6. Dua Hari Raya

【1】

Sunan Daruquthni 1693: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami. Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami. Ja'far bin Aun menceritakan kepada kami, Al Hajjaj bin Arthah menceritakan kepada kami. dari Atha‘. dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Termasuk sunnah agar tidak keluar hingga makan dan mengeluarkan zakat fitrah." Sunan Daruquthni 1694: Al 'Husain menceritakan kepada kami, Ad-Daqiqi menceritakan kepada kami. Yazid bin Harun menceritakan kepada kami. Warqa' mengabarkan kepada kami, dari Abu Ishak, dari Al Harits, dari Ali, dia berkata. "Janganlah keluar pada hari Idul Fitri hingga kamu makan dan mengeluarkan zakat fitrah." Sunan Daruquthni 1695: Al Husain menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Dakin menceritakan kepada kami, Aidz bin Habib menceritakan kepada kami, dari Al Hajjaj, dari Sa'id bin Asywa', dari Hanasy bin Al Mu'tamir, dia berkata, "Saya melihat Ali pada hari Idul Adha selalu bertakbir hingga sampai ke Jabbanah." Sunan Daruquthni 1696: Al Husain menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim dan Hafsh bin Amr menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, dari Nafi', dari Ibnu Umar, "Bahwa dia keluar untuk melaksanakan dua shalat 'id dari masjid, lalu bertakbir hingga sampai ke mushalla dan terus bertakbir hingga imam datang." Sunan Daruquthni 1697: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishak menceritakan kepada kami, Qabishah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Atha' bin As-Sa'ib, dari Abu Abdurrahman As-Sulami, dia berkata, "Mereka dalam bertakbir pada Idul Fitri lebih keras daripada bertakbir pada Idul Adha." Sunan Daruquthni 1698: Abu Abdillah Al UbuIIi Muhammad bin Ali bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Muhammad bin Khunais menceritakan kepada kami, Musa bin Muhammad bin Atha' menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muhammad menceritakan kepada kami, Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, Salim bin Abdullah bin Umar mengabarkan kepadaku, bahwa Abdullah bin Umar telah mengabarkan kepadanya, "Bahwa Rasulullah SAW bertakbir pada hari Idul Fitri dimulai ketika beliau keluar dari rumahnya hingga sampai ke mushalla." Sunan Daruquthni 1699: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Abdush-Shamad bin Abdul Warits dan Abu Ashim menceritakan kepada kami. keduanya berkata, Tsawab bin Utbah mengabarkan kepada kami, Utsman bin Ahmad bin As-Sammak menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sulaiman Al Wasithi menceritakan kepada kami, Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Tsawab bin Utbah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami. dari bapaknya, "Bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga memakan makanan dan beliau tidak makan sedikit pun pada hari Idul Adha hingga pulang, lalu memakan dari sebagian sembelihannya." Abdush-Shamad berkata. "hingga menyembelih kurbannya." Sunan Daruquthni 1700: Muhammad bin Al Qasim bin Zakaria menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami. Hatim bin Isma'il menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, dari Nafi'. Dari Ibnu Umar, "Bahwa jika berangkat pada hari Idul Adha dan Idul Fitri dia mengeraskan takbir hingga datang ke mushalla. Kemudian bertakbir hingga imam datang." Sunan Daruquthni 1701: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Ma'bad menceritakan kepada kami. Abu An-Nadhar menceritakan kepada kami, Muraja bin Raja' menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Abi Bakar menceritakan kepada kami, Anas menceritakan kepadaku, dia berkata, "Rasulullah SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga memakan beberapa buah korma dan memakannya dengan jumlah yang ganjil." Sunan Daruquthni 1702: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abu ArRabi' Az-Zahrani menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Abi Bakar, dari Anas, dia berkata, Rasulullah SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga memakan beberapa buah korma." Sunan Daruquthni 1703: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami. bahwa Malik telah mengabarkan kepadanya, dari Dhamrah bin Sa'id Al Mazini, dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, bahwa Umar bin Al Khaththab bertanya kepada Abu Waqid Al-Laitsi. "Apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha?" maka dia menjawab. "Rasulullah SAW membaca "Qaaf Walqur'aanil Majiid" dan "Iqtarabatis Sua'ah Wansyaqqal Qamar" Sunan Daruquthni 1704: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishak menceritakan kepada kami, Ishak bin Isa menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami, Khalid bin Yazid menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, dia berkata, "Rasulullah SAW bertakbir dalam shalat dua hari raya sebanyak dua belas takbir selain takbir istiftah (takbir pembuka shalat), beliau membaca "Qaaf Wal qur'aanil Majiid" dan "Iqtarabatis Saa'ah". Sunan Daruquthni 1705: Muhammad bin Utsman bin Tsabit menceritakan kepada kami, Ubaid bin Syarik menceritakan kepada kami, Amr bin Khalid menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami. dari Uqail, dari Ibnu Syihab. dari Urwah, dari Aisyah. dia berkata. "Nabi SAW bertakbir dalam shalat dua hari raya. pada raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at kedua lima kali takbir sebelum membaca (Al Faatihah)." Sunan Daruquthni 1706: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Musa bin Hizam menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar mengerjakan shalat dua hari raya sebelum khutbah." Sunan Daruquthni 1707: Musa bin Ja'far bin Qurain menceritakan kepada kami, Bakr bin Sahl menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah menceritakan kepada kami, dia berkata, Yazid bin Abi Habib dan Yunus menceritakan kepadaku, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah, dari Nabi SAW, seperti hadits Muhammad bin Utsman bin Tsabit." Sunan Daruquthni 1708: Abdullah bin Sulaiman dan Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, keduanya berkata, keduanya berkata, Bundar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepada kami, dari Atha‘ dari Jabir, dia berkata, "Saya menghadiri shalat bersama Nabi SAW pada hari Id, lalu beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah." Sunan Daruquthni 1709: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Abdul Malik bin Abi Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Atha', dari Jabir, "Bahwa Nabi SAW tidak mengerjakan shalat sebelumnya dan juga sesudahnya, yakni shalat Id." Sunan Daruquthni 1710: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Abu Ath Thahir menceritakan kepada kami dan dibacakan di hadapan Al Harits bin Miskin dan saya mendengarnya, keduanya berkata, "Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepadaku, dari Khalid bin Yazid, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah, "Bahwa Nabi SAW bertakbir dalam Idul Fitri dan Idul Adha sebanyak tujuh dan lima takbir selain dua takbir ruku'." Ini adalah redaksi Abu Ath Thahir. Sunan Daruquthni 1711: Isma'il bin Muhammad Ash-Shafar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ali Al Warraq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Hajjaj menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Sa'd bin Ammar Al Mu'adzdzin menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Muhammad bin Ammar, dari bapaknya, dari kakeknya, dia berkata. "Rasulullah SAW bertakbir dalam shalat dua hari raya. pada raka'at pertama tujuh kali dan pada raka'at terakhir lima kali dan beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah." Sunan Daruquthni 1712: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishak menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syu'bah bin Huwan menceritakan kepada kami. {h} dan Abu Bakar bin Mujahid Al Muqri' menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Walid Al Fahham menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abu Ahmad Az-Zubairi mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abdurrahman bin Ya'la Ats Tsaaqafi menceritakan kepada kami, dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, "Bahwa Rasulullah SAW bertakbir dalam shalat dua hari raya Idul Adha dan Idul Fitri sebanyak dua belas kali takbir, pada raka'at pertama tujuh kali dan pada raka'at terakhir lima kali, selain takbiratul ihram." Sunan Daruquthni 1713: Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami. Abu Daud menceritakan kepada kami, Musaddad menceritakan kepada kami, Mu'tamir menceritakan kepada kami. dia berkata. saya mendengar Abdullah bin Abdurrahman Ath-Thaifi dengan sanadnya dari Nabi SAW, "Takbir itu tujuh kali pada raka'at pertama dan lima kali pada raka'at 'terakhir, sedangkan bacaan (Al Faatihah) kedua-duanya setelah kedua takbir tersebut." Sunan Daruquthni 1714: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Salam menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdurrahman Ath-Thaifi menceritakan kepada kami, Amr bin Syu'aib menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari kakeknya. "Bahwa Rasulullah SAW bertakbir dalam shalat Idul Fitri sebanyak tujuh kali pada raka'at pertama dan pada raka'at terakhir sebanyak lima kali selain takbiratul ihram." Sunan Daruquthni 1715: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Bukhari dan Ahmad bin Al Walid Al Karabisi menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Isma'il bin Abi Uwais mengabarkan kepada kami, Katsir bin Abdullah menceritakan kepadaku, dari bapaknya, dari kakeknya, "Bahwa Nabi SAW bertakbir dalam shalat dua hari raya, pada raka'at pertama sebanyak tujuh kali takbir dan pada raka'at terakhir sebanyak lima kali takbir." Bukhari menambahkan "Sebelum bacaan (Al Faatihah)." Sunan Daruquthni 1716: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ali Al Khazzaz menceritakan kepada kami, Sa'd bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, Faraj bin Fadhalah menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Takbir dalam shalat dua hari raya, pada raka'at pertama tujuh kali dan pada raka'at terakhir lima kali takbir.” Sunan Daruquthni 1717: Muhammad bin Al Qasim bin Zakaria Al Muharibi Al Kufi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahid menceritakan kepada kami, Sa'id bin Utsman menceritakan kepada kami, Amr bin Syamir menceritakan kepadaku, dari Jabir, dari Abu Ath-Thufail, dari Ali bin Abi Thalib dan Ammar bin Yasir, "Bahwa keduanya mendengar Rasulullah SAW mengeraskan suara dalam shalat-sahalat wajib Bismillahirrahmaanirrahiim pada bacaan Al Faatihah, mengerjakan qunut dalam shalat Subuh dan Witir dan bertakbir pada akhir shalat-shalat wajib, dimulai sebelum shalat fajar pada pagi hari Arafah sampai shalat Ashar pada akhir hari-hari Tasyriq, pada hari bertolaknya manusia dalam jumlah besar." Sunan Daruquthni 1718: Abdullah bin Ahmad bin Tsabit Al Bazzaz menceritakan kepada kami. Al Qasim bin Al Hasan Az-Zubaidi menceritakan kepada kami, Asad bin Zaid menceritakan kepada kami. Amr bin Syamir menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abu AthThufail. dari Ali dan Ammar, "Bahwa Nabi SAW mengeraskan suara pada shalat-shalat wajib dengan bacaan Bismillahirrahmaanirrahiim. beliau mengerjakan qunut dalam shalat Subuh dan bertakbir pada hari Arafah mulai dari shalat Subuh dan menghentikannya pada shalat Ashar pada akhir hari-hari Tasyrq." Sunan Daruquthni 1719: Abu Bakar bin Abdullah bin Yahya Al Balkhi Ath-Thalhi menceritakan kepada kami di Kufah, Ubaid bin Katsir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Junaid mengabarkan kepada kami, Mush'ab bin Salam menceritakan kepada kami, dari Amr, dari Jabir, dari Abu Ja'far, dari Ali bin Husain, dari Jabir bin Abdillah, dia berkata, "Rasulullah SAW bertakbir dalam shalat Subuh pada hari Arafah sampai shalat Ashar pada akhir hari-hari Tasyriq ketika beliau salam dari shalat wajib." Sunan Daruquthni 1720: Abdullah bin Yahya Ath-Thalhi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Mahfuzh bin Nashr Al Hamdani menceritakan kepada kami, Amr bin Syamir menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Muhammad bin Ali, dari Jabir bin Abdullah, "Bahwa Nabi SAW bertakbir pada hari Arafah dan menghentikannya pada akhir hari-hari Tasyrik." Sunan Daruquthni 1721: Utsman bin Ahmad As-Sammak menceritakan kepada kami, Abu Qilabah menceritakan kepada kami, Na'il bin Najih menceritakan kepada kami, dari Amr bin Syamir, dari Jabir, dari Abu Ja'far dan Abdurrahman bin Sabith, dari Jabir bin Abdullah, dia berkata. "Rasulullah SAW jika telah melaksanakan shalat Subuh pada pagi hari Arafah. beliau menghadapkan wajahnya kepada para sahabatnya seraya bersabda, "Tetaplah kalian' di tempat." Dan membaca. "Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar, Laa llaaha Illallaah Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar Walillahilhamdu. (Allah maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar. segala puji bagi-Nya)." Beliau bertakbir mulai dari pagi hari Arafah sampai shalat Ashar pada akhir hari-hari Tasyriq." Sunan Daruquthni 1722: Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ash Shabbah Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, dari Atha‘, dari Abdullah bin As-Sa'ib, dia berkata, "Saya menyaksikan shalat Id bersama Rasulullah SAW, setelah selesai shalat, beliau bersabda, "Sesungguhnya kami sedang berkhutbah, barangsiapa yang ingin duduk -yakni untuk mendengarkan khutbah-maka silahkan duduk dan barangsiapa yang ingin pergi, maka silahkan pergi." Abu Daud mengatakan, hadits ini diriwayatkan dari Atha' secara mursal dari Nabi SAW. Sunan Daruquthni 1723: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami. Abbas bin Muhammad bin Al Abbas Al Bashri menceritakan kepada kami, Ahmad bin Shalih menceritakan kepada kami, dia berkata: Saya membaca di hadapan Ibnu NafT. Abdullah menceritakan kepadaku. dari Nafi'. dari Ibnu Umar, dia berkata. "Takbir pada hari-hari Tasyriq itu dimulai setelah Zhuhur hari Idul Adha dan terakhirnya pada pagi hari dari akhir harihari Tasyriq.'" Sunan Daruquthni 1724: Muhammad bin Amr bin Al Bakhtari menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Khalil menceritakan kepada kami. Muhammad bin Umar menceritakan kepada kami, Makhramah bin Bukair menceritakan kepada kami, dari bapaknya. dari Sulaiman bin Yasar, dari Zaid bin Tsabit. Dia berkata: Dan Musa menceritakan kepada kami. Musa bin Dhamrah bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abi Sha'sha'ah, Kharijah bin Zaid bin Tsabit menceritakan kepadaku. dari bapaknya. Dia berkata. Abu Marwan Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Abdullah bin Abi Farwah Menceritakan kepada kami, dari Ishak bin Abdullah bin Abi Farwah, dari Abu Salamah Al Hadhrami, dari Abu Sa'id Al Khudri. Dia berkata: Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar. "Bahwa mereka bertakbir dalam shalat Zhuhur pada hari Idul Adha sampai shalat Zhuhur akhir hari-hari Tasyriq, mereka bertakbir pada shalat Subuh dan tidak bertakbir pada shalat Zhuhur." Sunan Daruquthni 1725: Dia berkata: Ali bin Abi Ali Al-Lahabi menceritakan kepada kami, dari Al Walid bin Sa'id bin Abi Sinan Al Aslami, dari Abdullah bin Fulan, dari bapaknya, dia berkata, "Utsman bertakbir bersama kami, dan itu terbatas pada shalat Zhuhur hari Idul Adha sampai shalat Zhuhur akhir hari-hari Tasyriq, lalu dia bertakbir pada shalat Shubuh dan tidak bertakbir pada shalat Zhuhur." Sunan Daruquthni 1726: Dia berkata: Bukair bin Mismar menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Waqid, dari Umar dan Utsman. "Keduanya mengerjakan shalat Zhuhur pada awal hari Tasyriq di Al Muhashshab dan keduanya tidak bertakbir."' Sunan Daruquthni 1727: Dia berkata: Rabi'ah bin Utsman menceritakan kepada kami, dari Sa'id bin Abi Hind, dari Jabir bin Abdullah, dia mendengarnya bertakbir dalam shalat-shalat pada hari Tasyriq, "Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar tiga kali." Sunan Daruquthni 1728: Dia mengatakan, Sulaiman bin Daud bin Al Hushain menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Ikrimah. dari Ibnu Abbas dengan hadits yang seperti itu.

【2】

Sunan Daruquthni 1729: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Wahb bin Baqiyyah menceritakan kepada kami, Khalid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abu Laila, dari Ikrimah bin Khalid, dari Yahya bin Ja'dah, dari Abdullah bin Umar, dia berkata, "Nabi SAW masuk ke Ka'bah, lalu keluar, sedangkan Bilal di belakangnya, lalu saya bertanya kepada bilal, "Apakah beliau mengerjakan shalat?" Bilal menjawab, "Tidak." Ibnu Umar menuturkan, "Setelah hari berikutnya, beliau masuk, lalu saya bertanya kepada Bilal, apakah beliau mengerjakan shalat?" Dia menjawab, "Ya, beliau mengerjakan shalat dua raka'at, beliau menghadap bagian tengah dan menjadikan tiang yang kedua berada di sebelah kanannya." Sunan Daruquthni 1730: Ahmad bin Muhammad bin Isma'il Al Adami menceritakan kepada kami, Abu Yusuf Al Qulusi mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Bisyr Al Bajali mengabarkan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair. dari Abdullah bin Abi Mulaikah. dari Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah SAW masuk ke Ka'bah bersama Bilal. Ibnu Umar menuturkan, "Lalu kami bertanya kepada Bilal dan dia memberitahukan kepada kami, "Bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat dua raka'at di antara dua tiang." Sunan Daruquthni 1731: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Isa bin Abi Harb Ash-Shafar menceritakan kepada kami. Yahya bin Abi Bukair menceritakan kepada kami. dari Abdul Ghaffar bin Al Qasim. Habib bin Abi Tsabit menceritakan kepadaku. Sa'id bin Jubair menceritakan kepadaku. dari Ibnu Abbas dia berkata, "Rasulullah SAW masuk ke Ka'bah. lalu beliau mengerjakan shalat dua raka'at di antara dua tiang. kemudian beliau keluar, lalu mengerjakan shalat dua raka'at di antara pintu Ka'bah dan Hijir, lalu bersabda. "Inilah kiblat." kemudian beliau masuk lagi. lalu berdiri di dalamnya seraya berdoa. kemudian keluar dan tidak mengerjakan shalat."

【3】

Sunan Daruquthni 1732: Muhammad bin Nuh menceritakan kepada kami, Harun bin Ishak menceritakan kepada kami, Abdah menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Sulaiman bin Yasar, dari Al Miswar bin Makhramah, dia berkata, "Ibnu Abbas datang menemui Umar RA ketika dia ditikam, seraya berkata, "Shalat, wahai amirul mukminin." Lalu Umar berkata, "Sesungguhnya tidak ada bagian bagi seorang pun dalam Islam untuk menyia-nyiakan shalat," Lalu Umar mengerjakan shalat dan lukanya mengalirkan darah." Sunan Daruquthni 1733: Al Husain bin ismail menceritakan kepada kami, ya'qub bin Ibrahim Ad Durqi menceritakan kepada kami. Ali bin Al Hasan bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Al Husain bin Waqid menceritakan kepada kami, Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Perjanjian di antara kita dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya, maka berarti dia telah kafir." Sunan Daruquthni 1734: Umar bin Ahmad bin Ali Al Jauhari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Laits Al Iskaf Al Marwazi menceritakan kepada kami, Al Ala' bin Imran Abu Abdirrahman menceritakan kepada kami, Khalid bin Ubaid Al Ataki menceritakan kepada kami. Abdullah bin Buraidah menceritakan kepada kami, dari bapaknya. dia berkata. "Saya mendengar Rasulullah SAW." Sama dengan hadits sebelumnya Sunan Daruquthni 1735: Ahmad bin Ali bin Al Ala' menceritakan kepada kami. Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami. Waki' menceritakan kepada kami. Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair dari Jabir, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Batas antara seorang hamba dan kekufuran adalah meninggalkan shalat" Sunan Daruquthni 1736: Abdurrahman bin Sa'id bin Harun menceritakan kepada kami, Abu Mas'ud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami. dari Abu Az-Zubair, dari Jabir. dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Batas di antara kekufuran atau syirik dan keimanan adalah meninggalkan shalat" Sunan Daruquthni 1737: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mush'ab AshShuri menceritakan kepada kami, Muammal menceritakan kepada kami. Sufyan menceritakan kepada kami dengan sanad ini dan beliau bersabda. "Tidak ada (batas) di antara seorang hamba dan kekufuran kecuali meninggalkan shalat" Sunan Daruquthni 1738: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Faraj mantan budak Bani Hasyim menceritakan kepada kami. Muhammad bin AzZibriqan menceritakan kepada kami. Musa bin Ubaidah menceritakan kepada kami. Hud bin Atha' mengabarkan kepada kami, dari Anas bin Malik, dia berkata. "Di zaman Nabi SAW ada seorang yang ibadah dan kesungguhannya membuat kami kagum. Lalu kami memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW tentang namanya, tetapi beliau tidak mengenalnya dan kami terangkan dengan beberapa sifat. tetapi beliau juga tidak mengenalnya. Ketika kami memberitahukannya, tiba-tiba orang itu muncul, lalu kami mengatakan, "Itulah orangnya." Lalu beliau bersabda, "Sesungguhnya kalian akan memberitahukan tentang seorang yang pada wajahnya terdapat bintik-bintik hitam yang berasal dari syetan." Lalu orang itu datang hingga berdiri di hadapan mereka dan tidak mengucapkan salam. Maka Rasulullah SAW berkata kepadanya, "Aku bersumpah demi Allah, apakah kamu mengucapkan (salam) ketika kamu berdiri di depan majlis, padahal tidak ada seorang pun di antara kaum ini yang lebih utama dan lebih baik dariku." Dia berkata, "Ya Allah, ya." Kemudian dia masuk, lalu mengerjakan shalat. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Siapakah yang mau membunuh orang itu?" Maka Abu Bakar berkata, "Saya." Lalu Abu Bakar masuk dan mendapatkan orang itu sedang shalat, lalu berkata, "Subhaanallah, apakah saya akan membunuh orang yang sedang shalat, padahal Rasulullah SAW telah melarang membunuh orang-orang yang shalat? lalu dia keluar." Perawi menyebutkan hadits ini dengan sangat panjang. Sunan Daruquthni 1739: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami. Muhammad bin Abdul Malik bin Zanjawaih menceritakan kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, dari Musa bin Ubaidah, Hud bin Atha' menceritakan kepadaku. dari Anas bin Malik, bahwa Umar bin Al Khaththab berkata. "Rasulullah SAW melarang kami dari membunuh orang-orang yang shalat." Sunan Daruquthni 1740: Al Hasan bin Ahmad bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Humaid bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, {h} dan Al Hasan bin Ibrahim bin Abdul Majid Al Muqrf menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ali Al Warraq menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami. Mufadhdhal bin Yunus menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, dari Abu Yasar Al Qurasyi. dari Abu Husyaim, dari Abu Hurairah, dia berkata. "Didatangkan kepada Nabi SAW seorang laki-laki yang kedua tangan dan kakinya diwarnai. Lalu beliau bertanya, "Apa ini?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, orang itu menyerupai wanita." Maka beliau memerintahkan agar orang itu dijauhkan dari Madinah ke tempat yang disebut An-Naqi' bukan Al Baqi', lalu dikatakan, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita bunuh saja dia?" Beliau bersabda. "Tidak, sesungguhnya saya dilarang dari membunuh orang-orang yang shalat." Humaid bin ArRabi' berkata. "Didatangkan seorang laki-laki yang menyerupai wanita yang telah mewarnai kedua tangan dan kakinya.

【4】

Sunan Daruquthni 1741: Abu Hamid Muhammad bin Harun menceritakan kepada kami, Ali bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Fudaik menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Yahya bin Urwah menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari Abu Shalih As-Samman, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Akan ada penguasa yang memerintah kalian sesudahku, maka orang yang shalih akan memerintah kalian dengan keshalihannya dan orang yang bermaksiat dengan kemaksiatannya. Maka dengarkanlah mereka, taatilah perkara yang sesuai dengan kebenaran, dan shalatlah di belakang mereka. Jika mereka berbuat baik, maka itu untuk kalian dan untuk mereka dan jika mereka berbuat jelek, maka itu untuk kalian dan menjadi tanggungan mereka." Sunan Daruquthni 1742: Isma'il bin Al Abbas Al Warrraq menceritakan kepada kami, Abbad bin Al Walid Abu Badr menceritakan kepada kami, Al Walid bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al Hajjaj bin Maimun Al Khurasani mengabarkan kepadaku, dari Mukrim bin Hakim Al Khats'ami, dari Saif bin Munir. dari Abu Darda, dia berkata. "Empat perkara yang saya dengar dari Rasulullah SAW serta saya tidak beritahukan kepada kalian tentang perkara itu. Maka hari ini akan saya beritahukan perkara itu kepada kalian, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblatku (kaum muslim) karena dosa, meskipun mereka melakukan berbagai dosa besar, shalatlah di belakang setiap imam, berjihadlah —atau beliau bersabda— berperanglah bersama setiap pemimpin, dan yang keempat, janganlah kalian mengatakan tentang Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar, Utsman dan juga Ali, kecuali kebaikan, katakanlah "Itu adalah umat yang lalu: baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan "." Sanadnya tidak Shahih, mulai dari Abbad dan Abu Darda' semuanya dha'if. Sunan Daruquthni 1743: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Abu Umar Muhammad bin Abdullah Al Bashri menceritakankepada kami di Aleppo. Hajjaj bin Nashir menceritakan kepada kami, Utsman bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, dari Atha‘ bin Abi Rabbah, dari Ibnu Umar, dia berkata. "Rasulullah SAW bersabda, "Shalatkanlah orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah dan shalatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah" Sunan Daruquthni 1744: Ibnu Sha'id dan Ibnu Makhlad menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Al Alia bin Salim mengabarkan kepada kami, Abul Walid Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Doakanlah orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Ilallaah dan shalatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Ilallaah." Sunan Daruquthni 1745: Muhammad bin Amr bin Al Bakhtari dan para perawi yang lain menceritakan kepada kami, mereka mengatakan, Muhammad bin Isa bin Hayyan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Fadhl menceritakan kepada kami. Salim bin Al Afthas menceritakan kepada kami, dari Mujahid. dari Ibnu Umar. dari Nabi SAW, dengan hadits yang seperti itu. Sunan Daruquthni 1746: Abu Ja'far Muhammad bin Sulaiman An-Nu'mani menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr bin Hanan menceritakan kepada kami, Baqiyyah menceritakan kepada kami, Al Asy'ats menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Yazid bin Jabir, dari Makhul, dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Shalat itu adalah kewajiban atas kalian bersama setiap muslim, baik orang itu shalih atau bermaksiat dan meskipun dia melakukan berbagai dosa besar. Jihad itu adalah kewajiban atas kalian bersama setiap pemimpin, baik pemimpin itu shalih atau bermaksiat dan meskipun melakukan berbagai dosa besar. Dan menshalatkan adalah kewajiban atas setiap muslim, baik orang itu meninggal dunia dalam keadaan shalih atau bermaksiat dan meskipun dia melakukan berbagai dosa besar." Sunan Daruquthni 1747: Ahmad bin Muhammad bin Abi Syaibah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr bin Hanan menceritakan kepada kami, Baqiyyah menceritakan kepada kami, Abu Ishak Al Qansari menceritakan kepada kami, Furat bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ulwan, dari Al Harits, dari Ali, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Termasuk urusan pokok agama ini yaitu shalat di belakang setiap orang yang shalih dan orang yang bermaksiat, berjihad bersama setiap pemimpin dan bagimu pahalamu, serta menshalatkan orang yang meninggal dari ahli kiblat (kaum muslim)." Dalam hal ini tidak ada hadits yang Shahih. Sunan Daruquthni 1748: Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hammad bin Mahan Ad Dabbagh menceritakan kepada kami, Isa bin Ibrahim Al Biraki menceritakan kepada kami, Al Harits bin Nabhan menceritakan kepada kami, Utbah bin Al Yaqzhan menceritakan kepada kami, dari Abu Sa'id. dari Makhul. dari Watsilah bin Al Asqa'. dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kalian mengafirkan ahli kiblat di antara kalian meskipun mereka melakukan berbagai dosa besar, shalatlah bersama setiap imam, berjihadlah bersama setiap pemimpin dan shalatkanlah setiap orang yang meninggal." Abu Sa'id majhul. Sunan Daruquthni 1749: Abu Shalih Al Ashbahani menceritakan kepada kami, Harun bin Sulaiman Al Ashbahani menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sabiq Abu Sulaiman menceritakan kepada kami, Al Harits bin Nabhan menceritakan kepada kami, dari Abu Sa'id Asy Syami, dari Makhul, dari Watsilah bin Al Asqa', dari Nabi SAW dengan hadits yang seperti itu dan beliau bersabda, "Dan shalatkanlah setiap orang yang meninggal dari ahli kiblat." Sunan Daruquthni 1750: Abu Rauq Al Hizzani Ahmad bin Muhammad bin Bakr menceritakan kepada kami di Bashrah, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Muawiyah bin Shalih menceritakan kepadaku, dari Al Ala" bin Al Harits, dari Makhul, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Shalatlah kalian di belakang setiap orang yang shalih dan orang yang bermaksiat, shalatkanlah setiap orang yang shalih dan orang yang bermaksiat dan berjihadlah bersama setiap orang yang shalih dan orang yang bermaksiat." Makhul tidak mendengar dari Abu Hurairah, sedangkan orang-orang yang di bawahnya adalah terpercaya. Sunan Daruquthni 1751: Muhammad bin Ahmad bin Asad Al Harawi menceritakan kepada kami, Abul Ahwash Muhammad bin Nashr Al Mukharrimi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ahmad Al Harrani menceritakan kepada kami, Makhlad bin Yazid menceritakan kepada kami. dari Umar bin Shubaih, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah dan Al Aswad, dari Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tiga perkara yang termasuk sunnah: berbaris di belakang setiap imam, bagimu pahala shalatmu dan dosanya menjadi tanggungannya, berjihad bersama setiap pemimpin, bagimu pahala jihadmu dan kejahatannya menjadi tanggungannya. Dan menshalatkan setiap orang yang meninggal dari ahli tauhid, meskipun dia membunuh dirinya sendiri." Umar bin Shubh matruk.

【5】

Sunan Daruquthni 1752: Yahya bin Sha'id dan Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abu Utbah Ahmad bin Al Faraj mengabarkan kepada kami, Baqiyyah menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin As-Sirri Al Ghanawi menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada kelalaian dalam shalat Khauf" Abdul Hamid As-Sirri meriwayatkan sendiri dan dia itu dha'if Sunan Daruquthni 1753: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mushaffa dan Amr bin Utsman menceritakan kepada kami. keduanya berkata, Muhammad bin Harb mengabarkan kepada kami, Az-Zubaidi menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Nabi SAW bangkit dan orang-orang bangkit bersamanya, beliau bertakbir dan mereka pun bertakbir, kemudian beliau ruku' dan sekelompok dari mereka juga ruku' bersamanya. Lalu beliau bersujud dan mereka pun bersujud, kemudian beliau bangkit pada raka'at kedua dan orang-orang yang sujud bersama beliau mundur dan mereka menjaga saudara-saudara mereka. Lalu kelompok kedua datang dan mereka ruku' bersama Nabi SAW dan semua orang bertakbir dalam shalat, tetapi sebagian mereka menjaga sebagian yang lain." Sunan Daruquthni 1754: Ibnu Sha'id dan Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Harb menceritakan kepada kami, dari Az-Zubaidi, dari Az-Zuhri berdasarkan sanadnya dengan hadits yang seperti itu. Sunan Daruquthni 1755: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Auf menceritakan kepada kami, Haiwah bin Syuraih menceritakan kepada kami, Muhammad bin Harb menceritakan kepada kami, Az-Zubaidi menceritakan kepada kami, berdasarkan sanadnya dengan hadits yang seperti itu. Sunan Daruquthni 1756: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya bin Abi Hazm Al Qutha'i dan Al Jarrah bin Makhlad menceritakan kepada kami, {h} dan Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Zakaria bin Yahya Al Bahili menceritakan kepada kami, mereka mengatakan, Bisyr bin Umar menceritakan kepada kami, Wuhaib bin Khalid menceritakan kepada kami, dari An-Nu'man bin Rasyid, dari Az-Zuhri, dari Ubaidillah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Rasulullah SAW menyuruh kita untuk melakukan shalat Khauf. Lalu Rasulullah bangkit dan kami pun bangkit di belakang beliau menjadi dua barisan, beliau bertakbir dan ruku', lalu kami semua yang terdiri dari dua barisan pun ruku' semua, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu sujud dan barisan yang di belakangnya juga ikut sujud, sedangkan barisan yang lain tetap berdiri menjaga saudara-saudara mereka, setelah beliau selesai dari sujudnya dan berdiri, barisan yang berada di belakang segera bersujud dan mereka melakukan dua kali sujud, kemudian mereka berdiri, lalu barisan depan mundur, sedangkan barisan belakang maju. Lalu beliau ruku' dan mereka semua juga ruku', lalu Rasulullah SAW dan barisan yang berada di belakangnya bersujud, sedangkan barisan yang lain tetap berdiri menjaga saudara-saudara mereka, - setelah Rasulullah SAW duduk. barisan belakang segera bersujud, kemudian Nabi SAW salam.‘ Sunan Daruquthni 1757: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abi Ar-Rabi' dan Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ma'mar menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah SAW mengerjakan shalat Khauf bersama salah satu dari dua kelompok satu raka'at, sedangkan kelompok yang lain menghadap ke arah musuh, kemudian mereka (yang ikut shalat) pergi dan menempati tempat teman-teman yang menghadap ke arah musuh, sedangkan kelompok yang menghadap ke arah musuh, datang dan shalat bersama Nabi SAW satu raka'at, kemudian Rasulullah SAW salam, lalu mereka shalat satu raka'at dan kelompok yang lain juga shalat satu raka'at." Hadits ini diperkuat oleh riwayat Abdullah bin Abu Bakar, Ibnu Juraij, An-Nu'man dan yang lainnya dari Az-Zuhri dari Salim, dari Ibnu Umar. Sunan Daruquthni 1758: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Qabishah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Musa bin Uqbah, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dia berkata, "Rasulullah SAW mengerjakan shalat Khauf suatu hari, maka sekelompok orang berdiri bersamanya dan sekelompok yang lain berada di antara beliau dan di musuh. Lalu beliau shalat bersama mereka satu raka'at, kemudian kelompok pertama pergi menuju barisan kelompok yang kedua, sedangkan kelompok kedua datang menuju barisan kelompok pertama, dan Nabi shalat bersama mereka satu raka'at. lalu beliau salam, kemudian kedua kelompok tersebut menyelesaikan shalat mereka satu raka'at satu raka'at." Sunan Daruquthni 1759: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abi Ar-Rabi' dan Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami dan ini adalah redaksi menurutnya, dia berkata, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Mujahid, dari Ibnu Ayyasy Az-Zuraqi, dia berkata, "Kami pernah bersama Rasulullah SAW di Usfan, lalu kami menghadapi kaum musyrikin yang dipimpin oleh Khalid bin Al Walid dan mereka di antara kami dan kiblat. Maka Rasulullah SAW shalat Zhuhur bersama kami. Mereka mengatakan, "Sungguh mereka berada dalam kondisi yang diharapkan kita dapat menguasai sebagian besar dari mereka." Lalu mereka mengatakan, "Sekarang telah tiba waktu shalat yang itu lebih mereka cintai daripada anak-anak dan jiwa mereka sendiri." (Ibnu Ayyasy) mengatakan, "Lalu Jibril turun dengan tnembawa ayat ini di antara Zhuhur dan Ashar 'Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka'.'" (Qs. An-Nisaa' [4]: 120), dia menuturkan, "Lalu tibalah waktu shalat dan Nabi SAW menyuruh mereka untuk mengambil senjata dan kami berbaris di belakang beliau menjadi dua barisan. Dia menuturkan, lalu beliau ruku' dan kami pun ruku‘ semua. Dia menuturkan, kemudian beliau mengangkat kepalanya dan kami pun mengangkat kepala semua. Dia menuturkan. lalu Nabi SAW sujud bersama barisan yang berada di belakangnya. Dia menuturkan, sedangkan barisan yang lain tetap berdiri menjaga mereka. Setelah mereka sujud dan berdiri, barisan yang lain itu duduk, lalu mereka sujud di tempat mereka. Dia menuturkan, kemudian barisan yang lain itu maju menuju barisan yang berada di belakang Nabi, sedangkan barisan yang berada di belakang Nabi mundur menuju barisan mereka. Dia menuturkan, lalu beliau ruku dan mereka pun ruku' semua, kemudian beliau mengangkat kepalanya dan mereka pun mengangkat kepalanya semua. Lalu Nabi SAW sujud bersama barisan yang di belakangnya, sedangkan barisan yang lain tetap berdiri menjaga mereka. Setelah barisan yang lain itu duduk, mereka lalu sujud, kemudian Nabi salam. Dia menuturkan, jadi Rasulullah SAW melakukan shalat tersebut dua kali, sekali di Usfan dan yang lainnya di daerah Bani Sulaim.'" Sunan Daruquthni 1760: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami. Jarir menceritakan kepada kami. {h} dan Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami. Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Sa'id bin Manshur dan Sa'id bin Sulaiman menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Manshur. dari Mujahid, dari Ibnu Ayyasy AzZuraqi, dari Nabi SAW dengan hadits yang serupa itu. Shahih." Sunan Daruquthni 1761: Al Husain bin Isma'il dan Muhammad bin Muhammad As-Sarraj menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Muhammad bin Amr bin Abi Madz'ur menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Anbasah menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Jabir, "Bahwa Nabi SAW pernah mengepung Bani Muharib di sebuah kebun, lalu terdengar suara adzan yang menyerukan untuk shalat jamaah, lalu Rasulullah SAW membagi mereka menjadi dua kelompok, satu kelompok menghadap ke arah musuh dengan berbincang-bincang, sedangkan beliau mengerjakan shalat dua raka'at dengan kelompok yang lain. Lalu beliau salam dan mereka pergi menempati tempat saudara-saudara mereka, lalu kelompok yang lain itu datang dan Rasulullah SAW shalat bersama mereka dua raka'at. Jadi Nabi SAW mengerjakan shalat empat raka'at, sedangkan masing-masing kelompok mengerjakan shalat dua raka'at.' Sunan Daruquthni 1762: Yahya bin Sha'id dan Muhammad bin Sulaiman Al Maliki menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Bundar mengabarkan kepada kami, {h} dan Ibnu Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, keduanya berkata. Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami, (h) dan Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami. Malik mengabarkan kepadaku, {h} dan Abu Rauq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Muhammad bin Khallad mengabarkan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami. {h} dan Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, {h} dan Ibnu Ayyasy menceritakan kepada kami, Az-Za'farani mengabarkan kepada kami, keduanya berkata, Asy-Syafi'i mengabarkan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Ruman, dari Shalih bin Khawat, dari orang yang shalat khauf bersama Nabi SAW pada perang Dzat Ar Riqa', "Bahwa satu kelompok berbaris bersama beliau, sedangkan kelompok yang lain menghadap ke arah musuh. Maka beliau shalat bersama kelompok yang berada di belakangnya satu raka'at. kemudian beliau tetap berdiri dan mereka menyempurnakan shalat sendiri, kemudian mereka pergi dan berbaris menghadap ke arah musuh. Lalu kelompok yang lain datang dan Nabi shalat bersama mereka satu raka'at yang masih tersisa dari shalatnya, kemudian beliau tetap duduk, sedangkan mereka menyempurnakan sendiri. Lalu Nabi salam bersama mereka. Ibnu Wahb mengatakan, sehingga mereka menyempurnakan sendiri, lalu Nabi salam bersama mereka." Ibnu Mahdi mengatakan, dengan hadits ini Malik berpendapat. Ibnu Wahb mengatakan, Malik berkata kepadaku: Hadits inilah lebih saya cintai, kemudian dia kembali, dia mengatakan, penyelesaian mereka sesudah salam lebih saya cintai." Shahih. Sunan Daruquthni 1763: Yahya bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr bin Al Abbas Al Bahili menceritakan kepada kami. Sa'id bin Amir menceritakan kepada kami, dari Al Asy'ats. dari Al Hasan, dari Abi Bakrah, "Bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat Khauf bersama para sahabatnya, beliau shalat bersama sebagian para sahabat dua raka'at, lalu mereka mundur. Lalu kelompok yang lain datang dan beliau shalat bersama mereka dua raka'at, kemudian beliau salam. Jadi Rasulullah SAW shalat empat raka'at, sedangkan kaum muslim shalat dua raka'at dua raka'at.'' Sunan Daruquthni 1764: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami. Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Al Hajjaj bin Minhal menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, Qatadah menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Jabir, "Bahwa Rasulullah SAW shalat bersama mereka dua raka'at, lalu beliau salam. kemudian beliau shalat bersama kelompok yang lain dua raka'at, kemudian beliau salam dalam shalat Khauf." Sunan Daruquthni 1765: Ali bin Ibrahim An Najjar menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishak bin Khuzaimah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar bin Rib'i Al Qaisi menceritakan kepada kami Amr bin Khalifah Al Bakrawi menceritakan kepada kami menceritakan Asy'ats kepada kami, dari Al Hasan, dari Abu Bakrah "Bahwa Nabi SAW shalat Maghrib bersama orang-orang tiga raka'at kemudian mereka pergi dan kelompok yang lain datang, lalu beliau shalat bersama mereka tiga raka'at. Jadi Nabi SAW shalat enam raka'at, sedangkan orang-orang shalat riga raka'at tiga raka'at." Sunan Daruquthni 1766: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Khashif menceritakan kepada kami. dari Abu Ubaidah, dari Abdullah, dia berkata, "Rasulullah SAW shalat Khauf bersama kami. Maka mereka berbaris menjadi dua barisan, satu barisan berada di belakang Nabi SAW sedangkan barisan yang lain menghadapi musuh. Lalu Rasulullah SAW shalat bersama mereka satu raka'at. dan barisan yang lain datang, lalu menempati tempat mereka, sedangkan mereka menghadapi musuh. Lalu Rasulullah SAW shalat bersama mereka satu raka'at, lalu beliau salam. Maka mereka berdiri dan shalat untuk diri mereka, lalu salam, kemudian pergi dan menempati tempat kelompok yang sedang menghadapi musuh, sedangkan kelompok yang menghadapi musuh kembali ke tempat mereka, lalu shalat satu raka'at untuk diri mereka sendiri, kemudian mereka salam." Sunan Daruquthni 1767: Ahmad bin Muhammad bin Salam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Khalil menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami. Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami. Mujahid bin Musa menceritakan kepada kami, Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, {h} dan Abdurrahman bin Abdullah bin Dinar menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Zaid bin Al Muhajir, dari ibunya, dari Ummu Salamah, bahwa dia bertanya kepada Nabi, "Apakah seorang wanita boleh mengerjakan shalat dengan memakai pakaian wanita dan kerudung dengan tidak memakai kain bawah?" Beliau menjawab, "Jika pakaian wanita itu panjang serta dapat menutup punggung kedua kakinya." Abu Daud berkata: "Hadits ini juga diriwayatkan oleh Malik, Bakr bin Mudhar, Ibnu Abi Dzi'b, Hafsh bin Ghiyats, Isma'il bin Ja'far dan Muhammad bin Ishak dari Muhammad bin Zaid, dari ibunya, dari Ummu Salamah, itu adalah perkataannya, tidak ada seorang pun dari mereka yang menyebutkan Nabi SAW."

【6】

Sunan Daruquthni 1768: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Amr bin Utsman menceritakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Numair Al Yahshubi mengabarkan kepada kami, bahwa dia bertanya kepada Az-Zuhri, lalu Az-Zuhri berkata, Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku, dari Aisyah, dia berkata, "Terjadi gerhana matahari, lalu Rasulullah SAW menyuruh seseorang untuk menyeru, "Innashshalaata Jaami'ah (Shalatlah dengan berjamaah).' Ibnu Abu Daud mengatakan kepada kami, ini adalah sunnah yang hanya dilakukan oleh penduduk Madinah dan tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Abdurrahman bin Numair, dari Az-Zuhri, tentang adzan pada shalat gerhana, syaikh mengatakan, dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Al Auza'i dari Az-Zuhri. Sunan Daruquthni 1769: Ibnu Abu Daud menceritakan kepada kami, Amr menceritakan kepada kami, dia berkata, Al Walid menceritakan kepada kami, Al Auza'i mengabarkan kepada kami. dari Az-Zuhri, dengan hadits yang seperti itu. Sunan Daruquthni 1770: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Abul Harits Muhammad bin Salamah Al Muradi menceritakan kepada kami, menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, mengabarkan kepadaku Urwah bin Az-Zubair, dari Aisyah istri Nabi SAW, dia berkata, "Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW keluar ke masjid, lalu berdiri dan bertakbir, sedangkan orang-orang berbaris di belakang beliau. Rasulullah SAW membaca bacaan yang panjang, kemudian bertakbir, lalu ruku' dengan ruku' yang lama, lalu mengangkat kepalanya, seraya mengucapkan "Sami'allahu Liman Hamidah Rabbanaa Walakalhamdu (Allah mendengar orang yang memujinya, Tuhan kami, segala puji baginya)" kemudian berdiri. lalu membaca bacaan panjang yang lebih pendek dari bacaan pertama, kemudian beliau bertakbir, lalu ruku' dengan ruku' yang lama dan lebih pendek dari ruku' pertama, dan mengucapkan, "Sami'allahu Liman Hamidah Rabbanaa Walakalhamdu", kemudian beliau melakukan hal yang sama pada raka'at yang lain, sehingga beliau menyempurnakan empat kali ruku' dan empat kali sujud, dan matahari nampak terang sebelum beliau pergi." Sunan Daruquthni 1771: Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Ahmad bin Shalih menceritakan kepada kami, Anbasah menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dia berkata, Katsir bin Al Abbas pernah membawakan suatu hadits, bahwa Abdullah bin Abbas pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat gerhana matahari, seperti hadits Urwah dari Aisyah, dari Nabi SAW, bahwa beliau mengerjakan shalat (gerhana) pada setiap raka'at dua kali ruku'". Sunan Daruquthni 1772: Ibnu Abu Daud menceritakan kepada kami, Abbas bin Al Walid bin Mazyad menceritakan kepada kami, bapakku mengabarkan kepadaku, Al Auza'i menceritakan kepada kami, Az-Zuhri mengabarkan kepadaku, Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku, dari Aisyah, "Bahwa Nabi SAW membaca bacaan yang panjang serta mengeraskan bacaan tersebut, yaitu dalam shalat Gerhana." Ibnu Abu Daud berkata, "Ini adalah sunnah yang hanya dilakukan oleh penduduk Madinah dengan mengeraskan bacaan." Sunan Daruquthni 1773: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Sahl bin Sulaiman An-Nili menceritakan kepada kami, Tsabit bin Muhammad Abu Isma'il Az Zahid menceritakan kepada kami, Sufyan bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Thawus, dari Ibnu Abbas, "Bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat Gerhana matahari dan bulan sebanyak delapan kali ruku' dengan empat kali sujud, serta membaca (Al Qur'an) pada setiap raka'at." Sunan Daruquthni 1774: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sa'id bin Ibrahim Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Sa'id bin Hafsh pamannya An-Nufaili menceritakan kepada kami, Musa bin A'yan menceritakan kepada kami, dari Ishak bin Rasyid, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, "Bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat ketika terjadi gerhana matahari dan bulan dengan empat kali ruku' dan empat kali sujud. Pada raka'at pertama beliau membaca surah Al Ankabuut atau Ar-Ruum dan pada raka'at kedua beliau membaca surah Yaasiin." Sunan Daruquthni 1775: Ibnu Abi Ats-Tsalj menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sinan Al Qazzaz menceritakan kepada kami, Bakkar bin Yunus Abu Yunus Ar-Ram menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Abi Bakrah, dia berkata, Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda. "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah... dan seterusnya. " Di dalam hadits tersebut beliau bersabda, "Tetapi tatkala Allah menampakkan diri kepada sesuatu di antara makhluk-Nya. maka sesuatu itu tunduk kepada-Nya. Jika salah satu dari keduanya terjadi gerhana, maka shalatlah kalian dan berdoalah.‖ Sunan Daruquthni 1776: Ibnu Abu Daud menceritakan kepada kami, menceritakan Isa bin Syadzdzan kepada kami, Muhammad bin Mahbub Al Bannani menceritakan kepada kami, Muhammad bin Dinar Ath Thahi menceritakan kepada kami, dari Yunus, dari Al Hasan, dari Abi Bakrah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tatkala menampakkan diri kepada sesuatu di antara makhluk-Nya, maka sesuatu itu tunduk kepada-Nya." Diperkuat oleh Nuh bin Qais dari Yunus bin Ubaid. Sunan Daruquthni 1777: Abu Sa'id Al Asthakhri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Naufal menceritakan kepada kami, Ubaid bin Ya'isy menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami. dari Amr bin Syamir, dari Jabir, dari Muhammad bin Ali, dia berkata, "Sesungguhnya orang yang mendapatkan petunjuk di antara kita memiliki dua tanda yang keduanya belum ada sejak penciptaan langit dan bumi: terjadi gerhana bulan pada malam pertama bulan Ramadhan dan terjadi gerhana matahari pada pertengahan bulan tersebut dan keduanya belum ada sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Sunan Daruquthni 1778: Ibnu Abu Daud menceritakan kepada kami, Ahmad bin Shalih dan Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Al Harits, bahwa Abdurrahman bin Al Qasim telah berserita kepadanya, dari bapaknya, dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah yang keduanya tidak akan terjadi gerhana karena kematian seseorang dan juga tidak hidupnya, tetapi keduanya adalah tanda di antara tanda-tanda Allah. Jika kalian melihatnya, maka shalatlah."