau mengerjakan seperti itu pada raka'at yang kedua. Abu Daud mengatakan: "Hadits ini juga di riwayatkan oleh ['Alqamah bin Waqash] dari [Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti hadits di atas."
Sunan Abu Daud 818: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dia berkata: saya mendengar [Budail bin Maisarah] dan [Ayyub] keduanya menceritakan dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat beberapa malam dengan berdiri dan beberapa malam dengan duduk, apabila beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, maka beliau ruku' dalam keadaan berdiri, dan apabila beliau mengerjakan shalat dengan duduk, maka beliau ruku' dengan posisi duduk."
Sunan Abu Daud 819: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah menceritakan kepada kami [Kahmas bin Al Hasan] dari [Abdullah bin Syaqiq] dia berkata: Saya bertanya kepada [Aisyah]: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat dalam satu raka'at?" Aisyah menjawab: "(ya) Surat Al Mufashal (Qaaf, atau Al Hujurat hingga akhir Al Qur'an)." Abdullah bin Syaqiq berkata: tanyaku: "Apakah beliau juga pernah shalat dengan duduk?" jawabnya: "Ketika beliau memasuki usia lanjut."
Sunan Abu Daud 820: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadlal] dari ['Ashim bin Kulaib] dari [ayahnya] dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata: aku berkata: "Sungguh aku melihat bagaimana tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam! yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, lalu menghadap kiblat, bertakbir, mengangkat kedua tangan sehingga sejajar dengan kedua telinga, setelah itu tangan kanan beliau memegang tangan kirinya, sewaktu beliau hendak ruku', beliau mengangkat kedua tangannya seperti tadi." Dia melanjutkan: "Kemudian beliau duduk, yaitu menduduki kaki kirinya dan meletakkan tangan kiri di atas paha kirinya sambil merenggangkan siku yang kanan terhadap paha sebelah kanan dan menggenggam kedua jari (kelingking dan manis) dan membentuk suatu lingkaran. Aku melihat beliau melakukan seperti ini." Bisyr membentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari tengah serta menunjuk dengan jari telunjuk.
Sunan Abu Daud 821: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [Abdullah bin Abdullah] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata: "Diantara sunnah dalam shalat adalah kamu menegakkan kaki kananmu dan melipat kaki kirimu (dalam posisi duduk)."
Sunan Abu Daud 822: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab] dia berkata: saya mendengar [Yahya] berkata: saya mendengar [Al Qasim] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Abdullah] bahwa dia mendengar [Abdullah bin Umar] berkata: "Di antara sunnah shalat adalah kamu baringkan kaki kirimu dan menegakkan kaki kanan." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Yahya] dengan isnad seperti di atas, dia berkata: Abu Daud berkata: [Hammad bin Zaid] berkata: dari [Yahya] juga (katanya): "Di antara sunnah…" sebagaimana perkataan Jarir. Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] bahwa [Al Qasim bin Muhammad] pernah memperlihatkan kepada mereka (cara) duduk tasyahud lalu dia menyebutkan hadits tersebut.
Sunan Abu Daud 823: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] dari [Waki'] dari [Sufyan] dari [Az Zubair bin 'Adi] dari [Ibrahim] dia berkata: "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam duduk pada waktu shalat, maka telapak kaki kirinya beliau duduki hingga bagian atas kakinya menjadi hitam."
Sunan Abu Daud 824: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim Adl Dlahak bin Makhlad] telah mengabarkan kepada kami [Abdul Hamid yaitu Ibnu Ja'far]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Abdul Hamid yaitu Ibnu Ja'far] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Humaid As Sa'idi] dia berkata: saya pernah mendengarnya berkata di tengah-tengah sepuluh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam -Ahmad berkata: telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin 'Amru bin 'Atha` dia berkata: aku mendengar Abu Humaid As Sa'idi berkata di tengah-tengah sepuluh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di antaranya adalah [Abu Qatadah], Abu Humaid berkata: "Aku lebih mengetahui tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Mereka berkata: "kalau demikian, jelaskanlah." Kemudian Abu Humaid menyebutkan hadits tersebut, katanya: "…kemudian beliau membuka jari-jari kedua tangannya apabila sujud, lalu mengucapkan: "Allahu Akbar" Setelah itu, beliau mengangkat kepala dan melipat kaki kirinya serta mendudukinya, beliau mengerjakan seperti itu di raka'at yang lain." Kemudian dia menyebutkan lanjutan dari hadits tersebut, katanya: "…dan ketika beliau duduk (tahiyyat) yang terdapat salam, beliau merubah posisi kaki kiri dan duduk secara tawaruk (duduk dengan posisi kaki kiri masuk ke kaki kanan) di atas betis kiri." Ahmad menambahkan: "Sepuluh sahabat tersebut berkata: "Kamu benar, demikianlah beliau biasa melaksanakan shalat." keduanya tidak menyebutkan dalam kedua hadits tersebut tentang cara duduk dalam raka'at kedua." Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Ibrahim Al Mishri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Al Laits] dari [Yazid bin Muhammad Al Qurasyi] dan [Yazid bin Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] bahwa Dia duduk-duduk bersama dengan beberapa sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti hadits ini, namun dia tidak menyebutkan Abu Qatadah, katanya: "Apabila beliau duduk pada raka'at kedua, beliau duduk di atas kaki kirinya, dan apabila duduk pada raka'at terakhir, beliau memajukan kaki kirinya dan duduk di atas tempat duduknya." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Muhammad bin 'Amru bin Halhalah] dari [Muhammad bin 'Amru Al 'Amiri] dia berkata: "Aku pernah menghadiri suatu majlis…" seperti hadits ini. Di dalam hadits tersebut, dia berkata: "Apabila duduk pada raka'at kedua, beliau duduk di atas telapak kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya, dan apabila duduk di raka'at ke empat (terakhir), beliau merapatkan pantatnya ke lantai dan mengeluarkan kedua telapak kakinya dari satu arah." Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Al Husain bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu Badr] telah menceritakan kepadaku [Zuhair Abu Khaitsamah] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Al Hurr] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Abdullah bin Malik] dari ['Abbas atau 'Ayyasy bin Sahl As Sa'idi] bahwa Dia pernah menghadiri suatu majlis yang di dalamnya terdapat ayahnya, kemudian dia menyebutkan sebagian hadits, katanya: "Kemudian beliau sujud sambil tegak di atas telapak tangan dan kedua lututnya serta kedua telapak kakinya, kemudian beliau bertakbir dan sujud, setelah itu beliau bertakbir dan langsung berdiri tidak duduk tawaruk, kemudian beliau kembali (berdiri), kemudian beliau ruku' di raka'at yang lain (raka'at terakhir) sambil bertakbir seperti itu, kemudian beliau duduk setelah dua raka'at, sehingga ketika beliau hendak berdiri, beliau bertakbir terlebih dahulu, kemudian beliau menyempurnakan dua raka'at yang terakhir, ketika memberi salam, beliau memberi salam ke kanan dan ke arah kiri." Abu Daud mengatakan: "Dalam haditsnya Isa bin Abdullah tidak disebutkan seperti apa yang di sebutkan oleh Abdul Hamid dalam duduk tawaruk dan mengangkat (tangan) apabila berdiri dari dua raka'at." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin 'Amru] telah mengabarkan kepadaku [Fulaih] telah mengabarkan kepadaku ['Abbas bin Sahl] dia berkata: Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah pernah berkumpul, kemudian dia menyebutkan hadits ini, namun tidak menyebutkan tentang mengangkat (tangan) apabila berdiri dari dua raka'at dan juga pada waktu duduk. Katanya: "Sampai beliau selesai, kemudian duduk dengan menduduki kaki kiri dan menghadapkan kiblat pada punggung kaki kanannya."
Sunan Abu Daud 825: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah mengabarkan kepada kami [Yahya] dari [Sulaiman Al A'masy] telah menceritakan kepadaku [Syaqiq bin Salamah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata: Apabila kami selesai duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat, maka kami ucapkan: "As Salaamu 'alallah qabla 'ibaadihis salaam 'ala fulaanin wa fulaan (selamat sejahtera bagi Allah sebelum hamba-bamba-Nya, selamat sejahtera bagi fulan dan fulan)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mengatakan "As Salaamu 'alaallah, karena Allah adalah dzat sumber keselamatan, akan tetapi jika salah seorang dari kalian duduk hendaklah mengucapkan: 'At Tahiyyati lillah was shalawaatu wat thayyibaat, as salaamu 'alaika ayyuhan nabiiyyu warahmatullahi wa barakaatuh as salaamu 'alaina wa 'alaa ibaadillahis shalihin.' (Segala kesejahteraan milik Allah semata, begitupun segala kasih sayang dan hal-hal yang baik, selamat sejahtera kiranya terlimpah kepadamu wahai Nabi, begitupun rahmat Allah serta berkah-berkah-Nya. Selamat sejahtera terlimpah pula atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang Shalih) apabila kalian mengucapkan seperti ini, maka kalian dapat mencapai semua hamba yang Shalih baik yang di langit maupun yang di bumi, -atau sabdanya- di antara langit dan bumi. 'Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh.' (Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya), kemudian hendaklah salah seorang dari kalian memilih do'a yang menarik hatinya dan berdo'a dengan do'a itu." Telah menceritakan kepada kami [Tamim bin Al Muntashir] telah mengabarkan kepada kami [Ishaq yaitu Ibnu Yusuf] dari [Syarik] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Al Ahwash] dari [Abdullah] dia berkata: "Kami tidak tahu, apa yang harus kami baca ketika duduk dalam shalat, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah di ajari (oleh Allah). Kemudian dia menyebutkan hadits yang semisal itu. Syarik mengatakan: dan telah menceritakan kepada kami [Jami' yaitu ibnu Abu Syaddad] dari [Abu Wa'il] dari [Abdullah] seperti itu, katanya: "Dan beliau telah mengajari kami beberapa kalimat, dan tidak mengajari kami kalimat-kalimat di atas sebagaimana beliau mengajari kami tasyahud, (sabdanya): "Allahumma allif baina quluubina wa ashlih dzaata bainina wahdinaa subulus salaam wa najjinaa minad dhulumaati ilan nuur wa jannibnal fawaahisy maa dhahara minhaa wa maa bathana wa baarik lanaa fii asmaa'ina wa abshaarinaa wa quluubinaa wa azwaajinaa wa dzurriyyatinaa wa tub 'alainaa innaka anta tawwaabur rahim, wa ja'alna syaakiriin, lini'matika mutsniina bihaa qaabiliiha wa atimmaha alainaa." (Ya Allah, jinakkanlah antara hati kami, perbaikilah hubungan di antara kami, tunjukilah kami jalan yang lurus, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, hindarkanlah kami dari perbuatan keji baik yang nampak maupun yang tersembunyi, berkahilah kami pada pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, isteri-isteri kami dan anak cucu kami, terimalah taubat kami karena Engkau adalah dzat yang Maha penerima taubat dan Maha penyayang, jadikanlah kami dalam kelompok yang pandai bersyukur, terhadap nikmat-nikmat-Mu kami bersyukur, terimalah dan sempurnakanlah atas kami." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Al Hurr] dari [Al Qasim bin Mukhaimirah] dia berkata: "Alqamah memegang tanganku, lalu menceritakan kepadaku bahwa [Abdullah bin Mas'ud] pernah memegang tangannya, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah memegang tangan Abdullah bin Mas'ud, lalu beliau mengajarinya tasyahud dalam shalat." Kemudian dia menyebutkan seperti do'a dalam haditsnya Al A'masy, (sabdanya): "Apabila kamu telah mengucapkan do'a tersebut atau memenuhi do'a ini, maka kamu benar-benar telah memenuhi shalatmu, jika kamu hendak berdiri, berdirilah dan jika hendak duduk, maka duduklah."
Sunan Abu Daud 826: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Bisyr] aku mendengar [Mujahid] menceritakan dari [Ibnu Umar] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Tentang tasyahud, yaitu: "Attahiyyatu lillah Ash shalawatuth thayyibat Assalamu 'alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh" Perawi berkata: Ibnu Umar berkata: Aku menambahkan "wabarakatuh assalamu 'alaina wa'ala 'ibadillahish shalihin Asyhadu alla ilaha illallah" Ibnu Umar berkata: aku menambahkan "wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu" (Segala penghormatan dan kebaktian yang baik hanya bagi Allah, kesejahteraan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap terlimpah kepadamu wahai Nabi, semoga kesejahteraan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shalih, aku bersaksi tidak ada ilah (yang berhak di sembah) kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya)."
Sunan Abu Daud 827: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Qatadah]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Qatadah] dari [Yunus bin Jubair] dari [Hithan bin Abdullah Ar Raqasyi] dia berkata: Abu Musa al Asy'ari shalat bersama kami, ketika dia duduk di akhir shalatnya, tiba-tiba seorang laki-laki dari suatu kaum berteriak, katanya: "Shalat itu telah di tetapkan dengan amal kebaikan dan zakat." Ketika Abu Musa selesai dari shalat, dia menemui kaum tersebut seraya berkata: "Siapakah di antara kalian tadi yang berkata demikian dan demikian?" Hithan melanjutkan: Maka kaum tersebut diam menunduk. Abu Musa mengulanginya lagi: "Siapakah di antara kalian tadi yang berkata demikian dan demikian?" namun kaum tersebut masih diam menunduk. Abu Musa berkata: "Mungkin kamu wahai Hithan, apakah kamu tadi yang mengatakannya?" Hithan menjawab: "Aku tidak mengatakannya, sungguh aku khawatir jika kamu mengecamku karena hal itu." Hithan melanjutkan: Maka seorang laki-laki dari suatu kaum itu berkata: "Aku lah yang mengatakan ungkapan tadi, tidaklah aku mengatakannya kecuali untuk maksud baik." Maka Abu Musa berkata: "Apakah kamu tahu bagaimanakah seharusnya yang kamu katakan dalam shalat? sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkhutbah di hadapan kami, beliau mengajari kami, menjelaskan ajaran kami dan mengajarkan tentang shalat kami, beliau bersabda: 'Apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka luruskanlah shaf kalian, dan hendaklah salah seorang dari kalian menjadi imam, apabila ia (imam) bertakbir, maka bertakbirlah kalian, apabila ia membaca {Ghairil maghdluubi 'alaihim waladl dlaallin} maka ucapkanlah "Amin" niscaya Allah akan mencintai kalian, apabila ia bertakbir dan ruku', maka bertakbirlah dan ruku'lah kalian, sesungguhnya seorang imam itu ruku' sebelum kalian dan mengangkat (kepala) sebelum kalian.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan: 'Maka (gerakkan kamu) itu harus setelah gerakan imam. Apabila imam membaca: "Sami'allahu liman hamidah" maka ucapkanlah: "Allahumma Rabbanaa wa lakal hamdu" Allah akan mendengarkan do'amu, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam "sami'allahu liman hamidah" apabila imam bertakbir dan sujud, maka bertakbir dan sujudlah kalian, karena sesungguhnya imam sujud sebelum kalian dan mengangkat kepalanya sebelum kalian.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya: 'Maka (gerakkan kamu) itu harus setelah gerakan imam, dan apabila imam telah duduk (di raka'at terakhir), maka hendaknya ucapan yang pertama kali di ucapkan oleh kalian adalah: "Attahiyyatu lillah Ash shalawatuth thayyibat Assalamu 'alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh assalaamu 'alaina wa 'ala 'ibadillahish shalihin Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuluhu" (Segala penghormatan dan kebaktian yang baik hanya bagi Allah, kesejahteraan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap terlimpah kepadamu wahai Nabi, semoga kesejahteraan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shalih, aku bersaksi tidak ada ilah (yang berhak di sembah) kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya).'" (dalam riwayatnya) Ahmad tidak menyebutkan "wabarakaatuh" tidak pula menyebutkan "wa asyhadu" namun dia hanya menyebutkan: "wa anna muhammadan" Telah menceritakan kepada kami ['Ashim bin An Nadlr] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dia berkata: saya mendengar [ayahku], telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu Ghallab] telah menceritakan kepadanya, dari Hiththan bin Abdullah Ar Raqasyi seperti hadits tersebut, ia menambahkan: "Apabila imam membaca (surat), maka diamlah kalian." Dia mengatakan setelah tasyahud setelah "asyhadu allaa ilaaha illallah" dia menambahkan: "wahdahuu laa syariikalah." Abu Daud mengatakan: Perkataannya "Maka diamlah kalian" redaksi tersebut tidaklah terjaga, tidak ada dalam hadits ini, melainkan dari Sulaiman At Taimi.
Sunan Abu Daud 828: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Sa'id bin Jubair] dan [Thawus] dari [Ibnu Abbas] bahwa dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengajari kami sebagaimana beliau mengajari kami Al Qur'an, beliau mengucapkan: "Attahiyyatul mubaarakatush shalawaatut thayyibaatu lillah Assalamu 'alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh assalamu 'alaina wa'ala 'ibadillahish shalihin Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warasuluhu" (Segala penghormatan dan kebaktian yang baik hanya bagi Allah, kesejahteraan, rahmat Allah dan berkah-Nya tetap terlimpah kepadamu wahai Nabi, semoga kesejahteraan atas kami dan hamba-hamba Allah yang shalih, aku bersaksi tidak ada ilah (yang berhak di sembah) kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya).
Sunan Abu Daud 829: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Daud bin Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hasan] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Musa Abu Daud] telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sa'd bin Samurah bin Jundub] telah menceritakan kepadaku [Khubaib bin Sulaiman bin Samurah] dari [ayahnya Sulaiman bin Samurah] dari [Samurah bin Jundub] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan di saat kami sedang shalat atau ketika hendak menyelesaikannya yaitu sebelum salam, maka ucapkanlah "Attahiyyatuth thayyibatu wash shalawat walmulku lillah" kemudian ucapkanlah salam terhadap golongan kanan (orang-orang Mukmin) dan ucapkanlah salam atas orang yang mengajarkan Al Qur'an kepada kalian dan atas diri kalian. Abu Daud berkata: "Sulaiman bin Musa asalnya dari Kufah lalu dia menetap di Damaskus." Abu Daud berkata: "Tulisan ini menunjukkan bahwa Al Hasan mendengar dari Samurah."
Sunan Abu Daud 830: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Ka'b bin 'Ujrah] dia berkata: Kami bertanya -atau- mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, Anda memerintahkan kami untuk bershalawat dan salam kepada anda, kami telah mengetahui tentang salam, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepada anda?" beliau bersabda: "Ucapkanlah: 'Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa'alaa aalii Muhammad, kamaa shallaita 'alaa Ibrahim. Wabaarik 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad, kamaa barakta 'alaa Ibrahim fil 'alamiina innaka hamidum-majiid (Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau curahkan kepada keluarga Ibrahim. Ya Allah, curahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau curahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Agung)." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] seperti hadits ini, sabdanya: "Shalli 'alaa muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shallaita a'alaa ibraahiim" (curahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau curahkan kepada keluarga Ibrahim). Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Bisyr] dari [Mis'ar] dari [Al Hakam] dengan isnad ini, beliau bersabda: "'Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa'alaa aalii Muhammad, kamaa shallaita 'alaa Ibrahim innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad, kamaa barakta 'alaa Ibrahim fil 'alamiina innaka hamidum-majiid" (Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau curahkan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Agung. Ya Allah, curahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau curahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Agung). Abu Daud berkata: "(Hadits ini) juga di riwayatkan oleh [Az Zubair bin 'Adi] dari [Ibnu Abu Laila] sebagaimana yang di riwayatkan Mis'ar namun ia mengatakan: "kamaa shallaita 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidum majiid, wa baarik 'alaa Muhammad." kemudian ia melanjutkan hadits seperti itu.
Sunan Abu Daud 831: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm] dari [ayahnya] dari ['Amru bin Sulaim Az Zuraqi] bahwa dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu Humaid As Sa'idi] bahwa Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?" beliau bersabda: 'Ucapkanlah oleh kalian: "'Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa azwajihi wa dzurriyyatihi, kamaa shallaita 'alaa aali Ibrahim. Wabaarik 'alaa Muhammad wa azwajihi wa dzurriyyatihi, kamaa baarakta 'alaa aali Ibrahim fil 'alamiina innaka hamiidum-majiid" (Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad, para isterinya dan keturunannya sebagaimana Engkau curahkan kepada keluarga Ibrahim. Ya Allah, curahkanlah keberkahan kepada Muhammad, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau curahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Agung). Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nu'aim bin Abdullah Al Mujmir] bahwa [Muhammad bin Abdullah bin Zaid], Abdullah bin Zaid yang aku ketahui dia seorang yang mengumandangkan adzan untuk shalat, dia telah mengabarkan kepadanya, dari [Abu Mas'ud Al Anshari] bahwa dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami di Majlisnya Sa'd bin 'Ubadah, maka Bisyr bin Sa'd bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, Allah telah memerintahkan kepada kami untuk bershalawat kepada anda, lalu bagaimana caranya kami bershalawat kepada anda?" Namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diam, sehingga kami berharap supaya Bisyr tidak bertanya ulang kepada beliau, setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ucapkanlah oleh kalian." kemudian ia menyebutkan makna hadits Ka'b bin 'Ujrah, di akhir hadits ia menambahkan: "fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits] dari [Muhammad bin Abdullah bin Zaid] dari ['Uqbah bin 'Amru] seperti hadits ini, beliau bersabda: "Ucapkanlah oleh kalian: "Allahumma shalli 'alaa Muhammad An Nabiyyil Ummi wa 'alaa aali Muhammad (Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad, Nabi yang Ummi (buta huruf) dan kepada keluarga Muhammad)."
Sunan Abu Daud 832: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hibban bin Yasar Al Kilabi] telah menceritakan kepadaku Abu Mutharif 'Ubaidullah bin Thalhah bin 'Ubaidullah bin Kariz telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ali Al Hasyimi] dari [Al Mujmir] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Barangsiapa ingin di timbang dengan timbangan yang sempurna, maka apabila bershalawat kepada kami yaitu ahlul bait, hendaklah dia mengucapkan "Allahumma shalli 'ala muhammadin wa azwajihi ummahaatul mu'minin wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi kama shallaita 'ala ali Ibrahim innaka hamidum majid" (Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad, para istrinya yaitu ibu bagi orang-orang yang beriman, keturunannya dan ahlu baitnya sebagaimana Engkau limpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung).
Sunan Abu Daud 833: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] telah menceritakan kepadaku [Hasan bin 'Athiyah] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Aisyah] bahwa dia mendengar [Abu Hurairah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian selesai dari tasyahud akhir, hendaklah memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara, yaitu: dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian serta dari kejahatan Dajjal."
Sunan Abu Daud 834: Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] telah mengabarkan kepada kami [Umar bin Yunus Al Yamami] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abdullah bin Thawus] dari [ayahnya] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Setelah tasyahud beliau sering membaca do'a: "Allahumma inni a'uudzu bika min 'adzaabi jahannam wa a'uudzu bika min 'adzzabil qabri wa a'uudzu bika min fitnatid dajjal wa a'uudzu bika min fitnatil mahyaa wal mamaati" (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dan dari fitnah Dajjal serta fitnah kehidupan dan kematian).
Sunan Abu Daud 835: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin 'Amru Abu Ma'mar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Al Husain Al Mu'allim] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Handlalah bin Ali] bahwa [Mihjan bin Al Adra'] telah menceritakan kepadanya, katanya Mihjan: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat, dia mengucapkan: "Allahumma inni as`aluka Ya Allah Al Ahad Ash Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim" (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Kata Mihjan, maka beliau bersabda: "Sungguh (dosa-dosa) nya telah di ampuni, Sungguh (dosa-dosa) nya telah di ampuni." Beliau mengucapkannya hingga tiga kali.
Sunan Abu Daud 836: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id Al Kindi] telah menceritakan kepada kami [Yunus yaitu Ibnu Bukair] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [ayahnya] dari [Abdullah] dia berkata: "Diantara sunnah -dalam shalat- adalah mengucapkan tasyahhud dengan samar (pelan)."
Sunan Abu Daud 837: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Muslim bin Abu Maryam] dari [Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi] dia berkata: [Abdullah bin Umar] melihatku, ketika aku sedang mempermainkan kerikil dalam shalat, seusai shalat, dia melarangku sambil berkata: "Perbuatlah seperti yang di perbuat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Aku berkata: "Bagaimana yang biasa di perbuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" dia menjawab: "Apabila beliau duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas paha kanannya dan menggenggam semua jari jemarinya seraya menunjuk dengan jari yang dekat ibu jari (jari telunjuk) dan meletakkan telapak tangan kirinya di atas paha kirinya."
Sunan Abu Daud 838: telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzaz] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid bin Ziyad] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Hakim] telah menceritakan kepada kami ['Amir bin Abdullah bin Az Zubair] dari [ayahnya] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak kaki kirinya di bawah paha dan betis kanannya, dan menghamparkan telapak kaki kanannya serta meletakkan tangan kirinya di atas lutut kiri dan meletakkan tangan kanan di atas paha kanan sambil menunjuk dengan jarinya." Abdul Wahid memperlihatkan kepada kami sambil menunjuk dengan jari telunjuknya.
Sunan Abu Daud 839: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Hasan Al Mishhishi] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] dari [Ziyad] dari [Muhammad bin 'Ajlan] dari ['Amir bin Abdullah] dari [Abdullah bin Zubair] bahwa dia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi isyarat dengan jarinya ketika berdo'a, tanpa menggerakkannya. Ibnu Juraij berkata: ['Amru bin Dinar] menambahkan: katanya: Telah mengabarkan kepadaku ['Amir] dari [ayahnya] bahwa dia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu juga (menunjuk) dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ajlan] dari ['Amir bin Abdullah bin Az Zubair] dari [ayahnya] dengan hadits seperti ini, katanya: "Pandangan mata beliau tidak melampaui dari telunjuk beliau." sedangkan hadits Hajjaj lebih sempurna.
Sunan Abu Daud 840: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Utsman yaitu Ibnu Abdurrahman] telah menceritakan kepada kami ['Isham bin Qudamah] dari Bani Bajilah, dari [Malik bin Numair Al Khuza'i] dari [ayahnya] dia berkata: "Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan lengan kanannya diatas paha kanannya sambil mengangkat jari telunjuknya dengan sedikit melengkung."
Sunan Abu Daud 841: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal], [Ahmad bin Muhammad bin Syabuaih], [Muhammad bin Rafi'] dan [Muhammad bin Abdul Malik Al Ghazzal] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Isma'il bin Umayyah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang -Ahmad bin Hanbal mengatakan- seseorang duduk dalam shalat, sedangkan dia bertopang kepada kedua tangannya." Ibnu Syabbuwaih: "Beliau melarang seseorang yang sedang shalat bertumpu pada tangannya." Ibnu Rafi' mengatakan: "Beliau melarang seseorang yang shalat sambil bertumpu pada tangannya." Dan dia menyebutkannya pada bab "Mengangkat (kepala) dari sujud" Ibnu Abdul Malik berkata: "Beliau melarang seseorang bertumpu kepada kedua tangannya ketika bangkit (berdiri) dalam shalat."
Sunan Abu Daud 842: Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Hilal] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari Isma'il bin Umayyah: Aku bertanya kepada [Nafi'] tentang orang yang shalat dengan menjalin jari-jari tangannya yang satu dengan yang lain. Jawabnya: [Ibnu Umar] pernah berkata: "Itu adalah shalatnya orang yang dimurkai (Yahudi)."
Sunan Abu Daud 843: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Zaid bin Abu Az Zarqa'] telah menceritakan kepada kami [ayahku], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb], sedangkan lafadznya dari [Hisyam bin Sa'd] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Dia melihat seseorang bersandar dengan tangan kirinya ketika duduk dalam shalat -Harun bin Yazid berkata: "condong kearah kirinya." kemudian keduanya sepakat pada lafadh:- Maka Ibnu Umar berkata kepadanya: "Janganlah kamu duduk seperti itu, karena itu seperti duduknya orang yang di adzab."
Sunan Abu Daud 844: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dari [Abu 'Ubaidah] dari [ayahnya] bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dari dua raka'at yang pertama, beliau seperti duduk di atas batu yang di panaskan." Syu'bah bertanya: "Hingga beliau segera berdiri?" Sa'd bin Ibrahim menjawab: "Sehingga beliau bergegas untuk berdiri."
Sunan Abu Daud 845: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Muhribi] dan [Ziyad bin Ayyub] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami ['Umar bin 'Ubaid Ath Thanafisi], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Tamim bin Al Muntashir] telah mengabarkan kepada kami [Ishaq yaitu Ibnu Yusuf] dari [Syarik], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Isra`il] semuanya dari [Abu Ishaq] dari [Abu Al Ahwash] dari [Abdullah], sedangkan [Isra'il] mengatakan, dari [Abu Al Ahwash] dan [Al Aswad] dari [Abdullah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memberi salam ke arah kanan dan ke arah kiri sehingga terlihat putih pipi beliau (beliau mengucapkan): "Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah, Assalaamu 'alaikum wa rahmatullahi" (semoga keselamatan dan rahmat Allah tetap atas kalian, semoga keselamatan dan rahmat Allah tetap atas kalian). Abu Daud mengatakan: "Lafadh hadits ini berasal dari haditsnya Sufyan dan hadits Isra'il tanpa ada penafsiran." Abu Daud mengatakan: "Dan di riwayatkan pula oleh [Zuhair] dari [Abu Ishaq] dan [Yahya bin Adam] dari [Isra'il] dari [Abu Ishaq] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [ayahnya] dari ['Alqamah] dari [Abdullah]." Abu Daud berkata: "Syu'bah mengingkari hadits ini, yaitu hadits Abu Ishaq yang di marfu'kan."
Sunan Abu Daud 846: Telah menceritakan kepada kami ['Abdah bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Adam] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Qais Al Hadlrami] dari [Salamah bin Kuhail] dari ['Alqamah bin Wa`il] dari [ayahnya] dia berkata: Aku shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau memberi salam ke arah kanan dengan mengucapkan "Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" (Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap atas kalian) dan ke arah kiri dengan mengucapkan "Assalamu 'alaikum warahmatullah" (Semoga keselamatan dan rahmat Allah tetap atas kalian).
Sunan Abu Daud 847: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya] dan [Waki'] dari [Mis'ar] dari ['Ubaidullah bin Al Qibthiyah] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: Apabila kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka salah seorang dari kami memberi salam seraya memberi isyarat dengan tangannya kepada orang yang berada di kanan dan kirinya, ketika beliau selesai mengerjakan shalat, beliau bersabda: "Kenapa salah seorang dari kalian masih saja memberi isyarat dengan tangannya seperti ekor kuda yang bergerak-gerak? cukuplah salah seorang dari kalian -atau- tidak cukupkah salah seorang dari kalian melakukannya seperti ini saja." Beliau memberi isyarat dengan jarinya dengan memberi salam kepada saudaranya yang ada di kanan dan kirinya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] dari [Mis'ar] dengan isnad dan makna yang sama, sabdanya: "Cukuplah salah seorang dari kalian -atau dari mereka- meletakkan tangannya di atas pahanya kemudian dia memberi salam kepada saudaranya yang berada di kanan dan kirinya."
Sunan Abu Daud 848: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Tamim Ath Tha`i] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui kami, sedangkan orang-orang tengah mengangkat tangan -Zuhair berkata: Sepengetahuanku Jabir bin Samurah mengatakan: "ketika mereka tengah mengerjakan shalat"- maka beliau bersabda: "Kenapa aku melihat kalian mengangkat tangan seperti ekor kuda yang bergerak-gerak, diamlah kalian dalam shalat."
Sunan Abu Daud 849: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Utsman Abu Al Jamahir] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Basyir] dari [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Samurah] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menjawab salamnya imam, saling berkasih sayang dan saling mengucapkan salam antara sebagian kami dengan sebagian yang lain."
Sunan Abu Daud 850: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Abdah] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari ['Amru] dari [Abu Ma'bad] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Selesai shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dapat di ketahui dengan takbir."
Sunan Abu Daud 851: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa al Balhi] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepada kami ['Amru bin Dinar] bahwa [Abu Ma'bad] bekas budak Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya, bahwa Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya bahwa Mengeraskan suara dzikir ketika orang-orang selesai dari shalat fardlu itu telah di lakukan di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Ibnu Abbas mengatakan: "Aku mengetahuinya ketika mereka selesai melakukan itu dan aku juga mendengarnya."
Sunan Abu Daud 852: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Yusuf Al Firyabi] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Qurrah bin Abdurrahman] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak memanjangkan lafadh salam adalah sunnah." Isa berkata: Ibnu Mubarrak melarangku untuk merafa'kan hadits ini. Abu Daud mengatakan: "Aku mendengar Abu 'Umair Isa bin Yunus Al Fahuri Ar Ramli dia berkata: "Ketika Al Firyabi kembali dari Makkah, dia meninggalkan untuk merafa'kan hadits ini, katanya: "Ahmad bin Hanbal telah melarang untuk merafa'kannya."
Sunan Abu Daud 853: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari ['Ashim Al Ahwal] dari [Isa bin Hithan] dari [Muslim bin Salam] dari ['Ali bin Thalq] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian kentut dan tidak bersuara dalam shalat, hendaknya ia beranjak untuk berwudlu' dan mengulangi shalatnya."
Sunan Abu Daud 854: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dan [Abdul Warits] dari [Laits] dari [Al Hajjaj bin 'Ubaid] dari [Ibrahim bin Isma'il] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu -Musaddad berkata dari Abdul Warits- hendak maju atau mundur, ke kanan atau ke kiri -dalam haditsnya Hammad di tambahkan- dalam shalat yaitu shalat sunnah."
Sunan Abu Daud 855: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab bin Najdah] telah menceritakan kepada kami [Asy'ats Tsauri bin Syu'bah] dari [Al Minhal bin Khalifah] dari [Al Azraq bin Qais] dia berkata: Imam kami yang berkunyah [Abu Rimtsah] shalat bersama kami, katanya: "Aku shalat seperti ini atau seperti shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, -dia melanjutkan perkataannya- sementara Abu Bakar dan Umar shalat di shaf pertama, tepatnya di samping kanan beliau, tiba-tiba seseorang datang dan mendapatkan takbiratul ihram bersama beliau, lalu Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, kemudian salam ke kanan dan ke kiri sehingga kami melihat putihnya pipi beliau. Kemudian beliau merubah posisi sebagaimana Abu Ritsmah merubah posisi. Lantas seorang laki-laki yang tadi hanya mendapatkan takbiratul ihram berdiri untuk menambah raka'at lagi, maka Umar melompat menuju kepadanya dan memegang kedua pundak orang tersebut serta menggetarkannya sambil berkata: "Duduklah! Karena sesungguhnya ahlul kitab tidak binasa kecuali mereka tidak memisahkan antara shalat-shalat mereka." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memandanginya seraya bersabda: "Kamu benar wahai Ibnu Al Khaththab." Abu Daud berkata: "Dikatakan bahwa Abu Umayyah diganti dengan Abu Ritsmah."
Sunan Abu Daud 856: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat petang hari bersama kami yaitu shalat dzuhur atau ashar." Kata Abu Hurairah: "Ternyata beliau hanya shalat dua raka'at kemudian salam, lalu pergi ke kayu yang melintang di depan masjid sambil meletakkan tangan yang satunya (kanannya) di atas tangannya yang lain, dan terlihat di wajahnya seolah-olah beliau sedang marah, setelah itu orang-orang bergegas keluar (dari masjid) sambil berkata: "Shalat di qashar, shalat di qashar." Dan di antara orang-orang tersebut terdapat Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa segan untuk menanyakan hal itu, maka salah seorang yang di beri nama oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan sebutan Dzul Yadain berdiri seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah anda lupa ataukah memang shalat telah di qashar?" Beliau menjawab: "Aku tidak lupa dan tidak pula mengqashar shalat." Dzul Yadain berkata: "Akan tetapi anda lupa wahai Rasulullah." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap kepada orang-orang seraya bersabda: "Benarkah apa yang di katakan oleh Dzul Yadain?" Para sahabat menjawab (dengan isyarat): "Ya, benar" lalu beliau maju kembali ke tempatnya semula dan menyelesaikan kekurangan (raka'at) yang tertinggal, kemudian salam. Setelah salam beliau bertakbir dan sujud seperti sujud biasa atau agak panjang sedikit lalu mengangkat kepala dan bertakbir, setelah itu beliau bertakbir lagi dan sujud seperti sujud biasa atau agak lama kemudian mengangkat kepala dan bertakbir." Di tanyakan kepada Muhammad: "Apakah beliau salam dalam (sujud) sahwi?" Jawabnya: "Aku tidak menghafalnya dari Abu Hurairah, tapi aku diberitahu bahwa [Imran bin Hushain] berkata: "Kemudian Beliau salam." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dengan sanadnya, namun hadits Hammad lebih sempurna, perawi berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat bersama kami namun dia tidak mengatakan "…Para sahabat mengangguk…" Katanya melanjutkan: "…maka orang-orang menjawab: "Ya, benar." Katanya lagi: "…kemudian beliau mengangkat (kepalanya)…" Dan tidak mengatakan: "…beliau bertakbir, kemudian bertakbir dan sujud seperti sujud biasanya atau agak panjang, kemudian beliau mengangkat (kepala)." Riwayat haditsnya selesai sampai di sini, tanpa menyebutkan redaksi setelahnya dan tidak pula menyebutkan: "…Para sahabat mengangguk.." Kecuali Hammad bin Zaid. Abu Daud mengatakan: 'Setiap orang yang meriwayatkan hadits ini tidak mengatakan: "…kemudian bertakbir…'" Tidak pula menyebutkan: "…dan kembali…" Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Salamah yaitu Ibnu Alqamah] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat bersama kami…" Seperti maksud hadits Hammad seluruhnya (dari awal) sampai akhir ucapannya, yaitu: "Aku di beritahu bahwa Imran bin Hushain berkata: "…kemudian beliau salam." Kata Salamah bin Alqamah: "kataku: (dengan) membaca tasyahud (sesudah sujud sahwi)?" Kata Muhammad bin Sirin: "Aku tidak mendengar beliau membaca tasyahud, sedangkan aku lebih suka membaca tasyahud." Tidak di sebutkan pula: "Beliau menyebutnya dengan Dzul Yadain." Demikian juga tidak menyebutkan: "…lalu mereka mengangguk…" Begitu juga tentang "Marah." Sedangkan haditsnya Hammad dari Ayyub lebih sempurna. Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Nadhr bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dan [Hisyam], [Yahya bin 'Atiq], [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -tentang kisah Dzul Yadain- bahwa beliau bertakbir dan sujud. Hisyam yaitu Ibnu Hasan berkata: "beliau bertakbir kemudian bertakbir lalu sujud." Abu Daud mengatakan: Hadits ini juga di riwayatkan oleh [Habib bin As Syahid], [Humaid], [Yunus] dan ['Ashim Al Ahwal] dari [Muhammad] dari [Abu Hurairah], namun salah satu dari mereka tidak ada yang menyebutkan seperti yang di sebutkan oleh Hammad bin Zaid dari Hisyam bahwa beliau bertakbir kemudian bertakbir lalu sujud." Hadits ini juga riwayatkan dari [Hammad bin Salamah] dan [Abu Bakar bin 'Ayyasy] dari [Hisyam], namun keduanya tidak menyebutkan seperti yang di sebutkan oleh Hammad bin Zaid bahwa beliau bertakbir kemudian bertakbir." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] dari [Al Auza'i] dari [Az Zuhri] dari [Sa'id bin Al Musayyib] dan [Abu Salamah] serta ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Abu Hurairah] Seperti kisah ini, dia mengatakan: "Namun beliau tidak sujud sahwi dua kali sehingga Allah meyakinkan dirinya." Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub yaitu Ibnu Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa [Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah], telah mengabarkan kepadanya, bahwa telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam... seperti hadits di atas, katanya: "Beliau tidak sujud dua kali yaitu sujud ketika ragu sehingga orang-orang menemui beliau." [Ibnu Syihab] mengatakan: [Sa'id bin Al Musayyab] telah mengabariku dengan hadits ini, dari [Abu Hurairah] dia berkata: "…" Dan telah mengabarkan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan [Abu Bakar bin Al Harits bin Hisyam] serta ['Ubaidullah bin Abdullah]. Abu Daud berkata: "Diriwayatkan pula dari [Yahya bin Abu Katsir] dan [Imran bin Abu Anas] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan ['Ala` bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] semuanya dari [Abu Hurairah] dengan kisah ini, namun dia tidak menyebutkan dua kali sujud (sahwi)." Abu Daud mengatakan: "Dan diriwayatkan dari [Az Zubaidi] dari [Az Zuhri] dari [Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Hatsmah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -katanya dalam hadits tersebut- beliau tidak mengerjakan sujud sahwi dua kali (sujud)."
Sunan Abu Daud 857: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'd bin Ibrahim] dia mendengar [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari Abu Hurairah bahwa: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat dhuhur kemudian salam di raka'at kedua, maka di beritahukan kepadanya: "Apakah anda mengurangi jumlah raka'at shalat?" kemudian beliau melanjutkan dua raka'at lagi lalu sujud dua kali."
Sunan Abu Daud 858: Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Asad] telah mengabarkan kepada kami [Syababah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi'b] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beranjak pergi setelah selesai dari dua raka'at shalat wajib, maka seorang laki-laki bertanya kepada beliau: "Apakah shalat telah di qashar wahai Rasulullah ataukah anda lupa?" beliau menjawab: "Semua itu tidak aku lakukan." Maka orang-orang berkata: "Anda telah melakukan hal itu wahai Rasulullah." Kemudian beliau mengerjakan dua raka'at yang tertinggal, lalu beliau beranjak pergi tanpa mengerjakan sujud sahwi dua kali." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini di riwayatkan pula oleh [Daud bin Al Hushain] dari Abu Sufyan bekas budak Ibnu Abu Ahmad dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan kisah seperti ini, katanya: "kemudian beliau sujud dua kali dan duduk setelah memberi salam." Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Hasyim bin Al Qasim] telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin 'Ammar] dari [Dlamdlam bin Jaus Al Hiffani] telah menceritakan kepadaku [Abu Hurairah] dengan hadits seperti ini, katanya: "Kemudian beliau sujud sahwi setelah memberi salam." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Tsabit] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], dan telah diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah mengabarkan kepada kami [Abu Usamah] telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat bersama kami, kemudian beliau salam di raka'at kedua…" kemudian ia menyebutkan seperti hadits Ibnu Sirin dari Abu Hurairah dia berkata: "Kemudian beliau salam lalu sujud sahwi dua kali."
Sunan Abu Daud 859: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Maslamah bin Muhammad] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Khalid Al Khaddza`] telah menceritakan kepada kami [Abu Qilabah] dari [Abu Al Muhallab] dari ['Imran bin Hushain] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam salam di raka'at ke tiga shalat 'Ashar, kemudian beliau masuk (rumah)." -Katanya dari Maslamah- (beliau masuk) kamar, lalu seorang laki-laki yang bernama Khirbaq -seorang yang memiliki tangan panjang- berdiri, ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apakah shalat telah di qashar wahai Rasulullah?" beliau lalu keluar dengan marah sambil memegang kainnya, beliau bersabda: "Apakah perkataannya benar?" mereka menjawab: "Ya, benar." Maka beliau mengerjakan raka'at yang tertinggal kemudian beliau salam, setelah itu beliau sujud dua kali kemudian salam."
Sunan Abu Daud 860: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] dan [Muslim bin Ibrahim] sedangkan maksud haditsnya sama, Hafsh mengatakan: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari [Abdullah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dzuhur lima raka'at, lantas di beritahukan kepada beliau: "Apakah shalat telah di tambah (bilangan raka'atnya)?" beliau bersabda: "Apa maksudnya?" mereka berkata: "Anda telah shalat lima raka'at." Maka beliau sujud dua kali setelah salam.
Sunan Abu Daud 861: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dia berkata: [Abdullah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat -Ibrahim mengatakan: "Aku tidak tahu, apakah (raka'atnya) lebih ataukah kurang- setelah salam, di beritahukan kepada beliau: "Wahai Rasulullah, (apakah) terjadi sesuatu yang tidak beres dalam shalat?" beliau bersabda: "Memangnya kenapa?" mereka berkata: "Anda shalat begini dan begini." Lalu beliau merubah posisi kakinya dan menghadap kiblat, bersujud bersama mereka dua kali, lalu salam. Setelah itu beliau menghadap kepada kami seraya bersabda: "Kalau terjadi sesuatu yang tidak beres dalam shalat, aku beritahukan kepada kalian. Akan tetapi aku hanyalah manusia biasa yang terkadang lupa sebagaimana kalian lupa, oleh karena itu, apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku." selanjutnya beliau bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, hendaknya ia mengambil sesuatu (raka'at) yang di yakininya, lalu menyempurnakannya, kemudian hendaknya ia sujud dua kali." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dari Abdullah, seperti hadits sebelumnya. Sabdanya: "Apabila salah seorang dari kalian lupa, hendaknya ia sujud dua kali." kemudian beliau agak bergeser, lalu sujud dua kali." Abu Daud berkata: hadits ini juga diriwayatkan oleh [Hushain] seperti hadits Al A'masy.
Sunan Abu Daud 862: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Jarir]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Yusuf bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dan ini adalah hadits Yusuf dari [Al Hasan bin 'Ubaidullah] dari [Ibrahim bin Suwaid] dari ['Alqamah] dia berkata: [Abdullah] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat lima raka'at bersama kami, setelah beliau selesai shalat, orang-orang pada berbisik di antara mereka, maka beliau bersabda: "Ada apa dengan kalian?" mereka berkata: "Wahai Rasulullah, apakah (raka'at) shalat di tambah?" beliau menjawab: "Tidak." Mereka berkata: "Sesungguhnya anda shalat lima raka'at." Setelah selesai, beliau melakukan dua kali sujud, lalu salam. Setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya aku adalah manusia biasa yang terkadang lupa sebagaimana kalian lupa."
Sunan Abu Daud 863: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits yaitu Ibnu Sa'd] dari [Yazid bin Abu Habib] bahwa [Suwaid bin Qais] telah mengabarkan kepadanya, dari [Mu'awiyah bin Hudaij] bahwa Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat, kemudian salam. Padahal masih tersisa satu raka'at lagi, lalu seorang laki-laki menemui beliau sambil berkata: "Anda lupa satu raka'at shalat." Maka beliau kembali masuk masjid dan menyuruh Bilal untuk menyerukan iqamah, kemudian beliau shalat satu raka'at bersama orang-orang." Lalu aku beritahukan peristiwa tersebut kepada orang-orang, mereka berkata kepadaku: "Tahukah kamu laki-laki tersebut?" jawabku: "Tidak, kecuali jika aku di beritahu." Tiba-tiba seseorang lewat di hadapanku, maka aku berkata: "Inilah orangnya?" mereka menjawab: "Ini adalah Thalhah bin 'Ubaidullah."
Sunan Abu Daud 864: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Khalid] dari [Ibnu Al 'Ajlan] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, hendaknya ia meninggalkan keraguannya dan menetapkan yang di yakininya, apabila dia yakin (raka'atnya) telah sempurna, lalu sujud dua kali. Apabila ternyata raka'atnya telah sempurna, maka satu raka'at dan kedua sujudnya itu menjadi tambahan baginya (amalan sunnah), kalau memang ternyata raka'atnya kurang, maka raka'at itu menjadi penyempurna shalatnya dan kedua sujudnya itu sebagai pembuat syetan jengkel." Abu Daud berkata: "Di riwayatkan pula oleh [Hisyam bin Sa'd] dan [Muhammad bin Mutharif] dari [Zaid] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan haditsnya Abu Khalid lebih sempurna (daripada haditsnya Hisyam)."
Sunan Abu Daud 865: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah] telah mengabarkan kepada kami [Al Fadl bin Musa] dari [Abdullah bin Kaisan] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menamakan dua sujud sahwi (sujud karena lupa) sebagai Al Murghimataini (Pembuat syetan jengkel)."
Sunan Abu Daud 866: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, sehingga tidak tahu tiga atukah empat raka'atkah yang telah di kerjakan, hendaknya ia sujud dua kali ketika sedang duduk sebelum salam, jika ternyata raka'at yang di kerjakannya itu raka'at yang kelima, maka shalatnya di sempurnakan oleh dua sujud tersebut, sekiranya sudah cukup empar raka'at, maka sujudnya itu untuk menjengkelkan syetan." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman Al Qarri] dari [Zaid bin Aslam] dengan isnadnya Malik dia berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam shalatnya, dan apabila ia meyakini telah mengerjakan tiga raka'at, hendaknya ia berdiri untuk menyempurnakan satu raka'at dengan sujudnya kemudian dia duduk sambil membaca tasyahud. Apabila telah selesai dan tinggal salam, hendaknya ia sujud dua kali kemudian salam…" kemudian dia menyebutkan makna hadits Malik. Abu Daud mengatakan: "Demikian juga yang di riwayatkan oleh [Ibnu Wahb] dari [Malik] dan [Hafsh bin Maisarah], [Daud bin Qais] serta [Hisyam bin Sa'd] kecuali Hisyam yang menyampaikan dari [Abu Sa'id Al Khudri]."
Sunan Abu Daud 867: Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Khushaif] dari [Abu 'Ubaidah bin Abdullah] dari [ayahnya] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Apabila kamu sedang shalat, kemudian ragu apakah tiga ataukah empat raka'at (yang telah di kerjakan), sedangkan berat prasangka kamu telah mengerjakan empat raka'at, maka tasyahudlah kamu kemudian sujud dua kali ketika masih duduk (tasyahud) sebelum salam, kemudian tasyahud lagi lalu salam." Abu Daud berkata: "Telah di riwayatkan pula oleh [Abdul Wahid] dari [Khushaif] namun dia tidak merafa'kan, hadits Abdul Wahid juga di sepakati oleh [Sufyan], [Syarik] dan [Isra'il] dan mereka berbeda mengenai redaksi hadits yaitu dalam matannya, dan mereka tidak menyandarkan kepada seorang Perawi pun."
Sunan Abu Daud 868: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hisyam Ad Dastuwa`i] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepada kami ['Iyadl]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hilal bin 'Iyadl] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian shalat, dan tidak tahu apakah lebih ataukah kurang (raka'atnya) hendaknya ia sujud dua kali ketika masih duduk (tasyahud), apabila datang (was-was) setan dan mengatakan: "Kamu telah hadats (batal)." hendaknya ia mengatakan: "Kamu dusta", melainkan jika hidungnya mencium angin (bau) atau telinganya mendengar suara." Ini adalah lafadz haditsnya Aban. Abu Daud mengatakan: (dari) Ma'mar, Ali bin Mubarrak. 'Iyadl bin Hilal. Al Auza'i mengatakan: "'Iyadl bin abu Zuhair."
Sunan Abu Daud 869: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian tengah mengerjakan shalat, maka setan akan datang kepadanya kemudian ia mengacaukan (pikiran) hingga tidak tahu berapa kali dia shalat, apabila salah seorang dari kalian mendapati yang demikian itu, hendaknya ia sujud dua kali ketika masih duduk (tasyahud)." Abu Daud mengatakan: "Demikianlah yang di riwayatkan oleh [Ibnu 'Uyainah], [Ma'mar], Al Laits." Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Abu Ya'qub] telah menceritakan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepada kami [sepupunya Az Zuhri] dari [Muhammad bin Muslim] seperti isnad hadits ini, dia menambahkan: "Ketika masih duduk sebelum salam." Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] telah mengabarkan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Muslim Az Zuhri] dengan isnad dan maknanya, dia berkata: "Kemudian dia sujud dua kali sebelum salam, lalu salam."
Sunan Abu Daud 870: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Musafi'] bahwa [Mush'ab bin Syaibah] telah mengabarkan kepadanya, dari ['Utbah bin Muhammad bin Al Harits] dari [Abdullah bin Ja'far] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa ragu-ragu dalam shalatnya, hendaknya ia sujud dua kali setelah salam."
Sunan Abu Daud 871: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abdurrahman bin Al A'raj] dari [Abdullah bin Buhainah] bahwa dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat dua raka'at bersama kami, lalu beliau langsung berdiri, sementara beliau belum duduk (tasyahud), maka orang-orang pun berdiri mengikuti beliau, setelah selesai shalat, sedangkan kami tengah menunggu salam, beliau lalu bertakbir dan sujud dua kali sewaktu beliau duduk sebelum salam, kemudian beliau (shallallahu 'alaihi wa sallam) mengucapkan salam." Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dan [Baqiyah] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'aib] dari Az Zuhri, Dengan maksud hadits dan isnad yang sama, dia menambahkan: "…diantara kami ada juga yang membaca tasyahud ketika beliau berdiri (karena lupa)." Abu Daud berkata: "Demikianlah Ibnu Zubair mengerjakan kedua sujud, beliau berdiri dari raka'at kedua sebelum memberi salam" ini adalah pendapat Az Zuhri.
Sunan Abu Daud 872: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Amru] dari [Abdullah bin Walid] dari [Sufyan] dari [Jabir yaitu Al Ju'fi] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Mughirah bin Syubail Al Ahmasi] dari [Qais bin Abu Hazim] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang imam terlanjur berdiri pada raka'at kedua, dan ingat sebelum berdiri tegak, hendaknya ia kembali duduk, dan apabila telah berdiri tegak hendaknya ia tidak duduk dan sujudlah dua kali yaitu sujud sahwi." Abu Daud berkata: "Dan dalam kitabku tidak di sebutkan dari Jabir Al Ju'fi kecuali dari hadits ini."
Sunan Abu Daud 873: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar Al Jusyami] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Al Mas'udi] dari [Ziyad bin 'Ilaqah] dia berkata: Al Mughirah bin Syu'bah shalat bersama kami, lalu langsung berdiri di raka'at kedua, lantas kami mengucapkan "Subhanallah" dia juga mengucapkan: "Subhanallah" dan dia terus berdiri. Setelah menyempurnakan shalat dan memberi salam, dia sujud sahwi dua kali, seusai shalat dia berkata: "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan seperti yang aku kerjakan." Abu Daud berkata: "Demikian pula yang di riwayatkan oleh [Ibnu Abu Laila] dari [Asy Sya'bi] dari [Al Mughirah bin Syu'bah] dan dia merafa'kan hadits tersebut." Dan di riwayatkan pula oleh [Abu 'Umais] dari [Tsabit bin 'Ubaid] dia berkata: "Al Mughirah bin Syu'bah shalat bersama kami." seperti haditsnya Ziyad bin 'Ilaqah. Abu Daud mengatakan: "Abu 'Umais adalah saudara Al Mas'udi, sedangkan Sa'd bin Abu Waqash juga pernah mengerjakan apa yang di kerjakan oleh Al Mughirah, begitu juga dengan 'Imran bin Hushain, Dlahhak bin Qais, Mu'awiyah bin Abu Sufyan dan Ibnu Abbas. Umar bin Abdul Aziz juga pernah memberi fatwa seperti itu. Abu Daud berkata: "Dan yang demikian bagi orang yang langsung berdiri dari dua raka'at (lupa dari tasyahud), kemudian dia sujud (sahwi) setelah salam."
Sunan Abu Daud 874: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman], [Ar Rabi' bin Nafi'], [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Syuja' bin Makhlad], semakna dengan isnad, bahwa [Ibnu 'Ayyasy] telah menceritakan kepada mereka, dari ['Ubaidullah bin 'Ubaid al Kala'i] dari [Zuhair yaitu Ibnu Salim Al 'Ansi] dari [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair], 'Amru mengatakan secara munfarid (sendirian) dari [ayahnya] dari [Tsauban] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Setiap kali lupa, ada dua kali sujud setelah salam." Namun dia tidak menyebutkan dari ayahnya tanpa sebutan 'Amru.
Sunan Abu Daud 875: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepadaku [Asy'ats] dari [Muhammad bin Sirin] dari [Khalid yaitu Al Khaddza`] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Al Muhallab] dari ['Imran bin Hushain] bahwa "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat bersama mereka lalu lupa, maka beliau sujud dua kali, lalu tasyahud dan salam."
Sunan Abu Daud 876: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] dan [Muhammad bin Rafi'] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Hind binti Al Harits] dari [Ummu Salamah] dia berkata: Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan salam (selesai shalat), beliau berhenti sejenak. Mereka berpendapat, yang demikian supaya para wanita keluar lebih dahulu sebelum kaum laki-laki.
Sunan Abu Daud 877: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Syimak bin Harb] dari [Qabishah bin Hulb] -seorang laki-laki dari kabilah Thayi`- dari [ayahnya] bahwa Dia pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau biasa berbalik dari dua sisi (kanan dan kiri).
Sunan Abu Daud 878: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Sulaiman] dari ['Umarah bin 'Umair] dari [Al Aswad bin Yazid] dari [Abdullah] dia berkata: "Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian memberi kesempatan bagi setan dalam shalatnya, hendaknya ia tidak berbalik kecuali ke sisi kanan. Namun aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam paling banyak berbalik ke sisi kiri." 'Umarah berkata: "Setelah itu, aku mengunjungi Madinah, maka aku dapati rumah-rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di sebelah kiri beliau."
Sunan Abu Daud 879: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] telah mengabarkan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadikanlah rumah-rumah kalian sebagai tempat mengerjakan shalat (sunnah), dan janganlah kalian jadikan sebagai kuburan."
Sunan Abu Daud 880: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Sulaiman bin Bilal] dari [Ibrahim bin Abu An Nadlr] dari [ayahnya] dari [Busr bin Sa'id] dari [Zaid bin Tsabit] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat seseorang di rumahnya itu lebih utama daripada shalatnya dia di masjidku ini, kecuali shalat fardlu."
Sunan Abu Daud 881: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit] dan [Humaid] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya shalat menghadap ke arah Baitul Maqdis, ketika turun ayat: {Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya} (Al Baqarah: 144). Lalu seorang laki-laki dari Bani Salamah lewat dan berseru kepada kaumnya ketika mereka sedang ruku' dalam shalat dengan menghadap Baitul Maqdis: "Ketahuilah, bahwa kiblat telah di alihkan ke Ka'bah" -ia berseru dua kali- akhirnya mereka beralih ke Ka'bah dalam posisi ruku'.
Sunan Abu Daud 882: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yazid bin Abdullah bin Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik hari ketika matahari terbit adalah hari Jum'at, pada hari itu Adam di cipta, pada hari itu Adam di turunkan dari surga, pada hari itu pula taubatnya di terima, pada hari itu juga ia wafat, pada hari itu Kiamat akan terjadi dan tidak ada satu binatang melata pun kecuali mereka menunggu pada hari Jum'at sejak shubuh sampai terbit matahari karena takut akan datangnya hari Kiamat kecuali Jin dan manusia, pada hari Jum'at ada suatu waktu yang tidaklah seorang mukmin pun ketika shalat, dan berdoa meminta sesuatu kepada Allah yang bertepatan dengan waktu itu, melainkan Allah akan mengabulkannya." Ka'ab lalu berkata: "Apakah waktu itu hanya ada dalam satu hari di setiap tahun?" Jawabku: "Bahkan waktu itu ada pada setiap hari Jum'at." Lantas Ka'ab membaca Taurat. Kemudian berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam benar, hari itu ada pada setiap hari Jum'at." Abu Hurairah berkata: "Kemudian aku menemui Abdullah bin Salam, lalu aku ceritakan peristiwaku bersama Ka'ab ketika di majlisku." Maka Abdullah bin Salam berkata: "Sungguh aku tahu saat itu." Abu Hurairah berkata: "Beritahukanlah kepadaku saat itu." Abdullah bin Salam menjawab: "Saat itu adalah waktu terakhir pada hari Jum'at." Kataku: "Bagaimana saat itu bisa terjadi di akhir hari Jum'at? Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Dan tidaklah seorang hamba muslim yang shalat pada waktu itu.' sedangkan waktu itu (waktu terahir hari jum'at) bukan waktu shalat." Maka Abdullah bin Salam berkata: "Tidakkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bermajlis untuk menunggu shalat, maka ia terus dihitung dalam shalat hingga ia benar-benar shalat." Abu Hurairah berkata: jawabku: "Benar." Abdullah bin Salam berkata: "Itulah waktunya."
Sunan Abu Daud 883: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali] dari [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dari [Abu Al Asy'Ats Tsauri Ash Shan'ani] dari [Aus bin Aus] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama adalah hari Jum'at, pada hari itu Adam di ciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu juga ditiup (sangkakala) dan pada hari itu juga mereka pingsan. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku -karena- shalawat kalian akan disampaikan kepadaku." Aus bin Aus berkata: para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin shalawat kami bisa disampaikan kepadamu, sementara anda telah tiada (meninggal)? -atau mereka berkata: "Telah hancur (menjadi tulang)"- Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah azza wa jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi."
Sunan Abu Daud 884: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu 'Amru yaitu Ibnu Al Harits] bahwa [Al Julah bekas budak Abdul Aziz] telah menceritakan kepadanya, bahwa [Abu Salamah yaitu Ibnu Abdurrahman] telah menceritakan kepadanya, dari [Jabir bin Abdullah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Hari jum'at itu dua belas -maksudnya jam- dan tidak di dapati seorang muslim pun yang meminta kepada Allah kecuali Allah 'azza wa jalla akan mengabulkannya, maka bersegeralah untuk mendapatkannya pada waktu-waktu akhir setelah Ashar."
Sunan Abu Daud 885: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Makhramah yaitu Ibnu Bukair] dari [ayahnya] dari [Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari] dia berkata: [Abdullah bin 'Umar] berkata kepadaku: "Apakah kamu pernah mendengar ayahmu mengatakan suatu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai waktu yang mustajab di hari Jum'at?" Aku menjawab: "Ya, Aku pernah mendengar dia berkata: (katanya): aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "(Waktu mustajab hari Jum'at) terjadi antara duduknya imam hingga selesai shalat (Jum'at)." Abu Daud berkata: "Maksudnya duduk diatas mimbar."
Sunan Abu Daud 886: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu' dengan menyempurnakan wudlu'nya, kemudian mendatangi shalat jum'at, mendengarkan dan memperhatikan (Khutbah Jum'at), maka dosa-dosanya akan di ampuni hingga jum'at berikutnya, di tambah tiga hari. Dan barangsiapa bermain kerikil, sungguh (jum'atnya) telah sia-sia."
Sunan Abu Daud 887: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Isa] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Atha` Al Khurasani] dari [bekas budak isterinya Ummu Ustman] dia berkata: Aku mendengar Ali radliyallahu 'anhu berkata ketika di atas mimbar di Kufah: "Apabila datang hari jum'at, maka setan akan berpagi-pagi dengan membawa benderanya menuju pasar-pasar sambil menaburkan rintangan atau penghalang-penghalang sehingga mereka mengakhirkan shalat jum'at, sementara para Malaikat berpagi-pagi dan duduk di pintu-pintu masjid mencacat manusia berdasarkan tingkatan mereka yang lebih awal dan orang yang berikutnya sampai Imam keluar, maka apabila seseorang duduk diam untuk mendengar dan memperhatikan serta tidak lalai, maka baginya dua bagian pahala, dan barangsiapa yang menjauh (dari imam), tidak mendengar dan diam serta tidak lalai maka baginya satu bagian dari pahala, dan barangsiapa duduk mendekat (kepada imam) kemudian duduk untuk mendengarkan dan memperhatikan, namun dirinya lalai dan tidak biasa diam, maka baginya satu bagian dari dosa, dan barangsiapa berkata kepada temannya "diamlah" pada waktu (khutbah) jum'at, maka ia telah lalai (bebuat sia-sia), dan barangsiapa lalai, maka ia tidak mendapatkan bagian dari Jum'atnya." Di akhir dari hadits tersebut, Ali berkata: "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda seperti itu." Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Al Walid bin Muslim] dari [Ibnu Jabir] dia berkata dengan redaksi lafadh "bir rabaa`is (rintangan)." Dan berkata pula bekas budak istrinya yaitu Ummu Utsman bin 'Atha` seperti itu."
Sunan Abu Daud 888: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Muhammad bin 'Amru] dia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Abidah bin Sufyan Al Hadlrami] dari [Abu Al Ja'd Adl Dlamri] -beliau termasuk dari sahabat Nabi- bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa meninggalkan Jum'at tiga kali karena meremehkannya, Allah menutup pintu hatinya."
Sunan Abu Daud 889: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Qudamah bin Wabarah Al 'Ujaifi] dari [Samurah bin Jundab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa meninggalkan Jum'at tanpa ada udzur (syar'i) hendaknya ia bersedekah satu Dinar, apabila ia tidak mendapati (satu Dinar), maka dengan setengah Dinar." Abu Daud mengatakan: "Demikianlah yang di riwayatkan Khalid bin Qais, ia menyelisihinya dalam isnad, namun sepakat pada matan-nya."
Sunan Abu Daud 890: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yazid] dan [Ishaq bin Yusuf] dari [Ayyub Abu Al 'Ala`] dari [Qatadah] dari [Qudamah bin Wabarah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa meninggalkan jum'at tanpa ada udzur (syar'i), hendaknya ia bersedekah satu dirham atau setengah dirham atau satu sha' gandum atau setengahnya." Abu Daud berkata: "Di riwayatkan pula oleh [Sa'id bin Basyir] dari [Qatadah] seperti ini, namun dia mengatakan: "Satu mud atau setengahnya." Perawi berkata: dari [Samurah]. Abu Daud berkata: saya mendengar Ahmad bin Hanbal bertanya mengenai perbedaan hadits ini, maka Hammam berkata: "Menurutku dia lebih hafal dari Ayyub yaitu Ibnu Al 'Ala`."
Sunan Abu Daud 891: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru] dari ['Ubaidullah bin Abu Ja'far] bahwa [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepadanya dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwa dia berkata: "Orang-orang berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat jum'at dari rumah-rumah mereka dan dari 'Awali (dataran tinggi yang jaraknya sekitar empat mil dari Madinah).
Sunan Abu Daud 892: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Qabishah] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Muhammad bin Sa'id yaitu Ath Tha`ifi] dari [Abu Salamah bin Nubaih] dari [Abdullah bin Harun] dari [Abdullah bin 'Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalat jum'at wajib bagi orang yang mendengarkan adzan." Abu Daud berkata: "Hadits ini diriwayatkan oleh Jama'ah dari Sufyan sebatas Abdullah bin Amru saja dan tidak merafa'-kannya, yang men-sanadkan (menyambungkan riwayatnya sampai kepada Nabi) hanya Qabishah.
Sunan Abu Daud 893: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Abu Al Malih] dari [ayahnya] bahwa Pada waktu Perang Hunain, hari sedang hujan, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan Mu'adzinnya untuk menyerukan shalat di persinggahan masing-masing." Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul A'la telah menceritakan kepada kami Sa'id dari sahabatnya Sa'id dari Abu Malih, bahwa waktu itu adalah hari Jum'at.
Sunan Abu Daud 894: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali], [Sufyan bin Habib] berkata: telah mengabarkan kepada kami, dari [Khalid Al Khaddza`] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Al Malih] dari [ayahnya] bahwa Dia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada peristiwa Hudaibiyah ketika hari Jum'at, mereka kehujanan yang tidak hanya mengenai bagian bawah sandal mereka, maka beliau memerintahkan mereka untuk mengerjakan shalat di persinggahan mereka.
Sunan Abu Daud 895: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] pernah singgah di Dlajnan ketika malam dingin mencekam, maka dia memerintahkan Mu'adzinnya untuk menyerukan bahwa Shalat di kerjakan di persinggahan. Ayyub berkata: telah menceritakan kepada kami [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa apabila malam sangat dingin atau terjadi hujan lebat, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan Mu'adzinnya untuk menyerukan supaya shalat di kerjakan di persinggahan.
Sunan Abu Daud 896: Telah menceritakan kepada kami [Mu'ammal bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Ayyub] dri [Nafi'] dia berkata: [Ibnu Umar] pernah menyerukan untuk shalat ketika di Dlajnan, kemudian dia berseru: "Shalatlah kalian di persinggahan kalian." Dalam hadits ini, dia juga berkata: "Kemudian Ibnu Umar menuturkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau menyuruh mu'adzinnya untuk menyerukan shalat, kemudian seseorang menyeru: 'Hendaknya kalian shalat di persinggahan kalian ketika malam yang dingin mencekam, dan ketika malam hujan, serta dalam perjalanan." Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Hammad bin Salamah] dari [Ayyub] dan ['Ubaidullah], dalam hadits tersebut dia mengatakan: "Yaitu ketika dalam perjalanan dan di saat dinginnya malam atau hujan."
Sunan Abu Daud 897: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Dirinya menyerukan untuk shalat ketika di daerah Dlajnan pada malam yang sangat dingin dan berangin, di akhir seruannya dia mengatakan: "Ingatlah, shalatlah kalian di persinggahan kalian, shalatlah kalian di persinggahan." Selanjutnya dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memerintahkan Mu'adzinnya apabila malam sangat dingin atau hujan ketika dalam perjalanan, dengan sabdanya: "Ingatlah, shalatlah kalian di persinggahan kalian masing-masing."
Sunan Abu Daud 898: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] yaitu (dia) adzan untuk mengerjakan shalat di saat malam yang sangat dingin dan berangin, katanya: "Shalatlah kalian di persinggahan." Kemudian dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memerintahkan Mu'adzinnya, apabila malam sangat dingin atau hujan, beliau bersabda: "Shalatlah kalian di persinggahan." Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Maslamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Seorang penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyerukan seperti itu ketika di Madinah yaitu di malam yang hujan dan di pagi yang sangat dingin." Abu Daud mengatakan: "Haidts ini juga di riwayatkan oleh [Yahya bin Sa'id Al Anshari] dari [Al Qasim] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dalam hadits itu dia berkata: "…dan dalam perjalanan."
Sunan Abu Daud 899: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Fadl bin Dukain] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata: Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, lalu kami kehujanan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hendaknya seseorang shalat di persinggahannya bagi yang berkehendak."
Sunan Abu Daud 900: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah mengabarkan kepadaku [Abdul Hamid] salah seorang sahabatnya Az Ziyadi, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Harits] sepupunya Muhammad bin Sirin, bahwa [Ibnu Abbas] berkata kepada Mu'adzinnya ketika hujan lebat: "Jika aku mengucapkan: ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH maka jangan kamu teruskan dengan: HAYYA 'ALASH SHALAH tapi serukanlah: SHALLU FI BUYUTIKUM (shalatlah kalian di rumah kalian masing-masing)." Mendengar hal itu, orang-orang banyak mengingkarinya, maka Ibnu Abbas berkata: "Yang demikian itu telah di kerjakan oleh orang-orang yang lebih baik daripadaku, sesungguhnya jum'at merupakan suatu kewajiban, namun aku tidak bermaksud menyuruh kalian keluar rumah melalui jalan yang berlumpur lagi becek."
Sunan Abu Daud 901: Telah menceritakan kepada kami ['Abbas bin 'Abdul 'Adzim] telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Huraim] dari [Ibrahim bin Muhammad Al Muntasyir] dari [Qais bin Muslim] dari [Thariq bin Syihab] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jum'at itu wajib bagi setiap Muslim dengan berjama'ah, kecuali empat golongan, yaitu: hamba sahaya, wanita, anak-anak dan orang yang sakit." Abu Daud berkata: "Thariq bin Ziyad pernah melihat (hidup semasa) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, namun dirinya tidak mendengar sesuatu pun dari beliau."
Sunan Abu Daud 902: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syiabah] dan [Muhammad bin Abdullah Al Muharami] secara lafaadz, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Ibrahim bin Thahman] dari [Abu Jamrah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Shalat jum'at yang pertama kali dalam Islam setelah shalat Jum'at yang di laksanakan di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah, adalah shalat Jum'at di desa Juwatsa, yaitu suatu desa yang terletak di daerah Bahrain." Utsman mengatakan: "Yaitu suatu desa yang terletak di wilayah (Bani) Abdul Qais."
Sunan Abu Daud 903: telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Idris] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Abu Umamah bin Sahl] dari [ayahnya] dari [Abdurrahman bin Ka'b bin Malik] -dia adalah seorang yang selalu menuntun ayahnya setelah ayahnya buta- dari [ayahnya yaitu Ka'ab bin Malik] bahwa Apabila dia mendengar adzan pada hari jum'at, dia memohonkan rahmat untuk As'ad bin Zurarah. Lantas aku bertanya kepadanya: "Mengapa anda memohonkan rahmat untuk As'ad bin Zurarah setiap kali mendengar adzan Jum'at?" Jawabnya: "Karena dia adalah orang yang pertama kali sebagai pelopor pelaksanaan shalat Jum'at di tengah-tengah kami di Hazmin Nabit, yang terletak di Bani Bayadlah di Naqi', yaitu Naqi'ul Khadlamat." Aku bertanya: "Berapakah jumlah kalian ketika itu?" Dia menjawab: "Empat puluh orang."
Sunan Abu Daud 904: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Isra`il] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Al Mughirah] dari Iyas Ibnu Abu Ramlah Asy Syami dia berkata: Aku pernah melihat Mu'awiyah bin Abu Sufyan bertanya kepada Zaid bin Arqam, ia berkata: "Apakah kamu pernah menyaksikan dua hari raya bertepatan dalam satu hari ketika bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Jawabnya: "Ya." Mu'awiyah bertanya: "Bagaimana beliau mengerjakan shalat tersebut?" Zaid bin Arqam menjawab: "Beliau mengerjakan shalat ied kemudian memberi keringanan untuk tidak shalat Jum'at, lalu beliau bersabda: "Barangsiapa ingin mengerjakan (shalat Jum'at), maka kerjakanlah."
Sunan Abu Daud 905: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Tharif Al Bajali] telah menceritakan kepada kami [Asbath] dari [Al A'masy] dari [Atha' bin Abu Rabah] dia berkata: [Ibnu Zubair] shalat bersama kami pada hari raya di hari jum'at, di awal hari, kemudian kami berangkat untuk melaksanakan shalat jum'at, namun dia tidak keluar untuk mengimami kami, akhirnya kami shalat sendiri-sendiri, ketika itu [Ibnu Abbas] sedang berada di Thaif, setelah datang, kami sampaikan hal itu kepadanya, dia menjawab: "Dia (Ibnu Zubair) benar telah melaksanakan sunnah."
Sunan Abu Daud 906: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: ['Atha'] berkata: Hari raya ied dan hari Jum'at pernah bertepatan pada masa [Ibnu Zubair], lalu dia berkata: "Dua hari raya telah bertepatan dalam satu hari." Maka dia mengumpulkan keduanya, dan shalat dua raka'at di pagi hari, tidak menambah pada keduanya, hingga beliau shalat Ashar."
Sunan Abu Daud 907: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mushaffa] dan ['Umar bin Hafsh Al Washabi] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Baqiyah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Al Mughirah Adl Dlabi] dari [Abdul Aziz bin Rufai'] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya, barangsiapa yang ingin, maka shalat hari rayanya ini sudah mencukupi shalat jum'atnya, adapun kami akan tetap melaksanakan shalat Jum'at." 'Umar berkata dari Syu'bah.
Sunan Abu Daud 908: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Mukhawwal bin Rasyid] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] bahwa Dalam shalat shubuh di hari Jum'at, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat As Sajdah dan "HAL ATAA 'ALAL INSAAN HIINUM MINAD DAHRI (Al Insan)." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Mukhawwal] dengan sanad dan maksud yang sama. Dia menambahkan: "Dalam shalat Jum'at, beliau membaca surat Al Jum'at dan "IDZAA JAA`AKAL MUNAAFIQUUN (Al Munafiqun)."
Sunan Abu Daud 909: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] dari Abdullah bin Umar bahwa: Umar bin Khattab pernah melihat kain campuran sutera di jual dekat pintu masjid, maka dia berkata: "Wahai Rasulullah, alangkah baiknya jika anda membelinya kemudian anda kenakan pada hari Jum'at, dan untuk menyambut delegasi yang datang kepada anda." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang mengenakan pakaian ini hanyalah orang yang tidak mendapatkan bagiannya di akhirat." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di beri beberapa pakaian yang di antaranya terbuat dari sutera, kemudian beliau berikan kain sutera itu kepada Umar, maka Umar berkata: "Wahai Rasulullah, anda memakaikannya kepadaku, padahal anda telah mengatakannya kepadaku tentang status pakaian 'Utharid tersebut." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Aku memberikan itu bukan bermaksud untuk kamu pakai." Maka Umar memberikannya kepada saudaranya yang masih Musyrik di Makkah. Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dan ['Amru bin Al Harits] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim] dari [ayahnya] dia berkata: "Umar bin Khattab mendapati kain sutera yang di jual di pasar, kemudian dia mengambilnya lalu membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Belilah ini, untuk berhias diri pada hari raya atau untuk menerima tamu delegasi…" kemudian dia menyebutkan hadits tersebut, namun hadits yang pertama lebih sempurna."
Sunan Abu Daud 910: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dan ['Amru] bahwa [Yahya bin Sa'id Al Anshari] telah menceritakan kepadanya, bahwa [Muhammad bin Yahya bin Habban] telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apakah tidak semestinya salah seorang dari kalian memiliki dua pakaian atau jika salah seorang punya kemampuan mempunyai dua pakaian untuk melaksanakan shalat jum'at selain pakaian untuk bekerja sehari-hari?" 'Amru berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Habib] dari [Musa bin Sa'd] dari [Ibnu Habban] dari [Ibnu Salam] bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda demikian di atas mimbar. Abu Daud berkata: "Dan hadits ini di riwayatkan oleh [Wahb bin Jarir] dari [ayahnya] dari [Yahya bin Ayyub] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Musa bin Sa'd] dari [Yusuf bin Abdullah bin Salam] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 911: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu 'Ajlan] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berjual beli di masjid, mencari sesuatu yang hilang, mendendangkan syair dan mengadakan pertemuan (di masjid) sebelum shalat Jum'at.
Sunan Abu Daud 912: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Abdul Qarri` Al Qurasyi] telah menceritakan kepadaku [Abu Hazim bin Dinar] bahwa Beberapa orang pergi menemui [Sahl bin Sa'd As Saidi], sedangkan mereka memperdebatkan mengenai bahan kayu untuk membuat mimbar, mereka menanyakan hal itu kepada Sahl, jawab Sahl: "Demi Allah, sungguh aku telah mengetahuinya dari apakah ia di buat, sesungguhnya aku telah melihatnya ketika pertama kali di letakkan, dan pada hari pertama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di atasnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus seseorang untuk menemui fulanah -seorang wanita yang namanya di sebutkan oleh Sahl-, sabdanya: "Suruhlah budakmu yang tukang kayu untuk membuatkanku mimbar supaya aku bisa duduk di atasnya apabila aku berkhutbah di hadapan manusia." Lantas fulanah tadi menyuruh budaknya, dan budak tersebut mulai membuatnya yang di ambil (kayunya) dari hutan Tharfa' (daerah pedesaan), setelah jadi, budak tersebut membawanya kepada wanita itu, lalu (mimbar itu) di kirim kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau menyuruh untuk meletakkan di sini, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat di atas mimbar tersebut, lalu beliau bertakbir dan ruku', sementara beliau masih di atas mimbar, kemudian beliau turun pelan-pelan dan mundur ke belakang lalu sujud di pangkal mimbarnya, kemudian beliau kembali. Selesai shalat, beliau menghadap kepada orang-orang lalu bersabda: "Wahai sekalian manusia, aku melakukan hal ini tidak lain supaya kalian mengikutiku dan melihat tata cara shalatku."
Sunan Abu Daud 913: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Abu Rawwad] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki usia lanjut, sahabat Tamim Ad Dari berkata kepadanya: "Sudikah anda aku buatkan mimbar untuk anda pergunakan duduk wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Ya." Maka dia membuatkan mimbar dengan dua anak tangga untuk beliau.
Sunan Abu Daud 914: Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Yazid bin Abu 'Ubaid] dari [Salamah bin Al Akwa'] dia berkata: Antara mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tembok berjarak kira-kira seekor kambing bisa melewatinya.
Sunan Abu Daud 915: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Hassan bin Ibrahim] dari [Laits] dari [Mujahid] dari [Abu Al Khalil] dari [Abu Qatadah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau tidak suka melaksanakan shalat pertengahan siang kecuali hari jum'at. Beliau bersabda: "Sesungguhnya neraka Jahannam di nyalakan pada waktu itu kecuali hari Jum'at." Abu Daud berkata: "Hadits ini mursal karena Mujahid lebih tua dari Abu Khalil, sedangkan Abu Khalil tidak pernah mendengar dari Abu Qatadah."
Sunan Abu Daud 916: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Khubbab] telah menceritakan kepadaku [Fulaih bin Sulaiman] telah menceritakan kepadaku [Utsman bin Abdurrahman At Taimi] saya mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Jum'at ketika matahari mulai condong."
Sunan Abu Daud 917: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Ya'la bin Al Harits] saya mendengar [Iyas bin Salamah bin Al Akwa'] bercerita dari [ayahnya] dia berkata: "Kami shalat Jum'at bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian kami beranjak pergi sedangkan tembok sudah tidak memiliki bayang-bayang lagi (ditengah hari)."
Sunan Abu Daud 918: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata: "Kami melaksanakan qailulah (tidur siang) dan makan siang setelah melaksanakan shalat Jum'at."
Sunan Abu Daud 919: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku [As Sa`ib bin Yazid] bahwa Pada mulanya, adzan pertama pada hari Jum'at ketika imam duduk di atas mimbar yaitu di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar radliyallahu 'anhuma, ketika Utsman menjabat Khilafah, sementara orang-orang semakin banyak jumlahnya, maka Utsman memerintahkan untuk mengumandangkan adzan ketiga di hari Jum'at, maka di kumandangkanlah adzan di atas Zaura`(tempat ketinggian di pasar Madinah), lalu perkara tersebut menjadi tetap. Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [As Sa`ib bin Yazid] dia berkata: "Mu'adzin mengumandangkan adzan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari Jum'at, yaitu ketika beliau telah duduk di atas mimbar, sedangkan Abu Bakar dan Umar berada di depan pintu masjid." Kemudian dia melanjutkan hadits tersebut sebagaimana hadits Yunus. Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Muhammad yaitu Ibnu Ishaq] dari [Az Zuhri] dari [As Sa`ib] dia berkata: "Rasulullah tidak memiliki Mu'adzin (tetap) kecuali satu orang, yaitu Bilal." Kemudian dia menyebutkan makna haditsnya. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah menceritakan kepada kami [Ya'kub bin Ibrahim bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Shalih] dari [Ibnu Syihab] bahwa [As Sa`ib bin Yazid sepupunya Namir] telah mengabarkan kepadanya, katanya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memiliki selain satu Mu'adzin." Kemudian dia melanjutkan hadits tersebut, namun tidak sempurna.
Sunan Abu Daud 920: Telah menceritakan kepada kami [Ya'kub bin Ka'b Al Anthaki] telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Yazid] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari [Jabir] dia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk diatas mimbar pada hari Jum'at, beliau bersabda: "Duduklah kalian!" ucapan itu di dengar oleh Abdullah bin Mas'ud, maka dia segera duduk di dekat pintu Masjid, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya, beliau berseru kepadanya: "Kemarilah wahai Abdullah bin Mas'ud!" Abu Daud berkata: "Hadits ini terkenal mursal, karena orang-orang meriwayatkan dari 'Atha` dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sementara Makhlad adalah seorang syaikh (maksudnya adalah haditsnya boleh ditulis)."
Sunan Abu Daud 921: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari] telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahab yaitu Ibnu 'Atha`] dari [Al 'Umari] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan khutbah dua kali, beliau duduk setelah naik mimbar sehingga Mu'adzin selesai mengumandangkan adzan, setelah itu beliau berdiri dan berkhutbah, lalu duduk lagi dan tidak berbicara kemudian bangkit dan berkhutbah."
Sunan Abu Daud 922: Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili Abdullah bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] dari [Simak] dari [Jabir bin Samurah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam khutbah dengan berdiri, lalu duduk, setelah itu beliau berdiri lagi dan menyampaikan khutbahnya. Barangsiapa menyampaikan kepadamu bahwa beliau berkhutbah dengan duduk, sungguh dia telah berdusta. Jabir berkata: Sungguh, aku shalat bersama beliau lebih dari dua ribu shalat.
Sunan Abu Daud 923: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] dan [Utsman bin Abi Syaibah] sedangkan ma'na haditsnya dari [Abu Al Ahwash] telah menceritakan kepada kami [Simak] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menyampaikan dua kali khutbah, beliau duduk di antara dua khutbah tersebut, beliau membaca Al Qur'an dan memberi peringatan kepada orang-orang." Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Simak bin Harb] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam khutbah dengan berdiri kemudian duduk, beliau tidak mengatakan sepatah katapun. Kemudian dia melanjutkan hadits tersebut.
Sunan Abu Daud 924: Telah menceritakan kepada kami [Sa'd bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Syihab bin Khirasy] telah menceritakan kepadaku [Syu'aib bin Zuraiq Ath Tha`ifi] dia berkata: Aku duduk di samping seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama [Al Hakam bin Hazn Al Kulafi], lalu dia menceritakan kepada kami, katanya: Aku pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama dengan tujuh atau sembilan orang, setelah kami masuk menemui beliau, kami bertanya: "Wahai Rasulullah, kami mengunjungi anda, oleh karena itu, do'akanlah kebaikan untuk kami." Maka beliau memerintahkan supaya kami di suguhi kurma, pada waktu itu, kondisi dalam situasi lemah. Kami pun tinggal di Madinah beberapa hari, kami juga mengikuti pelaksanaan shalat Jum'at bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, saat itu beliau berdiri bertopang pada tongkat atau busur, lalu beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya dengan beberapa patah kata ringan, baik lagi penuh berkah, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mampu mengerjakan semua yang di perintahkan kepada kalian, akan tetapi bertindaklah yang benar dan berilah kabar gembira." Abu Ali berkata: Aku mendengar Abu Daud berkata: "Para sahabat kami telah meneguhkan sesuatu dari hadits tersebut, sebab kertas-kertas telah terputus."
Sunan Abu Daud 925: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami ['Imran] dari [Qatadah] dari ['Abd Rabbihi] dari [Abu 'Iyadl] dari [Ibnu Mas'ud] bahwa Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertasyahhud (memulai khutbahnya), beliau mengucapkan: "ALHAMDULILLAH NASTA'IINUHU WANASTAGHFIRUHU WANA'UDZU BILLAHI MIN SYURURI ANFUSINA MAN YAHDIHILLAHU FALA MUDLILLA LAHU WAMAN YUDL-LIL FALA HADIYA LAHU. WA ASYHADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASULUHU ARSALAHU BIL HUDA, BASYIRAW WANADZIRAN BAINA YADAYISSA'AH MAN YUTHI'ILLAHA WARASULAHU FAQAD RASYAD WAMAN YA'SHIHIMA FAINNAHU LA YADLURRU ILLA NAFSAHU WALA YADLURRULLAHA SYAIAN (segala puji bagi Allah, kita memohon ampun kepada-Nya dan memohon pertolongan kepada-Nya dan berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kita, barangsiapa yang di beri petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa di sesatkan-Nya, maka tidak ada seorangpun yang dapat memberikannya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya yang diutus dengan kebenaran sebagai pamberi kabar gembira dan sekaligus pemberi peringatan sebelum datangnya hari Kiamat. Barangsiapa mentaati Allah dan rasul-Nya, maka dia telah mendapatkan petunjuk dan barangsiapa bermaksiat kepada keduanya, maka sesungguhnya dia tidaklah mencelakakan kecuali dirinya sendiri dan Allah tidak rugi sedikitpun)." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Wahb] dari [Yunus] bahwa dia bertanya kepada [Ibnu Syihab] tentang tasyahhudnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada khutbah Jum'at, maka dia menyebutkan seperti diatas dengan tambahan: "WAMAN YA'SHIHIMA FAQAD GHAWA WA NAS'ALULLAHA RABBANA AN YAJ'ALANA MIMMAN YUTHI'UHU WA YUTHI'I RASULAHU WA YATTABI' RIDLWANAHU WA YAJTANIB SAKHATHAHU FAINNAMA NAHNU BIHI WA LAHU" (Dan barangsiapa bermaksiat kepada keduanya, maka dia telah tersesat, kami memohon kepada Allah Rabb kami agar menjadikan kami termasuk orang-orang yang taat kepada-Nya dan taat kepada rasul-Nya dan termasuk orang yang mengikuti keridlaan-Nya serta menjauhi kamurkaan-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang selalu merindukan keridlaan-Nya dan menjauhi kamurkaan-Nya).
Sunan Abu Daud 926: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan bin Sa'id] telah menceritakan kepadaku [Abdul Aziz bin Rufai'] dari [Tamim Ath Tha`i] dari ['Adi bin Hatim] bahwa Seorang Khatib menyampaikan khutbahnya di samping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya: "Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh ia akan memperoleh petunjuk. Dan barangsiapa bermaksiat kepada keduanya, (maka telah tersesat)." Maka beliau bersabda: "Berdirilah dan pergi, kamu adalah seburuk-buruk Khatib."
Sunan Abu Daud 927: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syubah] dari [Khubaib] dari [Abdullah bin Muhammad bin Ma'n] dari [Bintu Al Harits bin Nu'man] dia berkata: "Aku tidak pernah hafal surat Qaaf kecuali langsung dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sebab beliau selalu berkhutbah dengan surat tersebut setiap hari Jum'at." Katanya lagi: "Dan juga tungku Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tungku kami menjadi satu." Abu Daud berkata: [Rauh bin 'Ubadah] berkata dari [Syu'bah] dia mengatakan: "Bintu Haritsah bin Nu'man." Sedangkan [Ibnu Ishaq] mengatakan: "Ummu Hisyam bintu Haritsah bin Nu'man."
Sunan Abu Daud 928: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Simak] dari [Jabir bin Samurah] dia berkata: "Shalat yang di kerjakan Rasulullah sangatlah sederhana, begitu juga dengan khutbah beliau, (dalam khutbahnya) beliau hanya membaca beberapa ayat Al Qur'an dan memberi peringatan kepada orang-orang."
Sunan Abu Daud 929: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Marwan] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah] dari [saudara perempuannya] dia berkata: "Aku tidak pernah hafal surat Qaaf, kecuali dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau membacanya setiap Jum'at." Abu Daud berkata: Demikianlah yang di riwayatkan oleh [Yahya bin Ayyub] dan [Ibnu Abu Rijal] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah] dari [Ummu Hisyam binti Haritsah bin Nu'man]. Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Ayyub] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah] dari [Saudara perempuannya 'Amrah binti Abdurrahman] bahwa dirinya lebih tua daripada saudara perempuannya dan haditsnya semakna.
Sunan Abu Daud 930: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dari [Hushain bin Abdurrahman] dia berkata: ['Umarah bin Ruwaibah] melihat Bisyr bin Marwan sedang berdo'a pada hari Jum'at (dengan mengangkat tangan), maka Umarah berkata: "Semoga Allah menjadikan kedua tangan ini jelek." [Za`idah] berkata: [Hushain] berkata: telah menceritakan kepadaku ['Umarah] dia berkata: "Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau di atas mimbar, (berdo'a) tidak lebih dari memberi isyarat dengan ini." yaitu jari telunjuk dekat ibu jari.
Sunan Abu Daud 931: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisyr yaitu Ibnu Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman yaitu Ibnu Ishaq] dari [Abdurrahman bin Mu'awiyah] dari [Ibnu Abu Dzubab] dari [Sahl bin Sa'd] dia berkata: "Aku tidak pernah melihat sama sekali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a, baik di atas mimbar maupun di tempat lain, akan tetapi aku melihat beliau hanya memberi isyarat seperti ini." Lalu Sahl memberi isyarat dengan jari telunjuk sambil menggenggam jari tengah dengan jempol.
Sunan Abu Daud 932: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al 'Ala` bin Shalih] dari ['Adi bin Tsabit] dari [Abu Rasyid] dari ['Ammar bin Yasir] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mempersingkat khutbah."
Sunan Abu Daud 933: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah mengabarkan kepadaku [Syaiban Abu Mu'awiyah] dari [Simak bin Harb] daru [Jabir bin Samurah As Suwa`i] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berpanjang lebar dalam menyampaikan nasehat pada hari Jum'at, hanyasanya ia merupakan beberapa patah kata yang singkat."
Sunan Abu Daud 934: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Hisyam] dia berkata: aku mendapati dalam kitabnya [ayahku] dengan tulisannya sendiri, namun aku belum pernah mendengar darinya, [Qatadah] mengatakan, dari [Yahya bin Malik] dari [Samurah bin Jundub] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hadirilah peringatan (khutbah) dan mendekatlah kepada imam, karena seseorang yang selalu menjauh darinya hingga ia akan di akhirkan masuk surga, meskipun ia memasukinya."
Sunan Abu Daud 935: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] bahwa [Zaid bin Al Hubab] telah menceritakan kepada mereka, katanya: telah menceritakan kepada kami [Husain bin Waqid] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tengah berkhutbah di tengah-tengah kami, tiba-tiba Hasan dan Husain radliyallahu 'anhuma membawakan dua baju yang berwarna merah. Keduanya lalu terjatuh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun dari mimbar dan menggendong keduanya lalu kembali ke mimbar dengan bersabda: "Maha benar Allah atas firman-Nya: {Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan.} (Al-Anfaal: 28). Aku melihat kedua anak ini terjatuh dalam kedua bajunya, maka aku tidak sabar hingga aku mempersingkat khutbahku."
Sunan Abu Daud 936: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Auf] telah menceritakan kepada kami [Al Muqri`] telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Abu Ayyub] dari [Abu Marhum] dari [Sahl bin Mu'adz bin Anas] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang duduk bertekuk lutut ketika imam berkhutbah pada hari Jum'at.
Sunan Abu Daud 937: Telah menceritakan kepada kami [Daud bin Rusyaid] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Hayyan Ar Raqqi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Abdullah bin Az Zibriqan] dari [Ya'la bin Syaddad bin Aus] dia berkata: "Aku bersama Mu'awiyah menyaksikan penaklukan Baitul Maqdis, lalu dia melaksanakan shalat jum'at bersama kami, maka aku melihat kebanyakan jama'ah yang ada di masjid adalah para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, aku melihat mereka duduk bertekuk lutut ketika imam sedang berkhutbah." Abu Daud berkata: "Ibnu Umar juga duduk bertekuk lutut sementara imam sedang berkhutbah, begitu juga [Anas bin Malik], Syuraih, Sha'sha'ah bin Shuhan, Sa'id bin Musayyab, Ibrahim An Nakha'i, Makhul, Isma'il bin Muhammad bin Sa'd dan Nu'aim bin Salamah, katanya: "Tidak mengapa duduk seperti itu." Abu Daud berkata: "Belum sampai kepadaku, bahwa ada seseorang yang membencinya kecuali 'Ubadah bin Nusai."
Sunan Abu Daud 938: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Sa'id] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kamu berkata: "Diamlah" padahal imam tengah berkhutbah, maka (jum'atmu) telah sia-sia."
Sunan Abu Daud 939: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Kamil] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yazid] dari [Habib Al Mu'allim] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin 'Amru] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Ada tiga golongan seseorang dalam menghadiri shalat Jum'at, yaitu: seseorang menghadiri shalat Jum'at sambil bicara, maka bicaranya itulah yang menjadi bagiannya, seseorang yang menghadiri shalat jum'at sambil memanjatkan do'a maka itulah orang yang benar-benar memanjatkan do'a kepada Allah 'azza wa jalla, Kalau Dia menghendaki, maka akan di kabulkan atau jika Dia menghendaki maka Dia akan menahannya. Dan orang yang menghadiri shalat Jum'at dengan sikap diam dan tenang, tidak melangkahi pundak orang lain dan tidak pula menyakiti seorang pun, maka jum'atnya menjadi penebus dosanya hingga jum'at berikutnya, di tambah tiga hari, yang demikian itu karena Allah 'azza wa jalla berfirman: {Barangsiapa melakukan amal kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat.} (Al An'am: 160)
Sunan Abu Daud 940: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Hasan Al Mishishi] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Hisyam bin 'Urwah] dari 'Urwah dari ['Aisyah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian berhadats dalam shalatnya, hendaknya ia memegang hidungnya lalu keluar." Abu Daud berkata: "(hadits ini) juga di riwayatkan oleh [Hammad bin Salamah] dan [Abu Usamah] dari [Hisyam] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, namun keduanya (Hammad dan Abu Usamah) tidak menyebutkan "Aisyah radliyallahu 'anha."
Sunan Abu Daud 941: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari ['Amru yaitu Ibnu Dinar] dari [Jabir] bahwa Seorang laki-laki datang pada hari jum'at, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berkhutbah, lalu beliau bersabda: "Apakah kamu sudah shalat (sunnah) wahai fulan?" jawabnya: "Belum." Beliau bersabda: "Berdiri dan kerjakanlah shalat (sunnah)."
Sunan Abu Daud 942: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mahbub] dan [Isma'il bin Ibrahim] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari [Jabir] dan [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] katanya: "Sulaik Al Ghathafani datang, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tengah berkhutbah, maka beliau berkata kepadanya: "Apakah kamu sudah shalat (sunnah)?" jawabnya: "Belum." Beliau bersabda: "Shalatlah dua raka'at yang ringan." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] dari [Sa'id] dari [Al Walid Abu Bisyr] dari [Thalhah] bahwa dia mendengar [Jabir bin Abdullah] bercerita bahwa Sulaik datang." Kemudian dia menyebutkan hadits semisalnya, ia menambahkan: Kemudian beliau menghadap kepada orang-orang sambil bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian datang, sedangkan imam tengah berkhutbah, hendaknya ia shalat dua raka'at yang ringan."
Sunan Abu Daud 943: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin As Sarri] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abu Az Zahiriyah] dia berkata: Kami bersama Abdullah bin Busr -salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- pada hari Jum'ah, tiba-tiba seorang laki-laki datang melangkahi pundak orang-orang, maka Abdullah bin Busr berkata: Pernah datang seseorang dengan melangkahi pundak orang-orang pada hari jum'at, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah berkhutbah, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Duduklah, kamu benar-benar telah mengganggu (orang lain)."
Sunan Abu Daud 944: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] dari ['Abdah] dari [Ibnu Ishaq] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang mengantuk di dalam masjid (ketika khutbah Jum'at), hendaknya ia pindah tempat duduk ke tempat duduk yang lain."
Sunan Abu Daud 945: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] dari [Jarir yaitu Ibnu Hazim] aku tidak tahu bagaimana yang di katakan Muslim, kalau bukan dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam turun dari mimbar, tiba-tiba seseorang muncul dan hendak menyampaikan kebutuhannya kepada beliau, lantas orang tersebut berdiri bersama beliau hingga hajatnya selesai, setelah itu beliau berdiri dan mengerjakan shalat." Abu Daud berkata: "Hadits ini tidak di kenal dari Tsabit, akan tetapi ia merupakan riwayatnya Jarir bin Hazim secara terpisah (sendiri)."
Sunan Abu Daud 946: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mendapat satu raka'at dalam shalat, berarti ia telah mendapatkan shalat itu."
Sunan Abu Daud 947: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir] dari [ayahnya] dari [Habib bin Salim] dari [Nu'man bin Basyir] bahwa Dalam shalat hari raya dan shalat Jum'at, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa membaca dengan: "SABBIHISMA RABBIKAL A'LA dan HAL ATAAKA HADIITSUL GHAASYIYAH." Nu'man berkata: "Apabila (hari raya dengan shalat jum'at) bertepatan dalam satu hari, maka beliau juga membaca kedua surat tersebut."
Sunan Abu Daud 948: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Dlamrah bin Sa'id Al Mazini] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah] bahwa Dlahhak bin Qais bertanya kepada [Nu'man bin Basyir]: "Surat apakah yang biasa di baca Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari Jum'at setelah surat Al Jum'ah?" dia menjawab: Beliau biasa membaca dengan: "HAL ATAAKA HADIITSUL GHAASYIYAH."
Sunan Abu Daud 949: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman yaitu Ibnu Bilal] dari [Ja'far] dari [ayahnya] dari [Ibnu Abu Rafi'] dia berkata: Abu Hurairah shalat mangimami kami pada hari (shalat) Jum'at, lalu dia membaca surat Al Jumu'ah pada raka'at pertama dan IDZA JAA-A KAL MUNAAFIQUUN pada raka'at terakhir. Selesai shalat, aku menjumpai Abu Hurairah dan berkata kepadanya: "Sesungguhnya anda membaca surat sebagaimana yang dibaca oleh Ali bin Abu Thalib di Kufah." Abu Hurairah berkata: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca kedua surat tersebut pada shalat Jum'at."
Sunan Abu Daud 950: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] dari [Ma'bad bin Khalid] dari [Zaid bin 'Uqbah] dari Samurah bin Jundub bahwa: pada waktu shalat Jum'at, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca "Sabbihisma Rabbikal a'la." dan "Hal ataaka haditsul ghasyiyah."
Sunan Abu Daud 951: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepadaku [Yahya bin Sa'id] dari ['Amrah] dari Aisyah radliyallahu 'anha dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat di kamarnya, ternyata orang-orang mengikuti beliau dari belakang kamarnya.
Sunan Abu Daud 952: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] dan [Sulaiman bin Daud] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] melihat seorang laki-laki shalat dua raka'at di tempat (shalat) nya, maka Ibnu Umar mendorongnya sambil berkata: "Apakah kamu hendak shalat Jum'at empat raka'at? Abdullah biasa mengerjakan shalat Jum'at (sunnah ba'da Jum'at) dua raka'at di rumahnya, lalu dia berkata: "Demikianlah yang pernah di lakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 953: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] dia berkata: "Ibnu Umar biasa memanjangkan shalatnya sebelum (shalat) Jum'at, dan shalat (sunnah) setelahnya dua raka'at di rumahnya, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga melakukan yang demikian itu."
Sunan Abu Daud 954: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku [Umar bin 'Atha` bin Abu Al Khuwwar] bahwa Nafi' bin Jubair mengutusnya untuk menemui [As Sa`ib bin Yazid Ibnu Ukhti Namir], dan menanyakan sesuatu yang pernah di lihat Mu'awiyah dalam shalat, dia menjawab: "Aku pernah mengerjakan shalat Jum'at bersama dia di dalam kamar (dalam masjid), seusai salam, aku langsung berdiri di tempat (shalat Jum'at), lalu aku shalat, sewaktu Mu'awiyah masuk menemuiku, dia berkata: "Jangan kamu ulangi lagi apa yang kamu lakukan itu, apabila kamu selesai shalat jum'at, maka janganlah kamu menyambung shalatmu dengan shalat lain hingga kamu berbicara atau keluar, sesungguhnya Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan yang demikian itu, yaitu: janganlah kamu menyambung (shalat Jum'at) dengan shalat yang lain sehingga ia (selingi) dengan bicara atau keluar."
Sunan Abu Daud 955: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah Al Marwazi] telah mengabarkan kepada kami [Al Fadl bin Musa] dari [Abdul Hamid bin Ja'far] dari [Yazid bin Abu Habib] dari ['Atha`] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Apabila dia di Makkah, dia mengerjakan shalat Jum'at, lalu maju kemudian mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at, sesudah itu maju dan mengerjakan shalat empat raka'at, apabila di Madinah, dia shalat Jum'at kemudian pulang ke rumahnya lalu shalat dua raka'at, dan tidak shalat di Masjid, lalu di beritahukan kepadanya, maka dia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga melakukan hal itu."
Sunan Abu Daud 956: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair], dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin As Shabah Al Bazzaz] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Zakariya] dari [Suhail] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda -Ibnu Shabah mengatakan: beliau bersabda-: "Barangsiapa hendak shalat selepas (shalat) Jum'at, hendaknya ia shalat empat raka'at." Haditsnya (selesai) sampai di sini. Ibnu Yunus mengatakan: "Apabila kalian shalat Jum'at, maka shalatlah setelahnya empat raka'at." Suhal berkata: "Ayahku pernah berkata kepadaku: "Wahai anakku, apabila kamu telah shalat dua raka'at di masjid, maka setibanya di rumah, shalatlah dua raka'at."
Sunan Abu Daud 957: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat dua raka'at setelah jum'at di rumahnya." Abu Daud berkata: "Demikianlah yang di riwayatkan [Abdullah bin Dinar] dari Ibnu Umar.
Sunan Abu Daud 958: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Al Hasan] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Muhammad] dari [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Atha`] bahwa Dia melihat [Ibnu Umar] mengerjakan shalat setelah (shalat) Jum'at, lalu dia bergeser sedikit dari tempat ia mengerjakan shalat Jum'at." 'Atha` berkata: "Kemudian ia shalat dua raka'at." 'Atha` melanjutkan: "Setelah itu Ibnu Umar berjalan sedikit dari tempat tersebut dan mengerjakan shalat empat raka'at." Tanyaku kepada 'Atha`: "Berapa kalikah anda melihat Ibnu Umar melakukan hal itu?" 'Atha` menjawab: "Sering." Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Abdul Malik bin Abu Sulaiman], namun tidak selangka hadits di atas."
Sunan Abu Daud 959: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Humaid] dari [Anas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, sedangkan penduduknya memiliki dua hari khusus untuk permainan, maka beliau bersabda: "Apakah maksud dari dua hari ini?" mereka menjawab: "Kami biasa mengadakan permainan pada dua hari tersebut semasa masih Jahiliyyah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari kedua hari tersebut, yaitu hari (raya) kurban (idul Adlha) dan hari raya Idul Fithri."
Sunan Abu Daud 960: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Shufwan] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khumair Ar Rahabi] dia berkata: [Abdullah bin Busr] -salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fithri atau Idul Adlha bersama orang-orang, dia tidak membenarkan keterlambatan imam, lalu berkata: "Sesungguhnya kami dahulu pada saat seperti ini telah selesai melaksanakan shalat." waktu itu adalah waktu Dluha.
Sunan Abu Daud 961: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Ayyub], [Yunus], [Habib], [Yahya bin 'Atiq] dan [Hisyam] di riwayat yang lain, dari [Muhammad] bahwa [Ummu 'Athiyah] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami supaya menyuruh keluar para wanita yang terpingit dalam rumah untuk keluar pada hari raya Id, lalu di tanyakan: "Bagaimana dengan wanita haid?" beliau bersabda: "Hendaknya ia menyaksikan kebaikan pada hari itu dan juga do'a dari kaum Muslimin." Perawi berkata: Seorang wanita bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau sekiranya salah seorang dari wanita tidak memiliki pakaian, apa yang harus ia lakukan?" beliau menjawab: "Hendaknya saudaranya meminjami sebagian dari pakaiannya." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami Hammad telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Ummu 'Athiyah] seperti hadits ini, katanya: "Hendaklah wanita haid agak menjauh dari tempat shalat kaum Muslimin." tanpa menyebutkan: "pakaian" Perawi berkata: dan telah bercerita dari [Hafshah] dari [seorang wanita] menceritakan dari [seorang wanita lain] dia berkata: "di beritahukan: "Wahai Rasulullah..." lalu dia menyebutkan semakna dengan hadits Musa tentang "pakaian." Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami ['Ashim Al Ahwal] dari [Hafshah binti Sirin] dari [Ummu 'Athiyah] dia berkata: "Kami di perintah..." seperti hadits ini, katanya: "Hendaknya wanita-wanita berada di belakang orang-orang dan bertakbir bersama mereka."
Sunan Abu Daud 962: Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid yaitu Ath Thayalisi] dan [Muslim] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin 'Utsman] telah menceritakan kepadaku [Isma'il bin Abdurrahman bin 'Athiyah] dari [neneknya yaitu Ummu 'Athiyah] bahwa Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengumpulkan para wanita Anshar di suatu rumah, beliau mengutus Umar bin Khaththab untuk menemui kami, lalu Umar berdiri di depan pintu, dia memberi salam kepada kami dan kami pun menjawab salamnya, lalu dia berkata: "Aku adalah utusan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kalian, beliau memerintahkan kami untuk menyuruh keluar wanita haid dan para hamba sahaya pada dua hari raya, tidak mewajibkan shalat jum'at atas kami dan beliau melarang kami ikut mengantar jenazah."
Sunan Abu Daud 963: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Isma'il bin Raja`] dari [ayahnya] dari [Abu Sa'id Al Khudri]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, dan dari [Qais bin Muslim] dari [Thariq bin Syihab] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Marwan pernah mengeluarkan mimbar pada waktu hari raya, lalu dia mulai khutbah sebelum shalat, maka seorang laki-laki berdiri dan berkata: "Wahai Marwan, kamu telah menyelisihi sunnah, kamu telah mengeluarkan mimbar pada hari raya, padahal mimbar belum pernah sama sekali di keluarkan, dan kamu juga memulai khutbah sebelum shalat." Abu Sa'id Al Khudri berkata: "Siapakah laki-laki ini?" mereka menjawab: "Fulan bin fulan." Abu Sa'id berkata: "Orang ini telah melaksanakan kewajibannya ('Amar ma'ruf dan nahi munkar), aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa melihat kemungkaran, apabila ia mampu merubah dengan tangannya hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman."
Sunan Abu Daud 964: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dan [Muhammad bin Bakr] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] telah mengabarkan kepadaku ['Atha`] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: -saya mendengar dia (Jabir) berkata- Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri pada hari raya Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat, beliau memulai shalat sebelum berkhutbah, setelah itu barulah beliau berkhutbah di hadapan manusia. Tatkala Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai khutbah, beliau turun lalu mendatangi kaum wanita, beliau memberi peringatan kepada mereka sambil bersandar kepada tangan Bilal, sedangkan Bilal sendiri membentangkan secarik kain sebagai tempat sedekah yang di sumbangkan oleh kaum perempuan." Kata Jabir: "Ada seorang wanita yang melepas cincinnya dan melemparnya ke (kain tersebut), kemudian mereka bergantian melepaskan perhiasannya."
Sunan Abu Daud 965: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Ayyub] dari ['Atha`] dia berkata: Aku menyaksikan [Ibnu Abbas], dan Ibnu Abbas menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau keluar pada hari raya Iedul Fithri, kemudian beliau shalat dan berkhutbah, setelah itu beliau bersama Bilal mendatangi kaum wanita -Ibnu Katsir mengatakan: Syu'bah adalah orang yang banyak ilmunya, (berkatanya)- lantas beliau menyuruh mereka bersedekah, maka mereka melepaskan perhiasannya." Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Ma'mar Abdullah bin 'Amru] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] dari [Ayyub] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] dengan maksud yang sama, katanya: "Beliau mengira kalau para wanita tidak mendengar khutbahnya, maka beliau bersama Bilal menemui mereka dan menasehati mereka serta menyuruh mereka supaya memperbanyak sedekah. Maka ada seorang wanita yang melepas anting dan cincinnya ke kain Bilal." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari ['Atha`] dari [Ibnu Abbas] mengenai hadits ini, katanya: "Lantas ada seorang wanita yang melepas anting dan cincinnya, lalu Bilal menaruh di kainnya." Jabir melanjutkan: "Setelah itu, beliau membagi-bagi hasil sedekahnya kepada orang-orang miskin dari kalangan kaum Muslimin."
Sunan Abu Daud 966: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Uyainah] dari [Abu Jaban] dari [Yazid bin Bara'] dari [ayahnya] bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam diberikan sebuah busur pada waktu shalat Id dan beliau berkhutbah diatasnya.
Sunan Abu Daud 967: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abdurrahman bin 'Abis] dia berkata: Seorang laki-laki bertanya kepada [Ibnu Abbas]: "Apakah kamu pernah menyaksikan hari raya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" ia menjawab: "Ya, sekiranya tidak karena kedudukanku di sisi beliau, niscaya aku tidak akan menyaksikan sejak kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi bendera yang berada di rumah Katsir bin Ash-Shalt, lalu beliau mengerjakan shalat kemudian menyampaikan khutbah. -tanpa menyebutkan adzan dan iqamah- Ibnu Abbas berkata: setelah itu beliau memerintahkan kami untuk bersedekah." Kata ibnu Abbas melanjutkan: "Maka para wanita menunjuk ke telinga dan leher mereka (melepas anting dan kalung mereka -pent)." Kata Ibnu Abbas: "Beliau menyuruh Bilal mendatangi mereka (untuk mengambil hasil sedekah), lantas Bilal menyerahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 968: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Juraij] dari [Al Hasan bin Muslim] dari [Thawus] dari Ibnu Abbas bahwa: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Ied tanpa di iringi dengan adzan dan iqamah, begitu juga Abu Bakar dan 'Umar atau 'Utsman -Yahya ragu dalam redaksi haditsnya-."
Sunan Abu Daud 969: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abi Syaibah] dan [Hannan], keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash] dari [Simak yaitu Ibnu Harb] dari [Jabir bin Samurah] berkata: Aku shalat id bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak hanya satu kali dan tidak pula dua kali, tanpa ada adzan dan iqomah.
Sunan Abu Daud 970: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah] dari [Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Idul Fithri dan Adlha dan biasa takbir tujuh kali pada raka'at pertama dan lima kali pada raka'at kedua." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Lahi'ah] dari [Khalid bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] dengan sanad dan maksud yang sama, katanya: "Selain takbir untuk ruku'."
Sunan Abu Daud 971: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dia berkata: aku mendengar [Abdullah bin Abdurrahman Ath Thaifi] menceritakan dari [Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari Abdullah bin Amr bin Al Ash berkata Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Takbir pada waktu shalat Idul Fithri tujuh kali pada rakaat pertama dan lima pada rakaat terakhir dan bacaan Al-Qur'an setelah itu semua.
Sunan Abu Daud 972: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman yaitu Ibnu Hayyan] dari [Abu Ya'la Ath Tha`ifi] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat Idul Fithri bertakbir tujuh kali pada raka'at pertama kemudian membaca (Fatihah dan surat Al Qur'an), kemudian beliau berdiri dan bertakbir empat kali lalu membaca (Fatihah dan surat Al Qur'an) setelah itu beliau ruku'." Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Waki'] dan [Ibnu Mubarrak], keduanya berkata: "(bertakbir) tujuh kali dan lima kali."
Sunan Abu Daud 973: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dan [Ibnu Abu Ziyad] sedangkan maknanya saling berdekatan, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Zaid yaitu Ibnu Hubab] dari [Abdurrahman bin Tsauban] dari [ayahnya] dari [Makhul] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Abu 'Aisyah] -sahabat Abu Hurairah- bahwa Sa'id bin Al 'Ash bertanya kepada [Abu Musa Al Asy'ari] dan [Hudzaifah bin Yaman]: "Bagaimanakah cara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir pada hari raya Adlha dan Fithri?" Abu Musa menjawab: "Biasanya beliau bertakbir empat kali, sebagaimana shalat jenazah." Hudzaifah berkata: "Dia benar." Abu Musa berkata: "Aku juga bertakbir seperti itu ketika di Bashrah, ketika aku menjadi pemimpin mereka (penduduk Bashrah)." Abu Aisyah berkata: "Aku juga ikut hadir ketika Sa'id bin Al Ash mengajukan pertanyaan tersebut."
Sunan Abu Daud 974: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Dlamrah bin Sa'id Al Mazini] dari ['Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud] bahwa Umar bin Khaththab bertanya kepada [Abu Waqid Al Laitsi]: "Apa yang biasa di baca oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu shalat idul Adlha dan Fithri?" dia menjawab: "Pada shalat dua hari raya tersebut, beliau biasa membaca: "Qaaf wal quraanil majiid" dan "Waqtarabatis saa'ah wan syaqqal Qamar."
Sunan Abu Daud 975: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin As Shabah Al Bazzaz] telah menceritakan kepada kami [Al Fadl bin Musa As Sinani] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari [Abdullah bin As Sa`ib] dia berkata: "Aku menyaksikan shalat Id bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, setelah melaksanakan shalat, beliau bersabda: "Kami akan melaksanakan khutbah, barangsiapa ingin mendengarkan khutbah, hendaklah dia duduk. Dan barangsiapa ingin pergi, silahkan pergi." Abu Daud berkata: "Hadits ini Mursal, dari 'Atha` dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 976: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah yaitu Ibnu Umar] dari [Nafi'] dari Ibnu Umar bahwa: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika hendak berangkat shalat Ied, beliau melewati suatu jalan dan kembali dari shalat Ied melewati jalan yang lain."
Sunan Abu Daud 977: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ja'far bin Abu wahsyiyah] dari [Abu 'Umair bin Anas] dari [paman-pamannya yang juga sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwa Suatu rombongan datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka bersaksi bahwa mereka telah melihat hilal kemarin. Maka beliau memerintahkan mereka (masyarakat) untuk berbuka puasa, dan keesokan harinya, mereka berpagi-pagi menuju ke tempat shalat (untuk melaksanakan shalat hari raya)."
Sunan Abu Daud 978: Telah menceritakan kepada kami [Hamzah bin Nushair] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Suwaid] telah mengabarkan kepadaku [Unais bin Abu Yahya] telah mengabarkan kepadaku [Ishaq bin Salim bekas budak Naufal bin 'Adi] telah mengabarkan kepadaku [Bakr bin Mubasyir Al Anshari] dia berkata: "Aku berangkat untuk melaksanakan shalat Idul Fithri dan Idul Adlha bersama sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika pergi, kami melewati lembah Bathhan hingga sampai di tempat shalat, lalu kami shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika kami pulang ke rumah masing-masing, kami juga lewat lembah Bathhan."
Sunan Abu Daud 979: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku ['Adi bin Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar pada hari raya Fithri, kemudian shalat dua raka'at, beliau tidak shalat (sunnah) baik sebelum maupun sesudahnya. Setelah itu, beliau bersama Bilal pergi menemui kaum wanita, dan menyuruh mereka memperbanyak sedekah, maka kaum wanita melepas anting dan kalung mereka.
Sunan Abu Daud 980: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami seorang dari pedesaan yang Ar Rabi' beri nama dalam haditsnya [Isa bin Abdul A'la bin Abi Farawwah] dia mendengar [Abu Yahya 'Ubaidullah At Taimi] mengatakan dari Abu Hurairah bahwa Kami pernah kehujanan pada waktu pelaksanaan shalat Id, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakannya di masjid.
Sunan Abu Daud 981: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad bin Tsabit Al Mawarzi] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari ['Abbad bin Tamim] dari [pamannya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar bersama orang-orang untuk memohon hujan, lalu beliau shalat dua raka'at dengan mengeraskan bacaan pada raka'at tersebut, beliau membalik kain selendangnya sambil berdo'a dan memohon supaya di turunkan hujan dengan menghadap ke arah Kiblat.
Sunan Abu Daud 982: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] dan [Sulaiman bin Daud] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Dzi`b] dan [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ['Abbad bin Tamim Al Mazini] bahwa dia mendengar [pamannya] -dia termasuk dari salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- dia berkata: "Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk memohon hujan, lalu beliau membalikkan punggungnya dari orang-orang, beliau berdo'a kepada Allah 'azza wa jalla." Sulaiman bin Dawud mengatakan: "Dengan menghadap ke arah Kiblat, kemudian beliau merubah posisi selendangnya, lalu shalat dua raka'at." Ibnu Abu Dzi`b berkata: "Dalam dua raka'at tersebut, beliau membaca (surat Al Qur'an)." Ibnu Sarh menambahkan: "Maksudnya dengan jelas." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Auf] dia berkata: "Aku membaca di kitabnya ['Amru bin Al Harits yaitu Al Himshi] dari [Abdullah bin Salim] dari [Az Zubaidi] dari [Muhammad bin Muslim] seperti hadits ini berserta sanadnya, namun dia tidak menyebutkan 'Shalat', katanya: "Kemudian beliau merubah posisi selendangnya, hingga ujung selendang kanannya di sebelah pundak kiri, dan ujung selendang di sebelah kiri menjadi di sebelah kanan, kemudian beliau berdo'a kepada Allah 'azza wa jalla."
Sunan Abu Daud 983: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] dari ['Umarah bin Ghaziyah] dari ['Abbad bin Tamim] bahwa [Abdullah bin Zaid] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memohon di turunkannya hujan, sedangkan waktu itu beliau memakai pakaian berwarna hitam, beliau keberatan ketika hendak meletakkan bagian kain yang ada di bawah ke atas, maka beliau membaliknya di atas pundak."
Sunan Abu Daud 984: Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] dan [Utsman bin Abu Syaibah] semisalnya, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Ismail] telah berkata kepada kami [Hisyam bin Ishak bin Abdullah bin Kinanah] dia berkata: telah mengabarkan kepadau [ayahku] dia berkata: Al Walid bin Utbah -atau Utsman bin Uqbah- gubernur Madinah mengutus aku untuk menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan kepadanya tentang shalat istisqa yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka Ibnu Abbas menjawab bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar untuk melaksanakan shalat istisqa dalam keadaan lusuh, tawadlu' dan khusyu' hingga beliau sampai di tempat shalat -Utsman menambahkan: Kemudian beliau naik mimbar. -Dan keduanya sepakat bahwa- beliau tidak khutbah, akan tetapi beliau berdo'a dan betul-betul khusyu' dalam berdo'a dan beliau bertakbir kemudian beliau shalat dua rakaat sebagaimana shalat Id. Abu Daud berkata ikhbar bagi Nufaili dan yang benar adalah Ibnu Uqbah.
Sunan Abu Daud 985: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman yaitu Ibnu Bilal] dari [Yahya] dari [Abu Bakr bin Muhammad] dari ['Abbad bin Tamim] bahwa [Abdullah bin Zaid] telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menuju Mushalla (tempat shalat) memohon di turunkannya hujan, dan ketika beliau hendak berdo'a, beliau menghadap kiblat sambil merubah posisi selendangnya.
Sunan Abu Daud 986: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakr] bahwa dia mendengar ['Abbad bin Tamim] berkata: saya mendengar [Abdullah bin Zaid Al Mazini] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menuju mushalla (tempat shalat), kemudian beliau (berdo'a) memohon di turunkannya hujan, beliau merubah posisi selendangnya sambil menghadap ke Kiblat."
Sunan Abu Daud 987: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu wahb] dari [Haiwah] dan [Umar bin Malik] dari [Ibnul Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari ['Umair bekas budak Bani Abu Lahm] bahwa Dia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memohon supaya di turunkannya hujan di Ahjaruz Zait dekat Zaura` dengan berdiri sambil berdo'a memohon diturunkannya hujan seraya mengangkat kedua tangannya ke depan dan tidak melebihi kepalanya.
Sunan Abu Daud 988: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid] telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Yazid Al Faqir] dari [Jabir bin Abdillah] dia berkata: Beberapa wanita mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil menangis (karena kekeringan), kemudian beliau berdo'a: "Allahummasqina ghaitsan mughitsan mari'an nafi'an ghair dlarrin 'ajilan ghaira ajilin" (ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang dapat menolong kami, yang menyenangkan kami, menyuburkan lagi bermanfaat dan tidak membahayakan, segera jangan ditunda-tunda)." Seketika itu juga, langit menurunkan hujannya atas mereka.
Sunan Abu Daud 989: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a kecuali ketika meminta hujan, ketika itu beliau mengangkat kedua tangan beliau sehingga terlihat putih ketiaknya.
Sunan Abu Daud 990: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Muhammad Az Za'farani] telah menceritakan kepada kami ['Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Tsabit] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meminta hujan dengan begini maksudnya beliau memanjangkan kedua tangannya dengan menjadikan punggung telapak tangannya menghadap ke arah bumi, sehingga aku melihat putih ketiaknya.
Sunan Abu Daud 991: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Abdi Rabbihi bin Sa'id] dari [Muhammad bin Ibrahim] telah mengabarkan kepadaku [seorang yang pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwa Beliau pernah berdo'a dekat Ahjaariz Zait sambil membentangkan kedua telapak tangan beliau."
Sunan Abu Daud 992: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Sa'id Al Aili] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Nizar] telah menceritakan kepadaku [Al Qasim bin Mabrur] dari [Yunus] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: "Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang musim kemarau yang panjang, maka beliau memerintahkan untuk meletakkan mimbar di tempat shalat (tanah lapang), lalu beliau berjanji kepada orang-orang untuk bertemu pada suatu hari yang telah di tentukan." Aisyah berkata: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar ketika matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar, Beliau bertakbir dan memuji Allah Azza Wa Jalla, lalu bersabda: "Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan negeri kalian dan keterlambatan turunnya hujan dari musimnya, padahal Allah Azza Wa Jalla telah memerintahkan kalian agar kalian memohon kepadanya, dan berjanji akan mengabulkan do'a kalian, kemudian beliau mengucapkan: "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dzat yang menguasai hari Pembalasan. (Al Fatihah: 2-4). Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha kaya sementara kami yang membutuhkan, maka turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang telah Engkau turunkan kekuatan bagi kami dan sebagai bekal di hari yang di tetapkan." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, dan senantiasa mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putih ketiak beliau, kemudian beliau membalikkan punggungnya membelakangi orang-orang dan merubah posisi selendangnya, sedangkan beliau masih mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau menghadap ke orang-orang, lalu beliau turun dari mimbar dan shalat dua raka'at. Seketika itu Allah mendatangkan awan yang di sertai dengan gemuruh dan kilat, Maka turunlah hujan dengan izin Allah, beliau tidak kembali menuju masjid sampai air bah mengalir (di sekitarnya), ketika beliau melihat orang-orang berdesak-desakan mencari tempat berteduh, beliau tersenyum hingga terlihat gigi gerahamnya, lalu bersabda: "Aku bersaksi bahwa Allah adalah Maha kuasa atas segala sesuatu dan aku adalah hamba dan rasul-Nya." Abu Daud berkata: "Ini adalah hadits gharib, tapi sanadnya bagus, penduduk Madinah mambaca "Malikiyaumid-din" dan hadits ini juga menjadi argumentasi mereka."
Sunan Abu Daud 993: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Abdul Aziz bin Shuhaib] dari [Anas bin Malik], dan [Yunus bin 'Ubaid] dari [Tsabit] dari [Anas] dia berkata: "Penduduk Madinah pernah di timpa bencana kekeringan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika beliau tengah menyampaikan khutbah Jum'at, tiba-tiba seorang laki-laki berdiri seraya berkata: "Wahai Rasulullah, telah binasa kuda dan kambing, oleh karena itu, berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami." Lalu beliau merenggangkan kedua tangannya dan berdo'a." Anas berkata: "Saat itu, langit sangat cerah laksana kaca, lalu angin bertiup yang membawa awan yang menggumpal, setelah itu langit menurunkan hujan, lalu kami keluar mencebur ke air hujan, sehingga kami tiba di rumah kami, dan hujan senantiasa turun hingga jum'at berikutnya, maka laki-laki itu atau laki-laki lain berdiri sambil berkata: "Wahai Rasulullah, rumah-rumah kami (hampir) roboh (karena hujan kebat), oleh karena itu, berdo'alah kepada Allah agar hujan di hentikan!" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum kemudian bersabda: "Turunkanlah hujan ini di sekeliling kami, dan jangan sampai ia membawa petaka bagi kami." Lalu aku melihat awan tersebut terputus-putus di sekitar Madinah, seolah-olah bagaikan Mahkota (maksudnya hujan turun menyebar di seluruh Madinah)." Telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hammad] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] bahwa dia mendengar [Anas] berkata. kemudian dia menyebutkan sebagaimana hadits Abdul Aziz katanya: "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya sejajar dengan wajah beliau seraya mengucapkan: "Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami." Kemudian dia melanjutkan hadits seperti di atas."
Sunan Abu Daud 994: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amru bin Syu'aib] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Qadim] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Yahya bin Sa'id] dari ['Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dia berkata: Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memohon turunnya hujan, beliau mengucapkan: "Ya Allah, hujanilah hamba-hamba-Mu, binatang-binatang ternak-Mu dan tebarkanlah rahmat-Mu serta hidupkanlah tanah-Mu yang tandus." Lafadz ini dari hadits Malik.
Sunan Abu Daud 995: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin 'Ulayyah] dari [Ibnu Juraij] dari ['Atha`] dari ['Ubaid bin 'Umair] telah mengabarkan kepadaku [seseorang yang aku percaya] -aku kira yang di maksud oleh 'Ubaid adalah Aisyah- dia berkata: Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri lama sekali bersama orang-orang. Kemudian beliau ruku', lalu berdiri dan ruku' lagi kemudian berdiri lalu ruku' lagi. Beliau mengerjakan shalat dua raka'at, yang setiap raka'atnya tiga kali ruku'. Setelah ruku' yang ketiga baru beliau sujud. Beberapa orang ketika itu pingsan karena lamanya beliau berdiri bersama mereka, sehingga seember air di percikkan ke tubuh mereka. Apabila ruku' beliau mengucapkan: "Allahu akbar." Dan apabila mengangkat kepala (I'tidal) beliau mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah" sehingga matahari kembali terang. Kemudian berliau bersabda: "Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan terjadi bukan karena matinya atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah Azza Wa Jalla untuk memberi peringatan kepada para hamba-Nya, apabila terjadi gerhana, maka bersegeralah kalian melaksanakan shalat."
Sunan Abu Daud 996: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Abdul Malik] telah menceritakan kepadaku ['Atha`] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: "Pernah terjadi gerhana Matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, waktu itu bertepatan dengan wafatnya Ibrahim putra Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka orang-orang berkata: "Gerhana terjadi karena wafatnya Ibrahim putra Beliau." Mendengar itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk mengerjakan shalat bersama orang-orang dengan enam kali ruku', dan empat kali sujud (dua raka'at). Beliau kemudian bertakbir, lalu membaca (surat Al Qur'an) dengan memanjangkan bacaannya, lalu ruku' lama seperti lama beliau berdiri, kemudian beliau mengangkat kepalanya (i'tidal) tanpa membaca (surat Al Qur'an) sebagaimana yang pertama, setelah itu beliau ruku' lama seperti lamanya beliau berdiri, lalu mengangkat kepalanya dan membaca (surat al Qur'an) yang ketiga kali (beliau berdiri) tidak sebagaimana bacaan yang kedua, kemudian ruku' lama seperti lama berdiri, lalu i'tidal dengan mengangkat kepala, lalu turun sujud dua kali. Setelah itu beliau berdiri kembali, lalu ruku' tiga kali sebelum sujud. Dalam shalat ini, raka'at pertama lebih panjang daripada raka'at sesudahnya (kedua), akan tetapi beliau ruku' sama lamanya dengan berdiri." Jabir berkata: "Setelah itu, beliau mundur dalam shaf shalatnya, maka shaf-shaf shalat yang berada di belakang beliau pun turut mundur, kemudian beliau maju di tempat semula, maka shaf-shaf yang ada di belakang beliau turut maju ke depan. Seusai beliau shalat, ternyata matahari muncul kembali, lalu beliau bersabda: "wahai sekalian manusia, sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda dari beberapa tanda kekuasaan Allah Azza Wa Jalla, tidaklah keduanya mengalami gerhana karena kematian seseorang, oleh karena itu, apabila kalian melihat suatu kejadian padanya, hendaklah kalian melaksanakan shalat sampai (matahari dan bulan) terang kembali…" kemudian Perawi melanjutkan sisa dari hadits ini. Telah menceritakan kepada kami [Mu`ammal bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il] dari [Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata: "Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu ketika hari sangat terik, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat bersama para sahabatnya, beliau berdiri sangat lama sehingga sebagian mereka tersungkur jatuh, kemudian beliau ruku' hingga lama, lalu berdiri lagi hingga lama, kemudian beliau ruku' lagi hingga lama, lalu beliau sujud dua kali, setelah itu beliau bangkit (berdiri). Lalu beliau mengerjakan yang demikian itu (pada raka'at kedua) sebagaimana raka'at pertama, yaitu dengan empat kali ruku' dan empat kali sujud."
Sunan Abu Daud 997: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari ['Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] dia berkata: "Pernah terjadi gerhana matahari ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar menuju masjid, kemudian beliau berdiri dan bertakbir, dan orang-orang juga ikut berbaris di belakang beliau, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanjangkan bacaannya, lalu beliau bertakbir, kemudian ruku' hingga lama, setelah itu beliau mengangkat kepala (i'tidal) sambil membaca: 'samiallahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu.' Kemudian beliau berdiri dan memanjangkan bacaannya (Al Fatihah dan surat Al Qur'an), namun agak pendek dari bacaan yang pertama. Kemudian beliau bertakbir dan ruku' hingga lama, namun ia lebih pendek daripada ruku' yang pertama, lalu beliau mengucapkan 'sami'allahu liman hamidah, rabbanaa walakal hamdu', kemudian ia mengerjakan seperti itu pada raka'at kedua, maka sempurnalah empat kali ruku' dan empat kali sujud. Dan ternyata matahari telah terang kembali sebelum beliau beranjak pergi." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami ['Anbasah] telah menceritakan kepada kami [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dia berkata: [Katsir bin 'Abbas] pernah bercerita bahwa [Abdullah bin 'Abbas] pernah bercerita bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat gerhana matahari." Kemudian Perawi menyebutkan seperti hadits 'Urwah dari Aisyah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau shalat dua raka'at, dan di setiap raka'at, beliau mengerjakan dua kali ruku'."
Sunan Abu Daud 998: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Furat bin Khalid Abu Mas'ud Ar Razi] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Abu Ja'far Ar Razi] dari [ayahnya] dari [Abu Ja'far Ar Razi] dia berkata: Abu Daud mengatakan: aku telah di beritahu dari [Umar bin Syaqiq] telah menceritakan kepada kami [Abu Ja'far Ar Razi] dan ini dari lafadznya yang lebih sempurna. Dari [Ar Rabi' bin Anas] dari [Abu 'Aliyah] dari [Ubay bin Ka'b] dia berkata: "Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat bersama mereka, beliau membaca surat-surat yang di baca panjang dengan lima kali ruku' dan dua kali sujud, setelah itu beliau berdiri di raka'at kedua, lalu membaca surat-surat yang di baca panjang, dengan lima kali ruku' dan dua kali sujud, kemudian beliau duduk menghadap Kiblat sambil berdo'a, sampai gerhana hilang."
Sunan Abu Daud 999: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Habib bin Abu Tsabit] dari [Thawus] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Beliau mengerjakan shalat gerhana, lalu beliau membaca (Al Fatihah dan surat Al Qur'an) lalu ruku', kemudian membaca, kemudian ruku', kemudian membaca, kemudian ruku', kemudian membaca, kemudian ruku', kemudian sujud. Beliau mengerjakan seperti itu di raka'at berikutnya (raka'at kedua)."
Sunan Abu Daud 1000: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Al Aswad bin Qais] telah menceritakan kepadaku [Tsa'labah bin 'Ibad Al 'Abdi] -dari penduduk Bashrah- bahwa Suatu hari, dia pernah mendengarkan khutbahnya [Samurah bin Jundub]. Kata Samurah: "Ketika aku dan seorang pemuda dari Anshar sedang memanah pada dua target kami, tiba-tiba matahari -yang terlihat berada seukuran dua tombak atau tiga tombak- diatas kami, berubah menjadi hitam seperti pohon tanumah (pohon hitam dan buahnya juga hitam). Salah seorang dari kami berkata: mari kita pergi ke masjid! Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pasti akan memberitahukan peristiwa ini kepada umatnya!" Maka kami pun berangkat, (sesampainya di masjid) ternyata beliau sudah bersiap-siap dan maju, lalu beliau shalat. Beliau berdiri lama sekali dalam shalat tersebut, sepertinya shalat ini yang paling panjang beliau lakukan bersama kami, hingga kami tidak mendengar suara dari beliau. kemudian beliau ruku' dengan ruku' yang panjang juga dan kami tidak mendengar suara dari beliau, kemudian beliau sujud dengan sujud yang panjang juga dan kami tidak mendengar suara dari beliau. Dan beliau melakukan hal yang sama pada raka'at kedua. Samurah berkata: 'Duduk beliau pada raka'at kedua bersamaan dengan terangnya matahari.' Kemudian beliau mengucapkan salam dan memuji Allah, bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain-Nya dan bersaksi bahwa beliau adalah hamba dan utusan-Nya." kemudian Ahmad bin Yunus melanjutkan khutbah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 1001: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Qabishah Al Hilali] dia berkata: "Telah terjadi gerhana Matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bergegas keluar sambil menyingsingkan lengan bajunya, ketika itu aku bersama beliau di Madinah. Lalu beliau shalat dua raka'at dengan memanjangkan berdiri, seusainya beliau melaksanakan shalat, matahari sudah cerah lagi, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya ini merupakan tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan dengannya Allah membuat hamba-Nya takut, apabila kalian melihat peristiwa itu, hendaklah kalian shalat seperti kalian melaksanakan shalat wajib." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim], telah menceritakan kepada kami [Raihan bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Manshur] dari [Ayyub] dari [Abu Qilabah] dari [Hilal bin 'Amir] bahwa [Qabishah Al Hilali] bercerita kepadanya, bahwa: "Telah terjadi gerhana matahari." seperti makna hadits Musa, katanya: "Hingga bintang terlihat."
Sunan Abu Daud 1002: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin 'Urwah] dan [Abdullah bin Abu Salamah] dari [Sulaiman bin Yasar], semuanya telah menceritakan kepadaku, dari ['Urwah] dari [Aisyah] dia berkata: "Terjadi gerhana Matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar untuk mengerjakan shalat bersama orang-orang, setelah itu beliau berdiri. Maka aku memperkirakan bacaan beliau, bahwa beliau membaca surat Al Baqarah…" -kemudian dia melanjutkan hadits tersebut- "lalu beliau sujud dua kali, kemudian beliau berdiri dan memanjangkan bacaannya, maka aku memperkirakan bacaan beliau, bahwa beliau membaca surat Ali Imran."
Sunan Abu Daud 1003: Telah menceritakan kepada kami [Al 'Abbas bin Al Walid bin Mazyad] telah mengabarkan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepadaku [Al Auza'i] telah mengabarkan kepadaku [Az Zuhri] telah mengabarkan kepadaku ['Urwah bin Az Zubair] dari 'Aisyah bahwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca dalam bacaan panjangnya sambil mengeraskan (bacaannya), yaitu dalam shalat gerhana."
Sunan Abu Daud 1004: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Telah terjadi gerhana Matahari, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat bersama orang-orang, beliau berdiri lama (dalam shalat) kira-kira membaca surat Al Baqarah, kemudian beliau ruku'…" kemudian (perawi) melanjutkan hadits tersebut."
Sunan Abu Daud 1005: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Namir] bahwa dia bertanya kepada [Az Zuhri], maka Az Zuhri menjawab: telah mengabarkan kepadaku ['Urwah] dari ['Asiyah] dia berkata: "Gerhana matahari telah terjadi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan seseorang untuk menyerukan shalat berjama'ah."
Sunan Abu Daud 1006: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari 'Urwah dari ['Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Terjadinya gerhana Matahari dan bulan bukanlah karena mati atau hidupnya salah seorang, apabila kalian melihat hal itu, maka berdo'alah kepada Allah 'azza wajalla, bertakbirlah serta perbanyak sedekah."
Sunan Abu Daud 1007: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Za`idah] dari [Hisyam] dari [Fathimah] dari [Asma`] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk membebaskan budak pada waktu shalat (khutbah) gerhana."
Sunan Abu Daud 1008: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Syu'aib Al Harrani] telah menceritakan kepadaku [Al Harits bin 'Umair Al Bahsri] dari [Ayyub As Sakhtiyani] dari [Abu Qilabah] dari [An Nu'man bin Basyir] dia berkata: "Telah terjadi gerhana Matahari pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau mengerjakan shalat dua raka'at, dua raka'at, dan beliau bertanya (tentang gerhana) hingga gerhana selesai."
Sunan Abu Daud 1009: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari ['Atha` bin As Sa`ib] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: Pernah terjadi gerhana Matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri (lama) seakan-akan tidak ruku', lalu ruku' (lama) seakan-akan tidak mengangkat kepala, kemudian mengangkat kepala, seakan-akan tidak sujud, kemudian sujud, seakan-akan tidak mengangkat kepala (duduk di antara dua sujud), kemudian mengangkat kepala (duduk di antara dua sujud) seakan-akan tidak sujud, kemudian sujud seakan-akan tidak bangkit, setelah itu beliau berdiri, beliau juga mengerjakan seperti itu di raka'at berikutnya, kemudian di akhir sujudnya beliau menghembuskan nafas sambil mengucapkan: "Uf, uf." Lalu beliau berdo'a: "Wahai Rabbku, bukankah Engkau telah berjanji kepadaku, bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka, sedangkan aku bersama mereka?, bukankah Engkau telah berjanji kepadaku, bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka, sedangkan mereka memohon ampunan?". Seusainya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat, matahari menjadi cerah kembali. Kemudian perawi melanjutkan hadits tersebut.
Sunan Abu Daud 1010: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Bisr bin Al Mufadlal] telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Hayyan bin 'Umair] dari [Abdurrahman bin Samurah] dia berkata: "Ketika kami melepaskan anak panah di masa hidupnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba terjadi gerhana Matahari, lalu aku segera meletakkan anak panah tersebut dan berkata: "Sungguh aku akan melihat kejadian apa yang akan menimpa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari terjadinya gerhana Matahari ini." lalu aku menemui beliau, ternyata beliau sedang mengangkat kedua tangannya sambil bertasbih, tahmid dan bertahlil serta berdo'a hingga gerhana hilang dari matahari. Beliau membaca dua surat dan shalat dua raka'at."
Sunan Abu Daud 1011: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru bin Jabalah bin Abu Rawwad] telah menceritakan kepadaku [Harami bin 'umarah] dari ['Ubaidullah bin An Nadlr] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dia berkata: "Telah terjadi kegelapan yang sangat pada masa [Anas bin Malik], maka aku mendatangi Anas dan berkata kepadanya: "Wahai Abu Hamzah, apakah kalian pernah mengalami kejadian seperti ini pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Dia menjawab: "Aku berlindung kepada Allah! Apabila angin berhembus dengan kencang, maka kami segera bergegas ke masjid, khawatir kalau terjadi kiamat."
Sunan Abu Daud 1012: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Utsman bin Abu Shafwan Ats Tsaqafi] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Katsir] telah menceritakan kepada kami [Salm bin Ja'far] dari [Al Hakam bin Aban] dari [Ikrimah] dia berkata: Pernah di beritahukan kepada [Ibnu Abbas] bahwa fulanah -salah seorang dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meninggal dunia-, lalu dia tersungkur sujud, dia ditanya: "Apakah kamu sujud karena hal ini?" Dia menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian melihat tanda-tanda kebesaran Allah, maka sujudlah!" Dan tanda kebesaran Allah yang manakah yang lebih besar dari pada wafatnya salah seorang dari istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?"
Sunan Abu Daud 1013: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Shalih bin Kaisan] dari ['Urwah bin Zubair] dari [Aisyah radliallahu 'anha] dia berkata: "Shalat di wajibkan dua raka'at-dua raka'at, baik ketika mukim atau dalam perjalanan, di tetapkan dua raka'at dalam perjalanan, dan di tambah (raka'atnya) ketika mukim."
Sunan Abu Daud 1014: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] dan [Musaddad] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Juraij]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Khusyaisy yaitu Ibnu Ashram] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dari [Ibnu Juraij] dia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Abdullah bin Abu 'Ammar] dari [Abdullah bin Babaih] dari [Ya'la bin Umayyah] dia berkata: Aku bertanya kepada Umar bin Khattab: "Bagaimana pendapat anda mengenai orang-orang yang mengqashar shalatnya karena firman Allah: "…Jika kamu takut di serang oleh orang-orang kafir…" (QS An Nisaa': 101), padahal rasa takut itu telah hilang saat sekarang ini." Umar berkata: "Sebenarnya aku juga heran seperti yang kamu herankan itu, oleh karena itu, aku sampaikan masalah tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, justru beliau menjawab: "Itu merupakan sedekah Allah terhadap kalian, oleh karena itu, terimalah sedekah-Nya." Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] dan [Muhammad bin Bakr] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Juraij] saya mendengar [Abdullah bin Abu 'Ammar] bercerita …" kemudian ia menyebutkan hadits yang semisalnya. Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Abu 'Ashim] dan [Hammad bin Mas'adah] sebagaimana yang di riwayatkan oleh Ibnu Bakr."
Sunan Abu Daud 1015: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yahya bin Yazid Al Huna`i] dia berkata: Saya bertanya kepada Anas bin Malik tentang mengqashr shalat, maka Anas menjawab: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bepergian sejauh perjalanan tiga mil atau tiga farsakh -Syu'bah ragu- maka beliau shalat dua raka'at."
Sunan Abu Daud 1016: Telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Uyainah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dan [Ibrahim bin Maisarah] keduanya mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Aku shalat dhuhur empat raka'at di Madinah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan shalat Ashar dua raka'at di Dzul Hulaifah."
Sunan Abu Daud 1017: Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari ['Amru bin Al harits] bahwa [Abu 'Usyanah Al Ma'afiri] telah menceritakan dari ['Uqbah bin 'Amir] dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rabb kalian kagum terhadap seorang penggembala domba yang mengumandangkan adzan shalat di atas bukit, kemudian dia shalat, maka Allah Azza wa Jalla berfirman: "Lihatlah kepada hamba-Ku ini, dia mengumandangkan adzan lalu shalat karena takut kepada-Ku, Aku telah mengampuni dosa hamba-Ku dan memasukkannya ke dalam surga."
Sunan Abu Daud 1018: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al Mishaj bin Musa] dia berkata: aku berkata kepada [Anas bin Malik]: "Sampaikanlah kepada kami sesuatu yang anda dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!" Anas berkata: "Apabila kami bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kami berkata: "Matahari telah tergelincir atau belum, beliau kemudian shalat dhuhur lalu melanjutkan perjalanan."
Sunan Abu Daud 1019: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku [Hamzah Al 'A`idzi] -seorang laki-laki dari Bani Dlabbah- dia berkata: saya mendengar [Anas bin Malik] berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam singgah di suatu tempat, beliau tidak melanjutkan perjalanannya sehingga beliau shalat dluhur." Maka laki-laki tersebut berkata: "Meskipun berada pada tengah hari?" Anas menjawab: "Meskipun berada di tengah hari."
Sunan Abu Daud 1020: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair Al Makki] dari [Abu Ath Thufail 'Amir bin Watsilah] bahwa [Mu'adz bin Jabal] mengabarkan kepada mereka, bahwa Mereka (kaum Muslimin) keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu perang Tabuk, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjama' shalat antara shalat Dhuhur dan Ashar, dan antara shalat Maghrib dan Isya', suatu hari beliau mengakhirkan shalat, kemudian beliau keluar untuk mengerjakan shalat Dhuhur dan Ashar secara jama', kemudian beliau masuk (tenda), setelah itu beliau keluar lalu mengerjakan shalat Maghrib dan Isya' secara jama'."
Sunan Abu Daud 1021: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Nafi'] bahwa [Ibnu Umar] di beritahu tentang wafatnya Shafiyah, ketika itu ia berada di Makkah. Kemudian dia berangkat hingga matahari terbenam dan bintang-bintang mulai muncul, lalu dia berkata: "Sesungguhnya apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengalami kesulitan perkara dalam suatu perjalanan, maka beliau menjama' dua shalat ini, lalu beliau berangkat. Setelah awan merah hilang, ia singgah dan menjama' kedua shalat tersebut."
Sunan Abu Daud 1022: Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Khalid bin Yazid bin Abdullah bin Mauhab Ar Ramli Al Hamdani] telah menceritakan kepada kami [AL Mufadlal bin Fadlalah] dan [Laits bin Sa'd] dari [Hisyam bin Sa'ad] dari [Abu Az Zubair] dari [Abu Ath Thufail] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa Pada waktu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perang Tabuk, ketika matahari telah tergelincir sebelum berangkat, maka beliau menjama' antara shalat Dhuhur dan shalat 'Ashar. Dan jika beliau berangkat sebelum matahari tergelincir, maka beliau mengundurkan Dhuhur sehingga beliau singgah untuk shalat 'Ashar, demikian pula ketika shalat Maghrib, apabila Matahari telah terbenam sebelum berangkat, maka beliau menjama' antara Maghrib dan Isya', dan jika berangkat sebelum matahari terbenam, beliau mengakhirkan shalat Maghrib, sehingga beliau singgah pada waktu Isya', kemudian beliau menjama' keduanya." Abu Daud mengatakan: "Telah di riwayatkan pula oleh [Hisyam bin 'Urwah] dari [Husain bin Abdullah] dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana hadits Al Mufadlal dan Al Laits."
Sunan Abu Daud 1023: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Nafi'] dari [Abu Maudud] dari [Sulaiman bin Abu Yahya] dari [Ibnu Umar] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah menjama' shalat Maghrib dan Isya' dalam suatu perjalanan kecuali hanya sekali." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini di riwayatkan dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar]. Mauquf sampai Ibnu Umar, bahwa dirinya tidak pernah melihat bila beliau pernah menjama' keduanya kecuali hanya malam itu, yaitu malam ketika dia di beritahu wafatnya Shafiyah, dan di riwayatkan pula dari haditsnya [Makhul] dari [Nafi'] bahwa dia melihat [Ibnu Umar] melakukan hal itu hanya sekali atau dua kali."
Sunan Abu Daud 1024: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair Al Makki] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abdullah bin 'Abbas] dia berkata: Rasulullah mengerjakan shalat Dhuhur dan 'Ashar secara Jama', dan shalat Maghrib dan Isya' secara Jama' tidak dalam kondisi ketakutan atau dalam perjalanan." (perawi berkata: Malik berkata: "Aku berpendapat, beliau melakukan hal itu karena kondisi sedang hujan." Abu Daud berkata: "Dan telah diriwayatkan pula oleh [Hammad bin Salamah] seperti hadits tersebut, dari [Abu Az Zubair], dan di riwayatkan oleh [Qurrah bin Khalid] dari [Abu Az Zubair] dia berkata: "…Yaitu dalam perjalanan ketika kami ke Tabuk."
Sunan Abu Daud 1025: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjama' shalat Dhuhur dan 'Ashar, antara shalat Maghrib dan Isya' di Madinah, tidak dalam kondisi ketakutan, tidak pula hujan." Maka di tanyakan hal itu kepada Ibnu Abbas: "Apa maksud beliau melakukan hal itu?" Ibnu Abbas menjawab: "Supaya tidak memberatkan umatnya."
Sunan Abu Daud 1026: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Ubaid Al Muharibi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [ayahnya] dari [Nafi'] dan Abdullah bin Waqid bahwa, Mu'adzin [Ibnu Umar] berseru: "Telah tiba waktu shalat!" Maka dia berkata: "Jalan terus, jalan terus." Hingga saat sebelum bayang-bayang merah hilang, dia singgah lalu mengerjakan shalat Maghrib. Kemudian menunggu sampai bayang-bayang merah benar-benar hilang, lalu mengerjakan shalat Isya'. Setelah itu dia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika terdesak oleh suatu urusan, beliau melakukan seperti yang aku lakukan tadi." Lalu dia berjalan sehari semalam, sejauh perjalanan tiga malam. Abu Daud berkata: 'Di riwayatkan pula oleh [Ibnu Jabir] dari [Nafi'] seperti hadits ini dengan sanadnya. Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi] telah mengabarkan kepada kami [Isa] dari [Ibnu Jabir] dengan Makna hadits ini. Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Abdullah bin Al 'Ala`] dari [Nafi'] dia berkata: "…Hingga ketika bayang-bayang merah telah hilang, maka beliau singgah lalu menjama' keduanya."
Sunan Abu Daud 1027: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Musaddad] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Zaid] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat bersama kami di Madinah delapan dan tujuh raka'at, yaitu Dhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya'." Namun Sulaiman dan Musaddad tidak menyebutkan lafadz "Bina (bersama kami)." Abu Daud mengatakan: "Dan di riwayatkan [Shalih bekas budak At Tau`amah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Tidak dalam kondisi hujan."
Sunan Abu Daud 1028: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Muhammad Al Jari] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] bahwa Matahari telah tenggelam ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih berada di Makkah, namun beliau baru menjama' Shalat di daerah Saraf. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hisyam tetangga Ahmad bin Hambal, telah menceritakan kepada kami Ja'far bin 'Aun dari Hisyam bin Sa'd dia berkata: "Jarak antara Makkah dengan Saraf adalah sekitar sepuluh mil."
Sunan Abu Daud 1029: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Al Laits] dia berkata: [Rabi'ah] berkata: -yaitu ia menulis surat kepada Al Laits- telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Dinar] dia berkata: "Matahari telah terbenam, sementara aku berada di samping Abdullah bin Umar, lalu kami berangkat. Ketika kami tahu waktu telah sore, kami berkata: "Waktu shalat telah tiba!" Namun Ibnu Umar masih tetap berjalan, hingga mega merah telah hilang dan bintang-bintang mulai muncul, kemudian Ibnu Umar singgah untuk menjama' dua shalat tersebut (Maghrib dan Isya), lalu dia berkata: "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila dalam suatu perjalanan mengalami kepayahan, beliau mengerjakan dua shalat ini." dia berkata: "yaitu dengan menjama'nya ketika malam telah tiba." Abu Daud berkata: "Di riwayatkan pula oleh ['Ashim bin Muhammad] dari [Saudaranya] dari [Salim]. Dan di riwayatkan pula oleh [Ibnu Abu Najih] dari [Isma'il bin Abdurrahman bin Dzu`aib] bahwa menjama' keduanya yang berasal dari Ibnu Umar adalah setelah hilang mega merah."
Sunan Abu Daud 1030: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Ibnu Mauhib] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Mufadlal] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] dari [Anas bin Malik] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berangkat safar sebelum matahari condong (ke barat), maka beliau mengakhirkan Dhuhur hingga waktu Ashar, kemudian beliau singgah dan menjama' keduanya, apabila matahari mulai condong sebelum berangkat, maka beliau mengerjakan shalat Dhuhur lalu Beliau berangkat." Abu Daud berkata: "Mufadlal adalah qadli (hakim) daerah Mesir, sedangkan orang yang di ijabahi do'anya adalah ibnu Fadlalah." Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Jabir bin Isma'il] dari ['Uqail] seperti hadits ini dengan sanadnya, katanya: "Kemudian beliau mengakhirkan waktu Maghrib hingga beliau menjama' shalat Isya' ketika mega merah telah hilang."
Sunan Abu Daud 1031: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu Ath Thufail 'Amir bin Watsilah] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam Perang Tabuk, apabila beliau berangkat sebelum matahari tergelincir, beliau mengakhirkan waktu Dhuhur hingga beliau menjama' di waktu Ashar, dan apabila berangkat setelah matahari tergelincir, beliau shalat Dhuhur dan Ashar, setelah itu beliau berangkat, dan apabila hendak berangkat sebelum Maghrib, beliau mengakhirkan shalat Maghrib hingga beliau mengerjakannya dengan shalat Isya, jika beliau berangkat selepas Maghrib, maka beliau memajukan shalat Isya' sehingga beliau kerjakan shalat maghrib dan Isya'." Abu Daud berkata: "Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini kecuali hanya Qutaibah."
Sunan Abu Daud 1032: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Adi bin Tsabit] dari [Al Barra`] dia berkata: "Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau mengerjakan shalat Isya', di salah satu raka'atnya beliau membaca: "At Tiin waz zaitun."
Sunan Abu Daud 1033: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Shufwan bin Sulaim] dari [Abu Busrah Al Ghifari] dari [Al Barra` bin 'Azib Al Anshari] dia berkata: "Aku pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam perjalanan sebanyak delapan belas kali, dan aku tidak pernah sama sekali melihat beliau meninggalkan dua raka'at ketika matahari telah condong."
Sunan Abu Daud 1034: telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] telah menceritakan kepada kami [Isa bin Hafsh bin 'Ashim bin Umar bin Khattab] dari [ayahnya] dia berkata: "Aku pernah menemani Ibnu Umar dalam suatu perjalanan." Hafsh berkata: "lalu Ibnu Umar melaksanakan shalat dua raka'at bersama kami, Kemudian dia berbalik, ketika dia melihat orang-orang berdiri, dia berkata: "Apa yang di perbuat mereka?" Jawabku: "Mereka sedang mengerjakan shalat sunnah." Ibnu Umar berkata: "Sekiranya aku mengerjakan shalat sunnah, tentu aku akan menyempurnakan shalatku. Wahai anak saudaraku, Sesungguhnya aku pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, namun beliau tidak pernah menambah dua raka'at hingga Allah Azza Wa Jalla mewafatkannya, aku juga pernah menyertai Abu Bakar, namun dia tidak pernah menambah dua raka'at hingga Allah Azza Wa Jalla mewafatkannya, aku juga menyertai Umar, namun dia tidak pernah menambah dua raka'at hingga Allah Ta'ala mewafatkannya, aku juga pernah menyertai Utsman, namun dia tidak pernah menambah dua raka'at hingga Allah Ta'ala mewafatkannya, sungguh Allah Azza Wa Jalla telah berfirman: "Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS Al Ahzab: 21)
Sunan Abu Daud 1035: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Yunus] dari [Ibnu Syihab] dari [Salim] dari [ayahnya] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat sunnah di atas kendaraannya ke arah mana saja kendaraannya menghadap, dan pernah juga mengerjakan shalat witir di atas kendaraan, namun beliau tidak pernah mengerjakan shalat wajib di atas kendaraan."
Sunan Abu Daud 1036: telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Rib'i bin Abdullah bin Al Jarud] telah menceritakan kepadaku ['Amru bin Abu Al Hajjaj] telah menceritakan kepadaku [Jarud bin Abu Sabrah] telah menceritakan kepadaku [Anas bin Malik] bahwa Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak mengerjakan shalat sunnah, beliau menghadapkan untanya ke arah Kiblat, lalu beliau shalat ke arah mana saja kendaraan (untanya) menghadap."
Sunan Abu Daud 1037: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari ['Amru bin Yahya Al Mazini] dari [Abu Al Habbab Sa'id bin Yasar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa dia berkata: "Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di atas keledai, sedangkan beliau menghadap ke arah Khaibar."
Sunan Abu Daud 1038: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutusku untuk suatu keperluan, katanya: "lalu aku datang menemui beliau, sementara beliau sedang shalat di atas kendaraannya menghadap ke timur, dan sujud beliau lebih rendah daripada ruku' beliau."
Sunan Abu Daud 1039: Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib] dari [An Nu'man bin Al Mundzir] dari 'Atha` bin Abu Rabah bahwa, Dia bertanya kepada [Aisyah] radliallahu 'anha: "Apakah kaum wanita di beri keringanan untuk mengerjakan shalat di atas kendaraan (binatang tunggangan)?" dia menjawab: "Tidak ada keringanan bagi mereka mengenai hal itu, baik dalam keadaan susah atau lapang." Muhammad mengatakan: "Larangan ini merupakan larangan dalam shalat wajib."
Sunan Abu Daud 1040: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] -lafadz hadits ini dari dia- telah mengabarkan kepada kami [Ali bin Zaid] dari [Abu Nadlrah] dari ['Imran bin Hushain] dia berkata: "Aku berperang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku juga menyaksikan bersama beliau ketika pembebasan kota Makkah, beliau bermukim di Makkah selama delapan belas hari, dan tidaklah beliau mengerjakan shalat, kecuali hanya dua raka'at, lalu beliau bersabda: 'wahai para penduduk (asli), shalatlah kalian empat raka'at, sebab kami ini adalah para musafir."
Sunan Abu Daud 1041: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dan [Utsman bin Abu Syaibah] dengan maksud yang sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hafsh] dari ['Ashim] dari ['Ikrimah] dari Ibnu Abbas bahwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bermukim di Makkah selama tujuh belas hari, dan selalu mengqashar shalat." Ibnu Abbas berkata: "Barangsiapa bermukim selama tujuh belas hari, maka ia boleh mengqashar shalat, dan barangsiapa bermukim lebih dari itu, dia harus menyempurnakan shalat." Abu Daud mengatakan: [Abbad bin Manshur] berkata dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Beliau bermukim selama sembilan belas hari."
Sunan Abu Daud 1042: Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Az Zuhri] dari ['Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bermukim di sana selama lima belas hari, beliau selalu mengqashar shalat." Abu Daud mengatakan: "Hadits ini di riwayatkan oleh [Abdah bin Sulaiman] dan [Ahmad bin Khalid Al Wahbi] serta [Salamah bin Al Fadl] dari [Abu Ishaq], namun mereka tidak menyebutkan Ibnu Abbas dalam hadits tersebut."
Sunan Abu Daud 1043: Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali] telah mengabarkan kepadku [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syarik] dari [Ibnu Al Ashbahani] dari ['Ikrimah] dari Ibnu Abbas bahwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bermukim di Makkah selama tujuh belas hari, beliau mengerjakan shalat dua raka'at."
Sunan Abu Daud 1044: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dan [Muslim bin Ibrahim] sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Ishaq] dari [Anas bin Malik] dia berkata: "Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Madinah menuju Makkah, beliau selalu mengerjakan shalat dua raka'at sehingga kami kembali tiba di Madinah." Kami berkata: "Apakah kalian bermukim di sana?" dia berkata: "Kami bermukim di sana selama sepuluh hari."
Sunan Abu Daud 1045: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] dan [Ibnu Al Mutsanna] dan lafadz hadits ini dari Ibnul Mutsanna, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah], Ibnu Al Mutsanna mengatakan: telah mengabarkan kepadaku [Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Apabila [Ali radliallahu 'anhu] bepergian, dia berangkat setelah matahari terbenam, hingga apabila hampir gelap, dia singgah lalu mengerjakan shalat Maghrib kemudian melakukan makan malam, setelah itu dia mengerjakan shalat Isya'. Lalu dia melanjutkan perjalanannya, katanya: "Seperti inilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan." [Utsman] berkata: dari [Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali]. Aku mendengar Abu Daud berkata: [Usamah bin Zaid] meriwayatkan, dari [Hafsh bin Ubaidullah yaitu Ibnu Anas bin Malik] bahwa Anas pernah menjama' keduanya ketika mega merah telah hilang, dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah melakukan hal itu." Sedangkan riwayatnya [Az Zuhri] dari [Anas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga seperti hadits di atas."
Sunan Abu Daud 1046: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban] dari [Jabir bin Abdullah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bermukim di Tabuk selama dua puluh hari, dan selalu mengqashar shalat." Abu Daud mengatakan: "selain Ma'mar, memursalkan hadits ini, dan sanadnya tidak bersambung."
Sunan Abu Daud 1047: telah menceritakan kepada kami [Sa'id bin Manshur] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari [Manshur] dari [Mujahid] dari [Abu 'Ayasy Az Zuraqi] dia berkata: Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Usfan, sedangkan waktu itu, kaum Musyrikin berada di bawah komando Khalid bin Walid. lalu kami mengerjakan shalat Dhuhur, maka orang-orang Musyrik berkata: "Sungguh kita telah lengah, kita telah lalai. (Alangkah baiknya) sekiranya kita serang mereka ketika mereka tengah mengerjakan shalat." lalu turunlah ayat untuk mengqashar shalat antara Dhuhur dengan Ashar, ketika waktu Ashar telah tiba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri menghadap ke kiblat, sedangkan orang-orang musyrik berada di hadapannya, sementara satu shaf berbaris di belakang beliau, kemudian ada juga di belakangnya satu shaf lagi, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ruku', mereka juga ikut ruku', lalu beliau sujud, dan shaf di belakang beliau juga sujud, sementara shaf berikutnya masih tetap berdiri untuk berjaga-jaga. Setelah shaf pertama selesai sujud dua kali dan berdiri, barulah shaf yang berikutnya (shaf kedua) sujud. Setelah itu, shaf yang ada di belakang beliau (shaf pertama) mundur menempati shaf yang lain (shaf kedua), sedangkan shaf yang kedua maju ke depan menempati shaf pertama, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ruku', mereka semuanya juga ikut ruku', lalu sujud dan shaf yang berada di belakang beliau ikut sujud, sedangkan shaf yang belakangnya (shaf kedua) tetap berdiri berjaga-jaga. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk, maka shaf kedua sujud, kemudian mereka semuanya duduk, lalu beliau memberi salam dan mereka pun salam. Cara shalat seperti ini di kerjakan di daerah Usfan, dan juga pernah di kerjakan di Bani Sulaim. Abu Daud berkata: [Ayyub] dan [Hisyam] meriwayatkan dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] dengan makna seperti ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, begitu juga [Daud bin Hushain] meriwayatkan dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], begitu juga [Abdul Malik] dari ['Atha`] dari [Jabir]. Begitu juga dengan [Qatadah] dari [Al Hasan] dari [Hithan] dari [Abu Musa] juga pernah mengerjakan seperti itu, begitu juga [Ikrimah bin Khalid] dari [Mujahid] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, begitu juga [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan itu merupakan perkataan Ats Tsauri."
Sunan Abu Daud 1048: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abdurrahman bin Al Qasim] dari [ayahnya] dari [Shalih bin Khawwat] dari Sahl bin Abu Hatsmah bahwa, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat khauf bersama para sahabatnya, beliau menjadikan mereka dua shaf di belakangnya, lalu beliau mengerjakan shalat dengan shaf yang ada di belakang beliau satu raka'at, kemudian berdiri. Beliau tetap dalam posisi berdiri sehingga orang-orang yang berada di shaf kedua shalat satu raka'at, setelah itu mereka maju ke depan, sedangkan shaf pertama mundur ke belakang, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat bersama mereka satu raka'at, kemudian beliau duduk (sambil menanti) sehingga orang-orang yang tertinggal (di shaf ke dua) menyelesaikan satu raka'at yang tertinggal, kemudian beliau salam."
Sunan Abu Daud 1049: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yazid bin Ruman] dari [Shalih bin Khuwwat] dari [orang] yang pernah mengerjakan shalat khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada waktu Perang Dzatur Riqa', yaitu bahwa, Satu shaf berbaris bersama beliau, sedangkan shaf yang lain (berjaga-jaga) menghadapi musuh, kemudian orang-orang yang bersama beliau shalat satu raka'at, kemudian beliau tetap dalam kondisi berdiri, sedangkan mereka menyempurnakan satu raka'at sendiri-sendiri, setelah itu mereka beranjak pergi dan berbaris (berjaga-jaga) menghadapi musuh. Setelah itu, kelompok yang lain datang dan shalat bersama beliau satu raka'at dari sisa satu raka'at beliau, kemudian beliau tetap dalam duduk (menunggu), sedangkan mereka menyempurnakan shalat (satu raka'at) sendiri-sendiri, lalu beliau salam bersama mereka." Malik berkata: sedangkan haditsnya Yazid bin Ruman lebih aku sukai dari apa yang pernah aku dengar."
Sunan Abu Daud 1050: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Shalih bin Khuwwat Al Anshari] bahwa [Sahl bin Abu Hatsmah Al Anshari] telah menceritakan kepadanya, bahwa shalat khauf itu adalah: "Imam berdiri bersama satu kelompok sahabatnya, sedangkan satu kelompok yang lainnya menghadap ke arah musuh. Lalu imam ruku' dan sujud bersama kelompok yang menyertainya, lalu berdiri. Apabila telah berdiri tegak, imam tetap berdiri, sedangkan kelompok yang bersamanya menyempurnakan satu raka'at yang tersisa sendiri-sendiri, lalu mereka salam dan beranjak pergi, sedangkan imam masih dalam posisi berdiri, sementara mereka pergi berjaga-jaga menghadapi musuh. Kemudian kelompok yang lain, yang belum shalat datang dan bertakbir di belakang imam. Imam ruku' dan sujud bersama mereka, kemudian imam salam, sementara mereka berdiri dan melanjutkan raka'at yang sisa, lalu mereka salam." Abu Daud berkata: adapun riwayat Yahya bin Sa'id dari Al Qasim seperti riwayat Yazid bin Ruman, namun riwayatnya sedikit berbeda ketika salam, sedangkan riwayatnya 'Ubaidullah seperti riwayatnya Yahya bin Sa'id, katanya: "Imam tetap berdiri."
Sunan Abu Daud 1051: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu Abdurrahman Al Muqri`i] telah menceritakan kepada kami [Haiwah] dan [Ibnu Lahi'ah] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abu Al Aswad] bahwa dia mendengar ['Urwah bin Az Zubair] bercerita dari [Marwan bin Hakam] bahwa Dia bertanya kepada [Abu Hurairah]: "Apakah kamu pernah shalat khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Abu Hurairah menjawab: "Ya, pernah." Marwan bertanya: "Kapan?" Abu Hurairah menjawab: "Ketika memerangi Bani Najd, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak mengerjakan shalat 'Ashar, lalu sekelompok orang berdiri (shalat) bersama beliau, sedangkan kelompok yang lain menghadap ke arah musuh membelakangi Kiblat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, lalu mereka juga ikut bertakbir, baik yang bersama beliau atau kelompok yang menghadap musuh. Setelah itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ruku' sekali bersama dengan kelompok yang menyertai beliau, lalu beliau sujud dan sujud pula orang yang menyertai beliau, sementara kelompok yang lain tetap berdiri menghadap ke arah musuh. Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, begitu juga kelompok yang menyertai beliau, kemudian kelompok ini pindah, menggantikan kelompok yang menghadapi musuh, sedangkan kelompok yang menghadapi musuh pindah ke belakang beliau untuk mengerjakan ruku' dan sujud sendiri-sendiri. Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap berdiri menunggu sampai mereka berdiri pula. Setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ruku' (untuk raka'at kedua), lalu mereka ruku' bersama beliau, beliau sujud, mereka pun ikut sujud. Lalu kelompok yang menghadapi musuh datang, mereka ruku' dan sujud sendiri, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap duduk menunggu bersama kelompok yang menyertai beliau tadi, setelah itu, baru tiba waktu salam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam salam dan mereka semuanya pun salam. Maka bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dua raka'at, sedangkan bagi masing-masing mereka satu raka'at." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin 'Amru Ar Razi] telah menceritakan kepada kami [Salamah] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ja'far bin Zubair] dan [Muhammad bin Al Aswad] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari Abu Hurairah dia berkata: "Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju daerah Najd, hingga ketika kami sampai di perkebunan kurma Dzatur Riqa', beliau bertemu dengan sekelompok orang Bani Ghathafan…' kemudian dia menyebutkan makna dan lafadz hadits ini, tidak seperti lafadz hadits sebelumnya. Dalam hadits tersebut, dia berkata: "…Ketika beliau ruku' dan sujud bersama orang-orang yang berada di belakang beliau. selanjutnya Perawi berkata: "Setelah mereka berdiri, lalu berjalan mundur ke barisan sahabat mereka." dalam hadits ini tidak di sebutkan "membelakangi Kiblat."
Sunan Abu Daud 1052: Abu Daud berkata: telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd] katanya: telah menceritakan kepadaku [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far bin Az Zubair] bahwa ['Urwah bin Zubair] telah menceritakan kepadanya, bahwa [Aisyah] pernah menceritakan kepadanya dengan kisah seperti ini, kata Asiyah: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, begitu juga dengan kelompok yang shalat bersama beliau ikut bertakbir, kemudian beliau ruku, mereka juga ruku', lalu beliau sujud, mereka juga ikut sujud, lalu beliau mengangkat kepala (duduk di antara dua sujud), lalu mereka ikut bangkit, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih tetap duduk, sementara mereka mengerjakan sujud kedua sendiri-sendiri. Kemudian mereka berdiri dan berjalan mundur pelan-pelan sehingga berdiri di belakang mereka (kelompok kedua), dan kelompok kedua datang, lalu mereka berdiri di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka bertakbir dan ruku' sendiri-sendiri, setelah ruku', Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud, maka mereka juga sujud bersama beliau. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri, sedangkan mereka mengerjakan sujud kedua sendiri-sendiri, setelah itu kedua kelompok tersebut berdiri semua, mengerjakan shalat bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. beliau ruku', lalu mereka juga ikut ruku', beliau sujud mereka juga sujud. Lalu beliau kembali duduk, terus sujud lagi yang kedua, maka mereka juga ikut sujud bersama beliau secepatnya dan sangat cepat tanpa mengurangi kesempurnaan (sujud), setelah itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam salam dan mereka juga ikut salam bersama beliau." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dalam semua shalat yang di sertai oleh semua jama'ah shalat."
Sunan Abu Daud 1053: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] dari [Ma'mar] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari Ibnu Umar bahwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat satu raka'at dengan salah satu dari dua kelompok, sedangkan kelompok yang lain berjaga-jaga menghadapi musuh, setelah kelompok pertama selesai melaksanakan shalat, mereka pergi menempati kelompok kedua, dan kelompok kedua menempati tempat kelompok pertama, beliau mengerjakan shalat bersama kelompok kedua satu raka'at sisanya, lalu beliau salam, kemudian kelompok kedua berdiri dan menyelesaikan raka'at mereka, dan (kelompok pertama) berdiri untuk menyelesaikan raka'at mereka." Abu Daud berkata: "Demikian juga yang di riwayatkan oleh [Nafi'] dan [Khalid bin Ma'dan] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, begitu juga dengan perkataannya Masruq dan Yusuf bin Mihran dari Ibnu Abbas, demikian juga yang di riwayatkan Yunus dari Al Hasan dari Abu Musa bahwa dia juga melakukan cara seperti ini."
Sunan Abu Daud 1054: Telah menceritakan kepada kami [Imran bin Maisarah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudlail] telah menceritakan kepada kami [Khushaif] dari [Abu 'Ubaidah] dari [Abdullah bin Mas'ud] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat khauf bersama kami, lalu sekelompok mereka berbaris di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan kelompok yang lain berjaga-jaga menghadapi musuh, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan kelompok pertama satu raka'at, kemudian kelompok kedua datang dan menempati tempat kelompok pertama, sedangkan kelompok pertama bergantian berjaga menghadapi musuh, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dengan kelompok kedua satu raka'at, kemudian beliau salam, sementara kelompok yang shalat bersama beliau berdiri dan menyempurnakan satu raka'at sendiri-sendiri, kemudian mereka salam. Setelah itu mereka kembali dan menempati posisi kelompok yang menghadapi musuh, sedangkan kelompok pertama kembali (ke shaf shalat), kemudian mereka (menyempurnakan) shalat satu raka'at (yang tersisa) sendiri-sendiri, kemudian mereka salam." Telah menceritakan kepada kami [Tamim bin Al Muntashir] telah mengabarkan kepada kami [Ishaq yaitu Ibnu Yusuf] dari [Syarik] dari [Khushaif] dengan sanad dan maksud yang sama, katanya: "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir, dan kedua kelompok juga ikut bertakbir bersama beliau." Abu Daud mengatakan: "Di riwayatkan pula oleh [Ats Tsauri] dengan makna seperti ini, dari [Khushaif], dan Abdurrahman bin Samurah juga mengerjakan cara shalat seperti ini, kecuali kelompok yang shalat satu raka'at, kemudian salam, lalu mereka bergantian menempati tempat sahabatnya yang lain (kelompok kedua), kemudian mereka (kelompok kedua) datang lalu shalat sendiri-sendiri satu raka'at, kemudian mereka kembali ke tempat mereka dan menyempurnakan shalat satu raka'at sendiri-sendiri." Abu Daud berkata: telah menceritakan kepada kami hadits seperti itu Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Abdusshamad bin Habib dia berkata: telah mengabarkan kepadaku ayahku bahwa mereka pernah berperang bersama Abdurrahman bin Samurah di daerah Kabul, kemudian dia mengerjakan shalat khauf bersama kami."
Sunan Abu Daud 1055: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Sufyan] telah menceritakan kepadaku [Al Asy'Ats Tsauri bin Sulaim] dari [Al Aswad bin Hilal] dari [Tsa'labah bin Zahdam] dia berkata: "Kami bersama Sa'id bin Al 'Ash di daerah Thabaristan, kemudian dia berdiri dan berkata: "Siapakah di antara kalian yang pernah mengerjakan shalat khauf bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" maka [Hudzaifah] menjawab: "Aku, beliau mengerjakan shalat satu raka'at dengan satu kelompok, dan mengerjakan satu raka'at dengan kelompok yang lain, dan mereka tidak menambah (sendiri-sendiri)." Abu Daud berkata: "Demikian juga yang di riwayatkan ['Ubaidullah bin Abdullah] dan [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan [Abdullah bin Syaqiq] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Serta [Yazid Al Faqir] dan [Abu Musa]. Abu Daud berkata: "-Abu Musa yang di maksud adalah seorang tabi'in, bukan (Abu Musa) Asy'ari seorang sahabat, semuanya dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka berkata: dari Syu'bah dalam haditsnya Yazid Al Faqir, "Mereka menyempurnakan satu raka'at lagi." Demikian juga yang di riwayatkan [Simak Al Hanafi] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Demikian juga yang di riwayatkan Zaid bin Tsabit dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata: "…Untuk setiap kelompok, mengerjakan satu raka'at-satu raka'at, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan dua raka'at."
Sunan Abu Daud 1056: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Sa'id bin Manshur] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu 'Awanah] dari [Bukair bin Al Ahnas] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Allah Ta'ala telah mewajibkan shalat lewat lisan Nabi kalian ketika menetap (tidak bepergian) sebanyak empat raka'at, di waktu bepergian dua raka'at dan dalam kondisi takut (dalam Perang) satu raka'at."
Sunan Abu Daud 1057: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Al Asy'Ats Tsauri] dari Al Hasan dari [Abu Bakrah] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat khauf pada waktu Dhuhur, sebagian kelompok berbaris di belakang beliau dan sebagian kelompok yang lain menghadapi musuh, beliau shalat dua raka'at dengan mereka (kelompok pertama), kemudian salam. Lalu kelompok yang tadinya shalat dengan beliau pindah menempati tempat para sahabat mereka (kelompok kedua), kemudian mereka (kelompok kedua) datang dan shalat di belakang beliau, maka beliau shalat dua raka'at bersama mereka, lalu salam. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat empat raka'at, sementara para sahabat beliau shalat dua raka'at-dua raka'at." Demikianlah yang di fatwakan oleh Al Hasan. Abu Daud mengatakan: "Demikian pula dalam shalat Maghrib, maka imam enam raka'at, sementara setiap kelompok tiga raka'at-tiga raka'at." Abu Daud mengatakan: "Demikian pula yang di riwayatkan oleh [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. [Sulaiman Al Yasykuri] berkata: dari [Jabir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 1058: Telah menceritakan kepada kami [Abu Ma'mar Abdullah bin 'Amru] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin ja'far] dari [Ibnu Abdullah bin Unais] dari [ayahnya] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutusku untuk menemui Khalid bin Sufyan Al Hudzali, sedangkan dia berada di daerah antara 'Uranah dan 'Arafat, beliau bersabda: "Pergilah dan bunuhlah dia." Abdullah bin Unais berkata: "Maka aku dapat melihatnya sedangkan waktu shalat Ashar telah tiba, aku berkata (dalam dalam hati): "Aku khawatir jika aku mengakhirkan shalat Ashar, akan terjadi sesuatu antara aku dengan dia." Maka aku terus saja berjalan sambil mengerjakan shalat dengan memberi isyarat, ketika jarakku dengannya semakin dekat, dia berkata kepadaku: "Siapakah kamu?" jawabku: "Aku adalah seseorang dari Arab, telah sampai kepadaku bahwa dirimu telah mengumpulkan (orang-orang) untuk memerangi laki-laki ini, maka aku datang untuk urusan tersebut. ' Dia berkata: "Memang aku berhajat seperti itu." Sesaat kemudian aku jalan-jalan bersamanya, ketika keadaan memungkinkan bagiku (untuk membunuhnya), maka aku langsung mengayunkan pedangku menebasnya hingga dia mati terkapar."
Sunan Abu Daud 1059: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] telah menceritakan kepada kami [Daud bin Abu Hind] telah menceritakan kepadaku [An Nu'man bin Salim] dari ['Amru bin Aus] dari ['Anbasah bin Abu Sufyan] dari [Ummu Habibah] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dua belas raka'at dalam sehari, maka akan di bangunkan baginya rumah di surga."
Sunan Abu Daud 1060: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Khalid]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Khalid] sedangkan maknanya dari [Abdullah bin Syaqiq] dia berkata: Saya bertanya kepada [Aisyah] mengenai shalat sunnahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Jawabnya: "Beliau biasa mengerjakan shalat (sunnah) sebelum Dhuhur empat raka'at di rumahku, kemudian beliau keluar dan shalat bersama orang-orang. Setelah shalat, beliau kembali ke rumahku lalu beliau mengerjakan shalat dua raka'at. Setelah shalat Maghrib (berjama'ah) bersama orang-orang, beliau pulang ke rumahku, kemudian beliau shalat (sunnah) dua raka'at. Setelah shalat Isya' bersama orag-orang, beliau masuk ke rumahku lalu shalat dua raka'at. Beliau juga biasa mengerjakan shalat malam sembilan raka'at bersamaan dengan witirnya. Beliau mengerjakan shalat malam dengan berdiri hingga jangka waktu yang lama, terkadang juga shalat malam sambil duduk hingga jangka waktu yang lama. Apabila membaca (Surat) sambil berdiri, maka beliau ruku' dan sujud sebagaimana (ruku' dan sujud) ketika mengerjakan shalat dengan berdiri, dan apabila beliau duduk, maka beliau ruku' dan sujud dengan posisi duduk. apabila waktu fajar telah terbit, beliau shalat dua raka'at, lalu Beliau keluar mengerjakan shalat shubuh (berjama'ah) bersama orang-orang."
Sunan Abu Daud 1061: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] dari Abdullah bin Umar bahwa, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at sebelum dan setelah Dhuhur, dua raka'at di rumahnya setelah Maghrib, dua raka'at setelah Isya', dan beliau tidak mengerjakan shalat sunnah setelah Jum'at, sehingga beliau pergi (ke rumah) kemudian shalat dua raka'at."
Sunan Abu Daud 1062: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir] dari [ayahnya] dari Aisyah bahwa, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan empat raka'at sebelum Dhuhur dan dua raka'at sebelum shalat subuh."
Sunan Abu Daud 1063: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu Juraij] telah menceritakan kepadaku ['Atha`] dari ['Ubaid bin 'Umair] dari [Aisyah] radliallahu 'anha dia berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah memiliki perhatian yang lebih terhadap shalat sunnah melebihi perhatian beliau terhadap dua raka'at sebelum subuh."
Sunan Abu Daud 1064: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Abu Syu'aib Al Harrani] telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Abdurrahman] dari ['Amrah] dari [Aisyah] dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mempersingkat (shalat) dua raka'at sebelum fajar, sehingga aku berkata (dalam hati), apakah beliau membaca Al Fatihah dalam dua raka'at tersebut?"
Sunan Abu Daud 1065: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ma'in] telah menceritakan kepada kami [Marwan bin Mu'awiyah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Kaisan] dari [Abu Hazim] dari Abu Hurairah bahwa, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca "Qul yaa ayyuhal Kaafiruun" dan "Qul huwallahu ahad" dalam dua raka'at shalat (sunnah) fajar."
Sunan Abu Daud 1066: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughirah] telah menceritakan kepada kami [Abdullah Al 'Ala`] telah menceritakan kepadaku [Abu Ziyadah 'Ubaidullah bin Ziyadah Al Kindi] dari [Bilal] bahwa dia telah menceritakan kepadanya, bahwa, Dirinya pernah datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyerukan adzan subuh, lalu 'Aisyah menyibukkan Bilal dengan suatu perkara yang ia tanyakan, hingga waktu pagi datang dengan cerah. Katanya: 'lalu Bilal berdiri mengumandangkan adzan untuk shalat, dan adzan di kumandangkan dengan sempurna, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak kunjung keluar, setelah beliau keluar mengerjakan shalat dengan orang-orang, di sampaikanlah kepada beliau bahwa dia (Bilal) disibukkan dengan suatu urusan yang di tanyakan 'Aisyah sampai tiba waktu pagi yang cerah, sehingga dia membuat beliau juga terlambat keluar." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tengah mengerjakan shalat sunnah fajar dua raka'at." Bilal berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda berada di pagi yang sangat cerah?" beliau bersabda: "Sekiranya aku kesiangan dan lebih siang daripada sekarang ini, pasti aku akan tetap mengerjakan dua raka'at tersebut, dan aku akan memperbaiki dan memperbagus kedua raka'at tersebut."
Sunan Abu Daud 1067: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Khalid] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman yaitu Ibnu Ishaq Al Madani] dari [Ibnu Zaid] dari [Ibnu Sailan] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian meninggalkan (dua raka'at sunnah fajar), sekalipun kalian terpelanting dari kudanya."
Sunan Abu Daud 1068: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Hakim] telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Yasar] dari Abdullah bin Abbas bahwa, Kebanyakan yang di baca Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam dua raka'at fajar adalah: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami" (QS Al Baqarah: 136). Kata Ibnu Abbas: "ayat ini di baca beliau di raka'at pertama, sedangkan di raka'at terakhir beliau membaca: "……kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." (QS Ali Imran: 52).
Sunan Abu Daud 1069: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin As Shabbah bin Sufyan] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Utsman bin Umar yaitu Ibnu Musa] dari [Abu Al Ghaits] dari Abu Hurairah bahwa, Dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca dalam dua raka'at fajar dengan: "Katakanlah: 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami…'" (Ali Imran: 84), ayat ini beliau baca di raka'at pertama, sedangkan di raka'at kedua, beliau membaca dengan ayat ini: "Ya Tuhan kami, kami Telah beriman kepada apa yang Telah Engkau turunkan dan Telah kami ikuti rasul, Karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)." (Ali Imran: 53) atau membaca: "Sesungguhnya kami Telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka Jahannam." (Al Baqarah: 119) -Ad Darawardi ragu mengenai redaksi hadits ini-."
Sunan Abu Daud 1070: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] dan [Abu Kamil] serta ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] mereka berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdul Wahid] telah menceritakan kepada kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian selesai mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at sebelum subuh, hendaknya ia berbaring ke sebelah kanan." Maka Marwan bin Hakam berkata kepadanya: "Apakah seseorang dari kami cukup waktu berjalan ke masjid sehingga dia sempat untuk berbaring ke sebelah kanan?" 'Ubaidullah berkata dalam haditsnya. Abu Hurairah menjawab: "Tidak." Lalu hal itu di sampaikan kepada Ibnu Umar, maka Ibnu Umar berkata: "Abu Hurairah berlaku berlebih-lebihan atas dirinya sendiri." Lalu di katakan kepada Ibnu Umar: "Apakah anda tidak membenarkan sebagian yang di katakannya?" dia menjawab: "Tidak, namun Abu Hurairah berani (karena banyak riwayat), sedangkan kami amat hati-hati (karena sedikit periwayatan hadits)." Katanya: "Lalu hal itu sampai kepada Abu Hurairah, kemudian dia berkata: "Apa salahku, jika aku pernah menghafalnya (hadits) sedangkan ia lupa?"
Sunan Abu Daud 1071: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Hakim] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Salim Abu An Nadlr] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] dia berkata: "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai melaksanakan shalat di akhir malam, maka beliau memperhatikanku, apabila aku telah bangun, beliau pun bercakap-cakap denganku, dan apabila aku masih tertidur, beliau akan membangunkanku, kemudian beliau shalat dua raka'at, setelah itu beliau berbaring hingga Mu'adzin datang kepadanya, lalu Mu'adzin mengumandangkan adzan shalat shubuh, kemudian beliau mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at yang singkat, setelah itu beliau keluar untuk mengerjakan shalat (Subuh)."
Sunan Abu Daud 1072: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ziyad bin Sa'd] dari seseorang yang pernah menceritakan kepadanya [Ibnu Abi 'Attab] atau yang lainnya, dari [Abu Salamah] dia berkata: [Aisyah] berkata: "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selesai mengerjakan shalat dua raka'at fajar, sementara aku masih tidur, beliau akan berbaring, namun apabila aku sudah bangun, maka beliau akan bercakap-cakap denganku."
Sunan Abu Daud 1073: Telah menceritakan kepada kami [Abbas Al 'Anbari] dan [Ziyad bin Yahya] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Sahl bin Hammad] dari [Abu Makkin] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Fudlail] -seorang laki-laki dari Anshar- dari [Muslim bin Abu Bakrah] dari [ayahnya] dia berkata: "Aku keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk shalat subuh, dan tidaklah beliau melewati seseorang melainkan beliau akan memanggilnya untuk shalat atau mengarak-gerakkan dengan kaki beliau." Ziyad berkata: "Telah menceritakan kepada kami Abu Al Fudlail.
Sunan Abu Daud 1074: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ashim] dari [Abdullah bin Sarjis] dia berkata: "Seorang laki-laki datang, sementara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tengah mengerjakan shalat shubuh, kemudian laki-laki itu shalat dua raka'at, barulah dia masuk (shaf) untuk mengerjakan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, setelah selesai shalat, beliau bersabda: "Wahai fulan, dari kedua shalatmu tadi, manakah yang merupakan shalat (shubuh)? yang kamu kerjakan secara sendirian ataukah yang kamu kerjakan bersama kami?"
Sunan Abu Daud 1075: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Warqa`]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] dari [Ibnu Juraij]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dari [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutawakkil] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Zakariya bin Ishaq] semuanya dari ['Amru bin Dinar] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "jika iqamah telah di tegakkan, maka tidak ada shalat kecuali shalat wajib."
Sunan Abu Daud 1076: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Numair] dari [Sa'd bin Sa'id] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ibrahim] dari [Qais bin 'Amru] dia berkata: "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seorang laki-laki yang mengerjakan shalat dua raka'at setelah shalat shubuh, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat shubuh itu hanya dua raka'at." laki-laki itu menjawab: "Sesungguhnya aku belum mengerjakan shalat dua raka'at (sunnah fajar), karena itu aku mengerjakannya sekarang ini." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diam." Telah menceritakan kepada kami [Hamid bin Yahya Al Balakhi] dia berkata: telah berkata [Sufyan] bahwasanya [Atha' bin Abi Robbah] menceritakan hadits ini dari [Sa'ad bin Sa'id]. Abu Daud berkata: "dan telah di riwayatkan oleh 'Abdu Rabbihi dan Yahya keduanya adalah putra Sa'id. Hadits ini adalah hadits mursal, sebab dalam kisah ini, kakek mereka ikut shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 1077: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Fadl] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Syu'aib] dari [An Nu'man] dari [Makhul] dari ['Anbasah bin Abu Sufyan] dia berkata: [Ummu Habibah isteri Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bisa menjaga empat raka'at sebelum Dhuhur dan empat raka'at setelahnya, maka neraka akan di haramkan bagi dirinya." Abu Daud berkata: "Di riwayatkan pula oleh [Al 'Ala` bin Al Harits] dan [Sulaiman bin Musa] dari [Makhul] dengan sanad seperti hadits di atas."
Sunan Abu Daud 1078: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dia berkata: saya mendengar ['Ubaidah] pernah bercerita dari [Ibrahim] dari [Ibnu Minjab] dari [Qartsa'] dari [Abu Ayyub] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Empat raka'at sebelum Dhuhur yang tidak di pisahkan oleh salam, maka akan di bukakan untuknya pintu-pintu langit." Abu Daud berkata: telah sampai kepadaku dari Yahya bin Sa'id Al Qatthan dia berkata: "sekiranya aku menyampaikan suatu hadits dari 'Ubaidah, tentu aku akan menyampaikan hadits ini darinya. Abu Daud berkata: 'Ubaidah adalah Perawi yang lemah. Abu Daud berkata: Ibnu Minjab adalah Sahm.
Sunan Abu Daud 1079: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Mihran Al Qurasyi] telah menceritakan kepadaku [Kakekku yaitu Abu Al Mutsanna] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka'at sebelum Ashar."
Sunan Abu Daud 1080: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari ['Ashim bin Dlamrah] dari [Ali] 'alaihi salam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at sebelum Ashar.
Sunan Abu Daud 1081: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku ['Amru bin Al Harits] dari [Bukair bin Al Asyaj] dari [Kuraib] bekas budak Ibnu Abbas, bahwa Abdullah bin Abbas dan Abdurrahman bin Azhar serta Al Miswar bin Al Mahramah pernah mengutusnya untuk menemui Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berkata: "Sampaikanlah salam kami kepada Aisyah dan tanyakan kepadanya tentang shalat (sunnah) setelah Ashar, dan katakan pula kepadanya bahwa kami pernah di beritahukan bahwa anda pernah mengerjakan dua raka'at setelah Ashar padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarangnya." Lalu aku pergi menemui Aisyah dan menyampaikan pesan mereka kepadanya, lalu Aisyah berkata: "Tanyakanlah kepada Ummu Salamah!" Maka aku keluar dan kembali menemui mereka dan menyampaikan apa yang di katakan Aisyah. Mereka mengembalikanku untuk menemui Ummu Salamah dengan berpesan seperti yang di pesankan kepadaku ketika pergi ke rumah Aisyah. Maka Ummu Salamah berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dua raka'at setelah Ashar, kemudian aku melihat beliau mengerjakan dua raka'at tersebut, ketika beliau melaksanakannya, yaitu beliau mengerjakan dulu shalat Ashar, lalu beliau masuk, sementara di rumahku ada beberapa wanita Anshar dari Bani Haram. Lalu beliau mengerjakan dua raka'at tersebut, setelah itu aku menyuruh seorang pelayan wanita untuk menemui beliau, kataku: "Berdirilah di samping beliau dan tanyakan kepadanya: Ummu Salamah berkata: "Wahai Rasulullah, aku pernah mendengar anda telah melarang dua raka'at ini, namun aku melihat justru anda melaksanakannya." Beliau memberi isyarat dengan tangannya, karena itu beliau mundur. Setelah selesai shalat, beliau bersabda: "wahai putri Abu Umayyah, kamu tanyakan dua raka'at setelah Ashar? Sesungguhnya telah datang beberapa orang kepadaku dari kaum Abdul Qais, sementara mereka baru masuk Islam. Karena itu, mereka membuatku sibuk untuk mengerjakan dua raka'at setelah Dhuhur, maka dua raka'at (Dhuhur) adalah ini."
Sunan Abu Daud 1082: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Wahb bin Al Ajda'] dari [Ali] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang mengerjakan shalat setelah Ashar kecuali jika matahari masih tinggi.
Sunan Abu Daud 1083: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Sufyan] dari [Abu Ishaq] dari ['Ashim bin Dlamrah] dari [Ali] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat dua raka'at di sela-sela (setelah) shalat wajib, kecuali shalat subuh dan ashar."
Sunan Abu Daud 1084: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Aban] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu Al 'Aliyah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Beberapa orang yang mendapatkan keridlaan (Allah) memberi kesaksian kepadaku, di antara mereka adalah [Umar bin Khattab], dan memang yang paling aku sukai di antara mereka adalah Umar, bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada shalat setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit, dan tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam."
Sunan Abu Daud 1085: Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Muhajir] dari [Al 'Abbas bin Salim] dari [Abu Salam] dari [Abu Umamah] dari ['Amru bin 'Abasah As Sulami] bahwa dia berkata: aku bertanya: "Wahai Rasulullah, pada malam hari yang manakah yang paling di dengar (mustajab)?" beliau bersabda: "Di tengah malam yang terakhir, maka shalatlah kamu dengan shalat apa saja yang kamu kehendaki, karena sesungguhnya shalat (pada waktu itu) di saksikan (oleh para malaikat) dan di catat (pahalanya) sampai kamu shalat shubuh, setelah itu, berhentilah sampai matahari terbit dan meninggi sampai seukuran satu atau dua tombak, karena sesungguhnya (antara waktu itu) bertepatan dengan keluarnya tanduk setan dan orang-orang kafir sembahyang kepadanya. Setelah itu, shalatlah kamu dengan shalat apa saja yang kamu kehendaki, karena pada waktu itu, shalat di saksikan (oleh para Malaikat) dan di catat (pahalanya), sehingga tombak sama lurus dengan bayangannya, kemudian berhentilah (sejenak) karena sesungguhnya neraka Jahannam di nyalakan dan semua pintu-pintunya di buka, dan apabila matahari mulai condong (ke barat), Setelah itu, shalatlah kamu dengan shalat apa saja yang kamu kehendaki, karena pada waktu itu, shalat di saksikan (oleh para Malaikat) dan di catat (pahalanya), sampai kamu mengerjakan shalat Ashar, setelah itu berhentilah sampai matahari terbenam, karena (waktu itu) bertepatan dengan terbenamnya kedua tanduk syetan dan orang-orang kafir sembahyang kepadanya…" selanjutnya Perawi menceritakan hadits yang panjang." Abbas berkata: Demikianlah Abu Salam menuturkan haditsnya kepadaku dari Abu Umamah, kecuali kalau ada kesalahan sedikit yang tidak aku sengaja, maka aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya."
Sunan Abu Daud 1086: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Qudamah bin Musa] dari [Ayyub bin Hushain] dari [Abu Alqamah] dari [Yasar] bekas budak Ibnu Umar, dia berkata: Ibnu Umar pernah melihatku sedangkan aku tengah mengerjakan shalat setelah terbitnya fajar, dia berkata: "Wahai Yasar, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar menemui kami, sedangkan waktu itu kami tengah mengerjakan shalat seperti ini, maka beliau bersabda: "Hendaknya orang yang menyaksikan (hadir) di antara kalian memberitahu terhadap orang yang tidak hadir, yaitu: janganlah kalian shalat setelah fajar, kecuali dua raka'at (sunnah fajar)."
Sunan Abu Daud 1087: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dan [Masruq] keduanya berkata: kami bersaksi atas [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa dia berkata: "Tidaklah suatu hari datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kecuali beliau pernah mengerjakan shalat dua raka'at setelah Ashar."
Sunan Abu Daud 1088: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] dari [Muhammad bin 'Amru bin 'Atha`] dari [Dzakwan] bekas budak Aisyah bahwa Aisyah pernah mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat (sunnah) setelah Ashar, lalu beliau melarangnya, dan pernah (puasa) wishal (puasa terus), kemudian beliau melarangnya.
Sunan Abu Daud 1089: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Sa'id] dari [Al Husain Al Mu'allim] dari ['Abdullah bin Buraidah] dari [Abdullah Al Muzanni] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalatlah kalian dua raka'at sebelum Maghrib." Kemudian beliau bersabda: "Shalatlah kalian dua raka'at sebelum Maghrib bagi yang suka." Beliau khawatir orang-orang menjadikannya sebagai sunnah (mu'akkadah).
Sunan Abu Daud 1090: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim Al Bazzaz] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Manshur bin Abu Al Aswad] dari [Al Mukhtar Al Fulful] dari [Anas bin Malik] dia berkata: "Aku pernah mengerjakan shalat dua raka'at sebelum Maghrib pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Mukhtar berkata: Lalu tanyaku kepada Anas: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihatmu (melakukan hal itu)?" Anas menjawab: "Ya, ketika itu beliau melihat kami, namun beliau tidak memerintahkan kami dan tidak juga melarang kami."
Sunan Abu Daud 1091: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ulayyah] dari [Al Jurairi] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [Abdullah bin Mughaffal] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Di antara setiap dua adzan (adzan dan Iqamah) terdapat shalat (sunnah), dan di antara setiap dua adzan (adzan dan Iqamah) terdapat shalat (sunnah), bagi siapa yang menghendakinya."
Sunan Abu Daud 1092: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basyar] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Syu'aib] dari [Thawus] dia berkata: [Ibnu Umar] pernah di tanya mengenai dua raka'at sebelum Maghrib, dia menjawab: "Aku tidak pernah melihat seorang pun pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang melakukan dua raka'at tersebut, namun beliau memberi keringanan pada dua raka'at setelah Ashar." Abu Daud berkata: aku mendengar Yahya bin Ma'in berkata: "bahwa Perawi yang meriwayatkan hadits dari Thawus adalah Syu'aib (bukan Abu Syu'aib), Syu'bah ragu mengenai nama Syu'aib."
Sunan Abu Daud 1093: Telah mengabarkan kepada kami [Ahmad bin Mani'] dari ['Abbad bin 'Abbad]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] sedangkan makna haditsnya dari [Washil] dari [Yahya bin 'Uqail] dari [Yahya bin Ma'mar] dari [Abu Dzar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Setiap pagi dari setiap ruas yang di miliki oleh anak Adam terdapat sedekahnya, memberi salam kepada orang yang di jumpainya adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah, menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah dan bersenggama dengan isterinya adalah sedekah, dan itu semua bisa di gantikan dengan dua raka'at shalat Dluha." Abu Daud berkata: "Haditsnya 'Abbad lebih lengkap, namun Musaddad tidak menyebutkan kalimat "Memerintahkan (yang ma'ruf) dan mencegah (dari kemungkaran)", dalam haditsnya ada sedikit tambahan, beliau bersabda seperti ini dan ini, Ibnu Mani' menambahkan dalam haditsnya: para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah jika salah seorang dari kami memenuhi tuntutan syahwatnya (mengumpuli isterinya) mendapatkan sedekah?" beliau menjawab: "Bagaimana pendapatmu jika dia meletakkan syahwatnya bukan pada yang di halalkan, apakah dia mendapatkan dosa?"
Sunan Abu Daud 1094: Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] telah mengabarkan kepada kami [Khalid] dari [Washil] dari [Yahya bin 'Uqail] dari [Yahya bin Ya'mar] dari [Abu Al Aswad Ad Du`ali] dia berkata: "ketika kami berada di dekat [Abu Dzar], dia berkata: "Pada pagi hari setiap ruas yang di miliki salah seorang dari kalian terdapat kewajiban sedekahnya. Setiap shalat (yang ia kerjakan) menjadi sedekah baginya, puasa adalah sedekah, haji adalah sedekah, bacaan tasbih adalah sedekah, bacaan takbir juga sedekah, bacaan tahmid adalah sedekah." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghitung (menyebutkan) semua amal Shalih ini, lalu bersabda: "Cukuplah salah seorang dari kalian mengerjakan shalat dua raka'at dluha untuk menggantikan semua itu."
Sunan Abu Daud 1095: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Yahya bin Ayyub] dari [Zabban bin Fa`id] dari [Sahl bin Mu'adz bin Anas Al Juhani] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa tetap duduk di tempat shalatnya ketika selesai dari shalat shubuh sampai dia mengerjakan dua raka'at dluha dan tidak mengucapkan kata-kata kecuali yang baik, melainkan dosa-dosanya akan terampuni meskipun lebih banyak dari buih di lautan."
Sunan Abu Daud 1096: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Al Haitsam bin Humaid] dari [Yahya bin Al Harits] dari [Al Qasim bin Abdurrahman] dari [Abu Umamah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Suatu shalat yang di kerjakan setelah shalat, yang antara kedua shalat tersebut tidak ada perkataan yang sia-sia, melainkan akan menjadi suatu catatan amal kelak di 'Iliyyin (nama catatan amal orang beriman)."
Sunan Abu Daud 1097: Telah menceritakan kepada kami [Daud bin Rusyaid] telah menceritakan kepada kami [Al Walid] dari [Sa'id bin Abdul Aziz] dari [Makhul] dari [Katsir bin Murrah Abu Syajarah] dari [Nu'aim bin Hammar] dia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah 'azza wajalla berfirman: 'Wahai anak Adam, janganlah kamu meninggalkan-Ku (karena tidak mengerjakan) empat raka'at pada permulaan siang, niscaya aku akan mencukupi kebutuhanmu di sore hari.'"
Sunan Abu Daud 1098: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] dan [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku ['Ayyadl bin Abdullah] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] bekas budak Ibnu Abbas, dari [Ummu Hani` binti Abu Thalib] bahwa Pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dluha delapan raka'at, di setiap dua raka'at beliau salam." [Ahmad bin Shalih] berkata: "Sesungguhnya pada hari penaklukan kota Makkah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dluha…" kemudian dia menyebutkan seperti hadits di atas." [Ibnu As Sarh] mengatakan: Sesungguhnya [Ummu Hani`] berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemuiku…" tanpa menyebutkan kalimat "Mengerjakan shalat Dluha" dengan maksud haditsnya."
Sunan Abu Daud 1099: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari ['Amru bin Murrah] dari [Ibnu Abu Laila] dia berkata: Tidak ada seorang pun yang menyampaikan kepada kami bahwa dirinya pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dluha selain [Ummu Hani`], bahwa dirinya menyebutkan bahwa pada hari penaklukan kota Makkah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mandi di rumahnya kemudian beliau mengerjakan shalat delapan raka'at, dan tidak ada seorang pun yang melihat beliau mengerjakannya setelah itu."
Sunan Abu Daud 1100: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Al Jurairi] dari [Abdullah bin Syaqiq] dia berkata: Aku pernah bertanya kepada [Aisyah]: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat Dluha?" Aisyah menjawab: "tidak, kecuali jika beliau tiba dari suatu perjalanan." Tanyaku selanjutnya: "Apakah beliau juga sering menggabungkan antara dua surat?" Jawab Aisyah: "Ya, di surat-surat yang di baca pendek." (yaitu dari surat Qaaf atau Al Hujurat sampai surat An Nas -pent)
Sunan Abu Daud 1101: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Zubair] dari ['Aisyah istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwa dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah mengerjakan shalat sunnah Dluha, dan aku sungguh mengerjakannya, walaupun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan amal kebaikan yang sebenarnya beliau suka mengerjakannya, hal itu karena beliau khawatir di kerjakan oleh orang-orang yang akhirnya amalan itu di wajibkan atas mereka."
Sunan Abu Daud 1102: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Nufail] dan [Ahmad bin Yunus] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Simak] dia berkata: Kataku kepada [Jabir bin Samurah]: "Apakah kamu pernah bermajlis bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" jawabnya: "Ya, sering, beliau tidak berdiri dari tempat beliau mengerjakan shalat subuh sehingga matahari terbit, apabila matahari telah terbit, maka Beliau berdiri."
Sunan Abu Daud 1103: Telah menceritakan kepada kami ['Umar bin Marzuq] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Ya'la bin 'Atha`] dari [Ali bin Abdullah Al Bariqi] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalat di malam dan siang hari adalah dua-dua (raka'at)."
Sunan Abu Daud 1104: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Mu'adz bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] telah menceritakan kepadaku ['Abd Rabbihi bin Sa'id] dari [Anas bin Abu Anas] dari [Abdullah bin Nafi'] dari [Abdullah bin Al Harits] dari Al Muththalib dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Shalat itu dua-dua (raka'at), hendaknya kamu (duduk) tasyahud setiap dua raka'at, hendaknya kamu khusyu', tenang dan berdo'a (dengan mengangkat kedua tanganmu), sambil mengucapkan: "Ya Allah, Ya Allah…, barangsiapa tidak melakukan hal itu, maka shalatnya kurang (sempurna)." Abu Daud di tanya mengenai shalat malam, apakah dua raka'at-dua raka'at?" jawabnya: "Jika mau dua raka'at-dua raka'at, dan jika mau boleh empat raka'at-empat raka'at."
Sunan Abu Daud 1105: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Bisyr bin Hakam An Naisabury] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Abdul Aziz] telah menceritakan kepada kami [Al Hakam bin Aban] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Abbas bin Abdul Mutthalib: "Wahai Abbas, wahai pamanku, sukakah paman, aku beri, aku karuniai, aku beri hadiah istimewa, aku ajari sepuluh macam kebaikan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa? Jika paman mengerjakan hal itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa paman, baik yang awal dan yang akhir, baik yang telah lalu atau yang akan datang, yang di sengaja ataupun tidak, yang kecil maupun yang besar, yang samar-samar maupun yang terang-terangan. Sepuluh macam kebaikan itu ialah: "Paman mengerjakan shalat empat raka'at, dan setiap raka'at membaca Al Fatihah dan surat, apabila selesai membaca itu, dalam raka'at pertama dan masih berdiri, bacalah: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar" (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah selain Allah dan Allah Maha besar) sebanyak lima belas kali, lalu ruku', dan dalam ruku' membaca bacaan seperti itu sebanyak sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dari ruku' (i'tidal) juga membaca seperti itu sebanyak sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud (duduk di antara dua sujud) juga membaca sepuluh kali, lalu sujud juga membaca sepuluh kali, kemudian mengangkat kepala dan membaca sepuluh kali, maka jumlahnya ada tujuh puluh lima kali dalam setiap raka'at, paman dapat melakukannya dalam empat raka'at. jika paman sanggup mengerjakannya sekali dalam sehari, kerjakanlah. Jika tidak mampu, kerjakanlah setiap jum'at, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap bulan, jika tidak mampu, kerjakanlah setiap tahun sekali. Dan jika masih tidak mampu, kerjakanlah sekali dalam seumur hidup." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sufyan Al Ubuli] telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal Abu Habib] telah menceritakan kepada kami [Mahdi bin Maimun] telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Malik] dari [Abu Jauza`] dia berkata: telah menceritakan kepada kami seseorang laki-laki yang pernah bersahabat dengannya, menurut mereka, dia adalah [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Datanglah kepadaku besok hari, aku akan memberimu suatu pemberian." Hingga aku mengira beliau benar-benar akan memberiku suatu pemberian. Beliau bersabda: "Apabila siang agak reda, maka berdirilah untuk menunaikan shalat empat raka'at…" kemudian dia menyebutkan hadits seperti di atas. Beliau lalu bersabda: "Kemudian kamu mengangkat kepalamu -yaitu dari sujud kedua- sehingga kamu benar-benar duduk, dan janganlah berdiri hingga membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil masing-masing sepuluh kali, lalu kamu melakukan hal itu di empat raka'at." Beliau melanjutkan: "Seandainya kamu orang yang paling besar dosanya di antara penduduk bumi, maka dosa-dosamu akan di ampuni dengan melakukan hal itu (shalat tasbih)." Aku bertanya: "Jika aku tidak mampu melaksanakan shalat tasbih pada waktu itu?" beliau menjawab: "Kerjakanlah di malam hari atau siang hari." Abu Daud berkata: "Habban bin Daud adalah pamannya Hilal Ar Ra'yi. Abu Daud berkata: "Hadits ini di riwayawatkan pula oleh [Al Mustamir Ar Rayyan] dari [Abu Al Jauza`] dari [Abdullah bin 'Amru] secara mauquf. Dan di riwayatkan pula oleh [Rauh bin Al Musayyab] dan [Ja'far bin Sulaiman] dari ['Amru bin Malik An Nukri] dari [Abu Al Jauza`] dari [Ibnu Abbas]. Sedangkan perkataannya mengenai hadits Rauh, dia berkata: yaitu hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi'] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Muhajir] dari ['Urwah bin Ruwaim] telah menceritakan kepadaku [Al Anshari] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Ja'far…" dengan hadits ini, lalu dia menyebutkan seperti hadits mereka, katanya: "……dalam sujud kedua pada raka'at pertama." Sebagaimana dia berkata dalam hadits Mahdi bin Maimun."
Sunan Abu Daud 1106: Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Al Aswad] telah menceritakan kepadaku [Abu Mutharif Muhammad bin Abu Al Wazir] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Musa Al Fithri] dari [Sa'd bin Ishaq bin Ka'b bin 'Ujrah] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah datang berkunjung ke Masjid Bani Abdul Asyhal, kemudian beliau shalat Maghrib, ketika mereka selesai mengerjakan shalat Maghrib, beliau melihat mereka mengerjakan shalat sunnah, maka beliau bersabda: "Shalat ini adalah shalat untuk di kerjakan di rumah."
Sunan Abu Daud 1107: Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Abdurrahman Al Jarjara`i] telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghanam] telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Abdullah] dari [Ja'far bin Abu Al Mughirah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memanjangkan bacaan di dua raka'at (shalat sunnah) setelah Maghrib sehingga orang-orang dalam masjid bubar." Abu Daud berkata: Telah di riwayatkan pula oleh [Nahsr Al Mujaddar] dari [Ya'qub Al Qummi] dengan mensanadkan seperti hadits di atas. Abu Daud berkata: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa bin Ath Thaba'] telah menceritakan kepada kami [Nashr Al Mujaddar] dari [Ya'qub] seperti hadits di atas. (Hasan) Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] dan [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki] keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub] dari [Ja'far] dari [sa'id bin Jubair] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan maksud yang sama, secara mursal. (Hasan) Abu Daud berkata: aku mendengar Muhammad bin Humaid berkata: aku mendengar Ya'qub berkata: "Setiap (hadits) yang aku sampaikan kepada kalian dari Ja'far bin Mughirah dari Sa'id bin Jubair dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah musnad (bersambung) dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 1108: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Khubbab Al 'Ukali] telah menceritakan kepadaku [Malik bin Mighwal] telah menceritakan kepadaku [Muqatil bin Basyir Al 'Ijli] dari [Syuraih bin Hani`] dari [Aisyah radliallahu 'anha]. Syuraih berkata: Aku bertanya kepada Aisyah mengenai shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aisyah menjawab: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengerjakan shalat 'Isya sama sekali kemudian menemuiku melainkan beliau shalat (sunnah) sesudahnya empat atau enam raka'at. Suatu malam kami terkena hujan, kontan kami hamparkan selembar tikar kulit untuk beliau, dan seakan-akan kulihat suatu lubang pada tikar tersebut mengeluarkan rembesan air, dan tidak kulihat beliau menjauhkan tanah dengan bagian manapun dari kainnya."
Sunan Abu Daud 1109: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad Al Mawarzi Ibnu Syabbuwaih] telah menceritakan kepadaku [Ali bin Husain] dari [ayahnya] dari [Yazid An Nahwi] dari [Ikrimah] dari Ibnu Abbas, Dia berkata mengenai surat Al Muzammil, yaitu: {Bangunlah (shalat) di malam hari, kecuali sedikit daripadanya, (yaitu) separuhnya} (Al Muzammil: 2-3). Ayat tersebut di hapus dengan surat ini, yaitu: {Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an.} (Al Muzzamil: 20). Maksud dari {Nasyi`atul lail} adalah shalat tahajjudnya mereka (para sahabat) di awal malam (sebelum di mansukh)." Ibnu Abbas melanjutkan: "Tahajjud di awal malam lebih sesuai untuk kamu tentukan batas waktu bangun malam yang telah di wajibkan Allah atas kamu. Hal itu karena manusia, apabila telah tidur, ia tidak tahu kapan dirinya bangun." Maksud firman Allah: {Aqwamu qiila} ialah lebih sesuai untuk memahami Al Qur'an (ketika di baca pada malam hari) dan maksud ayat: {Inna laka fin nahaari sabhan thawiila} ialah kesempatan yang panjang."
Sunan Abu Daud 1110: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Muhammad yaitu Al Mawarzi] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Mis'ar] dari [Simak Al Hanafi] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Ketika turun awal surat Al Muzammil, mereka (para sahabat) bangun (untuk mengerjakan shalat) sebagaimana bangunnya ketika di bulan Ramadhan hingga turun akhir dari surat Al Muzzamil, sedangkan rentang waktu turunnya awal surat Al Muzammil dengan akhir surat itu selama satu tahun."
Sunan Abu Daud 1111: Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Maslamah] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setan mengikat tiga ikatan di tengkuk salah seorang dari kalian ketika dia tidur, dia membuat setiap satu ikatan akan berkata: "Malam masih panjang." apabila seseorang bangun kemudian berdzikir kepada Allah, maka akan lepas satu ikatan, jika seseorang berwudlu', maka akan terlepas satu ikatan lagi, jika seseorang shalat, maka akan terlepas satu ikatan lagi, maka di pagi harinya ia menjadi bersemangat dan berhati bersih, apabila tidak, maka di pagi harinya jiwanya menjadi kotor dan akan sangat malas."
Sunan Abu Daud 1112: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Abu Daud] dia berkata: telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Yazid bin Khumair] dia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Abu Qais] berkata: [Aisyah radliallahu 'anha] berkata: "Janganlah kamu meninggalkan shalat malam (qiyamul lail), karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya, bahkan apabila beliau sedang sakit atau kepayahan, beliau shalat dengan duduk."
Sunan Abu Daud 1113: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya] telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Ajlan] dari [Al Qa'qa'] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Allah akan merahmati seseorang yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya, apabila isterinya menolak, dia akan memercikkan air ke mukanya, dan Allah akan merahmati seorang isteri yang bangun malam lalu shalat, kemudian dia membangunkan suaminya, apabila suaminya enggan, maka isterinya akan memercikkan air ke muka suaminya."
Sunan Abu Daud 1114: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Katsir] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Mis'ar] dari [Ali bin Al Aqmar]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi'] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Syaiban] dari [Al A'masy] dari [Ali bin Al Aqmar], sedangkan maknanya dari [Al Aghar] dari [Abu Sa'id] dan [Abu Hurairah] keduanya berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seseorang membangunkan isterinya di malam hari, kemudian keduanya mengerjakan shalat, atau keduanya shalat dua raka'at, maka keduanya akan dicatat sebagai orang-orang yang selalu berdzikir." Namun Ibnu katsir tidak merafa'kan hadits ini, dan Abu Hurairah juga tidak menjadikan hadits tersebut dari perkataan Abu Sa'id. Abu Daud berkata: "Dan di riwayatkan pula oleh [Ibnu Mahdi] dari [Sufyan] dia berkata: -aku berpendapat bahwa dia menyebutkan: "Abu Hurairah." Abu Daud berkata: "Sedangkan hadits Sufyan mauquf."
Sunan Abu Daud 1115: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah isteri Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian mengantuk dalam shalat, hendaknya ia tidur terlebih dahulu hingga rasa kantuknya hilang, karena apabila salah seorang dari kalian mengerjakan shalat dalam kondisi mengantuk, di khawatirkan ketika dia hendak meminta ampun, tapi sebaliknya dia malah mencela dirinya sendiri."
Sunan Abu Daud 1116: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah menceritakan kepada kami [Ma'mar] dari [Hammam bin Munabbih] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian bangun malam, kemudian terasa berat baginya untuk membaca Al Qur'an (karena mengantuk), hingga ia tidak sadar apa yang di baca, sebaiknya ia tidur terlebih dahulu."
Sunan Abu Daud 1117: Telah menceritakan kepada kami [Ziyad bin Ayyub] dan [Harun 'Abbad Al Azdi] bahwa [Isma'il bin Ibrahim] telah menceritakan kepada mereka, telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz] dari [Anas] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati tali yang membentang antara dua tiang, lantas beliau bertanya: "Tali apakah ini?" maka di beritahukan: "Wahai Rasulullah, ini adalah Hamnah binti Jahsyi, dia sedang mengerjakan shalat, apabila dia merasa lelah, maka dia akan bergantung dengan tali tersebut." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hendaknya ia shalat menurut kemampuannya, apabila telah terasa lelah, hendaknya ia duduk." Kata Ziyad: beliau bertanya: "Apakah ini?" mereka menjawab: "Ini adalah (tali) milik Zainab, dia sedang mengerjakan shalat, apabila dia terasa capek atau terasa lelah, maka dia akan berpegangan dengannya." Maka beliau bersabda: "Lepaslah tali itu." sabdanya lagi: "Hendaknya salah seorang dari kalian mengerjakan shalat selagi masih segar(semangat), apabila telah lelah atau capek, sebaiknya ia duduk (tidur)."
Sunan Abu Daud 1118: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Abu Shafwan Abdullah bin Sa'id bin Abdul Malik bin Marwan]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud] dan [Muhammad bin Salamah Al Muradi] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] sedangkan maknanya dari [Yunus] dari [Ibnu Syihab] bahwa [As Sa`ib bin Yazid] dan ['Ubaidullah] telah mengabarkan keduanya, bahwa [Abdurrahman bin 'Abd] dia berkata: dari [Ibnu Wahb bin Abdul Qari] dia berkata: saya mendengar [Umar bin Khattab] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa tertidur (terlewat) dari bacaan wiridnya atau sesuatu yang di biasakannya di waktu malam, kemudian dia membaca antara shalat fajar (subuh) dan shalat Dhuhur, maka akan di catat (pahala) baginya seakan-akan dia membaca di malam hari."
Sunan Abu Daud 1119: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Sa'id bin Jubair] dari [seseorang] yang ia ridlai, bahwa [Aisyah] isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seseorang yang terbiasa mengerjakan shalat malam, kemudian dia tertidur (tidak mengerjakannya) melainkan akan di catat baginya pahala shalat malam, dan tidurnya di anggap sedekah baginya."
Sunan Abu Daud 1120: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dan dari [Abdullah Al Agharru] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Rabb kita Tabaraka wa Ta'ala turun di setiap malamnya ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: "barangsiapa berdo'a kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan, barangsiapa memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya, barangsiapa memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya."
Sunan Abu Daud 1121: Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Yazid Al Kufi] telah menceritakan kepada kami [Hafsh] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa di bangunkan oleh Allah Azza wa Jalla di setiap malam, dan tidaklah datang waktu sahur melainkan beliau telah menyelesaikan (bacaan) wiridnya."
Sunan Abu Daud 1122: Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Abu Al Ahwash]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Hannad] dari [Abu Al Ahwash], dan ini adalah hadits Ibrahim dari [Asy'ats] dari [ayahnya] dari [Masruq] dia berkata: Saya bertanya kepada [Aisyah] radliallahu 'anha tentang shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kataku kepadanya: "Waktu kapankah beliau biasa mengerjakan shalat (malam)?" jawabnya: "Apabila beliau mendengar suara kokok ayam, beliau bangun lalu shalat."
Sunan Abu Daud 1123: Telah menceritakan kepada kami [Abu Taubah] dari [Ibrahim bin Sa'd] dari [ayahnya] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] dia berkata: "Tidaklah datang waktu sahur, melainkan beliau tidur berada di dekatku." Maksudnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 1124: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Zakariya] dari [Ikrimah bin 'Ammar] dari [Muhammad bin Abdullah Ad Du`ali] dari [Abdul Aziz keponakan Hudzaifah] dari Hudzaifah dia berkata: "Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tertekan oleh suatu urusan, beliau mengerjakan shalat."
Sunan Abu Daud 1125: Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Ammar] telah menceritakan kepada kami [Al Hiql bin Ziyad As Saksaki] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah] dia berkata: saya mendengar [Rabi'ah bin Ka'b Al Aslami] berkata: "Aku bermalam bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku juga pernah mengambilkan air wudlu' dan air untuk buang hajat untuk beliau. Lalu beliau bersabda: "Mohonlah kepadaku." Kataku: "Aku memohon dapat bersama anda di surga." Beliau menegaskan: "Adakah yang lain?" Aku menjawab: "Itu saja." Beliau bersabda: "Bantu aku untuk dirimu sendiri dengan memperbanyak sujud."
Sunan Abu Daud 1126: Telah menceritakan kepada kami [Abu Kamil] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] Mengenai ayat ini: {Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.} (As Sajadah: 16), kata Anas: "Mereka biasa bangun antara waktu Maghrib hingga Isya' kemudian mereka mengerjakan shalat." Sedangkan Al Hasan mengatakan: "Maksudnya adalah Qiyamul lail."
Sunan Abu Daud 1127: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dan [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Anas] Mengenai firman Allah Azza wa Jalla: {Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam} (Adz Dzariyat: 17), kata Anas: "Mereka biasa mengerjakan shalat antara waktu Maghrib dan 'Isya." Dalam haditsnya Yahya di tambahkan: "Dan demikian pula lambung mereka (dari tempat tidurnya)."
Sunan Abu Daud 1128: Telah menceritakan kepada kami [Ar Rabi' bin Nafi' Abu Taubah] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Hayyan] dari [Hisyam bin Hasan] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian bangun malam, hendaknya ia mengerjakan shalat dua raka'at yang ringan." Telah menceritakan kepada kami [Makhlad bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim yaitu Ibnu Khalid] dari [Rabah bin Zaid] dari [Ma'mar] dari [Ayyub] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] perawi berkata: Makna haditsnya sama namun ada tambahan: "kemudian memanjangkan sesuai dengan yang dia kehendaki". Abu Daud berkata: Telah meriwayatkan hadits ini [Hammad bin Salamah] dan [Zuhair bin Mu'awiyyah] dan jama'ah dari [Hisyam] dari [Muhammad] yang di mauqufkan kepada [Abu Hurairah], demikian juga yang di riwayatkan oleh [Ayyub] dan [Ibnu 'Aun] yang di mauqufkan kepada [Abu Hurairah]. Dan di riwayatkan oleh [Ibnu Aun] dari [Muhammad] katanya: "Dalam dua raka'at tersebut di persingkat."
Sunan Abu Daud 1129: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Hanbal yaitu Ahmad] telah menceritakan kepada kami [Hajjaj] dia berkata: [Ibnu Juraij] berkata: telah mengabarkan kepadaku [Utsman bin Abu Sulaiman] dari [Ali Al Azdi] dari ['Ubaid bin 'Umair] dari [Abdullah bin Habsyi Al Khasy'ami] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah di tanya: "Amalan apakah yang paling utama?" beliau menjawab: "Lama berdiri (dalam shalat)."
Sunan Abu Daud 1130: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Nafi'] dan [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] bahwa Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai shalat malam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat malam dua raka'at-dua raka'at, apabila salah seorang dari kalian khawatir datangnya waktu subuh, hendaknya ia shalat satu raka'at sebagai witir atas shalat yang telah di kerjakan."
Sunan Abu Daud 1131: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far Al Warakani] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Az Zinad] dari ['Amru bin Abu 'Amru] bekas budak Al Mutthalib, dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sekedar dapat di dengar oleh orang yang berada di kamar, sementara beliau berada di rumah."
Sunan Abu Daud 1132: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bakar bin Ar Rayyan] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarrak] dari [Imran bin Za`idah] dari [ayahnya] dari [Abu Khalid Al Wali] dari [Abu Hurairah] bahwa dia berkata: "Bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam shalat malam, terkadang beliau mengeraskan suara dan terkadang melirihkannya." Abu Daud berkata: "Abu Khalid Al Wali namanya adalah Hurmuz."
Sunan Abu Daud 1133: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Tsabit Al Bunani] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin As Shabah] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ishaq] telah mengabarkan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Abdullah bin Rabah] dari [Abu Qatadah] bahwa "Pada suatu malam Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, lalu beliau mendapati Abu Bakar radliallahu 'anhu yang tengah shalat dengan memelankan suaranya." Abu Qatadah berkata: "Dan beliau juga bertemu dengan Umar bin Khattab yang tengah shalat dengan mengangkat suaranya." Abu Qatadah melanjutkan: "Ketika keduanya berkumpul di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda kepada Abu Bakar: "Aku melawatimu ketika kamu sedang shalat dengan memelankan suara." Abu Bakar menjawab: "Suaraku hanya cukup di dengar (Allah) tempatku bermunajat wahai Rasulullah." Abu Qatadah berkata: "Lalu beliau bersabda kepada Umar: "Sedangkan kamu mengangkat suaramu." Abu Qatadah berkata: "Wahai Rasulullah, supaya saya dapat membangunkan orang tidur dan mengusir syetan." Hasan menambahkan dalam haditsnya: "Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Abu Bakar, angkatlah suaramu sedikit." Dan beliau bersabda kepada Umar: "Rendahkanlah suaramu sedikit." Telah menceritakan kepada kami [Abu Hushain bin Yahya Ar Razi] telah menceritakan kepada kami [Asbath bin Muhammad] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Dengan kisah seperti ini, namun dia tidak menyebutkan: "Maka beliau bersabda kepada Abu Bakar: "Angkatlah suaramu sedikit" dan bersabda kepada Umar: "Rendahkanlah suaramu sedikit." Dia menambahkan: "Aku benar-benar telah mendengarmu wahai Bilal, kamu sedang membaca surat ini dan surat ini." Bilal menjawab: "(Al Qur'an) itu adalah kalam (perkataan) yang semuanya baik, di susun oleh Allah Ta'ala dari satu bagian ke bagian yang lainnya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kalian semua benar."
Sunan Abu Daud 1134: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari Urwah dari [Aisyah] radliallahu 'anha, bahwa Seorang laki-laki sedang mengerjakan shalat malam, lalu membaca Al Qur'an dengan mengangkat suaranya, keesokan harinya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati fulan, dia telah mengingatkanku terhadap ayat Al Qur'an yang aku lupa ayat tersebut." Abu Daud berkata: "Di riwayatkan pula oleh Harun An Nahwi dari Hammad bin Salamah mengenai surat Ali Imran pada ayat: "Dan berapa banyak dari para Nabi…"
Sunan Abu Daud 1135: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Isma'il bin Umayyah] dari [Abu Salamah] dari [Abu Sa'id] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di Masjid, lalu beliau mendengar mereka (para sahabat) mengeraskan bacaan (Al Qur'an) mereka. kemudian beliau membuka tirai sambil bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya kalian tengah berdialog dengan Rabb, oleh karena itu janganlah sebagian yang satu mengganggu sebagian yang lain dan jangan pula sebagian yang satu mengeraskan terhadap sebagian yang lain di dalam membaca (Al Qur'an) atau dalam shalatnya."
Sunan Abu Daud 1136: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ayasy] dari [Bahir bin Sa'd] daru [Khalid bin Ma'dan] dari [Katsir bin Murah Al Hadlrami] dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang mengeraskan bacaan Al Qur'an bagaikan orang yang menampakkan sedekah, dan orang yang memelankan bacaan Al Qur'an ibarat orang yang bersekah dengan sembunyi-sembunyi."
Sunan Abu Daud 1137: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Handlalah] dari [Al Qasim bin Muhammad] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat malam sepuluh raka'at dan witir satu raka'at, kemudian beliau mengerjakan dua raka'at sunnah fajar, hingga jumlahnya menjadi tiga belas raka'at."
Sunan Abu Daud 1138: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dair ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat malam sebelas raka'at termasuk witir satu raka'at, apabila beliau selesai dari shalat malam, beliau berbaring di atas rusuk kanannya."
Sunan Abu Daud 1139: Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Ibrahim] dan [Nashr bin 'Ashim] dan ini lafadznya Nashr, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i]. Nashr mengatakan: dari [Ibnu Abu Dzi`b] dan [Auza'i] dari [Az Zuhri] dari ['Urwah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat malam di antara setelah shalat Isya' hingga terbit fajar. Beliau biasa mengerjakan sebelas raka'at, beliau salam setiap dua raka'at, dan witir satu raka'at. lama beliau diam dalam sujudnya sekitar salah seorang dari kalian membaca lima puluh ayat, yaitu sebelum beliau mengangkat kepala. Apabila Mu'adzin selesai mengumandangkan adzan yang pertama untuk shalat subuh, beliau berdiri untuk mengerjakan shalat dua raka'at secara singkat, kemudian beliau berbaring di atas rusuk kanannya, sehingga Mu'adzin mengumandangkan adzan (kedua)." Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Dzi`b], ['Amru bin Al Harits] dan [Yunus bin Yazid], bahwa [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepada mereka, Dengan sanad dan maksud yang sama, dia berkata: "…Beliau witir satu raka'at, dan bersujud sekali (sujud terakhir) yang lamanya sekitar seseorang dari kalian membaca lima puluh ayat, yaitu sebelum beliau mengangkat kepalanya. Dan apabila seorang Mu'adzin selesai mengumandangkan adzan untuk shalat subuh, dan fajar telah nampak…" kemudian dia melanjutkan maksud hadits tersebut. Perawi berkata: "Dan sebagian dari mereka saling melengkapi atas sebagian yang lain."
Sunan Abu Daud 1140: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat malam sebanyak tiga belas raka'at, di antaranya beliau mengerjakan witir lima raka'at, beliau tidak duduk pada kelima raka'at tersebut hingga beliau duduk di raka'at terakhir, kemudian beliau salam." Abu Daud berkata: "Di riwayatkan pula oleh [Ibnu Numair] dari [Hisyam] seperti hadits di atas."
Sunan Abu Daud 1141: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat malam tiga belas raka'at, kemudian beliau mengerjakan dua raka'at (sunnah fajar) secara singkat setelah mendengar adzan shalat shubuh."
Sunan Abu Daud 1142: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] dan [Muslim bin Ibrahim] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Aban] dari [Yahya] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] bahwa Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang mengerjakan shalat malam tiga belas raka'at, dan terkadang beliau mengerjakan delapan raka'at, lalu witir satu raka'at, setelah itu beliau mengerjakan shalat (sunnah fajar -pent) -Muslim berkata: "Yaitu setelah witir"- kemudian hadits Muslim dan Musa sepakat pada kalimat- dua raka'at, beliau mengerjakannya sambil duduk. Apabila hendak ruku', beliau berdiri lalu ruku'. Beliau juga mengerjakan shalat dua raka'at antara adzan dan iqamah."
Sunan Abu Daud 1143: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa dia mengabarkan kepadanya bahwa Dirinya pernah bertanya kepada [Aisyah isteri Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam: "Bagaimanakah shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di bulan Ramadhan?" Aisyah menjawab: "Shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah lebih dari sebelas raka'at, baik pada bulan Ramadhan atau di selain bulan Ramadhan, yaitu beliau mengerjakan empat raka'at, jangan di tanya bagaimana bagus dan panjangnya, setelah itu beliau shalat empat raka'at, dan jangan di tanya bagaimana kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalat tiga raka'at." Aisyah radliallahu 'anha melanjutkan: aku bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum berwitir?" beliau menjawab: "Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tertidur, namun hatiku tetap terjaga."
Sunan Abu Daud 1144: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Hammam] telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dia berkata: "Aku pernah mentalak isteriku, lalu aku pergi ke Madinah untuk menjual perabot rumah tangga milikku untuk saya belikan senjata, lalu aku ikut berperang, aku bertemu dengan beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berkata: "Sungguh ada enam orang di antara kami yang hendak bermaksud seperti itu (ikut berperang), akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencegahnya." Salah seorang dari mereka berkata: "Sungguh dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagimu." Lalu aku mendatangi Ibnu Abbas dan bertanya tentang shalat witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia berkata: "Aku akan menunjukkan kepadamu terhadap orang yang paling mengetahui tentang shalat witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, datanglah kepada Aisyah radliallahu 'anha!" Lalu aku mengajak Hakim bin Aflah untuk menemui Aisyah, namun dia keberatan, akan tetapi aku terus mendesaknya, akhirnya aku berangkat bersamanya, kemudian kami meminta izin kepada Aisyah, dia bertanya: "Siapakah ini?" di jawab: "Hakim bin Aflah." Aisyah bertanya lagi: "Siapakah yang bersama kamu?" di jawab: "Sa'd bin Hisyam." Aisyah berkata: "Apakah Hisyam bin 'Amir yang terbunuh dalam perang Uhud?" Sa'd berkata: Jawabku: "Betul." Aisyah berkata: "Sebaik laki-laki adalah 'Amir." Sa'd berkata: lalu aku bertanya: "Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang akhlaq Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!" Aisyah menjawab: "Tidakkah kamu membaca Al Qur'an?, sesungguhnya akhlaq Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Al Qur'an." Sa'd berkata: tanyaku: "Wahai Ummul Mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang shalat malamnya beliau!" Aisyah menjawab: "Tidakkah kamu membaca surat "Yaa ayyuhal Muzammil (wahai orang-orang yang berselimut)?" jawabku: "Tentu." Aisyah menjawab: "Sesungguhnya ketika awal surat ini turun, para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat malam sehingga kaki mereka bengkak, dan akhir surat ini masih di tahan (oleh Allah) di langit selama dua belas bulan (satu tahun), setelah itu, akhir surat ini turun, maka shalat malam hukumnya menjadi sunnah yang sebelumnya di wajibkan." Sa'd berkata: aku bertanya: "Sampaikanlah kepadaku tentang shalat witir Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam!" Aisyah menjawab: "Beliau biasa mengerjakan shalat witir delapan raka'at, beliau tidak duduk kecuali di raka'at ke delapan, kemudian beliau berdiri dan shalat satu raka'at lagi, sehingga beliau tidak duduk kecuali di raka'at ke delapan dan ke sembilan, dan beliau tidak salam kecuali di raka'at ke sembilan, kemudian beliau mengerjakan shalat dua raka'at dalam keadaan duduk, hingga jumlahnya menjadi sebelas raka'at, wahai anakku, ketika beliau telah tua dan lanjut usia, beliau mengerjakan witir tujuh raka'at, dan beliau tidak duduk kecuali di raka'at ke enam dan ketujuh, beliau tidak salam kecuali di raka'at ke tujuh, setelah itu beliau mengerjakan shalat dua raka'at dalam keadaan duduk, hingga jumlahnya menjadi sembilan raka'at. wahai anakku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengerjakan shalat malam hingga pagi hari (tidak istirahat) dan tidak pernah membaca Al Qur'an semalam suntuk, serta tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, apabila beliau mengerjakan shalat, beliau selalu mengerjakan dengan rutin, dan apabila beliau tertidur di malam hari, maka beliau akan shalat dua belas raka'at di siang harinya." Sa'd berkata: "Setelah itu, aku menemui Ibnu Abbas dan menyampaikan hal itu kepadanya, maka Ibnu Abbas berkata: "Demi Allah, ini adalah hadits (yang aku maksudkan), sekiranya aku berbicara langsung kepada Aisyah, pasti aku akan mendatanginya dan berbicara langsung dengannya." Sa'd berkata: kataku selanjutnya: "Sekiranya aku tahu, bahwa kamu tidak berbicara kepadanya (secara langsung), niscaya aku tidak akan menyampaikannya kepadamu." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari Sa'id dari [Qatadah] dengan sanad seperti hadits di atas, dia berkata: "Beliau mengerjakan shalat delapan raka'at, dan tidak duduk kecuali di raka'at ke delapan, kemudian beliau duduk dan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, lalu berdo'a kemudian beliau mengucapkan salam yang dapat kami dengar. Setelah itu beliau shalat dua raka'at dalam keadaan duduk, setelah salam beliau mengerjakan satu raka'at lagi, hingga jumlahnya menjadi sebelas raka'at. wahai anakku, ketika usia beliau telah lanjut dan telah tua, beliau mengerjakan witir tujuh raka'at, dan shalat dua raka'at dalam keadaan duduk setelah beliau memberi salam." dengan maksud yang sama (dengan hadits di atas) sampai pada kalimat "Musyafahah (berbicara langsung)." Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dengan hadits seperti ini, dia berkata: "Lalu beliau mengucapkan salam yang dapat kami dengar." Sebagaimana perkataan Yahya bin Sa'id. Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Sa'id] dengan hadits seperti ini, Ibnu Basyar mengatakan seperti hadits Yahya bin Sa'id, namun dia mengatakan: "Kemudian beliau mengucapkan salam sekali yang dapat kami dengar."
Sunan Abu Daud 1145: Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Husain Ad Dirhami] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Adi] dari [Bahz bin Hakim] telah menceritakan kepada kami [Zurarah bin Aufa] bahwa 'Aisyah radliyallahu 'anha pernah di tanya mengenai shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di pertengahan malam, dia menjawab: "Beliau biasa mengerjakan shalat Isya' dengan berjama'ah, kemudian kembali kepada keluarganya dan mengerjakan shalat (sunnah) empat raka'at, setelah itu beliau pergi ke tempat tidurnya, lalu beliau tidur. Sedangkan tempat air wudlunya tertutup berada di atas kepala beliau dan siwaknya juga di letakkan di situ, sehingga Allah membangunkan beliau pada saatnya yaitu pada malam hari, kemudian beliau bersiwak dan menyempurnakan wudlu'nya, setelah itu beliau berdiri di tempat shalatnya, lalu shalat delapan raka'at, dalam raka'at tersebut beliau membaca Al Fatihah dan surat Al Qur'an serta apa saja yang Allah kehendaki, beliau tidak duduk dalam raka'at tersebut kecuali di raka'at ke delapan, dan beliau juga tidak salam. Beliau membaca (Al Fatihah dan surat Al Qur'an) pada rakaat ke sembilan, lalu beliau duduk dan berdo'a dengan do'a yang di kehendaki Allah, beliau memohon kepada-Nya dan beliau berdo'a dengan penuh harap. Setelah itu beliau mengucapkan satu kali salam dengan keras, hingga hampir saja membangunkan keluarga beliau lantaran kerasnya salam beliau, setelah itu beliau membaca (Al Fatihah dan surat Al Qur'an) dalam keadaan duduk dan ruku' sambil duduk pula, lalu beliau membaca lagi yang kedua kalinya, lalu ruku' dan sujud sembari duduk, kemudian beliau berdo'a sesuai yang di kehendaki Allah, setelah itu beliau salam dan beranjak (meninggalkan tempat shalat). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masih tetap mengerjakan shalat seperti itu hingga beliau menjadi gemuk, lalu beliau mengurangi dua rakaat dari sembilan raka'at, hingga menjadi enam hingga tujuh raka'at di tambah dua raka'at yang beliau kerjakan dengan duduk, sampai Beliau meninggal dunia." Telah menceritakan kepada kami [Harun bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Bahz bin Hakim] kemudian dia menyebutkan hadits ini dengan sanadnya, katanya: "Selepas shalat Isya', beliau pergi ke tempat tidurnya…" tidak menyebutkan "empat raka'at" lalu dia menyebutkan hadits ini, dan dalam hadits tersebut dia berkata: "Kemudian beliau shalat delapan raka'at, beliau menyamakan (lamanya) antara ketika membaca (surat Al Qur'an), ruku' dan sujud. Beliau tidak duduk dalam raka'at tersebut kecuali pada raka'at ke delapan. (dalam raka'at ke delapan) biasanya beliau duduk lalu bediri, tidak salam, lalu beliau melanjutkan satu raka'at sebagai witirnya, setelah itu beliau salam dengan mengeraskan suaranya hingga membangunkan kami semua." Kemudian dia melanjutkan maksud hadits tersebut. Telah menceritakan kepada kami [Umar bin Utsman] telah menceritakan kepada kami [Marwan yaitu Ibnu Mu'awiyah] dari [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Zurarah bin Aufa] dari [Aisyah Ummul Mukminin] bahwa dia pernah di tanya mengenai shalat (malam) nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Aisyah menjawab: "Beliau biasa mengerjakan shalat Isya' bersama orang-orang (berjama'ah), kemudian beliau pulang ke keluarganya, lalu shalat (sunnah) empat raka'at. setelah itu beliau pergi ke tempat tidurnya…" kemudian perawi melanjutkan hadits panjang tersebut, namun dia tidak menyebutkan "Beliau menyamakan (lamanya) antara membaca (surat Al Quran), ruku' dan sujudnya." Dan tidak pula menyebutkan "Lalu beliau mengucapkan salam sehingga membangunkan kami." Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Salamah] dari [Bahz bin Hakim] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari [Aisyah radliallahu 'anha] seperti hadits tersebut, namun hadits mereka tidak sesempurna (hadits yang pertama)."
Sunan Abu Daud 1146: Telah menceritakan kepada kami [Musa yaitu Ibnu Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Salamah] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat malam tiga belas raka'at, beserta witirnya sembilan raka'at atau sebagaimana di katakan oleh Aisyah, dan beliau mengerjakan dua raka'at dengan duduk, dan dua raka'at fajar antara adzan dan Iqamah."
Sunan Abu Daud 1147: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Hammad yaitu Ibnu Salamah] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Alqomah bin Waqqosh] dari [Aisyah radliallahu 'anha] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat witir sembilan raka'at, kemudian beliau juga mengerjakan witir tujuh raka'at dan dua raka'at setelah witir yang beliau lakukan sambil duduk, dalam kedua raka'at tersebut beliau membaca (Al Fatihah dan Surat), apabila beliau hendak ruku', maka beliau berdiri kemudian ruku' dan sujud." Abu Daud berkata: "kedua hadits di atas juga di riwayatkan pula oleh [Khalid bin Abdullah Al Wasithi] dari [Muhammad bin 'Amru] seperti hadits di atas, dalam hadits tersebut Alqamah bin Waqash berkata: "Wahai ibu, bagaimana beliau bisa mengerjakan shalat dua raka'at?" kemudian dia menyebutkan maksud hadits tersebut." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] dari [Khalid]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Al Hasan] dari [Sa'd bin Hisyam] dia berkata: "Aku tiba di Madinah, lalu aku menemui [Aisyah] dan berkata: "Tolong sampaikanlah kepadaku tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam!" Dia menjawab: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat Isya' bersama orang-orang (berjama'ah), kemudian beliau pergi ke tempat tidurnya dan tidur, apabila sudah tengah malam, beliau bangun, lalu buang hajat, bersuci dan berwudlu', setelah itu beliau masuk ke masjid dan shalat delapan raka'at, terlintas dalam pikiranku, bahwa beliau menyamakan (lamanya) dalam bacaan, ruku' dan sujudnya. Kemudian beliau witir satu raka'at. Selepas witir, beliau mengerjakan dua raka'at sambil duduk, setelah itu beliau berbaring di atas rusuknya. Ketika Bilal datang untuk mengumandangkan adzan shalat, beliau tercengang -mungkin aku ragu, apakah beliau memang tercengang ataukah tidak- sampai Bilal mengumandangkan adzan untuk shalat. Demikianlah shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga memasuki usia tua dan gemuk." Aisyah menyebutkan kegemukan beliau itu merupakan kehendak dari Allah…" lalu perawi melanjutkan hadits tersebut.
Sunan Abu Daud 1148: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada kami [Husyaim] telah mengabarkan kepada kami [Hushain] dari [Habib bin Abu Tsabit]. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Hushain] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari [Muhammad bin Ali bin Abdullah bin 'Abbas] dari [ayahnya] dari [Ibnu Abbas] bahwa Dia pernah tidur di samping Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dia melihat beliau bangun (malam) lalu bersiwak dan berwudlu', lalu beliau mengucapkan: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi…" hingga akhir ayat, setelah itu mengerjakan shalat dua raka'at, dalam dua raka'at tersebut, beliau panjangkan berdirinya, ruku'nya dan sujudnya. Selesai shalat beliau tidur hingga mendengkur. Beliau kerjakan hal itu hingga tiga kali, yaitu enam raka'at. setiap kali hendak shalat, beliau bersiwak lalu berwudlu dan membaca beberapa ayat. Kemudian beliau shalat witir tiga raka'at. Setelah itu Mu'adzin datang, lalu beliau keluar untuk mengerjakan shalat (subuh)." Ibnu 'Isa mengatakan: "…kemudian beliau mengerjakan witir, lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat ketika fajar telah terbit, kemudian beliau mengerjakan dua raka'at (sunnah) fajar. Setelah itu beliau keluar untuk mengerjakan shalat -lalu hadits keduanya sepakat pada kalimat- sambil mengucapkan: "Allahummaj'al fii qalbii nuuran, waj'al fii lisaani nuuran, waj'al fii basharii nuuran, waj'al khalfii nuuran, wa amaami nuuran, waj'al min fauqii nuuran wa min tahtii nuuran, Allahumma wa a'dzim lii nuuran (Ya Allah, jadikanlah dalam hatiku cahaya, jadikanlah dalam lisanku cahaya, jadikanlah dalam pendengaranku cahaya, jadikanlah dalam penglihatanku cahaya, jadikanlah di belakangku cahaya, jadikanlah di depanku cahaya, jadikanlah di atasku cahaya, jadikanlah di bawahku cahaya. Ya Allah, agungkanlah untukku cahaya." Telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Baqiyah] dari [Khalid] dari [Hushain] seperti hadits di atas, dia berkata: "Wa a'dzim lii nuuran (dan agungkanlah untukku cahaya)." Abu Daud berkata: "Demikian pula yang di katakan [Abu Khalid Ad Dalalani] dari [Habib] dalam permasalahan ini, demikian pula dia berkata dalam hadits ini, [Salamah bin Kuhail] berkata: "Dari [Abu Risydin] dari [Ibnu Abbas]."
Sunan Abu Daud 1149: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ashim] telah menceritakan kepada kami [Zuhair bin Muhammad] dari [Syarik bin Abdullah bin Abu Namir] dari [Kuraib] dari [Al Fadl bin Abbas] dia berkata: "Aku pernah bermalam di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk melihat bagaimana cara beliau shalat (malam). Maka (aku melihat) beliau bangun lalu berwudlu' dan shalat dua raka'at. (lama) beliau berdiri sama seperti ruku' dan sujudnya. Setelah itu beliau tidur, kemudian beliau bangun lagi, lalu berwudlu dan bersiwak, kemudian beliau mengucapkan lima ayat dari surat Ali Imran, yaitu: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang…" (Ali Imran: 190), beliau selalu mengerjakan perbuatan ini, sehingga beliau mengerjakan shalat sepuluh raka'at, kemudian beliau bangun dan mengerjakan shalat satu raka'at sebagai witirnya. Setelah seorang Muadzin menyerukan adzan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan mengerjakan shalat dua raka'at yang ringan, kemudian beliau duduk hingga tiba shalat subuh." Abu Daud berkata: "Aku tidak jelas sebagian (riwayat) dari Ibnu Basyar."
Sunan Abu Daud 1150: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Waki'] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Qais Al Asadi] dari [Al Hakam bin 'Utaibah] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Aku pernah bermalam di rumah bibiku Maimunah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang setelah waktu sore tiba, maka beliau bersabda: "Apakah anak ini sudah shalat?" mereka menjawab: "Ya, sudah." Kemudian beliau berbaring, setelah malam berlalu sebagaimana yang Allah kehendaki, beliau bangun, berwudlu' kemudian shalat tujuh atau lima raka'at dengan shalat witirnya, beliau tidak salam kecuali di raka'at terakhir (raka'at ke tujuh atau ke lima)."
Sunan Abu Daud 1151: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] dari [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Aku pernah bermalam di rumah bibiku Maimunah bintu Al Harits, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat Isya', lalu beliau datang (ke rumah) dan shalat empat raka'at, lalu beliau tidur. Setelah itu beliau bangun untuk mengerjakan shalat, maka aku pun ikut berdiri di samping kiri beliau, lantas beliau memutarku dan menempatkanku ke sebelah kanan beliau, kemudian beliau mengerjakan shalat lima raka'at, lalu tidur hingga aku mendengar beliau mendengkur. Setelah itu beliau bangun lagi dan shalat dua raka'at, kemudian beliau keluar (menuju masjid) untuk mengerjakan shalat subuh." Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Abdul Majid] dari [Yahya bin 'Abbad] dari [Sa'id bin Jubair] bahwa [Ibnu Abbas] telah menceritakan kepadanya kisah ini, katanya: "Beliau bangun kemudian shalat dua raka'at-dua raka'at hingga berjumlah delapan raka'at, lalu beliau witir lima raka'at, dan tidak duduk di antara lima raka'at tersebut."
Sunan Abu Daud 1152: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Aziz bin Yahya Al Harrani] telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Ja'far bin Az Zubair] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan shalat (malam) tiga belas raka'at beserta dua raka'at sebelum subuh, beliau mengerjakan enam raka'at yaitu dua raka'at-dua raka'at, dan witir lima raka'at, dan tidak duduk dalam raka'at tersebut kecuali di raka'at terakhir."
Sunan Abu Daud 1153: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari ['Irak bin Malik] dari ['Urwah] dari [Aisyah] bahwa Dia pernah mengabarkan kepadanya, bahwa Nabi biasa mengerjakan shalat malam tiga belas raka'at berserta dua raka'at fajar.
Sunan Abu Daud 1154: Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali] dan [Ja'far bin Musafir] bahwa [Abdullah bin Yazid Al Muqri`] telah mengabarkan kepada keduanya, dari [Sa'id bin Abu Ayyub] dari [Ja'far bin Rabi'ah] dari ['Irak bin Malik] dari [Abu Salamah] dari ['Aisyah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat Isya' lalu shalat delapan raka'at dengan berdiri dan dua raka'at di antara dua adzan (adzan dan iqamah), dan beliau tidak pernah meninggalkan hal itu." Ja'far bin Musafir dalam haditsnya: "Dan dua raka'at antara dua adzan (adzan dan iqamah) dengan duduk."
Sunan Abu Daud 1155: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] dan [Muhammad bin Salamah Al Muradi] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abdullah bin Abu Qais] dia berkata: Tanyaku kepada [Aisyah] radliallahu 'anha: "Berapa kalikah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakan witir?" dia menjawab: "Beliau biasa mengerjakan shalat witir empat dan tiga raka'at, enam dan tiga raka'at, delapan dan tiga raka'at, sepuluh dan tiga raka'at, beliau tidak pernah shalat witir kurang dari tujuh raka'at dan tidak pernah lebih dari tiga belas raka'at." Abu Daud berkata: Ahmad bin Shalih mengatakan: "Beliau tidak pernah witir dengan dua raka'at sebelum fajar." Kataku: "Apakah beliau pernah tidak melakukan witir?" Aisyah menjawab: "beliau tidak pernah meninggalkannya." namun Ahmad tidak menyebutkan kalimat "enam dan tiga raka'at."
Sunan Abu Daud 1156: Telah menceritakan kepada kami [Mu`amal bin Hisyam] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ibrahim] dari [Manshur bin Abdurrahman] dari [Abu Ishaq Al Hamdani] dari [Al Aswad bin yazid] bahwa Dia pernah menemui [Aisyah] dan bertanya tentang shalat (malam) nya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Aisyah menjawab: "Beliau biasa mengerjakan shalat malam tiga belas raka'at, kemudian beliau juga pernah mengerjakan sebelas raka'at, dan meninggalkan yang dua raka'at setelah itu beliau meninggal dunia, dan sebelum beliau meninggal dunia, beliau biasa mengerjakan shalat sembilan raka'at, sedangkan akhir dari salam malam beliau adalah witir."
Sunan Abu Daud 1157: Telah menceritakan kepada kami [Abdul Malik bin Syu'aib bin Al Laits] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [kakekku] dari [Khalid bin Yazid] dari [Sa'id bin Abu Hilal] dari [Makhramah bin Sulaiman] bahwa [Kuraib] bekas budak Ibnu Abbas, telah mengabarkan kepadanya, dia berkata: Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas: "Bagaimanakah shalat malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" Ibnu Abbas menjawab: "Aku pernah bermalam di sisi beliau, ketika itu beliau berada di rumah Maimunah, beliau tidur sehingga apabila sepertiga malam telah berlalu atau tengah malam, beliau bangun dan pergi ke bejana yang berisi air, beliau berwudlu dan aku pun ikut berwudlu bersama beliau, lalu beliau berdiri dan aku pun berdiri di samping kiri beliau, kemudian beliau menempatkanku di sebelah kanan beliau, beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku seolah-olah menjewer telingaku dan membangunkanku, kemudian beliau shalat dua raka'at ringan, beliau membaca Al Fatihah di setiap raka'atnya kemudian salam, setelah itu beliau mengerjakan shalat hingga sebelas raka'at beserta witirnya, lalu tidur. Ketika Bilal datang, dia berkata: "Waktu shalat telah tiba wahai Rasulullah." Maka beliau berdiri mengerjakan dua raka'at lalu shalat (subuh) bersama orang-orang."
Sunan Abu Daud 1158: Telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Habib] dan [Yahya bin Musa] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Ibnu Thawus] dari [Ikrimah bin Khalid] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Aku bermalam di rumah bibiku Maimunah, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat mengerjakan shalat malam tiga belas raka'at di antaranya adalah dua raka'at fajar, aku perkirakan (lama) berdirinya di setiap raka'at sekitar lamanya ketika membaca 'Yaa ayyuhal muzammil…" Namun Nuh tidak menyebutkan kalimat: "dua raka'at fajar."
Sunan Abu Daud 1159: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin Qais bin Makhramah] telah mengabarkan kepadanya, dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] bahwa Dia berkata: "Sungguh aku akan memperhatikan shalat malamnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." Zaid bin Khalid melanjutkan perkataannya: "Lalu aku tidur di dekat pintu beliau atau tenda besar beliau, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat dua raka'at dengan singkat, kemudian beliau melanjutkan dua raka'at yang panjang, dua raka'at yang panjang, dua raka'at yang panjang. Setelah itu beliau mengerjakan dua raka'at yang pendek dari sebelumnya, lalu shalat dua raka'at yang lebih pendek dari sebelumnya dan dua raka'at yang lebih pendek dari sebelumnya serta dua raka'at yang lebih pendek dari sebelumnya kemudian beliau mengerjakan witir hingga jumlahnya tiga belas raka'at."
Sunan Abu Daud 1160: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Makhramah bin Sulaiman] dari [Kuraib] bekas budak Ibnu Abbas, bahwa [Abdullah bin Abbas] pernah bermalam di rumah Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam -Maimunah adalah bibi Ibnu Abbas- Ibnu Abbas berkata: "Aku berbaring melintang di atas bantal, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan isterinya tidur di atas tempat tidurnya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur hingga ketika separoh malam tiba, atau beberapa saat sebelum atau sesudahnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bangun, lalu duduk sambil mengusap mukanya dengan tangan lalu membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Ali Imran, setelah itu beliau pergi ke bejana yang menggantung, beliau berwudlu dan menyempurnakan wudlu'nya dengan air tersebut, lalu beliau mengerjakan shalat." Abdullah mengatkan: 'lalu aku pun ikut bangun dan melakukan apa yang di lakukan beliau, setelah itu aku pergi ke samping beliau, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya di atas kepalaku dan meraih telingaku dan menyentilnya, kemudian beliau mengerjakan shalat dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at, dua raka'at. Al Qa'nabi berkata: "hingga enam kali, kemudian beliau witir. Setelah itu beliau berbaring sampai datangnya seorang Mu'adzin, lalu beliau bangun dan mengerjakan dua raka'at dengan singkat kemudian keluar untuk mengerjakan shalat subuh."
Sunan Abu Daud 1161: Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Salamah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kerjakanlah suatu amalan itu sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan sehingga diri kalianlah yang bosan, sesungguhnya amalan yang paling di cintai Allah adalah yang di kerjakan secara terus menerus walaupun sedikit." Aisyah menambahkan: "apabila beliau mengerjakan suatu amalan, beliau akan mengerjakannya secara rutin."
Sunan Abu Daud 1162: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Sa'd] telah menceritakan kepada kami [pamanku] telah menceritakan kepada kami [ayahku] dari [Ibnu Ishaq] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [ayahnya] dari [Aisyah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus seseorang menemui Utsman bin Mazh'un, lalu Utsman datang kepada beliau, maka beliau bersabda: "Apakah kamu membenci sunnahku?" Utsman menjawab: "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, bahkan sunnahmu lah yang amat kami cari." Beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidur, aku juga shalat, aku berpuasa dan juga berbuka, aku juga menikahi wanita. Bertakwalah kepada Allah wahai Utsman, sesungguhnya keluargamu mempunyai hak atas dirimu, dan tamumu mempunyai hak atas dirimu, dan kamu pun memiliki hak atas dirimu sendiri, oleh karena itu berpuasa dan berbukalah, kerjakanlah shalat dan tidurlah."
Sunan Abu Daud 1163: Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Alqamah] dia berkata: Aku bertanya kepada [Aisyah]: "Bagaimanakah amal perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Apakah beliau pernah mengkhususkan suatu hari yang tertentu?" Aisyah menjawab: "Tidak, setiap amalan beliau selalu mengerjakan secara rutin, dan siapakah di antara kalian yang mampu mengerjakan amalan yang di kerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?"
Sunan Abu Daud 1164: Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Ali] dan [Muhammad bin Al Mutawakkil] keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar]: Al Hasan berkata dalam haditsnya: Dan [Malik bin Anas] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memberi motivasi untuk selalu mengerjakan shalat pada malam bulan Ramadhan tanpa memerintahkan secara ketat kepada mereka, beliau bersabda: "Barangsiapa bangun (shalat) malam pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap (ridla Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan di ampuni." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, sedangkan perkara itu masih tetap ada, kemudian perkara itu berlanjut hingga pemerintahan Abu Bakar radliallahu 'anhu dan di awal pemerintahan Umar radliallahu 'anhu. Abu Daud berkata: "Demikian pula yang di riwayatkan oleh ['Uqail], [Yunus] dan [Abu Uwais] yaitu: "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dan bangun (shalat) pada malamnya…"
Sunan Abu Daud 1165: Telah menceritakan kepada kami [Mukhlad bin Khalid] dan [Ibnu Abu Khalaf] yang maksudnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] yang sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sabdanya: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan penuh harap, maka akan di ampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa bangun (shalat) pada malam Lailatul Qadr dengan keimanan dan penuh harap, maka akan di ampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Abu Daud berkata: "Demikian pula yang di riwayatkan [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Salamah], dan [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu salamah]."
Sunan Abu Daud 1166: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik bin Anas] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Aisyah isteri Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan shalat di dalam masjid, kemudian orang-orang turut mengikuti shalat beliau, kemudian beliau mengerjakan lagi di malam berikutnya, ternyata orang-orang yang mengikuti shalat beliau semakin banyak, Dan di malam ketiga, ketika orang-orang telah berkumpul, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak kunjung keluar. Keesokan harinya, beliau bersabda: "Aku telah mengetahui apa yang kalian perbuat semalam, dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangiku keluar menemui kalian, hanya saja aku khawatir jika shalat tersebut akan diwajibkan atas kalian." Kejadian itu terjadi pada bulan Ramadhan." Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Aisyah] dia berkata: "Biasanya orang-orang mengerjakan shalat di masjid pada bulan Ramadhan secara terpisah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkanku (untuk menghamparkan tikar), maka aku pun menghamparkan tikar untuk beliau, lalu beliau shalat di atas tikar tersebut…" seperti kisah dalam hadits ini, Aisyah berkata: "Beliau, yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, demi Allah, segala puji bagi Allah, tidaklah aku lalai pada malam hariku ini, dan tidak pula tempat kalian samar bagiku."
Sunan Abu Daud 1167: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah mengabarkan kepada kami [Daud bin Abu Hind] dari [Al Walid bin Abdurrahman] dari [Jubair bin Nufair] dari [Abu Dzar] dia berkata: "Kami pernah berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau tidak pernah mengerjakan shalat malam bersama kami sedikitpun dalam sebulan sampai tersisa tujuh hari maka beliau shalat bersama kami hingga berlalu sepertiga malam, setelah malam ke enam (dari akhir bulan) beliau tidak mengerjakan shalat malam bersama kami, ketika di hari ke lima (dari akhir bulan), beliau mengerjakan shalat malam bersama kami hingga tengah malam pun berlalu. Maka kataku: "Wahai Rasulullah, alangkah baiknya sekiranya anda memperbanyak shalat sunnah (qiyamul lail) pada malam hari ini untuk kami." Abu Dzar berkata: Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya apabila seseorang shalat (malam) bersama imam hingga selesai, maka akan di catat baginya seperti bangun (untuk mengerjakan shalat malam) semalam suntuk." Kata Abu Dzar: "Ketika malam ke empat (dari akhir bulan) beliau tidak mengerjakan shalat malam (bersama kami), setelah malam ketiga (dari akhir bulan), beliu mengumpulkan keluarganya, isteri-isterinya dan orang-orang, lalu melakukan shalat malam bersama kami, sampai kami khawatir ketinggalan Al Falah." Jabir bertanya: "Apakah Al Falah itu?" jawabnya: "Waktu sahur, kemudian beliau tidak lagi melakukan shalat malam bersama kami di malam-malam berikutnya dari sebulan itu."
Sunan Abu Daud 1168: Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali] dan [Daud bin Umayyah] bahwa [Sufyan] mengabarkan kepada mereka, dari Abu Ya'fur. [Daud] mengatakan: dari [Abu 'Ubaid bin Nisthasi] dari [Abu Adl Dluha] dari [Masruq] dari [Aisyah] bahwa Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki sepuluh malam yang terakhir, beliau menghidupkan malamnya dan mengencangkan ikat pinggang serta membangunkan keluarganya." Abu Daud berkata: "Abu Ya'fur namanya adalah Abdurrahman bin 'Ubaid bin Nisthasi."
Sunan Abu Daud 1169: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Sa'id Al hamdani] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepadaku [Muslim bin Khalid] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, dan beliau melihat orang-orang tengah mengerjakan shalat di pojok-pojok masjid, beliau bersabda: "Apa yang sedang di perbuat oleh mereka?" maka di jawab: "Mereka orang-orang yang tidak hafal Al Qur'an, dan Ubay bin Ka'b sedang mengerjakan shalat maka mereka shalat mengikuti shalatnya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mereka benar, alangkah baiknya amal perbuatan mereka." Abu Daud berkata: 'Hadits ini tidaklah kuat, sebab Muslim bin Khalid riwayatnya lemah."
Sunan Abu Daud 1170: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] dan [Musaddad] sedangkan maksudnya sama, keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari ['Ashim] dari [Zirrin] dia berkata: Aku bertanya kepada [Ubay bin Ka'b]: "Wahai Abu Mundzir, beritahukanlah kepadaku mengenai lailatul qadr, karena sesungguhnya sahabat kami (Ibnu Mas'ud) pernah di tanya tentang Lailatul Qadr, lalu dia menjawab: "Barangsiapa melakukan (Qiyamul Lail) setahun penuh, maka ia akan mendapatkannya." Ubay bin Ka'b berkata: "Semoga Allah merahmati Abu Abdurrahman, sungguh dirinya telah mengetahui bahwa lailatul qadr terjadi pada bulan Ramadhan." Musaddad menambahkan: "Tapi beliau tidak senang jika kalian bergantung pada lailatul qadr -atau- beliau lebih suka jika kalian tidak bergantung pada lailatul qadr. Demi Allah, sesungguhnya lailatul qadr itu terjadi pada bulan Ramadhan yaitu pada tanggal dua puluh tujuh tanpa terkecuali." Tanyaku: "Wahai Abu Mundzir, bagaimana kamu dapat mengetahui hal itu?" dia menjawab: "yaitu dengan tanda-tanda yang pernah di beritahukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." aku berkata kepada Zirr: "Apakah tanda-tandanya?" dia menjawab: "Matahari pada pagi harinya seperti baskom, tidak bercahaya hingga ia meninggi."
Sunan Abu Daud 1171: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hafsh bin Abdullah As Sulami] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Thahman] dari ['Abbad bin Ishaq] dari [Muhammad bin Muslim Az Zuhri] dari [Dlamrah bin Abdullah bin Unais] dari [ayahnya] dia berkata: "Aku pernah berada di majlisnya Bani Salamah, sementara waktu itu aku lah yang paling muda, mereka berkata: "Siapakah yang akan menanyakan untuk kita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Lailatul Qadr?" pada pagi itu adalah tanggal dua puluh satu Ramadhan, lalu aku keluar, maka aku dapati beliau tengah mengerjakan shalat Maghrib, kemudian aku berdiri di depan pintu rumah beliau, lalu beliau lewat di depanku, beliau bersabda: "Masuklah." Lalu aku pun masuk, saat itu makan malam beliau telah terhidang, maka aku menahan diri karena memang makan malam beliau sangat sedikit. setelah selesai, beliau bersabda: "Tolong ambilkan sandalku!" Lalu beliau berdiri dan aku pun berdiri bersama beliau, beliau bersabda: "Sepertinya kamu mempunyai keperluan?" jawabku: "Ya benar, beberapa pemuda dari Bani Salamah mengutusku untuk menanyakan Lailatul Qadr kepada anda." Beliau bertanya: "Tanggal berapakah malam ini?" jawabku: "Malam ke dua puluh dua." Beliau bersabda: "Pada malam inilah lailatul qadr terjadi." Kemudian beliau kembali dan bersabda: "Atau malam berikutnya." Yang beliau maksudkan adalah malam ke dua puluh tiga."
Sunan Abu Daud 1172: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ibrahim] dari [Ibnu Abdullah bin Unais Al Juhani] dari [ayahnya] berkata: saya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki perkampungan yang aku tinggal di sana dan alhamdulillah aku dapat melaksanakan shalat di dalamnya, maka perintahkanlah kepadaku satu malam sehingga pada malam itu aku dapat tinggal di masjid ini, maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Tinggallah pada malam ke dua puluh tiga." (perawi berkata) Kemudian aku bertanya kepada anaknya (Ibnu Abdullah bin Unais): "bagaimana bapakmu melakukannya?" dia menjawab: "Bapakku masuk ke Masjid jika hendak shalat 'Asar, dan dia tidak keluar untuk memenuhi hajatnya sampai dia shalat Shubuh, apabila ia selesai shalat Shubuh dia menghampiri kendaraannya di depan pintu masjid, kemudian ia menaikinya dan kembali ke perkampungannya."
Sunan Abu Daud 1173: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah mengabarkan kepada kami [Ayyub] dari ['Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan, sembilan tersisa, tujuh tersisa atau lima tersisa."
Sunan Abu Daud 1174: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yazid bin Abdullah bin Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai beri'tikaf pada sepuluh kedua pada bulan Ramadan. Beliau beri'tikaf pada tahun itu, hingga ketika tiba malam kedua puluh satu, yaitu hari ketika beliau keluar dari I'tikafnya, beliau bersabda: 'Barangsiapa ingin melaksanakan I'tikaf bersamaku, hendaklah dia mengerjakannya pada sepuluh hari yang terakhir ini. Aku telah melihat dalam mimpiku, namun aku lupa. Aku mimpi pada waktu paginya aku bersujud pada air dan tanah. Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil.' Abu Sa'id berkata: "Pada malam itu terjadi hujan, dan saat itu masjidnya laksana bangsal untuk berteduh dan bocor." Abu Sa'id menambahkan: "Dengan kedua mataku, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi, sementara pada dahi dan hidungnya ada bekas tanah dan air. Itu terjadi pada pagi hari malam ke dua puluh satu."
Sunan Abu Daud 1175: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdul A'laa] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Abu Nadlrah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Carilah (Laiatul Qadr) pada sepuluh malam yang terakhir bulan ramadhan, dan carilah pada malam sembilan, ketujuh dan kelima." Abu Nadlrah berkata: tanyaku: "Wahai Abu Sa'id, sesungguhnya kamu lebih mengetahui bilangan tersebut daripada kami." Dia menjawab: "ya, betul." Tanyaku selanjutnya: "apakah maksud malam kesembilan, ketujuh dan kelima?" dia menjawab: "Jika malam kedua puluh satu telah berlalu, maka berikutnya tinggal sembilan, jika malam kedua puluh tiga telah berlalu, maka malam berikutnya tinggal tujuh, jika malam kedua puluh lima telah berlalu, maka malam berikutnya tinggal lima." Abu Daud berkata: "Apakah dia (Perawi) menyembunyikan sesuatu dariku apakah tidak."
Sunan Abu Daud 1176: Telah menceritakan kepada kami [Hakim bin Saif Ar Raqi] telah mengabarkan kepada kami ['Ubaidullah yaitu Ibnu 'Amru] dari [Zaid yaitu Ibnu Abu Unaisah] dari [Abu Ishaq] dari [Abdurrahman bin Al Aswad] dari [ayahnya] dari [Ibnu Mas'ud] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada kami: "Carilah (Lailatul Qadar) pada malam ke tujuh belas bulan Ramadhan dan malam kedua puluh satu dan malam kedua puluh tiga." Kemudian beliau diam.
Sunan Abu Daud 1177: Telah menceritakan kepada kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Carilah malam Lailatul Qadr di tujuh malam terakhir (bulan Ramadhan)."
Sunan Abu Daud 1178: Telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] telah menceritakan kepada kami [ayahku] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Qatadah] bahwa dia mendengar [Muttharif] dari [Mu'awiyah bin Abu Sufyan] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Mengenai lailatul qadr, beliau bersabda: "Lailatul Qadr adalah malam ke dua puluh tujuh."
Sunan Abu Daud 1179: Telah menceritakan kepada kami [Humaid bin Zanjuwaih An Nasa`i] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Abu Maryam] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir] telah mengabarkan kepada kami [Musa bin 'Uqbah] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Abdullah bin Umar] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah di tanya, dan aku mendengar mengenai Lailatul Qadr, beliau bersabda: "Lailatul Qadr terjadi setiap bulan Ramadhan." Abu Daud berkata: Di riwayatkan pula oleh [Sufyan] dan [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] secara mauquf sampai [Ibnu Umar], dan dia tidak merafa'kan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sunan Abu Daud 1180: Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] dan [Musa bin Isma'il] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Aban] dari [Yahya] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Abu Salamah] dari [Abdullah bin 'Amru] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: "Bacalah Al Qur'an (hingga khatam) dalam sebulan." Abdullah berkata: "Aku bisa (mengkhatamkan) lebih dari itu (sebulan)." Beliau bersabda: "Kalau begitu (khatamkan) selama dua puluh hari." Abdullah berkata: "Aku bisa (mengkhatamkan) lebih dari itu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, (khatamkan) selama lima belas hari." Abdullah berkata: "Aku bisa (mengkhatamkan) lebih dari itu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, (khatamkan) selama sepuluh hari." Abdullah berkata: "Aku bisa (mengkhatamkan) lebih dari itu." Beliau bersabda: "Kalau begitu, (khatamkan) selama tujuh hari, jangan kamu kurangi dari itu." Abu Daud berkata: "Hadits muslim lebih lengkap (dari haditsnya Musa)."
Sunan Abu Daud 1181: Telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah mengabarkan kepada kami [Hammad] dari ['Atha` bin As Sa`ib] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Puasalah tiga hari dalam setiap bulan, dan bacalah Al Qur'an (khatamkan) dalam sebulan." Beliau menguranginya untukku, sebagaimana aku meminta kepadanya, lalu beliau bersabda: "Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari." 'Atha` berkata: "kami berbeda (periwayatan) dari ayahku, sebagian dari kami mengatakan: "Tujuh hari." Sebagian lagi mengatakan: "Lima hari."
Sunan Abu Daud 1182: Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Abdusshamad] telah mengabarkan kepada kami [Hammam] telah mengabarkan kepada kami [Qatadah] dari [Yazid bin Abdullah bin 'Amru] dari Abdullah bin 'Amru bahwa Dia berkata: "Wahai Rasulullah, berapa lamakah aku harus mengkhatamkan Al Qur'an?" beliau bersabda: "Dalam sebulan." Abdullah bin 'Amru berkata: "Sesungguhnya aku bisa lebih dari itu." -Abu Musa (Ibnu Mutsanna) mengulang-ulang perkataan ini- dan Abdullah selalu meminta dispensasi hingga beliau bersabda: "Jika demikian, bacalah Al Qur'an (hingga khatam) dalam tujuh hari." Abdullah berkata: "Aku masih dapat menyelesaikannya lebih dari itu." Beliau bersabda: "Tidak akan dapat memahaminya orang yang mengkhatamkan Al Qur'an kurang dari tiga hari."
Sunan Abu Daud 1183: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hafsh Abu Abdurrahman Al Qatthan] pamannya Isa bin Syadzan, telah mengabarkan kepada kami [Abu Daud] telah mengabarkan kepada kami [Al Harisy bin Sulaim] dari [Thalhah bin Musharif] dari [Khaitsamah] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Khatamkanlah Al Qur'an dalam sebulan." Abdullah berkata: "Aku bisa (menghatamkannya) lebih dari itu." Beliau bersabda: "Khatamkan dalam tiga hari." Abu Ali mengatakan: "Aku mendengar Abu Daud berkata: saya mendengar Ahmad yaitu Ibnu Hanbal berkata: Isa bin Syadzan adalah orang yang bijaksana."
Sunan Abu Daud 1184: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya bin Faris] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dari [Ibnu Al Haad] dia berkata: [Nafi' bin Jubair bin Muth'im] pernah bertanya kepadaku, tanyanya: "Berapa lamakah kamu biasa menghatamkan Al Qur'an?" maka aku menjawab: "Aku tidak membagi-baginya dalam beberapa bagian." Lalu Nafi' berkata kepadaku: "Janganlah kamu berkata: 'Aku tidak membagi-baginya dalam beberapa bagian.'" karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku telah membaca sebagian dari Al Qur'an." Kata Ibnu Al Haad: "Saya kira, dia menyebutkan hadits ini dari [Al Mughirah bin Syu'bah]."
Sunan Abu Daud 1185: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah mengabarkan kepada kami [Qurran bin Tammam]. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Sa'id] telah mengabarkan kepada kami [Abu Khalid], dan ini adalah redaksi dari dia, dari [Abdullah bin Abdurrahman bin Ya'laa] dari [Utsman bin Abdullah bin Aus] dari [kakeknya]. Abdullah bin Sa'id berkata dalam haditsnya Aus bin Hudzaifah, dia berkata: "Kami mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam rombongan delegasi Bani Tsaqif, sekutu-sekutu (aliansi-aliansi) Tsaqif singgah menemui Al Mughirah bin Syu'bah, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi persinggahan kepada Bani Malik di tenda besar miliknya. Musaddad berkata dengan redaksi: "Sedangkan seorang utusan dari Tsaqif yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berkata: "Setiap habis 'Isya, beliau selalu menemui kami untuk bercakap-cakap." Abu Sa'id mengatakan: "Sambil berdiri di atas salah satu kakinya secara berganti-gantian di antara kedua kakinya, karena lamanya berdiri. Dan yang paling banyak yang diceritakan adalah apa yang beliau alami dari kaumnya, Quraisy. Beliau bersabda: "Tidaklah sama kami orang-orang yang lemah dan terhina -Musaddad berkata- selama kami di Makkah. Ketika kami keluar menuju Madinah, peperangan silih berganti di antara kami dan mereka. Terkadang kami mengalahkan mereka dan terkadang mereka mengalahkan kami." Di suatu malam, Beliau terlambat dari kebiasaan waktu kedatangannya kepada kami. Maka aku berkata: "Anda terlambat datang kepada kami pada malam ini". Beliau bersabda: "Sesungguhnya telah datang kepadaku bagian yang aku harus baca dari Al Qur'an, maka aku tidak senang untuk keluar hingga selesai menyempurnakannya." Aus berkata: "Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bagaimanakah kalian membagi-bagi (memilah atau mengelompokkan) dan menertibkan Al Qur'an? Mereka menjawab: "Tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, tigabelas dan bagian surat-surat yang mufashshal (dari surat Qaaf atau Al Hujurat sampai An Nas)." Abu Daud berkata: "Haditsnya Abu Sa'id lebih lengkap."
Sunan Abu Daud 1186: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Minhal Adl Dlarir] telah mengabarkan kepada kami [Yazid bin Zurai'] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Abu Al 'Ala` Yazid bin Abdullah bin Asy Syihir] dari [Abdullah yaitu Ibnu 'Amru] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan dapat memahami orang yang membaca Al Qur'an kurang dari tiga hari."
Sunan Abu Daud 1187: Telah menceritakan kepada kami [Nuh bin Habib] telah mengabarkan kepada kami [Abdurrazaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma'mar] dari [Simak bin Al Fadl] dari [Wahb bin Munabbih] dari [Abdullah bin 'Amru] bahwa Dia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Berapa lamakah Al Qur'an di baca (hingga khatam)?" beliau bersabda: "Dalam jangka waktu empat puluh hari." Kemudian beliau bersabda: "Dalam jangka waktu sebulan." Kemudian beliau bersabda: "Dalam jangka waktu dua puluh hari." Kemudian beliau bersabda: "Dalam jangka waktu lima belas hari." Kemudian beliau bersabda: "Dalam jangka waktu sepuluh hari." Kemudian beliau bersabda: "Dalam jangka waktu tujuh hari, dan tidak kurang dari tujuh hari."
Sunan Abu Daud 1188: Telah menceritakan kepada kami ['Abbad bin Musa] telah mengabarkan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari ['Alqomah] dan [Al Aswad] keduanya berkata: Seorang laki-laki datang kepada [Ibnu Mas'ud] seraya berkata: "Aku biasa membaca Al Mufashal (dari surat Qaaf atau Al Hujurat sampai An Naas) dalam satu raka'at." Maka Ibnu Mas'ud berkata: "Apakah membaca Al Qur'an itu seperti melantunkan sya'ir atau prosa-prosa tentang runtuhnya kurma dari pohonnya? Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa membaca surat-surat yang sepadan, dua surat dalam satu raka'at, yaitu An Najm dan Ar Rahman dalam satu raka'at. "Iqtarabat" dan "Al Haqqah" dalam satu raka'at. "At Thur" dan "Adz Dzariyat" dalam satu raka'at. "Idza Waqa'at" dan "Nuun" dalam satu raka'at. "Sa`ala saa`ilu" dan "Wan naazi'aati" dalam satu raka'at. "Wailul lil muthaffifin" dan "Abasa" dalam satu raka'at. "Al Mudattsir" dan "Al Muzammil" dalam satu raka'at. "Hal ataa" dan "Laa uqsimu bi yaumil Qiyaamah" dalam satu raka'at. "Amma yatasaa`alun" dan "Wal mursalaati" dalam satu raka'at. "Ad dukhaan" dan "Idzas syamsu kuwwirat" dalam satu raka'at." Abu Daud berkata: "Ini adalah tulisan Ibnu Mas'ud rahimahullah."
Sunan Abu Daud 1189: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari [Abdurrahman bin Yazid] dia berkata: aku pernah bertanya kepada [Abu Mas'ud] ketika dia sedang Thawaf di Ka'bah, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa membaca dua ayat dari akhir surat Al Baqarah pada malam harinya, maka dianggap cukup."
Sunan Abu Daud 1190: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada kami ['Amru] bahwa [Abu Sawiyah] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar [Ibnu Hujairah] mengabarkan dari [Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash] dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa bangun (shalat malam) dan membaca sepuluh ayat, maka dia tidak akan di catat sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seratus ayat, maka dia akan di catat sebagai orang-orang yang tunduk dan patuh, dan barangsiapa bangun (shalat malam) dengan membaca seribu ayat, maka dia akan di catat sebagai orang-orang yang dermawan." Abu Daud berkata: "Ibnu Hujairah Al Ashgar adalah Abdullah bin Abdurrahman ibnu Hujairah."
Sunan Abu Daud 1191: Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Musa Al Balhi] dan [Harun bin Abdullah] keduanya berkata: telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Yazid] telah mengabarkan kepada kami [Sa'id bin Abu Ayyub] telah menceritakan kepadaku ['Ayyasy bin Abbas Al Qitbani] dari [Isa bin Hilal Ash Shadafi] dari [Abdullah bin 'Amru] dia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata: "Wahai Rasulullah, koreksilah bacaanku!" Maka beliau pun berkata kepadanya: "Bacalah tiga surat yang di dahului Alif Laam Ra'." Lelaki itu berkata: "Umurku sudah tua, dan hatiku sudah mengeras, serta lidahku juga sudah kelu." Beliau berkata: "Kalau begitu bacalah surat yang di dahului Haa' Mim." Maka lelaki itupun mengatakan seperti perkataannya yang tadi. Beliau berkata: "Bacalah tiga surat yang diawali dengan sabbaha." Dan lelaki itupun mengatakan seperti perkataannya yang pertama, lalu dia mengatakan: "Wahai Rasulullah, yang aku mau anda membacakan kepadaku satu surat yang mencakup keseluruhan." Maka beliau menyuruhnya membaca surat Idzaa zulzilatil ardlu, hingga selesai. Laki-laki itu berkata: "Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan menambahinya untuk selamanya." Lalu orang itupun berpaling dan pergi meninggalkan beliau, lalu Rasulullah pun bersabda: "Sungguh beruntung orang itu, sungguh beruntung orang itu" Beliau mengucapkannya hingga dua kali.
Sunan Abu Daud 1192: Telah menceritakan kepada kami ['Amru bin Marzuq] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] telah mengabarkan kepada kami [Qatadah] dari ['Abbas Al Jusyami] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada suatu surat dari Al Qur'an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa'at bagi yang membacanya, sampai dia di ampuni, yaitu: "Tabaarakal ladzii biyadihil mulku…"
Sunan Abu Daud 1193: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahim bin Al Buraqi] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] telah mengabarkan kepada kami [Nafi' bin Yazid] dari [Al Harits bin Sa'id Al 'Utaqi] dari [Abdullah bin Munain] dari Bani Abdul Kulal, dari ['Amru bin Al 'Ash] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membacakan untuknya lima belas ayat sajadah dalam Al Qur'an, di antaranya tiga ayat terdapat dalam surat Al Mufashal (dari surat Qaaf atau Al Hujurat sampai An Naas), dan dalam surat Al Hajj dua ayat sajadah." Abu Daud berkata: "di riwayatkan dari Abu Darda` dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terdapat sebelas ayat sajadah, sedangkan sanadnya lemah."
Sunan Abu Daud 1194: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepadaku [Ibnu Lahi'ah] bahwa [Misrah bin Ha'an Abu Al Mush'ab] telah bercerita kepadanya bahwa ['Ubah bin 'Amir] telah menceritakan kepadanya, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Apakah dalam surat Al Hajj terdapat dua ayat sajadah?" beliau menjawab: "Ya, benar. Barangsiapa tidak sujud ketika membacanya, maka janganlah ia membaca kedua ayat sajadah tersebut."
Sunan Abu Daud 1195: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rafi'] telah menceritakan kepada kami [Azhar bin Al Qasim] -Muhammad mengatakan: "aku mengetahuinya ketika dia berada di Makkah- telah menceritakan kepada kami [Abu Qudamah] dari [Mathar Al Waraq] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah sujud sama sekali ketika membaca surat Al Mufashal (dari surat Qaaf atau Al Hujurat sampai An Naas) hingga beliau pindah ke Madinah."
Sunan Abu Daud 1196: Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sarri] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Abu Ad Dzi`b] dari [Yazid bin Abdullah bin Qusaith] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Zaid bin Tsabit] dia berkata: "Aku pernah membaca surat An Najm di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, namun beliau tidak sujud." Telah menceritakan kepada kami [Ibnu As Sarh] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahb] telah menceritakan kepada kami [Abu Shakhr] dari [Ibnu Qusaith] dari [Kharijah bin Zaid bin Tsabit] dari [ayahnya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam semakna dengan hadits di atas. Abu Daud berkata: "Zaid adalah seorang Imam, namun dia tidak sujud ketika membaca surat tersebut."
Sunan Abu Daud 1197: Telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Aswad] dari [Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membaca surat An Najm, lalu beliau sujud, dan tidak seorang pun dari kaum tersebut yang tidak turut sujud. Setelah itu seorang laki-laki dari kaum tersebut mengambil segenggam kerikil atau tanah, lalu di angkat ke wajahnya sambil berkata: "Sujud bagiku cukuplah seperti ini saja." Abdullah berkata: "Sungguh, setelah peristiwa tersebut, aku melihat laki-laki tersebut mati terbunuh dalam keadaan kafir."
Sunan Abu Daud 1198: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Ayyub bin Musa] dari ['Atha` bin Mina`] dari [Abu Hurairah] dia berkata: "Kami pernah bersujud (tilawah) bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada surat "Idzaas samaa'un syaqqat" dan "Iqra` bismirabbikal ladzii khalaq" Abu Daud berkata: "Abu Hurairah masuk Islam pada tahun ke enam (hijriyah) yaitu ketika hari penaklukan Khaibar, sedangkan sujud ini adalah yang terakhir kali di kerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam."
Sunan Abu Daud 1199: Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] dia berkata: saya mendengar [ayahku], telah menceritakan kepada kami [Bakr] dari [Abu Rafi'] dia berkata: "Aku pernah shalat 'Isya bersama [Abu Hurairah], lalu dia membaca: "Idzas samaa'un syaqqat" kemudian dia sujud." Aku pun bertanya: "Sujud apakah ini?" dia menjawab: "Aku juga pernah sujud seperti ini di belakang Abul Qasim shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku akan senantiasa sujud pada bacaan ini sehingga aku bertemu dengan-Nya (meninggal dunia)."
Sunan Abu Daud 1200: Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Ayyub] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata: "Surat Shaad sebenarnya bukan termasuk surat yang di haruskan untuk sujud, akan tetapi aku pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sujud pada surat tersebut."
Sunan Abu Daud 1201: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah mengkhabarkan kepadaku ['Amr yaitu Ibnu Al Harits] dari [Ibnu Abu Hilal] dari ['Iyadh bin Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas mimbar membaca Surat Shaad. Kemudian tatkala beliau telah sampai pada ayat as sajdah beliau turun kemudian sujud, dan orang-orang pun bersujud bersamanya. Kemudian tatkala pada hari yang lainnya beliau membacanya, lalu tatkala telah sampai pada ayat as sajdah orang-orang bersiap-siap untuk bersujud. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya ayat tersebut adalah taubat seorang nabi, akan tetapi aku melihat kalian telah bersiap-siap untuk bersujud." lalu beliau bersujud dan mereka pun bersujud.
Sunan Abu Daud 1202: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Utsman Ad Dimasyqi Abu Al Jamahir], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Aziz yaitu Ibnu Muhammad] dari [Mush'ab bin Tsabit bin Abdullah bin Az Zubair] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat penaklukan Mekkah membaca ayat Sajdah, kemudian seluruh manusia bersujud, diantara mereka ada yang berkendaraan dan ada yang bersujud di tanah hingga orang yang berkendaraan bersujud di atas tangannya.
Sunan Abu Daud 1203: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Yahya bin Sa'id], dan diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Abu Syu'aib Al Harrani] telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Numair] secara makna dari ['Ubaidullah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan kepada Kami sebuah surat. Ibnu Numair berkata: "Di luar shalat." Kemudian keduanya sepakat dengan lafazh: "Kemudian beliau bersujud dan Kamipun bersujud bersamanya hingga salah seorang diantara Kami tidak mendapatkan tempat untuk meletakkan keningnya."
Sunan Abu Daud 1204: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Al Furat Abu Mas'ud Ar Razi] telah mengabarkan kepada Kami [Abdurrazzaq], telah mengabarkan kepada Kami [Abdullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu 'Umar], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan Al Qur'an kepada kami, dan apabila melewati ayat sajdah beliau bertakbir dan bersujud dan kami bersujud bersamanya. Abdurrazzaq berkata: Ats Tsauri kagum dengan hadits ini. Abu Daud berkata: ia kagum kepada hadits tersebut karena disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir.
Sunan Abu Daud 1205: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] telah menceritakan kepada Kami [Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Khalid Al Hadzdza`] dari [seorang laki-laki] dari [Abu Al 'Aliyah] dari [Aisyah] radliallahu 'anha ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika melakukan sujud Al Qur'an (sajdah) pada malam hari beliau mengucapkan beberapa kali: "SAJADA WAJHIYA LILLADZII KHALAQAHU WA SYAQQA SAM'AHU WA BASHARAHU BIHAULIHI WA QUWWATIHI" (Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakannya dan telah membuka pendengaran serta penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya).
Sunan Abu Daud 1206: Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Ash Shabah Al 'Aththar], telah menceritakan kepada Kami [Abu Bahr], telah menceritakan kepada Kami [Tsabit bin 'Umarah], telah menceritakan kepada Kami [Abu Tamimah Al Hujaimi], ia berkata: Tatkala kami mengutus rombongan penunggang kuda -Abu Daud berkata: "Maksudnya menuju Madinah"- ia berkata: saya membaca (ayat As Sajdah) setelah sholat Subuh, kemudian aku bersujud, lalu [Ibnu Umar] melarangku dan aku tidak berhenti hingga tiga kali. Kemudian ia kembali dan berkata: sesungguhnya aku pernah melakukan shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama Abu Bakr, 'Umar dan 'Utsman radliallahu 'anhum dan mereka tidak bersujud hingga matahari terbit.
Sunan Abu Daud 1207: Telah menceritakan kepada [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada Kami [Isa] dari [Zakaria] dari [Abu Ishaq] dari ['Ashim] dari [Ali] radliallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata: "Wahai ahli Al Qur'an, shalat witirlah kalian karena Allah adalah Dzat yang Maha Tunggal dan menyukai sesuatu yang ganjil." Telah berkata kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Abu Hafsh Al Abbar] dari [Al A'masy] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abu Ubaidah] dari [Abdullah] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan makna yang sama namun ia menambahkan: Kemudian terdapat seorang badui berkata: 'apa yang kamu katakan?' beliau menjawab: 'Bukan urusanmu dan bukan urusan para sahabatmu.'
Sunan Abu Daud 1208: Telah menceritakan kepada Kami [Abul Walid Ath Thayalisi] dan [Qutaibah bin Sa'id] secara makna, mereka mengatakan: telah menceritakan kepada Kami [Al Laits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abdullah bin Rasyid Az Zaufi] dari [Abdullah bin Abu Murrah Az Zaufi] dari [Kharijah bin Hudzafah], Abu Al Walid Al Adawi berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar menemui Kami dan berkata: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan bagi kalian sebuah shalat yang dia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu shalat witir, dan telah menjadikannya berada diantara shalat Isya hingga terbit fajar."
Sunan Abu Daud 1209: Telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Al Mutsanna], telah menceritakan kepada Kami [Abu Ishaq Ath Thaqani], telah menceritakan kepada Kami [Al Fadhl bin Musa] dari ['Ubaidullah bin Abdullah Al 'Ataki] dari [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya], ia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Shalat witir adalah sebuah hak, barang siapa yang tidak melakukan shalat witir maka ia bukan dari golongan Kami, shalat witir adalah sebuah hak, barang siapa yang tidak melakukan shalat witir maka bukan dari golongan Kami, shalat witir adalah sebuah hak, barang siapa yang tidak melakukan shalat witir maka bukan dari golongan Kami."
Sunan Abu Daud 1210: Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Yahya bin Sa'id] dari [Muhammad bin Yahya bin Habban] dari [Ibnu Muhairiz] bahwa Seorang laki-laki dari Bani Kinanah yang dipanggil Al Makhdaji telah mendengar seorang laki-laki di Syam yang dipanggil Abu Muhammad berkata: "Sesungguhnya shalat witir adalah wajib." Al Makhdaji berkata: kemudian aku pergi kepada 'Ubadah bin Ash Shamid dan mengabarkan hal tersebut kepadanya. 'Ubadah berkata: Abu Muhammad telah berdusta, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lima shalat, telah Allah wajibkan bagi para hamba, barang siapa yang melakukannya dan tidak memenyia-nyiakan sedikitpun darinya karena meremehkan haknya maka baginya di sisi Allah sebuah perjanjian untuk Allah masukkan dirinya ke dalam Surga. Sedangkan orang yang tidak melaksanakannya maka ia tidak memiliki perjanjian di sisi Allah, apabila Allah menghendaki maka Dia akan menyiksanya dan apabila menghendaki maka Allah akan memasukkannya ke dalam Surga."
Sunan Abu Daud 1211: Telah menceritakan kepada Kamin [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada Kami [Hammam] dari [Qatadah] dari [Abdullah bin Syaqiq] dari [Ibnu Umar] bahwa Seorang laki-laki badui bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengenai shalat malam. Kemudian beliau mengatakan menggunakan jari-jarinya: "Dua, dua, dan witir satu raka'at pada akhir malam."
Sunan Abu Daud 1212: Telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Al Mubarak], telah menceritakan kepadaku [Quraisy bin Hayyan Al 'Ijli] telah menceritakan kepada Kami [Bakr bin Wail] dari [Az Zuhri] dari ['Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Ayyub Al Anshari] ia berkata: Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Witir adalah sebuah hak atas setiap muslim, barang siapa yang hendak melakukan witir lima raka'at maka hendaknya ia melakukannya dan barang siapa yang hendak melakukan witir tiga raka'at maka hendaknya ia melakukannya, dan barang siapa yang hendak melakukan witir satu raka'at maka hendaknya ia melakukannya."
Sunan Abu Daud 1213: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Abu Hafsh Al Abbar], dan diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada Kami [Ibrahim bin Musa] telah mengabarkan kepada Kami [Muhammad bin Anas] dan ini adalah lafazhnya, dari [Al A'masy] dari [Thalhah] dan [Zubaid] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [ayahnya] dari [Ubai bin Ka'bin] ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan witir dengan membaca "Sabbihisma rabbikal a'laa." (Al A'la) dan "Qul lilladzina kafaruu." (Al Kaafiruun) serta "Wallahul wahidush shamad" (Al Ikhlash). Telah berkata kepada Kami [Ahmad bin Abu Syu'aib], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Salamah], telah menceritakan kepada Kami [Khushaif] dari [Abdul Aziz bin Juraij] berkata: "Aku bertanya kepada [Aisyah] ummul mukminin radhiyallahu: 'Surat apakah yang dibaca Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika melakukan witir?'" Kemudian ia menyebutkan maknanya: "Dan pada raka'at yang ketiga beliau membaca 'Qul Huwallaahu Ahad' dan 'Mu'awwidzatain'" (Al Falaq dan An Naas).
Sunan Abu Daud 1214: Telah menceritakan kepada Kami [Qutaibah bin Sa'id] dan [Ahmad bin Jawwas Al Hanafi] mereka berkata: telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Buraid bin Abu Maryam] dari [Abu Al Haura`], ia berkata: telah berkata [Al Hasan bin Ali radliallahu 'anhuma]: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika melakukan witir -Ibnu Hawwas berkata: "Dalam qunut witir."- yaitu: ALLAAHUMMAH DINII FIIMAN HADAIT, WA 'AAFINII FIIMAN TAWALLAIT, WA BAARIK LII FIIMAA A'THAIT, WA QINII SYARRA MAA QADHAIT, INNAKA TAQDHII WA LAA YUQDHAA 'ALAIK, WA INNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT, WA LAA YA'IZZU MAN 'AADAIT, TABAARAKTA RABBANAA WA TA'AALAIT (Ya Allah, berilah aku petunjuk diantara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan berilah aku keselamatan diantara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, uruslah diriku diantara orang-orang yang telah Engkau urus, berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau putuskan, sesungguhnya Engkau Yang memutuskan dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau tolong, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi). Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada Kami [Zuhair], telah menceritakan kepada Kami [Abu Ishaq] dengan sanad serta maknannya, ia berkata pada akhir hadits tersebut: Abu Al Haura` Rabi'ah bin Syaiban mengatakan hal ini yaitu: "Beliau mengucapkan ketika melakukan qunut dalam witir." dan ia tidak menyebutkan: "Aku mengucapkannya dalam witir."
Sunan Abu Daud 1215: Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Hammad] dari [Hisyam bin 'Amr Al Fazari] dari [Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam] dari [Ali bin Abu Thalib] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di akhir shalat witirnya membaca: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIRIDHAAKA MIN SAKHATHIKA WA BIMU'AAFAATIK, MIN 'UQUUBATIK, WA A'UUDZU BIKA MINKA LAA UHSHII TSANAA-AN 'ALAIK, ANTA KAMAA ATSNAITA 'ALAA NAFSIK." (Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaanMU dari murkaMu dan kepada ampunanMu dari adzabMu, dan aku berlindung kepadaMu dariMu, aku tidak dapat menghitung pujian kepadaMu, Engkau sebagaimana yang telah Engkau puji diri-Mu). Abu Daud berkata: Hisyam adalah guru Hammad yang paling tua, dan telah sampai kepadaku dari Yahya bin Ma'in bahwa ia berkata: tidak ada yang meriwayatkan dari Hisyam selain Hammad bin Salamah. Abu Daud berkata: [Isa bin Yunus] telah meriwayatkan dari [Sa'id bin Abu Arubah] dari [Qatadah] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [bapaknya] dari [Ubai bin Ka'b] bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan qunut pada waktu witir sebelum ruku'. Abu Daud berkata: [Isa bin Yunus] meriwayatkan hadits ini juga dari [Fithr bin Khalifah] dari [Zubaid] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [ayahnya] dari [Ubai bin Ka'b] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu. Dan telah diriwayatkan dari [Hafsh bin ghiyats] dari [Mis'ar] dari [Zubaid] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [ayahnya] dari [Ubai bin Ka'b] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut pada waktu shalat witir sebelum ruku'. Abu Daud berkata: dan hadits Sa'id dari Qatadah diriwayatkan oleh [Yazid bin Zurai'] dari [Sa'id] dari Qatadah dari [Azrah] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [bapaknya] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia tidak menyebutkan qunut dan tidak pula menyebutkan Ubai. Dan begitu juga diriwayatkan oleh [Abdul A'la] dan [Muhammad bin Bisyr Al 'Abdi] dan ia mendengarnya di Kufah bersama [Isa bin Yunus] dan mereka tidak menyebutkan qunut. Dan telah diriwayatkan pula oleh Hisyam Ad Dastuwa'i dan Syu'bah dari [Qatadah] dan mereka berdua tidak menyebutkan qunut. Hadits Zubaid diriwayatkan oleh [Sulaiman Al A'masy], [Syu'bah], [Abdul Malik bin Abu Sulaiman] dan [Jarir bin Hazim], mereka semua meriwayatkan dari [Zubaid] dan tidak ada seorangpun dari mereka yang menyebutkan qunut kecuali hadits yang diriwayatkan dari [Hafsh bin ghiyats] dari [Mis'ar] dari [Zubaid], sesungguhnya ia menyebutkan dalam haditsnya bahwa beliau melakukan qunut sebelum ruku'. Abu Daud berkata: hal tersebut tidaklah yang dikenal dari hadits Hafsh, Kami mengira hal tersebut berasal dari Hafsh dari selain Mis'ar. Abu Daud berkata: dan diriwayatkan bahwasanya [Ubai bin Ka'ab] melaksanakan witir pada pertengahan bulan Ramadhan.
Sunan Abu Daud 1216: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Bakr], telah mengabarkan kepadaku [Hisyam] dari [Muhammad] dari [sebagian sahabatnya] bahwa [Ubai bin Ka'b] mengimami mereka pada bulan ramadhan dan dia qunut pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan.
Sunan Abu Daud 1217: Telah menceritakan kepada Kami [Syuja' bin Makhlad], telah menceritakan kepada Kami [Husyaim], telah mengabarkan kepada Kami [Yunus bin 'Ubaid] dari [Al Hasan] bahwa ['Umar bin Khathab] Rhadhiyallahu 'anhu mengumpulkan orang-orang untuk melakukan shalat dibelakang Ubai bin Ka'ab, ia melakukan shalat sebagai imam mereka selama dua puluh malam, dan dia tidak melakukan qunut bersama mereka kecuali pada setengah bulan terakhir. Dan apabila sudah masuk hari kesepuluh terakhir ia mengundurkan diri dan melakukan shalat dirumahnya, hingga orang-orang mengatakan bahwa Ubai telah kabur. Abu Daud berkata: hadits ini menunjukkan bahwa hadits yang telah disebutkan mengenai qunut tidak berarti apa-apa, dan dua hadits ini menunjukkan kelemahan hadits Ubai bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut pada waktu witir.
Sunan Abu Daud 1218: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Abu 'Ubaidah], telah menceritakan kepada Kami [ayahku] dari [Al A'masy] dari [Thalhah Al Ayami] dari [Dzar] dari [Sa'id bin Abdurrahman bin Abza] dari [ayahnya] dari [Ubai bin Ka'b], ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila telah melakukan salam dalam shalat witir beliau mengucapkan: "SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS" (Maha suci Raja Yang Maha Suci).
Sunan Abu Daud 1219: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin 'Auf], telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Sa'id] dari [Abu Gassan Muhammad bin Mutharrif Al Madani] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar] dari [Abu Sa'id], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang tertidur dari melakukan witir atau lupa untuk melakukannya maka hendaknya ia melakukannya apabila ia ingat."
Sunan Abu Daud 1220: Telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Al Mutsanna], telah menceritakan kepada Kami [Abu Daud], telah menceritakan kepada Kami [Aban bin Yazid] dari [Qatadah] dari [Abu Sa'id] yang berasal dari Azd Syanuah, dari [Abu Hurairah], ia berkata: Kekasihku shallallahu 'alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, aku tidak meninggalkannya ketika bepergian maupun ketika bermukim, yaitu melakukan shalat dua raka'at shalat Dluha, serta berpuasa tiga hari setiap bulan, dan agar aku tidak tidur kecuali telah melakukan shalat witir.
Sunan Abu Daud 1221: Telah menceritakan kepada Kami [Abdul Wahhab bin Najdah], telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Yaman] dari [Shafwan bin 'Amr] dari [Abu Idris As Sakuni] dari [Jubair bin Nufair] dari [Abu Ad Darda`], ia berkata: Kekasihku shallallahu 'alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, aku tidak meninggalkannya karena sesuatu, beliau berwasiat kepadaku agar melakukan puasa tiga hari setiap bulan, tidak tidur kecuali telah melakukan witir, dan melakukan shalat Dluha disaat bermukim dan sedang bepergian.
Sunan Abu Daud 1222: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Ahmad bin Abu Khalaf] telah menceritakan kepada Kami [Abu Zakariya Yahya bin Ishaq As Sailahini] telah menceritakan kepada Kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Abdullah bin Rabah] dari [Abu Qatadah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Bakar: "Kapankah kamu melaksanakan witir?" Dia menjawab: "Saya melakukan witir pada permulaan malam." Dan beliau bertanya kepada Umar: "Kapankah kamu melaksanakan witir?" Dia menjawab: "Saya melakukan witir pada akhir malam." Kemudian beliau berkata kepada Abu Bakar: "Orang ini telah melakukan dengan keteguhan hati." dan kepada Umar beliau mengatakan: "Sedangkan orang ini telah melakukan dengan kemantapan."
Sunan Abu Daud 1223: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Yunus], telah menceritakan kepada Kami [Abu Bakr bin 'Ayyasy] dari [Al A'masy] dari [Muslim] dari [Masruq], ia berkata: Aku katakan kepada [Aisyah]: kapankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan witir? Ia berkata: semua itu telah beliau lakukan, beliau telah melakukan witir di permulaan malam, di pertengahan malam, dan di akhir malam, akan tetapi witir beliau selesai tatkala beliau akan meninggal hingga waktu pagi.
Sunan Abu Daud 1224: Telah menceritakan kepada Kami [Harun bin Ma'ruf], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Zaidah], ia berkata: telah menceritakan kepadaku ['Ubaidullah bin Umar] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bersegeralah melakukan witir sebelum waktu Subuh."
Sunan Abu Daud 1225: Telah menceritakan kepada Kami Qutaibah bin Sa'id?, telah menceritakan kepada Kami [Al Laits bin Sa'd] dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Abdullah bin Abu Qais], ia berkata: "Saya bertanya kepada [Aisyah] mengenai witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." ia berkata: "Terkadang beliau melakukan witir pada awal malam, dan terkadang melakukan witir di akhirnya." Saya katakan: "Bagaimana bacaan beliau, apakah beliau menyamarkan bacaan atau mengeraskannya?" Aisyah berkata: "Semua itu pernah beliau lakukan. Beliau terkadang menyamarkan dan terkadang mengeraskan, terkadang beliau mandi kemudian tidur terkadang beliau berwudlu kemudian tidur." Abu Daud berkata: selain Qutaibah berkata: yang dimaksudkan Aisyah adalah ketika dalam keadaan junub.
Sunan Abu Daud 1226: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari ['Ubaidullah] telah menceritakan kepadaku [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Jadikan shalat terakhir kalian adalah shalat witir."
Sunan Abu Daud 1227: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Mulazim bin 'Amr], telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Badr] dari [Qais bin Thalq], ia berkata: [Thalq bin Ali] telah mengunjungi Kami pada Bulan Ramadhan hingga sore dan berbuka bersama Kami, kemudian dia melakukan shalat sebagai Imam bagi Kami pada malam itu, dan melakukan witir, kemudian dia turun ke masjidnya dan melaksanakan shalat menjadi imam bagi sahabat-sahabatnya hingga tatkala tinggal shalat witir, ia mempersilahkan seseorang ke depan dan mengatakan kepadanya: shalat witirlah kamu sebagai imam bagi sahabat-sahabatmu, karena aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada dua witir dalam semalam."
Sunan Abu Daud 1228: Telah menceritakan kepada Kami [Daud bin Umayyah], telah menceritakan kepada Kami [Mu'adz yaitu Ibnu Hisyam], telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Yahya bin Abu Katsir] ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman], telah menceritakan kepada Kami [Abu Hurairah], ia berkata: Demi Allah aku akan mendekatkan bagi kalian shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Abu Salamah berkata: Abu Hurairah melakukan qunut pada raka'at terakhir pada shalat Zhuhur, shalat 'Isya, dan shalat Subuh. Ia mendoakan orang-orang mukmin dan melaknat orang-orang kafir.
Sunan Abu Daud 1229: Telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Walid], [Muslim bin Ibrahim], serta Hafsh bin Umar. dan diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Mu'adz], telah menceritakan kepada Kami [ayahku], mereka semua berkata: telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari ['Amr bin Murrah] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Al Bara`] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut ketika shalat Subuh. Ibnu Mu'adz menambahkan: serta shalat Maghrib.
Sunan Abu Daud 1230: Telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Ibrahim], telah menceritakan kepada Kami [Al Walid], telah menceritakan kepada Kami [Al Auza'i], telah menceritakan kepadaku [Yahya bin Abu Katsir], telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut pada saat shalat 'Isya selama satu bulan, ketika qunut beliau berdoa: "Ya Allah, selamatkan Al Walid bin Al Walid, ya Allah, selamatkan Salamah bin Hisyam, ya Allah, selamatkan orang-orang mukmin yang lemah, ya Allah, keraskan siksaMu kepada Mudhar, ya Allah, jadikan siksaMu kepada mereka selama bertahun-tahun seperti beberapa tahun yang dialami Yusuf." Abu Hurairah berkata: pada suatu pagi beliau tidak mendoakan untuk mereka, kemudian aku tanyakan hal tersebut kepada beliau, kemudian beliau berkata: "Bagaimana pendapatmu, sementara mereka telah meninggal."
Sunan Abu Daud 1231: Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Mu'awiyah Al Jumahi], telah menceritakan kepada Kami [Tsabit bin Yazid] dari dari [Hilal bin Khabbab] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut selama satu bulan berturut-turut ketika shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, 'Isya dan Subuh di akhir setiap shalat, tatkala mengucapkan: "SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH" pada raka'at terakhir. Beliau mendoakan atas beberapa perkampungan dari Bani Sulaim, yaitu Ri'l, Dzakwan, serta 'Ushayyah, dan orang-orang yang dibelakangnya mengamininya.
Sunan Abu Daud 1232: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Harb] serta [Musaddad] mereka berkata: telah menceritakan kepada Kami [Hammad] dari [Ayyub] dari [Muhammad] dari [Anas bin Malik] Rhadhiyallahu 'anhu bahwa Ia ditanya: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan qunut pada waktu shalat subuh?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu beliau ditanya lagi: "Sebelum atau sesudah ruku'?" Beliau menjawab: "Setelah ruku'." Musaddad berkata: "Sebentar."
Sunan Abu Daud 1233: Telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi], telah menceritakan kepada Kami [Hammad bin Salamah] dari [Anas bin Sirin] dari [Anas bin Malik] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut selama satu bulan kemudian beliau meninggalkannya.
Sunan Abu Daud 1234: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Bisyr bin Mufadhdhal], telah menceritakan kepada Kami [Yunus bin 'Ubaid] dari [Muhammad bin Sirin], ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [orang yang melakukan shalat Subuh bersama Nabi] shallallahu 'alaihi wa sallam: "Kemudian tatkala beliau mengangkat kepalanya dari raka'at yang kedua beliau berdiri sesaat."
Sunan Abu Daud 1235: Telah menceritakan kepada Kami [Harun bin Abdullah Al Bazzar] telah menceritakan kepada Kami [Makki bin Ibrahim] telah menceritakan kepada Kami [Abdullah yaitu Ibnu Sirin bin Abu Hindun] dari [Abu An Nadhr] dari [Busr bin Sa'id] dari [Zaid bin Tsabit] bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuat sebuah ruangan di masjid, beliau keluar pada malam hari dan melakukan shalat padanya. Zaid berkata: kemudian orang-orang melakukan shalat bersama beliau dengan sholat beliau. Mereka datang setiap malam hingga ketika suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak keluar kepada mereka, kemudian mereka berdehem dan mengeraskan suara mereka, dan melempar pintu beliau menggunakan kerikil. Zaid berkata: kemudian beliau keluar menemui mereka dalam keadaan marah seraya berkata: "Wahai manusia, masih saja apa yang kalian lakukan hingga aku mengira shalat tersebut diwajibkan atas kalian, hendaknya kalian melakukan shalat di rumah kalian, sesungguhnya sebaik-baik shalat seseorang adalah dirumahnya kecuali shalat wajib."
Sunan Abu Daud 1236: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari ['Ubaidullah], telah mengabarkan kepada Kami [Nafi'] dari [Ibnu Umar] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jadikanlah sebagian shalat kalian di rumah kalian, dan janganlah kalian menjadikan rumah tersebut sebagai kuburan."
Sunan Abu Daud 1237: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Hajjaj], ia berkata: [Ibnu Juraij] berkata: telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Sulaiman] dari [Ali Al Azdi] dari ['Ubaid bin 'Umair] dari [Abdullah bin Hubsyi Al Khats'ami] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya: "Amalan apakah yang lebih utama?" Beliau bersabda: "Lama berdiri." beliau ditanya: "Sedekah apakah yang paling utama?" Beliau bersabda: "Pemberian orang miskin." beliau ditanya: "Hijrah apakah yang paling utama?" Beliau bersabda: "Orang yang meninggalkan apa yang Allah haramkan." beliau ditanya: "Jihad apakah yang paling utama?" Beliau bersabda: "Orang yang berjihad memerangi orang-orang musyrik dengan harta dan jiwanya." beliau ditanya: "Terbunuh bagaimana yang paling mulia?" Beliau bersabda: "Orang yang ditumpahkan darahnya dan kudanya disembelih."
Sunan Abu Daud 1238: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Basysyar] telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari [Ibnu 'Ajlan], telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'qa' bin Hakim] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati orang yang bangun malam hari kemudian melakukan shalat dan membangunkan isterinya lalu iapun melakukan shalat, apabila isterinya enggan maka ia memercikan wajahnya dengan air, dan semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam hari kemudian melakukan shalat, dan membangunkan suaminya. Apabila suaminya enggan maka ia memercikan wajahnya dengan air."
Sunan Abu Daud 1239: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi'], telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Musa] dari [Syaiban] dari [Al A'masy] dari [Ali bin Al Qamar] dari [Al Agharr Abu Muslim] dari [Abu Sa'id Al Khudri] dan [Abu Hurairah] Rhadhiyallahu 'anhuma, mereka berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua raka'at secara bersama, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu mengingat Allah Ta'ala."
Sunan Abu Daud 1240: Telah menceritakan kepada Kami [Hafsh bin Umar] telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari ['Alqamah bin Martsad] dari [Sa'd bin 'Ubaidah] dari [Abu Abdurrahman] dari [Utsman] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
Sunan Abu Daud 1241: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh] telah mengabarkan kepada Kami [Ibnu Wahb] telah mengabarkan kepada Kami [Yahya bin Ayyub] dari [Zabban bin Faid] dari [Sahl bin Muadz Al Juhani] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al Qur'an dan melaksanakan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya pada hari kiamat nanti akan dipakaikan mahkota yang sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dalam rumah-rumah di dunia, jika matahari tersebut ada diantara kalian, maka bagaimana perkiraan kalian dengan (pahala yang akan didapatkan) orang yang mengamalkan isi Al Qur'an itu?"
Sunan Abu Daud 1242: Telah menceritakan kepada Kami [Muslim bin Ibrahim], telah menceritakan kepada Kami [Hisyam] dan [Hammam] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari [Aisyah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Orang yang membaca Al Qur'an dan ia pandai membacanya maka ia bersama para malaikat yang mulia, dan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia mengalami kesulitan dalam membacanya maka baginya dua pahala."
Sunan Abu Daud 1243: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada Kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Tidaklah sebuah kaum berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah ta'ala, membaca kitab Allah, dan saling mempelajarinya diantara mereka melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi rahmat, serta dikelilingi malaikat, dan Allah menyebut-nyebut mereka diantara malaikat yang ada di sisiNya."
Sunan Abu Daud 1244: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Ali bin Rabah] dari [Ayahnya] dari ['Uqbah bin 'Amir Al Juhani], ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar menemui Kami sementara Kami berada di Shuffah, kemudian beliau bertanya: "Siapakah diantara kalian ingin pergi ke Bathhan atau 'Aqiq, kemudian mengambil dua ekor unta gemuk dan putih tanpa berbuat dosa kepada Allah 'azza wa jalla, dan tidak memutuskan hubungan kekerabatan?" Mereka mengatakan: "Kami semua wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Sungguh salah seorang diantara kalian setiap hari datang ke Masjid, mempelajari dua ayat dari Kitab Allah 'azza wa jalla adalah lebih baik baginya daripada dua ekor unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga unta, seperti bilangan-bilangan unta tersebut."
Sunan Abu Daud 1245: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Abu Syu'aib Al Harani], telah menceritakan kepada Kami [Isa bin Yunus], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Al Maburi] dari [Abu Hurairah], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Al Hamdulillaahi rabbil 'aalamiin (Surat Al Faatihah) adalah Ummul Kitab, serta As Sab'ul matsani."
Sunan Abu Daud 1246: Telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Mu'adz], telah menceritakan kepada Kami [Khalid], telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari [Khubaib bin Abdurrahman] ia berkata: saya mendengar [Hafsh bin 'Ashim] menceritakan dari [Abu Sa'id bin Al Ma'alli] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewatinya sementara ia sedang melakukan shalat, kemudian beliau memanggilnya. Ia berkata: aku melakukan shalat kemudian datang kepada beliau. Ia berkata: kemudian beliau berkata: "Apakah yang menghalangimu untuk menjawabku?" Ia berkata: saya sedang melakukan shalat. Beliau berkata: bukankah Allah 'azza wajalla berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu?" Aku akan mengajarkan kepadamu surat Al Qur'an dalam Al Qur'an yang terbesar -Khalid merasa ragu- sebelum aku keluar dari Masjid?" Ia berkata: aku katakan: wahai Rasulullah, aku akan mendengar ucapanmu. Beliau bersabda: "Al Hamdulillahi rabbil 'aalamiin (Surat Al Fatihah), surat tersebut adalah As Sab'ul Matsaani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) yang telah diberikan kepadaku, dan Al Qur'an Al Azhiim (Al Qur'an yang agung)."
Sunan Abu Daud 1247: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Muslim Al Bathin] dari [Sa'id? bin Jubair] dari [Ibnu Abbas], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah diberikan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang yang panjang, sedangkan Musa telah diberikan enam, namun ketika dia membuang lembaran-lembaran taurat maka yang dua diangkat dan tersisa empat.
Sunan Abu Daud 1248: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada Kami [Abdul A'la] telah menceritakan kepada Kami [Sa'id? bin Iyas] dari [Abu As Salil] dari [Abdullah bin Rabah Al Anshari] dari [Ubai bin Ka'b], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Wahai Abu Al Mundzir, ayat apakah dari Kitab Allah paling besar menurutmu?" Saya katakan: "Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui." Beliau bertanya lagi: "Wahai Abul Mundzir ayat manakah yang kamu hafal dari Kitab Allah yang lebih besar menurutmu?" Aku menjawab: "ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM" (ayat Kursi). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menepuk dadaku dan berkata: "Wahai Abu Al Mundzir, sungguh engkau adalah orang yang berilmu."
Sunan Abu Daud 1249: Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman] dari [Ayahnya] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa Seorang laki-laki mendengar orang lain membaca: "QUL HUWALLAAHU AHAD", ia mengulang-ulangnya. Kemudian tatkala pagi hari ia datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menyebutkannya kepada beliau, seolah-olah orang tersebut menganggapnya sedikit. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangannya, sesungguhnya ayat tersebut sama dengan sepertiga Al Qur'an."
Sunan Abu Daud 1250: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin 'Amr bin As Sarh], telah memberitakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah memberitakan kepadaku [Mu'awiyah] dari [Al 'Ala`bin Al Harits] dari [Al Qasim] mantan budak Mu'awiyah dari ['Uqbah bin 'Amir], ia berkata: Aku menuntun unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang beliau tunggangi dalam suatu perjalanan. Kemudian beliau berkata: "Wahai 'Uqbah, maukah aku ajarkan kepadamu dua surat terbaik yang dibaca?" Kemudian beliau mengajarkan kepadaku: "Katakanlah: 'QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ' dan 'QUL A'UUDZU BIRABBINNAAS.'" akan tetapi beliau melihat aku tidak begitu gembira dengan itu. Maka ketika beristirahat untuk shalat subuh beliau shalat mengimami orang-orang dengan membaca kedua surat itu. Kemudian tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai dari shalat beliau menoleh kepadaku dan berkata: "Wahai 'Uqbah, bagaimana pendapatmu?"
Sunan Abu Daud 1251: Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Muhammad An Nufaili], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Sa'id? bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [ayahnya] dari ['Uqbah bin Amir], ia berkata: Ketika aku sedang berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam antara Juhfah dan Abwa`, tiba-tiba Kami tertutupi angin sangat kencang dan terjadi kegelapan yang sangat, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlindung dengan mengucapkan: "QUL A'UUDZU BIRABBIL FALAQ" dan "QUL A'UUDZU BIRABBINNAAS." Dan beliau berkata: "Wahai 'Uqbah, berlindunglah dengan keduanya, tidak ada orang yang berlindung dengan sebuah perlindungan yang menyamai keduanya." 'Uqbah berkata: aku mendengar beliau mengimami Kami dengan membaca kedua surat tersebut dalam shalat.
Sunan Abu Daud 1252: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari [Sufyan], telah menceritakan kepadaku ['Ashim bin Bahdalah] dari [Zirr] dari [Abdullah bin 'Amr], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: "Bacalah, dan naiklah, serta bacalah dengan tartil (jangan terburu-buru), sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca."
Sunan Abu Daud 1253: Telah menceritakan kepada Kami [Muslim bin Ibrahim], telah menceritakan kepada Kami [Jarir] dari [Qatadah], ia berkata: Saya bertanya kepada [Anas] mengenai bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian ia berkata: beliau benar-benar memanjangkannya.
Sunan Abu Daud 1254: Telah menceritakan kepada Kami [Yazid bin Khalid bin Mauhib Ar Ramli], telah menceritakan kepada Kami [Al Laits] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari [Ya'la bin Mamlak] bahwa Ia bertanya kepada [Ummu Salamah] mengenai bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta shalat beliau. Kemudian ia berkata: "Apa yang akan kalian lakukan dengan shalat beliau?, beliau melakukan shalat dan tidur seukuran lamanya shalat beliau, kemudian beliau melakukan shalat seukuran lamanya tidur beliau, kemudian beliau tidur seukuran lama beliau melakukan shalat hingga pagi hari. Kemudian Ummu Salamah menggambarkan bacaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan ia menggambarkan bacaannya sehuruf-sehuruf.
Sunan Abu Daud 1255: Telah menceritakan kepada Kami [Hafsh bin Umar], telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari [Mu'awiyah bin Qurrah] dari [Abdullah bin Mughaffal], ia berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat penaklukan Mekkah berada di atas unta membaca surat Al Fath, dan beliau mengulang-ulangnya.
Sunan Abu Daud 1256: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Thalhah] dari [Abdurrahman bin 'Ausajah] dari [Al Bara` bin 'Azib] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perindahlah Al Qur'an dengan suara kalian."
Sunan Abu Daud 1257: Telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi], serta [Qutaibah bin Sa'id] serta [Yazid bin Khalid bin Mauhib Ar Ramli] secara makna bahwa [Al Laits] telah menceritakan kepada mereka dari [Abdullah bin Abu Mulaikah] dari [Abdullah bin Abu Nuhaik] dari [Sa'd bin Abu Waqqash]. [Yazid] berkata dari [Ibnu Mulaikah] dari [Sa'id bin Abu Sa'id], Qutaibah berkata: dalam catatanku adalah dari Sa'id bin Abu Sa'id, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukan dari golongan Kami orang yang tidak memperindah bacaan Al Qur'an." Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari ['Amr] dari [Ibnu Abu Mulaikah] dari ['Ubaidullah bin Abu Nuhaik] dari [Sa'd], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata seperti itu.
Sunan Abu Daud 1258: Telah menceritakan kepada Kami [Abdul A'la bin Hammad], telah menceritakan [Abdul Jabbar bin Al Ward], ia berkata: saya mendengar [Ibnu Abu Mulaikah] berkata: [Ubaidullah bin Abu Yazid] berkata: [Abu Lubabah] lewat di depan Kami, lalu Kami mengikutinya hingga dia masuk ke rumahnya dan Kamipun masuk menemuinya, ternyata ia adalah seorang laki-laki yang perabotan rumahnya sedikit dan kondisinya memburuk, kemudian aku mendengar dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukan dari golongan Kami orang yang tidak memperindah bacaan Al Qur'an." Abdul Jabbar berkata: aku bertanya kepada Ibnu Abu Mulaikah: Wahai Abu Muhammad, bagaimana pendapatmu apabila ia tidak bagus suaranya? Ia menjawab: Ia perindah suaranya semampunya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Anbari, ia berkata: Waki' dan Ibnu 'Uyainah berkata: yaitu ia menyibukkan dengan Al Qur'an.
Sunan Abu Daud 1259: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Daud Al Mahri], telah mengabarkan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepadaku [Umar bin Malik] serta [Haiwah] dari [Ibnu Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits] dari [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah Allah memberikan izin untuk melakukan sesuatu sebagaimana Allah memberikan izin kepada seorang Nabi yang indah suaranya memperindah bacaan Al Qur'an, dan mengeraskannya."
Sunan Abu Daud 1260: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al 'Ala`], telah mengabarkan kepada Kami [Ibnu Idris] dari [Yazid bin Abu Ziyad] dari [Isa bin Faid] dari [Sa'd bin 'Ubadah] ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seseorang membaca Al Qur'an kemudian ia melupakannya melainkan ia bertemu Allah 'azza wa jalla pada hari Kiamat dalam keadaan mulutnya ompong."
Sunan Abu Daud 1261: Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari ['Urwah bin Az Zubair] dari [Abdurrahman bin Abdul Qari], ia berkata: saya mendengar [Umar bin Al Khathab] berkata: Aku mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca Surat Al Furqan tidak seperti yang aku baca, dan Rasulullah telah membacakannya kepadaku, maka hampir aku tergesa-gesa untuk bertindak terhadapnya, kemudian aku mengurungkannya hingga ia pergi. Kemudian aku menarik selendangnya dan membawanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku katakan: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah mendengar orang ini membaca Surat Al Furqan tidak seperti yang telah engkau bacakan kepadaku. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Bacalah." Kemudian ia membaca bacaan yang telah aku dengar. kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demikianlah Surat tersebut diturunkan." Kemudian beliau berkata kepadaku: "Bacalah." Lalu aku membacanya. Kemudian beliau berkata: "Demikianlah surat tersebut diturunkan." Kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Al Qur'an ini diturunkan dengan tujuh gaya bahasa, maka bacalah apa yang mudah darinya." Telah menceritakan kepada Kami Muhammad bin Yahya bin Faris, telah menceritakan kepada Kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada Kami Ma'mar, ia berkata: Az Zuhri berkata: Sesungguhnya gaya bahasa ini dalam satu perkara (Maknanya) dan tidak berbeda-beda dalam hal halal dan haram.
Sunan Abu Daud 1262: Telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Walid Ath Thayalisi], telah menceritakan kepada Kami [Hammam bin Yahya] dari [Qatadah] dari [Yahya bin Ya'mar] dari [Sulaiman bin Shurad Al Khuza'i] dari [Ubai bin Ka'b], ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Ubai, sesungguhnya telah dibacakan Al Qur'an kepadaku, dan aku ditanya: "Dengan satu gaya bahasa atau dua gaya bahasa?" Kemudian malaikat yang bersamaku berkata: "Katakan: 'Dengan dua gaya bahasa.'" Maka aku katakan: "Dengan dua gaya bahasa." Kemudian aku ditanya: "Dengan dua gaya bahasa atau tiga gaya bahasa?" Kemudian malaikat yang bersamaku berkata: "Katakan: 'Dengan tiga gaya bahasa.'" Maka aku katakan: "Dengan tiga gaya bahasa." Hingga sampai tujuh gaya bahasa." Kemudian beliau berkata: "Tidak ada diantara gaya bahasa tersebut kecuali merupakan sesuatu yang memuaskan dan cukup. Apabila engkau membaca: SAMII'AN 'ALIIMAN, 'AZIIZAN HAKIIMAN selama engkau tidak menutup ayat yang berbicara mengenai adzab dengan rahmat atau ayat yang berbicara mengenai rahmat dengan adzab."
Sunan Abu Daud 1263: Telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Al Mutsanna], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Ja'far], telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari [Al Hakam] dari [Mujahid] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Ubai bin Ka'b] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di air rawa Bani Ghifar, kemudian Jibril shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepadanya, dan berkata: sesungguhnya Allah 'azza wa jalla memerintahkanmu untuk membacakan Al Qur'an kepada umatmu dengan satu gaya bahasa. Beliau berkata: "Aku meminta maaf dan Ampunan kepada Allah. Sesungguhnya umatku tidak akan mampu melakukan hal tersebut." Kemudian ia datang kepada beliau kedua kalinya dan menyebutkan seperti ini hingga sampai tujuh gaya bahasa. Ia berkata: sesungguhnya Allah memerintahkamu agar membacakan Al Qur'an kepada umatmu dengan tujuh gaya bahasa. Gaya bahasa yang mana saja yang mereka baca maka mereka telah benar.
Sunan Abu Daud 1264: Telah meceritakan kepada Kami [Hafsh bin Umar], telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari [Manshur] dari [Dzarr] dari [Yusai' Al Hadhrami] dari [An Nu'man bin Basyir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Doa adalah ibadah, Tuhan kalian telah berfirman: { Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. }" (Ghafir: 60)
Sunan Abu Daud 1265: Telah menceritakan kepadaku [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari [Syu'bah] dari [Ziyad bin Mikhraq] dari [Abu Na'amah] dari [anak Sa'd] bahwa ia berkata: [Ayahku] mendengarku berkata: Ya Allah, aku memohon kepadaMu Surga dan kenikmatannya, keindahannya dan demikian dan demikian dan aku berlindung kepadaMu dari Neraka, rantai serta belenggu-belenggunya, dan demikian dan demikian. Kemudian ia berkata: Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Akan ada sebuah kaum berlebihan dalam berdoa." Maka hati-hatilah engkau menjadi bagian dari mereka, sesungguhnya apabila engkau diberi Surga maka engkau telah diberi kebaikan yang ada padanya, dan apabila engkau dilindungi dari Neraka maka engkau telah dilindungi darinya dan dari keburukan yang ada padanya.
Sunan Abu Daud 1266: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Yazid], telah menceritakan kepada Kami [Haiwah], telah mengabarkan kepadaku [Abu Hani` Humaid bin Hani`] bahwa [Abu Ali 'Amr bin Malik] telah menceritakan kepadanya bahwa ia mendengar [Fadhalah bin 'Ubaid] seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya dan tidak mengagungkan Allah ta'ala serta tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang ini telah terburu-buru." Kemudian beliau memanggilnya dan berkata kepadanya atau kepada orang lain: "Apabila salah seorang diantara kalian melakukan shalat maka hendaknya memulai dengan mengagungkan Tuhannya yang Maha Agung dan Perkasa, serta dengan memuji kepadaNya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berdoa setelah itu dengan apa yang ia kehendaki."
Sunan Abu Daud 1267: Telah menceritakan kepada Kami [Harun bin Abdullah], telah menceritakan kepada Kami [Yazid bin Harun] dari [Al Aswad bin Syaiban] dari [Abu Naufal] dari ['Aisyah] radliallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyukai doa-doa yang singkat padat, dan meninggalkan selain itu.
Sunan Abu Daud 1268: Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zinad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah salah seorang diantara kalian mengucapkan: 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki.' Hendaknya ia membulatkan permohonan karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa Allah."
Sunan Abu Daud 1269: Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Ibnu Syihab] dari [Abu 'Ubaid] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Diperkenankan bagi salah seorang diantara kalian selama ia tidak terburu-buru, (contohnya) ia mengatakan: 'Aku telah berdoa namun belum dikabulkan.'"
Sunan Abu Daud 1270: Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman] dari [Abdullah bin Ya'qub bin Ishaq] dari [orang yang telah bercerita kepadanya] dari [Muhammad bin Ka'b Al Qurazhi], telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian menutupi tembok-tembok dengan kain kalian, barang siapa yang melihat tulisan saudaranya tanpa seizinnya maka sesungguhnya ia telah melihat kepada Neraka, mintalah kepada Allah dengan menengadahkan telapak tanganmu dan jangan meminta dengan belakang telapak tangan dan apabila kalian telah selesai maka usaplah muka kalian dengan keduanya." Abu Daud berkata: hadits ini diriwayatkan bukan hanya dari satu sisi dari Muhammad bin Ka'bin, semuanya lemah dan jalur ini yang paling bagus, namun hadits tersebut lemah juga.
Sunan Abu Daud 1271: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Abdul Hamid Al Bahrani], ia berkata: aku membacanya mengenai asal [Isma'il yaitu Ibnu 'Ayyasy], telah menceritakan kepada Kami [Dlamdlam] dari [Syuraih] telah menceritakan kepada kami [Abu Zabyah] bahwa [Abu Bahriyyah As Sakuni] telah menceritakan kepadanya dari [Malik bin Yasar As Sakuni, Al Aufi] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian meminta kepada Allah maka mintalah dengan menengadahkan telapak tangan kalian dan jangan kalian meminta dengan belakangnya." Abu Daud berkata: Sulaiman bin Abdul Hamid berkata: Dia yaitu Malik bin Yasar menurut kami adalah seorang sahabat.
Sunan Abu Daud 1272: Telah menceritakan kepada Kami ['Uqbah bin Mukram] telah menceritakan kepada Kami [Salm bin Qutaibah] dari ['Umar bin Nabhan] dari [Qatadah] dari [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a seperti ini dengan menggunakan telapak tangannya dan belakangnya."
Sunan Abu Daud 1273: Telah menceritakan kepada Kami [Muammal bin Al Fadhl Al Harrani], telah menceritakan kepada Kami [Isa yaitu Ibnu Yunus] telah menceritakan kepada Kami [Ja'far yaitu Ibnu Maimun] pemilik beberapa anmath, telah menceritakan kepadaku [Abu Utsman] dari [Salman], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Tuhan kalian Yang Maha Suci dan Maha Tinggi adalah Maha Hidup dan Mulia, Dia merasa malu dari hambaNya apabila ia mengangkat kedua tanganya kepadaNya dan mengembalikannya dalam keadaan kosong."
Sunan Abu Daud 1274: Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Wuhaib yaitu Ibnu Khalid], telah menceritakan kepadaku [Al 'Abbas bin Abdullah bin Ma'bad bin Al 'Abbas bin Abdul Muththalib] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] ia berkata: Memohon adalah kamu mengangkat kedua tanganmu sejajar dengan kedua pundakmu atau sama dengan keduanya, dan istighfar adalah kamu mengacungkan satu jari, sementara mubahalah adalah dengan kalian menjulurkan tangan-tangan kalian semuanya. Telah menceritakan kepada Kami ['Amru bin Utsman], telah menceritakan kepadaku [Sufyan], telah menceritakan kepadaku [Abbas bin Abdulah bin Ma'bad bin Abbas] dengan hadits ini. Padanya ia mengatakan: mubahalah adalah demikian. Dan iapun mengangkat kedua tangannya dan menjadikan punggung kedua tangannya menghadap ke wajahnya. Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Yahya bin Faris], telah menceritakan kepada Kami [Ibrahim bin Hamzah], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Aziz bin Muhammad] dari [Abbas bin Abdullah bin Ma'bad bin Abbas] dari [saudaranya yaitu Ibrahim bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda... kemudian ia menyebutkan seperti itu.
Sunan Abu Daud 1275: Telah menceritakan kepada Kami [Qutaibah bin Sa'id], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Lahi'ah] dari [Hafsh bin Hasyim bin 'Utbah bin Abu Waqqash] dari [As Saib bin Yazid] dari [ayahnya] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdoa maka beliau mengangkat kedua tangannya dan mengusap wajahnya dengan keduanya.
Sunan Abu Daud 1276: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari [Malik bin Mighwal] telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII AS ALUKA ANNII ASYHADU ANNAKA ANTALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA ANTA Al AHAD, ASH SHAMAD ALLADZII LAM YALID WA LAM YUULAD WA LAM YAKUN LAHU KUFUWAN AHAD." (Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Dzat Yang Maha Esa dan tempat bergantung Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang menandingi-Nya). Kemudian beliau berkata: "Sunngguh engkau telah meminta kepada Allah dengan perantara nama yang apabila Dia diminta dengannya pasti Dia akan mengabulkan." Telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Khalid Ar Raqqi], telah menceritakan kepada Kami [Zaid bin Hubbab], telah menceritakan kepada Kami [Malik bin Mighwal] dengan hadits ini dan padanya beliau bersabda: "Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan namaNya yang agung."
Sunan Abu Daud 1277: Telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin 'Ubaidullah Al Halabi], telah menceritakan kepada Kami [Khalaf bin Khalifah] dari [Hafsh yaitu anak saudara Anas] dari Anas bahwa Ia duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan terdapat seorang laki-laki yang melakukan shalat, kemudian ia berdoa: "ALLAAHUMMA INNII AS ALUKA BIANNA LAKAL HAMDU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, Al MANNAANU, BADII'US SAMAAWAATI WAL ARDHI, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA HAYYU YAA QAYYUUM." (Ya Allah, aku memohon kepadaMu bahwa bagiMu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Pemberi, Pencipta langit dan bumi. Wahai Dzat yang memiliki keagungan, serta kemuliaan, wahai Dzat yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan namaNya yang agung, yang apabila dipanjatkan doa kepadaNya dengan nama tersebut maka Dia akan mengabulkannya, dan apabila Dia diminta dengan nama tersebut maka Dia akan memberinya."
Sunan Abu Daud 1278: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Isa bin Yunus], telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Abu Ziyad] dari [Syahr bin Hausyab] dari [Asma` binti Yazid] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Nama Allah yang paling agung ada dalam dua ayat ini: { WA ILAAHUKUM ILAAHUN WAAHIDUN LAA ILAAHA ILLAA HUWAR RAHMAANURRAHIIM } (Al Baqarah:163) dan permulaan Surat Ali 'Imran: { ALIF LAAM MIIM, ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM }"
Sunan Abu Daud 1279: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada Kami [Hafsh bin Ghiyats] dari [Al A'masy] dari [Habib bin Abu Tsabit] dari ['Atho`] dari [Aisyah] ia berkata: Selimutnya dicuri, kemudian ia mendoakan keburukan atas orang yang mencurinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Janganlah engkau memperingan hukuman darinya." Abu Daud berkata: "La tusabbikhiy" maknanya adalah "Jangan lemah lembut darinya."
Sunan Abu Daud 1280: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Harb] telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari ['Ashim bin 'Ubaidullah] dari [Salim bin Abdullah] dari [ayahnya] dari [Umar Rhadhiyallahu 'anhu], ia berkata: Aku meminta izin kepada Rasulullah shalllallahu 'alaihi wa sallam untuk melaksanakan umrah, lalu beliau mengizinkan aku dan beliau berkata: "Wahai saudaraku, janganlah kamu lupakan Kami dalam doamu!" Umar berkata: kemudian beliau mengucapkan suatu kalimat yang tidak aku suka untuk digantikan untukku dengan dunia. Syu'bah berkata: kemudian bertemu 'Ashim setelah itu di Madinah lalu ia menceritakan hal tersebut kepadaku dan ia berkata: "Wahai saudaraku, sertakanlah Kami dalam doamu."
Sunan Abu Daud 1281: Telah menceritakan kepada Kami [Zuhair bin Harb] telah menceritakan kepada Kami [Abu Mu'awiyah], telah menceritakan kepada Kami [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Sa'd bin Abu Waqqash], ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melewatiku sementara aku sedang berdo'a dengan menggunakan kedua jariku, lalu beliau berkata: "Satu saja! Satu saja!" Dan beliau memberikan isyarat menggunakan telunjuk.
Sunan Abu Daud 1282: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Wahb], telah mengabarkan kepadaku ['Amr] bahwa [Sa'id bin Abu Hilal] telah menceritakan kepadanya dari [Khuzaimah] dari [Aisyah binti Sa'd bin Abu Waqqash] dari [ayahnya] bahwa Ia bersama Rasulullah shalllallahu 'alaihi wa sallam menemui seorang wanita sementara dihadapannya terdapat biji-bijian atau kerikil yang dipergunakan untuk bertasbih. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku akan memberitahukan kepadamu sesuatu yang lebih mudah bagimu dari pada ini dan lebih utama!" Lalu beliau mengucapkan: "SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA KHALAQA FIS SAMAAI WA SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA KHALAQA FIL ARDHI WA SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA KHALAQA BAINA DZAALIKA WA SUBHAANALLAAHI 'ADADA MAA HUWA KHAALIQUN, WALLAAHU AKBARU MITSLU DZAALIKA, WAL HAMDU LILLAAHI MITSLU DZAALIKA WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU MITSLU DZAALIKA WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI MITSLU DZAALIKA" (Maha Suci Allah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan dilangit, dan Maha Suci Allah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan di bumi, dan Maha Suci Allah sebanyak makhluk yang Dia ciptakan diantara keduanya dan Maha Suci Allah sebanyak apa yang Dia ciptakan, dan Allah Maha Besar seperti itu, segala puji bagi Allah seperti itu, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah seperti itu, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena Allah seperti itu)
Sunan Abu Daud 1283: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Daud] dari [Hani` bin Utsman] dari [Humaidhah binti Yasir] dari [Yusairah] ia telah mengabarkan kepadanya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan mereka (para wanita) agar menjaga takbir, pensucian Allah, serta tahlil, dan menghitung dzikir menggunakan ruas-ruas jari, karena ruas-ruas tersebut akan ditanya dan diminta untuk berbicara.
Sunan Abu Daud 1284: Telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] dan [Muhammad bin Qudamah] diantara orang-orang yang lain, mereka berkata: Telah menceritakan kepada Kami ['Atstsam] dari [Al A'masy] dari ['Atho` bin As Saib] dari [ayahnya] dari [Abdullah bin 'Amr], ia berkata: Aku melihat Rasulullah shalllallahu 'alaihi wa sallam menghitung tasbih. Ibnu Qudamah berkata: yaitu dengan tangan kanannya.
Sunan Abu Daud 1285: Telah menceritakan kepada Kami [Daud bin Umayyah], telah menceritakan kepada Kami [Sufyan bin 'Uyainah] dari [Muhammad bin Abdurrahman] mantan budak keluarga Thalhah, dari [Kuraib] dari [Ibnu Abbas], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar dari sisi Juwairiyah, dan dahulu namanya adalah Burrah, kemudian beliau mengganti namanya. Beliau keluar sementara ia berada dalam tempat shalatnya, beliau kembali dan ia masih berada di tempat shalatnya. Kemudian beliau berkata: "Apakah engkau akan tetap berada dalam tempat shalatmu ini?" Juwairiyah berkata: "ya." Beliau bersabda: "Setelah pergi darimu aku telah mengucapkan empat kalimat selama tiga kali, apabila empat kalimat tersebut ditimbang dengan apa yang engkau ucapkan niscaya akan lebih berat, yaitu: SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI 'ADADA KHALQIHI WA RIDHAA NAFSIHI WA ZINATA 'ARSYIHI WA MIDAADA KALIMAATIHI (Maha Suci Allah, dengan memuji kepadaNya sebanyak makhlukNya, dan keridhaan diriNya, berat 'ArsyNya, dan keluasan kalimat-kalimatNya)."
Sunan Abu Daud 1286: Telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Ibrahim] telah menceritakan kepada Kami [Al Walid bin Muslim], telah menceritakan kepada Kami [Al Auza'i], telah menceritakan kepadaku [Hassan bin 'Athiyyah], ia berkata: telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Aisyah], ia berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu, ia berkata: Abu Dzar berkata: Wahai Rasulallah! Orang-orang kaya pergi dengan membawa banyak pahala, mereka melakukan shalat sebagaimana Kami melakukan shalat, mereka berpuasa sebagaimana Kami berpuasa, mereka mempunyai kelebihan harta yang mereka sedekahkan sementara Kami tidak memiliki harta untuk bersedekah. Kemudian Rasulullah shalallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Wahai Abu Dzar, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya kamu dapat menyusul orang yang telah mendahuluimu dan orang yang di belakangmu tidak dapat mengejarmu kecuali orang yang mengerjakan seperti apa yang kamu kerjakan?" Dia menjawab: Ya, wahai Rasulullah! Beliau bersabda: "Engkau bertakbir tiga puluh tiga kali setiap selesai shalat, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertasbih tiga puluh tiga kali dan kamu tutup dengan ucapan LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI IN QADIIR (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, milikNya seluruh kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu) niscaya dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih lautan."
Sunan Abu Daud 1287: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], ia berkata: telah menceritakan kepada Kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Al Musayyab bin Rafi'] dari [Warrad] mantan budak Al Mughirah bin Syu'bah, dari Al Mughirah bin Syu'bah, Mu'awiyah menulis surat kepada Al Mughirah bin Syu'bah: apakah yang diucapkan Rasulullah apabila telah mengucapkan salam dari shalatnya? Kemudian Al Mughirah mendiktekannya kepadanya dan menulis kepada Mu'awiyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, ALLAAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WA LAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU" (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, milikNya seluruh kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau tahan, serta tidaklah bermanfaat kekayaan bagi orang yang kaya dari adzabMu)
Sunan Abu Daud 1288: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Isa], ia berkata: telah menceritakan kepada Kami [Ibnu 'Ulayyah] dari [Al Hajjaj bin Abu 'Utsman] dari [Abu Az Zubair], ia berkata: saya mendengar [Abdullah bin Az Zubair] di atas mimbar berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila selesai dari shalat mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUKHLISHIINA LAHUD DIIN, WALAU KARIHAL KAAFIRUUN, AHLUN NI'MATI WAL FADHLI WATS TSANAAIL HASAN, LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUKHLISHIINA LAHUD DIIN WALAU KARIHAL KAAFIRUUN." (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, milikNya seluruh kerajaan, dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Mampu melakukan segala sesuatu, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Kami memurnikan ketundukan kepadaNya, walaupun orang-orang kafir merasa tidak senang. Dialah Yang Pemilik segala kenikmatan, karunia serta pujian yang baik. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Kami memurnikan ketundukan kepadaNya walaupun orang-orang kafir merasa tidak senang). Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Sulaiman Al Anbari], telah menceritakan kepada Kami ['Abdah] dari [Hisyam bin 'Urwah] dari [Abu Az Zubair], ia berkata: [Abdullah bin Az Zubair] bertahlil setiap selesai shalat, kemudian menyebutkan doa seperti ini dan ia menambahkan: LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH, LAA ILAAHA ILLALLAAHU, LAA NA'BUDU ILLAA IYYAAHU, LAHUN NI'MATU (tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Kami tidak menyembah kecuali hanya kepadaNya, bagiNya segala kenikmatan), dan ia menyebutkan kelanjutan hadits tersebut.
Sunan Abu Daud 1289: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] serta [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki], dan ini adalah hadits Musaddad. Mereka berdua mengatakan: telah menceritakan kepada Kami [Al Mu'tamir] ia berkata: saya mendengar [Daud Ath Thufawi] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Muslim Al Bajali] dari [Zaid bin Arqam] ia berkata: saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan: (Sedangkan Sulaiman berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan setiap selesai shalat:) "ALLAAHUMMA RABBANAA WA RABBA KULLI SYAI-IN WA ANA SYAHIIDUN ANNAKAR RABBU WAHDAKA LAA SYARIIKA LAKA, ALLAAHUMMA RABBANAA WA RABBA KULLI SYAI-IN, ANA SYAHIIDUN ANNA MUHAMMADAN 'ABDUKA WA RUSUULUKA. ALLAAHUMMA RABBANAA WA RABBA KULLI SYAI-IN ANA SYAHIIDUN ANNAL 'IBAADA KULLAHUM IKHWATUN, ALLAAHUMMA RABBANAA WA RABBA KULLI SYAI-IN, IJ'ALNII MUKHLISHAN LAKA WA AHLII FII KULLI SAA'ATIN FID DUNYAA WAL AAKHIRAH, YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, ISMA' WAS TAJIB. ALLAAHU AKBARUL AKBAR, ALLAAHUMMA NUURAS SAMAAWAATI WAL ARDHI (Ya Allah, Tuhan Kami dan Tuhan segala sesuatu, aku bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan satu-satunya, tidak ada sekutu bagiMu. Ya Allah, Tuhan Kami dan Tuhan segala sesuatu, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanMu. Ya Allah, Tuhan Kami dan Tuhan segala sesuatu, aku bersaksi bahwa seluruh hamba adalah bersaudara, ya Allah, Tuhan Kami dan Tuhan segala sesuatu, jadikanlah aku orang yang mengikhlaskan ibadah kepadaMu, begitu juga keluargaku, di dalam setiap saat, di dunia serta Akhirat, wahai Dzat Yang Memiliki keagungan serta kemuliaan. Dengarkan perkenankanlah. Allah Maha Besar, ya Allah, Pemberi cahaya langit dan bumi). Sulaiman bin Daud mengucapkan: RABBAS SAMAAWAATI WAL ARDHI, ALLAAHU AKBARUL AKBARU, HASBIYALLAAHU WA NI'MAL WAKIIL, ALLAAHU AKBARUL AKBARU (Tuhan langit dan bumi, Allah Maha Besar, cukuplah Allah bagiku, dan Dialah sebaik-baik wakil, Allah Maha Besar).
Sunan Abu Daud 1290: Telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Mu'adz] ia berkata: telah menceritakan kepada Kami [ayahku], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Aziz bin Abu Salamah] dari [pamannya yaitu Al Majisyun bin Abu Salamah] dari [Abdurrahman Al A'raj] dari ['Ubaidullah bin Abu Rafi'] dari [Ali bin Abu Thalib] ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengucapkan salam setelah shalat beliau mengucapkan: "ALLAAHUMMAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WA MAA ASRARTU WA MAA A'LANTU WA MAA ASRAFTU, WA MAA ANTA A'LAMU BIHI MINNII, ANTAL MUQADDIMU WA ANTAL MUAKHKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA" (Ya Allah, ampunilah bagiku apa yang telah aku lakukan dan apa yang belum aku lakukan, apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku nampakkan, apa yang aku lakukan secara berlebihan, dan apa yang Engkau lebih tahu daripada diriku. Engkau Yang mendahulukan dan Yang mengakhirkan, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau)."
Sunan Abu Daud 1291: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Katsir], telah mengabarkan kepada Kami [Sufyan] dari ['Amr bin Murrah] dari [Abdullah bin Al Harits] dari [Thalq bin Qais] dari [Ibnu Abbas], ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa dengan mengucapkan: "RABBI A'INNII WA LAA TU'IN 'ALAYYA, WAN SHURNII WA LAA TANSHUR 'ALAYYA WAMKUR LII WA LAA TAMKUR 'ALAYYA, WAHDINII WA YASSIR HUDAYA ILAYYA WAN SHURNII 'ALAA MAN BAGHAA 'ALAYYA. ALLAAHUMMAJ'ALNII LAKA SYAAKIRAN, DZAAKIRAN LAKA, RAAHIBAN, LAKA MITHWAA'AN ILAIKA, MUKHBITAN AU MUNIIBAN. RABBI TAQABBAL TAUBATII WAGHSIL HAUBATII WA AJIB DA'WATII WA TSABBIT HUJJATII, WAHDI QALBII, WA SADDID LISAANII, WASLUL SAKHIIMATA QALBII." (Ya Allah, bantulah aku dan jangan Engkau bantu untuk memusuhiku, tolonglah aku dan jangan Engkau tolong untuk memusuhiku, lakukan tipu daya untukku dan jangan Engkau melakukan tipu daya terhadap diriku, berilah kau petunjuk dan permudahlah petunjuk kepadaku, tolonglah aku menghadapi orang yang berbuat lalim terhadap diriku. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang bersyukur kepadaMu, ingat kepadaMu, takut kepadaMu, taat kepadaMu, tunduk kepadaMu, atau kembali kepadaMu. Tuhanku, terimalah taubatku, hilangkan kegelisahanku, dan kabulkan doaku, teguhkan hujjahku, dan berilah petunjuk hatiku, luruskan lisanku, dan cabutlah kedengkian hatiku). Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] telah menceritakan kepada Kami [Yahya] dari [Sufyan], ia berkata: aku mendengar ['Amr bin Murrah] dengan sanad dan maknanya ia berkata: "Dan mudahkanlah petunjuk kepadaku." bukan "petunjukku."
Sunan Abu Daud 1292: Telah menceritakan kepadaku [Muslim bin Ibrahim] telah menceritakan kepada Kami [Syu'bah] dari ['Ashim Al Ahwal] dan [Khalid Al Hadzdza`] dari [Abdullah bin Al Harits] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mengucapkan salam beliau berdoa: "ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM." (Ya Allah, Engkau adalah Dzat Yang Memberikan keselamatan, dan darimu datang keselamatan, Maha Suci Engkau wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan). Abu Daud berkata: Sufyan telah mendengar dari 'Amr bin Murrah (mereka mengatakan sebayak delapan belas hadits). Telah menceritakan kepada Kami [Ibrahim bin Musa], telah mengabarkan kepada Kami [Isa] dari [Al Auza'i] dari [Abu 'Ammar] dari [Abu Asma`] dari [Tsauban] mantan budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila hendak berpaling dari shalat beliau beristighfar tiga kali, kemudian mengucapkan: "ALLAAHUMMA….." kemudian ia menyebutkan hadits Aisyah radliallahu 'anha.
Sunan Abu Daud 1293: Telah menceritakan kepada Kami [An Nufaili], telah menceritakan kepada Kami [Makhlad bin Yazid], telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Waqid Al 'Umari] dari [Abu Nushairah] dari [mantan budak Abu Bakr Ash Shiddiq], dari Abu Bakr radliallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bukanlah orang yang terus berbuat dosa orang yang meminta ampunan walaupun ia kembali melakukan dosa dalam sehari sebanyak tujuh puluh kali."
Sunan Abu Daud 1294: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Harb] serta [Musaddad] mereka berkata: telah menceritakan kepada Kami [Hammad] dari [Tsabit] dari [Abu Burdah] dari [Al Agharr Al Muzani], Musaddad yang pernah menyertai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya mengatakan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya hatiku pernah tertutup dan aku beristighfar kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali."
Sunan Abu Daud 1295: Telah menceritakan kepada Kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada Kami [Abu Usamah] dari [Malik bin Mighwal] dari [Muhammad bin Suqah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar], ia berkata: Sungguh Kami telah menghitung ucapan Rasulullah shalllallahu 'alaihi wa sallam dalam satu majlis beliau: "RABBIGHFIRLII WA TUB 'ALAYYA, INNAKAT TAWWAABUR RAHIIM." (Ya Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang) sebanyak seratus kali.
Sunan Abu Daud 1296: Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada Kami [Hafsh bin Umar bin Murrah Asy Syanni], telah menceritakan kepadaku [ayahku yaitu Umar bin Murrah], ia berkata: saya mendengar [Bilal bin Yasar bin Zaid] mantan budak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata: aku mendengar [ayahku] menceritakan kepadaku dari [kakekku] bahwa ia mendengar Rasulullah shallla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan: "ASTAGHFIRULLAAHAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIH." (aku memohon ampun kepada Allah Dzat yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, yang Maha Hidup dan Yang terus mengurus makhlukNya, dan aku bertaubat kepadaNya). Maka dia pasti akan diampuni walaupun dia pernah lari dari medan pertempuran."
Sunan Abu Daud 1297: Telah menceritakan dari Kami [Hisyam bin 'Ammar], telah menceritakan kepada Kami [Al Walid bin Muslim], telah menceritakan kepada Kami [Al Hakam bin Mush'ab], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas] dari [ayahnya] bahwa ia bercerita kepadanya, dari [Ibnu Abbas] bahwa ia bercerita kepadanya, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka."
Sunan Abu Daud 1298: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] telah menceritakan kepada Kami [Abdul Harits] dan telah diriwayatkan melalui jalur yang lain: Telah menceritakan kepada Kami [Ziyad bin Ayyub], telah menceritakan kepada Kami [Isma'il Al Ma'na] dari [Abdul Aziz bin Shuhaib], ia berkata: Qatadah bertanya kepada [Anas] doa apakah yang lebih sering diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Doa yang lebih sering diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah "ALLAAHUMMA RABBANAA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WA FIL AKHIRATI HASANATAN WA QINAA 'ADZAABAN NAAR." (Ya Allah Tuhan Kami, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah Kami dari adzab Neraka). Ziyad menambahkan: Anas apabila hendak menyeru dengan sebuah seruan maka ia menyeru dengannya dan apabila hendak berdoa dengan sebuah doa maka ia berdoa dengannya.
Sunan Abu Daud 1299: Telah menceritakan kepada Kami [Yazid bin Khalid Ar Ramli], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Syuraih] dari [Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif] dari [ayahnya], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang memohon kepada Allah agar meninggal dalam keadaan syahid dengan jujur, maka Allah akan menyampaikannya kepada derajat para syuhada walaupun dia mati diatas tempat tidurnya."
Sunan Abu Daud 1300: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad] telah menceritakan kepada Kami [Abu 'Awanah] dari [Utsman bin Al Mughirah Ats Tsaqafi] dari [Ali bin Rabi'ah Al Asadi] dari [Asma` bin Al Hakam Al Fazari], ia berkata: aku mendengar [Ali radliallahu 'anhu] berkata: Aku adalah seorang laki-laki yang apabila mendengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebuah hadits maka Allah memberiku manfaat dari haditsnya sesuai dengan kehendakNya. Dan apabila ada seseorang diantara para sahabatnya menceritakan kepadaku maka aku memintanya agar bersumpah, apabila ia bersumpah maka aku membenarkannya. Ali berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abu Bakr] dan Abu Bakr radliallahu 'anhu telah benar bahwa ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba melakukan dosa kemudian ia bersuci dengan baik, kemudian berdiri untuk melakukan shalat dua raka'at kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya." Kemudian beliau membaca ayat ini: { Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah... } (Ali Imran: 135) Hingga akhir ayat.
Sunan Abu Daud 1301: Telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Umar bin Maisarah] telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Yazid Al Muqri`], telah menceritakan kepada Kami [Haiwah bin Syuraih], ia berkata: aku mendengar ['Uqbah bin Muslim] berkata: telah menceritakan kepadaku [Abu Abdurrahman Al Hubuli] dari [Ash Shunabihi] dari [Mu'adz bin Jabal] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggandeng tangannya dan berkata: "Wahai Mu'adz, demi Allah aku mencintaimu, demi Allah aku mencintaimu." Kemudian beliau berkata: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan: "ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK." (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.) Mu'adz mewasiatkan dengan hal tersebut kepada Ash Shunabihi dan Ash Shunabihi mewasiatkan hal tersebut kepada Abdurrahman.
Sunan Abu Daud 1302: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Salamah Al Muradi], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb] dari [Al Laits bin Sa'd] bahwa [Hunain bin Abu Hakim] telah menceritakan kepadanya dari [Ali bin Rabah Al Lakhmi] dari ['Uqbah bin 'Amir], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan Kami untuk membaca surat-surat mu'awwidzat (surat yang berisi permintaan perlindungan kepada Allah, seperti Al Falaq, dan An Nas) setiap selesai shalat.
Sunan Abu Daud 1303: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Ali bin Suwaid As Sadusi], telah menceritakan kepada Kami [Abu Daud] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari ['Amru bin Maimun] dari [Abdullah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senang berdoa tiga kali dan beristighfar tiga kali.
Sunan Abu Daud 1304: Telah menceritakan [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Daud] dari [Abdul Aziz bin Umar] dari [Hilal] dari [Umar bin Abdul Aziz] dari [Ibnu Ja'far] dari [Asma` bintu 'Umais], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Maukah aku ajarkan kamu kalimat-kalimat yang dapat kamu baca ketika dalam keadaan susah yaitu: "ALLAAHU, ALLAAHU RABBII, LAA USYRIKU BIHI SYAIAN." (Allah, Allah adalah tuhanku, aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun). Abu Daud berkata: Hilal yang ini adalah mantan budak Umar bin Abdul aziz sedangkan Ibnu Ja'far adalah Abdullah bin Ja'far.
Sunan Abu Daud 1305: Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il] telah menceritakan kepada Kami [Hammad] dari [Tsabit] dan [Ali bin Zaid] serta [Sa'id Al Jurairi] dari [Abu Utsman An Nahdi] bahwa [Abu Musa Asy'ari] berkata: Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan, kemudian tatkala mereka mendekati Madinah orang-orang bertakbir, dan mengeraskan suara mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para manusia, sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Dzat Yang tuli, dan tidak pula Yang tidak hadir. Sesungguhnya Dzat yang kalian seru ada diantara kalian dan leher hewan kendaraan kalian." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai Abu Musa, maukah aku tunjukkan kepada harta terpendam diantara harta-harta terpendam Surga?" Maka aku katakan: "Apakah itu?" Beliau berkata: "LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH." (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena Allah). Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah menceritakan kepada Kami [Yazid bin Zurai'] telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman At Taimi] dari [Abu Utsman] dari [Abu Musa Asy'ari] bahwa Mereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sementara mereka menaiki Tsaniyah, kemudian seseorang setiap kali menaiki Tsaniyah berseru: LAA ILAAHA ILLALLAAHU, WALLAAHU AKBAR. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak berseru kepada Dzat yang Tuli, dan tidak pula Yang tidak hadir." Kemudian beliau berkata: "Wahai Abdullah bin Qais!....." kemudian Sulaiman menyebutkan hadits tersebut secara makna. Telah menceritakan kepada Kami [Abu Shalih Mahbub bin Musa], telah mengabarkan kepada Kami [Abu Ishaq Al Fazari] dari ['Ashim] dari [Abu Utsman] dari [Abu Musa] dengan hadits ini. Dan dalam hadits tersebut ia berkata: kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai para manusia, pelankan suara dalam hati kalian!"
Sunan Abu Daud 1306: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Rafi'], telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Husain Zaid bin Al Hubab], telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Syuraih Al Iskandarani], telah menceritakan kepadaku [Abu Hani` Al Khaulani] bahwa ia mendengar [Abu Ali Al Hanbi] bahwa ia mendengar [Abu Sa'id Al Khudri] radliallahu 'anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengatakan: 'RADHIITU BILLAAHI RABBAN WA BIL ISLAAMI DIINAN WA BIMUHAMMADIN RASUULAN.' (Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai rasul). Maka wajib baginya untuk masuk Surga.
Sunan Abu Daud 1307: Telah menceritakan kepada Kami [Sulaiman bin Daud Al 'Ataki], telah menceritakan kepada Kami [Ismail bin Ja'far] dari [Al 'Ala` bin Abdurrahman] dari [ayahnya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali."
Sunan Abu Daud 1308: Telah menceritakan kepada Kami [Al Hasan bin Ali], telah menceritakan kepada Kami [Al Husain bin Ali Al Ju'fi] dari [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dari [Abu Al Asy'ats Ash Shan'ani] dari [Aus bin Aus], ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Hari Jum'at adalah diantara hari-hari kalian yang terbaik, maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu, karena sesungguhnya shalawat kalian disampaikan kepadaku." Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat Kami disampaikan kepadamu, sementara anda telah meninggal?" Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta'ala telah mengharamkan jasad para nabi shallallahu 'alaihim atas tanah."
Sunan Abu Daud 1309: Telah menceritakan kepada Kami [Hisyam bin 'Ammar] dan [Yahya bin Al Fadhl] serta [Sulaiman bin Abdurrahma], mereka berkata: telah menceritakan kepada Kami [Hatim bin Ismail], telah menceritakan kepada Kami [Ya'qub bin Mujahid Abu Hazrah] dari ['Ubadah bin Al Walid bin 'Ubadah bin Ash Shamit] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kalian mendo'akan keburukan atas diri kalian, janganlah kalian mendo'akan keburukan bagi anak-anak kalian, dan janganlah kalian mendo'akan keburukan atas pembantu kalian, dan janganlah kalian mendo'akan keburukan atas harta kalian, jangan sampai kalian berdoa (keburukan) tepat saat permohonan akan diberikan sehingga Allah mengabulkan do'a kalian." Abu Daud berkata: hadits ini adalah hadits yang muttashil (yaitu yang sanadnya bersambung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) sebab 'Ubadah bin Al Walid bin 'Ubadah bertemu dengan Jabir.
Sunan Abu Daud 1310: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Isa] telah menceritakan kepada Kami [Abu 'Awanah] dari [Al Aswad bin Qais] dari [Nubaih Al 'Anazi] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Terdapat seorang wanita yang berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Doakan untukku dan suamiku!" Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Semoga Allah bershalawat untukmu dan suamimu."
Sunan Abu Daud 1311: Telah menceritakan kepada Kami [Raja` bin Al murajji] telah menceritakan kepada Kami [An Nadhr bin Syumail], telah mengabarkan kepada Kami [Musa bin Tsarwan] telah menceritakan kepadaku [Thalhah bin 'Ubaidullah bin Kariz], telah menceritakan kepadaku [Ummu Ad Darda`], ia berkata: telah menceritakan kepadaku suamiku [Abu Ad Darda`] bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seseorang mendoakan saudaranya secara sembunyi-sembunyi maka Malaikat akan berkata: 'Aamiin, dan semoga engkau mendapatkan hal yang sama.'"
Sunan Abu Daud 1312: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin 'Amru bin As Sarh], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Wahb], telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Ziyad] dari [Abu Abdurrahman] dari [Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya do'a yang paling cepat dikabulkan adalah do'a orang yang ghaib (tidak hadir) untuk saudaranya yang tidak hadir."
Sunan Abu Daud 1313: Telah menceritakan kepada Kami [Muslim bin Ibrahim], telah menceritakan kepada Kami [Hisyam Ad Dastuwai] dari [Yahya] dari [Abu Ja'far] dari [Abu Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiga doa yang akan dikabulkan, dan tidak diragukan padanya, yaitu: doa orang tua, doa orang yang bersafar, dan doa orang yang dizhalimi."
Sunan Abu Daud 1314: Telah menceritakan dari Kami [Muhammad bin Al Mutsanna], telah menceritakan kepada Kami [Mu'adz bin Hisyam], telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [Qatadah] dari [Abu Burdah bin Abdullah] bahwa [ayahnya] telah menceritakan kepadanya bahwa Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam khawatir kepada suatu kaum beliau berdoa: "ALLAHUMMA INNA NAJ'ALUKA FI NUHURIHIM WA NA'UDZUBIKA MIN SYURURIHIM." (Ya Allah, sesungguhnya Kami menjadikanMu di leher-leher mereka (yaitu menghadapi mereka) dan Kami berlindung kepadaMu dari kejahatan mereka)."
Sunan Abu Daud 1315: Telah menceritakan kepada Kami [Abdullah bin Maslamah Al Qa'nabi] dan [Abdurrahman bin Muqatil] paman Al Qa'nabi, serta [Muhammad bin Isa] dengan makna yang sama, mereka berkata: telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Abu Al Mawal], telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Al Munkadir] bahwa ia mendengar [Jabir bin Abdullah], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajari kami istikharah, sebagaimana mengajari kami sebuah surat dari Al Qur'an. Beliau berkata kepada kami: "Apabila salah seorang di antara kalian merasakan kesedihan maka hendaknya ia melakukan ruku' dua kali yang tidak wajib, dan mengucapkan: ALLAAHUMMA INNII ASTAKHIIRUKA BI'ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BIQADRIKA WA AS-ALUKA MIN FADHLIKAL 'AZHIIM, FAINNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU WA TA'LAMU WA LAA A'LAMU WA ANTA 'ALLAAMUL GHUYUUB, ALLAAHUMMA IN KUNTA TA'LAMU ANNAD HADZAL AMRA …… KHAIRUN LII FII DIINII WA MA'AASYII, WA MA'AADII, WA 'AAQIBATI AMRII FAQDURHU LII WA YASSIRHU LII WA BAARIK LII FIIHI. ALLAAHUMMA IN KUNTA TA'LAMUHU SYARRAN LII MITSLAL AWWALI FASHRIFNII 'ANHU WASHRIFHU 'ANNII, WAQDUR LII Al KHAIRA HAITSU KAANA TSUMMA RADHDHINII BIHI." (Ya Allah, aku memohon petunjukMu dengan ilmuMu, dan memohon kemampuan kepadaMu dengan kemampuanMu, serta memohon sebagian karuniaMu yang besar. Sesungguhnya Engkau mampu dan aku tidak mampu, Engkau mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau adalah Dzat Yang Maha mengetahui. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui bahwa perkara ini (kemudian ia menyebutkan perkara yang ia inginkan) adalah lebih baik bagiku, dalam agama, kehidupan, serta tempat kembaliku dan akibat urusanku maka tetapkanlah bagiku, dan mudahkanlah perkara tersebut untukku, serta berilah aku berkah padanya. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui perkara tersebut buruk bagiku seperti yang pertama maka palingkanlah aku darinya dan palingkan perkara tersebut dariku, serta tetapkan bagiku segala kebaikan dimanapun berada, kemudian jadikanlah aku ridha kepadanya). Atau berkata: "FII 'AAJILI AMRII WA AAJILIHI." (dalam perkara yang segera akan datang dan akan datang." Hal tersebut dikatakan oleh [Ibnu Maslamah] dan [Ibnu Isa] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir].
Sunan Abu Daud 1316: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada Kami [Waki'], telah menceritakan kepada Kami [Israil] dari [Abu Ishaq] dari ['Amr bin Maimun] dari [Umar bin Al Khathab], ia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berlindung dari lima perkara yaitu dari sifat pengecut, bakhil, umur yang jelek, fitnah hati dan adzab kubur.
Sunan Abu Daud 1317: Telah menceritakan kepada Kami [Musaddad], telah memberitakan kepada Kami [Al Mu'tamir], ia berkata: saya mendengar [ayahku] berkata: aku mendengar [Anas bin Malik] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI, WAL JUBNI WAL BUKHLI WAL HARAMI, WA A'UUDZU BIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, sifat penakut, sifat kikir, serta dari pikun, dan aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur, aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan kematian). Telah menceritakan kepada Kami [Sa'id bin Manshur] serta [Qutaibah bin Sa'id], mereka berkata: telah menceritakan kepada Kami [Ya'qub bin Abdurrahman], telah berkata Sa'id Az Zuhri, dari ['Amr bin Abu 'Amr] dari [Anas bin Malik], ia berkata: Aku pernah melayani Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan aku sering mendengar beliau mengucapkan: "ALLAAHUMMA A'UUDZU BIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WA DLAL'ID DAINI WA GHALABATIR RIJAAL." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesedihan, dan dari beratnya hutang serta dikuasai orang)."
Sunan Abu Daud 1318: Telah menceritakan kepada Kami [Al Qa'nabi] dari [Malik] dari [Abu Az Zubair Al Makki] dari [Thawus] dari [Abdullah bin Abbas] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengajari mereka doa ini sebagaimana mengajarkan kepada mereka satu surat dari Al Qur'an. Beliau mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WA A'UUDZU BIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL, WA A'UUDZU BIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam, dan berlindung kepadaMu dari adzab kubur, dan berlindung kepadaMu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal, serta berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan serta fitnah kematian.)
Sunan Abu Daud 1319: Telah menceritakan kepada Kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi], telah memberitakan kepadaku [Isa] telah menceritakan kepada Kami [Hisyam] dari [ayahnya] dari [Aisyah] radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa dengan kalimat-kalimat ini, yaitu: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN FITNATIN NAARI WA 'ADZAABIN NAARI, WA MIN SYARRIL GHINAA WAL FAQRI." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari fitnah Neraka dan adzab Neraka, dari keburukan kekayaan dan kefakiran)."
Sunan Abu Daud 1320: Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Ismail], telah menceritakan kepada Kami [Hammad], telah mengabarkan kepada Kami [Ishaq bin Abdullah] dari [Sa'id bin Yasar] dari [Abu Hurairah] rhadhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL FAQRI WALQILLATI WADZ DZILLATI, WA A'UUDZU BIKA MIN AN AZHLIMA AU UZHLAMA." (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kafakiran, kekurangan dan kehinaan dan aku berlindung kepada-Mu dari aku berbuat dzalim atau didzalimi).
Sunan Abu Daud 1321: Telah menceritakan kepada Kami [Ibnu 'Auf], telah menceritakan kepada Kami [Abdul Ghaffar bin Daud], telah menceritakan kepada Kami [Ya'qub bin Abdurrahman] dari [Musa bin 'Uqbah] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Ibnu Umar] radliallahu 'anhuma, ia berkata: Diantara doa-doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI'MATIKA WA TAHWIILI 'AAFIYATIKA, WA FUJAA-ATI NIQMATIKA WA JAMII'I SUKHTHIKA." (Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari hilangnya nikmatMu dan berubahnya ampunanMu dan adzabMu yang tiba-tiba serta dari seluruh kemurkaanMu).
Sunan Abu Daud 1322: Telah menceritakan kepada Kami ['Amr bin Utsman], telah menceritakan kepada Kami [Baqiyyah], telah menceritakan kepada Kami [Dhubarah bin Abdullah bin Abu As Sulaik] dari [Duwaid bin Nafi'], telah menceritakan kepada Kami [Abu Shalih As Samman], ia berkata: [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdo'a: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINASY SYIQAAQI WAN NIFAAQI WA SUUIL AKHLAAQ." (Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perpecahan dan kemunafikan serta akhlak yang jelek).
Sunan Abu Daud 1323: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al 'Ala`] dari [Ibnu Idris] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL JUU'I, FAINNAHU BI`SADH DHAJII'U, WA A'UUDZU BIKA MINAL KHIYAANATI FAINNAHAA BI`SATIL BITHAANAH." (Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelaparan, karena itu adalah seburuk-buruk teman tidur. Dan aku berlindung kepadaMu dari khianat karena itu adalah seburuk-buruk teman).
Sunan Abu Daud 1324: Telah menceritakan kepada Kami Qutaibah bin Sa'id?, telah menceritakan kepada Kami [Al Laits] dari [Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi] dari [saudaranya yaitu 'Abbad bin Abu Sa'id] bahwa ia mendengar [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL ARBA'I, MIN 'ILMIN LAA YANFA' WA MIN QALBIN LAA YAKHSYA' WA MIN NAFSIN LAA TASYBA' WA MIN DU'AAIN LAA YUSMA'." (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari empat hal, dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas dan dari do'a yang tidak didengar).
Sunan Abu Daud 1325: Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Al Mutawakkil], telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir] ia berkata: [Abul Al Mu'tamir] berkata: aku diperlihatkan bahwa [Anas bin Malik] radliallahu 'anhu telah berkata: bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN SHALAATIN LAA TANFA'." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari shalat yang tidak bermanfaat) dan dia menyebutkan do'a yang lain.
Sunan Abu Daud 1326: Telah menceritakan kepada Kami [Utsman bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada Kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Hilal bin Yasaf] dari [Farwah bin Naufal Al Asyja'i], ia berkata: Aku pernah bertanya kepada [Aisyah Ummul mukminin] mengenai doa yang diucapkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia berkata: beliau pernah mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA 'AMILTU WA MIN SYARRI MAA LAM A'MAL." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang aku lakukan dan dari keburukan apa yang tidak aku lakukan).
Sunan Abu Daud 1327: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal], telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Abdullah bin Az Zubair], dan diriwayatkan dari jalur yang lain: Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad], telah menceritakan kepada Kami [Waki'] secara makna dar [Sa'd bin Aus] dari [Bilal Al 'Abasi] dari [Syutair bin Syakal] dari ayahnya dalam hadits Abu Ahmad Syakal bin Humaid ia berkata: Aku katakan: Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sebuah doa! Beliau berkata: "Katakanlah: 'ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN SYARRI SAM'II WA MIN SYARRI BASHARII WA MIN SYARRI LISAANII, WA MIN SYARRI QALBII, WA MIN SYARRI MANIYYII.'" (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kejahatan pendengaranku, dari kejahatan pandanganku, dari kejahatan lisanku, dari kejahatan hatiku dan dari kejahatan air maniku).
Sunan Abu Daud 1328: Telah menceritakan kepada Kami ['Ubaidullah bin Umar], telah menceritakan kepada Kami [Makki bin Ibrahim], telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Sa'id] dari [Shaifi] mantan budak Aflah mantan budak Ayyub, dari [Abul Al Yasar] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL HADMI WA A'UUDZU BIKA MINAT TARADDII, WA A'UUDZU BIKA MINAL GHARAQI, WAL HARAQI, WAL HARAMI, WA A'UUDZU BIKA AN YATAKHABBATHANIISY SYAITHAANU 'INDAL MAUTI WA A'UUDZU BIKA AN AMUUTA FII SABIILIKA MUDBIRAN, WA A'UUDZU BIKA AN AMUUTA LADIIGHAN." (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kehancuran dan aku berlindung kepadaMu dari kebinasaan, aku berlindung kepadaMu dari tenggelam, terbakar dan dari pikun, aku berlindung kepadaMu agar jangan sampai syetan menggelincirkanku ketika aku akan mati, dan aku berlindung kepadaMu dari mati dijalanMu dalam keadaan lari dari medan pertempuran, dan aku berlindung kepadaMu dari mati karena tersengat binatang). Telah menceritakan kepada Kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi], telah mengabarkan kepada Kami [Isa] dari [Abdullah bin Sa'id], telah mengabarkan kepadaku [mantan budak Abu Ayyub] dari [Abu Al Yasar] dan ia menambahkan padanya: "dan dari kegundahan."
Sunan Abu Daud 1329: Telah menceritakan kepada Kami [Musa bin Ismail], telah menceritakan kepada Kami [Hammad], telah mengabarkan kepada Kami [Qatadah] dari [Anas] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL BARASHI WAL JUNUUNI WAL JUDZAAMI WA MIN SAYYI-IL ASQAAM." (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kusta, gila, lepra, dan dari penyakit yang buruk).
Sunan Abu Daud 1330: Telah menceritakan dari Kami [Ahmad bin 'Ubaidullah Al Ghudani], telah memberitakan kepada Kami [Ghassan bin 'Auf], telah memberitakan kepada Kami [Al Jurairi] dari [Abu Nadhrah] dari [Abu Sa'id Al Khudri], ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu hari masuk masjid dan ternyata terdapat seorang sahabat dari anshar yang dipanggil Abu Umamah, beliau berkata: "Ada apakah gerangan aku lihat engkau duduk di masjid bukan pada waktu shalat?" Dia menjawab: kegundahan dan hutang yang selalu menyelimutiku wahai Rasulullah! Beliau berkata: "Maukah aku ajarkan perkataan yang apabila kamu ucapkan maka Allah Azza wa jalla akan menghilangkan kegundahanmu dan melunaskan hutang-hutangmu?" Dia berkata: ya wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Apabila kamu berada dipagi dan sore hari maka ucapkanlah: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WA A'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI WAL BUKHLI WA A'UUDZU BIKA MIN GHALABATID DAINI WA QAHRIR RIJAAL (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegundahan dan kesedihan dan aku berlindung kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan dan aku berlindung kepadaMu dari sifat penakut dan bakhil dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan pemaksaan dari orang lain). Dia berkata: maka akupun melaksanakannya dan ternyata Allah 'azza wa jalla menghilangkan kegundahanku dan melunasi hutang-hutangku.