3. Shalat
Sunan Daruquthni 872: Dibacakan kepada Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Daud bin Rusyaid menyampaikan kepada kalian, Al Walid menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, dari Qurrah, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan hamdalah adalah terputus. Qurrah meriwayatkannya sendirian dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah. Yang lainnya menganggap mursal, yaitu dari Az-Zuhri dari Nabi SAW. Qurrah tidak kuat dalam meriwayatkan hadits. Diriwayatkan juga oleh Shadaqah dari Muhammad bin Sa'id, dari Az-Zuhri, dari Abdurrahman bin Ka'b bin Malik, dari ayahnya, dari Nabi SAW, namun haditsnya tidak shahih. Shadaqah dan Muhammad bin Sa'id lemah. Riwayat yang mursal adalah yang benar.
Sunan Daruquthni 873: Abu Thalib Al Hafizh Ahmad bin Nashr menceritakan kepada kami, Hilal bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Amr bin Utsman menceritakan kepada kami, Musa bin A'yan mengabarkan kepada kami, dari Al Auza'i, dari Qurrah bin Abdurrahman, dari AzZuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan menyebut (nama) Allah adalah terputus"
Sunan Daruquthni 874: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami, Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, Nuh bin Qais mengabarkan kepada kami, dari saudaranya, yakni Khalid bin Qais, dari Qatadah, dari Anas, ia menuturkan, "Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Berapa shalat yang diwajibkan Allah kepada para hamba-Nya?' Beliau menjawab, 'Lima shalat.'' Ia bertanya lagi, 'Adakah yang lainnya sebelumnya atau sesudahnya?' Beliau menjawab, 'Allah mewajibkan kepada para hamba-Nya shalat yang lima (saja).' Lalu laki-laki itu bersumpah pada Allah, bahwa ia tidak akan menambahinya dan tidak akan menguranginya, maka Rasulullah SAW bersabda, 'Bila ia benar, ia akan masuk surga',"
Sunan Daruquthni 875: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad mengabarkan kepada kami. Dan Muhammad bin Ja'far bin Rumais menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Malik Ad-Daqiqi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, ia menyandarkannya kepada Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila anak-anak kalian telah mecapai (usia) tujuh tahun, maka pisahkanlah tempat tidur mereka, dan bila telah mancapai sepuluh tahun, maka pukullah mereka (bila meninggalkan) shalat."
Sunan Daruquthni 876: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur Zaj mengabarkan kepada kami, Abu An-Nadhr bin Syumail mengabarkan kepada kami, Abu Hamzah Ash-Shairafi, yakni Sawwar bin Daud memberitahukan kepada kami, Amr bin Syu'aib mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Suruhlah anak-anak kalian melaksanakan shalat ketika telah berusia tujuh (tahun), dan pukullah mereka (bila meninggalkan)nya bila telah berusia sepuluh (tahun), serta pisahkanlah tempat tidur mereka. Dan bila seseorang di antara kalian menikahkan budak laki-lakinya dengan budak perempuannya atau pelayannya, maka hendaklah budak perempuannya tidak melihat sesuatu pun dari auratnya (yakni aurat tuannya), sesungguhnya apa yang di bawah pusat hingga lututnya adalah aurat'."
Sunan Daruquthni 877: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Buhlul menceritakan kepada kami, Muhammad bin Habib Asy-Syailamani mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Bakar mengabarkan kepada kami, Sawwar Abu Hamzah mengabarkan kepada kami, dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Suruhlah anakanak kalian mengerjakan shalat ketika (telah berusia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila meninggalkan)nya ketika (telah berusia) sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka. Dan bila seseorang di antara kalian menikahkan budak laki-lakinya atau pelayannya, maka hendaklah mereka tidak melihat apa yang ada di antara lututnya dan pusarnya, sesungguhnya apa yang ada di antarapusar dan lututnya termasuk auratnya'."
Sunan Daruquthni 878: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Musa bin Isma'il Al Jabbuli AdhDharrab, temannya Yahya bin Ma'in, mengabarkan kepada kami, An-Nadhr bin Manshur Al Fazari mengabarkan kepada kami, Abu Al Janub mengabarkan kepada kami, —Musa mengatakan: Namanya adalah Uqbah bin Alqamah—, ia mengatakan: Aku mendengar Ali RA berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Lutut termasuk aurat'," Abu Al Janub lemah.
Sunan Daruquthni 879: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Buhlul menceritakan kepada kami, kakekku mengabarkan kepada kami, ayahku mengabarkan kepada kami, dari Sa'id bin Rasyid, dari Abbad bin Katsir, dari Zaid bin Aslam, dari ' Atha' bin Yasar, dari Abu Ayyub, ia berkata, "Aku mendengar Nabi SAW bersabda, 'Apa yang di atas lutut adalah termasuk aurat, dan apa yang di bawah pusar termasuk aurat.
Sunan Daruquthni 880: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Sahl mengabarkan kepada kami, Daud bin Al Muhabbar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, dari Tsumamah, dari Anas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Suruhlah mereka (yakni anak-anak) untuk mengerjakan shalat (ketika telah berusia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila meninggalkan)nya (ketika telah berusia) tiga belas tahun'."
Sunan Daruquthni 881: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Hanbal bin Ishaq menceritakan kepada kami, Affan mengabarkan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, Sa'id bin Katsir bin Ubaid menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, bahwa ia mendengar Abu Hurairah mengatakan, "Rasululiah SAW bersabda, 'Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Kemudian (setelah itu) darah dan harta mereka diharamkan dan perhitungan mereka terserah kepada Allah 'Azza wa Jalla.‟ Demikian juga yang diriwayatkan oleh Abu Ja'far Ar-Razi dari Yunus, dari Al Hasan, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW. Demikian juga yang dikemukakan oleh Imran Al Qaththan, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Anas, dari Abu Bakar, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 882: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub mengabarkan kepadaku, dari Humaid, dari Anas, ia berkata, "Rasululiah SAW bersabda, 'Aku diperintahkan untuk memerangi kaum musyrikin sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Bila mereka telah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, melaksanakan shalat kita, menghadap ke arah kiblat kita dan memakan sembelihan kita, maka harta dan darah mereka diharamkan atas kita kecuali dengan haknya, dan bagi mereka adalah apa yang merupakan hak orang muslim dan atas mereka adalah apa yang dibebankan (kewajiban) atas orang muslim.
Sunan Daruquthni 883: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan mengabarkan kepada kami, Ya'mar bin Bisyr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil memberitahukan kepada kami, dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 884: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yusuf As-Sulami menceritakan kepada kami, Nu'aim bin Hammad menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami, dari Humaid, dari Anas, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 885: Ibrahim bin Ahmad Al Qarmisini mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Abdul Wahid Al Absi menceritakan kepada kami, kakekku, yakni Al Haitsam bin Marwan menceritakan kepadaku, Muhammad bin Isa bin Sumai' menceritakan kepada kami, dari Humaid, dari Anas, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 886: Ibnu Khallad menceritakan kepada kami, Al Ma'mari mengabarkan kepada kami, Hisyam bin Ammar mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Isa bin Sumai' menceritakan kepada kami, dengan isnadnya, seperti itu.
Sunan Daruquthni 887: Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hasyim menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad bin Ar'arah Abu Ishaq menceritakan kepada kami, Harami bin Umarah menceritakan kepadaku, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Waqid bin Muhammad, dari ayahnya, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Bila mereka telah melakukan itu, maka darah dan harta mereka terpelihara dari (pemerangan)ku kecuali dengan hak Islam, dan perhitungan mereka terserah kepada Allah 'Azza wa Jalla."
Sunan Daruquthni 888: Ahmad bin Yusuf bin Khallad menceritakan kepada kami, Al Ma'muri mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Ar'arah menceritakan kepada kami, dengan isnadnya, seperti itu.
Sunan Daruquthni 889: Ibnu Khallad menceritakan kepada kami, Al Ma'muri mengabarkan kepada kami, Manshur bin Abu Muzahim mengabarkan kepada kami, Abdul Hamid bin Bahran menceritakan kepada kami, Syahr bin Hausyab menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ghanm, dari Hadits Mu'adz bin Jabal: Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat dan bersyahadat." Sama seperti itu.
Sunan Daruquthni 890: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abu Humaid Al Mishshishi menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad, Abu Umayyah, Muhammad bin Ishaq dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Rauh menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij {h} Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, AsySyafi'i menceritakan kepada kami, Muslim bin Khalid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah mengabarkan kepadaku, bahwa Abdullah bin Muhairiz mengabarkan kepadanya, dulunya ia adalah anak yatim yang dipelihara oleh Abu Mahdzurah ketika diberangkatkan ke Syam, ia menuturkan, "Aku katakan kepada Abu Mahdzurah, 'Wahai paman, aku akan berangkat ke Syam, namun aku khawatir ditanya tentang adzanmu, maka beritahulah aku.' Abu Mahdzurah bertutur, 'Baiklah. Aku berangkat bersama sejumlah orang, ketika kami sedang di perjalanan Hunain, Rasulullah SAW menutup dari arah Hunain, lalu kami berjumpa dengan Rasulullah SAW di jalan, kemudian seorang penyeru Rasulullah SAW menyerukan shalat, kami mendengar suara penyeru, saat itu kami tengah istirahat, maka kami berteriak mengejek dan mengolok-oloknya, Nabi SAW mendengarnya, lalu beliau mengutus utusan kepada kami untuk menghadapkan kami kepada beliau, lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa di antara kalian yang tadi aku dengar suaranya meninggi? Semua orang menunjuk ke arahku dan membenarkan itu, lalu beliau melepaskan mereka dan menahanku, lalu beliau bersabda, 'Berdirilah, dan serukanlah shalat? Maka aku pun berdiri, saat itu tidak ada yang lebih aku benci daripada apa yang Nabi SAW perintahkan kepadaku, lalu aku berdiri di hadapan Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW membacakan sendiri adzan kepadaku (untuk aku tirukan), beliau mengatakan, 'Ucapkanlah: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Allaahu akbar, Allahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah.' Kemudian beliau mengatakan, 'Ulangilah dan panjangkan suaramu.‟ Lalu beliau mengatakan kepadaku, „Ucapkanlah: Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alal falaah. Hayya 'alal falaah. Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah.' Setelah aku mengumandangkan adzan, beliau memanggilku, lalu memberiku bungkusan yang di dalamnya terdapat sedikit perak, kemudian beliau meletakkannya di tangannya di ubun-ubun Abu Mahdzurah, lalu beliau mengusapkan pada wajahnya, lalu pada dadanya, lalu pada ulu hatinya, hingga tangannya sampai pada pusar Abu Mahdzurah, kemudian Rasulullah SAW bersabda, 'Semoga Allah memberkahimu, semoga Allah memberikan berkah kepadamu.' Lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku mengumandangkan adzan di Makkah.' Beliau pun bersabda, ―Aku telah memerintahkan itu padamu.' Maka sirnalah segala kebencian terhadap Rasulullah SAW, dan semua itu berubah menjadi kecintaan terhadap Nabi SAW. Lalu aku mendatangi Attab bin Asid, petugas Rasulullah SAW, lalu aku mengumandangkan seruan shalat atas perintah Rasulullah SAW." Ibnu Juraij mengatakan, "Orang yang aku jumpai dari keluarga Abu Mahdzurah juga mengabarkan kepadaku seperti yang dikabarkan kepadaku oleh Ibnu Muhairiz." Ini adalah hadits dan lafazh dari Ar-Rabi'.
Sunan Daruquthni 891: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, ia mengatakan, "Aku berjumpa dengan Ibrahim bin Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah, ia mengumandangkan adzan sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Muhairiz, dan aku mendengarnya menyampaikan dari ayahnya, dari Ibnu Muhairiz, dari Abu Mahdzurah, dari Nabi SAW, dengan penuturan yang semakna dengan apa yang dituturkan oleh Ibnu Juraij. Dan aku mendengarnya mengumandangkan iqamah, ia mengucapkan, 'Allaahu akbar, Allaahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya a'alash shalaah. Hayya a'alal falaah. Qad qaamatish shalaah. Qad qaamatish shalaah. Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illaallaah.' Aku menduganya menuturkan iqamah sebagai khabar sebagaimana menuturkan adzan."
Sunan Daruquthni 892: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abu Humaid Al Mishshishi mengabarkan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Utsman bin As-Saib mengabarkan kepadaku, ayahku dan Ummu Abdil Malik bin Abu Mahdzurah mengabarkan kepadaku, dari Abu Mahdzurah, ia menuturkan, "Ketika Rasulullah SAW keluar menuju Hunain, aku pun keluar bersama sepuluh orang warga Makkah ontuk mencari mereka. Lalu kami mendengar mereka menyerukan seruan shalat, lalu kami pun berseru mengolok-olok mereka, maka Nabi SAW bersabda, „Aku mendengar di antara mereka ada seseorang yang menyerukan adzan dengan suara bagus.' Lalu beliau mengirim utusan kepada kami, lalu masing-masing kami satu per satu menyerukan adzan, aku sendiri yang terakhir, tatkala beliau mendengarku mengumandangkan adzan, beliau berkata, 'Kemarilah.‘ Beliau menyuruhku duduk di hadapannya, lalu mengusap ubun-ubunku dan memberkahiku tiga kali, lalu bersabda, 'Pergilah, dan serukanlah adzan di Ka'bah.” Aku bertanya, 'Bagaimana itu wahai Rasulullah?' Lalu beliau mengajariku adzan sebagaimana yang sekarang biasa dikumandangkan (yaitu): Allaahu akbar, Allaahu akbar. Allaahu akbar, Allahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alal falaah. Hayya 'alal falaah. Ash-Shalaatu khairum minan nauum. Ash-Shalaatu khairum minan nauum. - pada adzan Subuh-Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah.' Lalu beliau mengajariku iqamah dua kali: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya a'alash shalaah. Hayya a'alal falaah. Qad qaamatish shalaah. Qad qaamatish shalaah. Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illaallaah." Ibnu Juraij mengatakan, "Semua berita ini dikabarkan kepadaku oleh Utsman, dari ayahnya dan dari Ummu Abdil malik bin Abu Mahdzurah, bahwa keduanya mendengar itu dari Abu Mahdzurah."
Sunan Daruquthni 893: Abu Bakar An-Naisaburi mengabarkan kepada kami, Abu Al Azhar mengabarkan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Utsman bin As-Saib maula mereka menceritakan kepada kami, dari ayahnya, yakni As-Saib dan dari Ummu Abdil Malik bin Abu Mahdzurah, bahwa keduanya mendengarnya dari Abu Mahdzurah, keduanya mengatakan: Abu Mahdzurah menuturkan, "Aku berangkat bersama sepuluh pemuda bersama Nabi SAW menuju Hunain, saat itu beliau adalah orang yang paling kami benci. Lalu kami mengumandangkan adzan untuk mengolok-olok mereka, maka Nabi SAW bersabda, 'Hadapkanlah para pemuda itu kepadaku.‟ Lalu beliau memerintahkan, 'Kumandangkanlah adzan.‟ Lalu mereka pun adzan, dan aku yang paling terakhir, lalu Nabi SAW bersabda, 'Benar. Inilah yang tadi aku dengar suaranya. Pergilah engkau dan kumandangkan adzan kepada penduduk Makkah, dan katakanlah kepada Attab bin Asid, 'Rasulullah SAW memerintahkanku untuk mengumandangkan adzan kepada penduduk Makkah.' Lalu beliau mengusap ubun-ubunku dan berkata, 'Ucapkanlah: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Allaahu akbar, Allahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah, dua kali, kemudian ulangilah dan bersyahadatlah: (Asyhadu) allaa ilaaha illaallaah, dua kali. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah, dua kali. Hayya 'alash Shalaah. dua kali, Hayya 'alal falaah, dua kali. Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah. Dan bila engkau mengumandangkan adzan Subuh, maka ucapkanlah: Ash-Shalaatu khairum minan nauum, dua kali. Dan bila engaku membacakan iqamah maka ucapkanlah itu dua kali: Qad qaamatish shalaah. Qad qaamatish shalaah. Apakah kau telah mendengarkan?‘ Sementara itu Abu Mahdzurah tidak menggerakkan ubun-ubunnya (kepalanya) dan tidak pula menggesernya, karena Rasulullah SAW tengah mengusapnya. "
Sunan Daruquthni 894: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Hanbal bin Ishaq mengabarkan kepada kami {h} Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim dan Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Bisyr bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Al Humaidi mengabarkan kepada kami, Abu Isma'il Ibrahim bin Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Aku mendengar kakekku, yakni Abdul Malik bin Abu Mahdzurah menyampaikan dari ayahnya, yakni Abu Mahdzurah: Bahwa Nabi SAW membacakan kepadanya adzan ini: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Allaahu akbar, Allahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alal falaah. Hayya 'alal falaah. Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah.
Sunan Daruquthni 895: Utsman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Hanbal bin Ishaq menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar Asy-Syafi'i dan Muhammad bin Ahmad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Bisyr bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Al Humaidi menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Abdurrahman bin Sa'd bin Ammar bin Sa'd bin A'id Al Qarazh menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Ammar, Ammar dan Ummar keduanya putra Hafsh bin Umar bin Sa'd, dari Umar bin Sa'd, dari ayahnya Sa'd Al Qarazh, bahwa ia mendengarnya mengatakan, "Sesungguhnya adzan ini adalah adzan Bilal yang diperintahkan Rasulullah SAW kepadanya, dan juga iqamahnya, yaitu: Allaahu akbar, Allahu akbar. Allaahu akbar, Allahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha Ulaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Kemudian mengulangi mengucapkan: Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alal falaah. Hayya 'alal falaah. Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah. Sedangkan iqamahnya adalah satu kali-satu kali, dan ia mengucapkan: Qad qaamatish shalaah, satu kali." Sa'd bin A'id mengatakan, "Lalu Rasulullah SAW berkata kepadaku, ‗Wahai Sa'd, bila engkau tidak melihat Bilal bersamaku, maka adzanlah engkau.' Lalu Rasulullah SAW mengusap kepalanya dan mengucapkan, 'Semoga Allah memberkahimu wahai Sa'd. Bila engkau tidak melihat Bilal bersamaku, maka adzanlah engkau.'' Lalu Sa'd pun adzan untuk Rasulullah SAW di Quba sebanyak tiga kali Ia mengisahkan, "Ketika Bilal meminta izin kepada Umar bin Khaththab RA untuk pergi jihad fi sabilillah, Umar bertanya, 'Kepada siapa aku serahkan (tugas) adzan wahai Bilal?' Ia menjawab, 'Kepada Sa'd. Ia pernah adzan untuk Rasulullah SAW di Quba.' Lalu Umar memanggil Sa'd, kemudian berkata, 'Kepadamu dan kepada penggantimu.' Kemudian Umar menyerahkan tongkat yang biasa digunakan Bilal untuk Nabi SAW, lalu Umar berkata, 'Berjalanlah engkau di depanku dengan membawanya, sebagaimana Bilal berjalan membawanya di depan Rasulullah SAW hingga menancapkannya di tempat shalat.' Maka ia pun melakukannya."
Sunan Daruquthni 896: Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim dan Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Bisyr bin Musa mengabarkan kepada kami, Al Humaidi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Aku mengetahui kakekku, ayahku dan keluargaku beriqamah, mereka mengucapkan, "Allaahu akbar, Allaahu akbar. Ashyadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna ntuhammadar rasuulullaah. Hayya 'alash shalaah. Hayya 'alal falaah. Qad qaamatish shalaah. Qad qaamatish shalaah. Alaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah"
Sunan Daruquthni 897: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Abu Yahya Ja'far bin Muhammad bin Al Hasan Ar-Razi menceritakan kepada kami, Yazid bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Ibrahim bin Abu Mahdzurah, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa Nabi SAW memanggil Abu Mahdzurah, lalu mengajarinya adzan dan memerintahkannya agar adzan di mihrab-mihrab Makkah: Alaahu akbar, Allaahu akbar, dua kali, dan memerintahkan iqamah satu kali-satu kali."
Sunan Daruquthni 898: Abu Muhammad Da'laj bin Ahmad bin Da'laj menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ayyub Ar-Razi menceritakan kepada kami, Abu Al Walid mengabarkan kepadaku {h} Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Al Mutsanna memberitahukan kepada kami, Abu Al Walid menceritakan kepada kami, Hammad menceritakan kepada kami, Amir Al Ahwal menceritakan kepada kami, dari Makhul, bahwa Ibnu Muhairiz mengabarkan kepadanya, bahwa Abu Mahdzurah mengabarkan kepadanya: Bahwa Nabi SAW mengajarinya adzan sembilan belas kalimat dan iqamah tujuh belas kalimat. (Kalimat-kalimat) adzan: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Allaahu akbar, Allahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu allaa ilaaha illaallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alash Shalaah. Hayya 'alal falaah. Hayya 'alal falaah. Allaahu akbar Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah. Iqamahnya juga demikian, hanya saja diucapkan dua kali-dua kali, tidak diulangi dari bagian tersebut.'"
Sunan Daruquthni 899: Ahmad bin Al Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Abbad bin Al Walid Abu Badr menceritakan kepada kami, Al Himmani menceritakan kepadaku, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Rufai' menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Abu Mahdzurah menuturkan, "Ketika masih kecil, aku bersuara bagus, lalu aku mengumandangkan adzan Subuh di hadapan Rasulullah SAW ketika perang Hunain. Tatkala sampai pada (ucapan): Hayya 'alash shalaah, Hayya 'alal falaah, Rasulullah SAW bersabda, 'Tambahkan padanya: AshShalaatu khairum minan naum'."
Sunan Daruquthni 900: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Malik bin Zanjawaih menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitahukan kepada kami, Nafi' mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Umar, ia menuturkan, "Ketika kaum muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul menantikan shalat, saat itu tidak ada seruan untuk shalat, lalu pada suatu hari mereka membicarakan tentang hal itu, sebagian mereka berkata, 'Gunakanlah lonceng seperti lonceng kaum nashrani.' Yang lainnya berkata, '(Gunakan) terompet seperti terompetnya kaum yahudi.' Umar RA berkata, 'Tidakkah sebaiknya kalian mengirim beberapa orang untuk menyerukan shalat?' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Bilal, berdirilah dan kumandangkanlah adzan'."
Sunan Daruquthni 901: Abu Amr Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Ali bin Ibrahim Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Abu Manshur, yakni Al Harits bin Manshur menceritakan kepada kami, Umar bin Qais menceritakan kepada kami, dari Abdul Malik bin Abu Mahdzurah, dari ayahnya, bahwa Nabi SAW berkata kepadanya, Wahai Abu Mahdzurah, dua kalikanlah pengucapan seruan (yakni adzan) pada setiap shalat, dan ucapkanlah (yakni tambahkanlah) pada (seruan) pertama untuk shalat Subuh: Ash-Shalaatu khairum minan nauum.
Sunan Daruquthni 902: Abu Hasyim Abdul Ghafir bin Salamah Al Himshi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Auf Al Himshi mengabarkan kepada kami, Musa bin Daud menceritakan kepada kami, dari Hammam, dari Amir Al Ahwal, bahwa Makhul menyampaikan kepadanya, bahwa Ibnu Muhairiz menyampaikan kepadanya, bahwa Abu Mahdzurah menyampaikan kepadanya, ia menuturkan, "Rasulullah SAW mengajari adzan sembilan belas kalimat setelah penaklukan Makkah, dan iqamah tujuh belas kalimat."
Sunan Daruquthni 903: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah muadzdzinnya Nabi SAW menceritakan kepada kami, Abdul Malik bin Abu Mahdzurah menceritakan kepadaku, bahwa ia mendengar Abu Mahdzurah menyampaikan: "Bahwa Nabi SAW memerintahkannya agar menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah."
Sunan Daruquthni 904: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Sa'id At-Tubba'i menceritakan kepada kami, Al Qasim bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Amr bin Syimr menceritakan kepada kami, Imran bin Muslim menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Suwaid bin Ghafalah mengatakan, "Aku mendengar Ali RA mengatakan, 'Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mentartilkan (memperlahan ucapan) adzan dan mempercepat iqamah'."
Sunan Daruquthni 905: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Marhum bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Az-Zubair muadzdzin Baitul Maqdis, ia menuturkan, "Umar bin Khaththab datang kepada kami lalu berkata, 'Apabila engkau adzan maka lantunkanlah (perlahanlah), dan bila engkau iqamah maka percepatlah'." Diriwayatkan juga oleh Ats-Tsauri dan Syu'bah dari Marhum.
Sunan Daruquthni 906: Ali bin Muhammad Al Mishri menceritakan kepada kami, Miqdam bin Daud mengabarkan kepada kami, Ali bin Ma'bad menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Yahya Al Ka'bi menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari 'Atha‘ dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah mempunyai muadzdzin yang memekik merdu, lalu Rasulullah SAW bersabda, ''Adzan adalah (seruan) yang toleran dan mudah, jika adzanmu mudah dan toleran (maka lakukanlah), jika tidak, maka janganlah engkau adzan'."
Sunan Daruquthni 907: Ali bin Al Fadhl bin Thahir Al Balkhi menceritakan kepada kami, Abdush Shamad bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, Khalid bin Abdurrahman bin Khalid bin Salamah Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Kamil bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Abu Mahdzurah diperintahkan agar menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah, serta memutar ketika iqamah."
Sunan Daruquthni 908: Abu Bakar bin Mujahid Al Muqri‘ menceritakan kepada kami, Abu Bakar Muhammad bin Abdullah Az-Zuhairi menceritakan kepada kami, Sa'id bin Al Mughirah menceritakan kepada kami {h} Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq, Ahmad bin Muhammad bin Ziyad dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Abdul Karim bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Sa'id bin Al Mughirah Ash-Shayyad menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Adzan pada masa Rasulullah SAW dua kali-dua kali, dan iqamah satu kali-satu kali."
Sunan Daruquthni 909: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Abu Ja'far, ia mengatakan: Aku mendengar Abu Al Mutsanna menyampaikan dari Ibnu Umar, ia berkata, "Adzan pada masa Rasulullah SAW dua kali-dua kali dan iqamah satu kali, hanya saja ketika muadzdzin mengucap: Qad qaamatish shalaah, ia mengucapkan: Qad qaamatish shalaah, dua kali.
Sunan Daruquthni 910: Abu Umar Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Sulaiman bin harb menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Simak bin Athiyyah, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, ia mengatakan, "Umar diperintahkan agar menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah, kecuali iqamah (yakni ucapan: Qad qaamatish shalaah)."
Sunan Daruquthni 911: Abu Umar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, ia mengatakan, "Bilal mengucapkan (kalimat) adzan dua kali-dua kali, dan mengganjilkan (kalimat) iqamah, kecuali pada ucapan: Qadqaamatish shalaah.
Sunan Daruquthni 912: Ahmad bin Abdullah Al Wakil menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Khalid, dari Abu Qilabah, dari Anas, ia mengatakan, "Bilal diperintahkan agar menggenapkan adzan dan menganjilkan iqamah."
Sunan Daruquthni 913: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Syu'aib menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas: "Bahwa nabi SAW memerintahkan Bilal agar menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah."
Sunan Daruquthni 914: Al Hasan bin Ibrahim bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Yahya bin Ma'in menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, seperti itu.
Sunan Daruquthni 915: Abdul Baqi bin Qani' menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hammad bin Sufyan menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Hammad bin Kusaib Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dari Khalid Al Hadzdza', dari Abu Qilabah, dari Anas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW memerintahkan Bilal untuk menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah."
Sunan Daruquthni 916: Abu Umar Al Qadhi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ma'mar menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, ia mengatakan, "Bilal mendua kalikan (ucapan) adzan dan mengganjilkan (ucapan) iqamah, kecuali (kalimat): Qad qaamatish shalaah."
Sunan Daruquthni 917: Umar bin Ahmad bin Ali Al Marwazi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al-Laits Al Ghazzali menceritakan kepada kami, Abdan menceritakan kepada kami, Kharijah menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW memerintah Bilal agar menggenapkan adzan dan mengganjilkan iqamah."
Sunan Daruquthni 918: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu wahb menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepadaku, dari Ubaidullah bin Abu Ja'far, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa adzan selama dua belas tahun, maka wajiblah surga baginya, dan dituliskan baginya dengan setiap adzan sebanyak enam puluh kebaikan, dan dengan setiap iqamah tiga puluh kebaikan.'
Sunan Daruquthni 919: Abu Thalib Al Katib Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Al Jahm menceritakan kepada kami, Ali bin Daud Al Qanthari menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub menceritakan kepadaku, dari Ibnu Juraij, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa adzan selama dua belas tahun, maka wajiblah surga baginya, dan dituliskan baginya dengan setiap adzannya sebanyak enam puluh kebaikan, dan dengan iqamahnya tiga puluh kebaikan."
Sunan Daruquthni 920: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Hatim Ar-Razi menceritakan kepada kami, Umar bin Ali bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa'dan bin Abdullah bin Hayyan menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Ubaid, dari Salamah bin Al Akwa', ia mengatakan, "Adzan pada masa Rasulullah SAW dua kalidua kali, dan iqamah satu kali(-satu kali)."
Sunan Daruquthni 921: Abu Umar Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ibnu Al Junaid menceritakan kepada kami, Abu Ashim mengabaikan kepada kami, dari Yazid bin Abu Ubaid, dari Salamah bin Al Akwa': "Bahwasanya apabila ia mendapati shalat bersama orang-orang, maka ia adzan dan iqamah dengan mengulangi (kalimat) iqamah dua kali." Mauquf.
Sunan Daruquthni 922: Al Qasim bin Isma'il Abu Ubaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Harits bin Shalih Al Makhzumi mengabarkan kepada kami di Madinah, Yahya bin Khalid menceritakan kepada kami, dari Umar bin Hafsh, dari Utsman bin Abdurrahman, dari Muhammad bin Ali, dari ayahnya, dari Ali RA, ia mengatakan, "Jibril AS datang membawakan iqamah satu kali(-satu kali), dan Rasulullah SAW menetapkan adzan dua kali-dua kali."
Sunan Daruquthni 923: Ahmad bin Abdullah bin Muhammad An-Nahhas menceritakan kepada kami, Umar bin Syabbah menceritakan kepada kami, Ma'mar bin Muhammad bin Ubaidullah bin Abu Rafi' menceritakan kepada kami, ayahku, yakni Muhammad, menyampaikannya kepadaku, dari ayahnya, yakni Ubaidullah, dari Abu Rafi', ia menuturkan, "Aku melihat Rasulullah SAW dan aku melihat Bilal adzan di hadapan Rasulullah SAW dua kali-dua kali, dan iqamah satu kali-satu kali."
Sunan Daruquthni 924: Muhammad bin Ibrahim bin Nairuz menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ya'qub menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Ibnu Ishaq, Muhammad bin Ibrahim menceritakan kepadaku, dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abd Rabbih, ayahku menceritakan kepadaku, ia menuturkan, "Ketika Rasulullah SAW memerintahkan menggunakan lonceng, seorang laki-laki mengitariku ketika aku tidur (yakni dalam mimpi), lalu ia mengajarkan kepadaku" selanjutnya disebutkan adzan dua kali-dua kali dan iqamah satu kali-satu kali. "Pagi harinya, aku datang kepada Rasulullah SAW dan aku beritahukan kepada beliau tentang apa yang aku lihat (dalam mimpiku), maka beliau pun bersabda, 'Sesungguhnya itu mimpi yang benar Insya Allah. Berdirilah bersama Bilal, dan ajarkan kepadanya apa yang engkau lihat, karena sesungguhnya suaranya lebih kencang daripadamu.' Lalu Umar mendengar itu, maka ia pun berkata, 'Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran. Sungguh aku telah melihat (yakni mimpi) seperti yang kini aku lihat.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Segala puji bagi Allah''."
Sunan Daruquthni 925: Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, Abdullah bin Sa'id Abu Sa'id Al Asyajj menceritakan kepada kami, Uqbah bin Khalid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Laila, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Abdullah bin Zaid, ia mengatakan, "Adzan Rasulullah SAW adalah genap-genap, pada adzan dan iqamah." Ibnu Abi Laila adalah Al Qadhi Muhammad bin Abdurrahman, ia lemah dalam meriwayatkan hadits dan hafalannya buruk. Mendengarnya Ibnu Abi Laila dari Abdullah bin Zaid tidak valid. Al A'masy dan Al Mas'udi mengatakan, dari Amr bin Murrah, dari Ibnu Abi Laila, dari Mu'adz bin Jabal, (ini juga) tidak valid. Yang benar adalah yang diriwayatkan oleh Ats-Tsauri dan Syu'bah dari Amr bin Murrah dan Husain bin Abdurrahman, dari Ibnu Abi Laila secara mursal. Hadits Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim, dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid, dari ayahnya, adalah hadits muttashil, berbeda dengan hadits yang diriwayatkan oleh para perawi Kufah.
Sunan Daruquthni 926: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Yunus menceritakan kepada kami, Al Aswad bin Amir menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dari Amr bin Murrah, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Mu'adz bin Jabal, ia menuturkan, "Seorang laki-laki, Anshar berdiri, yakni Abdullah bin Zaid, kepada Nabi SAW, lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, aku bermimpi, seakan-akan ada seorang laki-laki turun dari langit dengan mengenakan dua baju hijau, ia turun di tengah sebuah kebun Madinah, lalu adzan dua kali-dua kali, kemudian duduk, lalu berdiri, kemudian berkata, 'Dua kali-dua kali'." Abu Bakar bin Ayyasy menyebutkan (dalam redaksinya): "seperti adzan kita sekarang. Lalu beliau bersabda, 'Ajarkanlah kepada Bilal.'' Lalu Umar RA berkata, 'Aku juga bermimpi seperti mimpinya, hanya saja ia lebih dahulu menyampaikannya."
Sunan Daruquthni 927: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad Al Atiq menceritakan kepada kami dari aslinya, Ibrahim bin Dinar menceritakan kepada kami, Ziyad bin Abdullah Al Bakka'i menceritakan kepada kami, Idris bin Yazid Al Audi menceritakan kepada kami, dari Aun bin Abu Juhaifah, dari ayahnya: "Bahwa Bilal adzan untuk Rasulullah SAW di Mina dengan dua suara-dua suara, dan iqamah juga seperti itu.".
Sunan Daruquthni 928: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Abu Aun Muhammad bin Amr bin Aun Al Wasithi dan Muhammad bin Isa Al Washiti menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Zakariyya bin Yahya mengabarkan kepada kami, Ziyad bihn Abdullah Ath-Thufail menceritakan kepada kami, dari Idris Al Audi, dari Aun bin Abu Juhaifah, dari ayahnya: "Bahwa Bilal pernah adzan untuk Nabi SAW dua kali-dua kali dan iqamah dua kali-dua kali." Abu Aun menyebutkan (dalam redaksinya): "dua suaradua suara, dan iqamah juga seperti itu."
Sunan Daruquthni 929: Abu Umar Al Qadhi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar mengabarkan kepada kami, dari Hammad, dari Ibrahim, dari Al Aswad: "Bahwa Bilal mendua kalikan (kalimat) adzan dan mendua kalikan (kalimat) iqamah. Ia memulai dengan takbir dan mengakhiri dengan takbir."
Sunan Daruquthni 930: Muhammad bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ishaq menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ats-Tsauri memberitahukan kepada kami, dari Abu Ma'syar, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Bilal, ia mengatakan, "Adzan dan iqamahnya dua kali-dua kali."
Sunan Daruquthni 931: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Ziyad bin Kulaib, dari Ibrahim, dari Bilal, seperti itu. Sufyan tidak mendengar dari Abu Al Hasan Ar-Ramadi.
Sunan Daruquthni 932: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Manshur menceritakan kepada kami, Abdussalam bin Harb mengabarkan kepadaku, dari Abu Umais, dari Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Zaid, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa ketika ia mimpi adzan, Nabi SAW memerintahkan Bilal, lalu ia pun adzan, lalu Abdullah bin Zaid mengumandangkan iqamah."
Sunan Daruquthni 933: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Utsman bin Karamah menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Ibnu Aun menceritakan kepada kami, dari Muhammad, dari Anas, ia mengatakan, "Adalah sunnah, apabila muadzdzin mengucapkan dalam adzan Subuh: 'Hayya 'alal falaah' untuk mengucapkan: 'Ash-shalaatu khairum minan naumm. Ash-Shalaatu khairum minan nauum' dua kali. 'Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah"."
Sunan Daruquthni 934: Ahmad bin Abdullah Al Wakil menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Ibnu Aun, dari Ibnu Sirin, dari Anas, ia mengatakan, "Tatswib, pada shalat Subuh adalah apabila muadzdzin mengucapkan: Hayya 'alal falaah. Hayya 'alal falaah, untuk mengucapkan: Ash-shalaatu khairum minan naumm. Ash-Shalaatu khairum minan nauum"
Sunan Daruquthni 935: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Al Umari, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Umar. Dan Waki' dari Sufyan, dari Muhammad bin Ajlan, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Umar, bahwa ia berkada kepada muadzdzinnya, "Bila telah sampai pada: Hayya 'alal falaah pada (adzan) Subuh, maka ucapkanlah: Ashshalaatu khairum minan naumm. Ash-Shalaatu khairum minan nauum."
Sunan Daruquthni 936: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abdullah bin Umar bin Aban menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Al Hasan Abu Mas'ud AzZajjaj menceritakan kepada kami, dari Abu Sa'd, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Bilal, ia mengatakan, "Rasulullah SAW memerintahkanku agar bertatswib pada (adzan) Subuh, dan bertatswib pada (adzan) isya."
Sunan Daruquthni 937: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Ali bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Muslim menceritakan kepada kami, Daud bin Abu Abdirrahman Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Malik bin Dinar menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Aku naik kepada Ibnu Abi Mahdzurah ke atas Masjidil haram setelah ia adzan, lalu aku katakan kepadanya, 'Beritahulah aku tentang adzan ayahmu untuk Rasulullah SAW.' Ia pun berkata, 'Ia memulai dengan takbir, lalu mengucapkan: Asyhadu alaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullah. Hayya 'alash shalaah. Hayya 'alal falaah, satu kali, kemudian mengulangi ucapan: Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullah, hingga akhir adzan: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah." Daud meriwayatkannya sendirian.
Sunan Daruquthni 938: Al Qadhi Al Mahamili menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Yazid menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Al Qasim bin Ja'far Al Kaukabi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Muhammad bin Manshur menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Mu'adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Amir Al Ahwal, dari Makhul, dari Abdullah bin Muhairiz, dari Abu Mahdzurah: "Bahwa Nabiyullah SAW mengajarinya adzan ini: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu allaa ilaaha illallaah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullah. Asyhadu anna muhammadar rasuulullah, kemudian mengulangi ucapan: Asyhadu allaa ilaaha illallaah dua kali, Asyhadu anna muhammadar rasuulullah dua kali, Hayya 'alash shalaah dua kali, Hayya 'alal falaah dua kali."
Sunan Daruquthni 939: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami {h} Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, keduanya mengatkan: Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Al Aswad, ia mengatakan, "Bagian akhir adzan Bilal adalah: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah"
Sunan Daruquthni 940: Abu Umar menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Al A'masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, bahwa Bilal mengatakan, "Bagian akhir adzan adalah: Laa ilaaha illallaah."
Sunan Daruquthni 941: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hassani mengabarkan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Bilal, ia mengatakan, "Bagian akhir adzan Bilal adalah: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah."
Sunan Daruquthni 942: Abu Umar menceritakan kepada kami, Ibnu Al Junaid menceritakan kepada kami, Al Aswad bin Amir menceritakan kepada kami, Zuhair mengabarkan kepada kami, dari Al A'masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Bilal, ia mengatakan, "Bagian akhir adzan adalah: Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah."
Sunan Daruquthni 943: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ghiyats menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah mengabarkan kepada kami, dari Ayyub, dari Nafi', dari Ibnu Umar: Bahwa Bilal adzan sebelum terbitnya fajar, lalu Nabi SAW memerintahkannya agar kembali lalu menyerukan, '"''Ketahuilah, bahwa orang-orang masih boleh tidur," tiga kali. Maka Bilal pun kembali lalu menyerukan, "Ketahuilah, bahwa orang-orang masih boleh tidur." Riwayat ini dimutaba‘ah oleh Zaid bin Zarbi dari Ayyub. Namun Zaid lemah.
Sunan Daruquthni 944: Ibnu Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Ayyub bin Manshur menceritakan kepada kami, Syu'aib bin Harb menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Rawwad mengabarkan kepada kami, dari Nafi', dari muadzdzdinnya Umar yang biasa dipanggil Masruh: "(Bahwa ia) adzan sebelum Subuh, lalu Umar memerintahkan, serupa itu."
Sunan Daruquthni 945: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Ayyub, ia mengatakan, "Bilal pernah sekali adzan pada malam hari." Ini mursal.
Sunan Daruquthni 946: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Bayan menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Yunus bin Ubaid menceritakan kepada kami, dari Humaid bin Hilal: "Bahwa pada suatu malam yang masih gelap Bilal adzan, lalu Rasulullah SAW memerintahkannya agar kembali ke tempatnya lalu menyerukan, 'Orang-orang masih boleh tidur.'' Maka Bilal pun kembali sambil mengatakan, 'Andai Bilal masih belum dilahirkan ibunya, dan masih basah dengan darah ketubannya'."
Sunan Daruquthni 947: Muhammad bin Nuh menceritakan kepada kami, Ma'maf bin Sahl menceritakan kepada kami, Amir bin Mudfik menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abu Rawwad menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar: "Bahwa Bilal adzan sebelum Subuh, maka Nabi SAW marah lalu menyuruhnya agar menyerukan, 'Orang-orang masih boleh tidur.' Maka Bilal pun merasa sangat sedih." Amir bin Mudrik mengira-ngira dalam riwayat ini. Yang benar adalah yang telah dikemukakan dari Syu'aib bin Harb, dari Abdul Aziz bin Abu Rawwad, dari Nafi', dari muadzdzdinnya Umar, dari Umar, ucapan tersebut.
Sunan Daruquthni 948: Al Abbas bin Abdussami' Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa'd Al Aufi menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Abu Yusuf Al Qadhi mengabarkan kepada kami, dari Sa'id bin Abu Arubah, dari Qatadah, dari Anas: "Bahwa Bilal adzan sebelum Subuh, lalu Rasulullah SAW memerintahkannya agar naik (ke bukit) lalu menyerukan, 'Orang-orang masih boleh tidur.'' Maka Bilal pun melakukannya, dan ia mengatakan, 'Andai Bilal masih belum dilahirkan ibunya dan dibasahi dengan darah ketubannya'." Abu Yusuf meriwayatkannya sendirian dari Sa'id bin Abu Arubah, sedangkan yang lainnya menyatakan mursal, dari Sa'id, dari Qatadah, dari Nabi SAW.
Sunan Daruquthni 949: Utsman bin Ahmad menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Sa'id menceritakan kepada kami, dari Qatadah: "Bahwa Bilal adzan" tanpa menyebutkan Anas. Riwayat yang mursal lebih shahih.
Sunan Daruquthni 950: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Utsman bin Hakim Al Audi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Qasim Al Asadi menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Shubaih menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Bilal adzan, lalu Nabi SAW menyuruhnya untuk mengulangi, lalu Bilal pun naik (ke bukit) sambil mengatakan, 'Andai Bilal baru dikeluarkan ibunya dan dibasahi dengan darah ketubannya.' Ia mengulang-ulanginya hingga naik (ke bukit), lalu ia menyerukan, 'Ketahuilah, bahwa orang-orang masih boleh tidur.' Kemudian ia adzan ketika fajar telah terbit." Muhammad bin Al Qasim Al Asadi sangat lemah.
Sunan Daruquthni 951: Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Hammad bin Khalid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abdullah, dari pamannya, yakni Abdullah bin Zaid, ia menuturkan, "Nabi SAW menginginkan beberapa hal yang tidak pernah dilakukan." Kemudian Abdullah bin Zaid mimpi adzan dalam tidurnya, kemudian ia mendatangi Nabi SAW dan memberitahukan hal itu, maka beliau bersabda, "Ajarkanlah kepada Bilal." Maka ia pun mengajarkannya kepada Bilal, lalu Bilal pun adzan. Abdullah berkata, "Aku yang bermimpi, dan aku menginginkannya." Maka beliau bersabda, "Kalau begitu, engkaulah yang iqamah."
Sunan Daruquthni 952: Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Umar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Abdullah bin Muhammad mengatakan, "Kakekku Abdullah bin Zaid (menceritakan) khabar ini, lalu kakekku yang iqamah." Abu Daud mengatakan, "Muhammad bin Amr Madani dan Ibnu Mahdi tidak menceritakan riwayat ini dari Al Bashri."
Sunan Daruquthni 953: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Khalil menceritakan kepada kami, Khalaf bin Tamim menceritakan kepada kami, Abu Bakar An-Nahsyali menceritakan kepada kami, dari Athiyyah bin Sa'd, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Ada dua hari dalam setahun yang kalian tidak boleh berpuasa padanya, dan ada dua waktu di siang hari yang kalian tidak boleh shalat padanya, karena sesungguhnya kaum nashrani dan kaum yahudi menantikannya, yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adhha, dan setelah shalat Subuh hingga terbitnya matahari dan setelah shalat Ashar hingga terbenamnya matahari'
Sunan Daruquthni 954: Yazid bin Al Hasan bin Yazid Al Bazzar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ziyad bin An'um, dari Abdullah bin Yazid, dari Abdullah bin Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada shalat setelah terbitnya fajar kecuali dua raka'at."
Sunan Daruquthni 955: Yazid menceritakan kepada kami, Muhammad menceritakan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, Aflah bin Humaid mengabarkan kepada kami, dari Al Qasim bin Muhammad, ia menuturkan, "Kami biasa mendatangi Aisyah sebelum shalat Subuh. Lalu pada suatu hari kami mendatanginya yang mana saat itu ia sedang shalat, kami pun bertanya kepadanya, 'Shalat apa ini?' Ia menjawab, 'Aku ketiduran pada sebagian malamku, maka aku tidak mau meninggalkannya'."
Sunan Daruquthni 956: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Asy-Sya'ir menceritakan kepada kami, Ali bin Hafsh menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitahukan kepada kami, dari Al Walid bin Al Aizar, ia mengatakan, "Aku mendengar Abu Amr Asy-Syaibani (mengatakan), "Pemilik rumah ini -seraya menunjuk rumah Abdullah bin Mas'ud, tanpa menyebutkan namanya— menceritakan kepada kami, ia berkata, 'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Shalat di awal waktunya. Aku tanyakan lagi, 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab, 'Jihad fi sabilillah.' Aku tanyakan lagi, 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab, 'Berbakti kepada kedua orang tua.' (Ibnu Mas'ud) mengatakan, 'Seandainya aku menambahkan (pertanyaan), tentu beliau menambahkan jawaban (untukku)'."
Sunan Daruquthni 957: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami dengan cara dibacakan kepadanya {h} Ahmad bin Yusuf bin Khallad menceritakan kepada kami, Al Husain bin Ali Al Ma'muri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Mutsanna bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, Ubaid Al Muktib mengabarkan kepadaku, ia mengatakan, "Aku mendengar Abu Amar Asy-Syaibani menceritakan dari salah seorang Sahabat Nabi SAW, ia menuturkan, 'Rasulullah SAW ditanya: Amal apakah yang paling utama?'" Syu'bah mengatakan (dalam redaksinya): atau beliau mengatakan, 'Amal yang paling utama adalah shalat pada waktunya.' Al Ma'muri menyebutkan dalam haditsnya: "Shalat di awal waktunya."
Sunan Daruquthni 958: Ibnu Khallad menceritakan kepada kami, Al Ma'muri menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, Al Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Sulaiman, ia menyebutkan bahwa Abu Amr Asy-Syaibani mengatakan, "Pemilik rumah ini —yakni Abdullah bin Mas'ud— menceritakan kepadaku, ia berkata, 'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, aku katakan, 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Shalat di awal waktunya'."
Sunan Daruquthni 959: Abu Thalib Al Hafizh menceritakan kepada kami, Yahya bin Utsman bin Shalih menceritakan kepada kami, Ali bin Ma'bad menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Al Walid menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, dari Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sebaik-baik amal adalah shalat di awal waktunya'."
Sunan Daruquthni 960: Ahmad bin Yusuf bin Khallad menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ali bin Syabib menceritakan kepada kami, Abdullah bin Umar bin Aban menceritakan kepada kami, Abu Yahya At-Taimi menceritakan kepada kami, dari Abu Aqil, dari Abdullah bin Umar bin Hafsh, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulullah SAW ditanya, 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Shalat di awal waktunya'." Sejumlah perawi menyelisihi riwayat ini dari Al Umari.
Sunan Daruquthni 961: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Abdullah Al Umari, Al Qasim bin Ghannam mengabarkan kepadaku, dari neneknya, yakni Farwah, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik amal di sisi Allah adalah shalat di awal waktunya."
Sunan Daruquthni 962: Abu Shalih Al Ashbahani Abdurrahman bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Furat Abu Mas'ud memberitahukan kepada kami, Ishaq bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Umar, dari Al Qasim bin Ghannam, dari neneknya yakni Ummu Farwah, ia mengatakan, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Shalat di awal waktunya'." Waki' mengatakan: Dari Al Umari, dari Al Qashim bin Ghannam, dari sebagian ibunya, dari Ummu Farwah, ia termasuk orang yang berbai'at di bawah pohon, dari Nabi SAW, seperti itu.
Sunan Daruquthni 963: Ibnu Khallad menceritakan kepada kami, Al Ma'muri menceritakan kepada kami, Utsman mengabarkan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami. Dan Al-Laits mengatakan: Dari Abdullah bin Umar, dari Al Qasim bin Ghannam, dari neneknya, yakni ibu ayahnya Ad-Dunya, dari neneknya, yakni Ummu Farwah, dari Nabi SAW, seperti itu.
Sunan Daruquthni 964: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Ali bin Daud menceritakan kepada kami, Adam bin Abu Iyas menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'd menceritakan kepada kami, Abdullah bin Umar bin Hafsh menceritakan kepada kami, dari Al Qasim bin Ghannam, dari neneknya yakni Ad-Dunya ibu ayahnya, dari neneknya yakni Ummu Farwah, ia termasuk yang berbai'at kepada Nabi SAW, ia mengatakan, "Pada suatu hari aku mendengar Rasulullah SAW menyebutkan tentang sejumlah amal, beliau bersabda, 'Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah 'Azza wa Jalla adalah menyegerakan shalat di awal waktunya'."
Sunan Daruquthni 965: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami secara dikte, Muhammad bin Yahya bin Maimun Al Ataki menceritakan kepada kami di Bashrah, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, dan Al Qasim bin Ghannam, dari neneknya, dari Ummu Farwah. Demikian yang dikemukakannya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW ditanya tentang amal yang paling utama, dan aku mendengarkan, beliau menjawab, 'Shalat di awal waktunya' ."
Sunan Daruquthni 966: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Aqil Yahya bin Habib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bisyr Al Abdi menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, dari Al Qasim bin Ghannam, dari sebagian keluarganya, dari Ummu Farwah, salah seorang yang berbai'at kepada Nabi SAW di bawah pohon {h} Ja'far bin Muhammad bin Nushair menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ali bin Syabib menceritakan kepada kami, Azhar bin Marwan Ar-Raqasyi menceritakan kepadaku, Qaza'ah bin Suwaid menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Al Qasim bin Ghannam, dari sebagian ibunya, dari Ummu Farwah, ia mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah 'Azza wa Jalla adalah shalat di awal waktunya'." Ini lafazh Al Umari.
Sunan Daruquthni 967: Muhammad bin Nuh menceritakan kepada kami, Abu Ar-Rabi' Al Haritsi Ubaidullah bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Fudaik mengabarkan kepada kami, Adh-Dhahhak bin Utsman mengabarkan kepadaku, dari Al Qasim bin Ghannam Al Bayadhi, dari seorang wanita yang berbia'at (kepada Rasulullah SAW): "Bahwa Rasulullah SAW ditanya: 'Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Beriman kepada Allah 'Azza wa Jalla.' Ditanyakan lagi, 'Kemudian apa lagi wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Shalat pada waktunya'"
Sunan Daruquthni 968: Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Musa mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Al Fadhl mengabarkan kepada kami, dari Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya seseorang di antara kalian melaksanakan shalat pada waktunya dengan meninggalkan awal waktunya, padahal itu lebih baik baginya daripada keluarga dan hartanya.
Sunan Daruquthni 969: Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Harun bin Abdullah menceritakan kepada kami, Qutaibah menceritakan kepada kami, Laits menceritakan kepada kami, dari Khalid bin Yazid, dari Sa'id bin Abu Hilal, dari Ishaq bin Umar, dari Aisyah, ia menuturkan, "Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shalat di akhir waktunya kecuali dua kali, hingga Allah 'Azza wa Jalla mewafatkannya."
Sunan Daruquthni 970: Ahmad bin Abdullah sahabatnya Abu Shakhrah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Malik Ad-Daqiqi menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'd menceritakan kepada kami, dari Abu An-Nadhr, dari Amrah, dari Aisyah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shalat di akhir waktunya, hingga Allah 'Azza wa Jalla mewafatkannya."
Sunan Daruquthni 971: Muhammad bin Ahmad bin Abu Ats-Tsalj menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Ishaq Ash-Shaffar mengabarkan kepada kami, Al Waqidi menceritakan kepada kami, Rabi'ah bin Utsman menceritakan kepada kami, dari Imran bin Abu Anas, dari Abu Salamah, dari Aisyah. Dan Abdurrahman bin Utsman bin Watstsab menceritakan kepada kami, dari Abu AnNadhr, dari Abu Salamah, dari Aisyah, ia mengatakan, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW mengakhirkan shalat hingga akhir waktunya, sampai Allah 'Azza wa Jalla mewafatkannya."
Sunan Daruquthni 972: Yahya bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Mani' mengabarkan kepada kami, Ya'qub bin Al Walid Al Madani mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, ' Waktu shalat yang pertama adalah keridhaan Allah, dan waktu akhirnya adalah ampunan Allah 'Azza wa Jalla.”
Sunan Daruquthni 973: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Al Husain bin Humaid bin Ar-Rabi' mengabarkan kepada kami, Faraj bin Ubaid Al Muhallabi menceritakan kepadaku, Ubaid bin Al Qasim menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Awal waktu (shalat) adalah keridhaan Allah, dan akhir waktunya adalah empunan Allah 'Azza wa Jalla'."
Sunan Daruquthni 974: Utsman bin Ahmad bin As-Sammak dan Abdullah bin Sulaiman bin Isa Al Fami menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ali bin Ibrahim Al Wasithi mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Zakariyya keluarga Abdasi menceritakan kepada kami, Ibrahim yakni Ibnu Abdul Malik bin Abu Mahdzurah warga Makkah mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Ayahku menceritakan kepadaku, dari kakekku, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Awal waktu (shalat) adalah keridhaan Allah, pertengahan waktunya adalah rahmat Allah, dan akhir waktunya adalah ampunan Allah'
Sunan Daruquthni 975: Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Ziyad An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Usamah bin Zaid mengabarkan kepadaku, bahwa Ibnu Syihab mengabarkan kepadanya: Bahwa Umar bin Abdul Aziz RA tengah duduk di atas mimbar, lalu ia menangguhkan shalat Ashar sedikit, maka Urwah bin Az-Zubair berkata, "Sesungguhnya Jibril AS telah memberitahu Muhammad SAW tentang waktu shalat." Umar pun berkata kepadanya, "Jelaskanlah apa yang engkau katakan." Urwah berkata, "Aku mendengar Basyir bin Abu Mas'ud mengatakan: Aku mendengar Abu Mas'ud Al Anshari mengatakan: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS turun lalu memberitahuku waktu shalat, lalu aku pun shalat bersamanya, kemudian aku shalat bersamanya, kemudian aku shalat bersamanya.' Beliau menghitung dengan jari-jarinya hingga lima shalat. Lalu aku melihat Rasulullah shalat Zhuhur ketika tergelincirnya matahari, dan kadang mengakhirkannya bila cuaca sangat panas. Aku juga melihat beliau melaksanakan shalat Ashar ketika matahari masih tinggi dan bersinar putih sebelum bercampur kuning, sehingga ada orang yang setelah shalat (Ashar) pergi ke Dzulhulaifah (dan sampai) sebelum terbenamnya matahari. Beliau melaksanakan shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, dan beliau melaksanakan shalat Isya setelah langit menghitam (yakni gelap), kadang beliau menangguhkannya hingga orang-orang berkumpul." Ar-Rabi' mengatakan, "Telah terjatuh dari kitab catatanku (redaksi): "hingga" saja, dan "pernah shalat Subuh ketika malam masih gelap, kemudian shalat (di lain waktu) ketika Subuh mulai terang. Kemudian setelah itu beliau selalu melaksanakan shalat di waktu masih gelap hingga beliau wafat, dan tidak pernah lagi melaksanakan di waktu Subuh mulai terang."
Sunan Daruquthni 976: Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Muhammad Abu Isma'il At-Tirmidzi menceritakan kepada kami, Abu Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Habib, dari Usamah bin Zaid, dari Ibnu Syihab, dengan isnad ini, seperti itu, dan ia menyebutkan di dalamnya: "dan melaksanakan shalat Ashar ketika matahari masih putih lagi masih tinggi, di mana seseorang pergi berjalan dan sampai ke Dzulhulaifah yang berjarak enam mil, sebelum terbenamnya matahari." Ia juga menyebutkan di dalamnya: "dan beliau melaksanakan shalat Subuh ketika hari masih gelap, kemudian pada suatu hari beliau melaksanakannya setelah Subuh beranjak terang, kemudian setelah itu tidak pernah lagi melaksanakannya setelah Subuh beranjak terang hingga Allah 'Azza wa Jalla mewafatkannya."
Sunan Daruquthni 977: Muhammad bin Ahmad bin Shalih Al Azdi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin yahya bin Sa'id yakni Al Qaththan menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar Asy-Syafi'i dan Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Syadzan Al Jauhari menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Manshur menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrahim bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Asy-Syaibani menceritakan kepada kami, dari Al Abbas bin Dzarih, dari Ziyad bin Abdullah An-Nakha'i, ia menuturkan, "Kami duduk bersama Ali RA di masjid agung, saat itu Kufah adalah kota istimewa, lalu muadzdzin mendatanginya kemudian berkata, 'Shalat Ashar wahai Amirul Mukminin.' Ali berkata, 'Duduklah.' Ia pun duduk, kemudian ia kembali dan mengatakan hal itu, Ali RA berkata,' Anjing ini mengajarkan kita Sunnah.' Lalu Ali RA berdiri dan melaksanakan shalat Ashar bersama kami. Setelah selesai, kami kembali ke tempat semula kami duduk-duduk, lalu kami bersiap-siap untuk menaiki kendaraan ketika matahari hampir tenggelam untuk menyaksikan tenggelamnya." Ziyad bin Abdullah An-Nakha'i majhul (tidak diketahui kredibilitasnya), tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Al Abbas bin Dzarih.
Sunan Daruquthni 978: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il dan Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Al Asy'ats Ahmad bin Al Miqdam mengabarkan kepada kami, Abu Ashim mengabarkan kepada kami, Abdul Wahid bin Nafi' menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Aku masuk masjid Madinah, lalu muadzdzin menyerukan adzan Ashar, sementara seorang syaikh tengah duduk, lalu syaikh itu mencelanya dan mengatakan, 'Sesungguhnya ayahku memberitahuku, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengakhirkan shalat ini.' Lalu aku bertanya mengenai syaikh itu, mereka mengatakan, 'Itu adalah Abdullah bin Rafi' bin Khadij'." Ibnu Rafi' tidak kuat. Diriwayatkan juga oleh Musa bin Isma'il dari Abdul Wahid lalu digelari Abu Ar-Ramah, ia menyelisihi penyebutan Ibnu Rafi' bin Khadij, yang mana ia menyebutnya Abdurrahman.
Sunan Daruquthni 979: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menyampaikannya kepada kami, Muhammad bin Ali Al Warraq menceritakan kepada kami, Abu Salamah menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Abdul Wahid Abu Ar-Ramah Al Kilabi, Abdurrahman bin Rafi' bin Khadij menceritakan kepada kami, ketika muadzdzin mengumandangkan adzan shalat Ashar yang seolah-olah menyegerakannya, maka ia mencelanya dan mengatakan, "Kasian engkau. Ayahku memberitahuku, ia salah seorang sahabat Nabi SAW, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk mengakhirkan Ashar." Khabar ini diriwayatkan juga oleh Harami bin Umarah dari Abdul Wahid, dan ia mengatakan, "Abdul Wahid bin Nufai' berbeda nasabnya. Dan hadits ini isnadnya lemah karena adanya Abdul Wahid ini, karena tidak ada yang meriwayatkannya dari Ibnu Rafi' bin Khadij selain dia. Di samping itu, ada perbedaan tentang nama Ibnu Rafi'. Dan tidak benar hadits ini dari Rafi' dan tidak pula dari sahabat lainnya. Yang benar adalah dari Rafi' bin Khadij dan lebih dari satu orang sahabat Nabi SAW selain ini (yang bertentangan dengannya), yaitu menyegerakan shalat Ashar dan bergegas dalam pelaksaannya. Adapun riwayat yang shahih dari Rafi' bin Khadij adalah:
Sunan Daruquthni 980: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abbas bin Al Walid bin Mazid mengabarkan kepadaku, ayahku mengabarkan kepadaku, ia mengatakan: Aku mendengar Al Auza'i, Abu An-Najasyi menceritakan kepadaku, Rafi' bin Khadij menceritakan kepada kami, ia mengatakan, "Kami melaksanakan shalat Ashar bersama Nabi SAW, kemudian disembelihkan unta dan dibagikan menjadi sepuluh bagian, lalu dimasak, dan kami memakan daging yang telah matang sebelum terbenamnya matahari." Abu An-Najasyi ini bernama ' Atha' bin Shuhaib, ia tsiqah lagi masyhur, menyertai Rafi' bin Khadij selama enam tahun. Orang-orang yang meriwayatkan darinya adalah: Daimah, Al Auza'i, Ayyub bin Utbah dan Iain-lain, haditsnya dari Rafi' bin Khadij lebih utama daripada hadits Abdul Wahid dari Ibnu Rafi'. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 981: Demikian juga yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud Al Anshari dari hadits Al-Laits bin Sa'd, dari Yazid bin Abu Habib, dari Usamah bin Zaid, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, ia mengatakan: Aku mendengar Basyir bin Abu Mas'ud menceritakan hadits dari Abu Mas'ud, dari Nabi SAW: "Bahwa beliau melaksanakan shalat Ashar sementara matahari masih bersinar putih lagi tinggi, yang mana seseorang pergi berjalan kaki setelah selesai shalat (Ashar) menuju Dzulhulaifah yang berjarak enam mil (dan sampai) sebelum terbenamnya matahari."
Sunan Daruquthni 982: Abu Sahl bin Ziyad menyampaikan itu kepada kami, Muhammad bin Isma'il As-Sulami menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami {h} Ayahku menceritakan kepadaku, Muhammad bin Abu Bakar memberitahukan kepada kami, Abdussalam bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, Musa bin A'yun menceritakan kepada kami, dari Al Auza'i, dari Abu AnNajasyi, ia mengatakan: Aku mendengar Rafi' bin Khadij berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Ingatlah, aku beritahukan kepada kalian mengenai shalatnya orang munafik. Yaitu menangguhkan Ashar, hingga ketika tinggal waktu makannya sapi, ia baru melaksanakannya."
Sunan Daruquthni 983: Demikian juga yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dan yang lainnya, dari Nabi SAW tentang menyegerakan Ashar: Al Husain bin Isma'il dan Muhammad bin Sulaiman An-Nu'mani Al Bahili menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ahmad bin Al Faraj Abu Utbah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Himyar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abu Ablah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Anas bin Malik: "Bahwa Rasulullah SAW shalat Ashar ketika matahari masih tinggi cerah, lalu seseorang pergi ke dataran tinggi (Madinah) ketika matahari masih tinggi, padahal jarak dataran tinggi tersebut dari Madinah adalah enam mil." Demikian juga yang diriwayatkan Shalih bin Kaisan, Yahya bin Sa'id Al Anshari, Uqail, Ma'mar, Yunus, Al-Laits, Amr bin Al Harits, Syu'aib bin Abu Hamzah, Ibnu Abi Dzi'b, Ibnu Akhi Az-Zuhri, Abudurrahman bin Ishaq, Ma'qil bin Ubaidullah, Ubaidullah bin Abu Ziyad Ar-Rushafi, An-Nu'man bin Rasyid, Az-Zubaidi dan Iain-lain dari Az-Zuhri dari Anas.
Sunan Daruquthni 984: Diriwayatkan juga oleh Malik bin Anas dari Az-Zuhri, dan Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bahwa Nabi SAW shalat Ashar, lalu seseorang pergi ke Quba." Salah seorang dari keduanya menyebutkan (dalam redaksinya): "Lalu orang itu sampai kepada mereka (warga Quba) ketika mereka sedang shalat." Yang lainnya menyebutkan: "sementara matahari masih tinggi." Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Sufyan menceritakan kepada kami, Habban bin Musa menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak memberitahukan kepada kami, dari Malik, riwayat itu.
Sunan Daruquthni 985: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami dengan cara dibacakan dan aku mendengarkan, Al Abbas bin Al Walid An-Narsi menceritakan kepada kami, Fudhail bin Iyadh menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Rib'i, dari Abu Al Abyadh, dari Anas, ia menuturkan, "Aku shalat Ashar bersama Nabi SAW sementara matahari masih putih cerah, lalu aku mendatangi keluargaku, saat itu mereka tengah duduk-duduk, lalu aku berkata, 'Mengapa kalian duduk-duduk. Shalatlah, karena Rasulullah SAW telah melaksanakan shalat'."
Sunan Daruquthni 986: Ahmad bin Ali Al 'Ala" menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Rib'i bin Hirasy, dari Abu Al Abyad, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Rasulullah SAW shalat Ashar bersama kami sementara matahari masih bersinar putih cerah, kemudian aku mendatangi keluargaku yang berada di pinggir Madinah, mereka tengah duduk-duduk dan belum melaksanakan shalat, lalu aku berkata, 'Mengapa kalian duduk-duduk. Laksanakanlah shalat, sungguh Rasulullah SAW telah melaksanakan shalat'."
Sunan Daruquthni 987: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdul Wahhab bin Najdah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Khalid Al Wahbi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Umar bin Qatadah, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Dua orang Anshar yang paling jauh tempat tinggalnya dari Rasulullah SAW adalah Abu Lubabah bin Abdul Mundzir yang keluarganya di Quba, dan Abu Abs bin Khair yang tempat tinggalnya di lokasi Bani Haritsah. Keduanya melaksanakan shalat Ashar bersama Rasulullah SAW, kemudian mereka kembali kepada kaumnya yang ternyata belum melaksanakan shalat karena kesegeraan Rasulullah SAW dalam melaksanakannya."
Sunan Daruquthni 988: Al 'Ala' bin Abdurrahman mengatakan: Dari Anas, dari Nabi SAW, "Ingatlah, aku beritahukan kalian shalatnya orang munafik, yaitu menanti matahari hingga ketika sudah menguning dan telah berada di antara dua tanduk syetan, barulah ia berdiri (shalat) lalu mematuk empat kali dan tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit."
Sunan Daruquthni 989: Hafsh bin Ubaidullah bin Anas mengatakan: Dari Anas, bahwa Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 990: Az-Zuhri mengatakan: Dari Urwah, dari Aisyah: "Nabi SAW melaksanakan shalat Ashar sementara matahari masih tampak jelas di kamarku, tidak menampakkan bayangan."
Sunan Daruquthni 991: Al Qadhi Abu Abdullah Al Husain bin Isma'il Al Mahamili dan Al Qadhi Abu Umar Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdullah bin Syabib mengabarkan kepada kami, Ayyub bin Sulaiman bin Bilal mengabarkan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Awais menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepadaku, Shalih bin Kaisan mengabarkan kepada kami, dari Hafsh bin Ubaidullah, dari Anas bin Malik, ia menuturkan, "Aku shalat Ashar bersama Rasulullah SAW, setelah selesai, seorang laki-laki dari Bani Salamah berkata, 'Wahai Rasulullah. Aku punya seekor unta yang ingin aku sembelih, dan aku ingin engkau menghadirinya.' Maka Rasulullah SAW pun berangkat, dan kami pun turut berangkat. Kemudian unta itu disembelih, lalu sebagian darinya dimasak untuk kami, dan kami memakannya sebelum terbenamnya matahari. Kami juga pernah melaksanakan shalat Ashar bersama Rasulullah SAW, lalu seseorang pergi sejauh enam mil (dan sampai) sebelum terbenamnya matahari."
Sunan Daruquthni 992: Abu Umar Al Qadhi menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Harun bin Ma'ruf mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, dari Yazid bin Abu Habib, bahwa Musa bin Sa'd Al Anshari menyampaikan kepadanya, dari Hafsh bin Ubaidullah, dari Anas bin Malik, ia menuturkan, "Rasulullah SAW shalat Ashar bersama kami. Selesai shalat, seorang laki-laki dari Bani Salamah mendatanginya lalu berkata, 'Wahai Rasulullah. Kami hendak menyembelih unta kami, kami ingin engkau menghadiri kami.' Beliau menjawab, 'Baiklah.' Lalu beliau pun berangkat dan kami pun berangkat pula bersama beliau, lalu kami dapati untanya belum disembelih, maka disembelih, kemudian dipotong-potong, lalu dimasak darinya, kemudian kami memakannya sebelum matahari terbenam."
Sunan Daruquthni 993: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, Kharijah bin Mush'ab mengabarkan kepada kami, dari Khalid Al Hadzdza', dari Abu Qilabah, ia mengatakan, "Disebut Ashar karena waktunya sempit."
Sunan Daruquthni 994: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Khalid Al Hadzdza': "Bahwa Al Hasan, Ibnu Sirin dan Abu Qilabah melaksanakan shalat Ashar di sore hari."
Sunan Daruquthni 995: Muhammad bin Abdullah bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Hisyam ArRifa'i menceritakan kepada kami, pamanku yakni Katsir bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnu Subrumah menceritakan kepada kami, ia berkata: Muhammad Ibnu Al Hanafiyyah mengatakan, "Disebut Ashar karena sempit."
Sunan Daruquthni 996: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Nafi' menceritakan kepada kami, dari Mush'ab bin Muhammad, dari seorang laki-laki, ia berkata, "Thawus sangat mengakhirkan Ashar, lalu ditanyakan kepadanya mengenai itu, maka ia pun berkata, 'Sesungguhnya disebut Ashar itu karena sempit'."
Sunan Daruquthni 997: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Israil dan Ali bin Shalih menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, ia mengatakan, "Abdullah mengakhirkan (shalat) Ashar."
Sunan Daruquthni 998: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami dengan cara dikte, Al Hasan bin Isa An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami, Al Husain bin Ali bin Husain memberitahukan kepada kami, Wahb bin Kaisan mengabarkan kepadaku, Jabir bin Abdullah Al Anshari mengabarkan kepada kami, ia menuturkan, "Jibril AS datang kepada Nabi SAW ketika matahari telah tergelincir, lalu Jibril berkata, 'Berdirilah wahai Muhammad lalu laksanakanlah shalat Zhuhur.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakan shalat Zhuhur ketika matahari tergelincir, kemudian menanti hingga bayangan seseorang sama panjangnya (dengan aslinya), lalu Jibril mendatanginya untuk Ashar dan berkata, 'Berdirilah wahai Muhammad dan laksanakanlah shalat Ashar.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakan shalat Ashar, kemudian menunggu hingga setelah matahari terbenam, Jibril berkata, lBerdirilah dan laksanakanlah shalat Maghrib.'' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakannya ketika matahari telah terbenam. Kemudian menunggu hingga hilangnya awan merah, lalu Jibril mendatanginya dan berkata, 'Berdirilah dan laksanakanlah shalat Isya.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakannya. Kemudian Jibril mendatanginya lagi ketika fajar Subuh telah menyingsing, lalu Jibril berkata, 'Berdirilah wahai Muhammad dan laksanakanlah shalat.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakan shalat Subuh. Kemudian keesokan harinya Jibril mendatanginya lagi ketika bayangan seseorang sama panjangnya (dengan aslinya), lalu berkata, 'Berdirilah wahai Muhammad dan laksanakanlah shalat Zhuhur.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakan shalat Zhuhur. Lalu Jibril mendatanginya lagi ketika bayangan seseorang sama dengan dua kali aslinya, lalu berkata, 'Berdirilah wahai Muhammad lalu laksanakanlah shalat.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakan shalat Ashar. Kemudian Jibril mendatanginya lagi untuk (memberitahukan) waktu shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam sama dengan waktu hari kemarin, lalu berkata, 'Berdirilah dan laksanakanlah shalat Maghrib.' Maka beliau pun berdiri lalu melaksanakan shalat Maghrib. Kemudian Jibril mendatanginya lagi (untuk memberitahukan waktu) shalat Isya ketika telah berlalu sepertiga malam yang pertama, lalu berkata, 'Berdirilah lalu laksanakanlah shalat Isya.' Kemudian Jibril mendatanginya lagi (untuk memberitahukan waktu) shalat Subuh ketika cahaya sudah menguning sekali, lalu berkata, "Berdirilah lalu laksanakanlah shalat Subuh.' Kemudian Jibril berkata, 'Di antara kedua waktu tersebut adalah waktu (shalat)''
Sunan Daruquthni 999: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Hajjaj menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami, Al Husain bin Ali bin Husain mengabarkan kepada kami, Wahb bin Kaisan mengabarkan kepadaku, Jabir bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari Nabi SAW, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1000: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim Ash-Shawwaf menceritakan kepada kami di Bashrah, Amr bin Bisyr Al Haritsi menceritakan kepada kami, Burd bin Sinan menceritakan kepada kami, dari ' Atha' bin Abu Rabah, dan Jabir bin Abdullah bahwa Jibril AS mendatangi Nabi SAW untuk mengajarinya shalat, Jibril mendatanginya ketika matahari tergelincir, lalu Jibril maju sementara Rasulullah SAW di belakangnya, dan orang-orang di belakang Rasulullah SAW, lalu melaksanakan shalat Zhuhur. Kemudian Jibril mendatanginya lagi ketika bayangan seseorang sama panjangnya dengan aslinya, lalu Jibril maju sementara Rasulullah SAW di belakangnya, dan orang-orang di belakang Rasulullah SAW lalu melaksanakan shalat Ashar. Kemudian Jibril mendatanginya lagi ketika matahari telah terbenam, lalu Jibril AS maju sementara Rasulullah SAW di belakangnya dan orang-orang di belakang Rasulullah SAW, lalu melaksanakan shalat Maghrib." Selanjutnya dikemukakan sisa hadits ini, di antaranya disebutkan: "Kemudian pada hari kedua, Jibril mendatanginya ketika matahari telah terbenam, sama dengan waktu sebelumnya, lalu Jibril AS maju sementara Rasulullah SAW di belakangnya dan orang-orang di belakang Rasulullah SAW, lalu melaksanakan shalat Maghrib." Kemudian di bagian akhir hadits ini disebutkan: "Kemudian Jibril berkata, 'Di antara dua shalat adalah waktu shalat.' Lalu seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang shalat, lalu beliau shalat bersama mereka sebagaimana Jibril AS shalat bersama beliau, lalu beliau bersabda, "Dimanakah orang yang bertanya tentang shalat?, Di antara dua shalat adalah waktu (shalat)."
Sunan Daruquthni 1001: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz Al Baghawi menceritakan kepada kami, Shalih bin Malik menceritakan kepada kami, Abdul Aziz Al Majisyun menceritakan kepada kami, Abdul Karim menceritakan kepada kami {h} Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Salamah Al Majisyun menceritakan kepadaku {h} Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Haitsam Al Qadhi menceritakan kepada kami, Suraij bin An-Nu'man menceritakan kepada kami, Abdul Aziz Al Majisyun menceritakan kepada kami, dari Abdul Karim bin Abu Al Mukhariq, dari 'Atha‘ dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mengimamiku di Makkah dua kali.‘ Selanjutnya dikemukakan haditsnya, dan di antaranya disebutkan: "dan beliau shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, lalu pada hari kedua beliau melaksanakan shalat Maghrib pada waktu yang sama seperti kemarin." Hadits Shalih bin Malik yang diringkas.
Sunan Daruquthni 1002: Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Shalih bin Malik menceritakan kepada kami, Abdul Aziz Al Majisyun menceritakan kepada kami, Abdul Karim bin Abu Al Mukhariq menceritakan kepada kami, dari 'Atha‘ dari Jabir: "Bahwa seorang laki-laki datang untuk bertanya kepada Nabi SAW tentang waktu shalat. Lalu Rasulullah SAW melaksanakan shalat di kedua waktu, sehari dengan waktu yang ini dan sehari lagi dengan waktu yang itu, lalu beliau bersabda, 'Mana orang yang bertanya tentang shalat? Di antara kedua waktu ini (adalah waktu shalat)'."
Sunan Daruquthni 1003: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ahmad bin Isma'il Al Madani menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Al Harits {h} Abu Hamid Muhammad bin Harun menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi dan Muammal bin Isma'il menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Al Harits, dari Hakim bin Hakim, dari Nafi' bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mengimamiku dua kali di Baitullah'." Kemudian dikemukakan haditsnya, dan di antaranya disebutkan: "Pada hari kedua, Jibril shalat Maghrib bersamaku pada waktu yang sama dengan orang berpuasa saat berbuka."
Sunan Daruquthni 1004: Abu Hamid Muhammad bin Harun bin Abdullah Al Hadhrami dan Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Isma'il Al Bukhari mengabarkan kepada kami, Ayyub bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Uwais menceritakan kepadaku, dari Sulaiman bin Bilal, dari Abdunahman bin Al Harits dan Muhammad bin Amr, dari Hakim bin Hakim, dari Nafi' bin Jubair, dari Ibnu Abbas: "Bahwa Jibril mendatangi Nabi SAW, lalu mengimaminya shalat di kedua waktu, kecuali Maghrib."
Sunan Daruquthni 1005: Abdullah bin Al Haitsam bin Khalid menceritakan kepada kami, Abu Utbah Ahmad bin Al Faraj menceritakan kepada kami, Muhammad bin Himyar menceritakan kepada kami, dari Isma'il, dari Abdullah bin Umar, dari Ziyad bin Abu Ziyad, dari Nafi' bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, hadits ini secara lengkap.
Sunan Daruquthni 1006: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami, Muhammad bin Umar Al Waqidi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Hazim menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Miqsam, dari Nafi' bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mengimamiku dua kali di Makkah. Jibril mendatangiku pada pertama kali'." Lalu dikemukakan tentang waktu-waktunya, dan diantaranya disebutkan: "Jibril mendatangiku ketika matahari telah terbenam lalu shalat Maghrib bersamaku. Demikian juga pada hari kedua di waktu yang sama."
Sunan Daruquthni 1007: Yahya bin Muhammad bin Sha'id, Al Husain bin Isma'il dan Abu Syaibah Abdurrahman bin Ja'far menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Humaid bin Ubaidullah bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Mahbub bin Al Jahm bin Waqid maula Hudzaifah bin Al Yaman menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mendatangiku ketika fajar terbit." Lalu dikemukakan hadits ini, di antaranya disebutkan tentang waktu Mahgrib: "Kemudian Jibril mendatangiku ketika awan merah telah sirna lalu berkata, 'Berdirilah dan shalatlah.' Maka aku pun melaksanakan shalat Maghrib tiga raka‟at. Kemudian keesokan harinya Jibril mendatangiku ketika awan merah telah sirna lalu berkata, 'Berdirilah dan shalatlah.' Maka aku pun melaksanakan shalat Maghrib tiga raka‟at" Selanjutnya dikemukakan hadits ini secara lengkap.
Sunan Daruquthni 1008: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Anas menceritakan kepada kami, Hatim bin Abbad menceritakan kepada kami, Thalhah bin Zaid menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Jabir, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, beliau tidak pernah dilengahkan/dilalaikan dari shalat Maghrib oleh makanan maupun lainnya."
Sunan Daruquthni 1009: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Maimun Az-Za'farani menceritakan kepada kami, dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku katakan kepada Jabir tentang penangguhan Maghrib karena makan malam, maka Jabir berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah menangguhkan shalat karena makanan ataupun lainnya'."
Sunan Daruquthni 1010: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syadzan menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Manshur menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah memberitahukan kepada kami, Yazid bin Abu Habib menceritakan kepada kami, dari Aslam Abu Imran At-Tujibi, dari Abu Ayyub Al Anshari, ia mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Bersegeralah kalian melaksanakan shalat Maghrib (sebelum) terbitnya (munculnya) bintang,"
Sunan Daruquthni 1011: Abu Thalib Ahmad bin Nashr bin Thalib menceritakan kepada kami, Abu Hamzah Idris bin Yunus bin Yannaq Al Farra, menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa'id bin Jidar menceritakan kepada kami, Jarir Hazim menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik: "Bahwa Jibril AS mendatangi Nabi SAW di Makkah ketika matahari tergelincir, lalu memerintahkannya untuk menyerukan shalat pada orangorang setelah diwajibkannya atas mereka, lalu Jibril berdiri di depan Nabi SAW, sementara orang-orang berdiri di belakang Rasulullah SAW. Lalu shalat empat raka'at tanpa menyaringkan bacaan. Orang-orang bermakmum kepada Rasulullah SAW, dan Rasulullah SAW bermakmum kepada Jibril. Kemudian menunggu, hingga ketika tibanya waktu Ashar, shalat lagi bersama mereka empat raka'at tanpa menyaringkan bacaan, yang mana kaum muslimin bermakmum kepada Rasulullah SAW, sementara Rasulullah SAW bermakmum kepada Jibril. Kemudian menunggu hingga setelah matahari terbenam, shalat lagi bersama mereka tiga raka'at dengan menyaringkan bacaan pada dua raka'at (pertama) dan tidak menyaringkan bacaan pada raka'at ketiga. Kemudian menunggu lagi hingga ketika telah berlalu sepertiga malam, shalat lagi bersama mereka empat raka'at dengan menyaringkan bacaan pada dua raka'at pertama dan tidak menyaringkan bacaan pada dua raka'at terakhir. Kemudian menunggu lagi hingga terbitnya fajar, lalu shalat bersama mereka dua raka'at dengan menyaringkan bacaan pada kedua raka'atnya."
Sunan Daruquthni 1012: Ibnu Makhlad menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami, dari Sa'id, dari Qatadah, dan Al Hasan, dari Nabi SAW, serupa itu, secara mursal.
Sunan Daruquthni 1013: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ja'far bin Abu Utsman AthThayalisi menceritakan kepada kami, Abu Ya'la Muhammad bin Ash-Shalt At-Tawwazi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibnu Namir menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Tsa'labah, dari Abdurrahman bin Yazid, dari pamannya yakni Mujammi' bin Jariyah: "Bahwa Nabi SAW ditanya tentang waktu-waktu shalat. Maka beliau melaksanakan di awal (waktu) lalu di akhir (waktu), lalu bersabda, 'Di antara keduanya adalah waktu (shalat) ini.'"
Sunan Daruquthni 1014: Utsman bin Ahmad As-Sammak Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ali Al Khazzaz mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Sulaiman Sa'duwaih menceritakan kepada kami, Ayyub bin Utbah menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Amr bin Hazm menceritakan kepada kami, dari Urwah bin Az-Zubair, dari Ibnu Abi Mas'ud, dari ayahnya insya Allah: "Bahwa Jibril AS mendatangi Nabi SAW ketika matahari tergelincir" Lalu dikemukakan tentang waktu-waktu (shalat), di antaranya disebutkan: "Kemudian Jibril mendatanginya ketika matahari telah terbenam lalu berkata, 'Berdirilah lalu shalatlah.' Maka beliau pun melaksanakan shalat (Maghrib). Keesokan harinya, Jibril mendatanginya ketika matahari telah terbenam sama seperti kemarin, lalu berkata, 'Berdirilah lalu shalatlah* Maka beliau pun melaksanakan shalat (Maghrib)."
Sunan Daruquthni 1015: Abu Hamid Muhammad bin Harun menceritakan kepada kami, Abu Ammar Al Husain bin Huraits Al Marwazi menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa As-Sinani mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Amr mengabarkan kepada kami, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Itu Jibril AS mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian.' Lalu beliau shalat." Selanjutnya dikemukakan hadits tentang waktu-waktu (shalat), di antaranya disebutkan: "Kemudian shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam. Dan pada hari kedua, Jibril mendatanginya lagi, lalu shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, sama waktunya dengan kemarin."
Sunan Daruquthni 1016: Abu Umar Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Ahmad bin Al Hajjaj mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr mengabarkan kepada kami, dengan isnad ini, serupa itu, di antaranya disebutkan: "Kemudian keesokan harinya Jibril mendatanginya, lalu shalat Maghrib pada waktu yang sama (dengan kemarin, yaitu) ketika matahari telah terbenam dan telah halal orang yang berpuasa untuk berbuka."
Sunan Daruquthni 1017: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Zukain mengabarkan kepada kami, Umar bin Abdurrahman bin Asid bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ammar bin Sa'd Al Muadzdzin, bahwa ia mendengar Abu Hurairah menyebutkan: Bahwa Rasulllah SAW menceritakan kepada mereka: "Bahwa Jibril AS mendatanginya lalu mengimami shalat-shalat (yang lima) di dua waktu, kecuali Maghrib. Beliau mengatakan, 'Jibril mendatangiku untuk Maghrib, lalu mengimamiku shalat ketika matahari telah terbenam. Kemudian Jibril mendatangiku lagi (yakni keesokan harinya) untuk Maghrib, lalu mengimamiku shalat ketika matahari telah terbenam. Tanpa merubah waktunya"
Sunan Daruquthni 1018: Ibnu Ash-Shawwaf mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Fahd bin Hammad Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Hammad Sajjadah mengabarkan kepada kami, Ibnu Ulayyah mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Utbah bin Muslim, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Ketika diwajibkan shalat, Jibril AS mendatangi Nabi SAW lalu shalat Zuhur bersama beliau" lalu dikemukakan tentang waktu-waktu (shalat), di antaranya disebutkan: "Lalu shalat Maghrib bersama beliau ketika matahari telah terbenam. Dan pada hari keduanya, shalat Maghrib bersama beliau ketika matahari telah terbenam."
Sunan Daruquthni 1019: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, dari Al Almasy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya shalat itu ada awal dan akhirnya. Awal waktu Zhuhur adalah ketika tergelincirnya matahari dan akhir waktunya adalah ketika masuknya waktu Ashar. Awal waktu Ashar adalah ketika masuk waktunya dan akhir waktunya adalah ketika menguningnya matahari. Awal waktu Maghrib adalah setelah terbenamnya matahari dan akhir waktunya adalah ketika hilangnya awan merah. Awal waktu Isya adalah setelah hilangnya awan merah dan akhir waktunya adalah setelah pertengahan malam. Dan awal waktu Subuh adalah ketika terbitnya fajar dan akhir waktunya adalah ketika terbitnya matahari ." Penyandaran ini tidak shahih karena Ibnu Fudhail hanya mengira-ngira, sedangkan yang lainnya meriwayatkannya dari Al A'masy, dari Mujahid secara mursal.
Sunan Daruquthni 1020: Abu Sahl bin Ziyad mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ahmad bin AnNadhr menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Amr menceritakan kepada kami, Zaidah mengabarkan kepada kami, dari Al Almasy, dari Muhahid, ia mengatakan, "Telah dikatakan bahwa shalat itu ada awal dan akhirnya." Kemudian dikemukakan hadits ini. Ini lebih shahih daripada ucapan Ibnu Fudhail. Zaidah bin Abtsar bin Al Qasim menguatkannya.
Sunan Daruquthni 1021: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syadzan menceritakan kepada kami, Mu'alla bin Manshur mengabarkan kepada kami, Abu Zubaid yakni Abtsar mengabarkan kepadaku, Al A'masy mengabarkan kepada kami, dari Mujahid, dari Nabi SAW, seperti itu. Di antaranya disebutkan: "Awal waktu Ashar adalah ketika matahari masih bersinar putih hingga tibanya Maghrib."
Sunan Daruquthni 1022: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim Ad-Dauraqi, Ali bin Syu'aib dan Muhammad bin Abu Aun mengabarkan kepada kami. Dan Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ali bin Isykab menceritakan kepada kami. Dan Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Ishaq bin Yusuf Al azraq menceritakan kepada kami, dari Sufyan Ats-Tsauri, dari Alqamah bin Martsad, dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, ia menuturkan, "Seorang laki-laki mendatangi Nabi SAW lalu menanyakan tentang waktu shalat, maka beliau bersabda, 'Shalatlah bersama kami pada dua hari ini.' Lalu beliau memerintahkan Bilal (untuk adzan) ketika matahari telah tergelincir, maka Bilal pun mengumandangkan adzan lalu iqamah, kemudian beliau melaksanakan shalat Zuhur. Beliau lalu memerintahkannya lagi (untuk adzan) dan iqamah untuk shalat Ashar, sementara matahari masih tinggi dan bersinar putih cerah. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Maghrib setelah matahari terbenam. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Isya setelah awan merah hilang. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Subuh ketika fajar telah terbit. Pada hari kedua, beliau memerintahkannya (untuk adzan) dengan menangguhkan Zhuhur, beliau memerintahkannya setelah panas mereda. Kemudian memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Ashar sementara matahari masih tinggi, beliau mengakhirkannya melebihi waktu sebelumnya. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Maghrib sebelum hilangnya awan merah. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Isya setelah berlalunya sepertiga malam. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu iqamah untuk shalat Subuh setelah cahaya menguning, lalu beliau bertanya, 'Mana orang yang menanyakan tentang waktu shalat?' Maka laki-laki itu pun berdiri, lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Waktu shalat kalian adalah di antara (waktu-waktu) yang kalian saksikan itu'."
Sunan Daruquthni 1023: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Sa'dan bin Nashr menceritakan kepada kami, Ishaq Al Azraq mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, riwayat ini yang hanya mengemukakan tentang waktu Maghrib. Dan Ahmad bin Isa bin As-Sukain mengabarkan kepada kami, Abdul Hamid bin Muhammad bin Al Mustam menceritakan kepada kami, Makhlad bin Yazid menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Alqamah bin Martsad, dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 1024: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Ali menceritakan kepada kami, Harami bin Umarah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Alqamah bin Martsad, dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi SAW. Lalu dikemukakan hadits ini: "Kemudian beliau memerintahkan (untuk adzan) Maghrib ketika matahari telah terbenam. Keesokan harinya beliau memerintahkannya (untuk adzan) Maghrib sebelum hilangnya awan merah."
Sunan Daruquthni 1025: Abu Abdillah Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Dukain mengabarkan kepada kami, Badr bin Utsman menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Musa mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, dari Nabi SAW, ia menuturkan, "Seseorang bertanya kepada beliau tentang waktu-waktu shalat, namun beliau tidak memberikan jawaban apa pun, namun beliau memerintahkan Bilal (untuk adzan), lalu didirikanlah shalat Subuh ketika fajar menyingsing dan orang-orang hampir tidak saling mengenali (karena masih gelap). Kemudian beliau memerintahkan Bilal (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Zuhur yang mana seseorang mengatakan (untuk waktu tersebut) 'Pertengahan siang' atau 'masih' sementara beliau lebih mengetahui daripada mereka. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Ashar sementara matahari masih tinggi. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Maghrib ketika, matahari telah terbenam. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Isya ketika awan merah telah hilang. Kemudian menangguhkan shalat Subuh keesokan harinya hingga hampir habis waktunya yang mana seseorang mengatakan (tentang waktu tersebut) 'matahari telah terbit' atau 'hampir'. Kemudian beliau menagguhkan shalat Zhuhur hingga mendekati waktu Ashar. Kemudian menangguhkan shalat Ashar hingga hampir habis waktunya, yang mana seseorang mengatakan (untuk waktu tersebut) 'matahari telah memerah'. Kemudian menangguhkan shalat Maghrib hingga ketika menghilangnya mega merah. Kemudian menangguhkan shalat Isya hingga berlalunya sepertiga malam yang pertama. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk memanggilkan orang yang menanyakan waktu shalat, lalu bersabda, 'Waktu (shalat) adalah di antara kedua (waktu) ini'."
Sunan Daruquthni 1026: Muhammad bin Makhlad mengabarkan kqjada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani mengabarkan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Badr bin Utsman menceritakan kepada kami, dari Abu Bakar bin Abu Musa, dari ayahnya: Bahwa seorang penanya datang kepada Nabi SAW, lalu menanyakan tentang waktu-waktu shalat, namun beliau tidak memberikan jawaban apa pun, akan tetapi beliau memerintahkan Bilal (untuk adzan), lalu didirikanlah shalat (Subuh) ketika fajar telah menyingsing, lalu shalat. Kemudian memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Zhuhur yang mana seseorang mengatakan 'matahari telah tergelincir' atau 'masih tergelincir' namun beliau lebih mengetahui daripada mereka. Kemudian memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Ashar sementara matahari masih tinggi. Kemudian beliau memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu dirikanlah shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam. Lalu memerintahkannya lagi (untuk adzan) lalu didirikanlah shalat Isya ketika awan merah telah hilang. Selanjutnya, keesokan harinya beliau melaksanakan shalat Subuh yang mana seseorang mangatakan (tentang waktu tersebut) 'matahari telah terbit' atau 'belum terbit' namun beliau lebih mengetahui daripada mereka. Lalu melaksanakan shalat Zhuhur ketika mendekati waktu Ashar kemarin. Lalu melaksanakan shalat Ashar yang mana seseorang mengatakan (tentang waktu tersebut) 'matahari telah memerah'. Lalu melaksanakan shalat Maghrib sebelum hilangnya awan merah. Lalu melaksanakan shalat Isya pada sepertiga malam yang pertama. Kemudian beliau bersabda, 'Mana orang yang bertanya? Waktu (shalat) adalah di antara kedua waktu tersebut'."
Sunan Daruquthni 1027: Al Qadhi Abu Umar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Abu Daud Al Hafari mengabarkan kepada kami, Badr bin Utsman menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Musa mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, dari Nabi SAW. Lalu dikemukakan hadits tadi, di antaranya disebutkan: "Lalu didirikanlah shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam. Keesokan harinya beliau menangguhkan Maghrib hingga ketika hilangnya awan merah." Demikian yang dikemukakan Al Qadhi secara ringkas.
Sunan Daruquthni 1028: Ali bin Muhammad Al Mishri menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Gulaib menceritakan kepada kami, Abdul Ghaffar bin Daud menceritakan kepada kami, Hayyan bin Ubaidullah mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Buraidah mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya pada setiap dua adzan ada dua raka'at selain shalat Maghrib''."
Sunan Daruquthni 1029: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abdul Wahid bin Ghiyats menceritakan kepada kami, Hayyan bin Ubaidullah Al Adawi menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Kami sedang duduk di dekat Abdullah bin Buraidah, lalu muadzdzin mengumandangkan adzan shalat Zhuhur, ketika mendengar adzan itu, ia berkata, 'Berdirilah dan shalatlah dua raka'at sebelum iqamah. Karena sesungguhnya ayahku telah mengatakan, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Pada setiap dua adzan ada dua raka‟at sebelum iqamah selain adzan Maghrib'." Ibnu Buraidah mengatakan, "Aku pernah berjumpa dengan Abdullah bin Umar, ia melaksanakan shalat dua raka'at itu di waktu Maghrib dan tidak pernah meninggalkannya dalam kondisi apa pun." Selanjutnya ia menuturkan, "Lalu kami pun berdiri melaksanakan dua raka'at sebelum iqamah, lalu kami menunggu hingga imam keluar (yakni masuk ke masjid), lalu kami melaksanakan shalat fardhu bersamanya." Husain Al Mu'allim, Sa'id Al Jurairi dan Kahmas bin Al Hasan, semuanya tsiqah, menyelisihinya. Sementara Hayyan bin Ubaidullah sendiri tidak kuat (dalam meriwayatkan hadits). Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1030: Dibacakan kepada Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Ubaidullah bin Umar Al Qawariri menyampaikan kepada kalian, Abdul Wants bin Sa'id menceritakan kepada kami, Husain Al Mu'allim menceritakan kepada kami, dari Abdulah bin Buraidah, dari Abdullah Al Muzani, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Shalatlah kalian dua raka'at sebelum (shalat) Maghrib.'' Lalu beliau bersabda, 'Shalatlah kalian dua raka'at sebelum (shalat) Maghrib.' Lalu beliau bersabda, ' Shalatlah kalian dua raka‟at sebelum (shalat) Maghrib, bagi yang mau.' Demikian ini karena beliau khawatir orang-orang menjadikannya sebagai kebiasaan." Riwayat ini lebih shahih daripada yang sebelumnya. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1031: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Nashr bin Ali mengabarkan kepada kami, Yazid bin Zurai' mengabarkan kepada kami, Al Jurairi mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Buraidah, dari Abdullah bin Al Mughaffal, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Di antara dua adzan ada shalat —beliau mengucapkannya dua kali—, bagi yang mau"
Sunan Daruquthni 1032: Muhammad bin Ahmad bin Abu Ats-Tsalj menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, Aun bin Kahmas bin Al Hasan mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku: "Aku mendengar Abdullah bin Buraidah menceritakan dari Abdullah bin Mughaffal, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Di antara dua adzan ada shalat —beliau mengucapkannya dua kali—, bagi yang mau.'"
Sunan Daruquthni 1033: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ali bin Affan mengabarkan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, dari Al Jurairi dan Kahmas, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Di antara du adzan ada shalat. Di antara dua adzan ada shalat. Di antara dua adzan ada shalat, bagi yang mau., Beliau mengucapkannya tiga kali."
Sunan Daruquthni 1034: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Amr bin Utsman bin Sa'id bin Katsir menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami {h} Isma'il bin Al Abbas Al Warraq menceritakan kepada kami, Abbas bin Abdullah At-Turqufi menceritakan kepada kami {h} Yusuf bin Ya'qub Al Azraq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Faraj Abu Utbah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Utsman bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Muhajir, dari Sulaim bin Amir, dari Abu Amir Al Khabairi, dari Abdullah bin Az-Zubair, bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak ada satu shalat wajib pun kecuali sebelumnya ada dua raka‟at." (Ini) Lafazh Ibnu Abi Daud. Sementara Al Abbas menyebutkan (dalam redaksinya): "Tidak ada satu shalat fardhupun."
Sunan Daruquthni 1035: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur Zaj memberitahukan kepada kami, Abdul Malik bin Ibrahim Al Juddi mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Syaddad Al Jurairi mengabarkan kepada kami, Tsabit Al Banani mengabarkan kepada kami, dari Anas, ia mengatakan, "Sungguh ketika ada orang asing masuk Masjid Madinah setelah dikumandangkan adzan Maghrib, ia mengira bahwa orang-orang telah selesai melaksanakan shalat (fardhu) karena banyaknya orang yang melaksanakan dua raka'at sebelum Maghrib."
Sunan Daruquthni 1036: Dibacakan kepada Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Mani' dan aku mendengarkan: Syuja' bin Makhlad menyampaikan kepada kalian, Husyaim mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz Al Banani mengabarkan kepada kami, ia mengatakan, "Aku mendengar Anas bin Malik berkata, 'Adalah para sahabat Rasulullah SAW, apabila muadzdzin telah mengumandangkan adzan Maghrib, mereka bersegera menghampiri pagar-pagar (masjid) lalu shalat dua raka'at sebelum (shalat) Maghrib). Lalu orang yang baru datang menduga bahwa mereka telah selesai melaksanakan shalat fardhu karena melihat banyaknya orang yang shalat'."
Sunan Daruquthni 1037: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Ishaq Ash-Shaffar mengabarkan kepada kami, Katsir bin Hisyam mengabarkan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Ali bin Zaid, ia mengatakan, "Aku mendengar Anas berkata, 'Apabila mereka (para sahabat Nabi SAW) mendengar adzan Maghrib, mereka berdiri melaksanakan shalat, seolah-olah itu adalah shalat fardhu."
Sunan Daruquthni 1038: Al Hasan bin Sa'id bin Al Hasan bin Yusuf Al Marwamidzi menceritakan kepada kami, ayahku mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Sulaiman mengabarkan kepada kami, dari Manshur bin Abu Al Aswad, dari Al Mukhtar bin Fulfill, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Kami melaksanakan shalat dua raka'at sebelum Maghrib di masa Rasulllah SAW." Lalu kami tanyakan kepada Anas, "Apakah Rasulullah SAW melihat kalian?" Ia menjawab, "Beliau melihat kami. Namun beliau tidak menyuruh kami dan tidak pula melarang."
Sunan Daruquthni 1039: Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Mahmud bin Khidasy mengabarkan kepada kami, Isma'il bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, dari Abdul Aziz bin Shuhaib, ia berkata, "Anas bin Malik menuturkan, 'Ketika kami di Madinah, apabila muadzdzin telah mengumandangkan adzan Maghrib, orang-orang (para sahabat) bersegera menghampiri pagar-pagar (masjid) lalu shalat dua raka'at, sampaisampai orang asing ketika memasuki masjid beranggapan bahwa shalat (Maghrib) telah selesai dilaksanakan, karena banyaknya orang yang melaksanakan shalat (tersebut)'."
Sunan Daruquthni 1040: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Syu'aib mengabarkan kepada kami, Ali bin Utsman An-Nufaili mengabarkan kepadaku, Sa'id bin Isa menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Al Qasim mengabarkan kepada kami, Bakar bin Mudhar menceritakan kepada kami, dari Amr bin Al Harits, dari Yazid bin Abu Habib: "Bahwa Abu Al Khair menyampaikan kepadanya, bahwa Abu Tamim Al Jaisyani melaksanakan dua raka'at sebelum Maghrib, lalu aku katakan kepada Uqbah bin Amir, 'Lihat itu! Shalat apa yang dilakukannya?' Lalu Uqbah pun menoleh, kemudian menjawab, 'Ini adalah shalat yang biasa kami laksanakan pada masa Rasulullah SAW'."
Sunan Daruquthni 1041: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Yazid mengabarkan kepada kami, Ibnu Abi Dzfb mengabarkan kepada kami, dari Al Harits bin Abdurrahman, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Fajar itu ada dua macam: Fajar yang seperti ekor srigala (melengkung) tidak menghalalkan shalat (yakni belum masuk waktu Subuh) namun tidak mengharamkan makan (yakni bagi yang hendak berpuasa). Adapun fajar yang memancar memanjang di ufuk, itulah yang menghalalkan shalat (yakni shalat Subuh) dan mengharamkan makan (bagi yang hendak berpuasa)'."
Sunan Daruquthni 1042: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syadzan menceritakan kepada kami, Mu'alla mengabarkan kepada kami, Yahya bin Hamzah mengabarkan kepada kami, dari Tsaur bin Yazid, dari Makhul, dari Ubadah bin AshShamit dan Syaddad bin Aus, keduanya mengatakan, "Mega ada dua macam: Mega merah dan mega putih. Bila mega merah telah hilang maka telah halal shalat (Maghrib). Dan fajar juga ada dua macam: Fajar yang memanjang dan fajar yang membentang, bila fajar yang membentang telah memancar maka telah halal shalat
Sunan Daruquthni 1043: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il mengabarkan kepada kami, Abbas Ad-Duri menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Muhammad Az-Zuhri mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ibrahim bin Dinar mengabarkan kepada kami, Abu Al Fadhl maula Thalhah bin Umar bin Ubaidullah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Labibah, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Mega adalah yang berwarna merah."
Sunan Daruquthni 1044: Aku membaca pada asal kitab Ahmad bin Amr bin Jabir Ar-Ramli yang ditulis dengan tulisannya: Ali bin Abdush Shamad Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Harun bin Sufyan mengabarkan kepada kami, Atiq bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Mega adalah yang berwarna merah. Bila mega itu telah hilang, maka wajiblah shalat (Maghrib)'."
Sunan Daruquthni 1045: Muhammad bin Makhlad Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, Al Umari mengabarkan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Mega adalah yang berwarna merah."
Sunan Daruquthni 1046: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abdul A'la bin Hammad menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami, dari Abu Bisyr, dari Basyir bin Tsabit, dari Habib bin Salim, dari An-Nu'man bin Basyir, ia mengatakan, "Sungguh aku ini orang yang paling tahu tentang waktu shalat ini, shalat Isya yang akhir. Rasulullah SAW melaksanakannya ketika sirnanya bulan karena telah memasuki (sepertiga malam) yang ketiga."
Sunan Daruquthni 1047: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul malik AdDaqiqi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Abu Bisyr, dengan isnadnya, dari Nabi SAW, serupa itu, hanya saja ia menyebutkan (dalam redaksinya): "(bagian) malam (yang) ketiga atau keempat" Syu'bah ragu. Diriwayatkan juga oleh Husyaim, Waraqah dan Sufyan bin Husain dari Abu Bisyr, dari Habib, dari An-Nu'man, mereka mengatakan (dalam redaksinya): "(bagian) malam (yang) ketiga" tanpa menyebutkan Basyir.
Sunan Daruquthni 1048: Abu Yusuf Al Khallal Ya'qub bin Yusuf menceritakan kepada kami di Bashrah, Syu'aib bin Ayyub mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah yakni (Ubaidullah) Ibnu Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, "Apa yang di antara timur dan barat adalah kiblat"
Sunan Daruquthni 1049: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Jabir bin Al Kurdi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman bin Al Mujabbir mengabarkan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang di antara timur dan barat adalah kiblat.
Sunan Daruquthni 1050: Isma'il bin Ali Abu Muhammad menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ali bin Syabib menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ubaidullah bin Al Hasan Al Anbari menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku dapati pada kitab ayahku: Abdul malik Al Arzami menceritakan kepada kami, dari 'Atha' bin Abu Rabah, dari Jabir bin Abdullah, ia menuturkan, "Rasulullah SAW mengirim brigade dan aku termasuk di dalamnya, lalu kami kemalaman dan tidak mengetahui arah kiblat, lalu sekelompok orang dari kami berkata, 'Kami sudah mengetahui arah kiblat, yaitu sebelah sini ke arah utara.' Maka mereka pun melaksanakan shalat dengan membuatkan suatu garis. Sementara sebagian kami yang lainnya mengatakan, 'Arah kiblat adalah sebelah sini, ke arah selatan.' Lalu mereka membuatkan suatu garis. Keesokan harinya, setelah matahari terbit, ternyata garis-garis itu tidak mengarah ke kiblat. Dan sekembalinya dari perjalanan kami, kami tanyakan kepada Nabi SAW tentang hal itu, namun beliau diam, kemudian Allah 'Azza wa Jalla menurunkan ayat: 'Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.' (Qs. Al Baqarah [2]: 115) yakni di mana pun kalian berada." Abdul Malik Al Arzami juga mengabarkan kepada kami, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Umar: "Bahwa ayat itu diturunkan khusus berkenaan dengan shalat sunnah, yaitu kemana pun kendaraanmu menghadap."
Sunan Daruquthni 1051: Dibacakan kepada Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Daud bin Amr menyampaikan kepada kalian: Muhammad bin Yazid Al Wasithi mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Salim, dari 'Atha‘ dari Jabir, ia menuturkan, "Kami bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan -atau safar-, lalu kami mengalami gelap karena gumpalan awan sehingga tidak tahu arah, maka kami pun berbeda pendapat mengenai arah kiblat, sehingga masing-masing orang dari kami melaksanakan shalat sesuai dengan perkiraannya. Lalu salah seorang dari kami membuat garis dengan tangannya untuk mengetahui tempat kami. Kemudian hal itu kami ceritakan kepada Nabi SAW, namun beliau tidak menyuruh kami untuk mengulangi, bahkan beliau bersabda, 'Shalat kalian sudah sah'." Demikian juga yang dikemukakannya dari Muhammad bin Salim. Sementara yang lainnya menyebutkan dari Muhammad bin Yazid, dari Muhammad bin Ubaidullah Al Arzami, dari 'Atha‘ keduanya lemah.
Sunan Daruquthni 1052: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Ahmusi menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Asy'ats As-Samman menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Ubaidullah, dari Ubaidullah bin Amir bin Rabi'ah, dari ayahnya, ia menuturkan, "Kami shalat bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan di suatu malam yang gelap. Saat itu kami tidak mengetahui arah kiblat, lalu masing-masing kami shalat berdasarkan perkiraannya. Pagi harinya, kami ceritakan hal itu kepada Nabi SAW, maka turunlah ayat: maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.' (Qs. Al Baqarah[2]: 115)
Sunan Daruquthni 1053: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa dan Ali bin Isykab menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Asy'ats bin Sa'id Abu Ar-Rabi' As-Samman memberitahukan kepada kami, hadits ini, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Lalu masing-masing kami menempatkan bebatuan di hadapannya untuk shalat ke arahnya. Keesokan harinya, ternyata kami tidak menghadap ke arah kiblat, lalu kami ceritakan hal itu kepada Nabi SAW." seperti itu.
Sunan Daruquthni 1054: Abu Hamid menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Daud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, Asy'ats bin Sa'id menceritakan kepada kami, hadits ini, seperti redaksi yang dikemukakan oleh Yazid bin Harun.
Sunan Daruquthni 1055: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dari Abu Qilabah, dari Malik bin Al Huwairits, ia menuturkan, "Kami menemui Nabi SAW, saat itu kami masih muda yang usianya berdekatan. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh hari, sementara Rasulullah SAW adalah seorang yang penyayang lagi lembut, maka beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga kami, beliau pun bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan, maka kami pun memberitahu beliau, lalu beliau bersabda, 'Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka. Ajarilah mereka dan berbuat baiklah pada mereka serta shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Bila tiba waktu shalat, hendaklah seseorang di antara kalian mengumandangkan adzan, kemudian hendaklah yang paling tua di antara kalian mengimami kalian'."
Sunan Daruquthni 1056: Umar bin Ahmad bin Ali menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dari Abu Qilabah, Malik bin Al Huwairits menceritakan kepada kami, dari Nabi SAW, seperti itu. Di dalamnya juga dikemukakan: "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat."
Sunan Daruquthni 1057: Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh Abu Sa'id Al Ahwal Al Hilali menceritakan kepada kami, Al Jurairi menceritakan kepada kami, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila tiga orang berkumpul, hendaklah salah seorang dari mereka mengimami, dan yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling baik bacaannya."
Sunan Daruquthni 1058: Abdul Wahhab bin Isa bin Abu Hayyah mengabarkan kepada kami dengan cara dikte, Ishaq bin Abu Israil mengabarkan kepada kami, Shalih bin Qudamah Abu Muhammad mengabarkan kepada kami, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, ia menuturkan, "Ketika orang-orang sedang shalat Subuh di Quba, tiba-tiba seorang lakilaki mendatangi mereka, lalu berkata, 'Sesungguhnya malam ini telah diturunkan Al Qur'an kepada Rasulullah SAW, dan (Allah) memerintahkan beliau agar menghadap ke arah Ka'bah. Ketahuilah, hendaklah kalian menghadap ke arahnya.' Saat itu orang-orang tengah menghadap ke arah Syam, lalu mereka merubah arah mereka ke Ka'bah."
Sunan Daruquthni 1059: Abdul Wahhab bin Isa menceritakan kepada kami, Abu Hisyam Ar-Rifa'i Muhammad bin Yazid mengabarkan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Abu Ishaq menceritakan kepada kami, dari Al Bara\ ia menuturkan, "Setelah mereka (kaum Muhajirin) tiba di Madinah, kami shalat bersama Rasulullah SAW, selama sekitar enam belas bulan menghadap ke arah Baitul Maqdis. Kemudian Allah SWT mengetahui kecenderungan Nabi SAW, maka diturunkanlah ayat: 'Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram,' (Qs. Al Baqarah [2]: 144) lalu Allah memerintahkannya untuk merubah ke arah Ka'bah. Lalu seorang laki-laki melewati kami ketika kami sedang shalat ke arah Baitul Maqdis, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya Nabi kalian SAW telah merubah arahnya ke Ka'bah.' Maka kami langsung merubah arah ke Ka'bah, dan saat itu kami telah shalat dua raka'at."
Sunan Daruquthni 1060: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abdah bin Abdullah AshShaffar menceritakan kepada kami, Zaid bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, Jamil bin Ubaid Abu An-Nadhr Atha'i mengabarkan kepada kami, Tsumamah bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari kakeknya yakni Anas bin Malik, ia menuturkan, "Seorang penyeru Rasulullah SAW mengatakan, 'Sesungguhnya kiblat sudah dirubah ke arah Ka'bah.' Saat itu imam telah melaksanakan shalat dua raka'at, lalu penyeru itu mengatakan, 'Kiblat telah dirubah ke arah Ka'bah.' Maka mereka pun melaksanakan yang dua raka'at sisanya dengan menghadap ke arah kiblat."
Sunan Daruquthni 1061: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abu Al Azhar mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Musa mengabarkan kepada kami, Abdussalam bin Hafsh menceritakan kepada kami, dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa'd, ia mengatakan, "Ketika kiblat dipindahkan ke Ka'bah, seorang laki-laki melewati warga quba ketika mereka sedang shalat, lalu orang itu berkata, 'Kiblat telah dirubah ke arah Ka'bah.' Maka mereka berserta imamnya pun langsung merubah ke arah Ka'bah."
Sunan Daruquthni 1062: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Marzuq mengabarkan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Amr bin Dinar, Jabir bin Abdullah mengabarkan kepadaku: "Bahwa Mu'adz telah melaksanakan shalat Isya bersama Nabi SAW, kemudian ia kembali kepada kaumnya, lalu shalat mengimami mereka, yang mana shalat itu sebagai shalat sunnah baginya dan sebagai shalat fardhu bagi mereka."
Sunan Daruquthni 1063: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Bisyr dan Abu Al Azhar menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij mengabarkan kepada kami, Amr bin Dinar mengabarkan kepadaku, Jabir bin Abdullah mengabarkan kepadaku: "Bahwa Mu'adz telah melaksanakan shalat Isya bersama Rasulullah SAW, kemudian ia kembali kepada kaumnya lalu mengimami mereka shalat tersebut, yang mana itu sebagai shalat sunnah baginya dan sebagai shalat fardhu bagi mereka."
Sunan Daruquthni 1064: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far Al Qathi'i menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Sa'd mengabarkan kepada kami, dari Abdul Malik bin Ar-Rabi' {h} Muhammad bin Ja'far bin Rumais menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Malik Ad-Daqiqi mengabarkan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd menceritakan kepada kami, Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah Al Juhani menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW melarang shalat di kandang unta, dan memberikan rukhshah untuk shalat di kandang kambing." Ibnu Sha'id juga menyebutkan (dalam redaksinya): "Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk shalat di kandang kambing, dan melarang kami shalat di kandang unta."
Sunan Daruquthni 1065: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al 'Ala' dan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakim mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan: Harmalah bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami, pamanku Abdul malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Silakan kalian shalat di kandang kambing, tapi janganlah kalian shalat di kandang unta'
Sunan Daruquthni 1066: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Zaid bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa Rasulullah SAW melarang shalat di kandang unta. Sementara Rasulullah SAW pernah shalat di kandang kambing."
Sunan Daruquthni 1067: Abu Shalih Al Ashbahani Abdurrahman bin Sa'id bin Harun menceritakan kepada kami, Isma'il bin Yazid Al Qaththan mengabarkan kepada kami, Ma'n bin Isa menceritakan kepada kami, Sa'id bin As-Saib Ath-Tha'ifi menceritakan kepadaku, dari Nuh bin Sha'sha'ah, dari Yazid bin Amir, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, Jika engkau mendatangi shalat, lalu engkau dapati orang-orang sedang shalat, maka shalatlah bersama mereka walaupun engkau sudah shalat. Yang mana itu menjadi shalat sunnah bagimu, dan yang ini sebagai shalat fardhu"
Sunan Daruquthni 1068: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Umar bin Muhammad bin Al Hasan Al Asadi menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah mengabarkan kepada kami, dari Tsabit, dari Anas: "Bahwa seorang laki-laki datang, sementara Rasulullah SAW telah selesai shalat, maka ia pun shalat sendirian, lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa yang mau menyumbang untuknya, hendaklah shalat bersamanya,
Sunan Daruquthni 1069: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ishaq bin Daud bin Isa Al Marwazi mengabarkan kepada kami, Khalid bin Abdussalam Ash-Shadafi mengabarkan kepada kami, Al Fadhl bin Al Mukhtar mengabarkan kepada kami, dari Ubaidullah bin Mauhib, dari Ishmah bin Malik, ia menuturkan, "Rasulullah SAW telah selesai shalat Zhuhur, lalu beliau duduk di masjid. Tiba-tiba seorang laki-laki datang untuk shalat, maka Rasulullah SAW bersabda, 'Adakah seseorang yang mau bershadaqah kepada orang ini dengan shalat bersamanya?"
Sunan Daruquthni 1070: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Shalih bin An-Naththah menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Habib bin Nadabah menceritakan kepada kami, Isma'il Al Makki menceritakan kepada kami, dan Al Hasan, dari Samurah bin Jundab, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika dua orang shalat bersama (yakni sejajar), dan bila bertiga maka salah seorang mereka maju (ke depan)."
Sunan Daruquthni 1071: Ahmad bin Al Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Umar bin Syabbah menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Jumai' mengabarkan kepada kami, dari ibunya, dari Ummu Waraqah: "Bahwa Rasulullah SAW mengizinkannya untuk dikumandangkan adzan baginya dan mengimami kaum wanitanya."
Sunan Daruquthni 1072: Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Al Mundzir bin Al Wand menceritakan kepada kami, Yahya bin Zakariyya bin Dinar Al Anshari mengabarkan kepada kami, Al Hajjaj mengabarkan kepada kami, dari Isma'il bin Raja‘ dari Aus bin Dham'aj, dari Uqbah bin Amr, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang (paling berhak) mengimami suatu kaum adalah yang lebih dulu hijrah di antara mereka. Jika dalam hijrah mereka sama, maka yang paling mengerti tentang agama. Jika tentang pemahaman agama mereka sama, maka yang paling baik bacaan Al Qur'annya. Dan janganlah seseorang mengimami di wilayah kekuasaan (orang lain) dan tidak pula duduk di tempat kehormatannya, kecuali dengan seizinnya.'' Dan beliau biasa menyamakan pundak-pundak kami ketika (hendak) shalat sambil bersabda, 'Janganlah kalian berselisih sehingga hati kalian akan berselisih. Hendaknya orang yang berada di belakangku adalah orang-orang dewasa lagi berakal, kemudian yang setelah mereka'."
Sunan Daruquthni 1073: Ali bin Muhammad Al Mishri menceritakan kepada kami, Abu Az-Zinba' mengabarkan kepada kami, Yahya bin Bukair mengabarkan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Jarir bin Hazim, dari Al A'masy, dari Isma'il bin Raja", dari Aus bin Dham'aj, dari Abu Mas'ud, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Orang yang (paling berhak) mengimami suatu kaum adalah yang paling banyak (hafalan) Al Qur‟annya. Jika mengenai Al Qur‟an mereka sama, maka yang lebih dulu hijrah. Jika mengenai hijrah mereka sama, maka yang paling faham (tentang agama) di antara mereka. Jika tentang pemahaman mereka sama, maka yang paling tua di antara mereka'."
Sunan Daruquthni 1074: Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Abu Muslim yakni Al Waqidi Abdurrahman bin Waqid mengabarkan kepada kami, Ar-Rabi' bin Badr menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Abu Musa Al Asy'ari, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Dua orang atau lebih adalah jama'ah'."
Sunan Daruquthni 1075: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Rasyid menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Amr As-Sadusi menceritakan kepada kami, Utsman bin Abdurrahman Al Madani menceritakan kepada kami, dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Dua orang atau lebih adalah jama'ah"
Sunan Daruquthni 1076: Ahmad bin Muhammad bin Ja'far Al Jauzi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Sulaim menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Al-Laits, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Hendaknya di shaf pertama tidak diisi oleh orang badui, tidak juga orang asing, dan tidak juga anak yang belum baligh"
Sunan Daruquthni 1077: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Thalib mengabarkan kepada kami, Amr bin Abdul Ghaffar menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Al Minhal bin Amr, dari Abbad bin Abdullah Al Asadi, ia berkata, "Aku mendengar Ali RA mengatakan, 'Termasuk sunnah adalah: Bila imam salam, hendaknya tidak berdiri melaksanakan shalat sunnah di tempatnya itu sehingga bergeser atau berpindah atau memisahkan dengan perkataan'."
Sunan Daruquthni 1078: Dibacakan kepada Abu Muhammad Yahya bin Sha'id dan aku mendengarkan: Ahmad bin Al Miqdam menyampaikan kepada kalian, Yazid bin Zurai' mengabarkan kepada kami, Hisyam Al Qurdusi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sinn menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki berkata, 'Wahai Rasulullah, apa boleh seseorang shalat dengan mengenakan satu pakaian?' Beliau bersabda, 'Apa tidak bisa setiap kalian mendapatkan dua pakaian?' Ketika pada masa pemerintahan Umar, seorang laki-laki menghampirianya lalu bertanya, 'Wahai Amirul Mukminin, apa boleh seseorang shalat dengan mengenakan satu pakaian?' Umar menjawab, 'Jika Allah melapangkan, maka berlapanglah kalian. Yaitu seseorang menggabungkan pakaiannya, seseorang shalat dengan sarung dan sorban, dengan sarung dan gamis, dengan sarung dan baju, dengan celana dan sorban, dengan celana dan gamis, dengan celana dan baju,' aku kira ia mengatakan dengan celana pendek dan gamis, dengan celana pendek dan sorban, dengan celana pendek dan baju'."
Sunan Daruquthni 1079: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Utsman bin Khurrazadz mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Abu Umayyah menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Muhammad bin Sa'd bin Abu Waqqash, dari Urwah bin Al Mughirah bin Syu'bah, dari ayahnya, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Seorang nabi tidak akan meninggal sehingga diimami oleh salah seorang dari kaumnya.'" Ibnu Abi Umayyah tidak kuat.
Sunan Daruquthni 1080: Al Husain bin Isma'il mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Yahya Al Umawi mengabarkan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Zakariyya Ibnu Abi Zaidah menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Abu Al Qasim yaitu Al Jadali Husain bin Al Harits menceritakan kepadaku, bahwa ia mendengar An-Nu'man bin Basyir mengatakan, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW menghadap dengan wajahnya ke arah orang-orang (para makmum) lalu bersabda, 'Luruskan shaff kalian!' tiga kali 'Demi Allah, hendaklah kalian meluruskan shaff kalian atau niscaya hati kalian akan saling berselisih.' Maka aku melihat seseorang dan kami menempelkan mata kakinya dengan mata kaki kawannya (yang di sebelahnya), lututnya dengan lutut kawannya dan bahunya dengan bahu kawannya.
Sunan Daruquthni 1081: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ali bin Muslim menceritakan kepada kami, Isma'il bin Aban Al Warraq menceritakan kepada kami, Mindal menceritakan kepadaku, dari Ibnu Abi Laila, dari Al Qasim bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abdullah bin Mas'ud: "Bahwa beliau memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya ketika shalat."
Sunan Daruquthni 1082: Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Syuja' bin Makhlad menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami: Manshur mengatakan: Ia menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Aban Al Anshari, dari Aisyah, ia mengatakan, "Tiga hal dari (tuntunan) kenabian: Menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dalam shalat."
Sunan Daruquthni 1083: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub mengabarkan kepada kami, An-Nadhr bin Isma'il mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Abi Laila, dari 'Atha‘ dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Kami para nabi diperintahkan untuk menyegerakan berbuka kami, mengakhirkan sahur kami dan menempatkan tangan kanan kami di atas tangan kiri kami di dalam shalat'."
Sunan Daruquthni 1084: Ahmad bin Ali bin As-Sukain menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Muhammad mengabarkan kepada kami, Makhlad bin Yazid mengabarkan kepada kami, Thalhah mengabarkan kepada kami, dari 'Atha‘ dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, 'Sesungguhnya kami para nabi diperintahkan untuk mengakhirkan sahur, menyegerakan berbuka dan memegang tangan kiri kami dengan tangan kanan kami di dalam shalaf."
Sunan Daruquthni 1085: Ahmad bin Isa Al Khawwash menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Abu Al Juhaim mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Mahbub mengabarkan kepada kami, Abdul Wahid bin Ziyad menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari Sayyar Abu Al Hakam, dari Abu Wail, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Menempatkan tangan di atas tangan di dalam shalat termasuk sunnah."
Sunan Daruquthni 1086: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani mengabarkan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Yazid bin Ziyad bin Abu Al Ja'd menceritakan kepada kami, dari Ashim Al Jahdari, dari Uqbah bin Zhuhair, dari Ali RA (tentang firman Allah): "Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu, dan berkorbanlah." (Qs. Al Kautsar [108]: 2) Ia mengatakan, "(Yaitu) meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dalam shalat."
Sunan Daruquthni 1087: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim AdDauraqi mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, dari Sufyan {h} Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani mengabarkan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Simak, dari Qabishah bin Hulb, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di dalam shalat." Lafazh keduanya sama.
Sunan Daruquthni 1088: Al Husain bin Isma'il dan Utsman bin Ja'far bin Muhammad Al Ahwal menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, Musa bin Umair Al Anbari mengabarkan kepada kami, dari Alqamah bin Wail Al Hadhramr, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di dalam shalat."
Sunan Daruquthni 1089: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq {h} Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya Al Muharibi menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Zaidah menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, Ziyad bin Zaid AsSuwa"i menceritakan kepada kami, dari Abu Juhaifah, dari Ali RA, ia mengatakan, "Sesungguhnya termasuk sunnah di dalam shalat adalah meletakkan tangan (kanan) di atas tangan (kiri) di bawah pusar."
Sunan Daruquthni 1090: Muhammad bin Al Qasim menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ishaq, dari An-Nu'man bin Sa'd, dari Ali, bahwa ia mengatakan, "Sesungguhnya termasuk sunnah shalat adalah meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah pusar."
Sunan Daruquthni 1091: Muhammad bin Abdullah bin Zakariyya dan Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ahmad bin Syu'aib mengabarkan kepada kami, Suwaid bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah menceritakan kepada kami, dari Musa bin Umair Al Anbari dan Qais bin Sulaim, keduanya mengatakan: Alqamah bin Wail menceritakan kepada kami, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW apabila berdiri di dalam shalat, beliau menggenggamkan tangan kanannya di atas tangan kirinya."
Sunan Daruquthni 1092: Muhammad dan Al Hasan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ahmad bin Syu'aib mengabarkan kepada kami, Amr bin Ali memberitahukan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Al Hajjaj bin Abu Zainab, ia mengatakan: Aku mendengar Abu Utsman menyampaikan hadits dari Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, "Nabi SAW melihatku meletakkan tangan kiriku di atas tangan kananku di dalam shalat, lalu beliau meraih tangan kananku lalu meletakkannya di atas tangan kiriku."
Sunan Daruquthni 1093: Ahmad bin Muhammad bin Ja'far Al Jauzi menceritakan kepada kami, Mudhar bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yahya bin Ma'in mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Al Hasan Al Wasithi menceritakan kepada kami, dan Al Hajjaj bin Abu Zainab, dan Abu Sufyan, dari Jabir, ia mengatakan, "Rasulullah SAW melewati seorang laki-laki yang meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya" seperti itu.
Sunan Daruquthni 1094: Dikemukakan juga oleh Ibnu Sha'id, ia menyebutkan: Ammar bin Khalid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yazid Al Wasithi menceritakan kepada kami, dari Al Hajjaj bin Abu Zainab, dari Abu Utsman, dari Ibnu Mas'ud, ia mengatakan, "Nabi SAW melewatinya ketika ia sedang shalat dengan meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya, lalu beliau meraih tangan kanannya kemudian menempatkannya di atas tangan kirinya."
Sunan Daruquthni 1095: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami di Mesir, Muhammad bin Ahmad Abu Al 'Ala" menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sawwar menceritakan kepada kami, Abu Khalid Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Humaid, dan Anas, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berdiri untuk shalat, beliau mengatakan, 'Begini dan begini tentang tangan kanan dan tangan kirinya, lalu mengatakan, 'Luruskan dan rapikan."
Sunan Daruquthni 1096: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Az-Zinad mengabarkan kepadaku {h} Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Sulaiman bin Daud Al Hasyimi mengabarkan kepada kami, Ibnu Abi AzZinad mengabarkan kepada kami, dari Musa bin Uqbah, dari Abdullah bin Al Fadhl, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Ubaidullah bin Abu Rail', dari Ali,ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berdiri untuk melaksanakan shalat fardhu, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundaknya, dan melakukan seperti itu bila telah selesai membaca dan hendak ruku, dan begitu juga ketika bangkit dari ruku, namun beliau sama sekali tidak mengangkat tangan bila sedang duduk di dalam shalatnya, dan ketika berdiri setelah dua raka'at beliau juga mengangkat tangannya dan bertakbir."
Sunan Daruquthni 1097: Abu Bakar An-Naisaburi Abdullah bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam dan Al Hasan bin Yahya menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, Ibnu Juraij memberitahukan kepada kami, Ibnu Syihab menceritakan kepadaku, dari Salim bin Abdullah, bahwa Abdullah bin Umar mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berdiri untuk shalat, beliau mengangkat tangannya hingga keduanya sejajar dengan pundaknya lalu bertakbir. Dan ketika hendak ruku beliau melakukan seperti itu, ketika mengangkat kepalanya dari ruku juga melakukan seperti itu, namun tidak melakukan itu ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud."
Sunan Daruquthni 1098: Al Husain bin Isma'il Al Mahamili dan Muhammad bin Sulaiman Al Bahili menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Utbah Ahmad bin Al Faraj menceritakan kepada kami, Baqiyyah menceritakan kepada kami, Az-Zubaidi menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berdiri untuk shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga ketika keduanya sejajar dengan bahunya beliau bertakbir, kemudian bila hendak ruku beliau mengangkatnya hingga keduanya sejajar dengan bahunya seperti itu, kemudian ruku, lalu ketika hendak bangkit menegakkan punggungnya beliau juga mengangkatnya hingga keduanya sejajar dengan bahunya sambil mengucapkan, 'Sami'allaahu liman hamidah,' kemudian sujud, dan tidak mengangkat tangannya ketika sujud, namun beliau mengangkatnya pada setiap takbirnya sebelum ruku, hingga beliau menyelesaikan shalatnya."
Sunan Daruquthni 1099: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi Abu Musa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Salim bin Abdullah, bahwa Abdullah bin Umar mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW apabila berdiri untuk shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan bahunya lalu bertakbir, dan beliau melakukan begitu ketika bertakbir untuk ruku, juga melakukan begitu ketika mengangkat kepalanya dari ruku dan mengucapkan, Sami'allaahu liman hamidah'. Namun beliau tidak melakukan begitu ketika mengangkat kepalanya dari sujud."
Sunan Daruquthni 1100: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Sa'id menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami, Laits mengabarkan kepada kami, Uqail menceritakan kepadaku {h} Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Aziz mengabarkan kepada kami, Salamah bin Uqail mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Salim, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, riwayat ini: "mengangkat (tangan) lalu bertakbir."
Sunan Daruquthni 1101: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ya'qub bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, anak saudaranya Ibnu Syihab menceritakan kepada kami, dari pamannya, Salim mengabarkan kepadaku, dari Abdullah, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila berdiri untuk shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga ketika keduanya sejajar dengan bahunya beliau bertakbir" serupa itu.
Sunan Daruquthni 1102: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Yusuf Al Sulami menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrazzaq mengabarkan kepada kami, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulllah SAW mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir hingga sejajar dengan bahunya, atau hampir sejajar." Kemudian dikemukakan serupa itu.
Sunan Daruquthni 1103: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, Ali bin Ayyasy dan Abu Al Yaman mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan: Syu'aib mengabarkan kepada kami, dari Az-Zuhri, riwayat ini: "Apabila memulai takbir untuk shalat beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir hingga menjadikannya sejajar dengan bahunya" serupa itu.
Sunan Daruquthni 1104: Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar Al Wasithi menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Sa'd menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepadaku, putra saudaranya Az-Zuhri menceritakan kepada kami, dari pamannya, Salim mengabarkan kepadaku, bahwa Abdullah mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berdiri untuk shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga ketika sejajar dengan bahunya beliau bertakbir. Kemudian ketika hendak ruku beliau juga mengangkatnya hingga keduanya sejajar dengan bahunya lalu bertakbir ketika kedua tangannya seperti itu lalu ruku. Kemudian ketika hendak mengangkat tulang punggungnya beliau juga mengangkat (kedua tangan)nya hingga sejajar dengan bahunya lalu mengucapkan, 'Sami'alaahu liman hamidah" lalu sujud. Kemudian beliau tidak mengangkat tangannya ketika sujud, namun beliau mengangkatnya pada setiap raka'at dan setiap takbimya sebelum ruku, hingga beliau menyelesaikan shalatnya."
Sunan Daruquthni 1105: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isa bin Abu Imran menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Zaid bin Waqid menceritakan kepada kami, dari Nafi', ia mengatakan, "Adalah Ibnu Umar, apabila melihat seseorang shalat dengan tidak mengangkat kedua tangannya setiap kali merunduk dan bangkit, ia melemparnya dengan kerikil hingga orang itu mengangkat (tangannya)."
Sunan Daruquthni 1106: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami mengenai hadits yang kami tanyakan kepadanya: Abdul Wahhab AtsTsaqafi menceritakan kepada kami, Humaid menceritakan kepada kami, dari Anas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ketika memasuki shalat, ketika ruku dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku serta ketika sujud." Tidak ada yang meriwayatkannya dari Humaid secara marfu' selain Abdul Wahhab. Yang benar bahwa itu adalah perbuatan Anas.
Sunan Daruquthni 1107: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ali bin Syu'aib menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW apabila membuka shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan bahunya, begitu pula ketika hendak ruku dan setelah mengangkat kepalanya dari ruku, dan beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan tangan kirinya di atas paha kirinya serta melingkarkan (menggenggamkan tangan sehingga membentuk lingkaran jari) dan berdua seperti ini." seraya Sufyan mengisyaratkan dengan jari telunjuknya. Ia juga mengatakan, "Aku pun pernah mendatangi mereka —yakni para sahabat Rasulullah SAW—, dan aku dapati mereka mengangkat tangan mereka dalam baju hangat mereka pada musim dingin."
Sunan Daruquthni 1108: Ahmad bin Abdullah Al Wakil menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Hushain. Dan Al Qadhi Al Husain bin Isma'il dan Utsman bin Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir mengabarkan kepada kami, dari Hushain bin Abdurrahman, ia menuturkan, "Kami datang ke tempat Ibrahim, lalu Amr bin Murrah menyampai hadits kepadanya, ia mengatakan, 'Kami shalat di masjidnya orang-orang Hadhrami, lalu Alqamah bin Wail menyampaikan hadits kepadaku, dari ayahnya, bahwa ia melihat Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ketika membuka shalat, ketika (hendak) ruku dan ketika (hendak) sujud.' Ibrahim mengatakan, 'Menurutku ayahmu tidak pernah melihat Rasulullah SAW ketika pada satu hari itu saja.' lalu ia mengingat hal itu, sementara Abdullah tidak meriwayatkan itu darinya. Kemudian Ibrahim mengatakan, 'Sebenarnya beliau mengangkat kedua tangannya ketika membuka shalat'." Ini lafazh dari Jarir.
Sunan Daruquthni 1109: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, ia mengatakan, "Aku melihat Nabi SAW ketika membuka shalat beliau mengangkat kedua tangannya hingga telinganya, begitu pula bila ruku dan bila mengucapkan, 'Sami'alaahu liman hamidah' beliau mengangkat kedua tangannya.
Sunan Daruquthni 1110: Ibnu Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Ja'far bin Rumais menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrahman bin Mahdi mengabarkan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, yakni dari Qatadah. Dan Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abu Kamil menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Nashr bin Ashim, dari Malik bin Al Huwairits: "Bahwa Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya ketika membuka shalat, ketika hendak ruku dan setelah mengangkat kepalanya dari ruku." Ibnu Mubasysyir menyebutkan (dalam redaksinya): "Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila membuka shalatnya, beliau mengangkat kedua tanannya, dan (begitu pula) ketika hendak ruku dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku." Sementara Abu Awanah menyebutkan (dalam redaksinya): "mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir (yakni takbiratul ihram), ketika (hendak) ruku dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku, lalu mengucapkan, 'Sami'alaahu liman hamidah.' Beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahunya."
Sunan Daruquthni 1111: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syiruwaih menceritakan kepada kami, Ishaq bin Rahawaih menceritakan kepada kami, An-Nadhr bin Syumail mengabarkan kepada kami, Hammad bin Salamah mengabarkan kepada kami, dari Al Azraq bin Qais, dari Hitman bin Abdullah, dari Abu Musa Al Asy'ari, ia mengatakan, "Maukah kalian aku perlihatkan shalatnya Rasulullah SAW?" Lalu ia bertakbir dan mengangkat keduatangannya, kemudian bertakbir dan mengangkat kedua tangannya untuk ruku, kemudian mengucapkan, 'Sami'allaahu liman hamidah' lalu mengangkat kedua tangannya, lalu mengatakan, "Begitulah. Lakukanlah (seperti itu)." dan ia tidak mengangkat kedua tangannya di antara dua sujud.
Sunan Daruquthni 1112: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Ja'far bin Ahmad Asy-Syamati mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Humaid mengabarkan kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, dari Hammad bin Salamah, dengan isnadnya, dari Nabi SAW, serupa itu. Keduanya dimarfukan dari Hammad, sedangkan yang lainnya memauqufkan darinya. Aku juga mendengar Al Qadhi Abu Ja'far Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul mengatakan yang didiktekan kepada kami, ia mengatakan, "Madzhabku adalah madzhab perduduk Iraq. Aku melihat Nabi SAW di dalam tidur, beliau shalat, lalu aku melihat beliau mengangkat kedua tangannya di awal takbir (yakni takbiratul ihram), kemudian ketika (hendak) ruku, kemudian ketika mengangkat kepalanya dari ruku."
Sunan Daruquthni 1113: Ahmad bin Isa bin As-Sukain menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ruzaiq menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Khalid menceritakan kepada kami, Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Ziyad, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara' bin Azib, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila bertakbir, beliau mengangkat kedua tangannya hingga kami lihat kedua ibu jarinya mendekati kedua telinga beliau."
Sunan Daruquthni 1114: Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Abu Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Ziyad, ia mengatakan: Aku mendengar Abdurrahman bin Abu Laila mengatakan: Aku mendengar Al Bara‘ di majlis ini menyampaikan hadits kepada sekelompok orang, di antaranya Ka'b bin Ujrah, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW ketika membuka shalat, beliau mengangkat kedua tangannya di awal takbir."
Sunan Daruquthni 1115: Abu Sa'id Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim bin Misykan Al Marwazi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Mahmud mengabarkan kepada kami, Abdul karim bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari Wahb bin Zam'ah, dari Sufyan bin Abdul Malik, dari Abdullah bin Al Mubarak, ia mengatakan, "Tidak valid padaku hadits Ibnu Mas'ud (yang menyebutkan) bahwa Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya hanya pada (takbir) pertama saja, kemudian tidak lagi mengangkat tangan (setelah itu). Sedangkan yang valid padaku adalah hadits (yang menyebutkan) bahwa beliau mengangkat kedua tangannya ketika (hendak) ruku dan ketika bangkit (dari ruku)." Ibnu Al Mubarak mengatakan, "Disebutkan oleh Ubaidullah Al Umari, Malik, Ma'mar, Sufyan, Yunus dan Muhammad bin Abu Hafshah, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya, dari Nabi SAW."
Sunan Daruquthni 1116: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sulaiman Luwain mengabarkan kepada kami, Isma'il bin Zakanyya menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Ziyad menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara": "Bahwa ia melihat Rasulullah SAW ketika membuka shalat beliau mengangkat kedua tangannya hingga keduanya sejajar dengan telinganya. Kemudian (setelah itu) beliau tidak mengulanginya hingga menyelesaikan shalatnya."
Sunan Daruquthni 1117: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Luwain mengabarkan kepada kami, Isma'il bin Zakanyya menceritakan kepada kami, dari Yazid yakni Ibnu Abi Ziyad, dari Adi bin Tsabit, dan Al Bara‘ bin Azib, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1118: Muhammad bin Yahya bin Harun menceritakan kepada kami, Ishaq bin Syahin mengabarkan kepada kami, Khalid bin Ubaidullah mengabarkan kepada kami, dari Yazid bin Abu Ziyad, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara': "Bahwa ia melihat Nabi SAW ketika berdiri untuk shalat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya." Ia juga mengatakan: Adi bin Tsabit juga menceritakan kepadaku, dari Al Bara‘ dari Nabi SAW, seperti itu, dan inilah yang benar. Yazid mengemukakannya di akhir usianya, kemudian tidak pernah lagi (mengemukakannya), lalu mengemukakannya lagi, sementara hafalannya sudah kacau.
Sunan Daruquthni 1119: Abu Bakar Al Adami Ahmad bin Muhammad bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Ayyub Al Makhrami mengabarkan kepada kami, Ali bin Ashim mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abu Laila mengabarkan kepada kami, dari Yazid bin Abu Ziyad, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Al Bara' bin Azib, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW ketika berdiri untuk shalat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan telinganya, kemudian tidak mengulanginya lagi." Ali mengatakan, "Ketika aku tiba di Kufah, dikatakan kepadaku, 'Sesungguhnya Yazid masih hidup.' Lalu aku menemuinya, lalu ia pun menyampaikan hadits ini kepadaku, ia menyebutkan: Abdurrahman bin Abu Laila menceritakan kepadaku, dari Al Bara', ia mengatakan, 'Aku melihat Rasulullah SAW ketika berdiri untuk shalat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan telinganya.' Lalu aku katakan, 'Ibnu Abi Laila mengabarkan kepadaku, bahwa engkau menyebutkan: kemudian (beliau) tidak mengulanginya lagi?' Ia menjawab, 'Aku tidak ingat ini.' Aku menanyakannya lagi, ia tetap menjawab, 'Aku tidak ingat'."
Sunan Daruquthni 1120: Abu Utsman Sa'id bin Muhammad bin Ahmad Al Hannath dan Abdul Wahhab bin Isa bin Abu Hayyah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ishaq bin Abu Israil mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Jabir mengabarkan kepada kami, dari Hammad, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia mengatakan, "Aku shalat bersama Nabi SAW, bersama Abu Bakar, dan bersama Umar RA, mereka tidak mengangkat tangan mereka kecuali pada takbir pertama saat mengawali shalat." Ishaq mengatakan, "Kami mengambilnya dalam semua shalat." Muhammad bin Jabir meriwayatkan sendirian, namun ia lemah, (ia meriwayatkannya) dari Hammad, dari Ibrahim, sedangkan selain Hammad meriwayatkannya dari Ibrahim secara mursal, dari Abdullah, yaitu dari perbuatannya, tidak marfu' kepada Nabi SAW. Inilah yang benar.
Sunan Daruquthni 1121: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Luwain Muhammad bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Shalih bin Umar Al Wasithi menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, ia mengatakan, "Aku mendatangi Nabi SAW untuk melihat bagaimana beliau shalat. Beliau menghadap ke arah kiblat, kemudian bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan telinganya. Ketika ruku, beliau pun mengangkat kedua tangannya hingga posisinya seperti tadi. Ketika mengangkat kepalanya dari ruku, beliau mengangkat kedua tangannya hingga posisinya seperti tadi. Dan ketika sujud, beliau meletakkan tangannya di sebelah kepalanya dengan posisi seperti tadi."
Sunan Daruquthni 1122: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Luwain menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, dari Nabi SAW, serupa itu, hanya saja ia tidak menyebutkan sujud.
Sunan Daruquthni 1123: Abu Al Qashim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy Abu Utbah menceritakan kepada kami, dari Shalih bin Kaisan, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah. Dan dari Shalih bin Kaisan, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila membuka shalat, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan bahunya, (demikian juga) bila (hendak) ruku dan bila mengangkat kepalanya dari ruku."
Sunan Daruquthni 1124: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah Al Majisyun mengabarkan kepada kami, Al Majisyun bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Ubaidullah bin Abu Rafl', dari Ali RA, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila membuka shalatnya, beliau bertakbir, lalu membaca: ' Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal arda haniifa, wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa maatii lillaahi rabbit 'aalamiiin, laa syariika lahu, wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul muslimiin. Allaahumma antal maliku laa ilaaha ilia anta, anta rabbii wa ana 'abduka, zhalamtu nafsii wa'tarafu bidzanbii faghfir Hi dzunuubii jamii'an, inaahuu 'aa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. Labbaika wa sa'daika wal khairu kulluhu fii yadaika, wasy syarru laisa ilaika. Ana bika wa llaika. Tabaarakta wa ta'aalaita. Astaghfiruka wa atuubu ilaika' [Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit-langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus serta pasrah, dan sekali-kali aku tidak termasuk dari golongan orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, kurbanku (ibadahku), hidupku dan matiku hanya bagi Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dengan itulah aku diperintahkan, dan aku orang yang pertama kali berserah diri. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah seluruh dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Aku memenuhi panggilan-Mu, seluruh kebaikan berada di tangan-Mu dan keburukan bukan kepada-Mu. Aku memohon pertolongan-Mu dan kembali kepada-Mu. Maha suci Engkau dan Maha Tinggi, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu]. Apabila ruku, beliau membaca: Allaahumma laka raka'tu wa bika aamantu wa laka aslamtu. Khasya'a laka sam'ii wa basharii wa mukhkhii wa 'azhamii wa 'ashabif [Ya Allah untuk-Mu aku ruku, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu aku berserah diri. Pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, sarafku, khusyu' dan tunduk kepadaMu]. Apabila mengangkat kepalanya dari ruku, beliau membaca: 'Sami'allaahu liman hamidah. Rabbanaa lakal hamdu mil‟as samaawaati wa mil‟al ardhina wa maa bainahumaa, wa mil‟a maa syi‟ta min syafin ba'du [Allah mendengar bagi (hamba) yang memuji-Nya. Ya Allah (aku memuji-Mu) dengan pujian sepenuh langit dan sepenuh bumi serta apa yang ada di antara keduanya, serta sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu]. Apabila sujud, beliau membaca: 'Allaahumma laka sajadtu wa bika aamantu wa laka aslamtu. Sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam'ahu wa basharahu, tabaarakallaahu ahsanul khaaliqiin' [Ya Allah untuk-Mu aku bersujud, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri, wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakan-nya, membentuk rupanya dan yang membelah (memberikan) pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta]. Dan bila salam (mengakhiri) shalatnya (yakni antara tasyahhud dan salam), beliau membaca: Allaahummaghfir li maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a'lantu wa maa asraftu wa maa anta a'lamu bihi minniu Antal muqaddimu wa antal mu‟akhkhiru laa ilaaha illaa anta' [Ya Allah, ampunilah dosadosaku yang terdahulu maupun yang kemudian, apa-apa yang aku sembunyikan dan yang aku nyatakan, apa-apa yang terlanjur dan apa-apa yang Engkau sendiri lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah yang memajukan dan yang menangguhkan. Tidak ada tuhan selain Engkau]."
Sunan Daruquthni 1125: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Sa'id menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Musa bin Uqbah mengabarkan kepadaku, dari Uqbah, dari Abdullah bin Al Fadhl, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Ubaidullah bin Abu Rafi', dari Ali bin Abu Thalib RA: "Bahwa Apabila Rasulullah SAW memulai shalat fardhu, beliau membaca: 'Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal arda haniifam musliman wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiiin, laa syariika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiin. Allaahumma lakal hamdu laa ilaaha ilia anta, subhaanaka wa bihantdika, anta rabbii wa ana 'abduka, zhalamtu nafsii wa'tarafu bidzanbii, faghfir lii dzunuubii jamii'an, laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta. Wahdinii liahsanil akhlaaq, laa yahdii liahsanihaa illaa anta, washrif 'annii sayyfahaa laa yashrifu 'annii sayiiahaa illaa anta. Labbaika wa sa 'daika wal khairu fii yadaika, wal mahdiyyu man hadaita. Wa ana bika wa ilaika. Tabaarakta wa ta'aalaita. Astaghfiruka wa atuubu ilaika [Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit-langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus serta pasrah, dan sekali-kali aku tidak termasuk dari golongan orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, kurbanku, hidupku dan matiku hanya bagi Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dengan itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Ya Allah, bagi-Mu segala puji, tiada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau dan dengan memuji-Mu. Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan aku mengakui dosadosaku, maka ampunilah seluruh dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Bimbinglah aku kepada akhlakyang terbaik, tidak ada yang dapat membimbingku kepadanya kecuali Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlak yang tercela, tidak ada yang menghindarkanku darinya kecuali Engkau. Aku memenuhi panggilan-Mu, kebaikan berada di tangan-Mu dan orang yang mendapat petunjuk adalah yang Engkau tunjuki. Aku memohon pertolongan-Mu dan kembali kepada-Mu. Maha suci Engkau dan Maha Tinggi, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu]. Dan apabila beliau sujud dalam shalat fardhu," lalu dikemukakan sisa haditsnya.
Sunan Daruquthni 1126: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Salm bin Qadim Al Baghdadi menceritakan kepada kami, Abu Haiwah menceritakan kepada kami {h} Ahmad bin Muhammad bin Ziyad Al Qaththan menceritakan kepada kami, Abdul Karim bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Yazid bin Abd Rabbih menceritakan kepada kami, Syuraih bin Yazid Abu Haiwah menceritakan kepada kami, dari Syu'aib bin Abu Hamzah, dari Muhammad bin Al Munkadir, dari Jabir bin Abdullah: "Bahwa Rasulullah SAW apabila membuka shalatnya, beliau membaca: 'Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiiin, laa syariika lahu wa bidzalika umirtu wa ana awwalul muslimiiin. Allaahummahdinii liahsanil akhlaaq wa ahsanil a'maal, laa yahdii liahsanihaa illaa anta, wa qinii sayyfal akhlaaqi wal a'maal, laayaqii sayyi‟ahaa ilia anta' [Sesunguhnya shalatku, kurbanku, hidupku dan matiku hanya bagi Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dengan itulah aku diperintahkan, dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri, Ya Allah, bimbinglah aku kepada akhlak yang terbaik dan amal yang terbaik, tidak ada yang dapat membimbingku kepadanya kecuali Engkau. Dan peliharalah aku dari akhlak dan amal yang buruk, tidak ada yang dapat memelihara (dari) keburukannya kecuali Engkau]." Syu'aib mengatakan, "Muhammad bin Al Munkadir dan para ahli fikih lainnya dari warga Madinah mengatakan kepadaku, 'Jika engkau membaca ini, maka ucapkanlah: wa ana minal musUmin'." Lafaznya dari Abdul Karim.
Sunan Daruquthni 1127: Abu Ishaq Isma'il bin Yunus bin Yasin menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Israil menceritakan kepada kami, Ja'far bin Sulaiman Adh-Dhuba'i menceritakan kepada kami, Ali bin Ar-Rifa'i menceritakan kepada kami, Ishaq mengatakan: Ia menyerupakan dengan Nabi SAW, dari Abu Al Mutawakkil, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berdiri (untuk shalat) di malam hari, beliau membuka shalatnya lalu bertakbir dan membaca: 'Subhaanaka allaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau] tiga kali. 'A'uudzu billaahis samii'il 'aliim minasy syaithaanir rajiim, min hamzihi wa nafatsihi wa nafkhihi‟ [Aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan syetan yang terkutuk, dari kegilaannya, dari kesombongannya dan dari tiupannya], kemudian membaca."
Sunan Daruquthni 1128: Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Al Husain bin Isa menceritakan kepada kami, Thalq bin Ghannam menceritakan kepada kami, Abdussalam bin Harb Al Mula'i menceritakan kepada kami, dari Budail bin Maisarah, dari Abu Al Jauza‘ dari Aisyah, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila membuka shalatnya, beliau membaca: ' Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci namaMu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]" Abu Daud mengatakan, "Tidak ada yang meriwayatkannya dari Abdussalam selain Thalq bin Ghannam. Dan hadits ini tidaklah kuat."
Sunan Daruquthni 1129: Utsman bin Ja'far bin Muhammad Al Ahwal menceritakan kepada kami, Muhammad bin Nashr Al Marwazi Abu Abdillah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syabib menceritakan kepada kami, Ishaq bin Muhammad menceritakan kepadaku, dari Abdurrahman bin Umar bin Syaibah, dari ayahnya, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Umar bin Khaththab RA, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila telah bertakbir untuk shalat, beliau membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]: dan apabila berta'awwudz beliau mengucapkan: "A'uudzu billaahi min hamzisy syaithaani wa nafkhihi wa nafatsihi [Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan, tiupannya dan kesombongannya]." Syaikh ini me-marfu '-kannya, dari ayahnya, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Umar, dari Nabi SAW. Riwayat yang terpelihara dari Umar adalah dari ucapannya yang seperti itu. Demikian juga yang diriwayatkan oleh Ibrahim dari Alqamah dan Al Aswad dari Umar. Dan demikian juga yang diriwayatkan oleh Yahya bin Ayyub, dari Umar bin Syaibah, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Umar, yaitu dari ucapan Umar. Inilah yang benar.
Sunan Daruquthni 1130: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur mengabarkan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami, Umar bin Syaibah menceritakan kepadaku, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Umar: "Bahwa apabila ia telah bertakbir untuk shalat, ia membaca: ' Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' {Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]." Ini shahih dari Umar, yaitu dari ucapan Umar.
Sunan Daruquthni 1131: Muhammad bin Abdullah bin Ghailan menceritakan kepada kami, Al Husain bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Al A'masy mengabarkan kepada kami, dari Ibrahim, dari Al Aswad, dari Umar RA: "Bahwa apabila membuka shalatnya, ia membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]."
Sunan Daruquthni 1132: Ahmad bin Abdullah Al Wakil menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Aun, dari Ibrahim, dari Alqamah: Bahwa ia pergi menemui Umar bin Khaththab, ia menuturkan, "Lalu aku melihatnya ketika ia membuka shalatnya, ia membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairukd' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci namaMu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]."
Sunan Daruquthni 1133: Ahmad menceritakan kepada kami, Al Hasan menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Hushain, dari Abu Wail, dari Al Aswad bin Yazid, ia mengatakan, "Aku melihat Umar ketika membuka shalat, ia bertakbir, lalu membaca: ' Subhaanakallaahumma‘ seperti itu.
Sunan Daruquthni 1134: Muhammad bin Nun mengabarkan kepada kami, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, dari Hushain, riwayat ini, dan menambahkan: "kemudian ber-ta 'awwudz."
Sunan Daruquthni 1135: Abu Muhammad bin Sha'id mengabarkan kepada kami, Al Husain bin Ali bin Al Aswad Al Ijli mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Ash-Shalt menceritakan kepada kami, Abu Khalid Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Humaid, dari Anas, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila membuka shalatnya, beliau bertakbir, lalu mengangkat kedua tangannya hingga kedua ibu jarinya sejajar dengan telinganya, lalu membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]."
Sunan Daruquthni 1136: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami {h} Ibnu Ghailan menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Khazim menceritakan kepada kami {h} Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Al Wakil menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah Ad-Dharir Muhammad bin Khazim menceritakan kepada kami, dari Haritsah bin Abu Ar-Rijal, dari Amrah, dari Aisyah: "Bahwa apabila Nabi SAW membuka shalatnya, beliau membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]."
Sunan Daruquthni 1137: Muhammad bin Amr bin Al Bakhtari menceritakan kepada kami, Sa'dan bin Nashr menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, dari Haritsah bin Muhammad, seperti itu, dan ia menambahkan: "dan mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan bahunya, lalu membaca: Subhaanaka allaahumma"
Sunan Daruquthni 1138: Muhammad bin Isma'il Al Farisi dan Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yahya bin Abu Thalib mengabarkan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Sa'id mengabarkan kepada kami, dari Abu Ma'syar, dari Ibrahim, dari Alqamah dan Al Aswad: "Bahwa begitu Umar RA bertakbir, ia membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]. Ia memperdengarkannya kepada orang-orang di belakangnya."
Sunan Daruquthni 1139: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa dan lainnya menceritakan kepada kami, lafazhnya dari Yusuf {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abu Al Azhar menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Shal bin Amir Abu Amir Al Bajali menceritakan kepada kami, Malik bin Mighwal menceritakan kepada kami, dari 'Atha‘ ia menuturkan, "Aku dan Ubaid bin Umair masuk ke tempat Aisyah RA, lalu aku menanyakan kepadanya tentang iftitahnya Nabi SAW, maka Aisyah pun menjawab, 'Apabila telah bertakbir, beliau membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci namaMu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]."
Sunan Daruquthni 1140: Muhammad bin Nuh Al Jundaisaburi menceritakan kepada kami, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail dan Hafsh bin Ghiyats mengabarkan kepada kami, dari Al A'masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, ia mengatakan, "Adalah Umar RA, apabila membuka shalat, ia membaca: ''Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka" [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]. Ia memperdengarkan itu kepada kami untuk mengajarkannya kepada kami."
Sunan Daruquthni 1141: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Ashim, dari Abu Wail, ia mengatakan, "Adalah Utsman, apabila membuka shalatnya, ia membaca: 'Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa tabaarakasmuka wa ta'aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuka' [Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi kebesaran-Mu, dan tiada sesembahan selain Engkau]. Ia memperdengarkan itu kepada kami."
Sunan Daruquthni 1142: Abu Ishaq Ibrahim bin Hammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, 'saudaraku Muhammad bin Hammad bin Ishaq menceritakan kepadaku, Sulaiman bin Abdul Aziz bin Abu Tsabit menceritakan kepada kami, Abdullah bin Musa bin Abdullah bin Hasan menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya Abdullah bin Al Hasan, dari ayahnya, dari Al Hasan bin Ali, dari Ali bin Abu Thalib RA, ia mengatakan, "Nabi SAW membaca '"Bismillaahir rahmaanir rahiim' di dalam shalatnya."
Sunan Daruquthni 1143: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Yahya bin Zakariyya bin Syaiban menceritakan kepada kami, Mahfuzh bin Nashr mengabarkan kepada kami, Isa bin Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Ayahku menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ali bin Abu Thalib, ia mengatakan, "Rasulullah SAW menyaringkan 'Bismillaahir rahmaanir rahiim pada (bacaan) kedua suratnya."
Sunan Daruquthni 1144: Abu Al Hasan Ali bin Dalil Al Ikhbari menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Hasan Al Muqri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin Musa bin Ja'far bin Muhammad menceritakan kepada kami, pamannya Abu Al Husain bin Musa menceritakan kepadaku, Abu Musa bin Ja'far menceritakan kepadaku, dari ayahnya yakni Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya yakni Muhammad, dari ayahnya yakni Ali bin Al Husain, dari ayahnya yakni Al Husain, dari ayahnya yakni Ali bin Abu Thalib RA, ia berkata, "Nabi SAW bertanya, 'Apa yang engkau baca bila berdiri melaksanakan shalat?' Aku jawab, 'Alhamdu lillaahi rabbil'alaamiin.‘ beliau pun bersabda, 'Ucapkanlah (bacalah): 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'."'
Sunan Daruquthni 1145: Abu Al Qasim Abdullah bin Ahmad bin Tsabit Al Bazzaz menceritakan kepada leami, Al Qasim bin Al Hasan Az-Zubaidi menceritakan kepada kami, Asid bin Zaid menceritakan kepada kami, Amr bin Syamar menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abu Ath-Thufail, dari Ali dan Ammar RA: "Bahwa Nabi SAW menyaringkan bacaan 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' dalam shalat-shalat fardhu."
Sunan Daruquthni 1146: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ja'far bin Ali bin Najih menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam bin Zhuhair menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan As-Sulami mengabarkan kepada kami {h} Abu Sahl bin Ziyad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Utsman Al Absi menceritakan kepada kami, Yahya bin Hasan bin Furat menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Hakam bin Zhuhair menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan Al Abdi menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abu Ath-Thufail, ia mengatakan, "Aku mendengar Ali bin Abu Thalib dan Ammar mengatakan, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW menyaringkan (bacaan) ''Bismillaahir rahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1147: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Hamid Al Hulwani menceritakan kepada kami, Abu Ash-Shalt Al Harawi menceritakan kepada kami, Abbad bin Al Awwam menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Salim, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Nabi SAW menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim.' di dalam shalat."
Sunan Daruquthni 1148: Abu Abdullah Ubaidullah bin Abdush Shamad bin Al Muhtadi Billah, Abu Hurairah Muhammad bin Ali bin Hamzah Al Anthaki, Abu Ja'far Muhammad bin Al Husain bin Sa'id Al Hamdani dan Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Isma'il Al Ubulli menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Ahmad bin Muhammad bin Yahya bin Hamzah menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari ayahnya, ia menuturkan, "Amirul Mukminin Al Mahdi melakukan shalat Maghrib mengimami kami, lalu ia menyaringkan (bacaan)'Bismillaahir rahmaanir rahiim'', lalu aku tanyakan (selesai shalat), 'Wahai Amirul Mukminin, apa ini?' Ia pun menjawab, 'Ayahku menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ibnu Abbas: Bahwa Nabi SAW menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' Lalu aku katakan, '(Bolehkah) aku menyebarkannya (bahwa khabar ini) darimu?' Ia menjawab,'Ya'."
Sunan Daruquthni 1149: Abu Al Hasan Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Abu Al Asy'ats Ahmad bin Al Miqdam menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Isma'il bin Hammad bin Abu Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Abu Khalid, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengawali shalat dengan (bacaan) 'Bismillaahirrahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1150: Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abu Sa'id Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Ja'far bin Anbasah bin Amr Al Kufi menceritakan kepada kami, Umar bin Hafsh Al Makki menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari 'Atha‘ dari Ibnu Abbas: "Bahwa Nabi SAW masih tetap menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' pada kedua suratnya, hingga beliau wafat."
Sunan Daruquthni 1151: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Rusyd bin Khutsaim Al Hilali menceritakan kepada kami, pamanku Sa'id bin Khutsaim menceritakan kepada kami, Hanzhalah bin Abu Sufyan menceritakan kepada kami, dari Salim, dari Ibnu Umar: "Bahwa ia menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'' dan menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyaringkannya."
Sunan Daruquthni 1152: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ishaq menceritakan kepada kami. Dan Ahmad bin Ishaq bin Wahb dan Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ahmad bin Yahya Al Hulwani mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan: Atiq bin Ya'qub mengabarkan kepada kami {h} Muhammad bin Makhlad bin Hafsh menceritakan kepada kami, Hamzah bin Al Abbas Al Marwazi mengabarkan kepada kami, Atik bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari ayahnya dan pamannya yakni Ubaidullah, dari Nafi', dari Ibnu Umar: "Bahwa Nabi SAW, apabila membuka shalatnya, beliau mengawali dengan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim" An-Naisaburi menyebutkan (dalam redaksinya): "membaca".
Sunan Daruquthni 1153: Umar bin Al Hasan bin Ali Asy-Syaibani menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad bin Nushair memberitahukan kepada kami, Abu Ath-Thahir Ahmad bin Isa menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Fudaik menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Dzib, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Aku telah shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar RA, mereka semua menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim.‖
Sunan Daruquthni 1154: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syabib menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Mundzir menceritakan kepada kami, Daud bin 'Atha' menceritakan kepada kami {h} Ja'far bin Muhammad bin Nushair menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami {h} Ali bin Muhammad bin Ubaid Al Hafizh menceritakan kepada kami, Al Husain bin Ja'far bin Habib Al Qurasyi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Isma'il bin Muhammad Ath-Thalhi menceritakan kepada kami, Daud bin 'Atha‘ menceritakan kepadaku, dari Musa bin Uqbah, dan Nafi', dari Ibnu Umar: "Bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila Jibril AS mendatangiku dengan membawa wahyu, yang pertama kali disampaikan kepadaku adalah 'Bismillaahir rahmaanir rahiim '."
Sunan Daruquthni 1155: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam menceritakan kepada kami, ayahku dan Syua'ib bin Al-Laits menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Al-Laits bin Sa'id mengabarkan kepada kami, dari Khalid bin Yazid, dari Sa'id bin Abu Hilal, dari Nu'aim bin Abdullah Al Mujmir, bahwa ia menuturkan, "Aku shalat di belakang Abu Hurairah, lalu ia membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' kemudian membaca Ummul Qur'an (surah Al Faatihah) hingga ketika sampai pada 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin' ia mengucapkan 'aamiin dan orang-orang pun (yakni jama'ah) mengucapkan, 'aamiin'. Ia pun mengucapkan 'allaahu akbar' setiap kali sujud, dan ketika berdiri dari duduk setelah dua (raka'at) ia pun mengucapkan 'allaahu akbar', kemudian setelah salam ia mengatakan, 'Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ini adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah SAW'." Riwayat ini shahih dan semua perawinya tsiqah.
Sunan Daruquthni 1156: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hani' menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih dan Yahya bin Bukair menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Khalid bin Yazid, dari Sa'id bin Abu Hilal, dengan isnad ini, serupa itu. Demikian juga yang diriwayatkan oleh Haiwah bin Syuraih Al Mishri dari Khalid bin Yazid, dari Sa'id bin Abu Hilal, dengan isnad ini, serupa itu."
Sunan Daruquthni 1157: Da'laj bin Ahmad menceritakannya kepada kami, Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Haiwah bin Syuraih mengabarkan kepadaku {h} Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menyampaikannya kepada kami, Ibrahim bin Al Walid bin Hammad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Yahya bin Ya'la Al Aslami menceritakan kepada kami, Haiwah bin Syuraih Al Mishri menceritakan kepada kami, Khalid bin Yazid menceritakan kepadaku, dengan isnad ini, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1158: Abu Thalib Al Hafizh Ahmad bin Nashr menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Manshur bin Abu Muzahim menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami, Abu Uwais menceritakan kepada kami {h} Abu Abdillah Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Utsman bin Khurrazadz menceritakan kepada kami, Manshur bin Abu Muzahim menceritakan kepada kami dari kitabnya kemudian menghapusnya, Abu Uwais menceritakan kepada kami, dari Al 'Ala' bin Abdurrahman bin Ya'qub, dari ayahnya, dari Abu Hurairah: "Bahwa Nabi SAW, apabila membaca ketika mengimami orang-orang, beliau membuka shalatnya dengan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim"'." Abu Hurairah mengatakan, "Itu adalah salah satu ayat dari Kibatullah. Bacalah pembukaan Al Qur'an bila kalian mau, sesungguhnya itu adalah ayat yang tujuh." Al Farisi mengatakan, "Sesungguhnya apabila Nabi SAW mengimami orang-orang, beliau membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim? tidak lebih dari itu."
Sunan Daruquthni 1159: Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Abu Ats-Tsalj menceritakan kepada kami, Umar bin Syabbah menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az-Zubairi menceritakan kepada kami, Khalid bin Ilyas menceritakan kepada kami, dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mengajariku shalat, ia berdiri lalu bertakbir, kemudian membacakan pada kami Bismillaahir rahmaanir rahiim' dalam bacaan yang dinyaringkan pada setiap raka‟at.
Sunan Daruquthni 1160: Muhammad bin Isma'il bin Ishaq Al Farisi menceritakan kepada kami, Abu Zur'ah Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, Khalid bin Ilyas menceritakan kepada kami, dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mengimamiku, lalu membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1161: Muhammad bin Makhlad bin Hafsh menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ishaq As-Sarraj menceritakan kepada kami, Uqbah bin Mukram menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, Mis'ar menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Qais, dari Abu Hurairah: "Bahwa Nabi SAW menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'." Yang benar adalah Abu Ma'syar.''
Sunan Daruquthni 1162: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abbad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Umar bin Harun menceritakan kepada kami {h} Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hani' mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Sa'id bin Al Ashbahani menceritakan kepada kami, Umar bin Harun Al Balkhi menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Abi Mulaikah, dari Ummu Salamah: "Bahwa Nabi SAW membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na 'budu wa iyyaka nasta 'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shirathal ladziina an'amta‘alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin' [Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat] beliau memutusnya ayat per ayat dan menghitungnya menurut perhitungan orang-orang Arab dengan menghitung "Bismillaahir rahmaanir rahiim." sebagai satu ayat dan tidak menghitung "'alaihim".
Sunan Daruquthni 1163: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ishaq Al Harbi menceritakan kepada kami, Isma'il bin Isa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi' Ash-Shaigh menceritakan kepada kami, Al Jahm bin Utsman menceritakan kepada kami, dari Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah SAW bertanya, 'Bagaimana engkau membaca di dalam shalatT Aku jawab, 'Aku membaca 'alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.'' beliau bersabda, 'Ucapkanlah: 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1164: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Muhammad bin Ahmad bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Amr bin Ashim menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Hammam dan Jarir yakni Ibnu Hazim menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Qatadah menceritakan kepada kami, ia mengatakan, "Anas bin Malik ditanya, 'Bagaimana bacaan Rasulullah SAW?' Ia menjawab, 'Bacaannya dipanjangkan, kemudian membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' dengan memanjangkan 'Bismillaah', memanjangkan 'arrahmaan'
Sunan Daruquthni 1165: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad bin Al Husain bin Isa bin Zaid menceritakan kepada kami, Zaid bin Al Husain bin Isa bin Zaid menceritakan kepada kami {h} Abu Ja'far Muhammad bin Ubaidullah bin Thahir bin Yahya Al Husaini Al Alawi yang dikenal dengan sebutan Muslim menceritakan kepadaku di Mesir dari kitab kakeknya, kakekku Thahir bin Yahya menceritakan kepadaku, Yahya menceritakan kepadaku, ayahku Yahya bin Al Husain menceritakan kepadaku, Zaid bin Al Husain bin Isa bin Zaid menceritakan kepadaku, Umar bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Al Husain menceritakan kepadaku, dari Hatim bin Isma'il, dari Syarik bin Abbdullah, dari Isma'il Al Makki, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah SAW menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1166: Aku membaca pada asal kitab Abu Bakar Ahmad bin Amr bin Jabir Ar-Ramli yang ditulis dengan tangannya sendiri: Utsman bin Khurrazadz menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Mutawakkil bin Abu As-Sari menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Aku shalat di belakang Al Mu'tamir bin Sulaiman sejumlah shalat yang aku tidak dapat menghitungnya (termasuk Subuh dan Maghrib), ia (biasa) menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' sebelum fatihatul kitab (surah Al Fatihah) dan setelahnya, dan aku mendengar Al Mu'tamir mengatakan, 'Aku tidak melebihi dari meniru shalat ayahku. Dan ayahku mengatakan, 'Aku tidak melebihi dari meniru shalatnya Anas bin Malik.' Sementara Anas telah mengatakan, 'Aku tidak melebihi dari meniru shalatnya Rasulullah SAW'
Sunan Daruquthni 1167: Sahl bin Isma'il Al Qadhi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad Al Qadhi As-Suhaimi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Ath-Tha'i menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad Al Qadhi At-Taimi menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Anas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW menyaringkan bacaan 'Bismillaahir rahmaanir rahiim.‘
Sunan Daruquthni 1168: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Yusuf bin Ziyad Adh-Dhabbi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hammad Al Hamdani menceritakan kepada kami, dari Fithr bin Khalifah, dari Abu Adh-Dhuha, dari AnNu'man bin Basyir, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jibril AS mengimamiku di Ka'bah, lalu ia menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir raniim"."
Sunan Daruquthni 1169: Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad bin Syakir menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Humaid, dari Al Husain, dari Samurah, ia mengatakan, "Ada dua saktahin (perhentian) yang dilakukan Rasulullah SAW: Satu perhentian bila membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' dan satu perhentian bila setelah membaca." Dan hal ini diingkari oleh Imran bin Hushain, lalu mereka menulis surat kepada Ubay bin Ka'b, maka ia pun menjawab, bahwa Samurah benar.
Sunan Daruquthni 1170: Al Husain bin Yahya bin Ayyasy Al Qaththan menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhasysyir menceritakan kepada kami, Salamah bin Shalih Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Khalid, dari Abdul karim Abu Umayyah, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Aku tidak akan keluar dari masjid hingga aku memberitahumu dengan suatu ayat atau suatu surah yang tidak pernah diturunkan kepada seorang nabi pun setelah Sulaiman selainku.' Lalu beliau berjalan dan ia mengikutinya, hingga ketika sampai di pintu masjid dan mengeluarkan sebelah kakinya dari tangga masjid sementara sebelah kakinya lagi masih di masjid, aku bergumam (di dalam hati), 'Antara aku dan diriku, apakah beliau lupa?' Lalu beliau menoleh ke arahku, kemudian berkata, 'Dengan apa kau memulai bacaan Al Qur'an bila engkau memulai shalat Aku jawab, 'Dengan 'Bismillaahir rahmaanir rahum." Beliau bersabda, 'Itulah dia" Kemudian beliau keluar.'
Sunan Daruquthni 1171: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Al Mustaund menceritakan kepada kami, Sa'id bin Utsman Al Khazzaz menceritakan kepada kami, Amr bin Syamar menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya yakni Buraidah, ia mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah SAW menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim.'' Selanjutnya Abdullah (bin Buraidah) mengatakan, "Abdullah bin Umar juga menyaringkannya, demikian juga Abdullah bin Abbas dan Ibnu Al Hanafiyyah."
Sunan Daruquthni 1172: Abu Al Qasim Al Hasan bin Muhammad bin Bisyr Al Kufi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Musa bin Ishaq Al Hammar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Habib menceritakan kepada kami, Musa bin Abu Habib Ath-Tha'ifi menceritakan kepada kami, dari Al Hakam bin Umair, salah seorang peserta perang Badar, ia menuturkan, "Aku Shalat di belakang Nabi SAW, di dalam shalatnya beliau menyaringkan bacaan 'Bismillaahir rahmaanir rahiim', (yaitu) dalam shalat malam, shalat Subuh dan shalat Jum'at."
Sunan Daruquthni 1173: Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Musa bin Abu Hamid dan Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Bakar Muhammad bin Shalih Al Anmathi Kilajah mengabarkan kepada kami. Dan Ahmad bin Muhammad bin Abu Ar-Rijal menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdus Al harrani menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yahya bin Shalih Al Wahazhi mengabarkan kepada kami, Yahya bin Hamzah menceritakan kepada kami, dari Al Hakam bin Abdullah bin Sa'd, dari Al Qasim bin Muhammad, dari Aisyah: "Bahwa Rasulullah SAW menyaringkan bacaan ' Bismillaahir rahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1174: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Yahya Al Jurjani menceritakan kepada kami, Abdunazzaq menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij memberitahukan kepada kami {h} Abu Bakar menceritakan kepada kami, ArRabi' bin Sulaikan menceritakan kepada kami, Asy-Syafi'i memberitahukan kepada. kami, Abdul Majid bin Abdul Aziz memberitahukan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Abdullah bin Utsman bin Khutsaim mengabarkan kepadaku, bahwa Abu Bakar Hafsh bin Umar mengabarkan kepadanya, bahwa Anas bin Malik mengabarkan kepadanya, ia mengatakan, "Mu'awiyah melaksanakan suatu shalat di Madinah, lalu ia menyaringkan bacaan namun tidak membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' pada Ummul Qur'an (surah Al Faatihah) dan juga tidak membacakannya untuk surah setelahnya, serta tidak bertakbir ketika turun (hendak suju) hingga shalat itu selesai dilaksanakan. Selesai salam, orang-orang dari golongan Muhajirin dan Anshar yang mendengarnya, memanggilnya dari setiap tempat, 'Wahai Mu'awiyah, apakah engkau telah mencuri (dari) shalat atau engkau lupa?' Setelah itu, tidak pernah lagi ia melakukan shalat kecuali dengan membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' pada Ummul Qur'an (surah Al Faatihah) dan surah yang setelahnya serta bertakbir ketika turun untuk sujud." Semua perawinya tsiqah.
Sunan Daruquthni 1175: Al Qadhi Abu Ath-Thahir Muhammad bin Ahmad bin Nashr dan Ahmad bin As-Sindi bin Al Hasan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ja'far bin Muhammad Al Firyabi menceritakan kepada kami, Abu Ayyub Sulaiman bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Abdullah bin Utsman bin Khutsaim menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah, dari ayahnya, dari kakeknya: Bahwa Mu'awiyah bin Abu Sufyan datang ke Madinah untuk haji atau umrah, lalu ia shalat mengimami orang-orang, namun ia tidak membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'' ketika mengawali bacaan Al Qur‘an dan ketika membaca Ummul Kitab (surah Al Faatihah). Selesai shalat, orangorang Muhajir dan Anshar mendatanginya dari setiap sudut masjid, lalu mereka berkata, 'Apakah engkau meninggalkan shalatmu wahai Mu'awiyah, atau engkau lupa (membaca) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'!' Kemudian ketika mengimami mereka pada shalat yang lainnya, ia membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim '. " Syaikh mengatakan, "Telah diriwayatkan (pembacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'' secara nyaring dari Nabi SAW oleh sejumlah sahabat beliau dan para istri beliau selain yang kami sebutkan. Hadits-hadits mereka kami cantumkan tersendiri pada bab tentang menyaringkan bacaan, adapun di sini kami cukupkan dengan apa yang telah kami kemukakan supaya lebih ringkas dan ringan, Demikian juga yang kami sebutkan pada bagian hadits-hadits tentang menyaringkan bacaan yang bersumber dari para sahabat Nabi SAW dan para pengikut mereka serta generasi pengganti mereka rahimahumullah."
Sunan Daruquthni 1176: Abu Bakar Al Azraq Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepadaku, ayahku menceritakan kepada kami, Ibnu Sam'an menceritakan kepada kami, dari Al 'Ala' bin Abdurrahman, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa melakukan suatu shalat tanpa membaca Ummul Qur‟an (surah Al Faatihah) di dalamnya, maka shalatnya itu kurang (tidak lengkap), tidak sempurna." Lalu aku tanyakan kepada Abu Hurairah, "Bagaimana bila aku (shalat) bersama imam?" Ia menarik lenganku, lalu berkata, "Bacalah itu di dalam hatimu, sesunguhnya aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Sesungguhnya Aku telah membagi shalat antara diri-Ku dan hambaKu menjadi dua paruh, yang mana separuhnya adalah miliknya.' Bila hamba-Ku membuka shalat dengan 'Bismilaahir rahmaanir rahiim'' [Dengan menyebut nama Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang] berarti hamba-Ku telah menyebutKu. Lalu mengucapkan, 'Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin' [Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam], maka Aku ucapkan, 'Hamba-Ku memuji-Ku.' Kemudian ia mengucapkan, 'Arrahmaanir rahiim [Maha Pemurah lagi Maha Penyayang], maka Aku ucapkan, 'Hamba-Ku memuja-Ku.' Kemudian ia mengucapkan, 'Maaliki yaumiddiih' [Yang menguasai hari pembalasan], maka Aku ucapkan, 'Hamba-Ku mengagungkan-Ku.' Kemudian ia mengucapkan, 'Iyyaaka na'budu waiyyaaka nastaa‟in [Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan]. Ayat ini antara Aku dan hamba-Ku dua paruh, dan bagian akhir surah untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta'. " Ibnu Sam'an adalah Abdullah bin Ziyad bin Sam'an, haditsnya ditinggalkan. Hadits ini telah diriwayatkan oleh segolongan perawi tsiqah dari Al 'Ala' bin Abdurrahman, di antaranya adalah: Malik bin Anas, Ibnu Juraij, Rauh bin Al Qasim, Ibnu Uyainah, Ibnu Ajlan, Al Hasan bin Al Hurr, Abu Uwais dan Iain-lain dengan sedikit perbedaan dalam isnadnya namun matannya sama, yang mana tidak seorang pun dari mereka yang di dalam hadits ini menyebutkan *Bismillaahir rahmaanir rahiim." Kesamaan mereka dalam menyelisihi periwayatan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Sam'an adalah lebih benar. Wallahu a lam.
Sunan Daruquthni 1177: Yahya bin Muhammad bin Sha'id dan Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ja'far bin Mukram menceritakan kepada kami, Abu Bakar Al Hanafi menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Ja'far menceritakan kepada kami, Nuh bin Abu Bilal mengabarkan kepadaku, dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila kalian membaca alhamdu lillaah' maka bacalah 'Bismillaahir rahmaanir rahiim', sesungguhnya itu adalah Ummul Qur‟an (induknya Al Qur‟an), Ummul Kitab (induknya Al Kitab), dan As-Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang), sedangkan 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' adalah salah satunya'," Abu Bakar Al Hanafi mengatakan, "Kemudian aku berjumpa dengan Nuh, lalu ia menceritakan kepadaku, dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, seperti itu dan tidak me-marfu'-kannya."
Sunan Daruquthni 1178: Dibacakan kepada Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kalian. Dan dibacakan kepada Ali bin Al Hasan bin Qahthabah dan aku mendengarkan: Mahmud bin Khidasy menceritakan kepada kalian, keduanya mengatakan: Yahya bin Sa'id Al Umawi menceritakan kepada kami. Dan dibacakan kepada Abdullah bin Muhammad Al Baghawi dan aku mendengarkan: Sa'id bin Yahya Al Amawi menceritakan kepada kalian: Ayahku menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abu Mulaikah, dari Ummu Salamah, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila membaca, beliau memotong bacaannya ayat per ayat: 'Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin'." Lafazh ini dari Abdullah bin Muhammad. Isnadnya shahih dan semua perawinya tsiqah. Abdulalh bin Muhammad mengatakan kepada kami, "Diriwayatkan juga oleh Umar bin Harun dari Ibnu Juraij dengan menambahkan suatu perkataan di dalamnya."
Sunan Daruquthni 1179: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Sa'd bin Zurarah, ia mengatakan, "Aku mendengar Abdurrahman Al A'raj menyampaikan hadits dari Abu Hurairah, bahwa apabila Nabi SAW membuka shalat, beliau membaca 'Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin'' kemudian diam sejenak." Tidak ada yang memarfu‘kannya selain Abu Daud dari Syu'bah, sementara yang lainnya memauqufkannya dari perbuatan Abu Hurairah.
Sunan Daruquthni 1180: Muhammad bin Harun Abu Hamid menceritakan kepada kami, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Abu Qutaibah menceritakan kepada kami, Umar bin Nabhan menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW shalat dengan mengenakan sepasang sandalnya dan sepasang khuffnya."
Sunan Daruquthni 1181: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abdul A'la bin Washil menceritakan kepada kami, Khallad bin Khalid Al Muqri menceritakan kepada kami, Asbath bin Nashr menceritakan kepada kami, dari As-Suddi, dari Abd Khair, ia mengatakan, "Ali RA ditanya tentang as-sab'ul matsani (ayat yang tujuh), maka ia pun menjawab, '(itu adalah) Alhamdu lillaah.' (yakni surah Al Faatihah) Lalu dikatakan lagi kepadanya, '(Bukankah) itu hanya enam ayat?' Ia menjawab, 'Bismillaahir rahmaanir rahiim adalah satu ayat'."
Sunan Daruquthni 1182: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Ubaidullah Al Makhzumi Sa'id bin Abdurrahman dan Muhammad bin Abu Abdurrahman Al Muqrf menceritakan kepada kami lafazhnya dari Sa'id, keduanya mengatakan: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Mis'ar {h} Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Utsman bin Karamah dan Abu Syaibah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Mis'ar menceritakan kepada kami, dari Ibrahim As-Saksaki, dari Abdullah bin Abu Aufa, ia menuturkan, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu menyebutkan bahwa ia tidak dapat menghafal sedikit pun dari Al Qur'an -dalam redaksi yang dikemukakan Ibnu Uyainah disebutkan:- Lalu orang itu berkata, 'Wahai Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang mencukupiku dari Al Qur'an, karena sesungguhnya aku tidak dapat membaca.' Beliau pun bersabda, ' Ucapkanlah: Subhaanallah, wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha illallah, waallaahu akbar, wa laa haula walaa quwwata illaa billaah. [Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah].' Lalu orang itu berkata dengan isyarat tangannya, 'Itu semua untuk Tuhanku, lalu mana yang untukku?' Beliau pun bersabda, 'Ucapkanlah: Allaahummaghfir li warhamnii wahdinii warzuqnii wa 'aafinii [Ya Allah ampunilah aku, rahamtilah aku, tunjukilah aku, berilah aku rezeki dan sehatkanlah aku.‖
Sunan Daruquthni 1183: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul malik bin Zanjawaih menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri memberitahukan kepada kami, dari Abu Khalid, dari Ibrahim - bukan An-Nakh'i-, dari Abdullah bin Abu Aufa: "Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak dapat belajar Al Qur'an, lalu apa yang mencukupiku di dalam shalatku?' Beliau menjawab, 'Engkau mengucapkan: Subhaanallah, wal hamdu lillaah, wa laa haula walaa quwwata illaa bilaah, waallaahu akbar, wa laa ttaaha illallah,. [Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang haq selain Allah].' Laki-laki itu berkata lagi, 'Semua ini untuk Allah, lalu apa yang untukku?' Beliau pun bersabda, 'Engkau mengucapkan: Allaahummaghfir lii warhamnii warzuqnii wahdinii wa 'aafinii Ya Allah ampunilah aku, rahamtilah aku, berilah aku rezeki, tunjukilah aku dan sehatkanlah aku].' Lalu Rasulullah bersabda, 'Adapun ini, telah memenuhi kedua tangannya dengankebaikan.'' seraya menggenggamkan kedua telapak tangannya."
Sunan Daruquthni 1184: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, f a'qub bin Ibrahim dan Salm bin Junadah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Waki' mengabarkan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Khalid AdDalani Yazid bin Abdurrahman, dari Ibrahim bin Abdurrahman As-Saksaki, dari Ibnu Abi Aufa, ia menuturkan, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak dapat menghafal sesuatu dari Al Qur"an, ajarilah aku apa yang mencukupiku darinya.' Beliau pun bersabda, 'Ucapkanlah: Bismillaah, wal hamdu lillaah, wa laa ilaaha ilallaah, wallaahu akbar [Dengan menyebut nama Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan Allah Maha Besar].'' Laki-laki itu berkata, 'Ini semua untuk Allah, lalu apa yang untukku?'" Kemudian disebutkan seperti tadi.
Sunan Daruquthni 1185: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abu Al Khashib Al Anthaki menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Al Ward menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Ibnu Abi Mulaikah menuturkan: "Aku mendengar Aisyah ditanya tentang suatu ayat di dalam Al Qur'an, lalu ia mengatakan, ―Bismillahir rahmaanir rahiim. Alif laam miim. Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum. Nazzala 'alaikal kitaba' hingga yattabi‟uuna maa tasyaabaha minhu sampai 'amanna bihi. (Qs. Aali 'Imraan [3]: 1-7) Jika kalian melihat mereka, itulah mereka yang telah Allah sebutkan,maka waspadalah terhadap mereka'."
Sunan Daruquthni 1186: Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz Al Baghawi menceritakan kepada kami, Ali bin Al Ja'd menceritakan kepada kami, Syu'bah dan Syaibah mengabarkan kepada kami, dari Qatadah, ia mengatakan: Aku mendengar Anas bin Malik mengatakan, "Aku telah shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman RA, tidak pernah aku mendengar seorang pun dari mereka menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim'."
Sunan Daruquthni 1187: Ahmad bin Al Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Umar bin Syabbah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Qatadah menceritakan dari Anas, ia mengatakan, "Aku telah shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman RA, tidak pernah aku mendengar seorang pun dari mereka membaca 'Bismillaahir rahmaanir rahiim." Demikian juga yang diriwayatkan oleh Mu'adz bin Mu'adz, Hajjaj bin Muhammad, Muhammad bin Bakar Al bursani, Bisyr bin Umar, Qurad Abu Nuh, Adam bin Abu Iyas, Ubaidullah bin Musa, Abu An-Nadhr dan Khalid bin Yazid Al Mazrafi dari Syu'bah, sama seperti ucapan Ghundar dan Ali bin Al Ja'd dari Syu'bah. Diriwayatkan juga oleh Waki' bin Al Jarrah dan Aswad bin Amir dari Syu'bah dengan lafazh lainnya.
Sunan Daruquthni 1188: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah {h} Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Sufyan bin Waki' menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari Syu'bah, dari Qatadah, dari Anas, ia mengatakan, "Aku telah shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman, mereka tidak menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim"
Sunan Daruquthni 1189: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ahmad bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Aswad bin Amir menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, sama seperti yang dikemukakan Waki'. Diriwayatkan juga oleh Zaid bin Al Hubab, dari Syu'bah, ia menyebutkan (dalam redaksinya): "mereka tidak menyaringkan". Ubaidullah bin Musa menguatkannya dari Syu'bah dan Hammam, dari Qatadah.
Sunan Daruquthni 1190: Sunan Daruquthni 1190: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami, Syu'bah bin Al Hajjaj mengabarkan kepadaku, Qatadah menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Anas bin Malik berkata, "Aku telah shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman RA, mereka tidak menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanirrahim.
Sunan Daruquthni 1191: Al Husain bin Yahya bin Ayyasy Al Qaththan menceritakan kepada kami, Ali bin Muslim menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa mengabarkan kepada kami, Syu'bah dan Hammam bin Yahya menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik: "Bahwa Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar RA tidak menyaringkan (bacaan) 'Bismillaahir rahmaanir rahiim' ." Diriwayatkan juga oleh Yazid bin Harun, Yahya bin Sa'id Al Qaththan, Al Hasan bin Musa Al Asyyab, Yahya bin As-Sakan, Abu Umar Al Haudhi, Amr bin Marzuq dan Iain-lain dari Syu'bah, dari Qatadah, dari Anas, selain lafazh yang telah disebutkan tadi, mereka menyebutkan (dalam redaksinya): "Sesungguhnya Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman membuka/memulai bacaan dengan „alhamdu lillaahi rabbil 'aalaamiin'." Demikian juga yang diriwayatkan dari Al A'masy, dari Syu'bah, dari Qatadah dan Tsabit, dari Anas. Begitu pula yang diriwayatkan oleh umumnya sahabat Qatadah dari Qatadah, di antaranya: Hisyam Ad-Dastawa'i, Sa'id bin Abu Arubah, Aban bin Yazid Al Aththar, Hammad bin Salamah, Humaid Ath-Thawil, Ayyub As-Sakhtiyani, Al Auza'i, Sa'id bin Basyhir dan Iain-lain. Dan begitu juga yang diriwayatkan oleh Ma'mar dan Hammam walaupun lafazh mereka berbeda, namun itulah riwayat yang terpelihara dari Qatadah dan lainnya, dari Anas.
Sunan Daruquthni 1192: Muhammad bin Makhlad bin Hafsh menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan Al Azraq dan Muhammad bin Abdul Malik bin Zanjawaih menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Syu'bah memberitahukan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas: "Bahwa Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman membuka bacaan dengan 'alhamdu lillaahi rabbil 'aalaamiin'."
Sunan Daruquthni 1193: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan menceritakan kepada kami, Yahya bin As-Sakan menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah, Syu'bah dan Imran Al Qaththan menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas, ia mengatakan, "Aku telah shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman RA, mereka membuka bacaan dengan 'alhamdu lillaahi rabbil 'aalaamiin'."
Sunan Daruquthni 1194: Muhammad bin Utsman bin Tsabit Ash-Shaidilani menceritakan kepada kami, Ubaid bin Abdul Wahid bin Syarik menceritakan kepada kami, Hisyam bin Ammar menceritakan kepada kami, Al Walid menceritakan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepada kami, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah, dari Anas, ia mengatakan, "Kami shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman, mereka membuka (bacaan) dengan Ummul Qur'an (Al Faatihah) pada bagian bacaan yang dinyaringkan."
Sunan Daruquthni 1195: Abu Bakar Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Yazid menceritakan kepada kami, Ghassan bin Mudhar menceritakan kepada kami, Abu Maslamah yaitu Sa'id bin Yazid Al Azdi menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku tanyakan kepada Anas bin Malik, "Apakah Rasulullah SAW membuka (bacaan) dengan 'alhamdu lillaahi rabbil 'aalaamiiri' atau dengan lBismillaahir rahmaanir rahiim,T Ia menjawab, 'Sungguh engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu yang aku tidak mengingatnya, dan tidak ada seorang pun yang pernah menanyakannya kepadaku sebelummu.' Lalu aku tanyakan, 'Apakah Rasulullah SAW shalat dengan mengenakan sepasang sandal?' Ia menjawab, 'Ya'." Isnadnya shahih.
Sunan Daruquthni 1196: Abu Muhammad Yahya bin Muhammad bin Sha'id mengabarkan kepada kami dengan cara dibacakan kepadanya, bahwa Muhammad bin Abu Musa An-Nahratiri menceritakan kepada mereka, Ayyub bin Muhammad Al Wazzan menceritakan kepada kami, Fadih bin Ishaq Ar-Raqqi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Ubaid bin Umair menceritakan kepada kami, dari 'Atha‘ dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa melaksanakan shalat fardhu bersama imam, maka hendaklah ia membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah) dalam diamnya, dan barangsiapa yang membaca Ummul Qur‘an (surah Al Faatihah) maka sudah mencukupinya"'." Muhammad bin Abdullah bin Ubaid lemah.
Sunan Daruquthni 1197: Abu Sa'id Al Ishthakhari Al Husain bin Ahmad menceritakan kepada kami dari kitabnya, Muhammad bin Abdullah bin Naufal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq Asy-Syaibani, dari Jawwab At-Taimi dan Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir, dari Al Harits bin Suwaid, dari Yazid bin Syarik: "Bahwa ia menanyakan kepada Umar tentang membaca di belakang Imam, ia pun menjawab, 'Bacalah Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah).' Lalu aku berkata, 'Walaupun engkau (sedang membaca)?' Ia menjawab, 'Ya, walaupun aku (sedang membaca).' Lalu aku katakan lagi, 'Walaupun engkau sedang menyaringkan bacaan?' Ia menjawab, 'Ya, walaupun aku menyaringkan bacaan'." Semua perawinya tsiqah.
Sunan Daruquthni 1198: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Hafhs bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari AsySyaibani, dari Jawwab, dari Yazid bin Syarik, ia mengatakan, "Aku tanyakan kepada Umar tentang membaca di belakang imam, lalu ia menyurahku agar membaca, lalu aku tanyakan, 'Walau pun engkau (sedang membaca)?' 'Ya. Walaupun aku (sedang membaca)' jawabnya. Lalu aku katakan lagi, 'Walaupun engkau menyaringkan bacaan?' ia jawab, 'Ya, walaupun aku menyaringkan bacaan'." Ini isnad yang shahih.
Sunan Daruquthni 1199: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad Al Atiq menceritakan kepada kami, Ishaq Ar-Razi menceritakan kepada kami, dari Abu Ja'far Ar-Razi, dari Abu Sinan, dari Abdullah bin Abu Al Hudzail, ia mengatakan, "Aku tanyakan kepada Ubay bin Ka'b, 'Haruskah aku membaca di belakang imam?' ia menjawab, 'Ya'."
Sunan Daruquthni 1200: Abu Bakar Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muammal bin Hisyam menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ulayyah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Makhul, dari Mahmud bin Ar-Rabi' Al Anshari, yang mana ia pernah tinggal di Iliya‘ dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia menuturkan, "Rasulullah SAW shalat Subuh, lalu beliau merasa berat membaca (yakni merasa terganggu). Setelah selesai beliau berkata, 'Sungguh aku melihat kalian membaca dari belakang imam kalian.' Lalu kami menjawab, 'Benar, demi Allah wahai Rasulullah, tapi pelan.' Beliau bersabda, 'Janganlah kalian lakukan itu, kecuali dengan Ummul Qur'an (surah Al Faatihah), karena sesungguhnya tidak ada shalat (tidak sah shalat) bagi yang tidak membacanya'." Ini isnad yang hasan.
Sunan Daruquthni 1201: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq Al Buhlul menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ali Al Ammi menceritakan kepada kami, Umar bin Habib Al Qadhi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, dengan isnad ini, serupa itu, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Seolah-olah kalian membaca di belakangku?" Kami jawab, "Benar, tapi pelan wahai Rasulullah." Beliau pun bersabda, "Janganlah kalian lakukan, kecuali dengan Fathihatul Kitab (surah Al Faatihah), karena sesungguhnya tidak ada shalat kecuali dengan (membaca)nya."
Sunan Daruquthni 1202: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Ya'qub Ad-Dauraqi, Ziyad bin Ayyub, Ibrahim bin Ya'qub Al Jauzajani dan Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Muhammad bin Ishaq mengabarkan kepada kami, riwayat ini.
Sunan Daruquthni 1203: Ibnu Sha'id mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Sa'd menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishaq, Makhul menceritakan kepadaku, riwayat ini, dan ia menyebutkan (dalam redaksi yang dikemukakannya): "Sesungguhnya aku melihat kalian membaca di belakang imam kalian tatkala ia menyaringkan (bacaan)." Kami jawab, 'Benar, demi Allah wahai Rasulllah, tapi pelan." Beliau pun bersabda, "Janganlah kalian lakukan kecuali dengan Ummul Qur‟an (surah Al Faatihah), karena sesungguhnya tidak ada shalat bagi yang tidak membacanya."
Sunan Daruquthni 1204: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yusuf At-Tannisi menceritakan kepada kami, Al Haitsam bin Humaid menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Zaid bin Waqid mengabarkan kepadaku, dari Makhul, dari Nafi' bin Mahmud bin Ar-Rabi' An Anshari, ia mengatakan: Nafi menuturkan, "Ubadah bin Ash-Shamit melambatkan shalat Subuh, lalu Abu Nu'aim sang muadzdzin beriqamah untuk shalat, yang mana Abu Nu'aim adalah orang yang pertama kali mengumandangkan adzan di Baitul Maqdis, lalu Abu Nu'aim mengimami orang-orang shalat, kemudian Ubadah datang dan aku bersamanya, lalu masuk ke dalam shaff di belakang Abu Nu'aim, sementara Abu Nu'aim menyaringkan bacaan, kemudian Ubadah membaca Ummul Qur'an (surah Al Faatihah). Setelah selesai, aku katakan kepada ubadah, 'Engkau tadi melakukan sesuatu. Aku tidak tahu apakah itu sunnah, atau engkau memang lupa?' Ia balik bertanya, 'Apa itu?' 'Aku mendengarmu membaca Ummul Qur'an sementara Abu Nu'aim menyaringkan bacaan.' Ia menjawab, 'Benar. Rasulllah SAW mengimami kami sebagian shalat yang bacaannya dinyaringkan, lalu bacaannya terkacaukan oleh bacaan (lain). Setelah selesai beliau membalikkan wajahnya ke arah kami lalu berkata, lApakah kalian membaca ketika aku menyaringkan bacaan?' Sebagian kami menjawab, '(Benar), sungguh kami melakukan itu.' Beliau pun bersabda, 'Janganlah kalian lakukan sementara aku mengucapkan. Mengapa aku dikacaukan (dalam bacaan) Al Qur'an. Janganlah kalian membaca apa pun dari Al Qur'an bila aku menyaringkan (bacaan), kecuali Ummul Qur'an (surah Al Fatihah)'." Semua perawinya tsiqah.
Sunan Daruquthni 1205: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Zur'an Abdurrahman bin Amr menceritakan kepada kami di Damsyiq, Al Walid bin Utbah menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, lebih dari satu orang menceritakan kepadaku, di antaranya: Sa'id bin Abdul Aziz, dari Makhul, dari Mahmud, dari Abu Nu'aim, bahwa ia mendengar Ubadah bin Ash-Shamit dari Nabi SAW, beliau berkata, "Apakah kalian membaca bersamaku di dalam shalat?" "Benar," jawab kami. Beliau pun bersabda, "Janganlah kalian lakukan, kecuali Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah)." Ibnu Sha'id mengatakan: "Redaksi: Dari Abu Nu'aim, bahwa yang dimaksud adalah Abu Nu'aim yang muadzdzin, bukan sebagaimana yang dikatakan oleh Al Walid dari Abu Nu'aim dari Ubadah.
Sunan Daruquthni 1206: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Faraj Al Himshi menceritakan kepada kami, Baqiyyah menceritakan kepada kami, Az-Zubaidi menceritakan kepada kami, dari Makhul, dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia menuturkan, "Rasulullah SAW menanyakan kepada kami, lApakah kalian membaca bersamaku ketika aku shalat (mengimami kalian)?' kami jawab, 'Kami membacanya dengan pelan dan menghayatinya dengan seksama.' Beliau bersabda, 'Janganlah kalian membaca kecuali Ummul Qur‟an (surah Al Faatihah) secara pelan di dalam hati kalian' ." Riwayat ini mursal.
Sunan Daruquthni 1207: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Zanjawaih dan Abu Zur'ah Abdurrahman bin Amr Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, lafazhnya darinya, keduanya mengatakan: Muhammad bin Al Mubarak Ash-Suri mengabarkan kepada kami, Shadaqah bin Khalid menceritakan kepada kami, Zaid bin Waqid menceritakan kepada kami, dari haram bin Hakim dan Makhul, dari Nafi' bin Mahmud bin Rabi'ah, demikian yang dikatakannya: Bahwa ia mendengar Ubadah bin Ash-Shamit membaca Ummul Qur'an (surah Al Faatihah) sementara Abu Nu'aim menyaringkan bacaan, lalu aku katakan, 'Tadi aku melihatmu melakukan sesuatu di dalam shalatmu?' Ia balik bertanya, 'Apa itu?' 'Aku mendengarmu membaca Ummul Qur'an sedangkan Abu Nu'aim menyaringkan bacaan.' Ia menjawab, 'Benar. Rasulullah SAW mengimami kami sebagian shalat yang dinyaringkan bacaannya, selesai shalat beliau bertanya, 'Di antara kalian ada seseorang yang membaca sesuatU dari Al Qur'an ketika aku menyaringkan bacaan?' 'Benar wahai Rasulullah,' jawab kami, maka Rasululalh SAW bersabda, 'Aku katakan: Mengapa aku dikacaukan (dalam membaca Al Qur‟an). Janganlah seseorang dari kalian membaca sesuatu dari Al Qur‟an bila aku menyaringkan bacaan, kecuali Ummul Qur‟an . Ini isnad hasan dan semua perawinya tsiqah. Diriwayatkan juga oleh Yahya At-Tabalti, dan Shadaqah, dari Zaid bin Waqid, dari Utsman bin Abu Saudah, dari Nafi' bin Mahmud.
Sunan Daruquthni 1208: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Saif Al Harrani menceritakan kepada kami, Yahya bin Abdullah bin Adh-Dhahhak menceritakan kepada kami, Shadaqah menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Waqid, dari Utsman bin Abu Saudah, dari Nafi' bin Mahmud, ia mengatakan, "Aku mendatangi Ubadah bin Ash-Shamit" lalu disebutkan dari Nabi SAW serupa itu, dan disebutkan di dalamnya: "Maka janganlah seseorang di antara kalian membaca kecuali Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah), karena sesungguhnya tidak ada shalat bagi yang tidak membacanya."
Sunan Daruquthni 1209: Muhammad bin Makhlas menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad bin Marwan Al Atiq menceritakan kepada kami, Ishaq bin Sulaiman Ar-Razi mengabarkan kepada kami, dari Mu'awiyah bin Yahya, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Farwah, dari Abdullah bin Amr bin Al Harits, dari Mahmud bin Ar-Rabi' Al Arishari, ia menuturkan, "Ubadah bin Ash-Shamit berdiri di sebelahku, lalu ia membaca bersama imam ketika imam sedang membaca (yakni menyaringkan bacaan). Selesai shalat aku katakan kepadanya, 'Abu Al Walid, engkau membaca padahal engkau mendengar ia (yakni imam) menyaringkan bacaan?' Ia menjawab, 'Benar. Sesungguhnya kami pernah membaca bersama Rasulullah SAW, lalu Rasulullah SAW keliru, lalu bertasbih. Selesai shalat beliau berkata kepada kami, 'Adakah seseorang di antara kalian yang membaca bersamaku?‟ Kami jawab, 'Ya.' Beliau pun bersabda, ―Sungguh aku heran, aku katakan, bahwa ini adalah yang mengacaukanku (dalam membaca) Al Qur‟an. Bila imam sedang membaca, janganlah kalian membaca bersamanya, kecuali Ummul Qur‟an, karena sesungguhnya tidak ada shalat bagi yang tidak membacanya.‟ Mu'awiyah dan Ishaq bin Abu Farwah lemah.
Sunan Daruquthni 1210: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Ubaid bin Umair menceritakan kepada kami, dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa melaksanakan shalat fardhu atau shalat sunnah, maka hendaklah ia membaca Ummul Kitab (surah Al Faatihah) dan surah (lainnya) bersamanya. Bila telah selesai membaca Ummul Kitab, maka telah cukup. Dan barangsiapa yang melaksanakan shalat bersama imam yang menyaringkan bacaan, maka hendaklah ia membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah) pada sebagian diamnya, karena bila ia tidak melakukannya, maka itu kurang, tidak sempurna.‘ Muhammad bin Abdullah bin Ubaid bin Umair lemah.
Sunan Daruquthni 1211: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id Al Qaththan menceritakan kepada kami, Ja'far bin Maimun menceritakan kepada kami, Abu Utsman An-Nahdi menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah SAW menyuruhnya untuk keluar menyerukan kepada orang-orang: "Bahwa tidak ada shalat kecuali dengan membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah) atau lebih."
Sunan Daruquthni 1212: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Sawwar bin Abdullah Al Anbari, Abdul Jabbar bin Al 'Ala‘ Muhammad bin Amr bin Sulaiman, Ziyad bin Ayyub dan Al Hasan bin Muhammad Az-Za'faran menceritakan kepada kami, lafazhnya dari Sawwar, mereka mengatakan: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, Az-Zuhri menceritakan kepada kami, dari Mahmud bin Ar-Rabi', bahwa ia mendengar Ubadah bin Ash-Shamit mengatakan, "Nabi SAW bersabda, 'Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah)'" Ziyad bin Ayyub menyebutkan dalam haditsnya: "Tidaklah cukup shalat yang pelakunya tidak membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah)." Ini isnad shahih.
Sunan Daruquthni 1213: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yunus bin Yazid mengabarkan kepadaku, dari Ibnu Syihab, Mahmud bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, dari Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata, "Rasulullah' SAW bersabda, 'Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Ummul Quran (surah Al Faatihah)." Ini shahih juga. Demikian juga yang diriwayatkan oleh Shalih bin Kaisan, Ma'mar, Al Auza'i, Abdurrahman bin Ishaq dan lainnya dari Az-Zuhri.
Sunan Daruquthni 1214: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Abu Hatim Ar-Razi menceritakan kepada kami, Al Humaidi menceritakan kepada kami, Musa bin Syaibah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Kulaib yaitu Ibnu Jabir bin Abdullah, dari Jabir yaitu Ibnu Abdullah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Imam bertangung jawab, apa yang dilakukannya, maka lakukanlah oleh kalian'." Abu Hatim mengatakan, "Ini pembetulan bagi yang mengatakan (keharusan) membaca di belakang imam."
Sunan Daruquthni 1215: Umar bin Ahmad bin Ali Al Jauhari menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sayyar Al Marwazi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Khallad Al Iskandarani menceritakan kepada kami, Asyhab bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari Mahmud bin Ar-Rabi', dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Nabi SAW bersabda, "Ummul Qur‟an adalah pengganti bagi yang lainnya, namun yang lainnya tidak dapat menggantikannya." Muhammad bin Khalad meriwayatkannya sendirian dari Asyhab, dari Ibnu Uyainah. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1216: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdush Shamad bin An-Nu'man menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Sufyan bin Husain, dari AzZuhri, dari Ibnu Abi Rafi‘, dari ayahnya: Bahwa Ali RA menyuruhnya, atau mengatakan, "Bacalah Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah) dan surah (lainnya) di belakang imam pada dua raka'at pertama, dan pada dua raka'at lainnya (bacalah) Fatihatul Kitab."
Sunan Daruquthni 1217: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq AshShaghani menceritakan kepada kami, Syadzan menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Sufyan bin Husain, ia berkata: Aku mendengar AzZuhri, dari Ibnu Abi Rafi', dari ayahnya, dari Ali: "Bahwa ia menyuruhnya, atau ia menyukai, pada shalat Zhuhur dan Ashar di dua raka'at pertama untuk membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah) dan surah (lainnya), sedang pada dua raka'at lainnya (membaca) Fatihatul Kitab, di belakang imam." Ini isnad shahih dari Syu'bah.
Sunan Daruquthni 1218: Ibnu Makhlad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Hajjaj bin Ash-Shalt menceritakan kepada kami, Al Hakam bin Aslam menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dengan isnadnya, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1219: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami, Abu Abdirrahman An-Nasa'i menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abu Rafi', ia mengatakan, "Ali berkata, 'Bacalah pada dua raka'at pertama shalat Zhuhur dan Ashar Fatihatul Kitab dan surah (lainnya) di belakang Imam'." Ini isnad yang shahih.
Sunan Daruquthni 1220: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Harb Al Wasithi menceritakan kepada kami, Ishaq Al Azraq menceritakan kepada kami, dari Abu Hanifah, dari Musa bin Abu Aisyah, dari Abdullah bin Syaddad, dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa mempunyai imam, maka bacaan imam adalah bacaannya" Tidak ada yang menyandarkannya pada Musa bin Abu Aisyah selain Abu Hanifah dan Al Hasan bin Umarah, keduanya lemah.
Sunan Daruquthni 1221: Abu Abdillah Muhammad bin Al Qashim bin Zakariyya Al Muharibi menceritakan kepada kami di Kufah, Abu Kuraib Muhammad Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Asad bin Amr menceritakan kepada kami, dari Abu Hanifah, dari Musa bin Abu Aisyah, dari Abdullah bin Syaddad bin Al Had, dari Jabir bin Abdullah, ia menuturkan, "Rasulullah SAW shalat mengimami kami, sementara di belakang beliau ada seorang laki-laki yang membaca, maka salah seorang sahabat Rasulullah SAW melarangnya. Setelah selesai, keduanya bertengkar, orang pertama berkata, 'Engkau melarangku membaca di belakang Rasulullah SAW.' Keduanya terus bertengkar hingga sampai kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa shalat di belakang imam, maka bacaan (imam)nya adalah bacaannya'." Diriwayatkan juga oleh Al-Laits dari Abu Yusuf dari Abu Hanifah.
Sunan Daruquthni 1222: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'd menceritakan kepada kami, dari Ya'qub, dari An-Nu'man, dari Musa bin Abu Aisyah, dari Abdullah bin Syaddad bin Al Had, dari Jabir bin Abdullah: "Bahwa seorang laki-laki membaca 'sabbihisma rabbikal a'laa' di belakang Rasulullah SAW. Setelah Nabi SAW selesai (shalat), beliau bersabda, 'Siapa yang tadi membaca 'sabbihisma rabbikal a'laa'? Namun orang-orang diam saja, hingga beliau menanyakannya tiga kali, namun mereka semua diam saja, kemudian seorang laki-laki berkata, 'Aku.' Kemudian beliau bersabda, Aku telah mengetahui bahwa sebagian kalian mengacaukan (bacaan)ku."
Sunan Daruquthni 1223: Abdullah bin Syaddad menceritakan kepada kami, dari Abu Al Walid, dari Jabir bin Abdullah: "Bahwa seorang laki-laki membaca di belakang Nabi SAW dalam shalat Zhuhur dan Ashar, lalu seseorang mengisyaratkan kepada orang tersebut untuk melarangnya. Setelah selesai, orang itu berkata, 'Mengapa engkau melarangku membaca di belakang Nabi SAW?' Lalu keduanya berdebat hingga Nabi SAW mendengarnya, lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa shalat di belakang imam, maka bacaan (imam)nya adalah bacaannya'.", Abu Al Walid majhul (tidak diketahui kredibilitasnya), dan dalam isnad ini tidak ada yang menyebutkan Jabir selain Abu Hanifah. Diriwayatkan juga oleh Yunus bin Bukair, dari Abu Hanifah dan Al hasan bin Umarah dari Musa bin Abu Aisyah, dari Abdullah bin Syaddad, dari Jabir, dari Nabi SAW, riwayat ini.
Sunan Daruquthni 1224: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menyampaikannya kepada kami, Yusuf bin Ya'qub bin Abu Al Azhar At-Taimi menceritakan kepada kami, Ubaid bin Ya'isy menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, Abu Hanifah dan Al Hasan bin Umarah menceritakan kepada kami, hadits ini. Al Hasan bin Umarah haditsnya ditinggalkan. Hadits ini diriwayatkan juga oleh Sufyan Ats-Tsuari, Syu'bah, Israil bin Yunus, Syarik, Abu Khalid Ad-Dalani, Abu Al Ahwash, Sufyan bin Uyainah, Jarir bin Abdul Hamid dan yang lainnya, dari Musa bin Abu Aisyah, dari Abdullah bin Syaddad, secara mursal, dari Nabi SAW, dan itu yang benar.
Sunan Daruquthni 1225: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hisyam bin Al Bakhtari menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Fadhl bin Athiyyah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Salim bin Abdullah, dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, 'Barangsiapa mempunyai imam, maka bacaan (imam)nya adalah bacaannya'." Muhammad bin Al Fadhl matruk (haditsnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1226: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats dan Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Al Abbas bin Al Walid bin Mazid mengabarkan kepada kami, ayahku mengabarkan kepadaku, Al Auza'i menceritakan kepada kami, Abdullah bin Amir menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, tentang ayat ini: 'Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.' (Qs. Al A'raaf [7]: 204) ia mengatakan, 'Diturunkan bekenaan dengan mengeraskan suara ketika berada di belakang Rasulullah SAW di dalam shalat'. Ini lafazh Ibnu Abi Daud. Sementara Abdullah bin Amir lemah.
Sunan Daruquthni 1227: Ahmad bin Nashr bin Sandawaih menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, Al Jajjaj bin Arthah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Imran bin Hushain, ia mengatakan, "Ketika Nabi SAW shalat bersama orang-orang, ada seorang laki-laki yang membaca di belakangnya. Selesai shalat beliau berkata, 'Siapa yang tadi (bacaan) surahnya mengacaukan (bacaan)ku?' "Lalu beliau melarang mereka membaca di belakang imam." Redaksi ini tidak disebutkan kecuali oleh Hajajj, sementara para sahabat Qatadah menyelisihinya, di antaranya: Syu'bah, Sa'id dan yang lainnya, mereka tidak menyebutkan redaksi: "lalu beliau melarang mereka membaca." (Riwayat) Hajjaj tidak dapat dijadikan argumen.
Sunan Daruquthni 1228: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Yahya bin Sallam mengabarkan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami, Wahb bin Kaisan menceritakan kepada kami, dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Ummul Kitab (surah Al Faatihah), maka (shalat) itu kurang, kecuali bila di belakang imam (yakni ketika menjadi makmum)." Yahya bin Sallam lemah. Yang benar bahwa riwayat ini mauquf.
Sunan Daruquthni 1229: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb mengabarkan kepada kami, bahwa Malik mengabarkan kepadanya, dari Wahb bin Kaisan, dari Jabir, serupa itu secara mauquf. Dibacakan kepada Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kalian, Abu Khalid Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ajlan, dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diikuti. Karena itu, bila ia bertakbir maka bertakbirlah kalian, dan bila ia membaca maka diamlah kalian'. Muhammad bin Sa'd Al Asyhali menguatkannya.
Sunan Daruquthni 1230: Muhammad bin Abdullah bin Zakariyya dan Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ahmad bin Syua'ib mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Abdullah Al makhrami menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa'd Al Asyhali Al Anshari menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ajlan menceritakan kepadaku, dari Zaid bin Aslam, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diikuti. Karena itu, bila ia bertakbir maka bertakbirlah kalian, dan bila ia membaca maka diamlah kalian'." Abu Abdurrahman mengatakan, "Al Makhrami mengatakan, 'ia tsiqah.' Maksudnya adalah Muhammad bin Sa'd."
Sunan Daruquthni 1231: Muhammad bin Ja'far Al Muthairi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hazim mengabarkan kepada kami, Isma'il bin Aban Al Ghanawi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ajlan menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam dan Mush'ab bin Syurahbil, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya imam itu untuk diikuti, maka janganlah kalian menyelisihinya. Apabila ia bertakbir maka bertakbirlah kalian, apabila ia membaca maka diamlah kalian, dan bila ia mengucapkan: 'ghairil maghduubi 'alaihim waladh dhaalliin maka ucapkanlah: 'aamiin. Apabila ia ruku maka rukulah kalian, dan bila ia mengucapkan: 'Sami'allahu liman hamidah' maka ucapkanlah: 'Rabbanaa lakal hamd'. Apabila ia sujud, maka sujudlah kalian, dan apabila ia shalat sambil duduk, maka shalat kalian semua sambil duduk." Isma'il bin Aban lemah.
Sunan Daruquthni 1232: Abdul Malik bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Mahmud bin Khidyasy menceritakan kepada kami, Abu Sa'd Ash-Shaghani Muhammad bin Muyassar menceritakan kepada kami, Ibnu Ajlan menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, hadits ini. Abu Sha'id Ash-Shaghani lemah.
Sunan Daruquthni 1233: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Ali bin Ashim menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Salim, dari Asy-Sya'bi, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada bacaan di belakang imam'." Ini riwayat mursal.
Sunan Daruquthni 1234: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ali bin Harb, Ahmad bin Yusuf At-Taghlibi, Muhammad bin Ghalib dan sejumlah perawi lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Ghassan menceritakan kepada kami {h} Dibacakan kepada Abu Muhammad bin Sha'id dan aku mendengarkan: Ali bin Harb dan Ahmad bin Yusuf At-Taghlibi menceritakan kepada kalian, keduanya mengatakan: Ghassan bin ArRabi' menceritakan kepada kami, dari Qais bin Ar-Rabi', dari Muhammad bin Salim, dari Asy-Sya'bi, dari Al Harits, dari Ali, ia menuturkan, "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, 'Apakah aku harus membaca di belakang imam atau diam?' Beliau menjawab, 'Hendaknya engkau diam, sesungguhnya itu cukup bagimu'. Ghassan meriwayatkan sendirian, dan ia lemah, sementara Qais dan Muhamamd bin Salim juga lemah. Riwayat mursal yang sebelum ini lebih shahih dari ini. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1235: Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya Al Qitha'i menceritakan kepada kami, Salim bin Nuh menceritakan kepada kami, Umar bin Amir dan Sa'id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Yunus bin Jubair, dari Hiththan bin Abdullah ArRaqasyi, ia mengatakan, "Abu Musa shalat bersama kami, lalu Abu Musa mengatakan, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW mengajari kami tatkala shalat bersama kami, yang mana beliau bersabda, ' Sesungguhnya dijadikannya imam itu untuk diikuti. Karena itu, bila ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian, dan bila ia membaca maka diamlah kalian''." Demikian yang didiktekan Abu Hamid kepada kami secara ringkas. Salim bin Nuh tidak kuat.
Sunan Daruquthni 1236: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Abu Al Asy'ats Ahmad bin Al Miqdam menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari Qatadah {h} Ahmad bin Ali bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Sulaiman At-Taimi, dari Qatadah, dari Abu Ghallab Yunus bin Jubair, dari Hiththan bin Abdullah Ar-Raqasyi, ia menuturkan, "Kami melaksanakan shalat Isya bersama Abu Musa Al Asy'ari" selanjutnya dikemukakan hadits ini panjang lebar, di antaranya disebutkan: "Sesungguhnya Nabiyullah SAW berkhutbah kepada kami, yang mana beliau mengajari kami tentang shalat kami dan menjelaskan kepada kami sunnah-sunnah kami, beliau bersabda, 'Luruskanlah shaff-shaff, kemudian hendaklah seseorang di antara kalian mengimami kalian, lalu bila imam bertakbir maka bertakbirlah kalian, dan bila ia membaca maka diamlah kalian'." Demikian juga yang diriwayatkan Sufyan Ats-Tsauri dari Sulaiman At-Taimi. Diriwayatkan juga oleh Hisyam Ad-Dastawa'i, Sa'id bin Abu Arubah, Syu'bah, Hammam, Abu Awanah, Aban dan Adi bin Abu Umarah, semuanya dari Qatadah. Tidak seorang pun dari mereka yang menyebutkan: "dan bila ia membaca maka diamlah kalian." Mereka adalah para sahabat Qatadah yang menghafal hadits darinya.
Sunan Daruquthni 1237: Muhammad bin Utsman bin Tsabit Ash-Shaidilani dan Abu Sahl bin Ziyad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Yunus mengabarkan kepada kami, Amr bin Ashim menceritakan kepada kami, Mu'tamir mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar ayahku menyampaikan hadits dari Al A'masy, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Bila imam mengucapkan: 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin' maka diamlah kalian'"
Sunan Daruquthni 1238: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ali bin Zakariyya AtTammar menceritakan kepada kami, Abu Musa Al Anshari menceritakan kepada kami, Ashim bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, dari Abu Suhail, dari Aun, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Cukup bagimu bacaan imam, baik ia membaca dengan pelan ataupun dengan nyaring." Ashim tidak kuat, marfu nya ini adalah perkiraan darinya.
Sunan Daruquthni 1239: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa'd Al Aufi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Manshur menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad bin Hatim Ad-Duri menceritakan kepada kami, Ishaq bin Manshur dan Yahya bin Abu Bukair menceritakan kepada kami, dari Al Hasan bin Shalih, dari Laits bin Abu Sulaim dan Jabir, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa mempunyai imam, maka bacaan (imam)nya adalah bacaannya." Jabir dan Laits lemah.
Sunan Daruquthni 1240: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isykab menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim, Syadzan dan Abu Ghassan menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Al Hasan bin Shalih menceritakan kepada kami, dari Jabir {h} Muhammad bin Makhlad menceritakan'kepada kami, Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Shalih menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi SAW, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1241: Badr bin Al Haitsam Al Qadhi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Ahmasi menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Ali bin Shalih, dari Ibnu Al Ashbahani, dari Al Mukhtar bin Abdullah bin Abu Laila, dari ayahnya, ia mengatakan, "Ali berkata, 'Barangsiapa membaca di belakang imam, maka ia telah menyalahi fitrah (agama)'."
Sunan Daruquthni 1242: Ibnu Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, seperti itu. Qais dan Ibnu Abi Laila menyelisihinya, dari Ibnu Al Ashbahani, dan isnadnya tidak shahih.
Sunan Daruquthni 1243: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Al Husain bin Abdurrahman bin Muhammad Al Azdi menceritakan kepada kami, pamanku Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, Qais menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Al Asbahani, dari Abdullah bin Abu Laila, ia mengatakan, "Ali'bin Abu Thalib RA berkata, 'Barangsiapa membaca di belakang imam, maka ia telah menyalahi fitrah (agama)'. Ibnu Abi Laila menyelisihinya, ia menyebutkan: Dari Al Asbahani, dari Al Mukhtar, dari Ali, dan itu tidak shahih.
Sunan Daruquthni 1244: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yahya bin Al Mundzir menceritakan kepada kami dari asal kitab ayahnya, ayahku menceritakan kepada kami, Qais menceritakan kepada kami, dari Ammar Ad-Duhni, dari Abdullah bin Abu Laila, ia mengatakan, "Ali RA berkata, 'Barangsiapa membaca di belakang imam, maka ia telah menyalahi fitrah (agama)'."
Sunan Daruquthni 1245: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Fadhl bin Salamah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Amr bin Abdul Ghaffar, Abu Syihab dan Al Hasan bin Shalih menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Laila, dari Abdurrahman bin Al Ashbahani, dari Al Mukhtar bin Abdullah, bahwa Ali mengatakan, "Sesungguhnya yang membaca di belakang imam adalah orang yang tidak pada fitrah (agama)."
Sunan Daruquthni 1246: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ash-Shaghani menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Laila, seorang laki-laki mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar ayahnya menceritakan kepadanya, dari Ali, ia mengatakan, "Cukup bagimu bacaan imam."
Sunan Daruquthni 1247: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ali bin Daud menceritakan kepada kami, Adam menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abi Laila, seorang laki-laki mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar ayahnya menceritakan dari Ali, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1248: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Syu'aib bin Ayyub dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Zaid bin Al Hubab mengabarkan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepada kami, Abu AzZahiriyyah menceritakan kepadaku, dari Katsir bin Murrah, dari Abu Darda, ia menuturkan, "Rasulullah SAW ditanya, 'Apakah ada bacaan pada setiap shalat?' Beliau menjawab, 'Ya.' Lalu seorang laki-laki dari golongan Anshar berkata, 'Ini wajib?' Maka Rasulullah SAW berkata kepadaku, yang mana saat itu posisiku paling dekat dengan beliau, 'Tidak ada yang kulihat pada imam, bila imam mengimami suatu kaum, kecuali itu sudah mencukupi mereka' " Demikian yang dikemukakannya. Ini adalah perkiraan dari Zaid bin Al Hubab. Yang benar adalah: Lalu Abu Darda mengatakan, "Tidak ada yang kulihat pada imam, kecuali ia telah mencukupi mereka."
Sunan Daruquthni 1249: Abdul Malik bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Bahr bin Nashr menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Mu'awiyah menceritakan kepadaku, hadits ini, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Lalu Abu Darda mengatakan, 'Wahai Katsir, tidak ada yang kulihat pada imam, kecuali ia telah mencukupi mereka'."
Sunan Daruquthni 1250: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Al Abbas ArRazi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abbad Ar-Razi menceritakan kepada kami, Abu Yahya At-Taimi menceritakan kepada kami, dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, " Barangsiapa memiliki imam, maka bacaan (imam)nya adalah bacaannya'." Abu Yahya At-Taimi dan Muhammad bin Abbas lemah.
Sunan Daruquthni 1251: Umar bin Ahmad bin Ali Al Jauhari menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sayyar Al Marwazi menceritakan kepada kami, Zakariyya bin Yahya Al Waqar menceritakan kepada kami, Bisyr bin Bakar menceritakan kepada kami, Al Auza'i menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia menuturkan, "Rasulullah SAW melaksakan shalat, setelah selesai beliau bertanya, 'Adakah seseorang di antara kalian yang membaca sesuatu dari Al Qur'an bersamakuT lalu seorang laki-laki di antara mereka menjawab, 'Aku, wahai Rasulullah.' Maka Rasulullah SAW pun bersabda, 'Sungguh aku katakan: Mengapa aku dikacaukan (dalam membaca) Al Qur‟an. Bila aku tidak menyaringkan bacaanku, maka bacalah bersamaku, namun bila aku menyaringkan bacaanku, maka janganlah seorang pun membaca bersamaku'." Zakariyya Al Waqar meriwayatkannya sendirian, ia sering meriwayatkan hadits mungkar dan haditsnya ditinggalkan.
Sunan Daruquthni 1252: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ishaq bin Shalih Al Wazzan mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Musa Al Anshari menceritakan kepada kami, Ashim bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, dari Abu Suhail, dari Aun, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Cukup bagimu bacaan imam baik ia memelankan (bacaan) atau membaca (dengan nyaring)." Abu Musa mengatakan: "Aku katakan kepada Ahmad bin Hanbal, "Hadits Ibnu Abbas ini berkenaan dengan bacaan.' Ia menjawab, 'Ini mungkar'."
Sunan Daruquthni 1253: Abdullah bin Abu Daud As-Sijistani menceritakan kepada kami, Abdullah bin Sa'id Al Kindi menceritakan kepada kami, Waki' dan Al Muharibi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Salamah bin Kuhail, dari Hujr Abu Al Anbas yaitu Ibnu Anbas, dari Wail bin Hujr, ia mengatakan, "Aku mendengar apabila Nabi SAW membaca: 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin" beliau mengucapkan: 'aamiin' dengan memanjangkan suaranya." Abu Bakar mengatakan, "Ini sunnah. Orang-orang Kufah meriwayatkannya sendirian." Ini shahih dan (juga) yang setelahnya.
Sunan Daruquthni 1254: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepadaku, Ibnu Zanjawaih menceritakan kepada kami, Al Firyabi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Salamah bin Kuhail, dari Hujr, dari Wail bin Hujr: Ia mendengar Nabi SAW mengeraskan suara aminnya begitu (selesai) membaca: 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin'."
Sunan Daruquthni 1255: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami {h} Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrahman mengabarkan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, dari Salamah, dari Hujr bin Anbas, ia mengatakan: Aku mendengar Wail bin Hujr mengatakan, "Aku mendengar Nabi SAW membaca: 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin' lalu beliau mengucapkan: 'aamin' dengan memanjangkan suaranya." Abdurrahman mengatakan, "Yang paling tegas mengenai ini, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Sufyan tentang hadits ini, lalu aku menduga bahwa Sufyan mengatakan sebagiannya dan orang itu sebagian lainnya." Namun Syu'bah menyelisihinya pada isnad dan matannya.
Sunan Daruquthni 1256: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Yazid bin Zurai' menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Salamah bin Kuhail, dari Hujr Abu Al Anbas, dari Alqamah, Wail menceritakan kepada kami, atau: dari Wail bin Hujr, ia menuturkan, "Aku shalat bersama Rasulullah SAW, lalu aku mendengarnya ketika membaca: 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalliin' lalu beliau mengucapkan: 'aamiin'' beliau memelankan suaranya dan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya. Dan beliau salam ke sisi kanan dan ke sisi kirinya."* Demikian juga yang dikemukakan Syu'bah: "dan memelankan suaranya" Ini dinyatakan sebagai perkiraan pada periwayatan ini, karena Sufyan Ats-Tsauri, Muhammad bin Salamah bin Kuhail dan yang lainnya meriwayatkannya dari Salamah dengan menyebutkan (pada redaksinya): "dan beliau mengeraskan suara aminnya." Inilah yang benar.
Sunan Daruquthni 1257: Abdullah bin Ja'far bin Khusyaisy menceritakan kepada kami, Al hasan bin Ahmad bin Abu Syu'aib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Abdirrahim, dari Zaid bin Abu Unaisah, dari Abu Ishaq, dari Abdul Jabbar bin Wail, dari ayahnya, ia menuturkan, "Aku shalat di belakang Rasulullah SAW, ketika beliau membaca: 'waladh dhaalliin" beliau mengucapkan: aamiin' dengan memanjangkan suaranya." Ini isnad yang shahih.
Sunan Daruquthni 1258: Utsman bin Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sulaiman Al Wasithi menceritakan kepada kami, Al Harits bin Manshur Abu Manshur menceritakan kepada kami, Bahr As-Saqqa' menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar: "Bahwa apabila Rasulullah SAW membaca: 'waladh dhaalliin' beliau mengucapkan: 'aamiin' dengan mengeraskan suaranya." Dan dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, serupa itu. Bahr As-Saqqa' lemah.
Sunan Daruquthni 1259: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Yahya bin Utsman bin Shalih menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits menceritakan kepadaku, Abdullah bin Salim menceritakan kepadaku, dari Az-Zubaidi, Az-Zuhri menceritakan kepadaku, dari Abu Salamah dan Sa'id, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila selesai membaca Ummul Qur'an (surah Al Faatihah), beliau mengeraskan suaranya dan mengucapkan: aamiin." Ini isnad yang hasan.
Sunan Daruquthni 1260: Muhammad bin Harun Abu Hamid menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Sa'dan bin Yazid, Ali bin Isykab dan Al Husain bin Sa'id bin Al Bustanban menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Isma'il bin Ulayyah menceritakan kepada kami, dari Yunus bin Ubaid, dari Al Hasan, ia mengatakan: Samurah bin Jundub mengatakan, "Aku ingat dua diam dari Rasulullah SAW di dalam shalat." Al Husain bin Sa'id menyebutkan (dalam redaksinya): Samurah mengatakan, "Aku ingat dari Rasulullah SAW dua diam di dalam shalat: Diam bila imam telah bertakbir hingga membaca, dan diam bila telah selesai membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah)." Imran bin Hushain mengingkari itu, maka mereka mengirim surat ke Madinah, yaitu (ditujukan) kepada Ubay bin Ka'b, lalu Ubay membenarkan Samurah. Mendengarnya Al Hasan dari Samurah diperselisihkan, karena ia hanya mendengar darinya satu hadits, yaitu hadits aqiqah sebagaimana yang diklaim oleh Quraisy bin Anas dari Habib bin Asy-Syahid.
Sunan Daruquthni 1261: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Yunus bin Ubaid, dari Al Hasan, dari Samurah: "Bahwa bila ia telah membuka shalat, ia diam sejenak, dan bila telah membaca: 'waladh dhaalliin' ia pun diam sejenak." Lalu hal ini diingkari, dan dikirimkan surat (untuk ditanyakan) kepada Ubay bin Ka'b, maka ia pun membalas, bahwa perkara (sebenarnya) adalah sebagaimana yang dilakukan oleh Samurah.
Sunan Daruquthni 1262: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ali bin Muslim menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Umarah bin Al Qa'qa', dari Abu Zur'ah, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila telah bertakbir di dalam shalat (yakni takbiratul ihram) beliau diam sejenak, lalu aku katakan, 'Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku tebusannya, apa yang engkau baca di antara takbir dan bacaan (Al Faatihahy Beliau menjawab "Aku membaca, 'Allaahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghribu Allaahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Allaahummaghsilnii min khathaayaaya bits tsalji wal maal wal barad‘ [Ya Allah jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku sejauh Engkau memisahkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan aku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana baju putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan embun]."
Sunan Daruquthni 1263: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, Manshur bin Zadzan menceritakan kepada kami, dari Al Walid bin Muslim, dari Abu Ash-Shiddiq An-Naji, dari Abu Sa'id, ia mengatakan, "Kami pernah mengukur kadar berdirinya Rasulullah SAW dalam (shalat) Zhuhur dan Ashar, lalu kami dapati lama berdirinya beliau dalam (shalat) Zhuhur sekitar tiga puluh ayat, yaitu sekitar surah As-Sajdah pada dua raka'at pertama, sedangkan pada dua raka'at lainnya setengahnya dari itu. Dan kami juga mengukur (kadar) berdirinya beliau pada dua raka'at pertama shalat Ashar, yaitu sekitar dua raka'at terakhir pada shalat Zuhur. Dan kami pun pernah mengukur (kadar) berdirinya beliau pada dua raka'at terakhir (shalat) Ashar, yaitu sekitar setengahnya dari itu." Ini riwayat valid lagi shahih.
Sunan Daruquthni 1264: Muhammad bin Makhlad Al Bajali menceritakan kepada kami, Ahmad bin Utsman bin Hakim Al Audi menceritakan kepada kami, Sahl bin Amir Al Bajali menceritakan kepada kami, Huraim bin Sufyan menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Abu Khalid, dari Qais bin Abu Hazim, ia menuturkan, "Aku shalat di belakang Ibnu Abbas di Bashrah, lalu di raka'at pertama ia membaca 'alhamdu' (yakni surah Al Faatihah) dan awal ayat dari surah Al Baqarah, kemudian berdiri untuk raka'at kedua, lalu membaca 'alhamdu' dan ayat kedua dari surah Al Baqarah, kemudian ruku. Setelah selesai, ia menghadap ke arah kami, lalu berkata, 'Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman, Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) darinya.'' " Ini isnad yang hasan, dan ini merupakan argumen bagi yang berpendapat bahwa makna firman-Nya lMaka bacalah apa yang mudah (bagimu) darinya' adalah setelah membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah). Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1265: Abu Bakar An-Naisaburi Abdullah bin Muhammad bin Ziyad dan Abdul Malik bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Bahr bin Nashr mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Mu'awiyah bin Shalih menceritakan kepadaku, dari Abu Az-Zahiriyyah, dari Katsir bin Murrah, dari Abu Darda, ia menuturkan, "Seorang laki-laki berdiri lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah (ada bacaan) Al Qur'an pada setiap shalat?' beliau menjawab, 'Ya'." Lalu seorang laki-laki di antara mereka (yang hadir) berkata, 'Ini wajib'?" Abu Darda mengatakan, "Wahai Katsir, -saat posisiku paling dekat dengannya-. Tidak ada yang aku lihat pada imam, bila telah mengimami suatu kaum, kecuali ia telah mencukupi mereka." Diriwayatkan juga oleh Zaid bin Al Hubab, dari Mu'awiyah bin Shalih, dengan isnad ini, di dalamnya disebutkan: "Lalu Rasulullah SAW bersabda, ''Tidak ada yang aku lihat pada imam, kecuali telah mencukupi mereka" Perawi mengira-ngira dalam hal ini, yang benar bahwa itu dari ucapan Abu Darda sebagaimana dikemukakan Ibnu Wahb. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1266: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Sa'id Al Asyajj menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Ashim bin Kulaib menyebutkan dari Abdurrahman bin Al Aswad, dari Alqamah, dari Abdullah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengajari kami shalat. Beliau mengangkat kedua tangannya, lalu ruku dan menempelkan (tangannya) serta menempatkan kedua tangannya di antara kedua lututnya." Lalu hal ini sampai kepada Sa'd, maka ia pun mengatakan, "Saudaraku benar. Kami pernah melakukan ini, kemudian kami diperintahkan dengan ini," seraya menempatkan kedua tangannya di atas kedua lututnya. Yakni ketika ruku.
Sunan Daruquthni 1267: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Ibnu Idris menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, hadits ini, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Lalu bertakbir dan mengangkat kedua tangannya. Ketika ruku, beliau menempelkan kedua tangannya di antara kedua lututnya." Lalu hal ini sampai kepada Sa'd, maka ia pun berkata, "Saudaraku benar. Kami pernah melakukan ini, kemudian kami diperintahkan dengan ini." Seraya meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya. Ini isnad valid lagi shahih.
Sunan Daruquthni 1268: Da'laj bin Ahmad menceritakan kepada kami, Musa bin Harun menceritakan kepada kami, Al Harits bin Abdullah Al Hamdzani menceritakan kepada kami di Hamadzan, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari Alqamah bin Wail, dari ayahnya, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila ruku beliau merenggangkan jari-jari (tangan)nya, dan bila sujud beliau merapatkan kelima jari (tangan)nya." Da'laj juga mengatakan: Abu Bakar bin Khuzaimah juga menceritakan kepada kami, Musa bin Harun menceritakan kepada kami. Lalu aku berjumpa dengan Musa, kemudian ia menyampaikannya kepadaku."
Sunan Daruquthni 1269: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ali bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ali bin Al Husain bin Ubaid bin Ka'b menceritakan kepada kami, Sa'id bin Utsman Al Khazzaz menceritakan kepada kami {h} Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Husain bin Sa'id menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Sa'id bin Utsman Al Khazzaz menceritakan kepada kami, Amr bin Syamir menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia menuturkan, "Nabi SAW mengatakan kepadaku, ' Wahai Buraidah. Bila engkau mengangkat kepalamu dari ruku, maka ucapkanlah:' Sami'allaahu liman hamidah. Allaahumma rabbanaa lakal hamdu, min‟as samaawaati wa min‟al ardhi wa min‟a maa maa syita min syain ba'du' [Allah mendengar orang yang memuji-Nya. Ya Allah ya Rabb kami, bagi-Mu segala pujian. (Aku memuji-Mu dengan) pujian sepenuh langit dan sepenuh bumi, serta sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu]'."
Sunan Daruquthni 1270: Abu Thalib Al Hafizh Ahmad bin Nashr menceritakan kepada kami, Ahmad bin Umair Ad-Dimasyqi mengabarkan kepada kami, Abu Zur'ah Abdurrahman bin Amr menceritakan kepada kami, Yahya bin Amr bin Umarah bin Rasyid Abu Al Khaththab menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban mengatakan: Abdullah bin Al Fadhl menceritakan kepadaku, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Abu Hurairah: "Adalah kami, bila shalat di belakang Nabi SAW lalu beliau mengucapkan: 'Sami'allaahu liman hamidah'' [Allah mendengar orang yang memuji-Nya], maka orang yang di belakangnya juga mengucapkan 'Sami'allaahu liman hamidah]
Sunan Daruquthni 1271: Abu Thalib Al Hafizh juga menceritakan kepada kami, Yazid bin Muhammad bin Abdush Shamad menceritakan kepada kami, Yahya bin Amr bin Umarah menceritakan kepada kami: Aku mendengar Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban mengatakan: Abdullah bin Al Fadhl menceritakan kepadaku, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Bila imam mengucapkan: 'Sami'allaahu liman hamidah'' [Allah mendengar orang yang memuji-Nya], maka hendaklah orang yang di belakangnya (makmum) mengucapkan: lAllahumma rabbanaa wa lakal hamd' [Ya Allah, ya Rabb kami, bagi-Mu segala pujian]." Inilah yang terpelihara dengan isnad ini. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1272: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Isa bin Abdullah AthThayalisi menceritakan kepada kami, Yazid bin Umar bin Janzah Al madaini menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Badr menceritakan kepada kami, dari Ayyub As-Sakhtiyani, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW shalat mengimami kami, lalu (setelah selesai) beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, lalu berkata, 'Apakah kalian membaca di belakang imam?' Kami menjawab, 'Benar, di antara kami ada yang membaca.' Beliau pun bersabda, 'Kecuali Fatihatul Kitab (Surah Al Faatihah) ." Ar-Rabi' bin Badr lemah. Demikian yang diriwayatkan Ar-Rabi' bin Badr, namun Sallam Abu Al Mundzir menyelisihinya, ia meriwayatkannya dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, namun tidak valid. Keduanya diselisihi oleh Ubaidullah bin Amr ArRaqqi, ia meriwayatkannya dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas, dari Nabi SAW. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Ulayyah dan yang lainnya dari Ayyub, dari Abu Qilabah, secara mursal. Diriwayatkan juga oleh Khalid Al Hadzdza", dari Abu Qilabah, dari Muhammad bin Abu Aisyah, dari seorang laki-laki sahabat Rasulullah SAW, dari Nabi SAW.
Sunan Daruquthni 1273: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Abu Zur'ah AdDimasyqi menceritakan kepada kami, Yahya bin Yusuf Az-Zimmi menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Amr Ar-Raqqi menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Anas: "Bahwa Rasulullah SAW shalat mengimami para sahabatnya. Selesai shalat beliau menghadapkan wajahnya kepada mereka, lalu berkata, iApakah kalian membaca di dalam shalat kalian sementara imam membacaV Mereka diam hingga beliau menanyakannya, tiga kali, lalu seseorang atau beberapa orang mengatakan, 'Sungguh kami melakukannya.' Beliau pun bersabda, 'Janganlah kalian lakukan itu, namun hendaknya setiap orang dan kalian membaca Fatihatul Kitab (surah Al Faatihah) di dalam hatinya'." Ini lafazh hadits Al Farisi.
Sunan Daruquthni 1274: Ali bin Ahmad bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ibrahim Al Quhistani menceritakan kepada kami, Yusuf bin Adi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ubaidullah bin Amr menceritakan kepada kami, dengan isnadnya, serupa itu. Lafazh hadits Al Farisi.
Sunan Daruquthni 1275: Ahmad bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Hilal bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami {h} Ahmad menceritakan kepada kami, Yazid bin Jahur menceritakan kepada kami, Abu Taubah menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ubaidullah bin Amr mengabarkan kepada kami, hadits ini.
Sunan Daruquthni 1276: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur Zaj menceritakan kepada kami, An-Nadhr bin Syumail menceritakan kepada kami, Yunus bin Abu Ishaq mengabarkan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Abu Al Ahwash, dari Abdullah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW berkata kepada suatu kaum yang membaca Al Qur'an dengan menyaringkannya, 'Kalian telah mengacaukanku (dalam membaca) Al Qur^an.' Dulu kami pernah mengucapkan salam di dalam salat, lalu dikatakan kepada kami, 'Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukan.‘
Sunan Daruquthni 1277: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Thalhah bin Yahya menceritakan kepada kami, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, dari Sa'id bin Al Musayyab, ia mengatakan, "Bila engkau mendapati orang-orang (yakni jama'ah shalat) sedang ruku, maka bertakbirlah dan rukulah, sesungguhnya cukup bagimu satu kali untuk takbir (takbiratul. ihram) dan untuk ruku." Juga dari Sa'id bin Al Musayyab, tentang orang yang lupa takbir (takbiratul ihram) ketika membuka shalat lalu takbir untuk ruku, "Sesungguhnya itu mencukupinya."
Sunan Daruquthni 1278: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami dengan cara dikte, Abdullah bin Umar bin Aban menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abu Laila, dari Asy-Sya'bi, dari Shilah, dari Hudzaifah: "Bahwa Nabi SAW di dalam rukunya membaca: 'Subhaana rabbiyal azhiim wa bihamdihi‘ [Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan dengan segala pujian bagi-Nya] tiga kali, dan di dalam sujudnya (membaca): 'Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdihi [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi dan dengan segala pujian bagi-Nya] tiga kali."
Sunan Daruquthni 1279: Muhammad bin Ja'far bin Rumais menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il bin Samurah Al Ahmasi menceritakan kepada kami, Abu Yahya Al Himmani Abdul Hamid bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, As-Sari bin Isma'il menceritakan kepada kami, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, 'Termasuk sunnah adalah seseorang membaca di dalam rukunya: L Subhaana rabbiyal azhiim wa bihamdih'' [Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan dengan segala pujian bagi-Nya] dan di dalam sujudnya (membaca): 'Subhaana rabbiyal a'laa wa bihamdih'' [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi dan dengan segala pujian bagi-Nya]."
Sunan Daruquthni 1280: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Sa'id bin Muslim menceritakan kepada kami, Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Musa bin Uqbah mengabarkan kepadaku, dari Abdullah bin Al Fadhl, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Ubaidullah bin Abu Rafi', dari Ali bin Abu Thalib, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila sujud di dalam shalat fardhu, beliau membaca: 'Allaahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu. Anta rabbii, sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wa shawwarahu wa syaqqa sam'ahu wa basharahu, tabaarakallaahu ahsanul khaaliqiin [Ya Allah untuk-Mu aku bersujud, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Engkaulah Rabbku. Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakannya, membentuk rupanya dan yang membelah (memberikan) pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta]. Dan bila ruku beliau membaca: 'Allaahumma laka raka'tu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu. Anta rabbii, khasya'a laka sam'ii wa basharii wa mukhkhii wa 'azhamii wa mastaqallat bihi qadamii, lillaahi rabbii 'aalamiin' [Ya Allah untuk-Mu aku ruku, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu aku berserah diri. Pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan semua yang disanggah oleh kedua kakiku, khusyu' dan tunduk kepada-Mu, untuk Allah Rabb semesta alam]. Dan bila mengangkat kepalanya dari ruku di dalam shalat fardhu belaiu membaca: 'Allaahumma rabbanaa lakal hamdu, mil as samaawaati wa milal qardhi wa miVa maa syVta min syaVin ba'du' [Ya Allah ya tuhanku, bagi-Mu segala pujian, sepenuh langit dan bumi serta sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu]." Ini isnad hasan lagi shahih.
Sunan Daruquthni 1281: Abu Hurairah Muhammad bin Ali bin Hamzah menceritakan kepada kami, Abu Umayyah menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, Musa bin Uqbah mengabarkan kepadaku, dengan isnad ini: Bahwa apabila Nabi SAW ruku, beliau mengucapkan seperti ucapan Hajjaj di dalam ruku secara khusus, tanpa yang lainnya. Sementara Rauh menambahkan redaksi: 'wa 'azhmi wa 'ashabi [tulangku dan syafatku]
Sunan Daruquthni 1282: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Zanjawaih menceritakan kepada kami, Abu Al Yaman mengabarkan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abdul Aziz bin Ubaidullah, dari Abdurrahman bin Nafi' bin Jubair bin Muth'im, dari ayahnya, dari kakeknya, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila ruku beliau membaca: 'Subhaana rabbiyal azhiim' [Maha Suci Allah Yang Maha Agung] tiga kali."
Sunan Daruquthni 1283: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syabib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Maslamah bin Muhammad bin Hisyam Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Salman menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Aqram, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW di dalam rukunya membaca: 'Subhaana rabbiyal azhiim‘ [Maha Suci Allah Yang Maha Agung] tiga kali."
Sunan Daruquthni 1284: Al Husain menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa mengabarkan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, lApabila seseorang di antara kalian ruku (lalu) hertasbih tiga kali, sesungguhnya telah bertasbih kepada Allah dari jasadnya sebanyak tiga ratus tigapuluh tiga tulang dan tiga ratus tiga puluh tiga urut'."
Sunan Daruquthni 1285: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hani' menceritakan kepada kami, Adam menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Dzi'b menceritakan kepada kami, Ishaq bin Yazid menceritakan kepada kami, dari Aun bin Abdullah bin Utbah, dari Ibnu Mas'ud, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian di dalam rukunya membaca: 'Subhaana rabbiyal azhiim' [Maha Suci Allah Yang Maha Agung] tiga kali, maka ia telah menyempurnakan rukunya, dan itu adalah batas minimalnya' ."
Sunan Daruquthni 1286: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul malik Ad-Daqiqi menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Harb menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Mutharrif, dari Aisyah: Bahwa Nabi SAW di dalam rukunya membaca: 'Subbuuhun quddusun rabbul malaaikati war ruuh [Maha Suci Engkau (dari kekurangan dan hal yang tidak layak bagi kebesaran-Mu) Dzat Yang Maha Suci, Rabb malaikat dan Jibril]." Ia mengatakan: Hisyam sahabatnya Ad-Dastawa'i juga menceritakan kepadaku, dari Qatadah, dari Mutharrif, dari Aisyah, bahwa ia mengatakan, "Beliau membaca di dalam ruku dan sujudnya" Aku katakan kepada Sulaiman bin Harb, "Syu'bah mengatakan: Hisyam menceritakan kepadaku, ia mengatakan: Demikian yang dikemukakannya."
Sunan Daruquthni 1287: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Abu Ghassan menceritakan kepada kami, Ja'far Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Haritsah, dari Amrah, dari Aisyah, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila sujud, beliau mengarahkan jari-jarinya ke kiblat."
Sunan Daruquthni 1288: Al Husain bin Al Husain bin Abdurrahman Al Qadhi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ashbagh bin Al Faraj menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad Ad-Darawardi menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar: "Bahwa apabila Rasulullah SAW sujud, beliau meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya."
Sunan Daruquthni 1289: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Mahmud bin Khalid menceritakan kepada kami, Marwan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Al Hasan menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian sujud, hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua kakinya, hendaklah ia tidak berdepa seperti berdepanya unta"
Sunan Daruquthni 1290: Abu Sahl bin Ziyad menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abu Tsabit Muhammad bin Ubaidullah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Abdullah, dengan isnadnya, dari Nabi SAW, "Apabila seseorang di antara kalian sujud, hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya, dan hendaklah ia tidak berdepa seperti berdepanya unta.
Sunan Daruquthni 1291: Al Husain bin Yahya bin Ayyasy menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Isma'il Ibnu Ulayyah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Aun, ia mengatakan, "Muhammad berkata, 'Apabila imam mengucapkan: 'Sami'allaahu liman hamidah' [Allah mendengar orang yang memujiNya], orang yang di belakangnya mengucapkan: 'Allaahumma rabbanaa lakal hamdu [Ya Allah ya rabb kami, bagi-Mu segala puji]."
Sunan Daruquthni 1292: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Yazid menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya Al Azdi menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Syarik memberitahukan kepada kami, dari Ashim bin Kulaib, dari ayahnya, dari Wail bin Hujr, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila sujud, kedua lututnya turun sebelum kedua tangannya, dan apabila bangkit, beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya." Ibnu Abi Daud menyebutkan (dalam redaksinya): "meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya." Yazid bin Harun meriwayatkannya sendirian dari Syarik, dan tidak ada yang menyampaikannya dari Ashim bin Kulaib selain Syarik. Syarik tidak kuat dalam hadits yang diriwayatkannya sendirian. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1293: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Al 'Ala' bin Isma'il Al Aththar menceritakan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats menceritakan kepada kami, dari Ashim Al Ahwal, dari Anas, ia mengatakan, "Aku melihat Rasulullah SAW bertakbir, hingga kedua ibu jarinya sejajar dengan telinganya. Kemudian ruku hingga setiap persendiannya mantap di tempatnya. Kemudian mengangkat kepalanya hingga setiap persendian mantap di tempatnya. Kemudian menyungkur disertai takbir yang mana kedua lututnya mendahului kedua tangannya." Al 'Ala' bin Isma'il meriwayatkannya sendirian dari Hafsh dengan isnad ini. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1294: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Isma'il menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, ia menuturkan, "Sulaiman bin Malik bin Al Huwairits mendatangi kami di masjid kami, lalu ia berkata, 'Demi Allah, sungguh aku akan shalat, sebenarnya aku tidak hendak shalat, namun aku ingin memperlihatkan kepada kalian bagaimana aku melihat Rasulullah SAW shalat.' Lalu (di dalam shalatnya) ia duduk pada raka'at pertama setelah mengangkat kepalanya dari sujud terakhir (sujud kedua)." Ini isnad shahih lagi valid, demikian juga yang setelahnya.
Sunan Daruquthni 1295: Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Al Wakil menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Khalid Al Hadzdza‘ dari Abu Qilabah, dari Malik bin Al Huwairits Al-Laitsi, ia mengatakan, "Aku melihat Nabi SAW sedang shalat, yang mana pada raka'at pertama atau ketiga, beliau tidak langsung bangkit hingga duduk tegak (terlebih dahulu)." Ini shahih.
Sunan Daruquthni 1296: Abu Muhammad Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Tsabit Al Jahdari, Abdullah biin Muhammad bin Al Miswar Az-Zuhri dan Muhammad bin Al Walid Al Qurasyi menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Khalid Al Hadzdza' dan Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Malik bin Al Huwairits Abu Sulaiman: "Bahwa mereka mendatangi Nabi SAW, salah seorang mereka menyebutkan, yakni temannya Ayyub atau Khalid, beliau berkata kepada keduanya, 'Bila tiba (waktu) shalat, maka adzanlah kalian dan iqamahlah, kemudian hendaklah yang lebih tua di antara kalian berdua untuk mengimami. Shalatlah kalian sebaimana kalian melihatku shalat'." Ini shahih.
Sunan Daruquthni 1297: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al 'Ala" bin Salim menceritakan kepada kami, Abu Al Walid Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami, dari 'Atha‘ dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jika kalian ingin menyucikan shalat kalian, maka majukanlah orang-orang terbaik kalian (untuk mengimami)''." Abu Al Walid ini adalah Khalid bin Isma'il, ia lemah.
Sunan Daruquthni 1298: Abu Thalib Al Hafizh menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Al Hajjaj bin Risydin menceritakan kepada kami, Amr bin Sawwar dan Muhammad bin Yahya bin Isma'il menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami {h} Abu Thalib menceritakan kepada kami, Ibnu Risydin menceritakan kepada kami, Harmalah menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yahya bin Humaid menceritakan kepadaku, dari Qurrah bin Abdurrahman, dari Ibnu Syihab: Abu Salamah bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendapatkan ruku dari shalat sebelum imam menegakkan tulang punggungnya, maka ia telah mendapatkannya."
Sunan Daruquthni 1299: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Hani' menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abu Maryam menceritakan kepada kami, Nafi' bin Yazid menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Sulaiman Al Madani menceritakan kepadaku, dari Zaid bin Abu Al Itab dan Ibnu Al Maqburi, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mendatangi shalat dan kami sedang sujud, maka sujudlah kalian, namun janganlah menghitungnya. Dan barangsiapa mendapatkan ruku, maka ia telah mendapatkan shalat."
Sunan Daruquthni 1300: Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami secara dikte, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Abdullah bin Idris, Waki' bin Al Jarrah, Abu Mu'awiyah dan Hammad bin Sa'id Al Mazini menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Umarah, dan Abu Ma'mar, dan Ibnu Mas'ud, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada shalat bagi seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya di dalam ruku dan sujud. Isnad ini valid lagi shahih.
Sunan Daruquthni 1301: Badr bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Ahmasi menceritakan kepada kami, Waki', Ubaidullah, Abu Usamah, Al Muharibi dan Ya'la menceritakan kepada kami, dari Al A'masy, dengan isnadnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidaklah cukup suatu shalat yang mana pelakunya tidak menegakkan tulang punggungnya." Seperti itu.
Sunan Daruquthni 1302: Abu Abdullah bin Al Muhtadi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ali bin Khalaf Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Al Husain bin Sa'id Al Hamdani menceritakan kepada kami, Abu Abdil Malik Ahmad bin Ibrahim bin Muhammad Al Qurasyi menceritakan kepada kami di Damsyiq, keduanya mengatakan: Sulaiman bin Abdurrahman mengabarkan kepada kami, Nasyib bin Amr Asy-Syaibani menceritakan kepada kami, Muqatil bin Hayyan menceritakan kepada kami, dari Urwah, dari Aisyah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW melihat seorang wanita dari keluarganya sedang shalat dengan tidak menempelkan hidungnya di tanah, lalu beliau bersabda, ‗Wahai ini, letakkanlah (tempelkanlah) hidungmu di tanah. Karena sesungguhnya tidak ada shalat bagi yang tidak menempelkan hidungnya beserta dahinya di tanah ketika shalat' ," Nasyib lemah, dan riwayat Muqatil dari Urwah tidak shahih.
Sunan Daruquthni 1303: Abdullah bin Sulaiman Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Al Jarrah bin Makhlad menceritakan kepada kami, Abu Qutaibah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Ashim Al Ahwal, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada shalat bagi yang tidak menempelkan hidungnya di tanah". Diriwayatkan juga oleh yang lainnya dari Syu'bah, dari Ashim, dari Ikrimah, secara mursal.
Sunan Daruquthni 1304: Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Al Jarrah bin Makhlad menceritakan kepada kami, Abu Qutaibah menceritakan kepada kami, Sufyan AtsTsauri menceritakan kepada kami, Ashim bin Al Ahwal menceritakan kepada kami, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Ketika Rasulullah SAW melihat seorang lakilaki shalat yang mana hidungnya tidak menyentuh tanah, beliau bersabda, 'Tidak ada shalat bagi yang hidung dan dahinya tidak terkena tanah'." Abu Bakar mengatakan kepada kami, "Tidak ada yang menyandarkannya kepada Sufyan dan Syu'bah selain Qutaibah. Yang benar adalah dari Ashim, dari Ikrimah, secara mursal."
Sunan Daruquthni 1305: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz Abu Bakar dan sejumlah perawi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abdul Aziz bin Ubaidullah, ia mengatakan, "Aku katakan kepada Wahb bin Kaisan, 'Wahai Abu Nu'aim, mengapa engkau tidak menempelkan dahi dan hidungmu di tanah?' Ia menjawab, 'Itu karena aku mendengar Jabir bin Abdullah mengatakan, 'Aku melihat Rasulullah SAW sujud dengan bagian atas dahinya pada bagian batas yang ditumbuhi rambut'." Abdul Aziz meriwayatkannya sendirian dari Ubaidullah, dari Wahb, riwayat ini tidak kuat.
Sunan Daruquthni 1306: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Amr bin Al Abbas dan Bundar menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdul Wahhab mengabarkan kepada kami {h} Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul Al Qadhi menceritakan kepada kami, Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Al Qasim, dari Abdullah bin Abdullah, dari ABdullah bin Umar, ia mengatakan, "Sunnah shalat adalah menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan." Abdul Wahhab meriwayatkannya sendirian.
Sunan Daruquthni 1307: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna dan Muhammad biin Amr bin Al Abbas menceritakan kepada kami, lafazhnya dari Abu Musa, keduanya mengatakan: Abdul Wahhab mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Yahya bin Sa'id mengatakan: Aku mendengar Al Qasim mengatakan: Abdullah bin Abdullah bin Umar mengabarkan kepadaku, bahwa ia mendengar Ibnu Umar mengatakan, "Termasuk sunnah shalat adalah menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan."
Sunan Daruquthni 1308: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab menceritakan kepada kami, Ubaidullah menceritakan kepada kami, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Sunnah shalat adalah menduduki kaki kiri dan menegakkan kaki kanan." Semua ini shahih, tidak ada yang meriwayatkannya selain Ats-Tsaqafi.
Sunan Daruquthni 1309: Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Muhammad bin Adam menceritakan kepada kami, Abu Khalid Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Ajlan, dari Amir bin Abdullah bin Az-Zubair, dari ayahnya, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila duduk berdoa, yakni ketika tasyahhud, beliau menempatkan tangan kanannya dan berisyarat dengan jari telunjuknya dengan menempelkan ibu jari pada jari tengah, dan menempatkan tangan kirinya di atas paha kiri dengan merapatkan telapak kirinya pada paha kirinya."
Sunan Daruquthni 1310: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Isa bin Hammad menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Sa'id bin Jubair dan Thawus, dari Ibnu Abbas, bahwa ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengajari kami tasyahhud sebagaimana mengajari kami Al Quran, beliau membaca: 'Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Salaamun 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Salaamun 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullah' [Segala penghormatan, keberkahan, doa-doa dan ucapan-ucapan yang baik adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah]. Ini isnad shahih.
Sunan Daruquthni 1311: Abu Abdillah Ubaidullah bin Abdush Shamad bin Al Muhtadi Billah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Al Hajjaj bin Risydin bin Sa'd menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, Amr bin Al Harits menceritakan kepadaku, bahwa Abu Az-Zubair menceritakan kepadanya, dari 'Atha‘ Thawus dan Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengajari kami tasyahhud: '' Attahiyyaatul mubaarakaatu waththayyibaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa Hbaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullah' [Segala penghormatan, keberkahan dan ucapan-ucapan yang baik adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah]."
Sunan Daruquthni 1312: Abu Muhammad Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami secara dikte, Abu Ubaidullah Al Makhzumi Sa'id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Al A'masy dan Manshur, dari Syaqiq bin Salamah, dari Ibnu Mas'ud, ia menuturkan, "Sebelum diwajibkan tasyahhud kami mengucapkan: 'Assalaamu 'alallaah. Assalaamu 'alajibriil wa miikaa'iil [Semoga keselamatan dilimpahkan kepada Allah. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada Jibril dan Mikait], lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian mengucapkan begitu, karena sesungguhnya Allah Ta‟ala adalah As-Salam (Yang Maha Selamat), akan tetapi, ucapkanlah: 'Attahiyyaatu lillaah, washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluK [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ucapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya." Ini isnad shahih.
Sunan Daruquthni 1313: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Al Musayyab bin Wadhih menceritakan kepada kami, Yusuf bin Asbath dan Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari ayahnya, Manshur, Al A'masy, Hammad dan Mughirah, dari Syaqiq, dari Abdullah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengajari kami tasyahhud: Attahiyaatu lillaah." Kemudian dikemukakan seperti itu.
Sunan Daruquthni 1314: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, ayahku mengabarkan kepadaku, dari Syu'bah, dari Bisyr, ia mengatakan, "Aku mendengar Mujahid menyampaikan hadits dari Ibnu Umar, dari Rasulullah SAW, bahwa di dalam tasyahhud beliau membaca: 'Attahiyyaatu lillaah, washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ucapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad)] Ibnu Umar mengatakan: Lalu aku tambahi: wabarakaaatuh [dan berkah Allah]. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa Ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah [Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah] Ibnu Umar mengatakan: Lalu aku tambahi: wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluh' [semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya]." Ini isnad shahih. Tentang marfu 'nya hadits ini di-mutaba‘ah juga oleh riwayat Ibnu Abi Adi dari Syu'bah, sedangkan yang lainnya menyatakan mauquf.
Sunan Daruquthni 1315: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ali bin Isma'il As-Sukkari menceritakan kepada kami, Kharijah bin Mush'ab bin Kharijah menceritakan kepada kami {h} Ahmad bin Muhammad bin Abu Utsman Al Ghazi Abu Sa'id An-Naisaburi menceritakan kepadaku, Abu Al Abbas Muhammad bin Abdurrahman Ad-Daghuli menceritakan kepada kami, Kharijah bin Mush'ab bin Kharijah menceritakan kepada kami, Mughits bin Budail menceritakan kepada kami, Kharijah bin Mush'ab menceritakan kepada kami, dari Musa bin Ubaidah, dari Abdullah bin Dinar, dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengajari kami tasyahhud: 'Attahiyyaatuth thayyibaatuz zaakiyaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa Ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, wa anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluh1 [Segala penghormatan, ucapan-ucapan yang baik dan penyucian-penyucian adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya]. Kemudian bershalawat untuk Nabi SAW." Ini lafazh Ibnu Abi Utsman. Sedangkan Musa bin Ubaidah dan Kharijah lemah.
Sunan Daruquthni 1316: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muhammad bin Wazir Ad-Dimasyqi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepadaku, Ja'far bin Rabi'ah mengabarkan kepadaku, dari Ya'qub bin Al Asyajj, bahwa Aun bin Abdullah bin Utbah menulis surat kepadaku tentang tasyahhud: Dari Ibnu Abbas dan ia memegang tanganku, lalu ia menyatakan bahwa Umar bin Khaththab memegang tangannya, lalu ia menyatakan kepadanya bahwa Rasulullah SAW memegang tangannya, lalu mengajarinya tasyahhud: "Attahiyyaatu lillaah, washshalawaatuth thayyibaatul mubaarakaatu lillaah." Ini isnad hasan. Ibnu Lahi'ah tidak kuat.
Sunan Daruquthni 1317: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Miqdam menceritakan kepada kami, Al Mu'tamir menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar ayahku menyampaikan hadits dari Qatadah, dari Abu Ghallab, dari Hiththan bin Abdullah Ar-Raqasyi: Bahwa mereka shalat bersama Abu Musa Al Asy'ari, lalu ia mengatakan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami, beliau menjelaskan shalat kami dan mengajarkan sunnah-sunnah kami." Lalu dikemukakan hadits ini, di antaranya disebutkan: "Dan ketika duduk, maka hendaklah di antara ucapan seseorang kalian adalah: Attahiyyaatuth thayyibaatush shalawaatu lillaah. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluW [Segala penghormatan, ucapan-ucapan yang baik dan doa-doa adalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusan-Nya]. Dalam riwayat ini, para sahabat Qatadah menambahkan (dalam redaksinya): "wahdahu laa syariika lah", sementara Hisyam, Sa'id, Aban, Abu Awanah dan yang lainnya menyelisihinya yang diriwayatkan dari Qatadah. Ini isnad muttashil hasan.
Sunan Daruquthni 1318: Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Ziyad An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ali bin Harb, Ahmad bin Manshur bin Sayyar, ahmad bin Manshur bin Rasyid, Abbas bin Muhammad dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Husain bin Ali Al Ju'fi mengabarkan kepada kami {h} Abu Shalih Abdurrahman bin Sa'id bin Harun Al Ashbahani menceritakan kepada kami, Abu Mas'ud menceritakan kepada kami {h} Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Husain bin Ali Al Ju'fi mengabarkan kepada kami, dari Al Hasan bin Al Hurr, dari Al Qasim bin Mukhaimirah, ia mengatakan: Alqamah memegang tanganku lalu berkata: Abdullah memegang tanganku lalu ia menuturkan, "Rasulullah SAW memegang tanganku lalu mengajariku tasyahhud di dalam shalat: 'Attahiyyaatu lillaah washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluh' [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ucapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya]." Ibnu Ajlan dan Muhammad bin Aban menguatkannya dari Al Hasan bin Al Hurr.
Sunan Daruquthni 1319: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakim menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Risydin menceritakan kepada kami, dari Haiwah, dari Ibnu Ajlan {h} Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami, Ibnu Ajlan menceritakan kepadaku, dari Al Hasan bin Al Hurr, dengan isnadnya, seperti itu. Diriwayatkan juga oleh Zuhair bin Mu'awiyah dari Al Hasan bin Al Hurr, lalu di bagian akhirnya ia menambahkan perkataan yang merupakan ucapannya sendiri: "Bila engkau mengucapkan ini atau melakukan ini, maka engkau telah menyelesaikan shalatmu. Jika engkau mau berdiri silakan berdiri, dan jika engkau mau tetap duduk maka silakan duduk." Lalu sebagian mereka memasukkan (perkataan) dari Zuhair ini di dalam hadits dan disambungkan dengan perkataan Nabi SAW. Sementara Syababah memisahkannya dari Zuhair dan menjadikannya dari ucapan Ibnu Mas'ud, dan ucapannya itu lebih mendekati kebenaran daripada ucapan yang dimasukkan ke dalam hadits Nabi SAW, karena Ibnu Tsauban meriwayatkannya dari Al Hasan bin Al Hurr seperti itu, dan menjadikan bagian akhiraya sebagai ucapan Ibnu Mas'ud, juga karena kesamaan riwayat Husain Al Ju'fi, Muhammad bin Ajlan dan Muhammad bin Aban yang bersumber dari Al Hasan bin Al Hurr yang tidak menyebutkannya (yakni perkataan itu) di bagian akhir hadits ini, di samping itu terjadi kesamaan demikian dari setiap perawi yang meriwayatkan tasyahhud dari Alqamah dan lainnya yang bersumber dari Abdullah bin Mas'ud. Wallahu a lam.
Sunan Daruquthni 1320: Adapun hadits Syababah dari Zuhair (adalah sebagai berikut): Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Mukram menceritakan kepada kami, Syababah bin Sawwar menceritakan kepada kami, Abu Khaitsamah Zuhair bin Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Al Hurr menceritakan kepada kami, dari Al Qasim bin Mukhaimirah, ia mengatakan: Alqamah memegang tanganku lalu ia berkata: Abdullah bin Mas'ud memegang tanganku lalu ia menuturkan, "Rasulullah SAW memegang tanganku lalu beliau mengajariku tasyahhud: 'Attahiyyaatu lillaah washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluK [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ucapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi . (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi buhwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya]" Abdullah mengatakan, "Bila engkau mengucapkan itu, maka engkau telah menyelesaikan apa yang diwajibkan padamu dari shalat. Jika engkau mau berdiri (setelah itu) silakan berdiri, dan jika mau tetap duduk, maka silakan duduk." Syababah tsiqah, ia telah memisahkan bagian akhir hadits dan menjadikannya dari ucapan Ibnu Mas'ud. Ini lebih shahih daripada riwayat yang menggabungkan bagian akhir ini ke dalam ucapan Nabi SAW. Wallahu a‘lam. Ghassan bin Ar-Rabi' menguatkan riwayat ini, ia meriwayatkannya dari Ibnu Tsauban, dari Al Hasan bin Al Hurr seperti demikian dan menjadikan bagian akhir hadits sebagai ucapan Ibnu Mas'ud dan tidak me-marfu'-kannya kepada Nabi SAW.
Sunan Daruquthni 1321: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan Al Qaththan menceritakan kepada kami, Musa bin Daud menceritakan kepada kami, Zuhair bin Mu'awiyah Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami, dari Al Hasan bin Al Hurr, dari Al Qasim bin Mukhaimirah, ia menuturkan: "Alqamah memegang tanganku, lalu ia menyatakan bahwa Ibnu Mas'ud memegang tangannya, lalu ia menyatakan bahwa Rasulullah SAW memegang tangannya, lalu mengajarinya tasyahhud: 'Attahiyyaatu lillaah washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluh' [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ucapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya]. Kemudian ia (Ibnu Mas'ud) mengatakan, 'Bila engkau telah mengucapkan ini atau telah melakukan ini, maka engkau telah menyelesaikan shalatmu. Jika engkau mau berdiri (setelah itu) silakan berdiri, dan jika mau tetap duduk, maka silakan duduk'."
Sunan Daruquthni 1322: Adapun hadits Tsauban dari Al Hasan bin Al Hurr yang diriwayatkan darinya oleh Ghassan bin Ar-Rabi' dengan mutaba‘ah (riwayat penguat) Syababah dari Zuhair, dari Al Hasan bin Al Hurr (adalah sebagai berikut): Ja'far bin Muhammad bin Nushair menyampaikannya kepada kami, Al Husain bin Al Kumait menceritakan kepada kami, Ghassan bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Al Husain bin Ali Al Harrani, Umar bin Ahmad bin Muhammad Al Mu'addil dan yang lainnya juga menyampaikannya kepada kami, mereka mengatakan: Ahmad bin Ali bin Al Mutsanna mengabarkan kepada kami, Ghassan bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban, dari Al Hasan bin Al Hurr, dari Al Qasim bin Mukhaimirah, bahwa ia mendengarnya menuturkan, "Alqamah memegang tanganku. Ibnu Mas'ud memegang tangan Alqamah. Nabi SAW memegang tangan Ibnu Mas'ud lalu mengajarinya tasyahhud: 'Attahiyyaatu lillaah washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluh' [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ncapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya]. Kemudian Ibnu Mas'ud mengatakan, 'Jika engkau telah selesai dari ini, maka engkau (berarti) telah menyelesaikan shalatmu. Jika mau silakan tetap (duduk), dan jika mau silakan beranjak'."
Sunan Daruquthni 1323: Ahmad bin Muhammad bin Yazid Az-Za'rafani menceritakan kepada kami, Utsman bin Shalih Al Khayyath menceritakan kepada kami, Muhammad bin Bakar menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Mujahid menceritakan kepada kami, Mujahid menceritakan kepadaku, Ibnu Abi Laila atau Abu Ma'mar menceritakan kepadaku, ia mengatakan: Ibnu Mas'ud mengajari tasyahhud, ia menuturkan, "Rasulullah SAW mengajariku tasyahhud sebagaimana mengajari kami surah dari Al Qur'an: 'Attahiyyaatu lillaah washshalawaatu waththayyibaatu. Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaaatuh. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhuu warasuuluh. Allaahumma shalli 'alaa muhammad wa 'ala aali baitihi, kamaa shallaiTa‘alaa ibraahiim, innaka hamiidum majiid. Allaahumma baarik 'alainaa ma'ahum, shalawaatullaahi wa shalawaatul mukminiin 'alaa muhammadin nabiyiil ummiyyu Assalamu 'alaikum warahmatulaahi wabarakaatuh' [Segala penghormatan adalah milik Allah, demikian juga segala doa dan ucapan-ucapan yang baik. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba yang shalih. Aku besaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan shalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada kami bersama mereka. Semoga shalawat Allah dan shalawat kaum mukminin dilimpahkan kepada Muhammad sang Nabi yang ummiy. Semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah di limpahkan kepadamu]. Selanjutnya ia mengatakan, "Mujahid berkata, 'Bila ia mengucapkan salam lalu sampai pada bacaan 'wa 'alaa Hbaadillaahish shaalihiin' [dan juga kepada para hamba yang shalih], berarti ia telah mengucapkan salam kepada para penghuni langit dan para penghuni bumi'." Ibnu Mujahid haditsnya lemah.
Sunan Daruquthni 1324: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abu Al Azhar Ahmad bin Al Azhar menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishaq, ia mengatakan: Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At-Taimi menyampaikan hadits kepadaku tentang shalawat untuk Rasulullah SAW, yaitu bila seorang muslim bershalawat untuk beliau di dalam shalatnya, dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Abd Rabbih Al Anshari saudaranya Al Harits bin Al Khazraj, dari Ibnu Mas'ud Al Anshari Uqbah bin Amr, ia menuturkan, "Seorang laki-laki datang hingga duduk di hadapan Rasulullah SAW, saat itu kami di sisi beliau, lalu orang itu berkata, 'Wahai Rasulullah. Tentang mengucapkan salam kepadamu kami sudah mengetahuinya, lalu bagaimana kami bershalawat untukmu ketika kami melaksanakan shalat?' Rasulullah SAW diam, sampai-sampai kami mengandaikan bahwa orang itu tidak pernah menanyakannya, kemudian beliau bersabda, 'Apabila kalian bershalawat untukku, maka ucapkanlah: 'Allaahumma shalli 'alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'ala aali muhammad, kamaa shallai Ta‟alaa ibraahiim wa 'alaa aali ibraahiim, wa baarik 'alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aali muhammad, kamaa baarakTa‟alaa ibraahiim wa 'alaa aali ibraahiim. Innaka hamiidum majiid'' {Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sang Nabi yang ummiy dan juga kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad sang Nabi yang ummiy dan juga kepada keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung]", Isnad hasan muttasil.
Sunan Daruquthni 1325: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ali bin Al Husain bin Ubaid bin Ka'b menceritakan kepada kami, Sa'id bin Utsman Al Khazzaz menceritakan kepada kami {h} Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Hasan bin Sa'id menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Sa'id bin Utsman menceritakan kepada kami, Amr bin Syamir menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Buraidah, bila engkau duduk di dalam shalatmu, maka janganlah engkau meninggalkan tasyahhud dan shalat untukku, karena sesungguhnya itu adalah zakatnya (penyucinya) shalat, dan ucapkanlah salam untuk semua nabi Allah dan para rasul-Nya, juga ucapkanlah salam untuk para hamba Allah yang shalih."
Sunan Daruquthni 1326: Abu Al Husain Ali bin Abdurrahman bin Isa Al Katib menceritakan kepada kami dari asal kitabnya, Al Husain bin Al Hakam bin Muslim Al Habri mengabarkan kepada kami, Sa'id bin Utsman Al Khazzaz menceritakan kepada kami, Amr bin Syamir menceritakan kepada kami, dari Jabir, ia mengatakan: Asy-Sya'bi berkata: Aku mendengar Masruq bin Al Ajda' mengatakan: Aisyah berkata, "Sungguh aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak akan diterima suatu shalat kecuali dengan bersuci dan bershalawat untukku." Amr bin Syamir dan Jabir Al Ju'fi lemah.
Sunan Daruquthni 1327: Muhammad bin Abdullah bin Ibrahim Asy-Syafi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Ali bin Bahr menceritakan kepada kami, Abdul Muhaimin bin Abbas menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya yakni Sahl bin Sa'd, bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak ada shalat bagi yang tidak bershalawat untuk nabinya." Abdul Muhaimin tidak kuat.
Sunan Daruquthni 1328: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ja'far bin Ali bin Najih Al Kindi menceritakan kepada kami, Isma'il bin Shubaih menceritakan kepada kami, dari Sufyan bin Ibrahim Al Hariri, dari Abdul Mukmin bin Al Qasim, dari Jabir, dari Abu Ja'far, dari Abu Mas'ud Al Anshari, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa melakukan suatu shalat yang mana di dalamnya ia tidak bershalawat untukku dan tidak pula keluargaku, maka tidak akan diterima darinya' " Jabir lemah, kredibilitasnya diperselisihkan.
Sunan Daruquthni 1329: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Sallam menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Muhammad bin Ali, dari Abu Mas'ud Al Anshari, ia mengatakan, "Biia aku mengerjakan suatu shalat yang mana aku tidak bershalawat untuk keluarga Muhammad di dalamnya, maka aku tidak menganggap bahwa shalatku itu sempurna."
Sunan Daruquthni 1330: Abdullah bin Yahya Ath-Thalhi menceritakan kepada kami di Kufah, Ahmad bin Muhammad bin Abu Musa Al Kindi Abu Umar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, Jabir menceritakan kepada kami, dari Abu Ja'far, ia mengatakan, "Abu Mas'ud berkata, 'Tidaklah aku melaksankaan suatu shalat yang di dalamnya aku tidak bershalawat untuk Muhammad, kecuali aku menganggap bahwa shalatku itu tidak sempurna'."
Sunan Daruquthni 1331: Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ja'far Az-Zuhri menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Muhammad bin Sa'd, dari Amir bin Sa'd, dari ayahnya, dari Nabi SAW: "Bahwa beliau salam ke sebelah kanannya hingga tampak putihnya pipi beliau, dan (salam) ke sebelah kirinya hingga tampak putihnya pipi beliau." Ini isnad shahih.
Sunan Daruquthni 1332: Abu Al Qasim Badr bin Al Haitsam Al Qadhi dan Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Al Fadhl Fadhalah bin Al Fadhl At-Tamimi menceritakan kepada kami di Kufah, Abu Bakar bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Shilah bin Zufar, dari Ammar bin Yasir, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila beliau salam ke sebelah kanannya, tampak putihnya pipi kanan beliau, dan bila beliau salam ke sebelah kirinya, tampak putihnya pipi kiri beliau. Salamnya beliau adalah: Assalaamu 'alaikum warahmatullaah. Assalaamu 'alaikum warahmatullah."
Sunan Daruquthni 1333: Abu Bakar Abdullah bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Mahmud bin Adam menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Musa menceritakan kepada kami, Al Husain bin Waqid menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Al Aswad, Alqamah dan Abu Al Ahwash, dari Ibnu Mas'ud: Bahwa apabila Rasulullah SAW salam ke sebelah kanannya (beliau mengucapkan): 'Assalaamu 'alaikum warahmatullaah' hingga terlihat putihnya pipi beliau. Demikian juga ke sebelah kirinya." Penyandaran Ibnu Ishaq ini diperselisihkan. Diriwayatkan juga oleh Zuhair dari Ibnu Ishaq, dari Abdurrahman bin Al Aswad, dari ayahnya dan Alqamah, dari Abdullah. Ini isnadnya lebih baik
Sunan Daruquthni 1334: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Humaid Ar-Ruasi menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishaq, dari Abdurrahman bin Al Aswad, dari ayahnya dan Alqamah, dari Abdullah, ia menuturkan, "Aku melihat Rasulullah SAW bertakbir dalam setiap bangkit, merunduk, berdiri dan duduk, dan beliau salam ke sebelah kanan dan ke sebelah kirinya (dengan mengucapkan): 'Assalaamu 'alaikum warahmatullaah. Assalaamu 'alaikum warahmatullaah' hingga tampak putihnya pipi beliah. Dan aku melihat Abu Bakar dan Umar juga melakukan seperti itu."
Sunan Daruquthni 1335: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami, dari Huraits, dari AsySya'bi, dari Al Bara' bin Azib: "Bahwa Nabi SAW salam dua kali."
Sunan Daruquthni 1336: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz Al Baghawi menceritakan kepada kami, Manshur bin Abu Muzahim menceritakan kepadaku, Abu Sa'id Al Muaddib menceritakan kepada kami, dari Zakariyya, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, "Aku tidak melupakan perkara-perkara, maka aku pun tidak lupa salamnya Rasulullah SAW di dalam shalat ke sebelah kanan dan ke sebelah kirinya: Assalaamu 'alaikum warahmatullaah. Assalaamu 'alaikum warahmatullaah." kemudian ia mengatakan, "Seolah-olah aku melihat putihnya pipi beliau."
Sunan Daruquthni 1337: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Ja'far bin Musafir menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya mengabarkan kepada kami {h} Al Qadhi Al Husain bin Isma'il dan Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Muslim bin Warah menceritakan kepada kami, mereka megatakan: Amr bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Zuhair bin Muhammad, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia mengatakan, "Rasullulah SAW salam satu kali di dalam shalat dengan sedikit memalingkan wajahnya ke sebelah kanan."
Sunan Daruquthni 1338: Ibnu Makhlad menceritakan kepada kami, Ar-Ramadi menceritakan kepada kami, Nu'aim menceritakan kepada kami, Rauh bin 'Atha' bin Abu Maimunah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Al Hasan, dari Samurah bin Jundub, ia mengatakan, "Rasulullah SAW salam satu kali di dalam shalat ke samping wajahnya, dan bila beliau salam ke sebelah kanannya, beliau juga salam ke sebelah kirinya."
Sunan Daruquthni 1339: Yahya bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Yahya bin Khalid Abu Sulaiman Al Makhzumi Al Madani menceritakan kepada kami, Abdullah bin Nafi' Ash-Shaigh menceritakan kepada kami, dari Abdul Muhaimin bin Abbas bin Sahl AsSa'idi, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa Rasulullah SAW salam satu kali ke sebelah kanannya ketika shalat."
Sunan Daruquthni 1340: Yazdad bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Az-Zubair bin Bakkar menceritakan kepada kami, Atiq bin Ya'qub mengabarkan kepada kami, Abdul Muhaimin bin Abbas menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa ia mendengar Rasulullah SAW salam satu kali dan tidak menambahnya."
Sunan Daruquthni 1341: Ibnu Abi Daud menceritakan kepada kami, Ali bin Al Mundzir menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan kepada kami, Abu Sufyan As-Sa'di menceritakan kepada kami {h} Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Abu Al Walid Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Muslim menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Utsman menceritakan kepada kami, dari Abu Sufyan, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Pembuka shalat adalah wudhu, pengharamnya adalah takbir (takbiratul ihram) dan penghalalnya adalah salam" Ibnu Abi Daud menyebutkan (dalam redaksinya): "bersuci".
Sunan Daruquthni 1342: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Amr bin Ali, Umar bin Syabbah dan Muhammad bin Yazid Al Asfathi menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Abdul A'la bin Al Qasim Abu Bisyr menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Al Hasan, dari Samurah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk mengucapkan salam kepada para pemimpin kami dan saling mengucapkan salam di antara kami."
Sunan Daruquthni 1343: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Israil menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Abu Awanah, dari Al Hakam, dari Ashim, dari Ali, ia mengatakan, "Jika ia telah duduk sekadar (lamanya) tasyahhud, maka telah sempurnalah shalatnya."
Sunan Daruquthni 1344: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, Waki' dan Zaid bin Al Hubab menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yaid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami, mereka semua (meriwayatkan) dari Sufyan, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Muhammad bin Al Hanafiyyah, dari Ali RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kunci shalat adalah bersuci, pengharamnya adalah takbir (takbiratul ihram), dan penghalalnya adalah salam
Sunan Daruquthni 1345: Muhammad bin Amr bin Al Bakhtari menceritakan kepada kami, Ahmad bin Al Khalil menceritakan kepada kami, Al Waqidi menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Muhammad bin Abu Sha'sha'ah menceritakan kepada kami, dari Ayyub bin Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah, dari Abbad bin Tamim, dari pamannya yakni Abdullah bin Zaid, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Pembukaan shalat adalah bersuci, pengharamnya adalah takbir (takbiratulihram), dan penghalalnya adalah salam
Sunan Daruquthni 1346: Sa'id bin Muhammad bin Ahmad Al Hannath dan Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Amr bin Abu Madz'ur mengabarkan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, dari Usamah bin Zaid, dari Abdullah bin Yazid, dari Ibnu Tsauban, dari Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah SAW mendatangi shalat, begitu takbir (yakni takbiratul ihram), beliau berbalik dan mengisyaratkan kepada mereka (para makmum) agar tetap seperti itu, kemudian beliau keluar (dari masjid), lalu datang lagi dan kepalanya meneteskan air, lalu shalat mengimami mereka. Selesai shalat beliau bersabda, 'Sesungguhnya tadi aku junub, lalu aku lupa mandi,"
Sunan Daruquthni 1347: Al Hasan bin Rasyiq menceritakan kepada kami di Mesir, Ali bin Sa'id bin Basyir menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Mu'adz menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Rasulullah SAW memasuki shalatnya lalu bertakbir, dan kami pun bertakbir bersamanya, kemudian beliau memberi isyarat kepada orang-orang (yakni para makmum) agar tetap seperti itu, maka kami pun tetap berdiri hingga Rasulullah SAW mendatangi kami kembali setelah mandi dan kepalanya masih meneteskan air." Abdul Wahhab Al Khaffaf menyelisihinya.
Sunan Daruquthni 1348: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Yahya bin Abu Thalib menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin 'Atha‘ memberitahukan kepada kami, Sa'id menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Bakar bin Abdullah Al Muzani: "Bahwa Rasulullah SAW memasuki shalatnya lalu bertakbir, dan bertakbir pula orang-orang di belakangnya, lalu beliau berbalik kemudian mensyiratkan kepada para sahabatnya agar tetap seperti itu, sehingga mereka tetap berdiri hingga beliau datang lagi dan kepalanya masih meneteskan (air)." Abdul Wahhab mengatakan, "Inilah yang kami ambil."
Sunan Daruquthni 1349: Muhammad bin Manshur bin Abu Al Jahm menceritakan kepada kami, Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya Al Azdi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami, Yazid bin Ziyad bin Abu Al Ja'd menceritakan kepada kami, dari Ubaid bin Abu Al Ja'd, dari Ziyad bin Abu Al Ja'd, dari Wabishah: "Bahwa ia shalat di belakang shaf, lalu Nabi SAW menyuruhnya untuk mengulangi shalat."
Sunan Daruquthni 1350: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Yazid bin Ziyad bn Abu Al Ja'd menceritakan kepada kami, dari pamannya yakni Ubaid, dari Ziyad, dari Wabishah: "Bahwa seorang laki-laki shalat di belakang shaff sendirian, maka Nabi SAW memerintahkannya untuk mengulangi (shalat)."
Sunan Daruquthni 1351: Abdullah bin Ahmad bin Attab Abu Muhammad menceritakan kepada kami, Abu Utbah Ahmad bin Al Faraj bin Sulaiman Al Himshi menceritakan kepada kami, Baqiyyah bin Al Walid Abu Yuhmid Al Kala'i menceritakan kepada kami, Isa bin Abdullah Al Anshari menceritakan kepada kami, dari Juwaibir bin Sa'id, dari Adh-Dhahhak bin Muzahim, dari Al Bara' bin Azib, ia mengatakan, "Rasulullah SAW shalat mengimami suatu kaum, saat itu beliau tidak mempunyai wudhu, maka shalat itu sempurna untuk kaum itu, namun Nabi SAW mengulangi."
Sunan Daruquthni 1352: Abu Sahl bin Ziyad menceritakan kepada kami, Zakariyya biin Daud Al Khaffaf menceritakan kepada kami, Ishaq bin Rahawaih menceritakan kepada kami, Baqiyyah menceritakan kepada kami, Isa bin Abdullah menceritakan kepada kami, hadits ini, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Bila imam shalat mengimami suatu kaum yang mana ia tidak mempunyai wudhu, maka shalatnya kaum itu sah, sedangkan ia mengulangi."
Sunan Daruquthni 1353: Al Husain bin Muhammad bin Sa'id Al Bazzaz yang dikenal dengan sebutan Ibnu Al Muthabbaqi menceritakan kepada kami, Jahdar bin Al Harits menceritakan kepada kami, Baqiyyah bin Al Walid menceritakan kepada kami, dari Isa bin Ibrahim, dari Juwaibir, dari Adh-Dhahhak bin Muzahim, dari Al Bara' bin Azib, dari Nabi SAW, beliau bersabda, 'Imam mana pun yang lupa lalu mengimami orang-orang padahal ia junub, maka shalat mereka sah, hemudian hendaklah ia mandi lalu mengulangi shalatnya. Dan bila ia shalat (mengimami mereka) tanpa wudhu, maka seperti itu juga'," Demikian yang dikemukakan Isa bin Ibrahim.
Sunan Daruquthni 1354: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yahya bin 'Atha' Al Jallab menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Dzi'b menceritakan kepada kami, dari Abu Jabir Al Bayadhi, dan Sa'id bin Al Musayyab: "Bahwa Rasulullah SAW shalat mengimami orang-orang padahal beliau junub, maka beliau mengulangi dan mereka juga mengulangi." Riwayat Ini mursal. Abu Jabir Al Bayadhi matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1355: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Abu Hafsh Al Abbar menceritakan kepada kami, dari Amr bin Khalid, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Ashim bin Dhamrah, dari Ali: "Bahwa ia shalat mengimami orang-orang padahal ia junub, lalu ia mengulangi, kemudian menyuruh mereka, maka mereka pun mengulangi." Amr bin Khalid adalah Abu Khalid Al Wasithi, ia matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan). Ahmad bin Hanbal mencapnya dusta.
Sunan Daruquthni 1356: Abu Ubaid Al Qasim bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Al Munkadir, dari Asy-Syarid Ats-Tsaqafi: "Bahwa Umar shalat mengimami orang-orang padahal ia junub, lalu ia mengulangi dan tidak memerintahkan mereka untuk mengulangi."
Sunan Daruquthni 1357: Abu Ubaid Al Qasim bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan Al Azraq menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami {h} Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Abdurrahman menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Khalid bin Salamah, dari Muhammad bin Amr bin Al Harits bin Abu, Dhirar: "Bahwa Utsman bin Affan shalat mengimami orang-orang padahal ia junub. Setelah pagi, ia melihat bekas mimpi pada pakaiannya, lalu ia berkata, 'Aku telah berbuat dosa besar, demi Allah. Aku tidak melihatku junub, dan aku tidak tahu.' Selanjutnya ia mengulangi namun tidak memerintahkan mereka (para makmum) untuk mengulangi." Abdurrahman mengatakan: Aku tanyakan kepada Sufyan tentang itu, ia pun menjawab, "Aku mendengarnya dari Khalid bin Salamah, dan aku tidak mengemukakannya sesuai dengan keinginanku." Abdurrahman (juga) mengatakan, "Inilah yang disepakati. Orang yang junub mengulangi (shalatnya), sedangkan mereka (yang tidak junub) tidak mengulangi. Aku tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat mengenai hal ini." Abu Ubaid mengatakan, "Aku mendengarnya dari Khalid bin Salamah, namun aku tidak hafal." Ia tidak mengemukakan lebih dari ini.
Sunan Daruquthni 1358: Abu Ubaid Al Qasim bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan menceritakan kepada kami {h} Ibnu Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ma'mar, dari AzZuhri, dari Salim, dari ayahnya, tentang seseorang yang shalat mengimami suatu kaum sementara ia tidak mempunyai wudhu, ia mengatakan, "Ia mengulangi dan mereka (para makmum) tidak mengulangi."
Sunan Daruquthni 1359: Abu Ubaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan menceritakan kepada kami, Ibnu Mahdi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Nafi: "Bahwa Ibnu Umar shalat mengimami para sahabatnya, kemudian teringat bahwa ia telah menyentuh kemaluannya, maka ia pun berwudhu dan tidak menyuruh mereka (para makmum) untuk mengulangi." Ibnu Mahdi mengatakan, "Aku katakan kepada Sufyan, 'Apakah engkau tahu ada seseorang yang mengatakan, (bahwa mereka, para makmum) mengulangi?' ia menjawab, 'Tidak, kecuali Hammad'."
Sunan Daruquthni 1360: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Ahmad bin Budail menceritakan kepada kamr, Mufadhdhal bin Shalih menceritakan kepada kami, Simak bin Harb menceritakan kepada kami, dari Jabir bin Samurah, ia mengatakan, "Kami melaksanakan shalat fardhu bersama Rasulullah SAW, lalu beliau mendekapkan tangannya di dalam shalat. Selesai shalat, kami berkata, 'Wahai Rasulullah, apa terjadi sesuatu di dalam shalat?' Beliau menjawab, ''Tidak, hanya saja tadi syetan hendak lewat di depanku, maka aku menangkapnya hingga aku rasakan dinginnya lidah setan di tanganku. Demi Allah, kalau saja saudaraku Sulaiman tidak mendahuluiku, tentu aku akan mengikatnya di salah satu tiang masjid sehingga ia dikerumuni oleh anak-anak warga Madinah',"
Sunan Daruquthni 1361: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Syababah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ziyad, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW: "Bahwa beliau melaksanakan shalat, lalu bersabda, 'Sesungguhnya (tadi) syetan menggangguku untuk merusak shalatku, lalu Allah memberiku kemampuan mengalahkannya, maka aku menangkapnya. Sungguh aku telah ingin untuk mengikatnya di suatu tiang, hingga nantinya kalian semua —atau masing-masing kalian— dapat melihatnya. Lalu aku ingat ucapan Sulaiman, 'Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku,' maka Allah menolak keinginanku itu'."
Sunan Daruquthni 1362: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim Syadzan menceritakan kepada kami, Sa'd bin Ash-Shalt menceritakan kepada kami {h} Ibnu Abi Daud menceritakan kepada kami, Abdurrahman bni Al Husain Al Harawi menceritakan kepada kami, Al Muqri menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Abu Hanifah mengabarkan kepada kami, dari Abu Sufyan, dari Abu Nadhrah, dari Abu Sa'id, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, ' Wudhu adalah pembuka shalat, takbir (yakni takbiratul ihram) adalah pengharamnya, dan salam adalah penghalalnya. Dan pada setiap dua raka'at ada salam'." Abu Hanifah mengatakan, "Yakni tasyahhud."
Sunan Daruquthni 1363: Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Muhammad, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengimami kami salah satu shalat siang, Zhuhur atau Ashar, beliau shalat bersama kami dua raka'at kemudian salam, selanjutnya beliau berdiri menuju salah satu tiang di bagian depan masjid, lalu menempelkan salah satu tangannya di atas tangan lainnya pada tiang tersebut, sementara di wajahnya tampak ada kemarahan, orang-orang yang punya kepentingan segera keluar (dari masjid) sambil mengatakan, 'Shalat telah diqashar. Shalat telah diqashar.' Sementara itu, di antara mereka (para jama'ah) terdapat Abu Bakar dan Umar, namun keduanya segan berbicara kepada beliau, lalu seorang laki-laki berdiri, yaitu yang biasa dipanggil Dzulyadain oleh Rasulullah SAW, lalu ia berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau lupa atau shalat tadi diqashar?' Beliau menjawab, 'Aku tidak lupa dan shalat itu pun tidak diqashar.' Ia berkata lagi, 'Kalau begitu engkau memang lupa wahai Rasulllah.' Maka Rasulullah SAW menoleh kepada orang-orang lalu bertanya, 'Apa Dzulyadain benar? Mereka mengisyaratkan 'ya', maka Rasulullah SAW segera kembali ke tempatnya, lalu shalat dua raka'at yang tersisa, kemudian salam, kemudian takbir dan sujud seperti sujud yang biasanya atau lebih lama, kemudian bangkit dan takbir." Kemudian ditanyakan kepada Muhammad, "Apakah beliau salam dalam (sujud) sahwi (itu)?" Ia menjawab, "Aku tidak mendapatkan itu dari Abu Hurairah, namun aku diberitahu bahwa Imran bin Hushain mengatakan, 'kemudian beliau salam'."
Sunan Daruquthni 1364: Abu Shal bin Ziyad Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ishaq menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Harb menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dengan isnadnya, serupa itu. Abu Daud mengatakan, "Semua yang meriwayatkan hadits ini tidak menyebutkan (redaksi): lalu mereka mengisyaratkan' kecuali Hammad bin Zaid."
Sunan Daruquthni 1365: Al Qadhi Al Husain bin Al Husain bin Abdurrahman Al Anthaki menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Munqidz Al Khaulani menceritakan kepada kami, Idris bin Yahya Abu Amr yang dikenal dengan sebutan Al Khaulani mengabarkan kepada kami, dari Bakar bin Mudhar, dari Shakhr bin Abdullah bin Harmalah, bahwa ia mendengar Umar bin Abdul Aziz mengatakan, dari Anas bin Malik: Bahwa Rasulullah SAW shalat mengimami orang-orang, lalu seekor keledai lewat di depan mereka, maka Ayyasy bin Abu Rabi'ah mengucapkan, 'Subhaanallaah. Subhaanallaah.'' Setelah salam Rasulullah SAW bertanya, 'Siapa tadi yang bertasbih Subhaanallaah, Subhaanallaah, Subhaanallaah.' Ia menjawab, 'Aku wahai Rasulullah, karena akumendengar bahwa keledai memutuskan shalat.' Beliau pun bersabda, 'Tidak ada sesuatu pun yang memutuskan shalat'."
Sunan Daruquthni 1366: Al Qadhi Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami {h} Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, Yahya bin Al Mutawakkil menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yazid menceritakan kepada kami, Salim bin Abdullah menceritakan kepada kami, dari ayahnya: Bahwa Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar mengatakan, "Tidak ada sesuatu pun yang memutuskan shalatnya seorang muslim, dan cegahlah (yang hendak lewat) semampumu."
Sunan Daruquthni 1367: Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Budail menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Mujalid menceritakan kepada kami, dari Abu Al Waddak, dari Abu Sa'id, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang memutuskan shalat."
Sunan Daruquthni 1368: Ahmad bin Al Husain bin Muhammad bin Ahmad bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Ayyub bin Sulaiman Ash-Shaghdi menceritakan kepada kami, Abu Al Yaman menceritakan kepada kami, Ufair bin Ma'dan menceritakan kepada kami, dari Sulaim bin Amir, dari Abu Umamah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang memutuskan shalat."
Sunan Daruquthni 1369: Yahya bin Muhammad bin Sha'id dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Ali bin Harb menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Musa Al Asyyab menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Umar menceritakan kepada kami, dari Salim dan Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Tidak ada sesuatu pun yang memutuskan shalatnya seorang muslim."
Sunan Daruquthni 1370: Abu Abdillah Muhammad bin Isma'il bin Ishaq Al Farisi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Abdul Wahhab bin Najdah Al Hauthi menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Farwah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha' bin Yasar, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Wanita, anjing maupun keledai tidak memutuskan shalat seseorang, dan cegahlah (yang lewat) di depanmu semampumu."
Sunan Daruquthni 1371: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Jabir bin Kurdi menceritakan kepadaku, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib, dari Al Abbas bin Abdullah bin Al Abbas, dari Al Fadhl bin Abbas: "Bahwa Nabi SAW mengunjungi Al Abbas di perkampungannya lalu Rasulullah SAW shalat Ashar, sementara di hadapan beliau ada anjing kecil dan keledai, keduanya tidak dibelakangkan dan tidak pula disingkirkan."
Sunan Daruquthni 1372: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Hajjaj Al A'war menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij mengatakan: Muhammad bin Umar bin Ali mengabarkan kepadaku, dari Abbas bin Ubaidullah bin Abbas, dari Al Fadhl bin Abbas, ia mengatakan, "Nabi SAW mengunjungi Al Abbas" seperti itu.
Sunan Daruquthni 1373: Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Al Jammal menceritakan kepada kami, Ali bin Al Hasan An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Fadhalah menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Umar, dari Al Abbas bin Abdullah, dari Al Fadhl bin Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mendatangi kami ketika kami sedang di perkempungan kami, lalu beliau mengimami kami shalat Ashar, sementara di hadapannya ada anjing kecil dan keledai milik kami, namun beliau tidak mengusimya dan tidak pula menjauhkannya."
Sunan Daruquthni 1374: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Salamah bin Al Fadhl Al Abrasy menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Muslim, dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Aku sedang berdiskusi dengan Umar bin Khaththab mengenai suatu perkara dari urusan shalat, lalu Abdurrahman bin Auf datang kepada kami, dan ia berkata, 'Maukah aku sampaikan kepada kalian suatu hadits yang aku dengar dari Rasulullah SAW?' kami jawab, 'Ya.' Ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang kalian ragu kekurangan (di dalam shalat), maka hendaklah ia shalat hingga ragu kelebihan"
Sunan Daruquthni 1375: Al Qadhi Ahmad bin Ishqa bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, Harun bin Ishaq Al Hamdani menceritakan kepada kami, Al Muharibi menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, dari Makhul, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya sehingga ia tidak tahu apakah lebih ataukah kurang. Jika ia ragu antara satu dan dua (raka‟at) maka jadikanlah itu satu (raka‟at). Jika ragu antara tiga dan dua (raka‟at) maka jadikanlah itu dua (raka‟at). Dan jika ragu antara tiga dan empat (raka‟at) maka jadikanlah itu tiga (raka‟at) hingga ragu itu pada kelebihan." Muhammad bin Ishaq mengatakan, "Husain bin Abdullah mengatakan kepadaku, 'Makhul menyandarkan hadits ini kepadamu.' Lalu aku katakan, 'Aku tidak memintanya.' Ia juga mengatakan, "Ia menyebutkannya dan Kuraib, dan Ibnu Abbas, dari Abdurrahman bin Auf."
Sunan Daruquthni 1376: Abu Dzarr Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Jarir bin Jabalah menceritakan kepada kami, Hafsh bin Umar Al Ubulli menceritakan kepada kami, Tsaur bin Yazid menceritakan kepada kami, dari Makhul, dari Kuraib, dari Ibnu Abbas, dari Abdurrahman bin Auf, dari Nabi SAW.
Sunan Daruquthni 1377: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, Ammar bin Mathar Al Anbari menceritakan kepada kami ketika singgah di Ruha, Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Makhul, dari Kuraib maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, dari Abdurrahman bin Auf, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa lupa sudah (raka‟at) ketiga atau keempat? Maka hendaklah ia menyempurnakan, karena lebih itu lebih baik daripada kurang'."
Sunan Daruquthni 1378: Al Hasan bin Ahmad bin Sa'id Ar-Ruhawi menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Ubaidullah Ar-Ruhawi menceritakan kepada kami, Ammar bin Mathar menceritakan kepada kami, Ibnu Tsauban menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Makhul, dari Kuraib, dari Ibnu Abbas, dari Abdurrahman bin Auf, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila salah seorang di antara kalian lupa (apakah) sudah dua raka'at ataukah satu, maka hendaklah menjadikannya satu (raka'at). Jika ia ragu (apakah) sudah dua raka‟at ataukah tiga, maka hendaklah menjadikannya dua (raka‟at), dan jika ia ragu (apakah) sudah tiga (raka‟at) ataukah empat, maka hendaklah menjadikannya tiga (raka'at), kemudian menyempurnakan sisanya hingga keraguan itu pada kelebihan dan tidak pada kekurangan, kemudian sujud dua kali ketika duduk"
Sunan Daruquthni 1379: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sa'id Al Hamdani menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isa bin Ibrahim Al Ghafiqi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, dari Sa'id bin Abdurrahman, dari Abdullah bin Muhammad bin Sirin, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, hadits tadi: "Bahwa beliau melakukan sujud sahwi dua kali setelah salam, pada peristiwa beliau dihampiri oleh Dzulyadain." Lafazhnya sama.
Sunan Daruquthni 1380: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isa bin Ibrahim dan Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Amr bin Al Harits mengabarkan kepadaku, Qatadah bin Di'amah menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Nabi SAW sujud dua kali setelah salam pada hari Dzulyadain." Lafazhnya dari Ahmad.
Sunan Daruquthni 1381: Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Walid menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha‘ bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian tidak lagi ingat berapa (raka'at) sudah shalat, tigakah atau empatkah? Maka hendaklah ia berdiri lalu shalat lagi satu raka‟at, kemudian setelah sujud sahwi dua kali. Bila ternyata ia shalat lima (raka‟at) maka (kedua sujud) itu menggenapkan shalat itu baginya, dan bila ternyata ia memang shalat empat raka'at, maka (kedua sujud) itu menjengkelkan (menghinakan) syetan."
Sunan Daruquthni 1382: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun dan Abu An-Nadhr menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Al Majisyun Abdul Aziz bin Abu Salamah menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami, dari' Atha' bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian ragu, apakah ia sudah shalat tiga (raka‘at) atau empat (raka‘at), maka hendaklah ia shalat (lagi) satu raka‘at hingga ragu itu dalam kelebihan, kemudian sujud sahwi dua kali sebelum salam. Bila ternyata ia shalat lima (raka'at) maka (kedua sujud) itu menggenapkan shalat itu baginya, dan bila ternyata ia memang menyempurnakannya (yakni empat raka‘at) maka kedua (sujud itu) menjengkelkan (merendahkan) syetan." Ia menambahkan di dalam haditsnya: 'sebelum salam'. Sulaiman bin Bilal menguatkannya dari riwayat Musa bin Daud, darinya.
Sunan Daruquthni 1383: Abu Ja'far Muhammad bin Sulaiman An-Nu'mani menceritakan kepada kami, Al Husain bin Abdurrahman Al Jarjara'i menceritakan kepada kami, Musa bin Daud menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Musa bin Daud menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Bilal menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha‘ bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya sehinga tidak lagi ingat apakah sudah shalat tiga (raka'at) ataukah empat (raka'at), maka hendaklah ia membuang yang ragu dan berpatokan pada yang diyakini, kemudian sujud dua kali sebelum salam. Bila ternyata ia shalat lima (raka'at), maka (kedua sujud) itu menggenapkan shalatnya, dan bila ternyata ia memang tepat shalat empat raka‟at, maka kedua (sujud)nya menjengkelkan (sebagai penghinaan atas) syetan.
Sunan Daruquthni 1384: Abu Bakar bin Abdu Daud menceritakan kepada kami, Abu Sa'id Al Asyajj menceritakan kepada kami, Abu Khalid menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ajlan, dari Zaid bin Aslam, dari Atha' bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khduri, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya, maka hendaklah ia mengesampingkan keraguan dan berpatokan pada yang diyakini. Bila ia telah meyakini sempurna lalu sujud dua kali, bila ternyata shalatnya itu jumlah raka‟atnya sempurna, maka satu raka‟at dan kedua sujud itu sebagai sunnah, dan bila kurang, maka raka'at itu melengkapi shalatnya, dan kedua sujud itu menjengkelkan syetan.
Sunan Daruquthni 1385: Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ishaq menceritakan kepada kami, Abdul Jabbar bin Sa'id bin Sulaiman bin Naufal bin Musahiq menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Muhammad bin Abu Sabrah Ibnu akhi Abi Bakar menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Sabrah menceritakan kepadaku, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha‘ bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya sehingga tidak tahu berapa (raka'at) telah shalat, empatkah atau tigakah? Maka hendaklah mengesampingkan yang diragukan dan berpatokan pada yang diyakini, kemudian berdiri lalu membaca, yakni melaksanakan satu raka‟at lagi, kemudian sujud dua kali setelah duduk sebelum salam. Jika ternyata shalatnya itu empat raka‟at sementara ia menambah satu raka‟at lagi, maka kedua sujud itu menggenapkan yang lima (raka‟at), dan bila ternyata shalatnya itu tiga raka‟at, maka raka‟at yang keempat itu menyempurnakannya, dan kedua sujud itu menjengkelkan syetan."
Sunan Daruquthni 1386: Abu Ishaq Isma'il bin Yunus bin Yasin menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Israil menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ja'far menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari 'Atha' bin Yasar, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya, bila ia yakin telah shalat tiga (raka‟at) maka hendaklah shalat satu raka‟at lagi dan dua sujud, kemudian bertasyahhud. Setelah selesai dan tinggal salam, maka hendaklah ia sujud dua kali ketika masih duduk, kemudian salam. Jika ternyata ia shalat tiga (raka‟at) maka raka‟at keempat yang dilakukannya itu adalah raka‟at keempat, dan kedua sujud itu menjengkelkan syetan. Dan bila ternyata ia shalat empat raka‟at, maka raka‟at keempat yang dilakukannya itu adalah raka‟at kelima, digenapkan oleh kedua sujud itu.
Sunan Daruquthni 1387: Al Husain bin Isma'il Al Mahamili menceritakan kepada kami, Abdullah bin Syabib menceritakan kepada kami, Dzuaib bin Imamah menceritakan kepadaku, Abdul Muhaimin bin Abbas menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Al Mundzir bin Amr, salah seorang tokoh Bani Sa'idah: "Bahwa Nabi SAW sujud sahwi dua kali sebelum salam."
Sunan Daruquthni 1388: Abu Syaibah Abdul Aziz bin Ja'far bin Bakar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Marzuq menceritakan kepada kami, Umar bin Yunus menceritakan kepada kami, Ikrimah bin Ammar menceritakan kepada kami, dan Yahya bin Abu Katsir, Abu Salamah menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda kepada kami, ''Apabila seseorang di antara kalian tidak tahu lagi (dalam shalatnya) apa lebih ataukah kurang, maka hendaklah ia sujud dua kali ketika duduk, kemudian salam'"
Sunan Daruquthni 1389: Abdullah biin Sulaiman bin Al Asy'ats, Al Husain bin Isma'il, Muhammad bin Makhlad dan Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Ubaidullah bin Sa'd menceritakan kepada kami, pamanku Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Manshur Ath-Thusi mengabarkan kepada kami, Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishaq, Salamah bin Shafwan bin Salamah Al Anshari Az-Zuraqi menceritakan kepada kami, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila muadzdzin mengumandangkan adzan, syetan keluar dari masjid terkentut-kentut, bila muadzdzin diam, syetan kembali lagi. Bila muadzdzin iqamah, syetan keluar dari masjid sambil terkentut-kentut, dan bila muadzdzin diam syetan kembali lagi hingga mendatangi seorang muslim di dalam shalatnya, lalu masuk di antaranya dan dirinya, sehingga ia tidak tahu lagi di dalam shalatnya apakah lebih ataukah kurang. Bila seseorang dari kalian mendapati itu, hendaklah ia sujud dua kali ketika duduk sebelum salam, kemudian salam"
Sunan Daruquthni 1390: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Hisyam bin Sa'd mengabarkan kepadaku, bahwa Zaid bin Aslam menceritakan kepada mereka, dari 'Atha‘ bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya sehingga tidak tahu lagi apakah sudah shalat tiga (raka'at) atau empat, maka hendaklah ia sahalat satu raka‟at (lagi) kemudian sujud dua kali ketika duduk sebelum salam. Jika raka‟at keempat yang dilakukannya itu ternyata raka'at kelima, maka kedua sujud itu menggenapkannya, bila bila itu memang raka‟at keempat, maka kedua sujud itu menjengkelkan setan."
Sunan Daruquthni 1391: Abdush-Shamad bin Ali Al Mukrami menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ahmad bin Marwan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Aban menceritakan kepada kami, Fulaih bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari' Atha' bin Yasar, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian shalat, lalu tidak tahu lagi apakah sudah tiga (raka‟at) ia shalat ataukah empat, maka hendaklah ia menyempurnakan hingga yakin bahwa ia telah menyempurnakan, kemudian hendaklah ia sujud dua kali sebelum salam. Jika ternyata shalatnya ganjil, maka (raka'at) itu menggenapkan shalatnya, dan bila ternyata shalatnya genap, maka (sujud) itu menjengkelkan syetan"
Sunan Daruquthni 1392: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Ahmad bin Isa Al Mishri menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isa bin Ibrahim dan Ahmad bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Makhramah bin Bukair mengabarkan kepadaku, dari ayahnya, dari Muhammad bin Yusuf maula Utsman, ia mengatakan, "Aku mendengar ayahku menyampaikan, bahwa Mu'awiyah shalat mengimami mereka, lalu ia berdiri setelah raka'at kedua yang seharusnya duduk, lalu orang-orang bertasbih (mengingatkan) namun ia tidak duduk, hingga ketika ia duduk untuk salam, ia sujud dua kali dalam posisi duduk, kemudian ia berkata, 'Begitulah aku melihat Rasulullah SAW shalat'." An-Naisaburi menyebutkan (dalam redaksinya): "Ia berkata, 'Aku melihat Rasulullah SAW melakukan demikian'."
Sunan Daruquthni 1393: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah, ia mengatakan: Abdullah menuturkan, "Rasulullah SAW melaksanakan suatu shalat —Ibrahim menyebutkan (dalam redaksinya): lalu aku tidak tahu lagi apakah lebih ataukah kurang—, setelah salam, dikatakan kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, apakah terjadi sesuatu di dalam shalat?' Beliau menjawab, 'Tidak, memangnya kenapa? Mereka menjawab, 'Engkau shalat demikian dan demikian.' Maka beliau langsung melipat kakinya dan menghadap kiblat, lalu sujud dua kali, kemudian salam. Setelah salam beliau menghadapkan wajahnya kepada kami lalu bersabda, ' Sesungguhnya, bila terjadi sesuatu di dalam shalat, tentu aku akan memberitahukan kepada kalian. Akan tetapi, aku ini hanyalah manusia, bisa lupa sebagaimana kalian lupa. Bila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Dan bila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalatnya, maka hendaklah ia berpatokan pada yang benar (yang diyakini) kemudian menyempurnakannya, lalu salam, kemudian sujud dua kali'."
Sunan Daruquthni 1394: Al Qadhi Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Mis'ar bin Kidam menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, "Nabi SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian ragu di dalam shalat, maka hendaklah ia berpatokan pada yang benar (yang diyakini), kemudian hendaklah sujud sahwi dua kali.‖
Sunan Daruquthni 1395: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Al Husain bin As-Sukain Abu Manshur menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid menceritakan kepada kami, Mis'ar menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya aku ini manusia, bila lupa sebagaimana kalian lupa. Maka siapa pun di antara kalian ragu di dalam shalatnya, hendaklah ia berpatokan pada yang pasti (yang diyakini), lalu menyempurnakannya, kemudian sujud sahwi dua kali'."
Sunan Daruquthni 1396: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Ubaidullah Al Makhzumi Sa'id bin Abdurrahman menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah bin Mas'ud: "Bahwa ia sujud sahwi dua kali setelah salam, dan ia menyampaikan, bahwa Rasulullah SAW melakukan kedua sujud itu setelah salam."
Sunan Daruquthni 1397: Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Ubaidullah Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id, dari Abdurrahman Al A'raj, dari Abdullah bin Buhainah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW shalat Zhuhur mengimami kami, lalu beliau berdiri setelah dua raka'at dan tidak duduk. Setelah shalat beliau sujud sahwi dua kali, kemudian setelah itu salam."
Sunan Daruquthni 1398: Ali bin Al Husain bin Harun bin Rustum As-Saqathi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sa'id Abu Yahya Al Aththar menceritakan kepada kami, Syababah menceritakan kepada kami, Kharijah bin Mush'ab menceritakan kepada kami, dari Abu Al Husain Al Madini, dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, dari Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada sujud sahwi bagi yang berada di belakang imam. Namun bila imam lupa, maka atasnya dan atas orang yang di belakangnya sujud sahwi, dan bila orang yang di belakang imam lupa, maka ia tidak harus sujud sahwi, karena imam telah mencukupinya."
Sunan Daruquthni 1399: Muhammad bin Hamdawaih Al Marwazi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Hammad Al Amuli menceritakan kepada kami, Yahya bin Shalih menceritakan kepada kami, Abu Bakar Al Absi menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Habib, dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tidak ada sujud sahwi bila melewatkan bagian shalat, kecuali berdiri melewatkan duduk atau duduk melewatkan berdiri."
Sunan Daruquthni 1400: Al Qadhi Abu Ja'far Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Ammar bin Salam menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Yazid Al Wasithi, dari Sufyan bin Husain, dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, "Umar mendiskusikan bersamaku tentang lupa di dalam shalat, lalu Abdurrahman bin Auf datang kepada kami, lalu ia berdiri di hadapan kami kemudian mengatakan, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa ragu di dalam shalatnya, maka hendaklah ia shalat hingga keraguannya itu mengenai kelebihan'."
Sunan Daruquthni 1401: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya menceritakan kepada kami, Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Abdurrahman Al Muharibi mengabarkan kepada kami, dari Isma'il bin Muslim, dari Az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, "Aku sedang mendiskusikan shalat bersama Abu Bakar, lalu Abdurrahman bin Auf datang, kemudian berkata, 'Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang apa yang aku dengar dari Rasulullah SAW? Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Jika engkau ragu terhadap kekurangan, maka shalatlah (tambahkan satu raka‘at) hingga engkau ragu terhadap kelebihan "
Sunan Daruquthni 1402: Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud AnNufaili menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Khushaif, dari Abu Ubaidah bin Abdullah, dari ayahnya, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Bila engkau sedang shalat lalu ragu apakah tiga ataukah empat (raka‘at), sementara dugaan kuatmu empat, maka hendaknya engkau bertasyahhud kemudian sujud dua kali setelah duduk sebelum salam, kemudian tasyahhud lagi kemudian salam." Abu Daud mengatakan, "Diriwayatkan juga oleh Abdul Wahid bin Ziyad, dari Hushaif namun tidak memarfukannya. Riwayat Abdul Wahid ini disepakati oleh Syarik dan Israil, namun matannya berbeda."
Sunan Daruquthni 1403: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abu Ubaidullah Al Makhzumi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Walid Al Adani menceritakan kepada kami {h} Ibnu Sha'id menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepadaku, keduanya mengatakan: Sufyan menceritakan kepada kami, Jabir menceritakan kepada kami, Al Mughirah bin Syubail Al Ahmasi menceritakan kepada kami, dari Qais bin Abu Hazim, dari Al Mughirah bin Syu'bah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Bila imam berdiri setelah dua raka‟at, jika ia ingat sebelum sempurna berdiri maka hendaklah ia duduk, namun bila telah sempurna berdiri maka janganlah ia duduk, dan hendaklah (nantinya) ia sujud sahwi dua kali. Demikian juga yang diriwayatkan Al Firyabi, Muammal dan yang lainnya dari AtsTsauri.
Sunan Daruquthni 1404: Muhammad bin Sulaiman An-Nu'mani menceritakan kepada kami, Ahmad bin Budail menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Qais bin Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Al Mughirah bin Syubail, dari Qais bin Abu Hazim, dari Al Mughirah bin Syu'bah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian ragu lalu ia berdiri setelah dua raka‟at dan telah sempurna berdiri, maka hendaklah melanjutkan, lalu hendaklah (nantinya) ia sujud dua kali. Namun bila belum sempurna berdiri (ketika teringat), maka hendaklah ia duduk, dan ia tidak harus sujud sahwi."
Sunan Daruquthni 1405: Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Ahmad bin Hanbal mengatakan, "Tidak pernah dibicarakan tentang Jabir mengenai haditsnya, namun yang dibicarakan adalah pendapatnya." Abu Daud mengatakan, "Menurutku, Jabir tidak kuat (dalam periwayatan) haditsnya dan pendapatnya."
Sunan Daruquthni 1406: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Hassani Muhammad bin Isma'il menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami {h} Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Sallam menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Muhammad bin Aqil, dari Muhammad Ibnu Al Hanafiyyah, dari Ali, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Pembuka shalat adalah bersuci, pengharamnya adalah takbir (yakni takbiratul ihram), dan penghalalnya adalah salam'." Ubaidullah menyebutkan (dalam redaksinya, yakni perbedaan redaksi yang dikemukakannya), 'pengharamnya dan penghalalnya."
Sunan Daruquthni 1407: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Ya'qub Ad-Dauraqi menceritakan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi menceritakan kepada kami, dari Bakar bin Sawadah dan Abdurrahman bin Rafi‘, dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila imam telah duduk di raka'at terakhir, kemudian seseorang di belakangnya berhadats sebelum imam salam, maka shalatnya telah sempurna." Abdurrahman bin Ziyad lemah, (riwayatnya) tidak dapat dijadikan argumen.
Sunan Daruquthni 1408: Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yunus menceritakan kepada kami, Zuhair menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ziyad bin An'um, dari Abdurrahman bin Rafi' dan Bakar bin Sawadah, dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bila imam telah menyelesaikan shalat dan telah duduk, lalu ia berhadats sebelum salam, maka shalatnya telah sempurna, dan orang yang di belakangnya termasuk yang telah menyempurnakan shalat.”
Sunan Daruquthni 1409: Al Husain menceritakan kepada kami, Yusuf yakni Ibnu Musa menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Ziyad Al Ifriqi, dari Bakar bin Sawadah, dari Abdullah bin Amr, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila imam berhadats setelah mengangkat kepalanya dari sujud terakhir dan telah tegak duduk, maka shalatnya telah sempurna, juga shalatnya orang yang di belakangnya yang mengikutinya yang mendapati awal shalatnya'."
Sunan Daruquthni 1410: Isma'il bin Muhamamad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abu Ishaq Ath-Thalaqani menceritakan kepada kami, Ibnu Al Mubarak menceritakan kepada kami, dari Ibrahim bin Thahman. -Abu Ishaq mengatakan: Dan aku mendengar Ibnu Al Mubarak mengatakan, "Ibrahim bin Thahman cukup valid dalam periwayatan hadits," dari Husain Al Muktib, dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, ia mengatakan, "Aku menderita wasir (ambien), lalu aku bertanya kepada Nabi SAW, beliau pun bersabda, 'Shalatlah sambil berdiri, bila engkau tidak mampu maka sambil duduk, bila tidak mampu juga maka sambil berbaring,''"
Sunan Daruquthni 1411: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ali bin Al Hasan bin Syaqiq menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepada kami, dari Husain Al Mu'allim, dari Ibnu Buraidah, dari Imran bin Hushain, dari Nabi SAW, serupa itu. Abu Al Hasan mengatakan, "Dikeluarkan juga oleh Al Bukhari dari Abdan, dari Ibnu Al Mubarak, dari Ibrahim bin Thahman."
Sunan Daruquthni 1412: Abu Bakar Ahmad bin Nashr bin Sandawaih Al Bundar menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Waki' mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepada kami, dari Husain Al Mu'allim, dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, ia mengatakan, "Aku menderita wasir, lalu aku tanyakan kepada Nabi SAW tentang cara shalat, maka beliau bersabda, 'Shalatlah sambil berdiri, bila engkau tidak mampu maka sambil duduk, bila tidak mampu maka sambil berbaring',"
Sunan Daruquthni 1413: Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Abbas bin Yazid menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepada kami, dari Husain Al Mu'allim, hadits ini, atau ia menyebutkan (dalam redaksinya): "al baasuur (wasir).
Sunan Daruquthni 1414: Muhammad bin Ibrahim bin Nairuz Al Anmathi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdurrahman bin Ghazwan Abu Abdillah menceritakan kepada kami, Ibnu Ar-Rammah Qadhi Balkh menceritakan kepada kami, dari Katsir bin Ziyad Abu Sahl Al Bashri Al Ataki, dari Amr bin Utsman bin Ya'la bin Umayyah, dari ayahnya, dari kakeknya yakni Ya'la bin Umayyah sahabat Rasulullah SAW, ia menuturkan, "Kami bersama Nabi SAW beristirahat ketika langit di atas kami telah gelap sementara basah di bawah kami, lalu tibalah waktu shalat, lalu muadzdzin diperintahkan (untuk adzan), maka ia pun adzan dan iqamah, atau iqamah tanpa adzan, kemudian Nabi SAW maju lalu shalat mengimami kami di atas kendaraannya, dan kami shalat di belakangnya di atas kendaraan kami. Beliau menjadikan sujudnya lebih rendah daripada rukunya."
Sunan Daruquthni 1415: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yahya bin Mu'alla menceritakan kepada kami, Abu Hudzaifah menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Thahman menceritakan kepada kami, dari Hushain bin Abdurrahman, dari Abdullah bin Syaddad bin Al Had, dari Ibnu Ummi Maktum: Bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak dapat (menemukan) penuntut yang cocok denganku setiap saat, sedangkan antara (tempat)ku dan masjid ada sungai-sungai dan pepohonan, apa boleh aku shalat di rumahku?' Beliau bertanya, 'Apakah engkau mendengar iqamah.‘ Ia menjawab, 'Ya.' Beliau pun bersabda, 'Kalau begitu, datangilah"
Sunan Daruquthni 1416: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim menceritakan kepada kami, Abdush Shamad bin An-Nu'man menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Ar-Razi menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id, dari Sa'id bin Al Musayyab, dari Bilal, ia menuturkan, "Kami bersama Nabi SAW dalam suatu perjalanan, lalu kami tidur hingga terbitnya matahari, lalu beliau memerintahkan Bilal (untuk adzan), maka ia pun adzan, kemudian beliau wudhu lalu shalat dua raka'at, kemudian mereka shalat Subuh."
Sunan Daruquthni 1417: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Yazid menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Hisyam menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Qatadah, dari Azrah bin Tamim, dari Abu Hurairah: Bahwa Nabiyullah SAW bersabda, "'Apabila seseorang di antara kalian shalat satu raka‟at dari shalat Subuh kemudian matahari terbit, maka hendaklah ia melaksanakan raka‟at lainnya."
Sunan Daruquthni 1418: Ahmad bin Al Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Abu Badr Abbad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, ia menuturkan, "Qatadah ditanya tentang seseorang yang telah shalat satu raka'at dari shalat Subuh kemudian matahari terbit, ia pun menjawab, 'Khilas menceritakan kepadaku dari Abu Rafi' dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, '(Hendaknya) ia menyempurnakan shalatnya'."
Sunan Daruquthni 1419: Umar bin Ahmad bin Ali Al Marwazi menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr Ahmad bin Atik Al Atiqi Al Marwazi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sinan Al Awaqi menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Khilas, dari Abu Rafi', dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa telah shalat satu raka'at dari shalat Subuh kemudian matahari terbit, maka hendaklah ia menyempurnakan shalatnya"
Sunan Daruquthni 1420: Umar bin Ahmad bin Ali menceritakan kepada kami, Abu An-Nadhr Ahmad bin Atik Al Marwazi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sinan menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Aku mendengar Qatadah menyampaikan hadits dari An-Nadhr bin Anas, dari Basyir bin Nahik, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa telah shalat satu raka'at dari (shalat) Subuh kemudian matahari terbit, maka hendaklah ia shalat Subuh."
Sunan Daruquthni 1421: Ahmad bin Al Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Abu Badr Al Ghubari menceritakan kepada kami, Amr bin Ashim menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari An-Nadhr bin Anas, dari Basyir bin Nahik, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang belum melaksanakan dua raka'at fajar hingga terbitnya matahari, maka hendaklah ia melaksanakannya."
Sunan Daruquthni 1422: Muhammad bin Yahya bin Harun Al Iskafi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Syahin Abu Bisyr menceritakan kepada kami, Khalid bin Abdullah mengabarkan kepada kami, dari Yunus, dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain, ia mengatakan, "Rasulullah SAW dalam suatu perjalanannya, lalu mereka (beliau dan para sahabatnya) ketiduran (hingga terlewatkan) shalat Subuh, lalu mereka bangun karena panasnya matahari, kemudian mereka beranjak sedikit (dari tempat tersebut) hingga terpisah, kemudian beliau memerintahkan muadzdzin, maka ia pun adzan, kemudian beliau shalat dua raka'at sebelum (shalat) Subuh, kemudian muadzdzin iqamah, lalu beliau pun shalat Subuh."
Sunan Daruquthni 1423: Isma'il bin Al Abbas menceritakan kepada kami, Hafsh bin Amr menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, Yunus menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain, ia menuturkan, "Kami bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanannya, lalu kami ketiduran (hingga) terlewatkan shalat Subuh sampai terbitnya matahari. Kemudian beliau memerintahkan muadzdzin lalu ia pun adzan, kemudian kami shalat dua raka'at fajar, hingga ketika memungkinkan kami shalat, kami pun melaksanakan shalat."
Sunan Daruquthni 1424: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman dan Nashr bin Marzuq menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Asad bin Musa menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'd menceritakan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id, dari ayahnya, dari kakeknya: "Bahwa ia datang ketika Nabi SAW sedang melaksanakan shalat Subuh, selesai shalat bersama beliau ia berdiri lalu shalat dua raka'at fajar, maka Nabi SAW bertanya kepadanya, 'Dua raka‘at apa itu?‘ Ia menjawab, 'Aku belum sempat melaksanakannya sebelum (shalat) Subuh.' Beliau pun diam dan tidak mengatakan apa-apa."
Sunan Daruquthni 1425: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abu Bakar bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair menceritakan kepada kami, Sa'd bin Sa'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ibrahim menceritakan kepadaku, dari Qais bin Amr, ia menuturkan, "Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki melaksanakan shalat dua raka'at setelah shalat Subuh, lalu Rasulullah SAW bertanya, 'Apakah shalat Subuh dua kali?‘ Laki-laki itu menjawab, 'Tadi aku belum melaksanakan dua raka'at yang sebelumnya, maka aku melakukannya sekarang.' Rasulullah SAW pun mendiamkannya (yakni membiarkannya)."
Sunan Daruquthni 1426: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad bin Hatim menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Hisyam menceritakan kepada kami, dan Al Hasan, dari Imran bin Hushain, ia menuturkan, "Kami bepergian bersama Rasulullah SAW pada suatu peperangan. -atau ia mengatakan: pada suatu brigade- Setelah lewat malam kami benstirahat, dan kami tidak terbangun hingga terbangunkan oleh panasnya matahari, hingga seseorang dari kami melompat karena terkejut. Ketika Rasulullah SAW bangun, beliau memeritahkan kami, maka kami pun beranjak lalu berjalan hingga matahari meninggi, lalu orang-orang menyelesaikan keperluan mereka, kemudian beliau memerintahkan Bilal, ia pun adzan, lalu kami shalat dua raka'at, kemudian beliau memerintahkan lagi, lalu iqamah, kemudian shalat Subuh. Lalu kami katakan, 'Wahai Nabiyullah, haruskan kami menqadhanya pada waktunya besok? Maka Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, 'Apakah Allah melarang kalian melakukan riba kemudian Dia menerimanya dari kalian?‟
Sunan Daruquthni 1427: Dibacakan kepada Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz dan aku mendengarkan: Ali bin Al Ja'd dan Syaiban bin Farrukh menceritakan kepada kalian, keduanya mengatakan: Sulaiman bin Al Mughirah menceritakan kepada kami, dari Tsabit, dari Abdullah bin Rabah, dari Abu Qatadah, ia menuturkan, "Rasulullah SAW berkhutbah di hadapan kami," lalu dikemukakan hadits ini dengan panjang lebar, di antaranya disebutkan: "Kemudian beliau mengatakan, 'Sesungguhnya tidak ada kesembronoan (kelalaian) di dalam tidur, akan tetapi kesembronoan adalah pada orang yang tidak melaksanakan shalat hingga tibanya waktu shalat yang berikutnya. Barangsiapa melakukan itu, hendaklah ia melaksanakannya ketika teringat. Bila keesokan harinya (yakni telah berlalu hingga keesokan harinya) maka hendaklah ia melaksanakannya pada waktunya'."
Sunan Daruquthni 1428: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Harun bin Abdullah menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Tsabit Al Bunani, dari Abdullah bin Rabah, dari Abu Qatadah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Tentang urusan dunia kalian, maka itu terserah kalian, tapi tentang urusan agama kalian, maka serahkan kepadaku." Lalu kami berkata, "Wahai Rasulullah, kami lalai terhadap shalat kami." Beliau pun bersabda, "Tidak ada kelalaian dalam tidur, akan tetapi kelalaian itu ketika jaga. Jika terjadi demikian, maka (segeralah) kalian melaksanakannya, dan (bila) keesokan harinya (dilaksanakan) pada waktunya."
Sunan Daruquthni 1429: Abu Thalhah Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim Al Fazari menceritakan kepada kami, Ziyad bin Yahya Al Hassani menceritakan kepada kami, Hammad bin Waqid menceritakan kepada kami, Tsabit Al Bunani menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Rabah, dari Abu Qatadah, ia menuturkan, "Diceritakan kepada Nabi SAW tentang tidur mereka hingga melewatkan shalat, maka Rasulullah SAW bersabda, ' Tidak ada kelalaian di dalam tidur, akan tetapi kelalaian itu ketika jaga. Apabila seseorang dari kalian lupa akan suatu shalat atau ketiduran (sehingga) melewatkannya, maka hendaklah ia melaksanakannya ketika teringat, dan pada waktunya (jika teringat) pada keesokan harinya" Ia mengatakan, "Imran bin Hushain mendengarku ketika aku menyampaikan hadits ini, maka ia mengatakan kepadaku, 'Wahai anak muda. Ingatlah apa yang telah engkau sampaikan, karena sesungguhnya aku telah mendengar hadits ini dari Rasulullah SAW'."
Sunan Daruquthni 1430: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al Haitsam menceritakan kepada kami, Abu Syaikh Al Harrani menceritakan kepada kami, Musa bin A'yun menceritakan kepada kami, dari Yahya, dari Al A'masy, dari Isma'il, dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain, dari Nabi SAW, seperti kisah ini: "Kami katakan, 'Haruskah kami melaksanakannya besok?' Beliau bersabda, „(Apakah) Allah melarang kalian melakukan riba lalu Dia mengambilnya?'"
Sunan Daruquthni 1431: Ahmad bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Al Harits bin Muhammad menceritakan kepada kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami, Hisyam bin Hassan menceritakan kepada kami, dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain, dari Nabi SAW, hadits ini, dan beliau bersabda, "(Apakah) Allah melarang kalian melakukan riba dan menerimanya dari kalian?"
Sunan Daruquthni 1432: Ahmad bin Muhammad bin Ziyad menceritakan kepada kami, Abu Isma'il AtTirmidzi menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al 'Ala' menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ayyasy menceritakan kepada kami, dari Abdul Wahhab bin Mujahid, dari ayahnya, dari 'Atha' bin Abu Rabah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Wahai penduduk Makkah, janganlah kalian menqashar shalat pada jarak yang kurang dari empat burud dari Makkah hingga Usfan.
Sunan Daruquthni 1433: Yahya bin Muhammad bin Sha'id dan Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami dengan cara dibacakan kepadanya, keduanya mengatakan: Luwain menceritakan kepada kami, Abu Awanah menceritakan kepada kami, dari Ashim dan Hushain, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, "Kami bepergian bersama Rasulullah SAW, lalu beliau tinggal selama tujuh belas (hari) dengan mengqashar shalat." Ibnu Abbas juga mengatakan, "Kami juga bila bepergian dan tinggal selama tujuh belas (hari), kami mengqashar (shalat), dan bila lebih (dari itu) kami menyempurnakan (shalat)."
Sunan Daruquthni 1434: Abdulalh bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Khalaf bin Hisyam menceritakan kepada kami, Abu Syihab menceritakan kepada kami, dari Ashim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia menuturkan, "Kami tinggal bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan kami selama tujuh belas (hari), (selama itu) kami menqashar shalat." Ibnu Abbas juga mengatakan, "Kami juga mengqashar (shalat bila tinggal) selama tujuh belas (hari), dan bila lebih (dari itu) kami menyempurnakan (shalat)."
Sunan Daruquthni 1435: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Yahya Al Jurjani menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, Husain bin Abdullah bin Ubaidullah bin Abbas menceritakan kepada kami, dari Ikrimah dan dari Kuraib maula Ibnu Abbas: Bahwa Ibnu Abbas mengatakan, "Maukah kalian aku beritahu tentang shalatnya Rasulullah SAW di dalam perjalanan?" "Tentu," jawab kami. Ia pun menuturkan, "Adalah beliau, apabila matahari telah tergelincir ketika masih di rumahnya, beliau menjamak Zhuhur dengan Ashar sebelum menaiki (kendaraan), dan bila (matahari) belum tergelincir ketika beliau masih di rumahnya, maka beliau langsung berangkat, hingga ketika tiba waktu Ashar, beliau turun lalu menjamak Zhuhur dengan Ashar. Dan bila telah tiba waktu Maghrib ketika beliau masih di rumahnya, beliau menjamaknya dengan Isya, dan bila belum tiba waktunya ketika beliau masih di rumahnya, maliau (langsung) menaiki (kendaraan), hingga ketika tiba waktu Isya, beliau turun lalu menjamak keduanya." Syaikh Abu Al Hasan (Ad-Daraquthni) mengatakan: Hadits ini diriwayatkan juga oleh Hajjaj dari Ibnu Juraij, ia mengatakan: Husain mengabarkan kepadaku, dari Kuraib saja, dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan juga oleh Utsman bin Umar, dari Ibnu Juraij, dari Husain, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Diriwayatkan juga oleh Abdul Majid, dari Ibnu Juraij, dari Hisyam bin Urwah, dari Husain, dari Kuraib, dari Ibnu Abbas. Semuanya tsiqah. Maka kemungkinannya Ibnu Juraij pertama kali mendengarnya dari Hisyam bin Urwah dari Husain seperti redaksi (yang dikemukakan) Abdul Malik darinya. Kemudian Ibnu Juraij berjumpa dengan Husain, lalu ia mendengar darinya seperti redaksi (yang dikemukakan) Abdurrazzaq dan Hajjaj dari Ibnu Juraij (yaitu): Husain menceritakan kepadaku. Kemungkinan juga Husain mendengarnya dari Ikrimah dan dari Kuraib juga, dari Ibnu Abbas, jadi kadang ia menceritakannya dari keduanya sebagaimana riwayat Abdurrazzaq darinya, dan kadang (meriwayatkannya) dari Kuraib saja sebagaimana redaksi (yang dikemukakan) Hajjaj dan Ibnu Abi Rawwad, dan kadang juga (meriwayatkannya) dari Ikrimah saja, dari Ibnu Abbas sebagaimana redaksi (yang dikemukakan) Utsman bin Umar. Semua redaksi itu shahih. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1436: Muhammad bin Al Qasim bin Zakariyya Al Muharibi menceritakan kepada kami, Abu Sa'id Al Asyajj menceritakan kepada kami, Abu Khalid Al Ahmar menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ajlan, dan Husain bin Abdullah, dan Ikrimah, dan Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila matahari telah tergelincir, beliau shalat Zuhur dengan Ashar, dan bila berangkat sebelum tergelincir, beliau menangguhkannya hingga melaksanakan keduanya pada waktu Ashar."
Sunan Daruquthni 1437: Abu Ali Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Abbas AdDuri menceritakan kepada kami, Abdullah bin Abu Badr Ad-Duri menceritakan kepada kami, Yahya bin Al Yaman menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ajlan, dari Husain bin Abdullah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila singgah di suatu tempat ketika matahari tergelincir, beliau tidak terus berangkat hingga shalat Ashar (dulu), dan bila berangkat sebelum tergelincir, beliau melaksanakan masing-masing (shalat) pada waktunya."
Sunan Daruquthni 1438: Al Abbas bin Abdus Sami' Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Al Husain bin Al Hutsaim bin Mahan Abu Ar-Rabi' menceritakan kepada kami, Khalid bin Abdus Salam menceritakan kepada kami, Musa bin Rabi'ah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Al Had, dari Husain bin Abdullah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila berangkat ketika matahari tergelincir, beliau menjamak Zhuhur dengan Ashar, dan bila berangkat sebelum itu, beliau menangguhkan hingga waktu Ashar."
Sunan Daruquthni 1439: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad bin Ash-Shabbah menceritakan kepada kami, Syababah menceritakan kepada kami, AlLaits menceritakan kepada kami, dari Uqail, dari Ibnu Syihab, dari Anas, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila hendak menjamak Zhuhur dengan Ashar dalam perjalanan, beliau menangguhkan hingga mamasuki permulaan waktu Ashar."
Sunan Daruquthni 1440: Al Husain bin Ism'ail menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Sahl menceritakan kepada kami, Yahya bin Ghailan menceritakan kepada kami, Mufadhdhal bin Fadhalah menceritakan kepada kami, dari Uqail, dari Ibnu Syihab, bahwa ia menyampaikan hadits kepadanya dari Anas: "Bahwa apabila Rasulullah SAW berangkat sebelum tergelincirnya matahari, beliau berjalan hingga memasuki waktu Ashar, lalu beliau turun kemudian menjamak keduanya (Zhuhur dengan Ashar), dan bila belum berangkat hingga tergelincirnya matahari, beliau shalat Zhuhur kemudian berangkat."
Sunan Daruquthni 1441: Ali biin Muhammad Al Mishri menceritakan kepada kami, Hasyim bin Yunus Al Qashshar menceritakan kepada kami, Abdullah bin Shalih menceritakan kepada kami, Mufadhdhal, Al-Laits dan Ibnu Lahi'ah. menceritakan kepada kami, dari Uqail, dari Ibnu Syihab, dari Anas bin Malik: "Bahwa apabila Rasulllah hendak menjamak Zhuhur dengan Ashar, beliau menangguhkannya hingga memasuki permulalan waktu Ashar kemudian beliau menjamak keduanya."
Sunan Daruquthni 1442: Abu Muhammad bin Yahya bin Muhammad bin Sha'id dan Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Al Abbas bin Al Walid bin Mazyad Al Udzri menceritakan kepada kami di Bairut, ayahku mengabarkan kepadaku, Umar bin Muhammad bin Zaid mengabarkan kepada kami, Nafi' maula Abdullah bin Umar menceritakan kepadaku, dari Ibnu Umar: "Bahwa ia datang dari Makkah, lalu sampai kepadanya berita Shafiyyah binti Abu Ubaid, lalu ia menyegerakan perjalananan. Setelah matahati terbenam, salah seorang sahabatnya berkata kepadanya, 'Shalat.' Ia diam saja, kemudian berjalan lagi sebentar, lalu temannya berkata lagi kepadanya, 'Shalat.' Ia tetap diam, lalu orang yang mengatakan shalat kepadanya berkata, 'Sesungguhnya ia mengetahui suatu ilmu yang tidak aku ketahui.' Ia pun terus berjalan, hingga ketika mega merah telah sima sesaat, ia turun lalu melaksanakan shalat, dan tidak diserukan sesuatu pun dari shalat di dalam perjalanan itu." An-Naisaburi menyebutkan dalam redaksinya: "Sesuatu pun dari shalat-shalat di dalam perjalanan itu" dan keduanya sama-sama menyebutkan (dalam redaksinya): "Lalu ia berdiri melaksanakan shalat Maghrib dijamak dengan Isya, kemudian berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW, apabila beliau sedang tergesa-gesa perjalanarmya, beliau menjamak Maghrib dengan Isya sesaat setelah sirnanya mega merah. Beliau pun pernah melaksanakan shalat di atas kendaraannya, ke mana pun kendaraannya menghadap ke situlah beliau shalat di dalam perjalanan.' Ia juga memberitahu mereka, bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan itu."
Sunan Daruquthni 1443: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Sa'd menceritakan kepada kami, pamanku menceritakan kepada kami, Ashim bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari saudaranya yakni Umar bin Muhammad, dari Nafi', dari Salim, ia mengatakan: "Berita dari Shafiyyah sampai kepada Ibnu Umar, maka ia menyegerakan perjalanan" kemudian dikemukakan dari Nabi SAW seperti itu, dan ia menyebutkan: "Sesaat setelah sirnanya mega merah." Ibnu Wahb menguatkannya.
Sunan Daruquthni 1444: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Al Mundzir bin Muhammad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Husain bin Ali bin Al Husain menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ali RA, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila bepergian ketika tergelincirnya matahari, beliau menjamak Zhuhur dengan Ashar, dan bila perjalanannya panjang, beliau menangguhkan Zhuhur dan memajukan Ashar hingga menjamak keduanya."
Sunan Daruquthni 1445: Abu Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Abdul A'la bin Washil menceritakan kepada kami {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Syakir menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah bin Umar, Musa bin Uqbah dan Yahya bin Sa'id, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila tergesa-gesa perjalanannya, beliau menjamak Maghrib dengan Isya." Selanjutnya Sufyan menyebutkan dalam hadits Yahya bn Sa'id: "Hingga seperempat malam" Ibnu Sha'id menyebutkan di dalam haditsnya: Salah seorang dari mereka menyebutkan di dalam haditsnya: "Hingga seperempat malam."
Sunan Daruquthni 1446: Ibnu Abi Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ashim menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Musa bin Uqbah dan Yahya bin Sa'id, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, seperti yang dikemukakan An-Naisaburi.
Sunan Daruquthni 1447: Muhammad bin Yahya bin Midras As-Sulami menceritakan kepada kami, Abu Daud As-Sijistani menceritakan kepada kami, Yazid bin Khalid bin Yazid biin Abdullah bin Mauhib Ar-Ramli menceritakan kepada kami, Al Mufadhdhal bin Fadhalah menceritakan kepada kami, dari Al-Laits bin Sa'd, dari Hisyam bin Sa'd, dari Abu AzZubair, dari Abu Ath-Thufail, dari Mu'adz bin Jabal: "Bahwa ketika Rasulullah SAW dalam perang Tabuk, bila matahari telah tergelincir sebelum berangkat, beliau menjamak Zhuhur dengan Ashar, dan bila berangkat sebelum matahari tergelincir, beliau menangguhkan Zhuhur hingga beliau turun pada waktu Ashar. Untuk shalat Maghrib juga seperti itu, bila matahari telah terbenam sebelum berangkat, beliau menjamak Maghrib dengan Isya, dan bila berangkat sebelum matahari terbenam, beliau menangguhkan Maghrib hingga beliau turun pada waktu Isya kemudian menjamak keduanya."
Sunan Daruquthni 1448: Muhammad bin Isma'il Al Farisi menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad Al Qalanisi menceritakan kepada kami, Yazid bin Mauhib menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Sa'd, riwayat ini, serupa itu, namun di dalamnya tidak disebutkan Al Mufadhdhal bin Fadhalah.
Sunan Daruquthni 1449: Abdul Baqi bin Qani' menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Ali Al Balkhi menceritakan kepada kami, Qutaibah menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Yazid bin Abu Habib, dari Abu Ath-Thufail Amir bin Watsilah, dari Mu'adz bin Jabal: "Bahwa ketika Nabi SAW dalam perang Tabuk, bila bepergian sebelum tergelincirnya matahari, beliau menangguhkan Zhuhur hingga menjamaknya djsngan Ashar lalu melaksanakan keduanya secara jamak, dan bila bepergian setelah tergelincirnya matahari, beliau shalat Zhuhur dan Ashar kemudian berangkat. Dan bila bepergian sebelum Maghrib, beliau menangguhkan Maghrib hingga melaksanakannya dengan Isya, dan bila berangkat setelah Maghrib beliau memajukan Isya lalu melaksanakannya bersama Maghrib." Abu Daud mengatakan, "Tidak ada yang meriwayatkan (redaksi) ini selain Qutaibah."
Sunan Daruquthni 1450: Abdul Baqi bin Qani' menceritakan kepada kami, Abdullah bin Muhammad bin Ali Al Balkhi menceritakan kepada kami, Abu Bakar Al A'yun menceritakan kepada kami, Ali bin Al Madini menceritakan kepada kami, Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, hadits ini, seperti itu.
Sunan Daruquthni 1451: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Waki' dan Jarir bin Abdul Hamid menceritakan kepada kami, lafazhnya dari Waki', dari Al Fudhail bin Ghazwan, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia menuturkan, "Disampaikan berita tentang Shaflyyah (yakni istrinya) ketika ia sedang dalam perjalanan, maka ia pun berjalan hingga ketika matahari terbenam, dikatakan kepadanya, 'Shalat.' Namun ia terus berjalan hingga ketika mega merah hampir sirna ia turun, lalu shalat Maghrib, kemudian menunggu hingga mega merah sirna, lalu shalat Isya, kemudian mengatakan, 'Adalah Rasulullah SAW, apabila terdesak dengan suatu keperluan, beliau melakukan demikian'."
Sunan Daruquthni 1452: Muhammad bin Nuh Al Jundaisaburi menceritakan kepada kami, Harun bin Ishaq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid Al Muharibi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Fudhail menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Nafi' dan Abdulalh bin Waqid, dari Ibnu Umar, riwayat ini, dan ia menyebutkan: "Hingga saat sebelum sirnanya mega merah, ia turun lalu shalat Maghrib, kemudian menunggu hingga sirnanya mega merah lalu shalat Isya, kemudian mengatakan, 'Sesungguhnya Rasulullah SAW, apabila tergesa-gesa, beliau melakukan seperti yang akulakukan'."
Sunan Daruquthni 1453: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Al Walid bin Mazyad mengabarkan kepadaku, ayahku mengabarkan kepadaku, ia mengatakan: Aku mendengar Ibnu Jabir mengatakan: Nafi' menceritakan kepadaku, ia menuturkan, "Aku keluar bersama Abdullah bin Umar yang saat itu hendak menuju tanahnya, lalu ia singgah di suatu tempat singgah, kemudian seorang laki-laki mendatanginya dan menceritakan kepadanya, 'Sesungguhnya Shafiyyah binti Abu Ubaid sakit keras, mungkin engkau tidak sempat menjumpainya.' Itu terjadi setelah Ashar, maka ia segera berangkat bersama seorang laki-laki Quraisy, kami pun berangkat, hingga ketika matahari terbenam, yang mana sepengetahuanku bahwa ia memelihara shalat, maka aku katakan, 'Shalat.' Namun ia tidak menoleh kepadaku dan terus berjalan seperti sebelumnya, hingga di pengujung mega merah (yakni hampir sima) ia turun lalu shalat Maghrib, lalu melaksanakan shalat sementara mega merah telah sirna, lalu shalat Isya mengimami kami, kemudian ia berbalik ke arah kami lalu berkata, 'Adalah Rasulullah SAW, apabila tergesa-gesa dengan sesuatu, beliau melakukan seperti demikian'."
Sunan Daruquthni 1454: Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Musa menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus menceritakan kepada kami, dari Ibnu Jabir, dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 1455: Al Husain bin Ism'ail menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Maryam menceritakan kepada kami, Aththaf bin Khalid menceritakan kepada kami, Nafi' menceritakan kepadaku, ia menuturkan, "Kami berangkat dari Makkah bersama Ibnu Umar, hingga ketika kami di perjalanan, disampaikan berita sakitnya istrinya, yakni Shafiyyah, maka ia pun menyegerakan perjalanan, dan ketika matahari telah terbenam ia turun lalu shalat Maghrib, yang mana sebelumnya kami menduga bahwa malam itu ia lupa shalat, lalu kami katakan kepadanya, 'Shalat.' Namun ia terus berjalan hingga ketika mega merah hampir sirna ia turun lalu shalat, dan setelah mega merah sirna ia berdiri lalu shalat Isya, kemudian berbalik menghadap ke arah kami dan berkata, 'Beginilah kami pernah melakukannya bersama Rasulullah SAW'."
Sunan Daruquthni 1456: Muhammad bin Harun Abu Hamid menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Muhammad At-Taimi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami, dari seorang laki-laki kalangan ahli hadits, dari Ja'far bin Burqan, dari Maimun bin Mihran, dari Ibnu Abbas, seperti hadits yang [berikut ini]
Sunan Daruquthni 1457: disampaikan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad, Ibnu Daud menceritakan kepada kami, dari seorang laki-laki warga Kufah dari Tsaqif, dari Ja'far bin Burqan, dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Umar, dari Ja'far: "Bahwa Nabi SAW menyuruhnya shalat sambil berdiri kecuali bila takut tenggelam." Ad-Daraquthni mengatakan, "Yakni di Perahu. Pada sanadnya ada seseorang yang majhul (tidak dikenal)."
Sunan Daruquthni 1458: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Jabir bin Kurdi menceritakan kepada kami, Husain bin Ulwan Al Kalbi menceritakan kepada kami, Ja'far bin Burqan menceritakan kepada kami, dari Maimun bin Mihran, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Ketika Rasulullah SAW mengutus Ja'far bin Abu Thalib ke Habasyah, ia berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana aku shalat di perahu?' beliau menjawab, 'Shalat di dalamnya dengan berdiri, kecuali bila engkau takut tenggelam'." Husain bin Ulwan matruk (haditsnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1459: Abu Bakar Muhammad bin Musa bin Sahl Al Barbahari menceritakan kepada kami dari asalnya, Bisyr bin Fafi menceritakan kepada kami, Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, Ja'far bin Burqan menceritakan kepada kami, dari Maimun bin Mihran, dari Ibnu Umar: "Rasulullah SAW ditanya tentang shalat di perahu, beliau menjawab, 'Shalatlah sambil berdiri, kecuali engkau takut tenggelam.”
Sunan Daruquthni 1460: Abdul Wahhab bin Isa bin Abu Hayyah dan Ahmad bin Al Husain bin Al Junaid menceritakan kepada. kami, keduanya mengatakan: Ya'qub bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Hajasy, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa menjamak dua shalat tanpa udzur, maka ia telah mendatangi salah satu pintu dosadosa besar." Hanasy adalah Abu Ali Ar-Rahabi, ia matruk (haditsnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1461: Abdul Wahhab bin Isa bin Abu Hayyah menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Israil menceritakan kepada kami, Rib'i bin Al Jarud Al Hudzali menceritakan kepada kami, Amr bin Abu Al Hajjaj menceritakan kepada kami, Al Jarud bin Abu Sabrah menceritakan kepadaku, Anas bin Malik menceritakan kepadaku: "Bahwa apabila Rasulullah SAW bepergian lalu hendak melaksanakan shalat sunnah, beliau menghadap kiblat dengan kendaraan lalu bertakbir (yakni takbiratul ihram)."
Sunan Daruquthni 1462: Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, Rib'i bin Abdullah bin Al Jarud bin Abu Sabrah menceritakan kepada kami, Amr bin Abu Al Hajjaj menceritakan kepada kami, dari Al Jarud bin Abu Sabrah, dari Anas bin Malik, ia mengatakan, "Adalah Rasulullah SAW, apabila sedang dalam perjalanan dan hendak shalat di atas kendaraannya, beliau menghadap ke arah kiblat dan bertakbir, kemudian beliau shalat ke arah mana pun kendaraannya menghadap."
Sunan Daruquthni 1463: Muhammad bin Yahya bin Midras menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Musaddad menceritakan kepada kami, Rib'i bin Abdullah bin Al Jarud menceritakan kepada kami, Amr bin Abu Al Hajjaj menceritakan kepadaku, Al Jarud bin Abu Sabrah menceritakan kepadaku, ia mengatakan: Anas bin Malik menceritakan kepadaku: "Bahwa apabila Rasulullah SAW sedang dalam perjalanan lalu hendak shalat sunnah, beliau menghadap ke arah kiblat dengan kendaraannya lalu bertakbir, kemudian beliau shalat ke arah mana pun kendaraannya menghadap."
Sunan Daruquthni 1464: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Syua'ib bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Hisyam, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia menuturkan, "Nabi SAW mengirimku untuk suatu keperluan, lalu aku kembali kepada beliau yang sedang di atas kendaraannya, aku pun mengucapkan salam kepadanya namun beliau tidak menjawab apa-apa, dan aku melihat beliau ruku dan sujud, lalu aku menunggunya, kemudian (setelah selesai) beliau bertanya, 'Apa yang engkau lakukan pada keperluanmu?‘ Aku jawab, 'Aku lakukan demikian dan demikian.' Lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawabmu, kecuali karena aku sedang shalat'."
Sunan Daruquthni 1465: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Muhammad bin Mu'awiyah Al Anmathi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishaq, dari Hisyam bin Urwah, dari Katsir bin As-Saib, dari Mahmud bin Labid, ia menuturkan, "Usaid bin Hudhair menderita sakit pada urat kakinya (dari pinggul hingga ujung kaki), ia adalah imam kami. Ketika keluar kepada kami, ia mengisyaratkan kepada kami dengan tangannya 'duduklah', maka kami pun duduk, lalu ia shalat mengimami kami sambil duduk dan kami pun duduk."
Sunan Daruquthni 1466: Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ziyad menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ghalib menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sinan Al Auqi menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Ibrahim bin Muhajir, dan Mujahid, dari maulanya yakni As-Saib, dari Aisyah, ia menyandarkannya kepada Nabi SAW, ia mengatakan, "Shalatnya orang yang duduk adalah setengah dari shalatnya orang yang berdiri, kecuali yang bersila."
Sunan Daruquthni 1467: Al Hasan bin Al Khadhir Al Mu'addil menceritakan kepada kami di Makkah, Abu Abdirrahman An-Nasa'i menceritakan kepada kami, Harun bin Abdullah menceritakan kepada kami, Abu Daud Al Hafari menceritakan kepada kami, dari Hafsh bin Ghiyats, dari Humaid, dari Abdullah bin Syaqiq, dari Aisyah, ia mengatakan, "Aku melihat Nabi SAW shalat sambil bersila."
Sunan Daruquthni 1468: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Ubaidullah bin Muhammad Al Aisyi menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah: "Bahwa ketika Rasulullah SAW sedang sakit, beliau menyuruh Abu Bakar mengimami orangorang, lalu Rasulullah SAW merasa baikan, maka beliau pun datang lalu duduk di sebelah Abu Bakar, kemudian Rasulullah SAW mengimami Abu Bakar sambil duduk, sementara Abu Bakar mengimami orang-orang sambil berdiri."
Sunan Daruquthni 1469: Al Husain bin Isma'il menceritakan kepada kami, Abu Hisyam Ar-Rifa'i menceritakan kepada kami, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami, Qais menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Abu As-Safar, dari Al Arqam bin Syurahbil, dari Ibnu Abbas, dari Al Abbas bin Abdul Muththalib: "Bahwa ketika Nabi SAW sakit, beliau mengatakan, 'Suruhlah Abu Bakar agar mengimami orang-orang.' Lalu Nabi SAW merasa baikan, maka beliau pun keluar dengan dipapah oleh dua laki-laki, lalu Abu Bakar mundur, namun beliau mengisyaratkan agar ia tetap di tempatnya. Beliau datang dan duduk di sebelah Abu Bakar, lalu beliau membaca surah mulai dari akhir bacaan Abu Bakar."
Sunan Daruquthni 1470: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Harb menceritakan kepada kami, Muhammad bin Rabi'ah menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Jabir, dari Asy-Sya'bi, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak boleh ada seorang pun yang mengimami sambil duduk setelahku," Tidak ada yang meriwayatkannya selain Jabir Al Ju'fi dari Asy-Sya'bi, ia matruk (haditsnya ditinggalkan), dan hadits ini pun mursal, tidak dapat dijadikan argumen.
Sunan Daruquthni 1471: Yazdad bin Abdurrahman Al Katib menceritakan kepada kami, Abu Sa'id Al Asyajj menceritakan kepada kami, Uqbah bin Khalid menceritakan kepada kami, Musa bin Muhammad bin Ibrahim menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Salamah bin Al Akwa', ia mengatakan, "Rasulullah SAW ditanya tentang shalat dengan membawa busur dan mengenakan perisai kulit, beliau pun menjawab, 'Tanggalkanlah perisai kulit dan shalatlah dengan membawa busur.
Sunan Daruquthni 1472: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Abu Ja'far Muhammad bin Abu Sumainah menceritakan kepada kami, Shalih bin Bayan menceritakan kepada kami, Furat bin As-Saib menceritakan kepada kami, dari Maimun bin Mihran, dari Ibnu Abbas, tentang ayat: "Pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid"(Qs- Al A'raaf [7]: 31) ia mengatakan, "Shalat dengan mengenakan sandal. Rasulullah SAW pernah mengerjakan shalat dengan mengenakan sepasang sandalnya, lalu beliau menanggalkannya dan orang-orang pun menanggalkan sandal mereka. Selesai shalat beliau bertanya, 'Mengapa kalian menanggalkan sandal kalian? mereka menjawab, 'Kami melihatmu menanggalkan maka kami pun menanggalkan.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya tadi Jibril AS mendatangiku dan mengatakan kepadaku bahwa pada (kedua sandalku) itu terdapat darah lintah/ulat"'."
Sunan Daruquthni 1473: Abdush Shamad bin Ali menceritakan kepada kami, Al Fadhl bin Al Abbas AshShawwaf menceritakan kepada kami, Yahya bin Ghailan memberitahukan kepada kami, Abdullah bin Bazi' memberitahukan kepada kami, dari Humaid, dari Anas, ia mengatakan, "Kami biasa membetulkan para imam pada masa Rasulullah SAW."
Sunan Daruquthni 1474: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Abu Hafsh Al Abbar menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Salim, dari Asy-Sya'bi, dan Al Harits, dan Ali, ia mengatakan, "Barangsiapa membetulkan pada (bacaan) imam, maka ia telah berbicara." Muhammad bin Salim matruk (riwayatnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1475: Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, Abbad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami, dari Abu Ishaq, dari Al Harits, dari Ali, ia mengatakan, "Itu adalah pembicaraan." Yakni membetulkan (bacaan) imam.
Sunan Daruquthni 1476: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Abu Hafsh menceritakan kepada kami, dari 'Atha' bin As-Saib, dari Abu Abdirrahman As-Sulami, ia mengatakan: Ditunjukkan padaku dari Ali, ia mengatakan, "Bila imam meminta makan kepada kalian, maka berilah ia makan."
Sunan Daruquthni 1477: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sinan menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Muhammad Az-Zuhri menceritakan kepada kami, Umar bin Najih menceritakan kepada kami, Abu Mu'adz menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Ubay bin Ka'b, ia mengatakan, "Rasulullah SAW mengerjakan shalat lalu membaca sebuah surah, kemudian terlewat satu ayat darinya. Selesai shalat, aku berkata, 'Wahai Rasulullah, ayat anu dan anu apakah dihapus?' beliau menjawab, 'Tidak.' Aku berkata lagi, 'Engkau tadi tidak membacanya.' Beliau bersabda, 'Mengapa engkau tidak menuntunkannya (membacakannya) padaku'?'"
Sunan Daruquthni 1478: Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub menceritakan kepada kami, Jariyah bin Harim menceritakan kepada kami, Humaid Ath-Thawil menceritakan kepada kami, dari Anas, ia mengatakan, "Para sahabat Rasulullah SAW biasa saling menuntun (bacaan) sesama mereka di dalam shalat."
Sunan Daruquthni 1479: Abu Ubaidullah Al Mu'addil Ahmad bin Amr bin Utsman menceritakan kepada kami di Wasith, Ammar bin Khalid At-Tammar menceritakan kepada kami, Al Qasim bin Malik Al Muzani menceritakan kepada kami, Rauh bin Ghuthaif menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Shalat diulangi karena adanya darah seukuran dirham." Asad bin Amr menyelisihi penyebutan nama Rauh bin Ghuthaif, yang mana ia menyebutnya Uthaif, namun ia hanya mengira-ngira.
Sunan Daruquthni 1480: Ahmad bin Muhammad bin Sa'id menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Yusuf bin Ziyad menceritakan kepada kami, Yusuf bin Buhlul menceritakan kepada kami, Asad bin Amr menceritakan kepada kami, dari Ghuthaif Ath-Tha'ifi, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Jika pada pakaian terdapat darah seukuran dirham, maka pakaian itu harus dicuci dan shalatnya diulangi"
Sunan Daruquthni 1481: Al Hasan bin Al Khadhir menceritakan kepada kami, Ishaq bin Ibrahim bin Yunus menceritakan kepada kami, Muhammad bin Adam menceritakan kepada kami, Asad bin Amr menceritakan kepada kami, hadits ini. Tidak ada yang meriwayatkannya dari AzZuhri selain Rauh bin Ghuthaif, namun ia matrukul hadits (haditsnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1482: Abdullah bin Muhammad bin Abdul Aziz menceritakan kepada kami, Daud bin Rusyaid menceritakan kepada kami, Abu Yazid Al Kharraz, yakni Khalid bin Hayyan ArRaqqi menceritakan kepada kami, Ja'far bin Burqan menceritakan kepada kami, dari Khushaif bin Abdurrahman, dari Mujahid, ia mengatakan, "Ibnu Umar berkata, 'Bila imam telah salam, maka hendaklah engkau salam ke sebelah kananmu dan ke sebelah kirimu, dan janganlah engkau melakukan sesuatu dari shalatmu setelahnya'."
Sunan Daruquthni 1483: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yahya menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Ma'mar memberitahukan kepada kami, dari Qatadah, bahwa Ali bin Abu Thalib mengatakan, "Apa yang engkau dapati bersama imam, maka itu adalah awal shalatmu, dan qadha'lah (sempurnakanlah) bacaan Al Qur'an yang terlewatkan darimu." Ia juga mengatakan: Ma'mar juga menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Sa'id bin Al Musayyab, seperti ucapan Ali.
Sunan Daruquthni 1484: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Isma'il bin Hashin Abu Sulaim menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syu'aib menceritakan kepada kami, ia mengatakan, "Aku tanyakan kepada Al Auza'i dan Sa'id bin Abdul Aziz, keduanya mengatakan, 'Bagian yang didapati dari shalat imam dijadikan sebagai awal shalatnya'.
Sunan Daruquthni 1485: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Hamdun bin Abbad Abu Ja'far menceritakan kepada kami, Syababah menceritakan kepada kami, Kharijah bin Mush'ab dan Al Mughirah bin Muslim menceritakan kepada kami, keduanya dari Yunus, dari Al Hasan, ia menuturkan, "Rasulullah SAW sakit selama sepuluh hari, sementara Abu Bakar shalat mengimami orang-orang selama sembilan hari. Pada hari kesepuluh, Nabi SAW merasa baikan, maka beliau keluar dipapah oleh Al Fadhl bin Al Abbas dan Usamah bin Zaid, lalu beliau shalat di belakang Abu Bakar sambil duduk."
Sunan Daruquthni 1486: Ja'far bin Muhammad bin Nushair dan Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Mahmud bin Muhammad Al Marwazi menceritakan kepada kami, Sahl bin Al Abbas At-Tirmidzi menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ulayyah menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Abu AzZubair, dari Jabir, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa shalat di belakang Imam, maka bacaan imam adalah bacaannya' ," ini hadits munkar, dan Sahl bin Al Abbas matruk (riwayatnya ditinggalkan).
Sunan Daruquthni 1487: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Ahmad bin Ali bin Salman Al Marwazi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Sayyar Al Marwazi mengabarkan kepada kami, Abdan menceritakan kepada kami, dari Kharijah, dari Ayyub, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa shalat di belakang seorang imam, maka bacaan imam adalah bacaannyd'." Abu Al Hasan mengatakan, "Marfu'nya ini hanya asumsi (perkiraan). Yang benar adalah dari Ayyub dan juga dari Ibnu Ulayyah.
Sunan Daruquthni 1488: yang Muhammad bin Makhlad menyampaikannya kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, Isma'il bin Ulayyah menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dariNafi' dan Anas bin Sinn, bahwa keduanya menyampaikan hadits dari Ibnu Umar, bahwa ia mengatakan tentang membaca di belakang imam, "Cukup bagimu bacaan imam."
Sunan Daruquthni 1489: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Abu Isma'il Muhammad bin Isma'il At-Tirmidzi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abbad Ar-Razi menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ibrahim At-Taimi menceritakan kepada kami, dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mempunyai imam, maka bacaan imam adalah bacaannya." Tidak benar riwayat ini dari Suhail. Muhammad bin Abbad Ar-Razi meriwayatkannya sendirian dari Isma'il, dan ia lemah.
Sunan Daruquthni 1490: Abu Hamid Muhammad bin Harun menceritakan kepada kami, Al Husain bin Isma'il bin Abu Al Mujalid menceritakan kepada kami, Hammad bin Khalid menceritakan kepada kami, dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Abu Az-Zahiriyyah, dari Katsir bin Murrah, ia berkata: Aku mendengar Abu Darda mengatakan, "Aku tanyakan kepada Rasulullah SAW, 'Apakah ada bacaan pada setiap shalat?' Beliau menjawab, 'Ya" Lalu seorang laki-laki dari golongan Anshar mengatakan, 'Itu harus?' Maka Abu Darda menoleh ke arahku, saat itu aku adalah orang yang paling dekat posisinya, lalu ia berkata, 'Wahai Katsir, aku tidak berpendapat bahwa apabila seorang imam mengimami suatu kaum melainkan ia (imam) telah mencukupi mereka'."
Sunan Daruquthni 1491: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Az- Zubairi menceritakan kepada kami, Al Walid bin Jumai' menceritakan kepada kami, nenekku menceritakan kepadaku, dari Ummu Waraqah yang pernah mengimami (kaum wanitanya): "Bahwa Rasulullah SAW mengizinkannya untuk mengimami para penghuni rumahnya."
Sunan Daruquthni 1492: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur menceritakan kepada kami, Yazid bin Abu Hakim menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Maisarah bin Habib An-Nahdi menceritakan kepadaku, dari Raithah Al Hanafiyyah, ia mengatakan, "Aisyah mengimami kami, ia berdiri di antara mereka ketika melaksanakan shalat fardhu."
Sunan Daruquthni 1493: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Ahmad bin Yusuf Al-Sulami menceritakan kepada kami, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami, dari Ammar Ad-Duhni, dari Hujairah binti Hushain, ia mengatakan, "Ummu Salamah mengimami kami shalat Ashhar, ia berdiri di antara kami." Hadits yang diriwayatkan oleh Hajjaj bin Arthah dari Qatadah, namun ia mengirangira, sementara para penghafal hadits, (di antaranya) Syu'bah, Sa'id dan yang lainnya menyelisihinya.
Sunan Daruquthni 1494: Ahmad bin Nashr bin Sandawaih menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Salamah bin Al Fadhl menceritakan kepada kami, Hajjaj bin Arthah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Imran bin Hushain, ia mengatakan, "Nabi SAW mengimami orang-orang, sementara seorang laki-laki membaca di belakangnya. Selesai shalat beliau bertanya, Siapa yang tadi (bacaan) surahnya mengacaukan? Lalu beliau melarang mereka membaca di belakang imam." Ucapan perawi "Lalu beliau melarang mereka membaca di belakang imam" adalah perkiraan dari Hajjaj. Yang benar adalah yang diriwayatkan Syu'bah, Sa'id bin Abu Arubah dan yang lainnya dari Qatadah.
Sunan Daruquthni 1495: Umar bin Ahmad bin Ali Al Qaththan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Hassan Al Azraq menceritakan kepada kami, Syababah menceritakan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Zurarah bin Aufa, dari Imran bin Hushain: "Bahwa Nabi SAW shalat Zhuhur, lalu beliau membaca 'Sabbihisma rabbikal a'laa' (surah Al A'laa). Kemudian (setelah shalat) beliau bertanya, 'Siapa di antara kalian yang membaca?' Seorang laki-laki menjawab, 'Aku.' Beliau bersabda, 'Sungguh aku telah menduga bahwa sebagian kalian mengacaukan (bacaan)ku" Syu'bah menuturkan, "Lalu aku tanyakan kepada Qatadah, 'Apakah itu (berarti) beliau membencinya?' Ia menjawab, 'Bila beliau membencinya tentu beliau melarangnya'."
Sunan Daruquthni 1496: Ibrahim bin Hammad menceritakan kepada kami, Al Abbas bin Yazid menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Sulaiman bin Yasar, dari Al Miswar bin Makhramah, ia mengatakan, "Aku melihat Umar melaksanakan shalat sementara lukanya meneteskan darah."
Sunan Daruquthni 1497: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Husain bin Habib Al Qadhi Abu Hushain menceritakan kepada kami, Aun bin Sallam Al Qurasyi menceritakan kepada kami, Amr bin Syimr menceritakan kepada kami, dari Jabir, dari Asy-Sya'bi, dari Sha'sha'ah bin Shuhan: "Bahwa ketika di Irak, Ali bertakbir lima, empat dan tujuh (kali), ia mengatakan, 'Rasulullah SAW pernah bertakbir sebelas, sembilan, tujuh, enam, lima dan empat (kali)'."
Sunan Daruquthni 1498: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami dengan melafalkan, Muhammad bin Adam mengabarkan kepada kami, Hafsh bin Ghiyats mengabarkan kepada kami, dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah: "Bahwa Nabi SAW sujud pada (surah) Shaad. Ibnu Abi Daud mengatakan, "Tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Hafsh."
Sunan Daruquthni 1499: Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Al Qawariri mengabarkan kepada kami, Sufyan bin Habib mengabarkan kepada kami, Khalid Al Hadzdza' mengabarkan kepada kami, dari Abu Al Aliyah, dari Aisyah: Bahwa "Nabi SAW di dalam sujud Al Qur'an mengucapkan, 'Sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wa syaqqa sam'ahu wa basharahu, bi haulihi wa quwwatihi [Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakannya, dan yang membelah (memberikan) pendengaran dan penglihatannya, dengan daya dan kekuatan-Nya]."
Sunan Daruquthni 1500: Muhammad bin Nuh Al Jundaisaburi menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad bin Habib mengabarkan kepada kami, Abdullah bin Rusyaid memberitahukan kepada kami, Abdullah bin Bazi' mengabarkan kepada kami, dari Umar bin Dzarr, dari ayahnya, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Nabiyullah Daud sujud padanya sebagai taubat, dan kami sujud padanya sebagai kesyukuran." Yakni pada surah Shaad.
Sunan Daruquthni 1501: Muhammad bin Ahmad bin Zaid Al Hina‘I menceritakan kepada kami, Musa bin Ali bin Musa Al Khuttali mengabarkan kepada kami, Raja' bin Sa'id Al Bazzaz mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Al Hasan mengabarkan kepada kami, dari Umar bin Dzarr, dengan isnadnya, dari Nabi SAW, tentang sujud pada surah Shaad: "Daud sujud padanya sebagai taubat, dan kita sujud padanya sebagai kesyukuran."
Sunan Daruquthni 1502: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Sa'id bin Muslim mengabarkan kepada kami, Hajjaj mengabarkan kepada kami, dari Juraij, Ikrimah bin Khalid mengabarkan kepadaku, bahwa Sa'id bin Jubair mengabarkan kepadanya, bahwa ia mendengar Ibnu Abbas mengatakan, "Aku melihat Umar membaca surah Shaad di atas mimbar, lalu ia turun dan sujud, lalu naik kembali ke atas mimbar."
Sunan Daruquthni 1503: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Sa'id bin Muslim mengabarkan kepada kami, Ishaq bin Isa mengabarkan kepada kami, Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepada kami, dari Al A'raj, dari As-Saib bin Yazid: "Bahwa Utsman bin Affan membaca surah Shaad di atas mimbar, lalu ia turun kemudian sujud.
Sunan Daruquthni 1504: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam mengabarkan kepada kami, ayahku dan Syu'aib bin Al-Laits mengabarkan kepada kami, keduanya mengatakan: Al-Laits mengabarkan kepada kami, Khalid bin Yazid mengabarkan kepada kami, dari Sa'id bin Abu Hilal, dari Iyadh bin Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh, dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa ia mengatakan, "Pada suatu hari, Rasulullah SAW berkhutbah di hadapan kami, lalu beliau membaca surah Shaad. Ketika sampai pada ayat sajadah, beliau turun lalu sujud, maka kami pun sujud bersamanya. Lalu beliau membacanya lagi, dan ketika sampai pada ayat sajadah kami siap-siap untuk sujud, ketika beliau melihat kami, beliau bersabda, 'Sesungguhnya itu adalah taubatnya salah seorang nabi, namun aku telah melihat kalian bersiap-siap untuk sujud.'' Maka beliau pun turun lalu sujud, dan kami pun sujud."
Sunan Daruquthni 1505: Muhammad bin Ahmad bin Ahmar bin Abdul Khaliq menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Risydin mengabarkan kepada kami, Ibnu Abi Maryam mengabarkan kepada kami, Nafi' bin Yazid mengabarkan kepada kami, dari Al Harits bin Sa'id Al Utaqi, dari Abdullah bin Munain dari Bani Abdu Kalal, dari Amr bin Al Ash: "Bahwa Rasulullah SAW membacakan padanya lima belas ayat sajadah di dalam Al Quran, di antaranya tiga di dalam (surah-surah) Al Mufashshal dan dua di dalam surah Al Hajj."
Sunan Daruquthni 1506: Al Husain bin Isma'il dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Muhammad bin Muslim bin Warah mengabarkan kepada kami, Muhammad bin Musa bin A'yan menceritakan kepadaku, ia mengatakan, "Aku membacakan (hadits) kepada ayahku, dari Amr bin Al Harits, dari Ibnu Lahi'ah, bahwa Misrah bin Ha'an menyampaikan hadits kepadanya dari Uqbah bin Amir, ia mengatakan, "Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, ada dua ayat sajadah di dalam surah Al Hajj?' Beliau menjawab, 'Ya. Jika engkau tidak sujud padanya maka janganlah engkau membacanya"
Sunan Daruquthni 1507: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yusuf bin Sa'id bin Muslim mengabarkan kepada kami, Hajaj mengabarkan kepada kami, Syu'bah menceritakan kepadaku, dari Sa'id bin Ibrahim, ia mengatakan: Aku mendengar Abdullah bin Tsa'labah mengatakan, "Aku melihat Umar sujud dua kali pada surah Al Hajj." Aku tanyakan, "Ketika shalat Subuh?" Ia menjawab, "Ketika shalat Subuh."
Sunan Daruquthni 1508: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muhammad bin Adam mengabarkan kepada kami, Makhlad bin Al Husian mengabarkan kepada kami, dari Hisyam, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW sujud di akhir surah An-Najm, demikian juga jin, manusia dan pepohonan." Ibnu Abi Daud mengatakan kepada kami, "Tidak ada yang meriwayatkannya dari Hisyam selain Makhlad."
Sunan Daruquthni 1509: Abu Bakar Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdush Shamad menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepadaku, dari Ayyub, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW sujud pada surah An-Najm, kaum muslimin dan kaum musyrikin juga turut bersujud."
Sunan Daruquthni 1510: Al Qasim bin Isma'il Abu Ubaid menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Ahmad bin Abu Syu'aib menceritakan kepada kami, Miskin bin Bukair menceritakan kepada kami, dari Ja'far bin Burqan, dari Maimun bin Mihran, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW membaca 'wan najmi (yakni surah An-Najm), lalu beliau sujud di dalamnya."
Sunan Daruquthni 1511: Abu Bakar Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Ahmad bin Shalih menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Qurrah bin Abdurrahman Al Ma'afiri menceritakan kepadaku, dari Ibnu Syihab dan Shafwan bin Sulaim, dari Abdurrahman bin Sa'd, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Aku sujud bersama Nabi SAW pada Idzas samaa‘un syaqqaf (surah Al Insyiqaaq) dan 'iqra" bismi rabbikal ladzii khalaq' (surah Al'Alaq)."
Sunan Daruquthni 1512: Abu Bakar bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Sulaiman bin Daud menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Abu Shakhr Humaid bin Ziyad mengabarkan kepadaku, dari Yazid bin Qusaith, dari Kharijah bin Ziad bin Tsabit, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku membacakan surah An-Najm kepada Rasulullah SAW, namun tidak seorang pun dari kami yang sujud." Abu Shakhr menuturkan, "Aku shalat di belakang Umar bin Abdul Aziz dan Abu Bakar bin Hazm, keduanya pun tidak sujud (pada surah tersebut)."
Sunan Daruquthni 1513: Muhammad bin Harun Abu Hamid Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Waqid menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Jabir Al Ju'fi, dari Abu Ja'far: "Bahwa Nabi SAW melihat seorang laki-laki dari kaum cebol, lalu beliau bersungkur sujud."
Sunan Daruquthni 1514: Isma'il bin Al Abbas Al Warraq menceritakan kepada kami, Ali bin Harb menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Bakkar bin Abdul Aziz bin Abu Bakrah, dari ayahnya, dari Abu Bakrah, ia mengatakan, "Adalah Nabi SAW, apabila mendapat sesuatu yang menyenangkannya, beliau bersungkur sujud sebagai kesyukuran kepada Allah Ta ala."
Sunan Daruquthni 1515: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Ad-Daqiqi menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, Abu Bakrah Bakkar bin Abdul Aziz bin Abu Bakrah menceritakan kepada kami, dari ayahnya, dari Abu Bakrah, "Adalah Nabi SAW, apabila datang kepadanya suatu perkara yang disenangi atau yang menyenangkannya, beliau bersungkur sujud."
Sunan Daruquthni 1516: Ahmad bin Al Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Abbad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Affan menceritakan kepada kami, Hammam menceritakan kepada kami, ia mengatakan, "Qatadah ditanya tentang seseorang yang telah shalat satu raka'at dari shalat Subuh, lalu matahari terbit, ia menjawab, 'Khilas menceritakan kepadaku, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda,'(Hendaknya) ia menyempurnakan shalatnya''."
Sunan Daruquthni 1517: At Qadhi Al Husain bin Ism'ail menceritakan kepada kami, Ziyad bin Ayyub dan Ali bin Muslim menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Husyaim mengabarkan kepada kami, Ya'la bin 'Atha' menceritakan kepada kami, Jabir bin Yazid bin Al Aswad mengabarkan kepada kami, dari ayahnya, ia mengatakan, "Aku ikut bersama Rasulullah SAW dalam pelaksanaan haji beliau, lalu aku shalat Subuh bersama di masjid Al Khaif, setelah shalat dan berbalik, tiba-tiba ada dua orang di belakang para jama'ah yang tidak ikut shalat bersama beliau, maka beliau bersabda, 'Bawa mereka kepadaku.'' Lalu keduanya dihadapkan dalam keadaan kegemetaran tubuhnya, beliau bertanya, Apa yang menghalangi kalian untuk ikut shalat bersama kami? Mereka menjawab, 'Wahai Rasulullah, kami sudah shalat di rumah kami.' Beliau bersabda, 'Janganlah kalian lakukan itu. Jika kalian telah shalat di rumah kalian, lalu kalian mendatangi masjid jama'ah, maka shalatlah bersama mereka, karena sesungguhnya itu adalah sunnah bagi kalian"
Sunan Daruquthni 1518: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Sa'dan bin Nashr menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Hisyam bin Hassan, Syu'bah dan Syarik menceritakan kepada kami, dari Ya'la bin 'Atha‘ dengan isnad ini, serupa itu. Syarik menyebutkan di dalam haditsnya: "Lalu salah seorang dari keduanya berkata, 'Wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan untukku.' Beliau menjawab, Allah telah mengampunimu.
Sunan Daruquthni 1519: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Bisyr bin Al Hakam menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Ya'la bin 'Atha‘ dari Jabir bin Yazid bin Al Aswad, dari ayahnya, ia menuturkan, "Rasulullah SAW shalat Subuh di Mina, lalu beliau berbalik, kemudian beliau melihat dua orang laki-laki di belakang jama'ah, maka beliau pun memanggil keduanya, mereka pun dihadapkan dengan tubuh gemetaran. Beliau bertanya, 'Apa yang menghalangi kalian untuk shalat bersama orang-orang? Keduanya menjawab, 'Kami telah shalat di rumah.' Beliau pun bersabda, 'Janganlah kalian melakukan itu. Apabila seseorang di antara kalian telah shalat di rumahnya, kemudian mendapati shalat itu bersama imam, hendaklah ia shalat bersamanya, karena sesungguhnya itu sebagai sunnah baginya'.
Sunan Daruquthni 1520: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ali bin Harb dan' Hajib bin Sulaiman menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Waki' menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dengan isnad ini, serupa itu, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "maka shalatlah bersamanya, dan jadikanlah itu sebagai sunnah." Abu Ashim An-Nabil menyelisihinya dalam riwayat yang berasal dariAts-Tsauri.
Sunan Daruquthni 1521: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ahmad bin Al Junaid menceritakan kepada kami, Abu Ashim menceritakan kepada kami, dari Sufyan, dari Ya'la bin 'Atha‘ dari Jabir bin Yazid, dari ayahnya, ia menuturkan, "Aku shalat bersama Nabi SAW. Ketika berbalik (setelah shalat), beliau melihat dua laki-laki di belakang para jama'ah. Lalu beliau memanggil keduanya, keduanya pun datang dengan tubuh gemetaran. Beliau bertanya, 'Mengapa kalian tidak ikut shalat bersama kamiT Keduanya menjawab, 'Wahai Rasulullah, kami telah shalat di rumah.' Beliau bersabda, 'Janganlah kalian lakukan itu. Bila seseorang di antara kalian telah shalat di rumahnya, lalu ia datang kepada imam, maka hendaklah ia shalat bersamanya, dan hendaklah ia menjadikan shalat yang telah dilakukan di rumahnya itu sebagai sunnah'." Para sahabat Ats-Tsauri menyelisihinya, demikian juga para sahabat Ya'la bin 'Atha‘ di antaranya adalah Syu'bah, Hisyam bin Hassan, Syarik, Ghailan bin Jami', Abu Bakar Khalid Ad-Dalani, Mubarak bin Fadhalah, Abu Awanah, Husyaim dan lain-lain, mereka meriwayatkannya dari Ya'la bin 'Atha‘ seperti yang dikemukakan Waki' dan Ibnu Mahdi.
Sunan Daruquthni 1522: Diriwayatkan juga oleh Hajjaj bin Arthah dari Ya'la bin 'Atha', dari ayahnya, dari Abdullah bin Amr, dari Nabi SAW, serupa itu, dan ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Itu sebagai sunnah bagi kalian, dan (shalat) yang (telah dikerjakan) di rumah kalian sebagai fardhu." An-Naisaburi dan yang lainnya juga menyampaikannya kepada kami, mereka mengatakan: Ali bin Harb menceritakan kepada kami, Ibnu Numair menceritakan kepada kami, dari Hajjaj, riwayat itu.
Sunan Daruquthni 1523: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad Al Khaffaf menceritakan kepada kami, Al Haitsam bin Jamil menceritakan kepada kami, Abu Awanah dan Mubarak bin Fadhalah menceritakan kepada kami, dari Ya'la bin 'Atha', dari Jabir bin Yazid, dari ayahnya, dari Nabi SAW, seperti yang dikemukakan Husyaim.
Sunan Daruquthni 1524: Muhammad bin Ali bin Isma'il Al Ubuli menceritakan kepada kami, Musa bin A'yun bin Al Mundzir menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaidah Al Madadi menceritakan kepada kami, Al Jarrah bin Malih menceritakan kepada kami, dari Ibrahim, dari Abdul Hamid bin Dzi Himayah, dari Ghailan bin Jami', dari Ya'la bin 'Atha‘ dari Jabir bin Yazid, dari ayahnya, dari Nabi SAW, serupa itu.
Sunan Daruquthni 1525: Baqiyyah menyelisihinya yang ia riwayatkan dari Ibrahim bin Dzhi Himayah, dari Abdul malik bin Umair, dari Jabir bin Yazid, dari ayahnya, dari Nabi SAW, serupa itu. Ibnu Abi Daud menceritakan kepada kami, Umar bin Hafsh Al Wushabi mengabarkan kepada kami {h} Al Husain bin Isma'il dan Muhammad bin Sulaiman An-Nu'mani menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Amr bin Hanan menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Baqiyyah mengabarkan kepada kami, Ibrahim bin Dzi Himayah menceritakan kepadaku, Abdul Malik bin Umair menceritakan kepadaku, dari Jabir bin Yazid, dari ayahnya, dari Nabi SAW, seperti hadits Syu'bah.
Sunan Daruquthni 1526: Abdul Wahhab bin Isa menceritakan kepada kami, Ishaq bin Abu Israil menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Zaid bin Aslam, dari Busr bin Mihjan, dari ayahnya: Bahwa ia tengah duduk bersama Nabi SAW {h} Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Yunus bin Abdul A'la menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb memberitahukan kepada kami, bahwa Malik mengabarkan kepadanya, dari Zaid bin Aslam, dari seroang laki-laki dari Bani Ad-Dil yang biasa dipanggil Busr bin Mihjan, dari ayahnya yakni Mihjan: Bahwa ia sedang di suatu tempat duduk bersama Rasulullah SAW, lalu diserukan adzan untuk shalat, maka Rasulullah SAW berdiri lalu shalat, kemudian kembali, sedangkan Mihjan masih di tempatnya, maka Rasululalh SAW bertanya, 'Apa yang menghalangimu untuk shalat bersama orang-orang, bukankah engkau muslim?‘ Ia menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah, akan tetapi aku telah shalat di keluargaku.' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Bila engkau datang, maka shalatlah bersama orang-orang, walaupun engkau sudah shalat ." Lafazh ini dari hadits Malik, maknanya sama.
Sunan Daruquthni 1527: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ahmad bin Manshur, Sa'dan bin Nashr dan Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Yazid bin Harun mengabarkan kepada kami, Husain Al Mu'allim menceritakan kepada kami, dari Amr bin Syu'aib, Sulaiman maula Maimunah menceritakan kepadaku, bahwa ia mendengar Ibnu Umar mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah kalian melakukan suatu shalat dua kali dalam sehari'."
Sunan Daruquthni 1528: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abbas menceritakan kepada kami, Rauh menceritakan kepada kami, Husain menceritakan kepada kami, hadits ini.
Sunan Daruquthni 1529: Ahmad bin Ishaq bin Al Buhlul menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami, Husain bin Dzakwan mengabarkan kepadaku, Amr bin Syu'aib mengabarkan kepadaku, Sulaiman maula Maimunah mengabarkan kepadaku, ia mengatakan, "Pada suatu hari aku datang kepada Ibnu Umar, saat itu ia sedang duduk di tembok dan orang-orang sedang shalat Ashar, lalu aku berkata, 'Wahai Abu Abdirrahman, orang-orang sedang shalat.' Ia menjawab, 'Aku sudah shalat, sungguh aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Shalat fardhu tidak dilaksanakan dua kali dalam sehari." Husain Al Mu'allim meriwayatkannya sendirian dari Amr bin Syu'aib. Wallahu a‘lam.
Sunan Daruquthni 1530: Abu Abdillah Al Husain bin Muhammad bin Sa'id Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Dzi'b, Amr bin Al Harits dan Yunus bin Yazid mengabarkan kepadaku, bahwa Ibnu Syihab mengabarkan kepada mereka, dari Urwah bin Az-Zubair, dari Aisyah istri Nabi SAW, ia mengatakan, "Rasulullah SAW shalat semenjak selesainya shalat Isya hingga fajar sebanyak sebelas raka'at, beliau salam pada setiap dua raka'at, dan witir satu raka'at, beliau sujud selama sekitar seseorang dari kalian membaca lima puluh ayat sebelum beliau mengangkat kepalanya. Dan bila muadzdzin telah berhenti dari menyerukan shalat Subuh dan telah nyata fajar baginya, beliau berdiri lalu shalat dua raka'at yang ringan, kemudian berbaring pada sebelah kanannya hingga muadzdzin mendatanginya untuk iqamah, kemudian beliau keluar bersamanya." Sebagian mereka menambahkan pada yang lainnya dalam kisah hadits ini.
Sunan Daruquthni 1531: Abdullah bin Sulaiman bin Al Asy'ats menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far dan Abdurrahman menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Syu'bah mengabarkan kepada kami {h} Abu Ali Al Maliki Muhammad bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Bundar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami {h} Umar bin Ahmad bin Ali Al Qaththan menceritakan kepada kami, Muhammad bin Al Walid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Syu'bah menceritakan kepada kami, dari Ya'la bin 'Atha‘ bahwa ia mendengar Ali Al Azdi mengatakan: Aku mendengar Abdullah bin Umar menyampaikan hadits dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Shalat (sunah) malam dan (shalat sunah) siang adalah dua raka'at-dua raka'at." Ibnu Abi Daud mengatakan kepada kami, "Ini adalah shalat sunah yang hanya dilakukan oleh orang-orang Makkah."
Sunan Daruquthni 1532: Muhammad bin Mahmud bin Al Mundzir Al Ashamm menceritakan kepada kami, Yusuf bin Bahr menceritakan kepada kami di Bajalah, Daud bin Manshur menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'd menceritakan kepadaku, dari Amr bin Al Harits, dari Bukair bin Al Asyajj, dari Abdullah bin Abu Salamah. Dari Muhammad bin Abdurrahman bin Tsauban, dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, "Shalat (sunah) malam dan (shalat sunah) siang adalah dua raka‟at-dua raka‟at."
Sunan Daruquthni 1533: Abdullah bin Abu Daud menceritakan kepada kami, Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Mu'adz bin Mu'adz, Ibnu Abi Adi dan Sahl bin Yusuf menceritakan kepada kami, dari Syu'bah, dari Abd Rabbih bin Sa'id, dari Anas bin Abu Anas, dari Abdullah bin Nafi' Ibnu Al Amya\ dari Abdullah bin Al Harits, dari Al Muththalib, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Shalat (sunah) adalah dua raka‟at-dua raka‟at, engkau bertasyahhud pada setiap dua raka'at, engkau berhenti, diam, menengadahkan kedua tangan sambil mengucapkan, 'Ya Allah. Ya Allah.' [berdoa]. Barangsiapa yang tidak melakukan demikian, maka itu kurang (sempurna)." Diriwayatkan juga oleh Al-Laitsi, yakni Ibnu Sa'd dari Abd Rabbih, dari Imran bin Abu Anas, dan ia menyandarkannya pada Al Fadhl bin Al Abbas.
Sunan Daruquthni 1534: Muhammad bin Sulaiman Al Maliki menceritakan kepada kami di Bashrah, Ahmad bin Abdah menceritakan kepada kami, Abdul Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, Qudamah bin Musa memberitahukan kepada kami, dari Muhammad bin Al Hushain At-Tamimi, dari Abu Alqamah maula Ibnu Abbas, dari Yasar maula Ibnu Umar, ia menuturkan, "Ibnu Umar melihatku shalat setelah (shalat) Subuh, maka ia melemparku dengan kerikil seraya mengatakan, 'Wahai Yasar, berapa kali engkau shalat?' Aku jawab, 'Tidak tahu.' Ia berkata, 'Engkau tidak tahu? Sesungguhnya Rasulllah SAW keluar kepada kami, saat itu kami sedang melakukan shalat ini, maka beliau pun sangat marah sekali kepada kami, lalu beliau bersabda, 'Hendaknya yang hadir di antara kalian ini menceritakan kepada yang tidak hadir, bahwa tidak ada shalat setelah Subuh kecuali dua raka‟at'.
Sunan Daruquthni 1535: Muhammad bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud AsSijistani menceritakan kepada kami, Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Wuhaib menceritakan kepada kami, dari Qudamah bin Musa, dari Ayyub bin Hushain, dari Abu Alqamah, dari Yasar maula Ibnu Umar, ia menuturkan, "Ibnu Umar melihatku ketika aku sedang shalat setelah terbitnya fajar, lalu ia berkata, 'Wahai Yasar, sesungguhnya Rasulullah SAW keluar kepada kami ketika kami sedang melakukan shalat ini, lalu beliau bersabda, 'Hendaknya yang hadir di antara kalian ini menceritakan kepada yang tidak hadir, janganlah kalian shalat setelah Subuh kecuali dua raka'at"
Sunan Daruquthni 1536: Yazid bin Al Husain Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il Al Hassani menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami, Sufyan mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Ziyad bin An'um menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Yazid, dari Abdullah bin Amr, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada shalat setelah shalat Subuh, kecuali dua raka'ar."
Sunan Daruquthni 1537: Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhrami menceritakan kepada kami, Abu Bakar As-Sukain Ath-Tha"i Zakariyya bin Yahya menceritakan kepada kami {h} Muhammad bin Makhlad bin Hafsh menceritakan kepada kami, Junaid bin Hakim menceritakan kepada kami, Abu As-Sukain Ath-Tha'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Sukain Asy-Syaqari Al Muadzdzin menceritakan kepada kami, Abdullah bin Bukair Al Ghanawi mengabarkan kepada kami, dan Muhammad bin Suqah, dari Muhammad bin Al Munkadir, dari Jabir bin Abdullah, ia menuturkan, "Nabi SAW pernah merasa kehilangan beberapa orang dalam shalat, lalu beliau bertanya, „Apa yang menghalangi kalian untuk shalat?‘ Mereka menjawab, '(Kesibukan mengurusi) kulit pohon yang ada pada kami.' Beliau pun bersabda, 'Tidak ada shalat bagi tetangga masjid kecuali di masjid''." Ini lafazh Ibnu Makhlad. Abu Hamid rnenyebutkan (dalam redaksinya): "Tidak ada shalat bagi yang mendengar seruan (adzan) kemudian tidak mendatanginya, kecuali karena suatu alasan (udzur syar'i)."
Sunan Daruquthni 1538: Abu Yusuf Ya'qub bin Abdurrahman Al Mudzakkar menceritakan kepada kami, Abu Yahya Al Aththar. Muhammad bin Sa'id bin Ghalib menceritakan kepada kami, Yahya bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Sulaiman bin Daud Al Yamani, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada shalat bagi tetangga masjid kecuali di masjid'."
Sunan Daruquthni 1539: Ya'qub bin Ibrahim Al Bazzaz menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Arafah menceritakan kepada kami, Al Muththalib bin Ziyad menceritakan kepadaku, dari Abu Ishaq As-Sabi'i, dari Al Harits, dari Ali, ia mengatakan, "Barangsiapa menjadi tetangga masjid, lalu ia mendengar muadzdzin menyemkan (adzan) namun ia tidak memenuhinya tanpa udzur, maka tidak ada shalat baginya."
Sunan Daruquthni 1540: Ali bin Abdullah bin Mubasysyir menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Bayan menceritakan kepada kami, Husyaim menceritakan kepada kami, dari Syu'bah, Adi bin Tsabit menceritakan kepada kami, Sa'id bin Jubair menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa mendengar seruan (adzan) namun tidak memenuhinya, maka tidak ada shalat baginya kecuali karena udzur."
Sunan Daruquthni 1541: Ibnu Mubasysyir dan yang lainnya menceritakan kepada kami, mereka mengatakan: Abbas bin Muhammad Ad-Duri menceritakan kepada kami, Qurad menceritakan kepada kami, dari Syu'bah, dengan isnadnya, serupa itu. Syaikh mengatakan, "Husyaim memarfu‘kannya', sedangkan Qurad adalah seorang Syaikh di antara warga Bashrah, ia tidak diketahui kredibilitasnya.
Sunan Daruquthni 1542: Muhamamd bin Yahya bin Mirdas menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Qutaibah bin Sa'id menceritakan kepada kami, Jarir menceritakan kepada kami, dari Abu Janab, dari Maghra' Al Abdi, dari Adi bin Tsabit, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa mendengar penyeru (muadzdzin) dan tidak ada udzur yang menghalangi untuk memenuhinya,'' mereka hertanya, 'Apakah udzur dimaksud?' beliau menjawab, 'Rasa takut atau sakit, maka Allah tidak akan menerima darinya shalat yang telah dilakukannya"
Sunan Daruquthni 1543: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Khuzaimah menceritakan kepada kami, Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Baqiyyah mengabarkan kepada kami, Umar bin Abu Umar menceritakan kepadakku, dari Makhul, dari Abdullah bin Abbas, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Apabila seseorang di antara kalian lupa suatu shalat lalu teringat ketika mengerjakan shalat fardhu lainnya, maka hendaklah ia memulai dengan yang sedang dikerjakannya, kemudian setelah selesai barulah mengerjakan yang terlupakan'." Umar bin Abu Umar majhul (tidak diketahui kredibilitasnya).
Sunan Daruquthni 1544: Ja'far bin Muhammad Al Wasithi menceritakan kepada kami, Musa bin Harun menceritakan kepada kami, Yahya bin Ayyub menceritakan kepada kami, Sa'id bin Abdurrahman Al Jumahi menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah, dari Nafi‘, dari Ibnu Umar, ia mengatakan, "Apabila seseorang di antara kalian lupa suatu shalat dan tidak teringat kecuali ketika ia sedang (shalat) bersama imam, maka hendaklah ia shalat bersama imam, kemudian setelah selesai, hendaklah ia mengerjakan shalat yang terlupakan, kemudian mengulangi shalat yang dilakukannya bersama imam." Musa mengatakan: Abu Ibrahim At-Tarjumani juga menceritakan kepada kami, Sa'id menceritakan kepada kami, ia menyandarkannya kepada Nabi SAW, namun ia mengirangira dalam menyandarkannya kepada beliau. Bila ia menarik penyandarannya, maka itu sesuai dengan riwayat yang benar.
Sunan Daruquthni 1545: Ahmad bin Nashr bin Sandawaih menceritakan kepada kami, Yusuf bin Musa menceritakan kepada kami, Abu Usamah mengabarkan kepada kami, Husain bin Dzakwan menceritakan kepada kami, dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Shalatnya orang yang duduk adalah setengah dari shalatnya orang yang berdiri, dan shalatnya orang yang berbaring adalah setengah dari shalatnya orang yang duduk'"
Sunan Daruquthni 1546: Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abu Ahmad Muhammad bin Abdul Wahhab An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Ja'far bin Aun menceritakan kepada kami, Al A'masy menceritakan kepada kami, dari Abu Sufyan, dari Jabir, ia mengatakan, "Rasulullah SAW terpelanting dari punggung kudanya di Madinah hingga membentur pohon kurma sehingga kakinya terkilir, lalu beliau tinggal di rumah Aisyah, kemudian kami datang menjenguknya, saat itu kami dapati beliau sedang shalat sunah sambil duduk, maka kami pun berdiri di belakang beliau. Kemudian kami mendatanginya sedang shalat fardhu, lalu kami berdiri di belakangnya, kemudian beliau mengisyaratkan kepada kami untuk duduk, maka kami pun duduk. Selesai shalat beliau bersabda, 'Ikutilah imam, bila ia shalat sambil duduk maka shalatlah kalian sambil duduk, dan bila ia shalat sambil berdiri maka shalatlah kalian sambil berdiri. Dan janganlah kalian melakukan sebagaimana yang dilakukan orang-orang Persia terhadap para pembesar mereka',
Sunan Daruquthni 1547: Abu Bakar menceritakan kepada kami, Abbas bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ja'far menceritakan kepada kami, riwayat ini, namun ia tidak menyebutkan (redaksi): 'shalat sunah'.
Sunan Daruquthni 1548: Ahmad bin Abbas Al Baghawi menceritakan kepada kami, Hammad bin Al Hasan menceritakan kepada kami, Abu Amir menceritakan kepada kami, Khalid bin Iyas menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Ubaid bin Rifa'ah menceritakan kepadaku, ia menuturkan, "Aku datang kepada Jabir bin Abdullah, lalu aku nendapatinya sedang shalat mengimami para sahabatnya sambil duduk. Selesai shalat aku menanyakan hal itu kepadanya, ia pun menjawab, 'Aku katakan kepada mereka, bahwa aku tidak dapat berdiri. Jika kalian ingin shalat mengikuti shalatku, maka duduklah, karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya imam adalah perisai, bila ia shalat sambil berdiri maka shalatlah kalian sambil berdiri, dan bila ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk'."
Sunan Daruquthni 1549: Isma'il bin Muhammad Ash-Shaffar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isma'il As-Sulami menceritakan kepada kami, Abu Tsabit menceritakan kepada kami, Hafsh bin Abu Al Aththaf menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zinad, dari Al A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa terlupa akan suatu shalat, maka waktunya adalah ketika ia mengingatnya.
Sunan Daruquthni 1550: Abu Syaibah Abdul Aziz bin Ja'far bin Bakar menceritakan kepada kami, Amr bin Ali menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Abdullah bin Babah, dari Jubair bin Muth'im, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Bani Abdi Manaf, bila kalian diberi suatu tugas dari perkara ini, maka janganlah kalian mencegah orang thawaf yang thawaf di Baitullah dan melakukan shalat kapan pun ia mau, baik malam maupun siang."
Sunan Daruquthni 1551: Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Buhlul menceritakan kepada kami, kakekku menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami, Al Jarrah bin Minhal menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Nafi' bin Jubair, ia mendengar ayahnya yakni Jubair bin Muth'im mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Bani Abdi Manaf -atau: Wahai Bani Qushshai-, janganlah kalian melarang seorang pun thawaf di Baitullah dan shalat kapanpun ia mau, baik malam maupun siang,."
Sunan Daruquthni 1552: Al Hasan bin Ahmad bin Sa'id Ar-Ruhawi menceritakan kepada kami, Abu Awanah Ahmad bin Abu Ma'syar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Amr menceritakan kepada kami, Ma'qil bin Ubaidullah menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, ' Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seorang pun yang shalat di Baitullah ini kapan pun ia mau, baik malam maupun siang.
Sunan Daruquthni 1553: Abdullah bin Muhammad bin Ishaq Al Marwazi menceritakan kepada kami, Hafsh bin Amr Ar-Rabali menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab Ats-Tsaqfi menceritakan kepada kami, Ayyub menceritakan kepada kami, dari Abu Az-Zubair, aku kira dari Jabir, bahwa Nabi SAW bersabda, "Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seseorang thawaf di Baitullah ini kapan pun ia kehendaki, baik malam maupun siang."
Sunan Daruquthni 1554: Abu Thalib Al Hafizh Ahmad bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Yazid bin Al A'ma menceritakan kepada kami di Harran, Yahya bin Abdullah bin AdhDhahhak menceritakan kepada kami, Umar bin Qais menceritakan kepada kami, dari Ikrimah bin Khalid, dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im, dari ayahnya, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seorang pun yang shalat di Baitullah ini kapan pun, baik malam ataupun siang."
Sunan Daruquthni 1555: Al Husain bin Yahya bin Ayyasy Al Qaththan menceritakan kepada kami, Al Hasan bin Muhammad menceritakan kepada kami, ia mengatakan: Abu Abdilah Asy-Syafi'i mengatakan: Abdullah bin Al Muammal menceritakan kepada kami, dari Humaid maula Afra', dari Qais bin Sa'd, dari Mujahid, ia mengatakan, "Abu Dzarr datang dari Makkah, lalu ia menarik pangkal pintu, lalu berkata, 'Siapa yang mengenalku maka ia telah mengenalku, adapun yang belum mengenalku, maka aku adalah Jundub Abu Dzarr, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada shalat setelah Subuh hingga terbitnya matahari, dan tidakpula setelah Ashar hingga terbenamnya matahari, kecuali di makkah, kecuali di Makkah''."
Sunan Daruquthni 1556: Al Abbas bin Abdus Sami' Al Hasyimi menceritakan kepada kami, Abdullah bin Ahmad bin Abu Masarah menceritakan kepada kami, Khallad bin Yahya bin Shafwan menceritakan kepada kami, Abdul Wahhab bin Mujahid menceritakan kepada kami, 'Atha' menceritakan kepadaku, Nafi' bin Jubair bin Muth'im menceritakan kepadaku, bahwa ia mendenar Jubair mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ' Wahai Bani Abdul Muththalib, janganlah kalian melarang orang yang shalat di Baitullah ini kapan pun, baik malam maupun siang'."
Sunan Daruquthni 1557: Al Husain bin Shafwan Al Bardz'i menceritakan kepada kami, Ahmad bin Muhammad bin Sha'id menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ubaid Al Muharibi menceritakan kepada kami, Abu Mu'awiyah menceritakan kepada kami, dari Isma'il bin Muslim, dari Amr bin Dinar, dari Nafi' bin Jubair bin Muth'im, dari ayahnya, ia mengatakan, "Rasulullah SAW bersabda, ' Wahai Bani Abdi Manaf, Wahai Bani Hasyim, jika suatu hari kalian ditugasi perkara ini, maka janganlah melarang orang yang thawafdi Baitullah atau orang yang shalat, kapan pun, baik malam maupun siang"
Sunan Daruquthni 1558: Muhammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Kurdus bin Muhammad menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Isma'il bin Muslim menceritakan kepada kami, dari Amr bin Dinar, dengan isnad ini, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Janganlah kalian melarang seseorang thawa fdi Baitullah ini, baik malam maupun siang."
Sunan Daruquthni 1559: Utsman bin Ahmad Ad-Daqqaq menceritakan kepada kami, Ja'far bin Muhammad bin Syakir menceritakan kepada kami, Suraij bin An-Nu'man menceritakan kepada kami, Al Walid Al Adani menceritakan kepada kami, Raja‘ Abu Sa'id menceritakan kepada kami, Mujahid menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW bersabda, "Wahai Bani Abdul Muththalib —atau: Wahai Bani Abdi Manaf— janganlah kalian melarang seorang pun melakukan thawaf dan shalat di Baitullah, karena sesungguhnya tidak ada shalat setelah Subuh hingga terbitnya matahari, dan tidak ada shalat setelah Ashar hingga terbenamnya matahari, kecuali di Baitullah ini, mereka boleh thawaf dan shalat."